• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR NEGERI ORO ORO OMBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR NEGERI ORO ORO OMBO"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA SISWA

KELAS 4 SEKOLAH DASAR NEGERI ORO-ORO OMBO

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dosen Pengampu :

Drs. Edy Siswanto ,M.Pd

Dis

Disusun Oleh:

Devita Nela Andrila (NPM 09141.046)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar, pengetahuan, dan ketrampilan dasar pada siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya dan untuk mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di sekolah yang lebih tinggi tingkatannya. Terkait dengan tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar tersebut, maka pembelajaran bahasa di SD sangatlah penting. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting baik secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari kemampuannya dalam menguasai empat aspek kebahasaan yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Dalam ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis merupakan ketrampilan yang paling sulit, paling tinggi, dan paling kompleks

tingkatannya dari ketrampilan lain dalam berbahasa, karena memerlukan latihan yang lama dan intensif. Selain kurikulum, siswa, media pembelajaran, fasilitas, sumber belajar, guru adalah salah satu komponen dalam

pembelajaran dan merupakan faktor strategis yang menentukan keberhasilan tujuan pembelajara. Cara guru mengajar mempengaruhi cara siswa belajar.

(3)

menggunakan bahasa yang baik dan benar.Kurangnya pengetahuan memahami topik meliputi pengungkapan isi, dan kurang tepatnya dalam menarik kesimpulan. Siswa kurang mampu mengungkapkan penalaran yang diwujudkan dalam paragraf. Siswa sendiri menganggap bahwa peranan menulis tidak penting, dan siswa belum mengetahui peranan menulis bagi kelanjutan studinya.

Penggunaan media pembelajaran secara efektif, inovatif, dan variatif perlu diupayakan agar pembelajaran menulis tidak membosankan atau lebih menarik perhatian siswa.Dalam hal ini guru harus selektif dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran tersebut, karena setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri. Begitu pula dalam pembelajaran menulis, guru dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang digunakan, media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga media pembelajaran yang digunakan mampu mendukung pencapaian

kompetensi/tujuan yang diharapkan.Berdasarkan hal tersebut penggunaan media video dirasa efektif dalam pembelajaran menulis. Penggunaan media video ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide atau gagasan secara logis dalam bentuk tulisan. Mulai dari peristiwa awal hingga akhir menggunakan bahasa yang baik dan benar.Dengan media video diharapkan siswa memulai dari rasa senang dan tertarik sehingga hasil tulisan mereka dapat meningkat menjadi lebih baik.Dengan memanfaatkan media video diharapkan dapat membantu anak untuk membuat kalimat sesuai dengan pesan yang terkandung dalam video tersebut, sehingga siswa mudah untuk menuangkan ide atau gagasan pemikirannya.

Dari kenyataan di atas maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang penggunaan media video dalam peningkatan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo tahun ajaran 2012/2013.

(4)

Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Oro-Oro Ombo tahun pelajaran 2012 / 2013?

2. Pemecahan masalah

Sebagaimana yang telah dipaparkan pada bagian pendahuluan, masalah pembelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan menulis deskripsi adalah guru hanya meminta siswa membayangkan objek yang akan ditulis, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan kata-kata ke dalam kalimat. Karangan yang dihasilkan siswa cenderung pendek.

Penggunaan media video memiliki pengaruh yang besar di dalam pembelajaran. Menerapkan media Video dalam pembelajaran

keterampilan menulis karangan deskripsi akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan menimbulkan tantangan bagi siswa.

Penggunaan media video ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide atau gagasan secara logis dalam bentuk tulisan. Mulai dari peristiwa awal hingga akhir menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan memanfaatkan media video dapat membantu anak untuk membuat kalimat sesuai dengan pesan yang terkandung dalam gambar tersebut, sehingga siswa mudah untuk menuangkan ide atau gagasan pemikirannya.

C. Tujuan Penelitian

1. Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan di atas, maka penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan “Untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Oro-Oro Ombo Madiun dengan menggunakan media video tahun ajaran 2012 / 2013. D. Manfaat penelitian

Dengan penelitian yang dialkukan ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Hasil

(5)

sangat penting demi kemajuan siswa. Selain itu hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai

acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan multi media di dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

1) Multi media yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai contoh alat peraga yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.

2) Memberikan pengetahuan kepada guru bahwa multi media dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi. 3) Memberi motivasi kepada guru agar mau melakukan inovasi

pembelajaran demi tercapainya siswa yang pandai dan kreatif. 4) Meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran.

5) Mendorong masuknya teknologi ke dalam dunia pendidikan. b. Bagi Siswa

1) Memberikan pembelajaran yang menyenangkan. 2) Dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi. 3) Memberikan pengetahuan baru tentang teknologi dalam

pembelajaran.

4) Memberikan suasana baru dalam belajar. 5) Siswa dapat memanfaatkan video untuk belajar. c. Bagi Sekolah

Memberikan pengetahuan kepada keluarga sekolah untuk memanfaatkan media pembelajaran yang baru dan inovatif secara optimal sehingga berdampak pada peningkatan dan kemajuan sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Deskripsi

(6)

cara menyajikan visualisasi mengenai objeknya atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang.

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan (Ismail Marahimin, 1994: 45). Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya akan merasakan apa yang dirasakannya, melihat apa yang ia lihat, mendengar apa yang ia dengar, mencium bau yang diciumnya, mencicipi apa yang dimakannya melalui tulisannya. Berkaitan dengan karangan deskripsi, Suparno dan Yusuf

Mohamad (2008: 46) menegaskan bahwa deskripsi merupakan suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya. Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu dengan sifat dan gerak-geriknya.

Dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan suatu pola tutur yang berbentuk karangan dengan maksud menggambarkan suatu hal atau keadaan tertentu sesuai keadaan yang sebenarnya.

B. Hakikat Kemampuan Menulis Deskripsi

Di bagian awal telah disebutkan mengenai pengertian kemampuan menulis yaitu kemampuan yang bersifat aktif dan produktif di dalam menghasilkan tulisan, yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan secara terus-menerus. Serta kesimpulan mengenai deskripsi yaitu suatu pola tutur yang berbentuk karangan dengan maksud menggambarkan suatu hal tertentu sesuai keadaan yang sebenarnya.

Menurut Ariyanto Sam kemampuan menulis deskripsi adalah

kecakapan seseorang menyampaikan gagasan, pesan, sikap dan pendapatnya kepada orang lain tentang suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa

sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca dan pembaca melihat sendiri objek itu

(http//:www.ptk-indoskripsi.com/14/5/2008/kemampuan-menulis-deskripsi).

(7)

sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca seakan-akan melihat objek secara langsung.

Paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri khusus dalam menuliskannya. Menurut M. Atar Semi (2007: 66) ciri-ciri paragraf deskripsi adalah sebagai berikut:

a) Berupaya memberikan detail atau rincian tentang objek.

b) Bersifat mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca. c) Menyangkut objek yang dapat diindera oleh panca indera.

d) Disampaikan dengan gaya memikat dan pilihan kata yang menggugah. e) Organisasi penyajiannya lebih umum menggunakan susunan ruang. C. Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi

Tulisan deskripsi yang baik dan bermutu akan dapat diperoleh jika memperhatikan langkah-langkah menulis yang benar. St. Y. Slamet (2008: 183) mengemukakan teknik menulis deskripsi dengan dua cara, yaitu:

a) Mengamati objek yang akan ditulis (sifat fisik, persamaan, atau perbedaanya dengan objek yang lain, dan sebagainya).

b) Menyeleksi dan menyusun rincian suatu deskripsi (memilih data/ informasi, menyajikan informasi tentang objek yang dideskripsikn, dan sebagainya).

c ) Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang sangat penting di Sekolah Dasar, pembelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Hakikat Video

Video atau VCD pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video atau VCD dan disajikan dengan peralatan VTR (Video Tape Recorder)atauVCD player dan monitor (pustekkom:

http//:www.vcdpembelajaran. com/menu.php?mod: pedoman)

(8)

Biasanya sebuah video menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.

Ronald H. Anderson (1989: 102) menyebutkan ada sepuluh petunjuk untuk memproduksi gambar bergerak. Kesepuluh petunjuk tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat memproduksi gambar bergerak. Sepuluh petunjuk tersebut antara lain:

a) Media video didisain untuk memperlihatkan gambar yang gerak. b) Gambar yang bergerak amat baik untuk pembelajaran dengan

tujuan afektif.

c) Untuk kepentingan pengajaran, sebaiknya gambar bergerak digunakan secara langsung dengan penonton.

d) Suara (backsound) yang mengiringi sajian video harus sesuai dengan isi gambar.

e) Narasi tidak boleh menceritakan semua yang terlihat pada layar, kecuali untuk menginterpretasikan atau untuk memperjelas hal yang penting.

f) Media gambar bergerak/video harus mengandung isi yang sudah dibakukan, serta harus melalui tahap penyuntingan dan ujicoba sebelum digunakan dalam kegiatan pengajaran.

g) Karena film dan video sebetulnya adalah media gambar bergerak, narasinya hendaknya dikembangkan sendiri oleh peneliti.

h) Perlu diingat bahwa penonton tidak terikat pada media. Mereka bisa saja mengalihkan perhatian pada hal-hal lain kalau tontonan itu tidak menarik baginya.

i) Gambar yang diambil hendaknya bervariasi untuk menghindari kebosanan siswa.

j) Memproduksi media gambar bergerak adalah suatu pekerjaan yang rumit karena melibatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu serta teknisi yang terampil.

Menurut Elita Burhanudin, Hari Wibowo, dan Irmawati (2009: 9) media video memiliki kelebihan antara lain:

a) Dapat menstimulir efek gerak. b) Dapat diberi suara maupun warna.

(9)

memerlukan ruangan gelap untuk penyajiannya. E. Media Video dalam Pembelajaran

Pengggunaan media video pada pembelajaran menulis deskripsi mempunyai makna tersendiri bagi siswa. Karena guru sangat jarang menggunakan video sebagai media dalam mengantarkan siswa merangkai kata-kata, mengorganisasikan ide menjadi kalimat dan mengungkapkan pikiran mereka. Padahal, penggunaan media yang lebih sederhana dari video yaitu media gambar sudah dapat memberikan pengaruh yang signifikan. Seperti diungkapkan oleh Djago Tarigan dan H.G. Tarigan (1986: 209) mengarang melalui media gambar merupakan suatu teknik pengajaran menulis yang sangat dianjurkan para ahli, karena gambar yang kelihatan diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imajinasi. Penggunaan media video memiliki pengaruh yang besar di dalam

pembelajaran. Konsep “kerucut pengalaman’ dari Edgar Dale dalam Elita, Hari, Irmawati (2009: 3) mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak.

(10)

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini yang berjudul “Penggunaan Media Visual Dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo Tahun Ajaran 2012/2013” dilaksanakan disalah satu sekolah dasar yang ada di Kecamatan Kartoharjo. Sekolah Dasar Negeri Oro – Oro Ombo ini, berada di kota Madiun, kecamatan Kartoharjo atau lebih tepatnya beralamat di jalan Biduri, kelurahan Kanigoro.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai bulan September 2012 hingga Desember 2012.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Jumlah siswa kelas IV. Siswa kelas IV memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung namun kemampuan menulis yang mereka kuasai belum sepenuhnya mampu mengungkapkan pikiran dengan baik. Untuk itu, peneliti berusaha menggunakan media visual untuk mengatasi kesulitan tersebut.

C. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, peneliti mengambil data dari beberapa sumber, antara lain:

1. Siswa

Data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 yang mencakup nilai rata-rata ulangan harian dan nilai ulangan akhir

(11)

yang dicapai siswa dalam pembelajaran menulis, baik proses maupun hasil yang dicapai siswa.

2. Teman Sejawat

Teman sejawat dalam penelitian ini yaitu salah satu guru di SD Negeri Oro-Oro Ombo. Data hasil pengamatan dari teman sejawat tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti saat melakukan penelitian dan selama penelitian dilaksanakan.

3. Kepala Sekolah

Informasi dan data yang dibutuhkan peneliti mengenai data siswa kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo.

4. Dokumen

Dokumen-dokumen penting mengenai latar belakang siswa kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo. Arsip atau dokumen yang dapat dijadikan sumber data adalah semua arsip yang berkaitan dengan penelitian. Misalnya buku daftar nilai, buku rapor, dan juga buku tentang catatan kelakuan siswa.

5. Peneliti

Peneliti sebagai sosok yang setiap hari bertemu dengan siswa merupakan sumber data yang dibutuhkan juga selain menjadi pelaksana dalam penggunaan media visual. Data yang diperoleh dari peneliti berupa data-data tentang pelaksanaan penggunaan media visual dalam pembelajaran menulis di kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini antara lain:

1. Teknik Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 29) menjelaskan teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan,

(12)

Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis post test (tes akhir) yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran tiap siklus untuk

memperoleh nilai kemampuan menulis deskripsi siswa Kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo. Tes tersebut berbentuk tes tertulis (soal untuk menulis karangan deskripsi).

i. 2. Observasi

Observasi dilakukan dengan pemusatan perhatian terhadap objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indera dengan tujuan untuk mengkonfirmasikan antara data yang ada dengan kenyataan sebenarnya.

Pengumpulan data dengan observasi ini akan peneliti lakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan data tentang pelaksanaan pembelajaran menulis dengan media visual yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo tahun pelajaran 2012/2013.

Dalam kegiatan ini peneliti melibatkan teman sejawat untuk membantu dalam melaksanakan observasi ini. Melalui observasi akan diperoleh data observasi mengenai kegiatan guru dan siswa dari awal sampai akhir. Data yang diambil dengan menggunakan metode observasi adalah data pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran baik guru dan siswa.

3. Pencatatan Arsip a. Arsip

1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tentang ruang lingkup materi, tujuan, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok kelas IV.

2) Silabus tentang alokasi waktu dan tema yang diajarkan. b. Dokumen

Berupa nilai proses untuk memperoleh data tentang kemampuan menulis deskripsi sebelum dilakukan tindakan. Berupa nama responden penelitian, sejarah perkembangan SD Negeri Oro-Oro Ombo Madiun.

(13)

dokumen foto yang diambil adalah pada saat guru atau peneliti melaksanakan pembelajaran baik siklus 1 maupun siklus 2, gambar siswa sedang memperhatikan video, gambar guru sedang memberikan penjelasan tentang menulis deskripsi, gambar pada saat siswa

mengerjakan soal evaluasi, serta gambar alat-alat yang digunakan selama penelitian

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalan penelitian tindakan kelas ini adalah analisis interaktif untuk menganalisis hasil belajar siswa mengenai pembelajaran membaca dengan metode speed reading. Data dan foto akan dikumpulkan untuk dianalisa.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan salah satu model penelitian tindakan kelas yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kasihani Kasbolah, 2001: 63), dengan melaksanakan beberapa tahap penelitian yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, namun apabila dalam dua siklus masih belum memenuhi indikator kinerja maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut seperti terlihat pada gambar 1.

13 Ref leksi Obser

vasi

Pelaksa naan

Tindak

Rencana Tindakan

Observasi

(14)

Gambar1. Prosedur Penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Tahap

perencanaan ini menentukan apa yang digunakan, siapa yang melakukan, kapan waktu pelaksanaannya, dan bagaimana melaksanakannya.

2. Tahap Pelaksananan Tindakan

Tahap kegiatan dalam penelitian ini meliputi empat tahap yaitu: a) perencanaan, b) pelaksanaan tindakan, c) pengamatan, dan d) refleksi. Tahapan ini dilakukan secara terus menerus sehingga ditemukan hasil yang optimal. Adapun pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut:

Kondisi awal

Pembelajaran tes awal berupa tugas membaca kemudian dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita anak yang telah dibacanya.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas

Rencana Tindakan

Refleksi

Obser vasi

(15)

IV semester 1 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau satu kali pertemuan dengan materi pokok membaca. Kemudian

mempersiapkan segala sumber belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada masalah yang muncul, guru memberikan metode speed reading sesuai prosedur atau langkah-langkah pembelajaran dengan teknik tersebut. Siswa berlatih menggunakan metode tersebut untuk membaca teks bacaan yang telah disiapkan oleh guru.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam proses belajar mengajar, peneliti memberikan penjelasan tentang membaca dengan cepat, siswa secara

berpasangan menghitung kecepatan membaca, selanjutnya siswa bertanya jawab dengan guru tentang isi dari teks bacaan yang dibaca. Pada akhir pembelajaran, siswa melaksanakan evaluasi yang berupa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan yang telah dibacanya.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri Oro-Oro Ombo dengan menggunakan metode speed reading yang telah dijelaskan guru. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu juga melakukan pengamatan mengenai kemampuan siswa menggunakan metode speed reading dalam membaca dan kesulitan serta hambatan yang mereka hadapi ketika melaksanakan metode tersebut.

d. Tahap Refleksi

(16)

serta rencana yang akan dilaksanakan pada siklus II guna

memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selanjutnya bertitik tolak dari hal tersebut, dilakukan pelaksanaan tindakan siklus II.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester 1. Kemudian mempersiapkan segala sumber belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga pada siklus kedua merupakan usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan metode speed reading.

Namun dalam pelaksanaan tindakan ini, tidak selengkap pada pelaksanaan tindakan pada siklus I karena pada siklus ini hanya memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam siklus II ini mengacu pada kekurangan yang terjadi pada siklus I. Peneliti memberikan penjelasan tentang membaca dengan cepat, siswa secara berpasangan menghitung kecepatan membaca, selanjutnya siswa bertanya jawab dengan guru tentang isi teks bacaan yang dibaca. Pada akhir

pembelajaran, siswa melaksanakan evaluasi yang berupa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang telah dibacanya.

c. Tahap Observasi

(17)

reading. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu juga melakukan pengamatan mengenai kemampuan anak dalam menggunakan metode speed reading dalam membaca dan kesulitan serta hambatan yang mereka hadapi ketika melaksanakan metode tersebut.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melaksanakan analisis mengenai kelebihan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilaksanakan. 3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan dan akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observer melakukan tindakan observasi ini sebagai sarana untuk mengadakan refleksi dalam menyusun rencana tindakan berikutnya.

4. Tahap Evaluasi Refleksi

Pada tahap refleksi ini merupakan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan oleh peneliti untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh dari tindakan tersebut. Dalam pelaksanaan tahap ini peneliti

membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah dilaksanakan tindakan. Peneliti dengan teman sejawat melakukan diskusi untuk memaknai data yang telah diperoleh sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang dilakukan. Hasil penelitian pada siklus pertama merupakan tahap awal untuk pelaksanaan siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

(18)

SDN Maitan 03 Tahun Pelajaran 2008/2009. Pati: FIG

Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video . Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Henry Guntur Tarigan. 1986. Menulis Sebagai Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

M. Atar Semi. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Suharsimi Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Bumi Aksara Suparno, Yusuf Mohamad. 2008. Keterampilan Dasar menulis. Jakarta :

Universitas Terbuka

Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Ciputat: Gaung Persada Press http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/ (diakses tanggal 02 Mei 2010)

http://asep.wordpress.com/ (diakses tanggal 15 November 2012) http://digilib.petra.ac.id (diakses tanggal 12 Desember 2012)

http://edu-articles.com/download-jurnal-pendidikan-gratis/ (diakses tanggal 22 Desember 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian untuk mengetahui penerapan pendekatan Resource Based Learning dengan multimedia dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa

Penanaman jalur hijau jalan merupakan hal penting dalam merancang dan mengelola ruang serta memecah masalah, vegetasi merupakan faktor penting dalam lingkungan sehingga

membentuk karakter masyarakat Aceh yang bersyari‟at melalui pesan-pesan nasehat (peutitih peuteteh); larangan dan pantangan; pembentukan Majelis Adat Aceh, Pembentukan

Yang menjadi masalah dalam konteks ini, anak-anak terpelajar lebih familiar dengan produk kebudayaan dan aplikasi teknologi negara-negara maju, tetapi tidak terinspirasi untuk

industri primer berupa log kayu yang akan diolah untuk produk lanjutan

Jawaban dari permasalahan tersebut adalah bahwa rekayasa balik yang dilakukan dalam rangka pembuatan program keygen termasuk perbuatan yang dilarang dalam pasal 30 ayat

Berdasarkan hasil analisis temuan, dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan geometri spasial siswa yang memperoleh pembelajaran

“Pengendalian Kualitas Produk Kemasan Botol 600 ml Dengan Metode Six Sigma” sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan dan memperoleh gelar sarjana