PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN BERCERITA
BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN
BERCERITA PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 DOLOKSANGGUL
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ERMA JUNITA SIHITE
NIM. 208111037
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
ABSTRAK
Erma J. Sihite, NIM 208111037.Pengaruh Teknik Pembelajaran Bercerita Berpasangan Terhadap Kemampuan Bercerita Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Medan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pembelajaran bercerita berpasangan terhadap kemampuan bercerita pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul tahun ajaran 2012/2013.
Sampel penelitian ini berjumlah 48 orang dari 230 populasi yang ada. Sampel tersebut akan dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dikenai perlakuan teknik pembelajaran bercerita berpasangan , sedangkan kelas kontrol dikenai perlakuan teknik ekspositori.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian postest only control group design. Instrumen yang digunakan adalah tes performance atau uji produk.
Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 81,41 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 71,4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai tes kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t diperoleh thitung = 4,298 pada taraf signifikan α = 5% dari daftar distribusi t dk (n-1) = 24-1 = 23, maka diperoleh ttabel = 2,014 dan pada taraf signifikansi α = 1% dari daftar distribusi t dk (n-1) = 24-1 = 23, ttabel = 2,692 . Jadi, thitung > ttabel = 2,014 < 4,570>2,692. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti teknik pembelajaran bercerita berpasangan lebih efektif dibanding teknik pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan bercerita.
ABSTRACT
Erma J. Sihite, NIM 208111037. Influence Technique Study Tell A Story couple To Ability Tell A Story At Student Class VII SMP Country 1 Doloksanggul School Year 2012 / 2013. Thesis. Field. Majors Ianguage and Art Indonesian, Faculty Ianguage and Art, University Country Field.
This Research aim to to know study technique influence tell a story couple to ability tell a story at VII Premary High School Country class student 1 Doloksanggul school year 2012 / 2013
This Research Sampel amount to 48 people from 230 existing population. The Sampel will be divided to become two class, namely experiment class and control class. Experiment class hit by treatment of study technique tell a story berpasangan , while control class hit by treatment of ekspositori technique.
Used method in this research is experiment method with desain research of design group control only postest. used by instrument is performance tes or product test.
Class experiment average value is 81,41 while for the class of control is 71,4. Thereby can be said that by higher experiment class tes value than control class.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga skripsi penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Teknik Pembelajaran Bercerita Berpasangan Terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul Tahun Ajaran 2012/2013.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Di samping persyaratan Akademis, adalah juga ungkapan tanggung jawab penulis sebagai seorang akademisi, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Selain itu, ucapan terimakasih juga diucapkan kepada pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini yaitu sebagai berikut.
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dan para pembantu dekan serta seluruh staf pegawai dan administrasi.
3. Ibu Dra. Rosmawaty, M.Pd. selaku ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Bapak Dr. Abdurahman AS, M.Hum. Sebagai Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Bapak Drs. Sanggup Barus, M.Pd. sebagai sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6. Ibu Dra. Mursini, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Azhar Umar, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik 8. Bapak dan Ibu dosen jurusan bahasa dan sastra Indonesia yang telah
memberikan perkuliahan selama penulis dalam menuntut ilmu.
9. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Doloksanggul, Delmar Purba, S. Pd. yang telah memberi izin penelitian.
10. Ibu K. Purba , S. Pd. selaku guru bidang studi bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis selama penelitian dan seluruh guru di SMP Negeri 1 Doloksanggul beserta staf tatausaha.
11.Siswa-siswi SMP N 1 Doloksanggul, yang turut membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
12.Teristimewa buat orangtua tercinta Ayahanda Sehat Sihite, Ibunda Ratmawati Purba yang memberikan kasih saying, semangat, maotivasi dan dukungan secara materi dan moril sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
13.Saudara kandung saya Henri Sihite dengan istrinya Buhauli Sitorus, dan adik-adikku Jelita Sihite, Aprini Sihite, dan Lusito Sihite.
14.Teman-teman stambuk 2008 jurusan Bahasa dan sastra Indonesia khususnya kelas C Reguler 2008.
15.Sahabat-sahabatku Dristyana Munthe, Isabella Marta, Vina A Hutabalian, Feronika Simbolon, Beslina Siagian, Rich Rikardo Purba yang selalu memberikan semangat, dan bersama-sama menuntut ilmu.
16.Saudara-saudara satu kost yakni: Si Adek Muji Sherina Sembiring, S.Pd, Enly (Irene Ginting, S.Pd), Keps (Elfrida Simamora), ka’ Mbot (Yanti Purba), Sry Artha Manullang, Maria Firma Ginting., Evi Zebua, Siska Tampubolon.
17.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya ucapkan terima kasih.
Medan, September 2012 Penulis,
Erma J. Sihite NIM 208111037
iv
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. Kerangka Teoretis ... 8
1. Hakikat Teknik Bercerita Berpasangan ... 8
a. Langkah-Langkah Teknik Bercerita Berpasangan ... 10
b. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Bercerita Berpasangan ... 11
2. Teknik Pembelajaran Ekspositori ... 13
a. Kelebihan Teknik Pembelajaran Ekspositori ... 14
b. Kelemahan Teknik Pembelajaran Ekspositori ... 15
2. Pengertian Kemampuan Bercerita ... 16
3. Tujuan dan Manfaat Bercerita/Berbicara ... 18
4. Jenis- Jenis Cerita ... 20
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keefektifan Bercerita ... 23
B. Kerangka Konseptual ... 27
C. Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
1. Lokasi Penelitian ... 30
2. Waktu Penelitian ... 30
C. Populasi dan Sampel ... 30
1. Populasi ... 30
2. Sampel ... 31
D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 32
E. Metode Penelitian ... 33
F. Desain Penelitian ... 33
G. Instrument Penelitian ... 35
H. Jalannya Instrumen ... 36
I. Teknik Pengambilan Data ... 40
J. Organisasi Pengolahan Data ... 44
I. Teknik Analisis Data ... 45
v
A. Deskripsi DataPenelitian ... 50
B. Data Penelitian ... 51
C. Uji Persyaratan Data ... 60
D. Pengujian Hipotesis ... 67
E. Pembahasan Penelitian ... 69
F. Keterbatasan Peneliti ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 DISTRIBUSI JUMLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI
1 DOLOKSANGGUL TAHUN AJARAN 2012/2013 ... 31
3.2 DESAIN PENELITIAN ONLY POST TEST CONTROLGROUP DESIGN ... 35
3.3 JALANNYA EKSPERIMEN POST-TEST ONLY CONTROL DESIGN DI KELAS EKSPERIMEN ... 36
3.4 JALANNYA EKSPERIMEN DENGAN POST-TEST ONLY CONTROL DESIGN DI KELAS KONTROL ... 40
3.5 ASPEK DAN INDIKATOR PENILAIAN BERCERITA ... 42
4.1 DATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN ... 51
4.2 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN BERCERITA PADA KELAS EKSPERIMEN (X) ... 52
4.3 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK EKSPERIMEN ... 52
4.4 DATA HASIL BELAJAR KELOMPOK KONTROL ... 55
4.5 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN BERCERITA PADA KELOMPOK KONTROL ... 57
4.6 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELOMPOK KONTROL ... 60
4.7 ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN (X) DAN KELOMPOK KONTROL (Y) ... 60
4.8 UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN (X) . 61 4.9 UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK KONTROL ... 62
4.10 PENGUJIAN NORMALITAS DATA PENELITIAN ... 63
4.11 HARGA-HARGA YANG PERLU UJI BARTLET ... 65
4.12 PENGUJIAN HOMOGENITAS PENELITIAN ... 67
4.13 PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 69
4.15 PERSENTASE RATA-RATA PEROLEHAN SKOR KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL ... 70
4.16 SKOR ISIKELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL ... 71
4.17 SKOR INTONASI KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL .. 72
4.18 SKOR TUTURAN KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL .. 73
4.19 SKOR FAKTOR NON KEBAHASAAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL ... 74
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Silabus ... 82
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 84
3 Tes Instrument ... 99
4 Cerita untuk Kelas Eksperimen ... 100
5 Cerita untuk Kelas Kontrol ... 102
6 Daftar Nilai Post-Test di Kelas Eksperimen ... 106
7 Daftar Nilai Post-Test di Kelas Kontrol ... 107
8 Uji Normalitas Eksperimen ... 108
9 Uji Normalitas Kontrol ... 111
10 Uji Homogenitas... 111
11 Pengujian Hipotesis ... 113
12 Daftar Nilai Kritis Uji Lilefors ... 114
13 Daftar Harga ... 117
14 Tabel Normalitas ... 118
15 Dristibusi t ... 119
16 Dokumentasi Penelitian... 120
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia
secara sadar. Bahasa harus mampu menampung perasaan dan pikiran pemakainya,
serta dapat menimbulkan adanya saling pengertian antara penutur dan pendengar,
antara pembaca dan penulis. Hanya manusia yang mempunyai keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keadaan sadar yang dapat menghasilkan
bunyi yang disebut dengan bahasa.
Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu: keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis. Keempat keterampilan ini adalah dasar pembelajaran bahasa Indonesia.
Salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk dalam pembelajaran di
SMP adalah keterampilan berbicara yaitu mengekspresikan pikiran dan
perasaannya melalui kegiatan bercerita. Pembelajaran bercerita ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan siswa dalam bidang bahasa,
khususnya berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik
akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai
konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara.
Miliasari (2009:9) menyatakan bahwa: rendahnya kemampuan berbicara
peserta didik juga sangat dipengaruhi oleh rendahnya motivasi, semangat, serta
kurangnya percaya diri yang dapat mengakibatkan peserta didik malu dan takut
ditertawakan apabila salah dalam berbicara.
2
Berdasarkan pengalaman yang dialami selama mengadakan PPLT
ditemukan fenomena, siswa cenderung tidak mampu mengikuti pembelajaran
bercerita, siswa terlihat malas-malasan saat mengerjakan tugas bercerita dari guru.
Banyak di antara siswa yang memilih melakukan aktivitas di luar pembelajaran,
misalnya berbicara di luar topik pembelajaran atau bercanda dengan teman
sebangku. Perilaku tersebut menunjukan bahwa minat dan antusias siswa terhadap
pembelajaran bercerita tergolong rendah. Ketika guru memberikan tugas bercerita,
banyak di antara siswa yang mengeluh dan tidak menginginkan tugas tersebut.
Pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan alat berpikir terlihat
pada mata pelajaran bahasa yang diberikan mulai dari pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi. Sungguhpun demikian penguasaan dan penggunaan bahasa
sebagai alat komunikasi yang baik dan benar belum selalu memuaskan. Masih ada
sejumlah siswa yang selalu ragu untuk berbicara. Ada rasa takut berbicara
kalaukalau mengatakan hal yang salah atau mengatakan hal yang benar dengan
cara yang salah. Persoalan inilah yang dialami oleh para siswa SMP . Suasana
belajar menjadi pasif dan tidak bersemangat, akibat tidak adanya keberanian
berbicara untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
Joseph, Siswandi (2006:5-6) menyatakan bahwa : Kurangnya keterampilan
berkomunikasi seorang anak, juga merupakan dampak pendidikan di dalam
keluarga dan masyarakat. Orang tua dan masyarakat kurang memberi kesempatan
atau kurang mendorong anak berbicara mengutarakan pendapat dan perasaannya
serta kurang memberikan perhatian atau penghargaan kepada anak anak ketika ia
3
atau anggota keluarga lain menghentikan atau melarang anak berbicara. Keadaan
lingkungan demikian memberikan pengaruh negatif pada kemampuan anak
berbahasa dan mengurangi keberanian menyampaikan pendapatnya dengan
menggunakan bahasa.
Hal ini juga terlihat dari berbagai faktor penyebab mengapa siswa tidak
mendapatkan nilai maksimal, diantaranya dalam proses pembelajaran berbicara
khususnya kompetensi dasar bercerita, selama ini pembelajaran bercerita tidak
dilakukan secara serius dan siswa beranggapan bahwa bercerita merupakan bagian
sepele yang sering dilakukan oleh siapa pun sehingga tidak memerlukan
keterampilan khusus dalam pelaksanaannya. Hal tersebut disebabkan oleh
rendahnya kreativitas guru dalam menentukan teknik pembelajaran keterampilan
berbicara kepada siswa. Para guru pada saat proses belajar-mengajar di kelas lebih
cenderung berfokus pada keterampilan lain, seperti keterampilan membaca,
keterampilan menulis dan keterampilan mendengarkan. Hal itu disebabkan oleh
para guru yang lebih berfokus pada hasil UN (Ujian Nasional) yang akan diraih
siswa nantinya.
Faktor lainnya, siswa cenderung kurang berani bercerita di depan umum.
Siswa merasa takut salah, malu, grogi, tegang, dan kurang percaya diri bila
ditunjuk untuk bercerita di depan kelas, hal tersebut disebabkan pula karena siswa
tidak menguasai bahan cerita dan siswa kurang mampu mengorganisasikan
perkataannya pada saat bercerita. Selain itu, faktor luar diri siswa juga
berpengaruh misalnya, penggunaan teknik pembelajaran yang kurang menarik
4
kondusif. Dengan demikian, dapat diidentifikasi bahwa keterampilan bercerita
siswa masih rendah.
Fenomena yang sering juga terjadi serig ditemui di kelas adalah karena
siswa tampil satu persatu. Hal ini menyebabkan waktu pembelajaran semakin
lama. Kurangnya waktu pembelajaran tersebut mengakibatkan guru kurang
memberikan perhatian terhadap pembelajaran bercerita. Pembelajaran bercerita
yang kurang mendapat perhatian tersebut dapat dilihat dari metode yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu teknik pembelajaran
ekspositori.
Pandangan guru terhadap teknik ekspositori memegang peranan penting
dalam proses belajar mengajar. Guru mrenyampaikan informasi mengenai bahan
pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penutup secara lisan yang dikenal
dengan istilah ceramah.
Berdasarkan permasalahan di atas, dibutuhkan perbaikan dalam
pembelajaran bercerita yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan agar aktif
tampil bercerita di depan kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar bercerita adalah dengan
menggunakan teknik pembelajaran bercerita berpasangan.
Teknik pembelajaran bercerita berpasangan merupakan teknik yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk tampil bercerita dihadapan
teman-temannya secara berpasangan. Satu kelompok terdiri dari dua orang siswa.
5
bergantian dengan judul dan isi cerita yang sama. Teknik pembelajaran ini
merupakan salah satu teknik pembelajaran Cooperatif Learning. Teknik
pembelajaran inidapat mengefektifkan guru dalam waktu pembelajaran karena
siswa diminta tampil berbicara di depan kelas dengan salah seorang temannya.
Selain guru dapat mengefektifkan waktu pembelajaran, keunggulan teknik
pembelajaran bercerita berpasangan dalam proses pembelajaran bercerita adalah
dengan siswa yang lain dan menumbuh kembangkan sikap kerja sama dan percaya
diri serta kekompakan pada diri siswa.
Teknik pembelajaran bercerita berpasangan dikembangkan sebagai
pendekatan interktif antara siswa, guru, dan bahan pengajaran (Lie, 2007: 71).
Ditambahkannya, guru yang menggunakan teknik ini harus memperhatikan
skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan
skemata ini agar bahan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan
pembelajaran dengan teknik bercerita berpasangan, siswa dirangsang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Hasil pemikiran mereka
akan dihargai sehingga siswa semakin terdorong untuk belajar.
Teknik pembelajaran bercerita berpasangan ini akan memotivasi untuk
bekerja sama untuk tampil bercerita. Tiap kelompok tersebut akan bekerja sama
untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Siswa yang memiliki kemampuan lebih
dalam bercerita akan memotivasi siswa lain yang kurang terampil berbicara di
depan kelas, sementara di kelas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui ada tidaknya
6
pembanding dengan teknik ekspositori untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar bercerita siswa.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, akan diadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh teknik pembelajaran bercerita berpasangan terhadap
kemampuan kegiatan bercerita pada siswa kelas VII SMP 1 Doloksanggul
Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
masalah, yakni sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa bercerita masih rendah.
2. Masih ditemukan siswa yang gugup dalam berbicara/bercerita
3. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bercerita.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah penyempitan masalah karena kompleksnya
masalah yang diteliti. Masalah ini dibatasi pada persoalan pengaruh teknik
pembelajaran bercerita berpasangan terhadap kemampuan bercerita, pada siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul Tahun Pembelajaran 2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka
dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapakah nilai rata-rata kemampuan bercerita siswa kelas VII SMP Negeri
1 Doloksanggul Tahun Pembelajaran 2012/2013 setelah perlakuan teknik
7
2. Berapakah nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1
Doloksanggul Tahun Pembelajaran 2012/2013 kemampuan bercerita setelah
mendapat perlakuan teknik pembelajaran ekspositori?
3. Adakah pengaruh yang signifikan teknik pembelajaran bercerita
berpasangan terhadap kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1
Doloksanggul Tahun Pembelajaran 2012/2013 kemampuan bercerita?
E. Tujuan Penelitan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan bercerita siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Doloksanggul Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan perlakuan
teknik pembelajaran bercerita berpasangan.
2. Untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan bercerita siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Doloksanggul Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan perlakuan
teknik pembelajaran ekspositori.
3. Untuk menjelaskan ada tidaknya pengaruh positif yang signifikan teknik
pembelajaran cerita berpasangan terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan
bercerita oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tahun Pembelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkjan bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terfokus
pada pembelajaran bahasa Indonesia.
8
Penelitian ini selain memperkaya pengetahuan penulis, diharapkan dapat
menambah wawasan setiap pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia
khusunya pada kompetensi “mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui
kegiatan bercerita”, memberikan masukan kepada pihak sekolah yang diteliti
untuk memacu siswa dalam meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, serta
memberikan arahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan topik
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah, temuan dan hasil penelitian tentang
pengaruh tehnik pembelajaran bercerita berpasangan terhadap kemampuan
bercerita siswa kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul, maka dapat disimpulkan
seperti di bawah ini:
1. Tingkat rata-rata hasil belajar siswa dalam kemampuan bercerita dengan
menggunakan teknik ekspositori siswa kelas VII SMP Negeri 1
Doloksanggul TA 2012/2013 masih sangat rendah dengan kategori cukup
dengan nilai rata-rata 71,4, nilai tertinggi 86
2. Tingkat rata-rata hasil belajara siswa dalam kemampuan menceritakan
kembali cerita anak yang dibaca dengan menggunakan teknik bercerita
berasangan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul TA 2012/2013
tergolong kategori baik dengan nilai rata-rata 81,41
3. Hasil peningkatan kemampuan dengan menggunakan teknik bercerita
berpasangan lebih efektif daripada hasil peningkatan kemampuan
menceritakan kembali cerita anak yang dibaca dengan menggunakan
teknik ekspositori di kelas VII SMP Negeri 1 Doloksanggul TA
2012/2013.
78
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, ada
beberapa saran yaitu:
1. Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa teknik pembelajaran bercerita
berpasangan berpengaruh dan lebih efektif digunakan dalam pembelajaran
bercerita dibandingkan dengan teknik ekspositori. Oleh karena itu disarankan
agar guru di SMP Negeri 1 Doloksanggul khususnya dan secara umum SMP
lainnya dapat disarankan menggunakan teknik pembelajaran bercerita
berpasangan.
2. Menggunakan teknik pembelajaran bercerita berpasangan diperlukan
pemahaman guru bahasa Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan,
samapi evaluasi agar hal yang diharapkan yakni peningkatan kemampuan
bercerita.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjut oleh penelitian lain guna memberi masukan
yang bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya dalam peningkatan
79
DAFTAR PUSTAKA
Anafi. 2012. Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang Boneka pada Siswa kelas VII B SMP N I Seyegan Sleman. Yogyakarta : UNS
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arsyad, (2005). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
DepartemenPendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
H. Achmad, A. Aleka. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kusdiana, Aan. 2010. Jurnal : Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Terpadu Model Connected Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa Sekolah Dasar. Periode April 2010. No 1. Vol 11 2010.
Kurniasari, Rina. 2011. “Peningkatan Keterampilan Bercerita
menggunakanMedia Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas VII C SMPN 2 KaranganyarKebumen”. Skripsi S1. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,FBS, UNY.
Lie, Anita. 2007. Coopretive Learning.Jakarta: Grasindo
Muliasari, Ely.2009. Jurnal Didaktika : Penggunaan Kemampuann Strategi Pembelajaran Questioning Based Story untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas X 9 di SMA N I Pemalang. Periode September 2009. No 3. Tahun 1.
Mursini. 2010. Bimbingan Apresiasi Sastra Anak-Anak. Medan: Usu Press
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
80
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Slamet, Y. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNS Press
Setyarini, Sri. 2010. Jurnal: “Puppet Show” inovasi metode pengajaran bahasa inggris dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara. Periode April 2010. No 1. Vol 11 2010.
Siswandi, Joseph Herman 2006. Jurnal: “Meningkatkan Keterampilan
Berkomunikasi Melalui Metode Diskusi Panel dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006
Sudjana. 2010. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production
Sudarmadji, dkk. 2010. Teknik Bercerita. Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam Semesta.
. 2001 Metode Statistika . Bandung : Tarsito
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tarigan, Henry Guntur. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
http://pelangi-iffah.blogspot.com/2011/04/peningkatan-keterampilan-berbicara.html (diakses pada 12 maret 2012)
http://datatpac.id/documen/aspek-penilaianberbicara (dikutip pada 25 Februari 2012)
http://pelangi-iffah.blogspot.com/2011/04/peningkatan-keterampilan-berbicara.html (dikutip pada tanggal 7 Maret 2012 )
http://cakepbangget.multiply.com/journal/item/3/bercerita) (diakses pada 8 maret 2012)