• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAMIC LAW AND HUMAN: FIQH MUAMALAH BERBASIS PANDEMI COVID 19 PERPSPEKTIF MAQASID SYARIAH. Afifatul Munawiroh dan Muhammad Khoirul Hadi Al-Asy Ari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISLAMIC LAW AND HUMAN: FIQH MUAMALAH BERBASIS PANDEMI COVID 19 PERPSPEKTIF MAQASID SYARIAH. Afifatul Munawiroh dan Muhammad Khoirul Hadi Al-Asy Ari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAMIC LAW AND HUMAN: FIQH MUAMALAH BERBASIS PANDEMI COVID 19 PERPSPEKTIF MAQASID SYARIAH

Afifatul Munawiroh dan Muhammad Khoirul Hadi Al-Asy Ari IAIN Jember

Jl. Mataram No.1, Karang Miuwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68136

[email protected]

Abstrak: Fiqh Muamalah merupakan kajian hukum islam yang berfokus pada permasalahan transaksi sosial yang berhubungan antara satu manusia dengan manusia yang lain. Interaksi dengan sesama manusia seringkali dilakukan dengan bertemu di suatu tempat untuk berdiskusi mengenai permasalahan duniawi dan ukhrawi. Namun, setelah dunia dilanda dengan pandemi Covid-19, pastinya fiqh muamalah juga fleksibel dalam meninjau hukum permasalahan sosial di dalamnya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti mengenai Islamic Law and Human: Fiqh Muamalah Berbasis Pandemi Perspektif Maqasid Syariah. Adapun, penelitian ini berbasis pada kajian library research. Ada tiga pertanyaan penting dalam penelitian ini pertama, apa maksud fiqh muamalah berbasis pandemi? Kedua, bagaimana korelasi human dengan fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah? Ketiga, bagaimana implikasi dari fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah terhadap sosial manusia? Dengan pendekatan maqasid syariah untuk menjelaskan korelasi human dengan fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah dan implikasi dari fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah terhadap sosial manusia. Sedangkan, maksud fiqh muamalah berbasis pandemi dijelaskan pendekatan analysis content. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah fiqh muamalah berbasis pandemi perpsektif maqasid syariah menjadi kebutuhan manusia di zaman modern dan serba teknologi seperti ini. Sistem transaksi misalnya, jual beli online seperti aplikasi Shopee, TokoPedia, Go-Jek, Grab menjadi media yang memiliki kemaslahatan di masa pandemi.

Kata kunci: Fiqh Muamalah, Pandemi, dan Maqasid Syariah.

Abstract: Fiqh Muamalah is a study of Islamic law that focuses on the problems of social transactions that relate to one human being with another human being. Interaction with fellow human beings is often carried out by meeting in a place to discuss worldly and spiritual problems. However, after the world was hit by the Covid-19 pandemic, of course fiqh muamalah is also flexible in reviewing the laws of social problems in it. Therefore, the researcher wants to research Islamic Law and Human: Fiqh Muamalah Based on the Islamic Maqasid Perspective of the Islamic Law. Meanwhile, this research is based on a research library study. There are three important questions in this research. First, what is the meaning of pandemic-based fiqh muamalah? Second, how is the correlation between human and muamalah fiqh based on the pandemic perspective of maqasid sharia? Third, What are the implications of fiqh muamalah based on pandemic maqasid sharia perspective on human social? With the maqasid sharia approach to explain the

(2)

488

correlation between human and muamalah fiqh based on the pandemic maqasid syariah perspective and the implications of the pandemic-based muamalah fiqh, the maqasid syariah perspective on human social. Meanwhile, the meaning of pandemic-based fiqh muamalah explained the content analysis approach. The results and discussion in this research are fiqh muamalah based on the maqasid sharia pandemic perspective which is a human need in this modern and technological era. The transaction system, for example, buying and selling online such as the Shopee application, TokoPedia, Go-Jek, Grab, is a media that has benefits during a pandemic.

Keywords: Fiqh Muamala, Pandemic, and Maqasid Sharia. A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat perekonomian yang tergolong masih rendah.1 Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu faktor yang

dapat digunakan oleh suatu negara untuk dijadikan standar kemajuan dari suatu negara tersebut.2 Indonesia sebagai negara yang berkembang sedang giat dalam

pembangunan secara terstruktur dan bertahap, dan pastinya juga memerhatikan pemerataan dan kestabilan. Pembangunan nasional diharapkan bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tujuan untuk mewujudkan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.3

Melihat juga negara Indonesia, yang mayoritas penduduknya merupakan kaum muslim, membuat peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dengan menggunakan analisis hukum ekonomi islam dengan perspektif maqasid syariah. Dalam menjalankan hukum ekonomi islam, disamping faktor perekonomian dan kebermanfaatan terhadap setiap manusia, ada tambahan faktor penting dalam ekonomi islam yaitu konsep keadilan dan keharmonisan yang sesuai dengan ajaran al-quran dan hadist.4 Dengan konsep Hukum Ekonomi

Islam yang mengedepankan kesalingan terhadap sesama manusia dan menjaga tingkah laku. Adapun juga, dalam Hukum Ekonomi Islam (Fiqh Muamalah) selalu bisa penetapan hukum bisa efektif dengan perkembangan zaman dengan masalah yang lebih beragam pula, fiqh muamalah diupayakan bisa menjawab tantangan-tantangan permasalahan tersebut.

Namun, pada akhir tahun 2019, tatanan perekonomian dunia termasuk Indonesia mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan kecemasan dirasakan oleh seluruh warga di dunia. Adapun itu, Indonesia sebagai negara hukum harus segera mengeluarkan

1 Tafeta Febriyani, Sri Kusreni, 2017, “Determinan Pertumbuhan Ekonomi di 4 Negara

ASEAN, Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan”, Vol. 2, No. 1, hlm. 1

2 Palupi Lindiasari Samputra, Adis Imam Munandar, 2019, “Korupsi, Indikator Makro

Ekonomi, dan IPM terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 12, No. 1, hlm: 36.

3 Rinaldi Syahputra, 2017, “Analisis Faktor-Fakto yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia”, Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 1, No. 2, hlm. 183.

4 Agus Arwani, 2012, “Epistemologi Hukum Islam (Muamalah)”, Jurnal Religia, Vol. 15, No.

(3)

489

peraturan dan kebijakan terkait pencegahan penyakit menular tersebut.5

Kebijakan yang diambil pemerintah saat itu adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari, dengan melihat dampak penyebaran Covid-19 di daerah masing-masing Indonesia.6

Akhirnya, pada tanggal 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) telah menetapkan bahwasanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi global.7 Penetapan itu sudah berjalan 1 tahun lamanya hingga saat ini

sudah tahun 2021, penyebaran kasus positif Covid-19 di Indonesia pada tanggal 31 Maret 2021 mencapai sebanyak 1.511.712 jiwa.8 Namun, permasalahanya

yang paling berdampak besar saat ini adalah perekonomian.

Saat ini, poin yang sangat krusial adalah adanya pandemi Covid-19 bersamaan dengan merosotnya pasar saham dunia dan merupakan awal dari resesi. Poin penting selanjutnya adalah seberapa cepat ekonomi Indonesia akan pulih setelah diberlakukanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pandemi Covid-19 juga berdampak besar terhadap industry, pertanian, dan sumber-sumber global. Kerapuhan dam ketidakberlanjutan ekonomi semakin terlihat jelas ketika melihat peraturan dan kebijakan pemerintah terlampau terlambat.9

Karena penambahan kasus positif Covid-19 dan menurunnya perekonomian Indonesia sampai saat ini belum kunjung pulih. Maka, penulis ingin meneliti terkait penerapan fiqh muamalah dengan tema “Islamic Law and Human: Fiqh Muamalah Berbasis Pandemi Covid-19 Perpsektif Maqasid Syariah.” Adapun, ada tiga poin permasalahan penting dalam penelitian ini, pertama, apa maksud fiqh muamalah berbasis pandemi? Kedua, bagaimana korelasi human dengan fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah? Ketiga, bagaimana implikasi dari fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah terhadap sosial manusia?

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis pada kajian pustaka atau library research. Penelitian dengan metode kajian pustaka dilakukan dengan menelaah beberapa pustaka seperti buku, jurnal ilmiah, proceding, peraturan perundang-undangan, dan juga beberapa naskah yang terkait dengan tema penelitian. Sehingga, nantinya akan dipilih beberapa data-data yang sesuai

5 Imam Fahrudin, 2020, “Pengguguran Kewajiban Shalat Berjamaah sebagai Upaya

Pencegahan Penyebaran Covid-19”, Jurnal SALAM: Sosial & Budaya Syar’I, Vol. 7, No. 10, hlm. 940.

6 “Berlaku 14 Hari, Penerapan PSBB di Jakarta Sampai 23 April 2020”, diakses pada

tanggal 1 April 2021, pukul 17.06 WIB,

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/09/23332221/berlaku-14-hari-penerapan-psbb-di-jakarta-sampai-23-april-2020.

7 Mei Susanto, Teguh Tresna Puja Asmara, 2020, “Ekonomi Versus Hak Asasi Manusia

dalam Penanganan Covid-19: Dikotomi atau Harmonisasi”, Jurnal HAM, Vol. 11, No. 2, hlm. 302 DOI: http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.301-317.

8 “Situasi virus Covid-19 di Indonesia”, diakses pada tanggal 1 April 2021, pukul 15.02

WIB, https://covid19.go.id/.

9 Ferdy Kurno, 2020, “Krisis Politik Ekonomi Global Dampak Pandemi Covid-19”, Jurnal

Anterior, Vol. 19, No. 2, hlm. 115-116. http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).DOI: https://doi.org/10.33084/anterior.v18i2.456.

(4)

490

dengan focus dalam penelitian ini. Adapun, data yang sudah dipilih akan ditelaah ulang, hingga diambil data-data yang paling relevan dengan penelitian.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Fiqh Muamalah Berbasis Pandemi

Fiqh Muamalah ini merupakan gabungan dari dua kata yakni fiqh dan muamalah. Menurut Sri Sudarti, kata fiqh secara etimologi berari paham, mengetahui dan melaksanakan. Adapun, maksudnya adalah mendalami suatu permasalahan dengan pengerahan potensi akal.10 kata fiqh di dalam al-Quran

memiliki pengertian memahami sesuatu secara umum. Hal itu menandakan bahwa fiqh tidak hanya berlaku pada masalah hukum saja. Menurut Zulfikar, kata fiqh itu sama dengan maksud hukum islam, yaitu hukum yang mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.11 Adapun fiqh menurut istilah adalah:

ةيليصفتلا اهتلدا نم ةطبنتسملا ةيلمعلا ةيعرشلا مكحلااب ملعلا “ilmu atau pemahaman tentang hukum-hukum syariat yang bersifat amaliah, yang di gali dari dalil-dalil yang terperinci.”

Adapun, kata fiqh yang tercantum di dalam Q.S Hud: 91, adalah sebagai berikut: اَنيِف َكٰى َرَنَل اَّنِإ َو ُلوُقَت اَّمِ م ا ٗريِثَك ُهَقۡفَن اَم ُبۡيَعُشَٰي ْاوُلاَق زي ِزَعِب اَنۡيَلَع َتنَأ ٖٓاَم َو ًَۖكَٰن ۡمَج َرَل َكُط ۡه َر َلا ۡوَل َو ًۖاٗفيِعَض

١٩

“Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.”

Sedangkan, kata muamalah menurut Sri Sudarti adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan tingkah laku yang dilakukan oleh manusia dalam hal yang berkaitan dengan harta benda, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, utang piutang, dan berserikatan.12 Adapun, kata muamalah jika diartikan ke dalam

artian perundangan Indonesia adalah hukum ekonomi islam. Menurut Nurhayati, hukum ekonomi islam adalah peraturan yang mengatur perbuatan atau kegiatan usaha yang dilakukan antara satu manusia dengan manusia yang lain sesuai dengan prinsip-prisip syariah.13 Maksud dari sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah disini adalah sesuai dengan panduang kitab suci al-Quran dan beberapa hadist Nabi Saw.

Jika diperinci kembali maka, ekonomi islam menurut Siska Lis Sulistiani merupakan gabungan dari dua kata, yakni ekonomi dan islam. Ekonomi merupakan setiap aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan juga jasa. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti keluarga dan rumah tangga. Sedangkan nomos dapat diartikan peraturan, hukum. Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya ekonomi adalah manajemen dalam rumah tangga.14

10 Sri Sudarti, 2018, “Fiqh Muamalah Kontemporer”, Medan: FEBI UIN-SU Press, hlm. 1 11 Zulfikar, 2017, “Ilmu Hukum Islam”, Lampung: Universitas Lampung, hlm. 1

12 Sri Sudarti, 2018, “Fiqh Muamalah Kontemporer”, Medan: FEBI UIN-SU Press, hlm. 7. 13 Nurhayati, 2019, “Penyelesaian Sengketa dalam Hukum Ekonomi Islam”, J-HES: Jurnal

Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 3, No. 1, hlm. 2.

14 Siska Lis Sulistiani, 2018, “Eksistensi Filsafat Hukum Islam dalam Pengembangan

(5)

491

Jadi, menuru Agus Arwani dengan menukil dari Rosyada menyatakan bahwasanya, fiqh maualah merupakan mengetahui ketentuan-ketentuan hukum tentang usaha-usaha memperoleh dan memperkembangkan harta, jual beli, utang-piutang, dan jasa penitioan di antara anggota-anggota masyarakat sesuai keperluan masing-masing individu, yang dipahami dari dalil-dalil yang bersifat terperinci.15 Namun, ketika sudah diartikan secara menyeluruh terkait fiqh muamalah, ada suatu hal yang sangat penting juga melihat saat ini marak pandemi Covid-19. Dengan itu, masih perlu menjabarkan mengenai fiqh muamalah berbasis pandemi.

Basis Pandemi

Hukum Ekonomi Islam merupakan suatu hukum yang mengatur secara terperinci mengenai perlakuan satu manusia dengan manusia yang lain. Adanya suatu transakasi dari setiap individu menjadikan antara satu manusia denagn manusia yang lain memiliki keterhubungan atau korelasi. Mayoritas manusia, jika ingin melakukan transaksi maka cara yang paling efektif untuk diambil adalah dengan cara bertemu. Hal selama inilah yang biasanya terjadi saat manusia melakukan transaksi, ini berlaku secara global. Meskipun, saat ini sudah memasuki industry 4.0, tapi metode seperti itu sampai sebelum Covid-19 merupakan metode yang di nilai paling efektif.

Namun, setelah dunia telah di serang oleh adanya Covid-19, dengan melihat penularan Covid-19 yang terbukti sangat mudah. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan pengeluaran terkait PSBB. Tidak sampai itu juga, Hukum Islam juga menjawab dan memberi solusi dari permasalahan yang ada sekarang ini. Karena, seakan-akan kita diberi pilihan untuk tidak keluar rumah dan patuhi protokol kesehatan agar penularan Covid-19, tapi ekonomi tidak jalan atau memilih untuk ekonomi lancar, akan tetapi masyarakt abai akan penularan Covid1-19.

Salah satu kebijakan yang disahkan oleh pemerintah adalah pemberlakukan sosial distancing. Adapun, hukum sosial distancing sendiri jika didasarkan pada hukum islam, maka sosial distancing dari sisi hukum bisa menjadi wajib atau sunah. Jika memiliki kemaslahatan untuk ad daruryah al khomsa (menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta) pada manusia. Misalnya, ketika seseorang telah terindikasi terinfeksi Covid-19 atau masih dalam proses pengawasan, maka dengan melakukan sosial distancing dia tidak menularkan virus ke orang lain. Sedangkan, jika dia memaksakan diri untuk keluar ke rumah, memungkinkan virus Covid-19 bisa menular kepada orang lain.16

Hadist sosial distancing sudah da sejak wabah melanda pada zaman Nabi Saw. Adapun, bunyi dari hadist tersebut adalah sebagai berikut:

،ضرأب هب متعمس ادإف ،مكلْق ناك نم ىلع وأ ،ليىارسإ ْنب ةفىاط ىلع لسرأ سجر نوعاطلا

مكجحريلَّ :رصنلا وبأ لاق .هنم ارارف ،اوجرخت لاف اهب متنأو ،ضرأب عقو ادإو ،هيلع اومدِت لاف

هنم ارارف لَّإ

.

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya thaun adalah kotoran (siksaan) kepada bani Israil atau orang sebelum kalian. Jika kalian

15 Agus Arwani, 2012, “Epietemologi Hukum Ekonomi Islam (Muamalah)”, Jurnal RELIGIA,

Vol. 15, No. 1, hlm. 130.

16 Agus Arwani, 2012, “Epietemologi Hukum Ekonomi Islam (Muamalah)”, Jurnal RELIGIA,

(6)

492

mendengar bahwa ia menimpa suatu daerah, maka janganlah kalian memasukinya. Jika ia berada di suatu daerah, sedangkan kalian berada didalamnya, maka janganlah kalian keluar diri dari daerah tersebut.” (H.R Bukhari, Muslim, Ibnu Khuzaimah dan Malik).17

Sedangkan, jika dilihat dari sumber Quran, maka dilihat pada Q.S al-Baqarah: 243 adalah sebagai berikut:

َّمُث ْاوُتوُم ُهَّللٱ ُمُهَل َلاََِف ِت ۡوَمۡلٱ َرَذَح ٌفوُلُأ ۡمُه َو ۡمِه ِرَٰيِد نِم ْاوُج َرَخ َنيِذَّلٱ ىَلِإ َرَت ۡمَلَأ۞

َّنِإ ۡمُهَٰي ۡحَأ

َنو ُرُك ۡشَي َلَّ ِساَّنلٱ َرَث ۡكَأ َّنِكَٰل َو ِساَّنلٱ ىَلَع ل ۡضَف وُذَل َهَّللٱ

٣٤١

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”

Adapun, substanasi dari fiqh muamalah berbasis pandemi adalah peraturan dan hukum yang mengatur permasalahan satu orang dengan orang yang lain terkait harta yang berbasis pandemi. Berbasis pandemi disini dapat diartikan bahwasanya penetapan hukum islam itu bisa disesuaikan dengan permasalahan di zaman sekarang ini. Melihat realitas yang terjadi saat ini adalah penularan kasus positif Covid-19, maka fiqh muamalah berbasis pandemi bisa diterapkan didalamnya dengan sistem kewajiban sosial distancing pada setiap melakukan transaksi yang dikarenakan menjaga dari risiko menularkan Covid-19 ini.

Hal yang bisa dilakukan dalam mewujudkan implementasi fiqh muamalah berbasis pandemi adalah semisal, sebelum adanya Covid-19, warga Indonesia terbiasa untuk belanja kebutuhan sehari-hari di pasar dan juga swalayan di saat hari libur atau bisa juga setiao pagi hari. Akan tetapi, setelah dunia diserang dengan adanya Covid-19, maka transaksi jual beli bisa alihkan kepada jual beli online. Semisal selanjutnya, jika sebelum adanya Covid-19 antara saatu sama yang lain sering mengadakan pertemuan pembahasan proyek secara langsung, akan tetapi setelah adanya Covid-19, maka hal itu bisa dilakukan via aplikasi Google Meeting.

2. Korelasi Human Dengan Fiqh Muamalah Berbasis Pandemi Perspektif Maqasid Syariah

Fiqh muamalah sangat menentukan keberlangsungan hidup manusia dan kehidupan bermasyarakat. Mu'amalah Islam memiliki beberapa ciri, yaitu pertama, Fiqih muamalah dalam Islam didasarkan pada kaidah dan kaidah umum. Prinsip biaya kuliah harus mengikuti perkembangan zaman. Kedua, Hukum dasar Muamalah adalah hukum. Adanya prinsip Islam ini untuk memberikan kesempatan dan kebebasan kepada umatnya untuk berinovasi dan menciptakan muamara serta mengembangkan kegiatan ekonomi. Ketiga, Fiqih mu'amalah dalam Islam bertujuan untuk menciptakan manfaat. Keuntungan Muammalah dalam Islam tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan bersama dan kepentingan sosial yang sama. Keempat, Fiqih

17 Muhammad Ali al-Bar, 2020, “Riwayat Taun dan Wabah dalam Sejarah Islam dari

Penyebab, Cara Menghadapi, hingga Hikmah di Balik Pandemi”, Tangerang Selatan: PT Pustaka Alfabet, hlm. 94.

(7)

493

mu'amalah dalam Islam termasuk tetap (Tsabat) dan marunah atau hal-hal yang menerima perbuatan.18

Adapun, teori berikutnya adalah dengan menggunakan teori sistem dan maqasid syariah. Teori sistem adalah disiplin baru yang independen, yang melibatkan sejumlah dan berbagai bagian dari setiap disiplin. Hal ini berdasarkan bahwa efektivitas sebuah sistem diukur bedasarkan tingkat pencapain tujuannya, maka efektifitas hukum Islam dinilai berdasarkan tingkat pencapainnya maqashid syariah-nya.19

Penjabaran tentang teori sistem, pertama, fitur kognitif (al-idrokiyyah, cognition) mengusulkan sistem Hukum Islam yang memisahkan ‘wahyu’ dari kognisinya, itu artinya fiqh digeser dari bidang ‘pengetahuan ilahiyyah’ menuju bidang ‘kognisi’ pemahaman rasio manusia terhadap pengetahuan ilahiyyah. Pembedaan yang jelas antara syariah dan fiqh ini berimplikasi pada tidak adanya pendapat fiqh praktis yang di kualifikasikan atau diklaim sebagai suatu pengetahuan ilahiyyah. Dalam dalam paper ini pengembangan fiqh muamalah berdimensi pada kajian yang mempertimbangan masa pandemic misalnya dengan protokol kesahatan ekonomi kreatif dengan media sosial.20

Kedua, fitur menyeluruh (al-kulliyah,wolleness) yaitu membenahi kelemahan ushul fiqh klasik yang sering menggunakan pendekatan reduksionis dan atomistik. Dengan demikian maka fiqh muamalah masa pandemic akan bergeser dari interaksi social langung menuju interaksi social berbasis media social. Ketiga, fitur keterbukaan (infitahyyah, openness) berfungsi untuk memperluas jangkauan ‘urf (adat kebiasaan), dengan konsep ini mencoba membuka pandangan seorang ahli Hukum Islam terhadap konsep-konsep ilmu-ilmu alam,sosial, dan budaya. Konsep muamalah yang mengikuti prokes Kesehatan dan mengikuti adab pandemic akan dan dicoba dikembangkan lebih luas dengan fitur ini.21

Keempat, fitur hirarki saling keterkaitan (al-Harakiyyah al-mu’tamadah tabadulliyan, interalitid hirearchy). Fitur ini mencoba membuka jangkauan maqashid. Kalau maqashid tradisional atau klasik hanya bersifat partikular dan atau spesifik, maka fitur hirarkhi yang saling berkaitan memberikan dimensi sosial dan publik pada teori maqashid kontemporer. Sehingga fiqh muamalah bukan hal yang atomistik, unifikasi terhadap konsep muamalah berbasis pandemic termasuk dimensi publik dan dimensi sosial yang harus mendapat kajian serius dan mendalam sebaimana terma permasalahan fiqh muamalah kontemporer.

Kelima, fitur multi dimensional (taaddud al-abad; multi dimensionality) mengupayakan terhadap dalil-dalil yang saling bertentangan dengan memasukkan maqashid sebagai pembacaan baru. Sehingga soal fiqh muamalah dalam kajian fiqh dilihat dari maqashidnya. Keenam, fitur kebermaksudan

18 Imam Mustofa, 2016, “Fikih Muamalah Kontemporer”, Depok: RajaGrafindo Persada,

hlm. 8-9.

19 Agus Arwani, 2017, “Epistemologi Hukum Ekonomi Islam (Muamalah)”, Jurnal RELIGIA,

Vol. 15, No. 1, hlm. 128.

20 Saprida, “Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Pelaksanaan U[ah di Desa Prambatan

Kecamatan Abab Kabupaten Pali”, SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar’I, Vol. 5, No. 1, hlm. 44.

21 Asep Dadan Suganda, 2016, “Analisis Teori Ba’I Tawarruq dalam Muamalah Maliyah”,

(8)

494

maqashidiyyah; purposelfunness) bahwa pemberdayaan terhadap konsep kearisan adata adalah termasuk dalam maqashid, karena Agama Islam mengajarkan rahmatan lil ‘alamin.

Maqashid Syariah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah konsep maqashid kontemporer yang dikembangkan oleh Jasser Auda. Konsep ini mencoba menggeser maqashid yang berdimensi “penjagaan” preventif dan “perlindungan” menuju kepada “pengembangan” dan “hak-hak asasi” yang berbasis advokatif misalnya dari hifd al-din (perlindungan Agama) yang dalam fiqh klasik diartikan “hukuman atas meninggalkan Agama” menjadi “kebebasan kepercayaan” Fredom of Faitht. Sedangkan hifd al-nafs (melindungi jiwa ) dapat dikembangkan dari melindungi dan memberikan hak-hak orang normal menjadi melindungi juga kepada konsep fiqh muamalah sebagai Penggerak Kamandirian Ekonomi di tengah-tengah pandemi.22

3. Implikasi dari Fiqh Muamalah Berbasis Pandemi Perspektif Maqasid Syariah Terhadap Sosial Manusia

Fiqh Muamalah berbasis pandemi menjabarkan mengenai perilah beberapa peraturan yang ditetapkan di Indonesia terkait perlindungan untuk masyarakat dalam menghadapi Covid-19. Hukum Ekonomi Islam yang digunakan dalam penelitian ini adalah terkait PSBB. Terkait konsep maqasid syariah yang bertujuan semata-mata untuk kemaslahatan manusia terbatas pada fiqh muamalah saja di dalam penelitian ini.

Adapun, terkait konsep turunan dari maqasid syariah, yakni maslahah dalam hubungannya dengan manusia sebagai kelompok masyarakat maupun individu, dapat melihat terhadap kebijakan PSBB yang ditetapkan dengan tujuan untuk melindungi kelompok dan masyarakat dalam aspek kesehatan serta terbebas dari perpecahan yang disebabkan oleh tumpah tindihnya tingkat perekonomian di Indonesia.

Melihat pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020 dan juga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tahun 2020, terlihat sangat jelas bahwa tujuan utama dari kebijakan yang dibuat ini adalah semata-mata untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan tujuan, semata-mata untuk mencapai kemaslahatan yang benar-benar demi kemaslahatan orang banyak yang harus ada kerja sama yang kuat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Swasta, dan khususnya pemerintah.23 Dengan bersatunya seluruh

komponen elemen masyarakat Indonesia, menjadikan Covid-19 bisa lebih mudah untuk ditangani.

Dibutuhkannya perserikatan dari beberapa orang dalam bidang yang berbeda-beda dapat menjadikan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi efektif. Karena, sejatinya manusia tidak bisa hidup sendiri dan mengandalkan terhadap bidang yang digeluti masing-masing individu. Dibutuhkannya beberapa

22 Jasser Auda, 2015, “Maqasid and Philosophy, terjemahan Membumikan Hukum Islam

Melalui Maqasid Syariah, penerjemah Rasidin”, Bandung: Mizan Media, hlm. 249.

23 Ahmad Muhtadi Anshor, Muhammad Ngizzul Muttaqin, 2020, “Kebijakan Pemerintah

Indonesia dalam Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Perpspektif Maqasid Syariah”, Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, hlm. 171.

(9)

495

elemen ahli dalam bidangnya bisa membuat pola pikir masyarakat Indonesia menjadi terbuka.24

Maka dari itu, fiqh muamalah berbasis pandemi bisa dipastikan sudah sesuai dengan maqassid syariah yang bertujuan nantinya terhadap kemaslahatan umat. Bisa dilihat pada pengambilan hukum di fiqih muamalah pandemi adalah sosial distancing dan pengalihan pada jual beli online.

KESIMPULAN

Fiqh muamalah berbasis pandemi merupakan serangkaian peraturan dan hukum yang mengatur setiap transaksi antara seseorang dengan seorang yang lain, terkait dengan harta benda seperti jual beli, sewa menyewa, utang-piutang dan perserikatan. Adapun, korelasi human dengan fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah adalah penetapan hukum ditinjau dari segi bagaimana hukum tersebut memiliki tujuan untuk kemaslahatan bagi khalayak manusia. Melihat pada kasus pandemi Covid-19, pemberlakukan PSBB dan juga pengalihan pada jual beli online membawa dampak yang besar terhadap minimnya dan pencegahan dari penularan Covid-19. Dengan itu, implikasi dari dari fiqh muamalah berbasis pandemi perspektif maqasid syariah terhadap kemaslahatan umat adalah sudah terbukti.

DAFTAR PUSTAKA

“Berlaku 14 Hari, Penerapan PSBB di Jakarta Sampai 23 April 2020”, diakses pada

tanggal 1 April 2021, pukul 17.06 WIB,

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/09/23332221/berlaku-14-hari-penerapan-psbb-di-jakarta-sampai-23-april-2020.

“Situasi virus Covid-19 di Indonesia”, diakses pada tanggal 1 April 2021, pukul 15.02 WIB, https://covid19.go.id/.

Agus Arwani, 2012, “Epistemologi Hukum Islam (Muamalah)”, Jurnal Religia, Vol. 15, No. 1.

Ahmad Muhtadi Anshor, Muhammad Ngizzul Muttaqin, 2020, “Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Perpspektif Maqasid Syariah”, Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam, Vol. 5, No. 2.

Alif Jumai Rajab, Muhamad Saddam Nurdin, Hayatullah Mubarak, 2020, “Tinjauan Hukum Islam Pada Edaran Pemerintah dan MUI dalam Menyikapi Wabah Covid-19”, Bustanul Fuqaha: Jurnal Bidang Hukum Islam, Vol. 1, No. 2. Amin Abdullah, 2020, “Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin Metode Studi

Agama & Studi Islam di Era Kontemporer”, Yogyakarta: IB Pustaka.

Asep Dadan Suganda, 2016, “Analisis Teori Ba’I Tawarruq dalam Muamalah Maliyah”, ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 6, No. 1.

Ferdy Kurno, 2020, “Krisis Politik Ekonomi Global Dampak Pandemi Covid-19”,

Jurnal Anterior, Vol. 19, No. 2, hlm. 115-116.

24 Amin Abdullah, 2020, Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin Metode Studi Agama &

(10)

496

http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).DOI: https://doi.org/10.33084/anterior.v18i2.456.

Imam Fahrudin, 2020, “Pengguguran Kewajiban Shalat Berjamaah sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19”, Jurnal SALAM: Sosial & Budaya Syar’I, Vol. 7, No. 10.

Jasser Auda, 2015, “Maqasid and Philosophy, terjemahan Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, penerjemah Rasidin”, Bandung: Mizan Media. Mei Susanto, Teguh Tresna Puja Asmara, 2020, “Ekonomi Versus Hak Asasi Manusia dalam Penanganan Covid-19: Dikotomi atau Harmonisasi”, Jurnal

HAM, Vol. 11, No. 2, hlm. 302 DOI:

http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.301-317.

Muhammad Ali al-Bar, 2020, “Riwayat Taun dan Wabah dalam Sejarah Islam dari Penyebab, Cara Menghadapi, hingga Hikmah di Balik Pandemi”, Tangerang Selatan: PT Pustaka Alfabet

Nurhayati, 2019, “Penyelesaian Sengketa dalam Hukum Ekonomi Islam”, J-HES: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 3, No. 1.

Palupi Lindiasari Samputra, Adis Imam Munandar, 2019, “Korupsi, Indikator Makro Ekonomi, dan IPM terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 12, No. 1.

Rinaldi Syahputra, 2017, “Analisis Faktor-Fakto yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”, Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 1, No. 2.

Saprida, “Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Pelaksanaan U[ah di Desa Prambatan Kecamatan Abab Kabupaten Pali”, SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar’I, Vol. 5, No. 1.

Siska Lis Sulistiani, 2018, “Eksistensi Filsafat Hukum Islam dalam Pengembangan Ekonomi Islam Indonesia”, Jurnal Amwaluna, Vol. 2, No. 1.

Sri Sudarti, 2018, “Fiqh Muamalah Kontemporer”, Medan: FEBI UIN-SU Press. Sri Sudarti, 2018, “Fiqh Muamalah Kontemporer”, Medan: FEBI UIN-SU Press. Tafeta Febriyani, Sri Kusreni, 2017, “Determinan Pertumbuhan Ekonomi di 4

Negara ASEAN, Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan”, Vol. 2, No. 1. Zulfikar, 2017, “Ilmu Hukum Islam”, Lampung: Universitas Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran Kepuasan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Tingkat Jabatan, dan Status Pernikahan Hasil analisis tambahan dalam penelitian ini

Menurut Eileen (2007), melakukan senam hamil secara teratur dipercayai dapat menurunkan nyeri punggung, salah satunya dengan latihan transversus, latihan dasar

Hasil belajar yang telah dilakukan pada materi pengertian, prosedur, macam-macam penempatan alat, dan perhitungan pengukuran beda tinggi pada kelas X-DPIB 2

6233 Kedung Guwosari Pajangan 04 SUYUDI M.. AMAT

Direktorat Jenderal mencatat putusan atas gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dalam Daftar Umum Desain

Erwinia sp yang menyebabkan penyakit busuk rebah pada tanaman lidah buaya (Aloe barbadensis Mill) dan disarankan penggunaan media lain yang dapat lebih

Perkembangan organ reproduksi jantan ditandai dengan variasi warna gonad jantan, bertambahnya ukuran penis, pembentukan saluran penis serta pembentukan

Peneliti sebelumnya memfokuskan pada Pemutusan Hubungan Kerja pada masa pandemi covid-19 menurut perspektif fiqih muamalah, berbeda dengan penelitian yang akan