TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN
KABUPATEN SRAGEN
Suyati, Maya Yuni Hariyanti Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
ABSTRAK
Latar Belakang: KIPI adalah kejadian sakit dan kematian yang terjadi setelah mendapatkan imunisasi yang disebabkan oleh imunisasi. Jumlah 130 bayi yang di imunisasi, imunisasi BCG yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) sejumlah 3 bayi (10%) yang berupa abses dan bulatan merah, imunisasi DPT yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) 9 (17%) yang berupa demam tinggi, imunisasi campak yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) 2 bayi (5%)yang berupa demam tinggi.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi di wilayah kerja puskesmas Sambungmacan, Kabupaten Sragen.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini melibatkan 98 responden ibu yang mempunyai anak bayi di wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan Kabupaten sragen, dengan kriteria ibu yang mempunyai anak bayi di wilayah kerja puskesmas Sambungmacan, Kabupaten Sragen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan analisis univariate.
Hasil: Tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada bayi Diwilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan, Kabupaten Sragen adalah baik sebanyak 11 responden (11,22%), cukup sebanyak 45 responden (45,91%), dan Kurang 44 responden (44,89%).
Simpulan: Tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi diwilayah kerja puskesmas Sambungmacan, Kabupaten Sragen mempunyai tingkat pengetahuan Cukup Kata kunci : Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi
PENDAHULUAN
Di Indonesia sendiri Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi(KIPI) yang paling serius pada anak adalah anafilaksis, angka kejadian reaksi anafilaksis pada DPT diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis.Tetapi benar-benar reaksi anafilaktik 1-3 kasus diantara 1 juta dosis.Anak yang lebih besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sincope segera atau lambat.
Episode hipotonok- hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat
terjadi 4-24 jam setelah imunisasi (Andhini, 2010)
Kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) polio berat terjadi pada 1 per 2,4 juta dosis vaksin (CDC Vaccine Information Statement 2000), sedangkan kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) hepatitis B pada anak dapat berupa demam ringan sampai sedang terjadi 1/14 dosis vaksin, dan pada dewasa1/100 dosis (CDC Vaccine Information Statement 2000). Kasus Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi campak berupa demam terjadi pada 1/6 dosis, ruam kulit ringan 1/20 dosis, kejang yang disebabkan demam 1/3000 dosis, dan reaksi alergi serius 1/1.000.000 dosis ( IDAI, 2011)
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) merupakan suatu kejadian (medik) sakit dan kematian yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga disebabkan oleh imunisasi (Lisnawati, 2011)
Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terjadi terlebih dahulu karena merupakan reaksi samping vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis berat seperti reaksi anafilaktik sistemik dengan resiko tinggi kematian(IDAI, 2011)
Berdasarkan perbandingan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja puskesmas Sambungmacan II dan Wilayah kerja Puskesmas Gondang, dari 2 wilayah dengan hasil banyak kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) diwilayah kerja Puskesmas Sambungmacan II dengan jumlah 130 bayi yang di imunisasi, bayi yang imunisasi BCG sebanyak 28 bayi yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) sejumlah 3 bayi (10%) yang berupa abses dan bulatan merah sehabis imunisasi,bayi yang imunisasi HB sejumlah 27 bayi, bayi yang di imunisasi DPT sejumlah 41 bayi yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) 9 (17%) yang berupa
demam tinggi, pada, bayi yang di imunisasi campak sejumlah 34 bayi yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) 2 bayi (5%)yang berupa demam tinggi. Sedangkan pada wilayah kerja puskesmas Gondang sejumlah 272 bayi yang diimunisasi dan kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)hanya berupa demam ringan sehabis imunisasi DPT dan barutan merah sehabis imusasi BCG.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung macan, kabupaten Sragen”.
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak bayi di wilayah kerja Puskesmas Sambungmacan sebanyak 130. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 98 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan simple random sampling.
Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik
HASIL PENELITIAN
1. Deskriptif Responden Penelitian a. Umur Responden
Diagram 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan diagram 4.1 dari umur responden terbanyak adalah berusia 20-35 Tahun yaitu 72 Orang (73%).
b. Pendidikan
Diagram 4.2 Karakteristik respon- den Berdasarkan Pendidikan.
Berdasarkan diagram 4.2 maka tingkat pendidikan terakhir yang pernah ditempuh terbanyak adalah SMA sebanyak 66 Responden ( 67%).
c. Pekerjaan
Diagram 4.3 Karakteristik Respon- den Berdasarkan Pekerjaan.
Berdasarkan diagram 4.3 maka distribusi responden berdasarkan tingkat pekerjaan dari terbanyak adalah sebagai IRT Sebanyak 65 responden (66%).
d. Paritas
Diagram 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
Berdasarkan diagram 4.4 maka distribusi responden berdasarkan paritas terbanyak adalah sebagai jumlah anak 1 Sebanyak 59 responden (60%).
2. Deskriptif Variabel Penelitian
a. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi pada bayi berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada Bayi berdasarkan umur.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan kriteria umur sebagian besar ibu diwilayah kerja puskesmas Sb.macan, Kabupaten Sragen mempunyai umur 20-35 tahun dan memiliki tingkat pengetahuanCukup yaitu sebanyak 33 responden (33,67%)
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada Bayi berdasarkan pendidikan
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan Tingkat pendidikan
sebagian besar ibu di wilayah Kerja Puskesmas Sb.macan, Kabupaten Sragen mempunyai Pendidikan SMA dan memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 25 Responden
( 25,51%)
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada Bayi berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan kriteria Pekerjaan sebagian besar ibu di wilayah kerja puskesmas Sambung macan, Kabupaten Sragen adalah IRT dan memiliki tingkat pengetahuan yaitu Cukup sebanyak 28 Responden (28,58%)
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi pada bayi berdasarkan paritas
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan kriteria paritas sebagian besar ibu mempunyai bayi diwilayah kerja puskesmas Sambungmacan II kecamatan Sambungmacan Kabupaten sragen adalah ibu mempunyai anak 1 sebanyak 29 responden (29,59%)
b. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada bayi.
Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Berdasarkan diagram 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasipada Bayi
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II
mempunyai tingkat
pengetahuan cukup Sebanyak 44 Responden ( 45%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan diagram 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur responden dari 98 responden menunjukkan sebagian besar responden mempunyai umur 20-35 tahun yaitu 33 responden (33,67%).
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu prengetahuan akan berkurang (Mubarak, 2007; Hendra, 2008)
Hal ini dikarenakan usia produktif berdampak pada daya tangkap ibu terhadap segala bentuk informasi yang disampaikan dari petugas kesehatan atau dinas kesehatan setempat yang akan memperluas pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi.
Berdasarkan diagram 4.2 karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan paling banyak berpendidkan SMA dengan tingkat pengetahuannya yaitu sebanyak 25 Responden (25,51%)
Tingkat pengetahuan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuan (Hendra, 2008)
Responden yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih mudah menerima informasi tentang kejadian ikutan pasca imunisasi yang diberikan
oleh petugas kesehatan, sebaliknya responden yang tingkat pendidikan rendah akan mendapat kesulitan untuk menerima informasi yang ada sehingga mereka kurang memahami tentang pelayanan yang mereka dapatkan.
Berdasarkan diagram 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan paling banyak responden sebagai IRT Yaitu sebanyak 28 responden (28,57%).
Factor sosial ekonomi yang berkaitan dengan pekerjaan juga mempengaruhi ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi.
Pekerjaan mempengaruhi seseorang untuk mempunyai tingkat pengetahuan yang baik kebiasaan dan tradisi yang dilakukan selama berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu proses belajar dan memperoleh pengetahuan (Mubarak, 2007; Hendra, 2008)
Dalam penelitian ini ibu yang mempunyai anak bayi dengan pekerjaan sebagai IRT mempunyai pengetahuan cukup dikarenakan pada ibu yang mempunyai anak bayi mempunyai waktu luang yang lebih untuk mengakses informasi kesehatan dari media masa contohnya televisi, majalah dan sebagainya dibandingkan ibu yang bekerja diluar rumah.
Berdasarkan diagram 4.4 karakteristik responden berdasarkan paritas responden dari 98 responden menunjukan paling banyak responden mempunyai anak 1 yaitu 29 responden (29,59%)
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan.Semakin banyak paritas semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuannya sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik dan suatu pengalaman masa lalu mempengaruhi belajar. Sehingga dapat disimpulkan orang yang mempunyai anak banyak pengetahuannya lebih.
Berdasarkan diagram 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Pada bayi di wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II, Kecamatan Sambungmacan, kabupaten Sragen sebagian besar mempunyai pengetahuan Cukup yaitu sebanyak 44 responden (45%).
Pengetahuan adalah merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telingga, dan sebagainya).Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2005)
Menurut (Mubarak 2007) Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang ada 7 salah satunya antara lain faktor umur, pendidikan, pekerjaan.
Dari hasil penelitian bahwa dari umur terbanyak adalah umur 20-35 memiliki pengetahuan Cukup, dari pendidikan terbanyak adalah SMA memiliki pengetahuan Cukup, dari pekerjaan terbanyak adalah IRT memiliki pengetahuan Cukup sedangkan dari paritas terbanyak adalah mempunyai anak 1 mempunyai pengetahuan kurang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mempunyai pengetahuan cukup dan kurang sehingga karakteristik mempengaruhi penelitian.
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur responden dari 98 Responden menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun dan memiliki pengetahuan Cukup Yaitu 33 responden (33,67%)
Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapatkan sebagian besar responden berpendidikan SMA mempunyai tingkat pengetahuan Cukup yaitu sebanyak 25 Responden (25,51%)
Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai IRT Dan memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 28 responden ( 8,57
%)
Berdasarkan diagram 4.4 karakteristik responden berdasarkan paritas responden dari 98 responden menunujukkan
sebagian besar responden mempunyai anak 1 dan mempunyai pengetahuan kurang yaitu 29 responden (29, 59%)
Hal ini sesuai dengan teori (Mubarak 2007; Hendra 2008) yang menunjukan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas bisa mempengaruhi pengetahuan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi pada bayi diwilayah puskesmas Sambungmacan II, kabupaten sebagian responden mempunyai pengetahuan cukup.
Berdasarkan simpulan maka saran yang diberikan:Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian dengan variable yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi, Tenaga kesehatan sebaiknya dapat memberikan konseling dan pemahaman lebih dalam pada ibu-ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi tentang reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi.Agar ibu mantap dan tidak ragu untuk mengimunisasi anaknya. Bagi Responden diharapkan dapat berusaha mwningkatkan pengetahuan diri tentang kejadian ikutan pasca imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andhini, A.,P.,C.,S.,D. 2010. Imunisasi dan Vaksin. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal: 82
Suharsimi_Arikunto. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 223
Dompas, R. 2010. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: EGC. Hal: 60,61
Dewi, V., N., L. 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika. Hal: 130-131, 133, 14
Hidayat, A., A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba Medika. Hal: 6
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.
Pedoman Imunisasi Di Indonesia.
Jakarta : IDAI
Lisnawati, L. 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: CV Trans. Info Media. Hal: 99
Machfoedz, I. 2009. Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Fitramaya. Hal: 38, 112, 126, 127
Marimba, H. 2010.Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar padaBalita. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal: 1, 130, 133 maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam kebidanan.
Jakarta: CV Trans Info Media. Hal:
219, 220
Mubarak, W., I. 2011.Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: salemba Medika. Hal: 31, 83
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 139
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 35, 37, 159, 164, 165, 175 Rukiyah, A., Y. 2010. Asuhan Neonatus
Bayi dan Anak Balita. Jakarta: CV Trans Info Media. Hal: 318
Riyanto, A. 2009.Pengolahan dan Analisis DataKesehatan. Yogyakarta: Nuha Ofsset. Hal: 9, 46
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Hal: 77, 85, 91, 93