• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TERHADAP TAMPILAN GAYA BERPAKAIAN GURU MODERAT DAN KASUAL SERTA PERBANDINGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 BINJAI T.P. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI SISWA TERHADAP TAMPILAN GAYA BERPAKAIAN GURU MODERAT DAN KASUAL SERTA PERBANDINGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 BINJAI T.P. 2011/2012."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP TAMPILAN GAYA BERPAKAIAN GURU MODERAT DAN KASUAL SERTA PERBANDINGANNYA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 BINJAI

T.P. 2011/2012

Oleh: Eka Sari Wahyuni

NIM 408341009

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Siswa Terhadap Gaya Berpakaian Guru Kasual dan Moderat serta Perbandingannya

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Binjai”. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, mulai

dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,

antara lain Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada Ibu Dra. Melva Silitongga,

M.S; Ibu Dra. Masdiana Sinambela,M.Si; Bapak Drs. Toyo Manurung,M.Si;

sebagai dosen-dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penulis demi

kesempurnaan karya ini.

Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

Syahiruddin dan Ibunda Hj. Nur’aini yang selalu memberikan doa dan dukungan setiap saat kepada penulis, begitu juga kakakku Siti Toyibah; abaganda Shofiul

Anam dan adik-adikku Daris Sya’adah ; Candra Fajri Syahni dan seluruh keluarga atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan. Begitu juga kepada Bapak

Drs. Zulkifli Simatupang, MPd sebagai dosen pembimbing lapangan yang telah

banyak memberikan pelajaran hidup dan membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi. sahabat – sahabat PPLku Yeni, Nur, juwa, kiki, lola, yang telah setia memberikan kenangan indah, motivasi, perhatian dan semangat untuk penulis.

Kepada keluarga besarku di Medan Kak aci, Bang aye, Amanda, Aura dan Abrar

yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis serta kepada

sahabat – sahabat seperjuangan di Biologi Ekstensi 2008 terutama ikhsan, putri, eka, nami, indra, rian dan lela yang juga memberikan semangat untuk penulis,

(4)

iv

Penulis berusaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin akan

tetapi mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang

fapenulis miliki, maka penulis menyadari bahwa hasilnya kurang sempurna. Oleh

karena itu saran dan kritik penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan

penelitian.

Medan, 19 Juli 2012

Eka Sari Wahyuni NIM. 408341009

(5)

iii

PERSEPSI SISWA TERHADAP TAMPILAN GAYA BERPAKAIAN GURU MODERAT DAN KASUAL SERTA PERBANDINGANNYA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 BINJAI

T.P. 2011/2012

Eka Sari Wahyuni (NIM: 408341009)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil

belajar siswa terhadap efek gaya guru berpakaian moderat dan kasual serta untuk

mengetahui persepsi siswa terhadap gaya guru berpakaian tersebut. Populasi

dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Binjai. Sampel

penelitian diambil 2 kelas secara purposive. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket persepsi dan tes hasil belajar selama 4 pertemuan.

Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung < -ttabel 1/2 α dan thitung > ttabel 1/2 α Ho

ditolak yaitu -14,41 < -2,00 dan 14,41 > 2,00 pada taraf signifikasi α = 0,05 dan

db = 58. Hal ini berarti menerima Ha yang berarti ada perbandingan hasil belajar

siswa terhadap tampilan gaya berpakaian guru moderat dan kasual pada materi

(6)

iv

STUDENT PERCEPTIONS OF TEACHER PERFORMANCE STYLE DRESS AND MODERATE AND CASUAL COMPERASION

TO THE X CLASS STUDENTS STUDY RESULTS SMA STATE 5 BINJAI

T.P. 2011/2012

Eka Sari Wahyuni (ID: 408341009)

ABSTRACT

This study aims to determine the ratio of increase in student learning

outcomes to the effects of modest style of dress and casual teachers and to learn

about students' perceptions of teacher style of dress. The population in this study

all class X SMA N 5 Binjai. The samples taken 2 classes purposively. Instruments

used in this study is the perception questionnaire and test results to learn. The

results obtained by testing the hypothesis tcount <-TTable 1/2 α and tcount>

TTable 1/2 α Ho rejected the -14.41 <-2.00 and 14.41> 2.00 at a significance level α = 0.05 and db = 58. This means accepting Ha, which means there are comparisons of student learning outcomes to the display style of dress and casual

teachers moderate the ecosystem in the SMA material 5 Binjai Academic Year

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Ruang Lingkup 5

1.4.Rumusan Masalah 5

1.5.Batasan Masalah 5

1.6.Tujuan Penelitian 6

1.7.Manfaat Penelitian 6

1.8.Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Tampilan Guru 9

2.1.2. Pengaruh Pakaian Dalam Interaksi 12 2.1.3. Pakaian Kasual dan Moderat 12 2.1.4. Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru 14 2.1.5. Hasil Belajar dan Hakikat Hasil Belajar 19 2.1.6. Deskripsi Materi : Ekosistem 21

2.2. Hipotesis 32

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 34

3.2. Populasi dan Sampel 34

3.3. Variabel Penelitian 34

3.4. Instrumen Penelitian 34

3.5. Rancangan Penelitian 39

3.6. Prosedur Penelitian 39

3.7. Teknik Analisis Data 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

4.1. Hasil Penelitian 45

4.2. Persepsi Siswa Terhadap Tampilam Gaya Berpakaian Guru 45

4.3. Hasil Belajar Siswa 53

(8)

viii

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 66

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa 36

Tabel 3.2. Analisis Kisi Soal 38

Tabel 3.3. Rancangan Penelitian 39

Tabel 4.1. Perbandingan Persepsi Siswa Terhadap Guru 52

Berpakaian Moderat dan Kasual

Tabel 4.2. Gain Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Pertemuan Pertama 54

Tabel 4.3. Gain Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Pertemuan Kedua 54

Tabel 4.4. Gain Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Pertemuan Ketiga 55

Tabel 4.5. Gain Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Pertemuan Keempat 55

Tabel 4.6. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa 56

Tabel 4.7. Hasil Pre Test dan Post Test Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 58

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Data 59

Tabel 4.9. Uji Homogenitas 59

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Gaya Berpakaian Guru Moderat 7

Gambar 1.2. Gaya Berpakaian Guru Kasual 8

Gambar 2.1. Gaya Berpakaian Guru Moderat 13

Gambar 2.2. Gaya Berpakaian Guru Kasual 13

Gambar 2.3. Jaring-jaring Makanan 27

Gambar 2.4. Piramida Energi 28

Gambar 2.5. Piramida Biomassa 29

Gambar 2.6. Piramida Jumlah 30

Gambar 3.1. Desain Penelitian 41

Gambar 4.1. Grafik Persepsi Siswa Pertemuan Pertama 45

Gambar 4.2. Grafik Persepsi Siswa Pertemuan Kedua 47

Gambar 4.3. Grafik Persepsi Siswa Pertemuan Ketiga 48

Gambar 4.4. Grafik Persepsi Siswa Pertemuan Keempat 49

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 68

Lampiran 2. Silabus 76

Lampiran 3. Instrumen Hasil Belajar 80

Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Hasil Belajar 88

Lampiran 5. Soal Pre Test dan Post Test 89

Lampiran 6. Kunci Jawaban Pre Tes dan Post Tes 93

Lampiran 7. Angket Persepsi Siswa Terhadap Tampilan Guru Berpakaian 94

Lampiran 8. Keterangan Angket Persepsi Siswa 95

Lampiran 9. Gambar Tampilan Gaya Guru Berpakaian Moderat 96

Lampiran 10.Gambar Tampilan Gaya Guru Berpakaian Kasual 98

Lampiran 11.Hasil Angket Prsepsi Siswa Terhadap Tampilan Gaya 100

Berpakaian Guru Moderat

Lampiran 12.Hasil Angket Persepsi Siswa Terhadap Tampilan Gaya 101

Berpakaian Guru Kasual

Lampiran 13.Persentase Butir Angket Persepsi Siswa Terhadap Tampilan 102 Gaya Berpakaian Moderat dan Kasual

Lampiran 14.Perhitungan Persentase Kriteria Angket Persepsi Siswa 103

Lampiran 15.Uji t Persepsi Siswa 105

Lampiran 16.Instrumen Test Tiap Pertemuan 108

Lampiran 17.Hasil Belajar Siswa di Kelas Guru Berpakaian Moderat 111

Pada Setiap Pertemuan

Lampiran 18.Hasil Belajar Siswa di Kelas Guru Berpakaian Kasual 112

Pada Setiap Pertemuan

Lampiran 19.Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa di Kelas 113

Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 114

Lampiran 21.Uji Normalitas 115

Lampiran 22.Uji Homogenitas 117

Lampiran 23.Data Gain Eksperimen 1 118

Lampiran 24.Data Gain Eksperimen 2 119

Lampiran 25.Rekapitulasi Data Gain Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 120

Lampiran 26.Data Gain Kelas Guru Berpakaian Moderat 121

Lampiran 27.Data Gain Guru Berpakaian Kasual 122

Lampiran 28.Uji Hipotesis 123

Lampiran 29.Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 125

Lampiran 30.Uji t Hasil Belajar Siswa 126

Lampiran 31.Dokumentasi 128

Lampiran 32.Tabel Nilai Distribusi t 135

Lampiran 33.Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 136

(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran. Karena

itu, dalam proses pembelajaran beberapa komponen penting perlu mendapatkan

perhatian, seperti rencana pembelajaran, strategi pembelajaran, media

pembelajaran, sistem penilaian, dan lain-lain. Unsur lain yang tidak kalah

pentingnya adalah hal-hal yang berkenaan dengan pendidiknya, seperti gaya

bicara, gaya bertanya, gaya merespon jawaban siswa, lebih-lebih lagi cara/gaya

berpakaian. (Phillips & Smith dalam Lisa, 2006), gaya berpakaian guru

merupakan unsur non verbal yang dapat menumbuhkan persepsi positif siswa

terhadap gurunya dan dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran.

Di Indonesia, gaya berpakaian guru Negeri maupun Swasta umumnya

mengenakan pakaian seragam dan sepatu pan-shoes ke sekolah. Seragam tidak

perlu dikenakan guru, sebab banyak kekurangan yang menyebabkan

ketidakefektivan jika guru mengenakan seragam. Adapun kekurangan-kekurangan

guru menggunakan seragam yaitu:

Pertama, guru adalah pegawai sipil. Seharusnya guru menjadi cermin

sebagai orang sipil. Dengan berpakaian bebas nan sopan, guru dapat berinteraksi

semua kalangan tanpa dibatasi pembatas yang bernama seragam.

Kedua, seragam membuat jarak antara guru dan siswa. Pada intinya,

pembelajaran paling efektif adalah kegiatan interaksi guru dengan siswa.

Pembelajaran akan terlaksana efektif jika guru dan siswa tidak berjarak. Namun,

siswa sering malu atau sungkan jika berhubungan dengan guru, karena gurunya

mengenakan seragam bak militer.

Ketiga, guru adalah bagian dari masyarakat. Salah satu kompetensi yang

harus dimiliki guru profesional adalah kompetensi sosial. Itu berarti bahwa guru

(13)

2

kesederhanaan, kesahajaan, keramahan, pelayanan, kerendahhatian, dan

kedermawanannya. Itu akan sulit dicapai jika guru mengenakan seragam.

Keempat, seragam mengesankan keangkuhan. Seorang guru mesti

mengenakan seragam dengan beragam atribut. Silakan diperhatikan seragam guru

dan atributnya: baju keki (PDH) atau PSH, tergantung sebuah lencana papan nama

dari pemerintah daerah/ kota, lambang KORPRI, dan papan nama yang terbuat

dari mika atau logam. Jelas semua atribut itu terkesan mengangkuhkan diri

sebagai guru PNS.

Kelima, guru sering bertingkah bak jagoan karena suka memerintah

siswanya dengan beragam sebutan yang tak pantas. Karena mengenakan seragam,

para siswa terkesan ketakutan jika membantah perintah guru. Dari kelima

kekurangan ini, menimbulkan persepsi negatif siswa terhadap guru mereka dan

berpengaruh pada minat belajar siswa dalam belajar. (Wahyudi, 2012)

Di luar negeri khususnya di Amerika, generasi saat ini guru lebih terlihat

mengenakan celana jins dan sepatu tenis ke sekolah daripada jas dan sepatu.

Masalah pakaian guru ini merupakan topik sensitif di sekolah-sekolah dan di

seluruh negeri karena administrator takut untuk melanggar kebebasan pribadi staf

pengajar mereka. Karenanya guru harus menyadari bahwa apa yang mereka pilih

untuk dikenakan ke sekolah setiap hari membuat dampak pada persepsi siswa

mereka. Siswa memperhatikan apa yang guru mereka kenakan dan mereka dapat

membuat penilaian karakter berdasarkan pakaian guru mereka. Selain itu, guru

merupakan contoh teladan bagi siswa mereka dan apa yang guru kenakan dapat

menjadi tiruan bagi siswanya (Simmons dalam lisa, 2006).

Guru yang kita kenali mempunyai kedudukan yang khusus dalam

masyarakat. Perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak mewarnai

kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang. Guru banyak disanjung dan

dipuji, tetapi ada kalanya juga dicemooh dan dicerca. Guru dapat tampil dalam

berbagai wajah, dan diamati dalam berbagai wajah pula. Posisi guru yang khas di

hadapan masyarakat dengan beragam perhatian yang diberikan kepada guru

tersebut, menuntut suatu kompetensi yang lebih dibanding dengan profesi lain

(14)

3

Secara etik, profesi guru merupakan profesi yang sarat nilai karena terkait

dengan pembentukan karakter peserta didik seperti yang ingin diwujudkan dalam

tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki

kompetensi kepribadian dan sosial yang memadai atau dengan kata lain memiliki

nilai lebih dibandingkan dengan profesi lainnya.

Kompetensi kepribadian terkait erat dengan penampilan sosok pribadi

seorang guru sebagai individu yang diharapkan mampu menjadi sosok yang

mempunyai kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggung jawab, memiliki

komitmen dan bersemangat sehingga dapat menjadi sosok yang dapat diteladani.

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial

dalam berhubungan dengan orang lain, yang diharapkan mampu bekerjasama,

mempunyai kesantunan berperilaku, mampu berkomunikasi dan mempunyai

empati terhadap orang lain.

Kedua macam kompetensi guru tersebut diatas harus dikembangkan secara

utuh dan terintegrasi dalam keseharian kinerja guru baik sebagai perangkat

Negara, pelayan publik maupun anggota masyarakat.

Menurut konsultan penampilan dari Amerika Mary Spillane, yang

seharusnya terjadi adalah para pengajar di abad 21 mulai bebenah diri dan

menjadi lebih trendi dalam penampilan. Menurutnya penampilan guru yang rapi,

apalagi trendi akan meningkatkan wibawa guru dimata muridnya. Di Inggris

bahkan para konsultan penampilan sengaja dibayar untuk memebenahi

penampilan para guru yang salah satunya adalah memberi saran agar para guru

pria di Inggris meninggalkan salah satu ciri khas mereka yaitu brewok dan

kacamata tebal berbingkai lebar.

Para guru juga sudah semestinya mulai mempelajari dan memahami arti

bagaimana memulai dan menjaga kontak mata dengan para siswa mereka, cara

berjabat tangan, tampilan suara didepan para muridnya. Para guru di abad 21,

mesti mewakili citra percaya diri, trendi dan menampilkan gaya pria dan wanita

dari masa depan. Bukan penampilan seseorang yang terjebak dalam lingkaran

(15)

4

Meskipun demikian konsep kerapian, kewajaran, kepantasan, kesopanan,

kesederhanaan, kesesuaian, keserasian, kebersihan, keluwesan harus tetap dijaga

agar citra penampilan guru tetap good looking. Ia mesti harus menyesuaikan

busana, make up, asesoris yang tepat dan berbudaya, disesuaikan dengan

lingkungan, suasana, tempat, kelompok, audiens, waktu, cuaca dan tujuan.

Keterkaitan erat antara dua kategorisasi pembahasan terletak pada

keteladanan, keterampilan dalam komunikasi baik verbal maupun non verbal, gaul

dan tetap menjaga sopan santun (Haryudin, 2009).

Berdasarkan masalah berpakaian di atas,dalam peningkatan kualitas

belajar biologi dan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian peningkatan hasil belajar

siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang perlu segera dilakukan perubahan dalam

berpakaian. Solusi yang di tempuh adalah hendaknya seorang guru berpakaian

secara profesional, yakni dengan penampilan guru good looking. Guru dapat di

senangi siswa, dihormati di kelas, menjadi contoh teladan bagi siswa serta

menjadi citra bagi masyarakat sekitar.

Dari uraian tersebut, penulis terinspirasi untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Tampilan Gaya Berpakaian Guru Moderat dan Kasual serta Perbandingannya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

X SMA Negeri 5 Binjai T.P 2011/2012 ”. Penelitian ini direncanakan akan

melibatkan siswa kelas X SMA Negeri 5 Binjai tahun pelajaran 2011/2012

sebagai subjek penelitian dan penelitian dilakukan dengan desain semi (quasi)

eksperimen. Penilitian ini menggunakan dua macam pakaian yaitu pakaian kesual

dan moderat. Yang termasuk gaya berpakaian kesual yaitu: celana jeans, celana

khaki, baju kaos, baju keringat sepatu santai dan sepatu tenis. Sedangkan gaya

berpakaian moderat yaitu: baju stelan, baju blejer, celana panjang, rok panjang,

blus berkerah, dan sepatu. Materi yang akan diajarkan pada penelitian ini

mengenai pelajaran ekosistem. Dalam penelitian ini persepsi siswa terhadap

pakaian guru diukur menggunakan instrumen angket yang disusun oleh peneliti

(16)

5

siswa diukur dengan berdasarkan persentase perbandingan hasil tes postes ke-2

dan postes sebelumnya serta instrument tes pada setiap pertemuan.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Belum ada informasi tampilan guru yang dilihat pada pakaian guru di

indonesia.

2. Sikap dan persepsi siswa yang kurang baik pada tampilan guru dalam

berpakaian.

3. Rendahnya hasil belajar siswa.

1.3Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini yang akan menjadi ruang lingkup adalah Persepsi

Siswa Terhadap Tampilan Gaya Berpakaian Guru Moderat dan Kasual serta

Perbandingannya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Binjai.

1.4Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Persepsi Siswa Terhadap

Tampilan Gaya Berpakaian Guru Moderat dan Kasual serta Perbandingannya

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Binjai. Tampilan guru yang

akan diteliti adalah tampilan gaya berpakaian guru wanita. Subject dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X2 dan X3 pada pokok bahasan Ekosistem.

Parameter yang diukur adalah hasil belajar siswa dalam pelajaran ekosistem dan

persepsi siswa.

1.5Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di muka,

maka masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan persepsi siswa terhadap tampilan gaya guru berpakaian

moderat dan kasual di SMA Negeri 5 Binjai ?

2. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar siswa jika guru mengajar dengan

(17)

6

1.6Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum ditujukan untuk menemukan adakah

perbandingan gaya berpakaian guru yang segnifikan terhadap persepsi, dan

peningkatan hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Secara khusus peneliti

ditujukan untuk :

1. Untuk mengetahui adakah perbandingan peningkatan hasil belajar siswa

terhadap materi yang diajarkan oleh guru yang berpakaian moderat dan guru

yang berpakaian kasual ?

2. Untuk mengetahui adakah perbandingan persepsi siswa terhadap tampilan gaya

berpakaian guru moderat dan kasual ?

1.7. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermakna bagi berbagai pihak yang

memanfaatkannya antara lain :

1. Bagi siswa

Siswa dapat menyenangkan dalam belajar, dan dapat memahami materi

pelajaran dengan mudah.

2. Bagi guru

Bagi para pendidik/guru dapat menjadi bahan acuan dalam berpakaian

menentukan apakah gaya tertentu dari gaun dibenarkan persepsi tertentu, dan

kemudian membuat rekomendasi untuk praktek masa depan sehingga guru

dapat lebih efektif mencapai tujuan pengajaran.

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai awal dari jalan dalam

pembentukan motivasi siswa di lingkungan sekolah dan menambah

pengetahuan tentang pakaian yang digunakan guru dalam pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Peneliti dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar awal untuk membentuk

minat dan persepsi siswa seutuhnya dengan pakaian yang digunakannya dan

(18)

7

1.8. Defenisi Operasional

Tampilan atau Performance adalah kinerja yang berkaitan dengan

kompetensi guru, artinya untuk memiliki kinerja yang baik guru harus didukung

dengan kompetensi yang baik. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang

guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja yang baik. Adapun kompetensi

guru tersebut yakni : kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

Komponen dari beberapa kompetensi tersebut berupa rencana

pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, sistem penilaian dan

lain-lain. Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah hal-hal yang berkenaan

dengan pendidikannya, seperti gaya bicara, gaya bertanya, gaya merespon

jawaban siswa, lebih-lebih lagi cara/gaya berpakaian guru.

Pakaian guru yang dikenakan pada penelitian ini yaitu : pakaian Moderat

dan Kasual. Pakaian yang moderat termasuk seperti baju stelan, baju blejer, celana

panjang, blus berkerah, dan sepatu, sedangkan Pakaian kasual termasuk seperti

jeans, celana khaki, baju keringat, kaos, sepatu santai, sepatu santai dan sepatu

tenis.

(19)

8

Gambar 1.2: Gaya Guru Berpakaian Kesual

Hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga ranah antara lain

kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai dan ranah psikomotor

meliput keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinas neuromuscular

(20)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan mengenai persepsi siswa terhadap tampilan

gaya berpakain guru moderat dan kasual serta perbandingannya terhadap hasil

belajar biologi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan persepsi siswa terhadap tampilan guru mengajar dengan

berpakaian moderat dan kasual. Pada saat guru berpakaian moderat

persentase keseluruhan persepsi siswa sebesar 79,59%, dengan persepsi

menyenangkan 87,7%, teratur 94,2%, adil 84,4%, menarik 75,8%, mudah

memahami 85,0%, cerdas 84,0%, ketat 57,7% dan lucu 67,9%. Pada saat

guru berpakaian kasual persentase seluruh persepsi siswa sebesar 81,11%,

dengan persepsi menyenangkan 87,9%, teratur 89,8%, adil 86,9%,

menarik 78,4%, mudah memahami 84,4%, cerdas 91,0%, ketat 62,1% dan

lucu 68,4%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih besar persentase persepsi

siswa pada tampilan gaya guru berpakaian kasual dari pada tampilan gaya

guru berpakaian moderat.

2. Ada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran ekosistem dengan

guru berpakaian moderat dan kasual. Pada pembelajaran dengan guru

berpakaian moderat peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan

pertama 73%, pertemuan kedua -83%, pertemuan ketiga 23% dan

pertemuan keempat 13%, hasil belajar siswa menurun sebesar 60%. Pada

pembelajaran dengan guru berpakaian kasual peningkatan hasil belajar

siswa pada pertemuan pertama 36%, pertemuan kedua 7%, pertemuan

ketiga -51%, pertemuan keempat 39%, peningkatan hasil belajar siswa

sebesar 3%.

(21)

66

5.2. Saran

1. Perlunya para guru memperhatikan tampilan gaya berpakaiannya, agar

siswa berpersepsi positif terhadap guru, karena dengan cara guru

berpakaian, siswa dapat menilai pengajaran yang diberikan guru tersebut.

2. Adanya kebijakan pemerintah agar guru tidak harus memakai pakaian

dinas setiap harinya, hendaknya guru diberi kebebasan dalam berpakaian

(22)

67

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2010), Komponen Ekosistem, http://www.edukasi.net/komponenekosist

em.html (diakses 10 Maret 2011)

Anthony, lisa.,(2006), online clute: callutheran education, action research, journal of spring lisa anthony thesis.doc (diakses 1 februari 2012)

Arikunto, S., (2003), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2007), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Asmani,jamal ma’mur.,(2009), Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, Penerbit Diva Press, Ciputat.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unibersitas Negeri Medan,

(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Kependidikan, FMIPA Unimed.

Hamalik,O.,(2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Haryudin.,(2009)., http://www.greatest/scientific/of english.htm (diakses 9 maret 2012)

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar), Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono, (2009), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Heptana dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam

Sistem akan mengganti kode-kode input pada teks soal dengan suatu nilai dari dataset input secara acak, dan kode-kode output akan diganti dengan textbox sebagai

Pemberian layanan bimbingan kelompok tidak terjadwal (menunggu kelas kosong), tetapi biasanya pemberian layanan diberikan minimal 2 kali dalam 1 (satu) semester. Tujuan

alternative dispute resolution. Pelaku tindak pidana khususnya pada pelaku anak tersebut juga merupakan manusia biasa yang juga mempunyai kekhilafandan kekurangan

Analysis of soil physical properties were conducted in the laboratory of Department of Soil Science and Land Resources, Bogor Agricultural University, while soil and

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Ferifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada

[r]

[r]