• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH (MAM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH (MAM)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTARISI

Halaman

ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR 11 iii v

DAFTAR TABEL vii

DAFT AR GAMBAR . . . Vlll DAFT AR LAMPIRAN

BAB fPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... ... . 1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Pembatasan Masalah l. 4. Rumusan Masalah 1.5. Tujuan Penelitian 1.6. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ... .... . 2.1. Kerangka Teoretis

2.1.1 Hakekat Belajar dan Mengajar Kimia ... . ... .. ... ... . 2. 1.2 Hake kat Hasil Belajar .. . .. . .. ... ... ... .... . 2.1.3 Model Pembelajaan Kooperatif .... ... ... . 2.1. 4 Hakekat Aktivitas Bel ajar ... . 2.2. Kerangka Berpikir ... ... .

(2)

2.3. Hipotesis Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN . . . .. 24

3.1. Tempat dan Waktu Pene1itian 3.2. Populasi dan Sampel

24 24

3.5. Uji Coba Instrumen Pene1itian ... ... ... ... ... .. . .. . .. . ... ... ... ... 31

3.6. Teknik Analisis Data 34

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian

4.2. Pengujian Persyaratan Ana1isis ... ... . 4.3. Pengujian Hipotesis ... . 4.4. Pembahasan Basil Penelitian

4.5. Temuan Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpula 5.2. Saran

43 43 41 43

47

50 52 52 52

DAFT AR PUST AKA . . . .. 54

(3)

DAFIAR TABEL

Rata man

Tabel2.1 Langkah-langkah Pembelajaran 15

Tabel3.1 Desain Penelitian ... ... ... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... .. . ... . 26 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Belajar Peserta Didik 28 Tabel 3.3 Tehnik Penskoran Aktivitas Bela jar Peserta Didik . . . . .. . . . .. . .. 29 Tabel3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Peserta Didik .. . ... . . .. .. 30 Tabel4.1 Uji Nonnalitas Data Gain Model Pembelajaran ... ... .. . ... ... .. 42

Tabel4.2 Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar 42

Tabel4.3 Uji Homogenitas Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar .. 43 Tabel4.4 Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap

Hasil Belajar 44

Tabel 4.5 Pengaruh Aktivitas Bela jar Terhadap Basil Bela jar . . . .. 45 Tabel4.6 lnteraksi Antara Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar

>

Terhadap Basil Bel ajar . . . .. 50
(4)

DAFTAR GAMBAR

[image:4.515.42.468.104.603.2]

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .. . ... ... ... ... ... ... 25

Gambar 4.1 Histogram Skor Pretest Pembelajaran MAM 37 Gam bar 4.2 Histogram Skor Pretest Pembelajaran NHT 38 Gambar 4.3 Histogram Skor Pretest Pembelajaran Konvensional ... ... ... .. . 38

Gambar 4.4 Histogram Skor Gain Pembelajaran MAM ... ... ... ... . . 39

Gambar 4.6 Histogram Skor Gain Pembelajaran Konvensional ... ... 40

Gambar 4.7 Histogram Skor Gain Aktivitas Tinggi ... ... 40

Gambar 4.8 Histogram Skor Gain Aktivitas Rendah ... ... 41

Gambar 4.9 Grafik Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dan

z

?

m

Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Be1ajar ... .47
(5)

i

·'

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Surat Izin Penelitian dari Program Pascasarjana

Unimed Medan . . . 58

Lampiran 2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SMA

Negeri I Gebang . .. .. . .. . .. . .. . .... .... .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . 60

Lampiran 3 Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar

dan

Lembar Observasi Aktivitas Belajar . . . 62

Lampiran 4 Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran. .. . 70

Lampiran 5 Materi Pelajaran 79

Lampiran 6 RPP .. ... .. . .. .. . .. .. .. .. ... .. .. . .. .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . 86

Lampiran 7 Data Basil Belajar .. .. .. .. .. . . .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. . . .. 96

Lamp iran 8 Distribusi Frekuensi .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. .. . .. . I 00

z

?

m

(6)

BABI

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Dalam Permendiknas Nomor 41 TahW1 2007 tentang Standar Proses

disebutkan, bahwa pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik Wltuk

berpartisipasi aktif, memberikan ruang bagi prakarsa , kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis

peserta didik . Hal ini memberi pesan kepada para guru bahwa mengajar bukan

lagi usaha Wltuk menyampaikan ilmu pengetahuan saja, tetapi usaha menciptakan

lingkungan yang membelajarkan peserta didik.

Sampai sekarang ini, masih banyak dijumpai proses pembelajaran yang

standar prosesnya tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belaj arnya

(Siregar, 2008). Kenyataan ini sangat mWlgkin karena data dokumen yang

dipergunakan dalam mengukur standar proses tersebut tidak sesuai dengan

sebagaimana diimplementasikan. Dalam hal ini, sangat mungkin pembelajaran monoton serta

teacher centered

(berpusat pada guru) dan menggunakan metode

ekspositori;

peserta didik selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa

adanya, sehingga mereka pasif dan menunggu diberi informasi tanpa berusaha

menemukan informasi tersebut; penumpukan informasi dikomunikasikan oleh

guru kepada peserta didik melalui satu arab seperti menuang air ke dalam gelas

sehingga tidak ada peluang bagi peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses agar mengalami langsWlg apa yang dipelajari. Cara mengajar seperti ini tidak

(7)

2

membawa peserta didik ke alam belajar karena menurut Gagne (dalam Dahar, 1989) belajar merupakan proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Pembelajaran yang

teacher centered

ini mengekang aktivitas peserta didik

dan tidak

menimbulkan suasana interaktif. Dalam penelitiannya, Akbar (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang masih bersifat

teacher centered,

menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik

dan

kurang komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa dalam mengoptimalkan basil belajar . Model ceramah sebagai model utarna bukan berarti tidak cocok tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar.
(8)

3

yang seperti ini boleh jadi justru membenci temannya, pengajar, dan proses belajarnya

Peserta didik yang berkemampuan tergolong tinggi bisa belajar sendiri meskipun dengan hanya sedikit bantuan

dari

pengajar dan tanpa bantuan ternan. Sedangkan yang berkemampuan tergolong rendah tidak pemah mendapat bantuan dari temannya yang tergolong tinggi. Setiap orang merasa bertanggung jawab atas tindakannya dan harus memperjuangkan nasibnya sendiri . Hal ini bertentangan dengan keadaan sebagaimana menurut Noviawati (2009) bahwa suatu kenyataan dalam proses belajar mengajar selalu ada siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam mencema bahan pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Sikap individualitis ya'lg tertanam ini menyebabkan rasa tidak peduli terhadap sesama sehingga bagi peserta didik yang tergolong rendah kesulitan untuk memperoleh bantuan belajar. Sedangkan bagi peserta didik yang terbiasa bekerja sendiri kemungkinan besar ak:an mengalami kesulitan untuk hidup bermasyarak:at. Sikap individualitis seperti ini seharusnya dapat diatasi/dihilangkan oleh guru memberi pengalaman belajar yang mencak:up kerja sama dan ketrampilan sosial.
(9)

4

dan menata pelaksanaan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Silaban

dan

Panggabean (2009) telah menekankan bahwa, perwujudan dari kepedulian guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, serta kualitas para lulusan banyak ditentukan oleh kemampuan guru dalam menata pelaksanaan pembelajaran.

Dalam Dj amarah dan Zain (2006) dijelaskan bahwa dengan pendekatan kelompok (kooperatif) diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Anak didik dibiasakan hidup bersama. Bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa ada rasa rninder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.

(10)

5

menyenangkan dimana mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan bertujuan

untuk menumbuhkan daya kreatifitas serta memahami karakteristik mereka

Berbagai penelitian yang berhubungan dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif telah dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan

hasH

belajar . Dari

basil

penelitiannya. Akbar (20 I 0) menyimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan basil

belajar mata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi

tertulis. Hasil penelitian Kurniati (2008) menyimpulkan bahwa hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih

tinggi dibandingkan dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Hasil senada juga diperoleh dari penelitian Romiyatun (2008).

Mengingat efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif dalam

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik seperti telah dikemukakan

di atas, maka peneliti mencoba mengkaji penerapan model pembelajaran

kooperatif di SMA Negeri I Gebang T.P 2010 I 2011 pada pokok bahasan Struktur Atom. Pemilihan model ini juga disesuaikan pada karekteristik materi,

dimana terdapat banyak istilah dan konsep-konsep yang memerlukan pemahaman.

1.2 ldentirtkasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana basil belajar kimia peserta didik yang dibelajarkan dengan

(11)
(12)

7

3. Aktivitas belajar yang diamati dibatasi pada kegiatan visual, kegiatan lisan,

kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan metrik, dan kegiatan emosional.

1.4 Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang

dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MAM

dan tipe NHT?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang

memiliki aktivitas tinggi dan aktivitas rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar

dalam mempengaruhi hasil belajar kimia?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan:

1. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MAM dan tipe NHT.

2. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki aktivitas

tinggi dan aktivitas rendah.

3. Interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar dalam mempengaruhi

(13)

8

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru Wltuk memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia peserta didik. 2. Sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik Wltuk membangun sikap

bekerjasama

3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara mendalam tentang model pembelajaran kooperatif dengan berbagai tipe yang digunakan.

z

?

(14)

BABV

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan sampaikan simpulan penelitian dan saran-saran. Saran-saran yang dikemukan berhubungan dengan penelitian lebih lanjut dan upaya pemamfaatan basil penelitian.

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe MAM dan tipe NIIT. 2. Terdapat perbedaan basil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki

aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah .

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar kimia.

Saran

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran kimia khususnya pokok bahasan struktur atom, guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan memberi stimulus lebih kepada paserta didik yang memiliki aktivitas belajar rendah.

(15)

53

2. Karena aktivitas belajar menentukan basil belajar. disarankan kepada

guru

untuk mengindari pembelajaran studenJ centered (konvensional).

3. Variabel moderator dalam penelitian ini

adalah aktivitas

belajar,

disarankan

z

?

m

(16)

DAFfAR:PlJSTAKA

Amrullah. 2009. Pemanjilatan Game Fisika Sebagai Media Pembelajaran Dalam Upaya

Mengata'i Rendalmya Motiva'i Dan Ha,il Be/ajar Fisika Siswa

SMP Negeri 2 Ge/umhang Kelas IX Pada Polwk Bahasan Kemagnetan,

WWWBabano/o20tesis%20dario/o20intemetlmotivasio/o20dano/o20hasiJ%

20belajar.htm

Akbar ,P.A. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD

Unhit .~ H~~»"il JJdajar :fm-wa Ptkla Jliula ? ~ ®

KomtmulcasL Mafang: Universitas Negeri' Mal'ang.

Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, W.R. 1989. Teori-Teori Be/ajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, S. B., dan Zain, A. 2006. Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Bahan!Materi Bintek KTSP SMA Tingkat Kabupaten. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamarah, S. B. 1994. Prestasi Be/ajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha NasionaJ.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Be/ajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. HamaJik, 0. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

(17)

55

Herdian, (2009).

http://her4y07.wordpress.com/2009/04/29/model-pembelajaran-make-a-matcbl (accessed 20 Februari 2010).

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri

Surabaya

Isjoni. 2009. Cooperative learning.

Mengemhanglmn Kemampuan Be/ajar Berkelompt)L Bandwtg .:AlfabeJa.

K~,

L.

l«lW .. F~

Hat}Vi/1

~ $it."W-id! ~iWP F eWt~ U/11

Kooperatif Tipe Numbered Head Together dan Konvensional p ada Materi

Pokok Sistem Sirkulasi Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Binjai Tahun

ajaran 200712008. Medan: FMIP A-UNIMED.

Lie, A. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:Rineka Cipta

Lubis, A. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Komik Kimia Terhadap Motivasi Dan Hasi/ Be/ajar Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Struktur Atom

Dan Sistem Periodik Unsur. Tesis. Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Makmun, A.S. 2004. Psiko/ogi Pendidikan (Perangkat Sistem Pengajaran Modul). PT. Rosda Karya. Bandung.

Mulyasa, E. 2004. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.

Noviawati, D . 2009. Upaya Peningkatan Keaktifan Be/ajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Make A Match. Universitas

Muhamma ·yah Surakarta.

(18)

56

Riduwan. 2008. Metode dan Tehnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Romiyatun .2008. Pembelajaran kooperatifmake a match dan snow ball throwing pada kompetensi dasar gulma, hama dan penyakit tanaman dengan

memperhatikan kemampuan ESQ siswa. Surakarta: Tesis . Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sadiman, A , Raharjo, R. , Haryono, A dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemenfaatannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Safrimi. 2007. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi Be/ajar Siswa Terhadap Hasil Be/ajar Kimia Siswa SMA Negeri I Medan. Medan: Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Silaban, R. dan Panggabean, M. Hubungan antara Persepsi Siswa Atas Kepemimpinan Kepala Laboratorium dan Disiplin Kerja Guru Terhadap

Hasil Be/ajar Kimia_ Jurnal Pendidikan Kimia. Volume 1 nomor 1 edisi April 2009. ISSN: 2085-3653. Program Studi Magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Silitonga, L. dan Situmorang, M. 2007. Efektifitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatana Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid. Jurnal Pendidikan Kimia, I (1 ), 9.

Siregar, A. M. 2008. Studi Tentang Proses Pembelajaran Kim ia SMA di Kota Medan. Medan: Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Slameto, (2003), Be/ajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,

(19)

57

Suharmanto,

A.,

(2008), Perencanaaan dan Pembelajaran !novatif, FT UNNES, Semarang.

Silitonga, L.L dan Situmorang, M. (2007). Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Be/ajar Siswa Pada Pengqjaran Sistem

Koloid. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1 ): 1-9.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana

z

?

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .. . ... ... ... ... ..........................................

Referensi

Dokumen terkait

Kartel Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Peraturan

Bengkayang Bengkayang Pengadaan Langsung Rehabilitasi Drainase Jalan Ngura (depan Gedung Pancasila), Kec. Bengkayang Bengkayang Pengadaan Langsung Rehab Jembatan Ruas Jalan Lumar

DAFTAR NMA MAHASISWA DAN TEMPAT PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN III PROGRAM DIPLOMA III REGULER SEMESTER VI JURUSAN KEBIDANAN.. POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Pengawasan Revitalisasi Pasar Tradisional Setia Jaya Gampong Lhang Kecamatan Setia dengan ini

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data

Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, kecuali Intiland International Pte. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs