• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB AL BAROKAH BAREGBEG CIAMIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB AL BAROKAH BAREGBEG CIAMIS."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN

PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB AL BAROKAH BAREGBEG

CIAMIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Astrid Murni Kanti

0703801

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN

PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB AL BAROKAH BAREGBEG

CIAMIS

Oleh

Astrid Murni Kanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Astrid Murni Kanti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

(3)
(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN PADA ANAK TUNARUNGU DI

SLB ALBAROKAH BAREGBEG CIAMIS

Astrid Murni Kanti (0703801)

Salah satu hambatan yang dimiliki anak tunarungu adalah mengalami kesulitan dalam memahami konsep abstrak diantaranya berhitung pengurangan. Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kerusakan dan ketidakberfungsian sebagian atau keseluruhan dari organ pendengaran sehingga menyebabkan terhambatnya proses informasi bahasa baik menggunakan atau tanpa alat bantu dengar. Keterbatasan tersebut menyebabkannya mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang datang melalui indra pendengarannya sehingga mengakibatkan minimnya pemahaman anak terhadap materi pelajaran. Untuk menangani hambatan dalam berhitung pengurangan, pada penelitian diberikan intervensi melalui media kantung nilai. Media kantung nilai merupakan sebuah papan berpentuk persegi dengan Sembilan kantung yang menempel pada kain. Tiga kantung untuk nilai satuan, tiga kantung untuk nilai puluhan, dan tiga kantung untuk nilai ratusan. Pertama, anak diminta untuk meletakan kartu bilangan pada kantung sesuai dengan soal. Kedua, anak memasukan stik sesuai dengan nilai tempatnya. Satuan pada kantung satuan, puluhan pada kantung puluhan, dan ratusan pada kantung ratusan. Ketiga, anak diminta untuk menyebutkan bilangan yang ditunjukan oleh jumlah stik pada setiap kantung. Keempat, anak memindahkan stik sebanyak bilangan pengurang. Pinjam satu ikat puluhan, jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan pengurang. Kelima, pindahkan stik yang tersisa pada kantung hasil. Keenam, anak menghitung stik pada kantung hasil dan meletakan kartu bilangan pada kantung sesuai dengan hasil pengurangan. Penelitian ini dilakukan pada anak tunarungu di SLB Al Barokah Baregbeg Ciamis yang berinisial IH. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan subjek tunggal atau yang biasa disebut dengan SSR (Single Subject Research). Penelitian ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase baseline1, intervensi, dan fase baseline2. Target behavior yang akan diukur adalah kemampuan berhitung pengurangan dengan satu kali teknik meminjam. Setelah diberikan intervensi, hasil yang diperoleh IH dalam aspek ini terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari mean level pade setiap fasenya mengalami peningkatan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, maka media kantung nilai dapat meningkatkan kemampuan IH dalam berhitung pengurangan. Karena media kantung nilai memiliki keunggulan yaitu mempermudah guru dalam menyampaikan materi pengurangan dengan teknik meminjam, mengkongkritkan konsep yang dipelajari, sehingga anak lebih memahami materi yang disampaikan karena anak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.

(5)

Astrid Murni Kanti, 2014

ABSTRACT

MEDIA USES SAC VALUE IN COMPUTATION CAPABILITIES IMPROVE

REDUCTION ON DEAF CHILD IN SLB ALBAROKAH BAREGBEG CIAMIS

Astrid Murni Kanti (0703801)

One obstacle owned deaf child is having trouble in understanding abstract concept including count reduction. Deaf is someone who undergoes damage and malfunction all or part of the organ of hearing thus causing become an obstacle to the process of information good use or without aid listen. This limitation makes it hardship receive information coming through the senses hearing resulting in the lack understanding child against the subject matter. To handle count substraction, impediments in to research given through intervention media value sac. Media sac value is a board square-shaped with nine sac attached to the fabric. Three sac to value unit, three sac to value the tens, and three sac to value hundreds. First, the children asked to provide card num. on sac in accordance with it. Second, children place the sticks according to the value of the place. Unit on sac a unit, dozens of on sac tens, and hundreds of sac on hundreds. Third, children asked to mention num. indicated by the amount of typists on any sac. And the fourth children move as much as numbers of typists subtrahend. Borrow one tens, connective if num. reduced smaller than num. subtrahend. Fifth, move typists who remains at the results. Sixth the counting on sac cards provide results and num. according to the results in a reduction. The study is done on deaf child in slb al barokah baregbeg ciamis that initialed IH. Research Method used is research experiment with a single subject or commonly known with SSR (single subject research). Research is divided into three phases, namely phase baseline1, intervention and phase baseline2. Target behavior to be measured is computation capabilities substraction with one technique borrow. After the intervention results obtained IH in this aspect increase. It can be seen from the level at any phase increased. Thus hypothesis advanced by in research is accepted, then media sac value can improve the IH in calculating reduction. Because the media sac value has a preëminence namely ease in the teacher given the lectures abatement of a technique borrowing, concrete concept learned, And the understand more material delivered because children directly involved in the process of learning.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan ... 3

BAB II PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM PEMBELAJARAN BERHITUNG PENGURANGAN ... 5

A. Konsep Dasar Media Kantung Nilai ... 5

B. Konsep Dasar Berhitung Pengurangan ... 9

1. Pengertian Matematika ... 9

2. Konsep Dasar Penguranga ... 11

3. Kekeliruan Yang Sering Dilakukan Anak Dalam Mempelajari Matematika... 11

C. KONSEP DASAR KETUNARUNGUAN ... 13

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 13

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ... 14

3. Dampak Ketunarunguan ... 15

(7)

v Astrid Murni Kanti, 2014

E. Kerangka berpikir ...18

F. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Variabel Penelitian ... 20

1. Definisi Konsep Variabel ... 20

2. Definisi Operasional Variabel ... 21

B. Metode Penelitian ... 22

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 26

1. Uji Validasi ... 27

2. Uji Reliabilitasi ... 28

G. Teknik Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Baseline1 ... 33

2. Hasil Intervensi ... 34

3. Hasil Baseline2 ... 36

B. Analisis Data ... 37

1. Analisis Dalam Kondisi ... 37

2. Analisis Antar Kondisi ... 47

(8)

Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian Lampiran 2 Media Kantung Nilai

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen dan Butir Soal Lampiran 4 Expert Judgement

Lampiran 5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 PPI

Lampiran 7 Hasil Baseline1 Intervensi Baseline2 Lampiran 8 Dokumentasi

(9)

vii Astrid Murni Kanti, 2014

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat dan Bahan Kantung Nilai ... 6

Tabel 3.1 Derajat Reliabilitas Guilford ... 29

Tabel 4.1 Hasil Baseline1 (A1) ... 33

Tabel 4.2 Hasil Intervensi ... 35

Tabel 4.3 Hasil Baseline2 (A2) ... 36

Tabel 4.4 Panjang Kondisi Penelitian ... 38

Tabel 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah ... 39

Tabel 4.6 Persentase Trend Stabilitas Fase Baseline1 ... 41

Tabel 4.7 Persentase Trend Stabilitas Fase Intervensi ... 42

Tabel 4.8 Persentase Trend Stabilitas Fase Baseline2 ... 44

Tabel 4.9 Kecenderungan Stabilitas Dalam Kondisi A-B-A'... 44

Tabel 4.10 Kecenderungan Jejek Data dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 44

Tabel 4.11 Level Stabilitas dan Rentang dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 45

Tabel 4.12 Level Perubahan dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 45

Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Analisa Visual dalam Kondisi ... 46

Tabel 4.14 Jumlah Variabel yang Diubah ... 47

Tabel 4.15 Variabel Perubahan Kecenderungan arah dan Efeknya ... 48

Tabel 4.16 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 48

Tabel 4.17 Perubahan Level Data ... 48

Tabel 4.18 Perbandingan Kondisi Data Overlap ... 50

(11)

ix Astrid Murni Kanti, 2014

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Tampilan Desain A-B-A' ... 22

Grafik 4.1 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Baseline1 ... 34

Grafik 4.2 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Intervensi ... 35

Grafik 4.3 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Baseline2 ... 37

Grafik 4.4 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline1, Intervensi, dan Baseline2 .. 39

Grafik 4.5 Trend Stabilitas Fase Baseline1 ... 40

Grafik 4.6 Trend Stabilitas Fase Intervensi ... 42

Grafik 4.7 Trend Stabilitas Fase Baseline2 ... 43

Grafik 4.8 Data Overlap Kondisi Baseline1 ke Intervensi ... 49

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Subjek IH mengalami ketunarunguan yang diakibatkan dari kerusakan dan ketidakberfungsian sebagian atau keseluruhan dari organ pendengaran sehingga menyebabkan terhambatnya proses informasi bahasa baik menggunakan atau tanpa alat bantu dengar. Keterbatasan tersebut menyebabkan IH mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang datang melalui indra pendengarannya sehingga mengakibatkan minimnya pemahaman anak terhadap materi pelajaran.

Perkembangan kemampuan berhitung IH menurut guru kelasnya sudah menunjukan perkembangan yang cukup baik. Subjek IH dapat mengerjakan soal-soal penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Berdasarkan hasil asesmen terdahulu, subjek dapat mengerjakan soal penjumlahan tanpa menyimpan, penjumlahan dengan teknik menyimpan, pengurangan tanpa meminjam dan perkalian sederhana. Namun untuk pengurangan dengan teknik meminjam, IH tidak dapat menyelesaikannya. Pemahaman IH yang kurang menyebabkan subjek mengalami kesulitan saat mengerjakan soal pengurangan dengan teknik meminjam yang diberikan peneliti saat asesmen.

Pengurangan merupakan salah satu operasi hitung dasar dalam matematika yang seharusnya sudah dipelajari anak setelah mereka mempelajari penjumlahan. Pengurangan adalah mengambil sebagian atau seluruhnya sehingga hasilnya atau sisanya menjadi semakin lebih sedikit. Berhitung pengurangan adalah salah satu aspek yang diberikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, termasuk di sekolah luar biasa untuk anak tunarungu.

(13)

2

2

Astrid Murni Kanti, 2014

Namun pada kenyataannya tidak demikian, di lapangan sering ditemukan anak tunarungu di kelas dasar maupun lanjutan belum menguasai berhitung pengurangan ini dengan baik.

Hal ini disebabkan karena kesulitan subjek dalam memahami nilai tempat bilangan. Kesulitan memahami nilai tempat ini mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam mengrjakan penjumlahan atau pengurangan bersusun panjang. Kesulitan tersebut terjadi saat menguraikan bentuk panjang dari sebuah bilangan sebelum ditambahkan atau dikurangkan.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merasa perlunya media pembelajaran kongkrit yang menggunakan prinsip nilai tempat sehingga berhitung pengurangan dengan teknik meminjam dapat dipahami dan bermakna. Media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan teknik meminjam adalah kantung nilai.

Penggunaan media kantung nilai ini dapat mempermudah anak dalam memahami informasi yang diterimanya, karena sesuai dengan karakteristuik anak tunarungu sebagai insan visual. Penggunaan media kantung nilai ini berarti memperagakan langkah-langkah pengerjaan soal pengurangan dengan satu kali teknik meminjam menggunakan kantung nilai sehingga anak akan dengan mudah melihat cara mengerjakan soal pengurangan serta dapat menyelesaikan soal pengurangan dengan satu kali teknik meminjam dengan benar.

B. Identifikasi Masalah

Dalam upaya meningkatkan kemampuan anak tunarungu pada mata pelajaran matematika khususnya materi berhitung pengurangan dengan pokok bahasan pengurangan dengan satu kali teknik meminjam ada banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya:

(14)

3

2. Pengajar atau guru masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, seperti metode ceramah yang membuat anak menjadi jenuh dan bosan;

3. Pembelajaran yang kurang kondusif mengakobatkan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikkan;

4. Kurangnya media pembelajaran atau alat peraga yang dapat mempermudah anak dalam memerima penjelasan dari guru;

5. Media kantung nilai dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan pada anak tunarungu, karena media ini memiliki kelebihan yaitu mengkongkritkan konsep yang dipelajari, sehingga anak lebih memahami materi yang disampaikan karena anak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, penelitian ini pada hakikatnya untuk mengetahui dan mengkaji proses pembelajaran menggunakan bantuan dari media pembelajaran yaitu media kantung nilai untuk meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan pada anak tunarungu. Agar penelitian ini terfokus, maka pembatasan permasalahan yang akan diteliti yaitu pembelajaran pengurangan dengan teknik meminjam menggunakan media kantung nilai.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah penggunaan

media kantung nilai dapat meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan pada

anak tunarungu?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

(15)

4

4

Astrid Murni Kanti, 2014

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran apakah media kantung nilai dapat memberikan pemahaman yang baik tentang berhitung pengurangan dengan teknik meminjam sehingga meningkatkan kemampuan matematika anak tunarungu.

2. Kegunaan

Kegunaan penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan sebagai media pembelajaran dalam upaya menangani permasalahan anak dalam berhitung pengurangan dengan teknik meminjam. Karena media kantung nilai dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pengurangan dengan teknik meminjam.

(16)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variable Penelitian

Variable merupakan ciri-ciri atau gejala-gejala dari sesuatu yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitafif. Secara teoritis Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2010:38) mengemukakan bahwa “variabel dapat diidentifikasikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain”.

1. Definisi Konsep Variabel

a. Variabel bebas

Variabel bebas (independen variable) atau dalam kasus tungggal dikenal dengan nama intervensi, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab munculnya variable terikat (Sugiyono, 2012:39). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah “media kantung nilai”. Kantung nilai merupakan

media kongkrit berupa papan berbentuk segi empat dengan 9 kantung yang menempel pada kain, tiga kantung untuk nilai satuan, tiga kantung untuk nilai puluhan, tiga kantung untuk nilai ratusan, dan stik sebagai pengisi kantung dimana untuk nilai satuan stik tidak diikat, untuk nilai puluhan satu ikat berisi sepuluh stik, dan untuk nilai ratusan digunakan satu stik coklat. Jika dibutuhkan, stik warna coklat dapat diganti dengan sepuluh ikat stik yang satu ikatnya berisi sepuluh stik biasa. Penggunaan media kantung nilai ini bertujuan agar anak tunarungu dapat mengetahui prosedur pengurangan dengan teknik meminjam.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependen variable) atau dalam kasus tunggal dikenal dengan nama target behavior/ perilaku sasaran, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2012:39). Variabel

terikat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “kemampuan berhitung

(17)

21

Astrid Murni Kanti, 2014

menyelesaikan soal-soal pengurangan dengan satu kali teknik meminjam untuk menetapkan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Media kantung nilai

Media kantung nilai merupakan media kongkrit berbentuk kantung yang menggunakan prinsip nilai tempat. Penggunaan media ini dilakukan dengan memberikan contoh soal dan cara penyelesaian pengurangan dengan teknik meminjam selanjutnya anak mempraktekannya dengan bimbingan.

Cara penggunaan media kantung nilai sebagai berikut peneliti menyebutkan soal pengurangan kemudian anak meletakan kartu bilangan sesuai dengan soal yang telah disebutkan. Anak memasukan stik sesuai dengan nilai tempat.Satuan pada kantung satuan, puluhan pada kantung puluhan, dan ratusan pada kantung ratusan. Kemudian anak diminta untuk menyebutkan bilangan yang ditunjukan oleh jumlah stik pada setiap kantung. Selanjutnya anak memindahkan stik sebanyak bilangan pengurang lalu memindahkan stik yang tersisa pada kantung hasil. Kemudian anak menghitung stik pada kantung hasil dan meletakan kartu bilangan sesuai dengan hasil pengurangan.

b. Kemampuan berhitung pengurangan

(18)

22

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk memecahkan masalah dari permasalahan yang diteliti melalui langkah-langkah ilmiah yang dilaksanakan secara sistematis. Menurut Arikunto (2012:203) metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen. Meurut Sugiono (2012:72) metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen Singel Subject Research (SSR). Menurut Sunanto (2005:56) SSR adalah suatu penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.

(19)

23 sebelum mendapat teratmen yang diberikan secara berulang-ulang. Tujuan pengukutan baseline adalah memberikan deskripsi tingkah laku secara alami tanpa ada tretment yang berfungsi sebagai landasan pembanding sebagai penilaian keefektifan treatment, pengukuran baseline diambil untuk menciptakan suatu pola. Dalam sesi ini langkah pertama yang peneliti lakukan adalah mengkondisikan siswa. Peneliti mengupayakan agar siswa terfokus kepada tugas yang akan diberikan padanya. Peneliti mempersiapkan instrumen untuk mengetahui kemampuan baseline (kondisi awal) siswa. Instrumen yang peneliti gunakan adalah 20 soal pengurangan dengan satu kali teknik meminjam, dimana siswa akan mengerjakan soal tersebut selama ± 40 menit.

2. B (tretment/ intervensi),yaitu keadaan treatment dimana keadaan subjek diberikan perlakuan berulang-ulang, tujuannya adalah untuk melihat tingkah laku yang terjadi selamaperlakuan diberikan. Pada sesi ini peneliti

(20)

24

menggunakan media kantung pintar dalam memberikan treatmen kepada siswa tunarungu. Langkah pertama adalah mengkondisikan siswa. Hal ini dilakukan agar siswa terfokus kepada tretment yang akan diberikan. Pertama penulis mengeluarkan media kantung nilaidan menjelaskan langkah-langkah penggunaan kantung nilai, kemudian peneliti memberikan contoh soal beserta cara penyelesaiannya, selanjutnya siswa mengerjakan soal pengurangan dengan satu kali teknik meminjam menggunakan kantung nilai dengan bimbingan peneliti selama ± 40 menit. 3. Baseline A' merupakan pengulangan kondisi A yang dilakukan untuk

memantau dan mengevaluasi sejauh mana intervensi dapat berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Beseline ini sama dengan baseline awal.

C. Subyek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah IH dengan identitas sebagai berikut: Nama : IH

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Ciamis, 15 Juli 1997 Agama : Islam

Alamat : Desa Petirhilir - Baregbeg

(21)

25

Astrid Murni Kanti, 2014

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksana di SLB Al Barokah yang beralamat di Jalan Raya Sukadana RT 01 RW 04 Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dilakukan di dalam kelas pada jam pelajaran matematika dan di ruang asrama atau ruang kelas kosong pada saat jam pulang sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Pemberian tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam berhitung pengurangan. Tes pertama yang dilakukan adalah asesmen berhitung yang mecangkup penjumlahan, pengurangan dan perkalian sederhana. Dari hasil asesmen tersebut diketahui bahwa subjek mengalami kesulitan dalam memjawab soal pengurangan dengan teknik meminjam.

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut. 1. Melakukan pengumpulan data pada fase baseline1. Pengumpulan data

pada fase baseline1 dilakukan untuk mengetahui kemampuan berhitung pengurangan. Pada fase ini pemberian tes dilakukan selama lima sesi dan setiap sesinya dilakukan selama 40 menit.

2. Setelah mendapatkan angka yang stabil pada fase baseline1, selanjutnya peneliti melakukan intervensi. Intervensi ini dilakukan agar terdapat meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan satu kali teknik meminjam dengan menggunakan kantung nilai. Fase intervensi ini dilakukan selama delapan sesi dan setiap sesinya dilakukan selama 40 menit.

3. Fase baseline2 dilakukan setelah fase intervensi. Fase baseline2 dilakukan agar penulis mengetahui apakah intervensi yang telah diberikan memberikan pengaruh positif pada kemampuan berhitung subjek. Fase baseline2 dilakukan selama lima sesi dan setiap sesinya dilakukan selama

(22)

26

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data pada suatu penelitian (Arikunto, 2012:194). Pada penelitian ini instrument yang digunakan berupa tes. Arikunto (2012:127) mengemukakan bahwa “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegansi, kemampuan atau bakan yang dimiliki ileh individu atau kelompok”. Sementara itu Susetyo (2011:2) menyimpulkan bahwa “tes merupakan alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan, kecakapan individual pada aspek tertentu baik yang tampak dan hasilnya berupa angka atau skor”.

Penggunaan instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam berhitung pengurangan. Instrument yang digunakan adalah berhitung pengurangan dengan materi pengurangan dengan satu kali teknik meminjam. Penyusunan instrumen ini bersasarkan analisis bilangan-bilangan yang telah diketahui anak, yaitu bilangan dibawah 1.000. Instrumen terdiri dari 20 soal, meliputi pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka, pengurangan bilangan tiga angka dengan bilangan dua angka, dan pengurangan bilangan tiga angka dengan bilangan tiga angka.

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan selama penyusunan instrumen penelitian.

1. Membuat kisi-kisi

(23)

27

Astrid Murni Kanti, 2014

Pembuatan disesuaikan dengan indikator dari kisi-kisi yang telah dibuat. Butir soal terdiri dari 20 soal mengenai berhitung pengurangan dengan satu kali teknik meminjam.

3. Membuat kriteria penilaian butir soal

Penilaian yang digunakan untuk mengolah hasil tes yaitu dengan cara memberikan skor satu pada jawaban yang benar dan skor nol pada jawaban yang salah atau tidak dijawab.

4. Membuat PPI

Program pembelajaran dibuat sebagai acuan dalam mengajar di kelas, sehingga kegiatan pembelajaran tidak keluar dari rencana yang telah dibuat dan mendapatkan data yang diinginkan.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum menggunakan instrumen pada suatu penelitian, instrument tersebut perlu diujikan terlebih dahulu atau dinyatakan valid dan reliable. Hal ini sejalan dengan pernyataan Susetyo (2011:88) sebagai berikut:

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data instrument diujucobakan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan sebagai instrument yang baik salah satunya yaitu valid. Salah satu tes dinyatakan valid jika persentase tes yang butir-butirnya benar-benar mengukur sasaran tes yang berupa kemampuan dalam bidang tertentu dan bukan kemampuan dalam bidang lainnya.

Mengingat pentingnya uji coba instrumen dilakukan maka berikut ini dibahas tentang validasi dan reliabilitas intrumen tersebut yang akan digunakan pada penelitian ini:

1. Uji Validitas

(24)

28

jenis, yaitu validitas isi, validits berkaitan dengan criteria, dan validitas konstruk”. Validitas pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgment).Validitas isi menurut Susetyo adalah

“validitas yang akan mengecek kecocokan diantara butir-butir tes yang dibuat

dengan indikator, materi atau tujuan pembelajaran yang akan ditetapkan”. Untuk mengetahui validitas isi digunakan teknik kecocokan para ahli yang berkecimpung dalam bidang keilmuan tertentu (Susetyo, 2011:89-90). Butir tes dinyatakan valid jika kecocokan dengan indikator mencapai 50%.

Untuk menghitung skor akhir validitas diolah dengan menggunakan rumus:

� = × 100%

Keterangan:

� =�

= Frekuensi

∑ = � ℎ

Dari hasil judgemen (terlampir) yang diperoleh dari tiga penilai menyatakan semua soal yang akan diberikan cocok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

� = 3

3 × 100% = 100%

Keterangan penilai:

1. Bapak Drs. Endang Rusyani, M. Pd 2. Ibu Yeni Komaruni, S. Pd

3. Ibu Aries Tresnaeati, S. Pd

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan reliabilitas konsistensi internal, dalam hal ini Susetyo (2011:109) menjelaskan bahwa

“reliabilitas konsistensi internal didasarkan pada skor yang diperoleh dari satu

perangkat ukur dengan satu kali pengukuran pada peserta tes”. Pada penelitian ini reliabilitas konsistensi internal dihitung dengan rumus Spearmeam-Brown.

(25)

29

Sebelum data dimasukan kedalam rumus diatas, terlebih dahulu menghitung indeks korelasi antara dua belah instrumemn. Rumus yang digunakan yaitu:

= �∑ – ∑ ∑

Dari hasil perhitungan realibilitas dengan teknik belah dua (terlampir) diperoleh hasil sebagai berikut:

= 3(117) – 19 18

{3.125 –(19)2}{3.110 –(18)2}

= 9

9,165= 0,98

(26)

30

0, 00 < r ≤ 0,21 Sangat rendah

(Arikunto, 2012:184)

Setelah diketahui bahwa reliabilitas instrument adalah 0,99. Sesuai dengan derajat reliabilitas Guilford diketahui bahwa 0,99 berada pada kriteria sangat tinggi, sehingga alat tes atau instrumen tes dapat digunakan.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah proses pengumpulan data melalui instrumen dilaksanakan, kemudian data tersebut diolah dan inilah yang disebut sebagai pengolahan data. Pengolahan data yang dilakukan mengunakan pengukuran persentase dikarenakan sesuai dengan penelitian yang dilakuan peneliti. Pengukuran persentase merupakan salah satu pengukuran variable terikat yang sering digunakan oleh peneliti maupun guru untuk mengukur perilaku dalam bidang akademik maupun sosial (Sunanto, 2005:16). Persentase dihitung dengan cara, jumlah soal yang benar dibagi seluruh soal dan dikali seratus persen.

ℎ × 100%

Analisis data merupakan tahapan terakhir sebelum menarik keimpulan dari suatu penelitian. Setelah data terkumpuldan diolah kemudian data tersebut dianalisis melalui statistik desktiptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas dalam jangka waktu tertentu. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan grafik atau diagram.

(27)

31

Astrid Murni Kanti, 2014

harus memiliki empat prinsif yaitu kejelasan, kesederhanaan, penampilan dan desainnya. Dalam grafik terdapat beberapa komponen agar penyajian data dapat dimengerti pembacanya. Menurut Sunanto (2005:37) komponen yang harus terdapat dalam grafik adalah :

a. Absis adalah sumbu x yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukan satuan untuk variable bebas (misalnya sesi, hari, tanggal).

b. Ordinat adalah sumbu y merupakan sumbu vertical yang menunjukan satuan untuk variable terikat (misalnya persentasi, frekuensi, durasi). c. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu x dengan sumbu y sebagai

titik awal satuan variable bebas dan terikat.

d. Skala merupakan garis-garis pendek pada sumbu x dan sumbu y yang menunjukan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50%, 75%, 100%).

e. Label kondis imerupakan keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen misalnya seperti baseline atau intervensi.

f. Garis perubahan kandisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisinlainnya.

g. Judul grafis adalah judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Setelah data terkumpul dari fase baseline1, fase intervansi, dan fase baseline2 maka data tersebut dimasukan kedalam garfik garis. Dalam melakukan analisis data terhadap hasil penelitian, penulis menggunakan analisis visual. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengruh-pengaruh dari suatu perlakuan/ treatmen terhadap variabel terikat, maka dibutuhkan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Menurut Sunanto (2005:99) yang dimaksud dengan perubahan dalam kondisi yaitu menganalisis perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi. Analisis dalam kondisi memiliki enam komponen (Sunanto, 2005:107) yang meliputi:

a. Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi yang juga menggambarkan banyaknya sesi dalam kondisi tertentu.

b. Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintas, semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis yang sama banyak.

(28)

32

d. Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan data diantara dua data. Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.

e. Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi dengan tiga kemungkinan yaitu menarik, menurun, dan mendatar. f. Rentang adalah jarak antar data pertama dengan data terakhir sama halnya

pada tingkat perubahan.

Sedangkan analisis antara kondisi adalah menganalisis petubahan data antar kondisi misalnya kondisi baseline dengan kondisi intervensi. Analisis antar kondisi meliputi lima komponen (Sunanto, 2005:107) sebagai berikut:

a. Variable yang diubah merupakan variable terikat atau sasaran yang difokuskan.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya merupakan perubahan kecenderungan grafik antara kondisi baseline dan intervensi.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya

d. Perubahan level data menunjukan seberapa besar data diubah.

e. Data yang tumpabg tindih, data yang tumpang tindih antara dua kondisi terjadi akibat dalam keadaan data yang sama pada kedua kondisis.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengaanalisis data tersebut adalah:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1.

b. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatmen/ intervensi. c. Menskor penilaian pada kondisi badeline-2.

d. Membuat table penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2.

e. Membandingkan hasil skor baseline-1, skor intervensi, dan skor pada baseline-2.

f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.

(29)

54

Astrid Murni Kanti, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkakn hasil data yang ditemukan di lapangan terdapat peningkatan persentase kemampuan berhitung pengurangan dengan satu kali teknik meminjam dari fase baseline1 kemudian fase intervensi dan yang terakhir adalah fase baseline2. Pada fase baseline1 rentang nilai kemampuan berhitung pengurangan anak rendah berkisar antara 40%-55% dengan mean level sebesar 49. Pada fase intervensi menggunakan media kantung nilai, terdapat peningkatan persentase kemampuan berhitung pengurangan pada IH. Hal ini dibuktikan dengan rentang nilai kemampuan berhitung pengurangan yang mencapai 75%-100% dengan mean level sebesar 89,875. Setelah kegiatan intervensi diberikan maka dilanjutkan dengan fase baseline2. Dalam fase ini rentang nilai kemampuan berhitung pengurangan anak berada antara 85%-95% dengan mean level sebesar 92.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kantung nilai dapat meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan pada IH yang memiliki hambatan dalam menyelesaikan sola pengurangan dengan teknik meminjam di kelas VII SLB Al Barokah Baregbeg Ciamis.

B. Rekomendasi

Merujuk pada hasil penelitian dan kesimpulan, maka penelitian mengajukan rekomendasi kepada:

1. Bagi Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan menyediakan fasilitas media pembelajaran berupa kantung nilai atau media lain yang sifatnya mendidik, karena penggunaannya dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung anak khususnya materi pengurangan dengan teknik meminjam.

2. Bagi Guru

(30)

55

menggunakan metode eksperimen dengan single subject research (SRR) yang hasilnya sangat individual. Media ini dapat digunakan bagi siswa sudah menguasai penambahan tanpa menyimpan dan penambahan dengan menyimpan, serta pengurangan tanpa meminjam. 3. Peneliti selanjutnya

(31)

56

Astrid Murni Kanti, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Alimin, Z. (2007). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan pada Anakyang Mengalami Kehilangan Fungsi Penglihatan dan Pendengaran. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia.

Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Penyusun, Tim. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Poewardarminto, W. J. S. (2002). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sadiman, A. S. et al. (2009). Media Pendidikan Pengertian Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sajaah, E. (2003). Pendidikan Bahasa Anak Dengan Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

(32)

57

Solechah, F. A. (2009). Peningkatan Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan melalui Permainan dengan Alat Peraga Kantung Nilai pada Siswa kelas I SDN II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Skripsi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Tidak Diterbitkan.

Somad, P. & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Depdikbud.

Somad, P. & Tarsidi, D. (2008). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu. [Online] Available at: http://www.permanarian16.blogspot.com/2008/04/definisi-dan-klasifikasi-tunarungu.html

[Accessed 31 Januari 2013].

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama. Sudjana, N. & Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sunanto, J. et al. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan, Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sunanto, J., Takeuchi, K. & Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Tsukuba: CRICER Universitas of Tsukuba.

Gambar

Grafik 3.1
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Ibrahim, Muslimin, dkk. Surabaya University Press. “ Peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan model think pair share dengan media komik bermuatan

Luas Areal Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Cengkeh di Kabupaten Simeulue.. Sumber : Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten

(2) Jenis penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pegawai Negeri pada Polri atas jasa-jasa dan/atau prestasi yang dicapai dalam

Provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang sangat baik mulai dari.. jenis daya tarik wisata pegunungan, pantai, hutan, dan lainnya yang

bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d tersebut, untuk memberikan pedoman dalam pembentukan dan pelaksanaan tugas di Ruang

Saya mengaharapkan ketersediaan Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dalam rangka penelitian tentang Peran Perpustakaan SMA Negeri 1 Medan

(3) Jika pemegang hak atas tanah atau pemakai tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 tidak bersedia melakukan konsolidasi tanah atau tidak bersedia

Hubungan antara kepuasan kerja dan resiliensi dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan kantor pusat pt.. Jurnal psikologi