EFEKTIVITAS ALAT PEMURNI AIR
DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe)
BERDASARKAN VARIASI WAKTU TINGGAL
PADA AIR SUMUR GALI
SKRIPSI
Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Lingkungan Industri
SHARAH CINTYA SASADARA
NIM. D11.2009.00957
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
© 2013
Persembahan untuk kedua
Orang Tuaku :
Semoga amalan ini menjadi salah satu
penyejuk hati beliau berdua
Jazakumullah khairan atas
Pemeliharaan dan pendidikan yang
dicurahkan hingga hari ini………
RIWAYAT HIDUP
Nama : Sharah Cintya Sasadara
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 8 Maret 1990 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Taman Giri Mukti Timur I/252 Semarang
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Pedurungan Tengah 02-03, tahun 1996 - 2002 2. SMP Negeri 2 Semarang, tahun 2002 - 2005
3. SMA Negeri 11 Semarang, tahun 2005 - 2008
4. Diterima di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2009.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “ Efektivitas Alat Pemurni Air Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur Gali “. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan hati yang tulus, harapan penulis untuk mendapatkan koreksi agar Skripsi ini dapat diterima.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini, banyak memperoleh bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan iklas kepada :
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, MKom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
3. Suharyo, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
4. Eni Mahawati, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, nasehat dan teladan yang diberikan penulis dalam penyelesaian skripsi.
5. Eko Hartini, ST, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan saran, nasehat dan teladan selama penyusunan skripsi.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan moril.
7. Kedua adikku Panji Gahana K dan Sangga Raga P yang membantu pelaksanaan penelitian.
8. Kukuh Iman Santoso yang selalu memberikan doa dan dukungan.
9. Teman-temanku Cahya Rananingtyas, Riyana Fatmawati, Ery Oktrivianasari yang selalu memberikan dukungan dan doa.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis memohon kehadirat Allah SWT, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro.
Semarang, Februari 2013
Penulis
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
2013
ABSTRAK
SHARAH CINTYA SASADARA
EFEKTIVITAS ALAT PEMURNI AIR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) BERDASARKAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA AIR SUMUR GALI
xvi + 51 hal + 11 tabel + 2 gambar + 6 lampiran
Air merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Air yang dikonsumsi setiap hari harus memenuhi syarat air bersih, antara lain harus memenuhi persyaratan kimia agar tidak mengganggu kesehatan tubuh. Dalam memenuhi syarat kualitas air agar aman dikonsumsi diperlukan alat pemurni air. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan metode randomized pretest-posttest. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan yaitu berdasarkan waktu tinggal 1 jam, 5 jam dan 9 jam. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan data hasil uji laboratorium, untuk mengetahui kadar besi sebelum dan sesudah perlakuan. Data primer diolah dan dianalisis menggunakan uji anova. Populasi dan sampel yang digunakan berasal dari satu sumber yang terletak pada wilayah Kota Semarang, Kelurahan Pandansari RT 03, RW 03 dengan kadar besi lebih dari nilai baku mutu untuk air minum yaitu 0,33 mg/l.
Nilai efektivitas alat pemurni air dari tiga perlakuan yang diberikan pada perlakuan 1 jam (97,1%), perlakuan 5 jam (98,2%), dan perlakuan 9 jam (97,1%). Waktu tinggal yang paling efektif pada perlakuan 5 jam. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh yang berbeda pada air sumur gali yang dimasukkan pada alat pemurni air dengan tiga perlakuan yang diberikan terhadap penurunan kadar besi (P-value 0,254). Alat pemurni air mampu menurunkan kadar besi pada air sumur gali dibawah nilai baku mutu, sehingga aman untuk dikonsumsi. Disarankan kepada produsen alat pemurni air, sebaiknya wadah bagian atas ditambahkan garis volume. Bagi pengguna alat pemurni air sebaiknya menggunakan sumber air yang memiliki kekeruhan rendah dan jangan memasukkan air terus menerus ke dalam alat pemurni air.
Kata kunci : kadar besi (Fe), efektivitas alat pemurni air, proses pengolahan air minum
Kepustakaan : 33 buah, 2004 - 2012
Undergraduate of Public Health Health Faculty of Dian Nuswantoro University
Semarang 2013
ABSTRACT
SHARAH CINTYA SASADARAEFFECTIVENESS OF WATER PURIFIER IN DECREASE IRON (Fe) CONCENTRATION BASED ON LIVE TIME VARIATIONS OF WATER WELL DUG. xvi + 51 pages + 11 tables + 2 pictures + 6 attachments
Water is the most important element in human life. Water consumed every day should be a good quality as fresh water, among others must meet the chemical requirements in order to be have a healty water. So that, need a water purifier to get water quality and safe for drinking. The aim of this study was to determine effectiviness of water purifier in decrease iron concentration based on live time variations of water well dug.
This research was quasi-experimental with randomized pretest-posttest methods. The study consisted of three treatment based on live time that is 1 hour, 5 hour and 9 hour. The research instrument used was the observation sheet and laboratory test data, to determine of iron concentration before and after treatment. Primary data were processed and analyzed using Anova test. Population and samples were taken from a source located at area Semarang City, Village Pandansari RT 03, RW 03 with iron concentration more than the value of quality standard for drinking water is 0.33 mg/l.
Value water purifier effectiveness of three treatments on treatment 1 hour (97.1%), treatment 5 hour (98.2%), and treatment 9 hour (97.1%). The live time of the most effective in treatment 5 hour. Statistical test results showed no effect of different water well dug entered in the water purifier with three treatment to reduce iron concentration (P-value 0.254). Water purifier can reduce iron concentration of water well dug undervalued quality standards so safe for consumption.
The advices for manufacturers of water purification equipment were the upper container should be added line volume, for users of water purifier should use water source that has a low turbidity and do not enter the water continuously into the water purifier.
Keywords : concentration iron (Fe), the effectiveness of water purifier, drinking water treatment processes
Bibliography : 33 books, 2004 – 2012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN HAK CIPTA ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
PRAKATA ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 F. Lingkup Penelitian ... 7 xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Bersih ... 8
B. Air Tanah ... 8
C. Persyaratan Air Minum ... 9
D. Pencemaran Air ... 11
E. Penyebab Utama Tingginya Kadar Besi Dalam Air ... 12
F. Akibat Besi (Fe) yang Tinggi ... 14
G. Metode Pemurnian Air Untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe)... 15
H. Alat Pemurni Air ... 18
I. Kerangka Teori ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 22
B. Hipotesis ... 22
C. Jenis Penelitian ... 22
D. Variabel Peneltian ... 25
E. Definisi Opreasional ... 25
F. Populasi dan Sampel ... 26
G. Pengumpulan Data ... 28
H. Instrumen Penelitian ... 29
I. Pengolahan Data ... 31
J. Analisa Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Sumber Air ... 34
B. Gambaran Alat Pemurni Air ... 36
C. Pemeriksaan Kadar Besi Sebeleum dan Sesudah Perlakuan ... 37
D. Penurunan Kadar Besi (Fe) Sesudah Perlakuan ... 38
E. Efektivitas Penurunan Kadar Besi (Fe) Sesudah Perlakuan ... 39
F. Pengaruh Tiga Perlakuan Waktu Dengan Penurunan Kadar Besi (Fe) ... 40
BAB V PEMBAHASAN A. Proses/Treatment Air Sumur Gali Kedalam Alat Pemurni Air ... 41
B. Efektivitas Alat Pemurni Air Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) ... 46
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian 6
2.1 Nilai Ideal Bahan atau Zat Kimia yang Terdapat dalam Air 11
3.1 Desain Penelitian Efektivitas Alat Pemurni Air Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur 24
3.2 Rancangan Penelitian Randomized Pretest-Postest 24
3.3 Daftar Nama Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Variabel 25
3.4 Prosedur Uji Kadar Besi (Fe) Pada Air Bersih 31
4.1 Sanitasi Air Sumur Gali 35
4.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) pada Air Sumur Gali Sesudah Perlakuan dengan Alat Pemurni Air (tiga perlakauan waktu) dan Air Kontrol (tiga perlakuan waktu) 37
4.3 Penurunan Kadar Besi (Fe) Sesudah Perlakuan 38
4.4 Efektivitas Alat Pemurni Air Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal 39
4.5 Uji Beda Tiga Perlakuan Waktu Terhadap Penurunan Kadar Besi (Fe) 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Alat pemurni Air 19 2.2 Kerangka Teori 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Ijin Penelitian 2. Lembar Observasi 3. Hasil Uji Laboratorium 4. Hasil Perhitungan Statistik 5. Hasil Perhitungan Uji Efektivitas 6. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat vital bagi mahluk di muka bumi ini. Tanpa makan orang dapat bertahan hidup 3-6 bulan, namun tanpa air orang hanya dapat bertahan hidup paling lama 3 hari. Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 50-80% terdiri dari cairan.1 Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.2
Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan, air tanah, dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam maupun mata air.2
Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Semarang tahun 2010, persentase rumah tangga di Kota Semarang yang menggunakan air kemasan dan ledeng sebesar 72,2 persen, sedangkan sisanya menggunakan air dari sumur, mata air dan lain-lain.3
Sifat air yang merugikan adalah mudah tercemar baik oleh bahan an organik/organik dan jasad renik dan media yang paling baik untuk berkembangnya bakteri/virus berbahaya.1 Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan-persyaratan tersebut. Air yang sehat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun biologis.4
Air tanah mengalami kontak dengan berbagai macam material yang terdapat di dalam bumi. Sehingga pada umumnya air tanah mengandung kation dan anion terlarut dan beberapa senyawa anorganik. Ion-ion yang sering ditemui pada air tanah salah satunya adalah besi.5
Besi adalah elemen yang banyak di batuan dan merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air.6
Besi merupakan nutrient yang penting bagi tubuh, namun jika dikonsumsi terus menerus dan tidak sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan akan terjadi akumulasi pada tubuh.7
Kadar besi yang tinggi akan menimbulkan dampak secara fisiologis pada kesehatan tubuh manusia seperti Hemochromatosis8, kerusakan hati, ginjal dan syaraf.7 Keracunan besi mengakibatkan permebealitas dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar9. Selain dampak pada kesehatan, besi menimbulkan bau yang kurang enak dan menyebabkan
warna kuning pada dinding bak kamar mandi serta bercak-bercak kuning pada pakaian.5
Syarat air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 mengenai syarat besi pada air bersih adalah 1,0 mg/lt. Sedangkan syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, kadar besi dalam air minum maksimum adalah 0,3 mg/lt.
Berdasarkan dampak besi pada tubuh manusia maka diperlukan teknik pengolahan air untuk menurunkan kadar besi agar air yang dikonsumsi memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan salah satunya dengan menggunakan alat pemurni air.
Alat pemurni air ini adalah teknologi pemurni air siap minum terlindung dari kuman berbahaya penyebab penyakit. Air tanah atau PAM mentah yang biasa dimasak untuk minum dapat diproses dengan alat pemurni air ini untuk menghasilkan air siap minum.10 Alat pemurni air ini mampu menghilangkan partikel terlihat, parasit dan pestisida, menurunkan kandungan logam berat, sehingga air yang dihasilkan jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami.11 Pada alat pemurni air ini terdapat salah satu komponen yang dipasang yaitu filter karbon aktif. Karbon aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta mempunyai kemampuan daya serap (adsorpsi) yang baik. Karbon aktif digunakan sebagai bahan pemucat (penghilang zat warna), penyerap gas, dan penyerap logam.7
Alat pemurni air ini menjadi sorotan masyarakat. Kualitas air dari hasil olahan alat pemurni yang telah digunakan masyarakat yaitu berbau12 dan berasa13. Masyarakat beramsumsi bahwa alat pemurni air tidak dapat menurunkan kadar besi pada air14. Air hasil pengolahan alat pemurni air ini menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat yang sudah mengkonsumsi yaitu gangguan pada perut, pusing, panas-dingin, kembung, gangguan pada kaki sehingga tidak nafsu makan dan minum.15
Berdasarkan bahaya besi pada kesehatan tubuh manusia dan kemunculan alat pemurni air mengenai kecanggihan alat pemurni tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk menguji efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik alat dan sumber air yang diuji b. Mengukur kadar besi awal pada air sumur gali.
c. Melakukan proses / treatment terhadap air sumur gali dengan menggunakan alat pemurni air berdasarkan variasi waktu tinggal.
d. Mengukur kadar besi pada air sumur gali setelah proses / treatment berdasarkan variasi waktu tinggal.
e. Menganalisis efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan besi (Fe) berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keilmuan
Meningkatkan pengetahuan mengenai cara kerja komponen alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali.
2. Bagi Program
Rekomendasi bagi pemerintah sebagai upaya tindak lanjut dalam mengatasi pencemaran air sumur gali.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai efektivitas dan cara kerja alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
.
Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. LPPT UGM (2010) Efektivitas proses penyaringan dan membuktikan air hasil purifikasi dengan alat pemurni air siap diminum sesuai ketentuan KepMenkes RINo.907/MENKES /SK/VII/2002 Experimen dengan tiga perlakuan : 5L, 750 L, 1500 L.
Air hasil filtrasi
menghasilkan kualitas air yang memenuhi PerMenkes. 2. Tuti Rahayu (2004) Karakteristik Air Sumur Dangkal Di Wilayah Kartasura dan Upaya Penjernihannya observasi untuk karakteristik air dan eksperimen laboratorium untuk data tentang kualitas air setelah penjernihan.
a. kualitas air sumur secara fisik hasilnya baik, tetapi secara kimia yang terdiri dari unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe) melebihi ambang batas
b. Penggunaan arang tempurung kelapa menurunkan kadar mangan dan besi paling efektif adalah perlakuan selama 30 menit pertama
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sampel air yang digunakan adalah air sumur gali yang mengandung kadar besi (Fe) melebihi nilai baku mutu air minum dan berasal dari satu sumber saja. Perbedaan lain adalah
perlakuan yang diberikan untuk menguji efektivitas alat pemuri air. Untuk menguji efektivitas alat pemurni dalam menurunkan kadar besi diberikan tiga perlakuan waktu (1 jam, 5 jam, 9 jam) dengan kapasitas volume 9 liter untuk setiap perlakuan. Perlakuan waktu diberikan berdasarkan kemampuan waktu alat pemurni air dalam memurnikan air. Volume untuk setiap perlakuan berdasarkan kapasitas air yang dapat diisi pada alat pemurni bagian atas.
Dari hasil rekap uji alat pemurni air, alat pemurni air tersebut mampu menurunkan kadar besi hingga memenuhi kadar untuk air minum berdasarkan volume pemakaian alat pemurni air. Kadar besi yang awalnya 0,55 mg/l dapat mengalami penurunan menjadi 0,02 mg/l, ,0,01 mg/l dan <0,01 mg/l berdasarkan pemakaian volume 5L, 750 L dan 1500 L.16
F. Lingkup Penelitian
1. Lingkup Keilmuan : Teknologi pengolahan air bersih 2. Lingkup Materi : Teknologi pemurnian air minum
3. Lingkup Lokasi : Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Pandansari RT 03, RW 03 dan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Semarang.
4. Lingkup Metode : Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu.
5. Lingkup Obyek : Air sumur yang memiliki kadar besi yang melebihi nilai baku mutu untuk air minum.
6. Lingkup Waktu : Penelitian dilakukan pada bulan Januari tahun 2013. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.1
B. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal, terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama.17
Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan menggali atau mengebor sampai kedalaman tertentu. Jenis sumur yang digunakan untuk memperoleh air tanah ini adalah sumur gali, sumur pompa tangan dangkal, dan sumur pompa tangan dalam. Sumur gali termasuk sumur dangkal dengan kedalaman 1-10 meter.1
C.
Persyaratan Air Minum
1. Parameter Fisik
Parametr fisik umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Air yang baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak menarik dipandang dari sudut estetika. Selain itu juga, bau busuk bisa disebabkan proses penguraian bahan organik yang terdapat dalam air.2 Air yang baik idealnya harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba pathogen dapat terlindung oleh partikel tersebut.2
Air yang baik idealnya juga tidak memiliki rasa/tawar. Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam disebabkan adanya asam di dalam air dan rasa pahit disebabkan adanya basa di dalam air tersebut. Selain itu air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar (udara ambien).2
2. Parameter Bekteriologis
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali, tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air.17
3. Parameter Kimia
Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Dalam standar air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, Volatile organic chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan beracun maupun zat pengikat Oksigen.2
Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga menyebabkan kehadiran logam dalam air minum.2
Bahan kimia organik dalam air minum dapat dibedakan menjadi 3 kategori. Kategori I adalah bahan kimia yang mungkin bersifat carcinogen bagi manusia. Kategori II bahan kimia yang tidak bersifat carcinogen bagi manusia. Kategori III adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kronis tanpa ada fakta carcinogen.2
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.4
Tabel 2.1
Nilai Ideal Bahan atau Zat Kimia yang Terdapat dalam Air
Sumber : Soekidjo Notoatmodjo. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. 2007.
D. Pencemaran Air
Dalam UU no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP RI no 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yang dimaksud dengan Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat ,energi dan komponen lain sebgai aktivitas manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Berdasarkan definisi tersebut penecemaran air dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja dari kegiatan manusia pada perairan yang peruntukannya sudah jelas.18 Air tanah mengalami kontak dengan berbagai macam material yang terdapat di dalam bumi. Sehingga pada umumnya air tanah mengandung kation dan anion terlarut dan beberapa senyawa anorgnik. Ion-ion yang sering ditemui pada air tanah adalah besi. Keberadaan zat besi di dalam sistem penyediaan air
Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan
Flour (F) 1-1,5 mg/l Chlor (CI) 250 mg/l Arsen (As) 0,005 mg/l Tembaga (Cu) 1,0 mg/l Besi (Fe) 0,3 mg/l Zat Organik 10 mg/l Ph (keasaman) 6,5-9,0 CO2 0 mg/l 11
minum domestik telah menjadi masalah yang serius sejak lama karena pada umumnya berada dalam keadaan bervalensi dua.5
Kandungan unsur besi di air tanah, terutama di dalam air sumur banyak terjadi. Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah. Lapisan-lapisan tanah yang dilewati air mengandung unsur-unsur kimia tertentu, salah satunya adalah persenyawaan besi.6
E. Penyebab Utama Tingginya Kadar Besi Dalam Air
1. Kedalaman
Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.19
2. Rendahnya pH Air
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk ferri akan mengendap
dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata. Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7.19
3. Adanya Gas-gas Terlarut dalam Air.
Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah CO2 dan H2S. Beberapa gas terlarut dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif. Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air, (CO2) dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang larut dalam air, CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air, CO2 agresif-lah yang paling berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih tinggi.19
4. Suhu
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.19
5. Bakteri
Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa dan lain-lain. Bakteri ini mempertahankan
hidupnya membutuhkan oksigen dan besi. 19
F. Akibat Kadar besi (Fe) yang Tinggi
1. Pada Air yang Terlarut
a. Rasa dan bau logam yang amis pada air, disebabkan karena bakteri mengalami degradasi.6
b. Besi dalam konsentrasi yang lebih besar mg/l, akan memberikan suatu rasa pada air yang mengambarkan rasa metalik, astrinogent atau obat.6 c. Mengakibatkan pertumbuhan bakteri besi (Crenothrix dan Gallionella)
yang berbentuk filamen.6
d. Menimbulkan warna kecoklat-coklatan pada pakaian putih.
e. Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan disebabkan oleh besi).6
f. Dapat mengakibatkan penyempitan atau penyumbatan pada pipa. Endapan logan ini juga yang dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air secara individu (sumur).6
2. Pada Kesehatan Tubuh Manusia
a. Timbulnya penyakit Hemochromatisis sebagai akibat ketidakmampuan usus untuk mengolah kelebihan zat besi yang dibutuhkan yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga akan terjadi penumpukan zat besi di dalam organ hati dan dan jaringan usus yang sangat halus yang pada akhirnya menyebabkan rusaknya fungsi organ-organ tubuh tersebut.8 b. Bersifat toksis terhadap organ melalui gangguan secara fisiologisnya,
misalnya kerusakan hati, ginjal dan syaraf.7
G. Metode Pemurnian Untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe)
Dalam menurunkan kadar besi (Fe) diperlukan suatu rangkaian metode pengolahan air yang tepat. Metode tersebut adalah aerasi, sedimentasi dan filtrasi. Penanganan air sumur dengan kombinasi metode aerasi, filtrasi ataupun sedimentasi mempunyai potensi penurunan yang signifikan.19 Berikut uraian dari rangkaian metode penurunan kadar besi (Fe) :
1. Aerasi
Aerasi Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara. Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan udara biasa di sebut aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air.19
Ada beberapa jenis aerasi yang biasa digunakan untuk pengolahan air minum adalah sebagai berikut :
a. Cascade Aerator
Merupakan salah satu dari tipe gravity aerator yaitu jenis aerasi yang cara kerjanya berdasarkan daya gravitasi. Air yang akan diaerasi akan mengalir secara gravitasi karena beda ketinggian dari step satu ke step yang lain dalam Cascade Aerator. Pada tiap step akan terjadi kontak antara Fe dalam air dengan oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi.6
b. Multiple Plat Form Aerator
Merupakan proses aerasi dengan menjatuhkan air dari lempengan berbentuk lingkaran, yang disusun bertingkat dari lingkaran dengan diameter paling kecil seterusnya berurutan ke bawah hingga lempengan yang paling besar. Air yang jatuh dari lempengan satu ke lempengan yang lain akan terjadi kontak udara dengan air yang mengandung Fe sehingga terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan endapan besi (Fe) berwarna kekuning-kuningan.6
c. Spray Aerator
Terdiri atas nosel penyemprot yang tidak bergerak, dihubungkan dengan kisi lempengan yang mana air disemprotkan ke udara sekeliling pada kecepatan 5-7 m/detik.6
d. Pneumatic System
Merupakan proses aerasi dengan menyemprotkan atau menginjeksikan udara melalui dasar dari bak air yang akan diaerasi, gelembung udara hasil injeksi udara melalui dasar bak aerasi akan naik ke atas dan akan kontak dengan Fe dalam air sehingga terjadi reaksi yang akan merubah bentuk Fe terlarut menjadi bentuk Fe tidak terlarut berupa endapan berwarna kekuning-kuningan.6
2. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara alami). Proses ini sering digunakan dalam pengolahan air. Dalam
proses sedimentasi partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan gaya kelembaban dalam cairan. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air.19
3. Filtrasi
Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan anorganik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di dalam instalasi pengolahan air.19
Media filtrasi yang digunakan : a. Saringan Pasir Cepat
Saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau oksida mangan.20
b. Filter Mangan Zeolit
Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan zat besi atau mangan.20
c. Saringan Karbon Aktif
Saringan karbon aktif berfungsi untuk menghilangkan polutan mikro misalnya zat organik, deterjen, bau, senyawa phenol, serta untuk menyerap logam berat dan lain-lain. Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi yaitu proses penyerapan zat-zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif.20
H. Alat Pemurni Air
1. Definisi
Merupakan inovasi permurni air dengan teknologi canggih sebagai salah satu alternatif dalam menghasilkan air siap minum tanpa menggunakan gas dan listrik. Air tanah/PAM mentah yang biasa dimasak untuk minum dapat diproses oleh alat pemurni air ini untuk menghasilkan air siap minum yang terlindungi sepenuhnya dari kuman berbahaya penyebab penyakit.11
2. Komponen dan Tahapan Pemunian
Tahapan pertama adalah filtrasi air lewat penyaring serat mikro untuk menghilangkan kotoran yang terlihat. Tahapan kedua adalah melewatkan air pada lapisan karbon aktif yang akan menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya. Tahapan ketiga adalah tahapan yang paling penting, di mana semua virus dan bakteri dibasmi oleh sebuah teknologi bernama programmed disinfection technology. Sedangkan tahapan terakhir adalah
proses penjernihan yang memungkinkan air menjadi tak berbau dan tak berwarna.21
Gambar 2.1. Alat Pemurni Air Sumber : Pustaka 24
3. Kemampuan Alat Pemurni Air
Teknologi alat pemurni air dengan empat (4) tahap pemurnian, airnya mampu menghasilkan air siap minum yang terlindungi sepenuhnya dari kuman berbahaya. Alat pemurni air ini juga mampu menghilangkan partikel terlihat, parasit dan pestisida, menurunkan kandungan logam berat, sehingga air yang dihasilkan jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami.11
4. Kapasitas Air dalam Alat Pemurni Air
Penigisian wadah bagian atas (kapasitas 9 liter air), seluruhnya akan dimurnikan dan ditampung dalam wadah transparan dalam beberapa jam.
Keterangan :
1. Saringan serat mikro 2. Filter karbon aktif
3. Posesor pembunuh kuman 4. Penjernih
Wadah bagian atas dapat diisi sesuai kebutuhan, namun dalam pengisian harus memastikan bawah masih ada sekitar 2.5 cm ruang kosong di wadah transparan dan jangan tuangkan terus air ke wadah bagian atas. Apabila tidak melakukannya atau lupa memindahkan air dari wadah transparan, air akan meluap dari sisi samping. Proses pengisian dalam 1 hari dapat dilakukan sesuai kebutuhan.22
5. Lama Waktu Pemurnian Air
Waktu rata-rata yang dibutuhkan alat pemurni air ini bergantung pada kualitas air yang dimasukkan ke dalamnya dan waktu pakai seperangkat alat. Secara umum waktu rata-rata yang dibutuhkan berkisar antara 30 – 150 ml/menit. Hal ini berarti menjernihkan 9 liter air membutuhkan waktu sekitar 1 – 5 jam, tergantung kualitas air yang dimasukkan.22
6. Lama Waktu Penyimpanan Air Aman Dikonsumsi
Air yang disimpan dalam wadah alat pemurni air ini dapat digunakan dalam jangka waktu 2-3 hari. Jika air tidak digunakan dalam kurun waktu tersebut, air yang tersimpan didalam alat pemurni air harus dibuang.23
I. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori Efeketivitas Alat Pemurni Air Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur
Sumber : Pustaka 2,4,6,7,9,10,16,17,18,19,20,21,22,23
Penjernih Air Tanah
Penurunan Fe ( Fe Akhir) Kadar besi (Fe)
melebihi baku mutu (Fe awal) Air Minum Prosesor pembunuh kuman Filter karbon aktif Saringan serat mikro
Alat pemurni air Pencemaran
air
Waktu tinggal untuk pemurnian (1 jam, 5 jam, 9 jam)
Dampak besi (Fe) terhadap air yang terlarut dan kesehatan tubuh Efektivitas alat pemurni air 21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Terdapat perbedaan efektivitas alat pemurni air dalam pemurnian kadar besi (Fe) berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian randomized pretest – posttest. Yaitu pengukuran kadar besi pada air sumur gali sebelum dimasukkan pada alat pemurni air dan sesudah dimasukkan pada alat pemurni air yang diberi intervensi (tiga perlakuan waktu).25
Variabel Bebas
Waktu tinggal air (1 jam, 5 jam,9 jam)
Variabel Terikat Efektivitas pemurnian
kadar besi (Fe)
1. Replikasi
Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk memperoleh ketelitian yang lebih tinggi.26 Pada penelitian terdiri dari tiga perlakuan waktu, sehingga dihitung dengan rumus :
(t-1) (r-1) ≥ 15 Keterangan
t = jumlah perlakuan 3 macam r = jumlah pengulangan (3-1) (r-1) ≥ 15 (3-1) (r-1) ≥ 15 2 (r-1) ≥ 15 2r – 2 ≥ 15 2r ≥ 17 r ≥ 17 2 r ≥ 8.5 = 9
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah replikasi pada penelitian yang dilakukan adalah 9.
2. Randomisasi
Randomisasi dilakukan Mendapatkan hasil pengamatan yang bebas (independen) satu sama lain.26 Pada penelitian air sampel diambil secara random, pada pengambilan tidak ditentukan titik dan kedalaman.
3. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan 9 replikasi dan 3 perlakuan waktu, setiap perlakuan terdapat kelompok kontrol hingga pengulangan ke-9. Saat melakukan proses / treatment selalu dilakukan pengukuran kadar besi awal hingga pengulangan ke-9. Pengukuran kadar besi awal untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk setiap pengulangan adalah sama.
Tabel 3.1.
Desain Penelitian Efektivitas Alat Pemurni Air
Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur Gali
Air Sumur dengan satu sumber : Kadar Fe awal sama Kelompok Eksperimen (9 liter) Kelompok Kontrol (9 liter)
1 jam 1 jam
5 jam 5 jam
9 jam 9 jam
Tabel 3.2
Rancangan Penelitian Randomized Pretest – Posttest
Fe Awal
Experimen (Voume : 9 liter) Kontrol (Volume : 9 liter)
Fe akhir Fe akhir
1 jam 5 jam 9 jam 1 jam 5 jam 9 jam
1 A1 B1 C1 X1 Y1 Z1 2 A2 B2 C2 X2 Y2 Z2 3 A3 B3 C3 X3 Y3 Z3 4 A4 B4 C4 X4 Y4 Z4 5 A5 B5 C5 X5 Y5 Z5 6 A6 B6 C6 X6 Y6 Z6 7 A7 B7 C7 X7 Y7 Z7 8 A8 B8 C8 X8 Y8 Z8 9 A9 B9 C9 X9 Y9 Z9 24
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan varibel berpengaruh.7 Pada penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah waktu tinggal air sumur gali yang dimasukkan dalam alat pemurni air.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas7, yang termasuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas pemurnian kadar besi pada air sumur gali.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.3
Daftar Nama Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Variabel No. Variabel Definisi Operasional Skala dan Kategori 1. Efektivitas
pemurnian kadar besi
Kemampuan alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali setelah dimasukkan alat pemurni air yang didapat dari nilai rata-rata penurunan besi sesudah perlakuan yang ditunjukkan dengan nilai persentase , yang diukur dengan metode
eksperimen semu pada air sumur gali melalui uji laboratorium.
Rasio (mg/lt)
2. Kadar besi sebelum
Kadar besi sebelum
dimasukkan alat pemurni air yang diukur dengan metode eksperimen semu pada air sumur gali melalui uji laboratorium.
Rasio (mg/lt)
Tabel 3.3
Daftar Nama Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Variabel (lanjutan) No. Variabel Definisi Operasional Skala dan Kategori 3. Kadar besi
(Fe) akhir
Kadar besi sesudah dimasukkan ke dalam alat pemurni air yang diukur dengan metode eksperimen semu pada air sumur gali melalui uji laboratorium.
Rasio (mg/lt)
4. Waktu tinggal
Lamanya air sumur gali ada di dalam alat pemurni air.
Interval 1. 1 jam 2. 5 jam 3. 9 jam 5. Volume air Volume air sumur gali yang
dimasukkan ke dalam alat pemurni air untuk menguji efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali. Volume air yang dimasukkan
berdasarkan kapasitas alat pemurni air yaitu 9 liter.
Rasio 9 liter
6. Penurunan Kadar Besi (Fe)
Hasil dari Kadar Fe akhir dikurangi Kadar Fe awal, yang digunakan untuk mengukur efektivitas penurunan besi sesudah perlakuan yang diukur dengan metode eksperimen semu pada air sumur gali melalui uji laboratorium.
Rasio (mg/l)
F. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan semua objek dalam suatu batas tertentu.27 Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah air sumur gali wilayah Kelurahan Pandansari.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang digunakan untuk penelitian.27 Sampel yang digunakan adalah air sumur gali Kelurahan Pandansari RT 03 RW 03 dengan kadar besi melebihi nilai baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum .
3. Teknik Sampling
Dalam menentukan sampel air sumur gali pada penelitian ini menggunakan tekhnik grab sampling. Grab sampel yaitu air diambil sesaat pada satu lokasi tertentu.28 Pengambilan sampel air sumur gali melalui kran tidak ada ketentuan kedalaman, dengan tahap sebagi berikut :
a. Menyiapkan wadah untuk mengambil sampel air
b. Membersihkan wadah dengan membilas sebanyak tiga kali c. Mengalirkan air selama 1 menit
d. Memasukkan air dari kran yang mengalir sebanyak yang diperlukan Pada setiap perlakuan yang diberikan dilakukan pengambilan sampel air dari alat pemurni dengan tahap sebagai berikut :
a. Menyiapkan botol plastik sebanyak 7 buah setiap pengulangan
b. Membersihkan botol bagian dalam dan luar botol sebanyak tiga kali menggunakan air sumur gali yang digunakan sebagai sampel
c. Memberikan kode pada botol sesuai perlakuan d. Mengambil air dari alat pemurni air sebanyak 500 ml e. Menutup botol dengan rapat
G. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. 2. Sumber Data
a. Data primer
Data Primer adalah secara langsung diambil dari objek.29 Data primer diperoleh dari hasil uji laboratorium mengenai kadar besi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (sebelum dan sesudah dimasukkan alat pemurni air). Selain itu data primer juga diperoleh dari hasil observasi kondisi fisik sumur gali .
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.29 Data sekunder diperoleh berdasarkan keterangan alat pemurni air dari promosi yang diberikan dari cara kerja hingga keunggulan alat. Data sekunder mengenai kadar besi yang melebihi nilai baku mutu diperoleh dari data hasil pengukuran Parameter Air Bersih pada Air Tanah wilayah Kota Semarang Tahun 2012.
3. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan adalah hasil uji laboratorium kadar besi, obeservasi dengan cara pengamatan langsung terhadap kondisi fisik sumur gali, studi pustaka berdasarakan opini konsumen alat pemurni air, informasi promosi alat pemurni air dan data pemeriksaan Paramater Air Bersih pada Air Tanah wilayah Kota Semarang Tahun 2012.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian mengenai pengukuran kadar besi adalah alat pemurni air sebagai alat untuk menguji efektivitas pemurnian kadar besi pada air sumur, alat untuk menguji besi, timer untuk mengukur waktu tinggal, takaran air untuk mengukur volume yang dimasukkan dan lembar observasi untuk mendeskripsikan karakterisitik sumber air yang digunakan.
1. Alat dan Bahan a. Spektrofotometer
b. Labu ukur 500 ml dan 1000 ml c. Gelas ukur 100 ml
d. Pipet ukur 10 ml
e. Erlenmeyer 100 dan 250 ml f. Beaker glass 100 ml
g. Jerigen ukuran 24 liter h. Ember besar i. Botol plastik j. Fe2+ 100 ppm k. Air aquadest l. Air sampel m. HCl pekat n. Hidroksilamin o. Buffer Amino Asetat p. Fenantrolin
2. Prosedur Penelitian
a. Menyiapkan jeringen 24 liter untuk mengambil air sampel (air sumur gali) di wilayah Kelurahan Pandansari RT 03 RW 03.
b. Memasukan air sampel hingga penuh, pengambilan air sampel satu hari sebanyak dua kali.
c. Menuangkan air sampel ke dalam ember besar.
d. Mengukur volume air sebanyak 9 liter untuk dimasukkan ke dalam alat pemurni air dan 9 liter lagi untuk dimasukkan ke dalam bak kontrol. e. Memberikan perlakuan berdasarkan variasi waktu tinggal yaitu 1 jam, 5
jam dan 9 jam pada air yang dimasukkan ke dalam alat pemurni air maupun air pada bak kontrol.
f. Mengambil air pada setiap perlakuan dari alat pemurni air dan bak kontrol sebanyak 500 ml. Air sampel diambil menggunakan botol plastik dan tutup rapat.
g. Mengirim air sampel yang sudah diberikan perlakuan ke laboratorium untuk diuji kadar besi dan didapatkan kadar besi akhir..
3. Prosedur Pengujian Besi (Fe) dalam Air
Tabel 3.4
Prosedur Uji Kadar Besi (Fe) Pada Air Bersih
No Blanko Stndart Sampel
1 Fe2+ 100 ppm - 0,1 ml -
2 Air aquadest 50 ml 50 ml -
3 Air sampel - - 50 ml
4 HCl pekat 2 ml 2 ml 2 ml
5 Hidroksilamin 1 ml 1 ml 1 ml
a. Panaskan sampai kira-kira hingga 25 ml b. Dinginkan
6 Buffer Amino Asetat 2 ml 2 ml 2 ml
7 Fenantrolin 2 ml 2 ml 2 ml
a. Ditambahkan air suling sampai 50 ml b. Dokocok dan diamkan selama 10-15 menit c. Mengukur absorbansi ʎ = 510
Perhitungan :
Kadar besi = 1000 x 0,1 x 0,1 x abs sampel VSP abs standar
I. Pengolahan Data
1. Editing27
Editing yaitu mengkaji dan memeriksa data hasil uji laboratorium mengenai kadar besi awal dan kadar besi sesudah perlakuan pada air sumur gali dengan sembilan pengulangan (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol), serta hasil dari observasi kondisi fisik air sumur gali Kelurahan Pandansari RT 03, RW 03.
2. Koding27
Koding yaitu memberikan kode pada data penurunan kadar besi untuk memudahkan dalam memasukkan data ke program komputer, dimana pada kadar besi kelompok eksperimen menggunakan kode A=1 jam,B=5 jam,C=5 9 jam dan kelompok kontrol menggunakan kode X=1 jam, Y=5 jam, Z=9 jam. 3. Entri27
Entri yaitu memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan pengolahan data yaitu rata-rata penurunan kadar besi awal dan kadar besi sesudah perlakuan, nilai efektivitas penurunan kadar besi sesudah perlakuan, uji perbedaan penurunan kadar besi dari tiga perlakuan. Data tersebut berdasarkan hasil uji laboratorium mengenai kadar besi awal dan kadar besi sesudah perlakuan pada air sumur gali.
4. Tabulating27
Tabulating yaitu setelah dilakukan pengolahan data kadar besi awal dan kadar besi sesudah perlakuan pada air sumur gali, kemudian direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dengan mudah untuk dilakukan analisa lebih lanjut.
J. Analisa Data
1. Metode Analisis Kuantitatif
Metode analisis yang dilakukan adalah dengan deskriptif kuantitaif yaitu berdasarkan uji laboratorium mengenai kadar besi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dengan 3 perlakuan waktu ini
menggunakan uji Anova29 yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap penurunan kadar besi (kelompok eksperimen), sehingga analisis data berupa kadar besi sebelum dan sesudah dimasukan pada alat pemurni air.
2. Metode Komparasi
Dalam penelitian ini membandingkan penurunan kadar besi (Fe) antara perlakuan 1, 2 dan 3. Hasil penurunan dari ketiga perlakuan dibandingkan dengan dengan kriteria baku mutu air Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Analisis kualitas air melalui uji laboratorium sangat menentukan karena hasil dari analisis dapat bermanfaat untuk mengetahui kelayakan air untuk dikonsumsi berdasarkan nilai baku mutu.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Sumber Air
Sumber air yang digunakan dalam menguji efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi merupakan sumber air yang mengandung kadar besi yang melebihi nilai baku mutu untuk air minum. Sumber air tersebut merupakan air sumur gali yang berada pada wilayah Kelurahan Pandansari RT 03 RW 03 Semarang. Data yang diperoleh dari DKK tahun 2012 air sumur gali wilayah tersebut memiliki kadar besi 0,91 mg/l dan hasil dari survei awal yang diperoleh bulan Januari 2013 air sumur gali wilayah tersebut 0,33 mg/l. Penelitian yang dilakukan bulan Januari 2013 kadar besi tertinggi yang didapat adalah 0,46 mg/l. Keberadaan kadar besi pada air sumur gali di wilayah Kelurahan Pandansari RT 03 RW 03 dapat dilihat secara fisik yaitu kondisi air yang nampak keruh, kuning dan timbul noda coklat serta kerak kuning pada dinding bak mandi, namun tidak berbau dan tidak berasa.
Berdasarkan hasil uji secara kimia kadar besi air sumur gali wilayah Kelurahan Pandansari RT 03 RW 03 memenuhi dibawah nilai baku mutu untuk air bersih, namun untuk persyaratan air minum melebihi nilai baku mutu dan secara fisik air sumur gali juga tidak memenuhi persyaratan fisik sebagai air minum.
Tabel 4.1
Observasi Sanitasi Air Sumur Gali
Skor risiko pencemaran 8-10 : Amat Tinggi (AT) 6-7 : Tinggi (T)
3-5 : Sedang (S)
Skor risiko pencemaran pada air sumur gali adalah 4, dengan skor tersebut maka air sumur gali wilayah Kelurahan Pandansari RT 03, RW 03 memiliki risiko pencemaran sedang.
No Pertanyaan Ya Tidak 1. Ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur v
2. Ada sumber pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll
v
3. Ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur
v 4. Saluran pembuangan air limbah rusak/SPAL/GOT tidak
ada
v 5. Lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius
kurang dari 1 (satu) meter
v 6. Ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai
semen sekeliling sumur
v 7. Didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat
limpahan air dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah, ayam, dan lain-lain)
v
8. Ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pencemaran
v 9. Bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga
memungkinkan air merembes kedalam sumur
v 10. Dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas
permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna
v
JUMLAH 4 6
B. Gambaran Alat Pemurni Air
Alat pemurni air yang digunakan merupakan alat pemurni yang sudah dikembangkan agar lebih praktis dan sederhana. Alat pemurni air ini dirancang dari pengembangan pengolahan air minum secara tradisonal yang dapat mengatasi permasalahan air yang tidak memenuhi persyaratan air minum baik secara fisik, kimia, dan biologi sehingga air aman untuk dikonsumsi.
Daya tampung pada alat pemurni air ini adalah 23 liter, namun pada wadah transparan memiliki volume 9 liter. Wadah transparan merupakan wadah untuk menampung air yang dimasukan ke dalam alat pemurni air setelah melalui proses pemurnian.
Alat pemurni air yang melalui empat tahap proses pemurnian terdiri dari komponen yang pada dasarnya sama dengan pengolahan air minum secara tradisional. Komponen tersebut yaitu saringan serat mikro yang terbuat dari serat kapas halus30 untuk proses filtrasi, filter karbon aktif yang terbuat dari batok kelapa untuk proses filtrasi berikutnya, prosesor pembunuh kuman digunakan untuk disinfektan yang terbuat dari bahan Bromo Chloro Di Methyl Hydantoin31, penjernihan air yang warna dan jenis bahan sama dengan filter karbon aktif yaitu dari batok kelapa32 untuk proses absorbansi. Komponen alat yang digunakan menggunakan bahan yang aman untuk proses pengolahan air minum.
Secara keseluruhan alat pemurni air ini melalui proses pengolahan air dari tahap filtrasi, aerasi dan sedimentasi. Dengan melalui tahapan pengolahan air minum tersebut alat pemurni air ini mampu menghasilkan air yang berkualitas untuk dikonsumsi sebagai air minum.
C. Pemeriksaan Kadar Besi Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Kadar Besi (Fe)
pada Air Sumur Gali Sesudah Perlakuan dengan Alat Pemurni Air (tiga perlakuan waktu) dan Air Kontrol (tiga perlakuan waktu)
Pengulangan
Fe Awal (mg/l)
Sesudah Perlakuan (mg/l) Kontrol (mg/l) A (1jam) B (5 jam) C (9 jam) X (1jam) Y (5 jam) Z (9 jam) 1 0,46 0,006 0,00 0,00 0,46 0,48 0,47 2 0,22 0,008 0,004 0,001 0,20 0,21 0,20 3 0,23 0,02 0,00 0,02 0,16 0,11 0,07 4 0,14 0,00 0,00 0,01 0,11 0,12 0,03 5 0,19 0,00 0,00 0,00 0,14 0,15 0,13 6 0,30 0,008 0,00 0,00 0,43 0,37 0,43 7 0,43 0,02 0,04 0,04 0,57 0,55 0,16 8 0,15 0,00 0,00 0,00 0,32 0,34 0,38 9 0,41 0,009 0,00 0,00 0,47 0,47 0,40 x 0,2811 0,00789 0,00489 0,00789 0,3178 0,3111 0,2122
Kadar besi pada air sumur gali wilayah kel. Pandansari RT 03 RW 03 dari sembilan pengulangan memiliki nilai yang berbeda-beda. Kadar besi tertinggi adalah 0,46 mg/l. Nilai rata-rata dari sembilan pengulangan kadar besi sebelum pengulangan adalah 0,2811 mg/l.
Kadar besi pada air sumur gali setelah dimasukkan alat pemurni air dengan tiga perlakuan waktu terjadi penurunan. Nilai rata – rata kadar besi pada perlakuan 1 (1 jam) yaitu 0,00789 mg/l. Nilai rata – rata kadar besi pada perlakuan 2 (5 jam) yaitu 0,00489 mg/l. Nilai rata – rata kadar besi perlakuan 3 (9 jam) yaitu 0,00789 mg/l. Nilai kadar besi paling rendah sesudah perlakuan yaitu pada perlakuan 2 (5 jam).
Kelompok kontrol pada penelitian yang dilakukan tanpa melalui proses pengolahan air. Kelompok kontrol sebagai pembanding penurunan kadar besi dengan kelompok eksperimen. Nilai rata – rata kadar besi pada kelompok kontrol perlakuan 1 (1 jam) yaitu 0,3178 mg/l, perlakuan 2 (5 jam) yaitu 0,3111 mg/l, perlakuan 3 (9 jam) yaitu 0,2122 mg/l.
D. Penurunan Kadar Besi (Fe) Sesudah Perlakuan
Tabel 4.3
Penurunan Kadar Besi (Fe) Sesudah Perlakuan
Pengulangan Jumlah Penurunan (mg/l)
A (1jam) B (5jam) C (9jam)
1 0,454 0,46 0,46 2 0,212 0,216 0,219 3 0,21 0,23 0,21 4 0,14 0,14 0,13 5 0,19 0,19 0,19 6 0,292 0,30 0,30 7 0,41 0,39 0,39 8 0,15 0,15 0,15 9 0,401 0,41 0,41 x 0,27322 0,27622 0,27322
Kadar besi pada air sumur gali setelah dimasukkan alat pemurni air dengan tiga perlakuan waktu dari sembilan pengulangan memiliki jumlah penurunan yang berbeda-beda. Dari tiga perlakuan waktu yang diberikan nilai rata-rata jumlah penurunan perlakuan 1 (1 jam) yaitu 0,27322 mg/l, perlakuan 2 (5 jam) yaitu 0,27622 mg/l, perlakuan 3 (9 jam) yaitu 0,27322 mg/l.
E. Efektivitas Penurunan Kadar Besi (Fe) Sesudah Perlakuan
Efektivitas % = Fe Sebelum – Fe Sesudah Fe Sebelum
Tabel 4.4
Efektivitas Alat Pemurni Air Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal
Fe Awal Kadar Fe sesudah perlakuan
A (1 jam) B (5 jam) C (9 jam)
0,2811 0,00789 0,00489 0,00789
% 97,1% 98,2% 97,1%
Berdasarkan hasil nilai rata-rata kadar besi awal dan kadar besi akhir maka didapat nilai efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali berdasarkan tiga perlakuan waktu. Nilai efektivitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi pada perlakuan 1 (1 jam) yaitu 97,1%, perlakuan 2 (5 jam) yaitu 98,2% , perlakuan 3 (9 jam) yaitu 97,1%. Nilai efektifitas dari tiga perlakuan yang diberikan memiliki perbedaan yang sedikit. Pada perlakuan 1 (1 jam) dan perlakuan 3 (9 jam) memiliki nilai efektivitas yang sama dalam menurunkan kadar besi pada air sumur gali. Perlakuan 2 (5 jam) memiliki nilai yang lebih efektif dalam menurunkan kadar besi dibanding perlakuan 1 (1 jam) da perlakuan 3 (9 jam).
F. Pengaruh Tiga Perilaku Waktu Dengan Penurunan Kadar Besi (Fe)
Berdasarkan hasil uji normalitas, nilai signifikasi adalah 0,023, dimana nilai sig<0.05, sehingga data tersebut tidak berditribusi normal. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh tiga perlakuan waktu yang diberikan terhadap penurunan kadar besi (Fe) menggunakan uji Kruskal Wallis.
Tabel 4.5
Uji Beda Tiga Perlakuan Waktu Terhadap Penurunan Kadar Besi (Fe) Ranks
Jenis Perlakuan N Mean Rank kadar fe sesudah
perlakuan 1 jam 9 16.67
5 jam 9 11.06
9 jam 9 14.28
Total 27
Mean rank pada perlakuan 1 jam (16,67), 5 jam (11,06) dan 9 jam (14,28), hasil tersebut menunujukkan bahwa perbedaan tiga perlakuan waktu terhadap penurunan kadar besi pada air sumur gali tidak terdapat kecenderungan data. Hasil terendah adalah pada perlakuan 5 jam, pada perlakuan 9 jam memiliki hasil yang lebih tinggi.
Berdasarkan uji beda dari pengaruh tiga pelakuan waktu terhadap penurunan kadar besi pada air sumur gali nilai signifikansi adalah 0,254, dimana nilai sig > 0.05. Dengan demikian tidak ada pengaruh yang berbeda pada air sumur gali yang dimasukan pada alat pemurni air dengan tiga perlakuan (waktu tinggal di dalam alat pemurni air) yang diberikan terhadap penurunan kadar besi.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Proses/Treatment Air Sumur Gali Ke dalam Alat Pemurni Air
Air yang dimasukkan ke dalam alat pemurni air merupakan air sumur gali yang mentah. Alat pemurni air tersebut mampu memurnikan air mentah menjadi air yang siap minum, namun air yang dapat digunakan merupakan air yang biasa dipakai dalam lingkungan rumah tangga.
Air sumur gali yang digunakan jika dilihat berdasarkan kondisi fisik memiliki ciri-ciri yang mengandung kadar besi, meskipun kadar besi secara uji kimia memiliki nilai di bawah baku mutu sebagai air bersih. Dari data DKK tahun 2012 maupun survei awal bulan Januari 2013 air tersebut tidak memenuhi nilai syarat untuk air minum. Pada saat air mengalir memang tidak nampak kuning kecoklatan, namun setelah diendapkan di bak mandi warna kuning kecoklatan pada air sumur gali tersebut terlihat pekat. Hasil observasi yang didapat kondisi fisik air sumur gali memiliki risiko pencemaran sedang. Kondisi sumber air yang demikian disebabkan lokasi wilayah tersebut sering terjadi banjir, saluran air yang tidak lancar dan kondisi lingkungan sempit sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran yang tinggi.
Kadar besi dari hasil data DKK lebih tinggi dari nilai survei awal, hal tersebut dikarenakan pengambilan air sumur gali untuk survei awal dilakukan pada saat musim hujan. Pada musim hujan, kandungan logam akan lebih kecil karena
proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi.
Pada saat penelitian dilakukan juga mengalami hal yang demikian karena waktu pelaksaanaan penelitian yang sama dengan survey awal. Hasil pengulangan sembilan kali memiliki hasil kadar besi yang berbeda-beda. Hasil kadar besi tersebut memenuhi nilai syarat untuk air bersih, namun sebagian tidak memenuhi nilai syarat untuk air minum.
Kadar besi dapat berubah-rubah setiap waktu meskipun dari satu sumber yang sama, hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi kelembapan, suhu, PH yang ada ditanah yang dapat mempengaruhi terlarutnya kadar besi didalam air sumur gali. Secara keseluruhan kadar besi pada air sumur gali wilayah Kelurahan Pandansari RT 03 RW 03 memiliki nilai 0,2811 mg/l merupakan nilai yang sudah memenuhi syarat untuk air minum. Dari sembilan pengulangan tersebut juga didapat kadar besi 0,46 mg/l, artinya kadar besi yang dimiliki air sumur gali juga dapat melebihi nilai baku mutu untuk air minum.
Setelah diketahui kadar besi awal, maka dilakukan proses/treatment menggunakan alat pemurni air. Setiap hari membutuhkan air sebanyak 20 liter, dimana air sumur gali diambil sebanyak 500 ml untuk kadar besi awal setiap pengulangan, 9 liter dimasukkan ke dalam alat pemurni air dan 9 liter dimasukkan ke dalam ember terbuka sebagai kontrol. Pada alat pemurni air maupun bak kontrol diberi perlakuan 1 jam, 5 jam dan 9 jam. Perlakuan yang diberikan merupakan lama waktu air sumur gali di dalam alat pemurni air kontak dengan alat pemurni air.
Kondisi alat pemurni air yang digunakan untuk penelitian masih baru dan belum digunakan sama sekali, sehingga pada awal penggunaan wajib melakukan prosedur penggunaan alat. Dimana alat tersebut sebelumnya dibilas terlebih dahulu sebanyak tiga kali dengan tujuan membilas komponen alat pemurni air agar proses selanjutnya berjalan lebih cepat. Proses pembilasan alat pemurni air yang masih baru dilakukan sebanyak tiga kali dengan total 24 liter. Pembilasan pertama 9 liter, pembilasan kedua 9 liter dan pembilasan ketiga 6 liter. Air pembilasan menggunakan air sumur gali dari sumber yang sama untuk penelitian yang dilakukan.
Air yang digunakan untuk penelitian diambil menggunakan jerigen kapasitas 24 liter, selama perjalanan air sumur gali pasti akan mengalami sedikit pengendapan. Untuk mengatasi hal tersebut, sebelum air dimasukkan ke dalam alat pemurni air, air sumur gali diwadahkan ke dalam ember terlebih dahulu agar air tercampur rata. Setiap perlakuan air hasil pengolahan dengan alat pemurni air diambil sebanyak 500 ml, begitu pula pada bak kontrol. Setelah air diambil dari alat pemurni air pada perlakuan 1 , air tetap diberikan perlakuan selanjutnya sehingga setiap pengulangan total waktu perlakuan adalah 9 jam.
Air sumur gali yang dimasukkan ke dalam alat pemurni air dengan total volume 9 liter. Air dimasukkan ke dalam alat pemurni air menggunakan gelas ukur, karena pada wadah bagian atas alat pemurni air tidak terdapat garis batas volume yang dimasukkan. Air sumur gali akan terisi penuh pada wadah transparan setelah 15 menit. Alat pemurni air tersebut memurnikan air melalui beberapa tahapan pengolahan yang terjadi pada seperangkat alat yang disebut
grimkill kit. Grimkill kit juga berfungsi menurunkan kadar besi pada air sumur gali.
Komponen alat pemurni air yang digunakan menggunakan bahan yang sederhana dan aman untuk pengolahan air minum. Bahan yang digunakan sama dengan bahan untuk pengolahan air minum secara tradisional.
Proses pengolahan yang terjadi di dalam alat pemurni air yaitu filtrasi pertama. Proses ini terjadi di saringan serat mikro pada saat air dimasukkan kedalam alat pertama kali. Saringan serat mikro yang berbahan serat kapas mampu menyaring bahan kotoran dan partikel kecil yang ada di dalam air, saringan ini memiliki kerapatan yang tinggi dan tebal sehingga saringan ini memiliki kualitas yang baik. Hal ini telah terbukti dengan adanya noda coklat sebagai cirri fisik kadar besi yang menempel pada saringan serat mikro. Namun noda coklat ini tidak dapat dibersihkan hingga warnanya kembali putih bersih seperti semula.
Proses kedua adalah filtrasi kedua, air disaring menggunakan filter karbon aktif. Pada filter karbon aktif dan alat penjernih menggunakan bahan arang dari batok kelapa. Arang tempurung kelapa ini yang berperan sebagai adsorben akan menyerap logam-logam berat dengan penyerapan ion-ion bebas yang ada pada air, termasuk besi pada air sumur gali yang dimasukkan. Arang tempurung sering digunakan sebagai arang/ karbon aktif.7 Kotoran yang terserap oleh filter karbon aktif yang menempel pada bagian dalam dapat dibersihkan menggunakan pompa.
Proses ketiga adalah disinfektan, proses ini menggunakan prosesor pembunuh kuman yang berfungsi membunuh virus dan kuman berbahaya.