• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMPN 3 Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Dian Adi Gunawan 1105544

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015

LEMBAR PENGESAHAN

DIAN ADI GUNAWAN 1105544

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Di SMPN 3Majalengka)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. DasimBudimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003

Pembimbing II

Susan Fitriasari,S.Pd., M.Pd NIP. 19820730 200912 2 2004

Mengetahui

(3)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001 Skripsiinitelahdiujipada :

Hari, Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat : GedungNu’manSumantri UPI Bandung Panitiaujianterdiridari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H KarimSuryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. IdrusAffandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002 3.2

Dr. CecepDarmawan, S.Pd., S.IP., M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001

3.3

(4)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

NIP. 13025664400

PEMBINAAN KARAKTER

KEWARGANEGARAAN MELALUI

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

(Studi Kasus di SMPN 3 Majalengka)

Oleh Dian Adi Gunawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dian Adi Gunawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(6)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dian AdiGunawan. 2015.

PembinaanKarakterKewarganegaraanmelaluipembelajaranPendidikanPancasiladanKe warganegaraan (StudiKasus di SMPN 3 Majalengka).

Pembelajaranpendidikanetika, moral, dannorma yang dilakukanselamainikenyataanyabelumsemuanyaberhasilsehinggaparapesertadidikbelumbisame nunjukankarakter yang diharapkanbangsaini. Kurangefektifnyapengajaran moral disekolahadalahkarenaetika, moral, dannormadiajarkanhanyasampaipadatatarankognitif. Selainitu, penyajianmateripelajaranterbataspadametodeceramahsementaraetika, moral, dannormamengarahkepadatindakandanprakteksecaranyata,

meskipuntingkahlakudipengaruhiolehcaraseseorangmematuhisuatutindakan.Tujuanpenelitianini adalahuntukmemperolehgambarantentangPembinaanKarakterKewarganegaraanmelaluiPendidi kanPancasiladanKewarganegaraan (PPKn) di SMPN 3 Majalengka.Pendekatanyang digunakandalampenelitianiniadalahpendekatankualitatif yang dikembangkanmelaluimetodedeskriptifanalitismelaluistudikasus.Teknikpengumpulan data yang digunakanadalahobservasi, wawancara, dananalisisdokumen.Setelahmelaluipembahasan, hasilpenelitianinimenunjukkanbahwa:

1)PendidikanKewarganegaraanmengembangkankarakterkebangsaandankarakter individual. 2) Mata pelajaranPendidikanKewarganegaraanmemilikiperan yang sangatbesarterutamadalammembinakarakterkewarganegaraansiswa. 3) Dalam proses pembelajaranPendidikanKewarganegaraanhal yang pertamadipersiapkanadalah RPP (RencanaPelaksanaanPembelajaran), sepertimenentukan indicator pembelajaran, kolomkarakter yang hendakdikembangkan, materipembelajaran, menentukanmetodedan model pembelajaran, sumberpembelajaran, media pembelajaran, danlangkah-langkahpembelajaran, selainituadajugapenilaian yang mencakupsikap, pengetahuan, keterampilan.Berdasarkanpaparantersebut, guru diharapkanmenilaikembali proses pembelajaran yang telahdilaksanakandenganjalanmenambahpengetahuandanwawasan yang berhubungandenganpembinaankarakterKewarganegaraan.

(7)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Abstract

Dian Adi Gunawan. 2015. Civics CharactersBuilding through learning Civics Education (Case Study in SMPN 3 Majalengka)

Education learningethics, morals, andnormswereconducted duringthisfactis not allmanagedso that studentscan’tbe expected to hope the character ofthis nation.Lack of effectivemoralteachingin schoolsisdue toethical, moral, andnormsare taughtonly atthe cognitivelevel.In addition, the presentation ofthe subject matteris limited toa lecturewhileethics, morals, andnormsand practiceslead torealaction, though thebehavioris influencedbythe way a personadhere toa course of action. The purpose ofthis study was toobtainan overview of theCivicsCharacter Buildingthrough Civics Education inSMPN3Majalengka.The approach used in this study is a qualitative approach developed through descriptive analysis method through case studies. Data collection techniques used was observation, interviews and document analysis.After a discussion, the results of this study indicate that: 1) CivicsEducationdevelop a national character and individual character. 2) Civics Education study has an especially large role in fostering Civics character of students. 3) In the process of learning Civics Education first thing prepared is the lesson plan as determining indicators of learning, character columns to be build, learning materials, define the methods and models of learning, learning resources, instructional media and learning steps, but it is also includes the assessment of attitudes, knowledge, skills.According to those fact, the teachers are expected reassess the learning process has been carried out with the knowledge and insight related to character building citizenship.

(8)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFRTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ... 8

2.1.1 Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 8

2.1.2 Kajian Ontologi Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

2.1.3 Kajian Epistomologi Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

2.1.4 Kajian Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan ... 11

2.1.5 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 12

2.1.6 Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

(9)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.1.8 Domain Konfigurasi Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

2.2 Tinjauan Tentang Pembinaan Karakter Kewarganegaraan ... 20

2.2.1 Pengertian Karakter... 20

2.2.2 Pengertian Pembinaan Karakter ... 21

2.2.3 Tujuan Pembinaan Karakter... 23

2.2.4 Nilai-nilai Karakter ... 24

2.2.5 Prinsip Karakter Kewarganegaraan ... 27

2.2.6 Karakter Kewarganegaraan ... 29

2.3 Kajian Karakter dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn) ... 31

2.3.1 Nilai-nilai Karakter Kewarganegaraan dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 31

2.3.2 Pembinaan Karakter dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 33

2.4 Penelitian Terdahulu ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian ... 39

3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 39

3.1.2 Desain Penelitian ... 39

3.2 Parisipan dan Tempat Penelitian ... 40

3.2.1 Partisipan ... 40

3.2.2 Tempat Penelitian ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1 Observasi ... 41

3.3.2 Wawancara ... 42

3.3.3 Analisis Dokumen ... 42

3.4 Tahap Penelitian ... 43

(10)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Tahap Pelaksanaan ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 44

3.5.1 Data Reduction(Data Reduksi) ... 45

3.5.2 Data Display (Penyajian Data) ... 45

3.5.3 Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/Verifikasi) . 45 3.6 Teknik Pengujian Keabsahan ... 46

3.6.1 Pengujian Validitas Internal (Credibility) ... 46

3.6.2 Pengujian Validitas Eksternal (Transferability) ... 48

3.6.3 Pengujian Reliabilitas (Dependability) ... 49

3.6.4 Pengujian Obyektivitas (Konfirmability) ... 49

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum SMP Negeri 3 Majalengka ... 50

4.2 Temuan Hasil Penelitian... 54

4.2.1 Nilai karakter kewarganegaraan yang terkandung dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan... 54

4.2.2 Pandangan pihak sekolah terhadap Pendidikan Kewarganegaraan sebagai progam pendidikan karakter di sekolah ... 63

4.2.3 Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina kesadaran karakter kewarganegaraan siswa SMPN 3 Majalengka ... 69

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

4.3.1 Nilai-nilai karakter individual dan kebangsaan yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 73

(11)

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.3.3 Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina kesadaran karakter kewarganegaraan

siswa SMPN 3 Majalengka ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Umum ... 93

5.2 Simpulan Khusus ... 95

5.3 Implikasi ... 96

5.4 Rekomendasi ... 96

(12)

1

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Berhubungan dengan hal itu, pendidikan memiliki peranan yang cukup besar karena kualitas sumber daya manusia dapat dikembangkan melalui pendidikan. Para pelaku pendidikan tidak hanya memikul

tugas dan tanggung jawab mengajar sebagai upaya mencerdaskan peserta didik, tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab mendidik dari mulai membentuk

kepribadian, mengisi moral dan membina perilaku peserta didik terutama perilaku tersebut bisa menjadi karakter kewarganegaraan.

Karakter siswa merupakan salah satu indikator meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang dikembang melalui pendidikan. Melalui pendidikan ini diharapkan bahwa karakter siswa dapat menunjukan sikap positif. Para siswa akan lebih menunjukan karakternya serta menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai pribadi bangsa ini. Fenomena yang tampak tidak selalu menunjukan hal equal dengan cita-cita yang diharapkan.

Karakter siswa belum menunjukan sikap yang positif. Hal ini dapat direduksi dari perilaku dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita menemukan siswa yang belum jujur ketika ujian berlangsung. Masih banyak siswa yang menunjukan sikap yang belum memahami bagaimana mereka sadar bahwa perilaku jujur merupakan nilai-nilai yang berharga. Hal ini disebabkan karena mereka belum dibina mengenai karakter kewarganegaraannya. Sehingga perilaku mereka seringkali membuat situasi yang tidak baik dan merugikan orang lain. Karakter sangat penting diterapkan untuk diberikan dalam lingkungan sekolah. Dalam kurikulum 2013 mengutamakan penilaian afektif sehingga siswa diharapkan mempunyai perilaku dan sikap yang baik. Dengan demikian para

(13)

2

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Peran pendidikan sangat diperlukan untuk mempertahankan nilai-nilai luhur karakter bangsa agar tetap menjadi landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu cara agar nilai-nilai luhur tersebut tetap terjaga dan lestari adalah melalui program pendidikan. Pendidikan menurut Sanusi (1998, hlm. 267) adalah :

Proses mendidik atau pembelajaran peserta didik yang diasumsikan mempunyai beberapa fungsi seperti antara lain mampu menumbuhkan atau mentransformasikan nilai-nilai positif sambil memberdayakan serta mengembangkan potensi-potensi kepribadian peserta didik.

Persekolahan merupakan wahana yang strategis untuk mengoprasionalkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk membentuk kepribadian, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap pada peserta didik. Sekolah dapat menjadi sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut di sekolah guru berperan sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai dan keterampilan melalui kegiatan pembelajaran dan mata pembelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum setiap bidang studi. Bagi guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tanggung jawab membentuk perilaku dan kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik sudah merupakan bagian integral dalam menunaikan tugasnya sehari-hari di sekolah.

(14)

3

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Menurut Djahiri (1996, hlm. 19) bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah membawa misi tiga fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berkepribadian Indonesia

2. Membina manusia Indonesia yang melek politik, yakni manusia Indonesia yang : (a). Melek konstitusi dan hukum, yang memahami pokok pikiran Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum yang ada dalam Negara Republik Indonesia serta menyadari esensi penegakannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; (b) Melek pembangunan yakni manusia yang memahami laju gerak kehidupan bangsa yang sudah, sedang, dan yang akan ditempuh dan mau serta mampu berpartisipasi secara aktif dan fungsional, dan (c) Melek masalah, yakni yang tahu parsoalan, kendala dan kesulitan yang dihadapi masyarakat, bangsa, negara dan dirinya dalam membina hal-hal diatas

3. Membina perbekalan siswa untuk mampu belajar lebih lanjut

Usaha menanamkan dan mengembangkan etika, moral, dan norma kepada peserta didik khususnya melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan melalui semua jenjang dan jalur pendidikan. Pembelajaran pendidikan etika, moral, dan norma yang dilakukan selama ini kenyataanya belum semuanya berhasil sehingga para peserta didik belum bisa menunjukan karakter yang diharapkan bangsa ini.

Dalam prakteknya PKn menghadapi kendala yang mengakibatkan jauhnya tujuan pembelajaran. Pernyataan dari kelemahan PKn diungkapkan oleh

Winataputra (2009, hlm. 37) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dan penilaian lebih menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada penguasaan materi/pada dimensi kognitif. Dengan demikian apa yang diperoleh peserta didik bukan bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik namun masih dalam lingkup kognitif.

(15)

4

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sendiri misi moral yang ingin di tanamkan oleh guru melalui pembelajaran di kelas.

Masalah tersebut menimbulkan berbagai tanggapan, diantaranya bahwa kurang efektifnya pengajaran moral disekolah adalah karena etika, moral, dan norma diajarkan hanya sampai pada tataran kognitif. Selain itu, penyajian materi pelajaran terbatas pada metode ceramah sementara etika, moral, dan norma mengarah kepada tindakan dan praktek secara nyata, meskipun tingkah laku dipengaruhi oleh cara seseorang mematuhi suatu tindakan.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para guru, khususnya guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan norma pada peserta didik. Berhubungan dengan hal itu, Dahlan (1990, hlm. 21) mengemukakan bahwa:

Menentukan suatu model mengajar yang dianggap tetap adalah sangat sulit. Model mengajar itu berbagai macamnya, dan kebaikan atau keunggulannya tergantung pada tujuan pengajaran itu sendiri. Pada hakikatnya mengajar merupakan suatu proses di mana pengajar dan siswa berupaya menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif agar terjadi kegiatan belajar yang berdaya guna. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menata seperangkat nilai-nilai dan kepercayaan yang ikut mewarnai pandangan mereka (siswa) terhadap realitas sekelilingnya.

Pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran moral dan norma yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari. Selain itu, mata pelajaran ini dimaksud pula untuk membina pengetahuan dan kemampuan yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara. Diharapkan siswa memiliki kesadaran karakter yang sesuai dengan cita-cita bangsa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk

(16)

5

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pada penelitian ini penulis mengangkat suatu masalah, yaitu : ”Bagaimana

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPN 3 Majalengka?”.

Mengingat luasnya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

a. Nilai-nilai karakter Kewarganegaraan apa saja yang ada dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan?

b. Bagaimana pandangan pihak sekolah terhadap Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai progam pendidikan karakter?

c. Bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membina karakter Kewarganegaraan siswa di

SMPN 3 Majalengka?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMPN 3 Majalengka.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui nilai karakter kewarganegaraan yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(17)

6

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Untuk mengungkapkan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina kesadaran karakter kewarganegaraan siswa SMPN 3 Majalengka.

1.4Manfaat Penelitian

Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dari segi:

1.4.1 Manfaat dari Segi Teoritis

a. Hasil penelitian ini merupakan sumbangan terhadap ilmu pendidikan, khususnya dalam pembinaan karakter Kewarganegaraan siswa ke arah yang lebih baik

b. Memberikan sumbangan pikiran dan konsep bagi lembaga pendidikan formal khususnya SMP dalam membina karakter kewarganegaraan siswa di sekolah

c. Memberikan sumbangan pemikiran keilmuan pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

1.4.2 Manfaat dari Segi Kebijakan

a. Menjadi informasi atau masukan bagi para peneliti selanjutnya serta para pengambil kebijakan dalam bidang pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

1.4.3 Manfaat dari Segi Praktis

a. Memperluas wawasan dan meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya dalam upaya penggunaan dan pemilihan model-model mengajar yang dianggap tepat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(18)

7

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

berkaitan dengan masalah-masalah pembentukan etika, moral, dan norma-norma

1.4.3 Manfaat dari Segi Isu serta Aksi Sosial

a. Memberi pengalaman baru bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran dan pembinaan karakter Kewarganegaraan siswa

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Keseluruhan penulisan isi skripsi ini disusun dengan membagi ke dalam 5 bab, yang masing-masing berisikan hal-hal sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Di dalamnya menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka/Kerangka Teoritis

Bab ini akan secara khusus membahas kerangka teori yang menjadi pijakan dalam pembahasan selanjutnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang pendekatan dan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, metode penelitian, teknik penelitian, prosedur penelitian, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan meliputi seluruh data yang terkumpul, setelah terlebih dahulu dilakukan klasifikasi dan analisis. Hasil yang diperoleh dibahas secara kritis.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

(19)

8

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

(20)

39

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan dan Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini adalah metode pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011, hlm. 9)

sebagai berikut:

”Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti fokus permasalahan yang akan peneliti teliti secara mendalam. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Majalengka yang membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan konseptual yang pada akhirnya peneliti berusaha menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti kedalam bentuk uraian-uraian. Disamping itu, pendekatan kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi sehingga memungkinkan peneliti senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang dihadapi selama penelitian.

3.1.2 Desain Penelitian

Menurut jenis metode penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan jenis metode studi kasus. Menurut Arikunto (2010, hlm. 31) bahwa studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan

(21)

40

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Selain itu juga menurut Arikunto (2010, hlm. 238) studi kasus merupakan suatu penelitian yang mencoba menggabarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku, yakni tigkah laku itu sendiri beserta hal-hal yang melingkunginya, hubungan antara tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah laku, demikian pula hal-hal lain yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut.

Mulyana (2008, hlm. 201) mengemukakan bahwa studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, sutu kelompok, suatu organisasi (komunitas, suatu program, atau suatu situasional sosial. Lebih lanjut Mulyana (2002, hlm. 201) menjelaskan bahwa:

“Peneliti Studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek diteliti. Maka sering menggunakan berbagai metode wawancara (riwayat hidup), pengamatan, penelaahan dokumen, (hasil) survey, dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. Jadi alih-alih menelaah sejumlah kecil variable dan memilih suatu sampel besar yang mewakili populasi, peneliti secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variable mengenai studi kasus khusus. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti.”

Dalam hal ini peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang

kemudian dari sifat-sifat khas tadi akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

3.2Partisipan Dan Tempat Penelitian 3.2.1 Partisipan

(22)

41

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini tidak adanya sampel acak, melainkan teknik sampel bertujuan (purposive sample).

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Satu orang Kepala Sekolah SMPN 3 Majalengka

b. Satu orang Wakasek bidang Kesiswaan SMPN 3 Majalengka c. Satu orang Guru SMPN 3 Majalengka

d. Satu siswa/i perwakilan OSIS SMPN 3 Majalengka

Hal tersebut dilakukan agar peneliti memperoleh data yang diperlukan dari setiap responden yang berkenaan dengan peranan guru pkn dalam membina karakter kewarganegaraan. Dengan data yang diperoleh dari responden tersebut, diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengolah data tersebut.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMP Negeri 3 Majalengka, Jalan K.H. Abdul Halim No. 118 Majalengka Kabupaten Majalengka. Lokasi penelitian

dilakukan di SMP tersebut dengan alasan sebagai berikut:

1. SMPN 3 Majalengka merupakan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berprestasi.

2. SMPN 3 Majalengka adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri di Majalengka dengan kualitas baik.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pendekatan penelitian dan metode penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam melakukan penelitian ini diperlukan sebuah teknik pengumpulan data.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

(23)

42

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Dalam melakukan penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi perlu dilakukan dalam penelitian ini agar data yang didapatkan lebih faktual, cermat dan terinci. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang Pembinaan Karakter Kewarganegaraan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Majalengka.

2. Wawancara

Menurut Danial (2009, hlm. 71), wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan reponden secara sungguh-sungguh.

Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 127) memaparkan apa yang dimaksud wawancara yaitu “percakapan dengan maksud terrtentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/ pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”.

Wawancara yang dilakukan meliputi wawancara bebas dan wawancara sistematis. Wawancara ini dilakukan kepada guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kepala Sekolah, Siswa di SMP Negeri 3 Majalengka.

3. Analisis Dokumen

Menurut Danial (2009, hlm. 79), Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, dsb.

Menurut Basrowi dan Suwandi (2009, hlm. 159) mengemukakan bahwa metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang mengasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.

(24)

43

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Majalengka misalnya rencana pembelajaran, silabus dan sebagainya.

3.4Tahap Penelitian

3.4.1 Tahap Pra Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengupayakan perizinan penelitian dari instansi terkait. Berikut adalah prosedur perizinan penelitian yang ditempuh oleh peneliti, sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditandatangani oleh Ketua Departemen PKn untuk melakukan penelitian ke instansi yang dituju. Kemudian diteruskan dengan pengesahan surat penelitian oleh Pembantu Dekan I FPIPS UPI. Direktorat Akademik UPI.

b. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan izin

penelitian untuk disampaikan kepada SMPN 3 Majalengka.

c. SMPN 3 Majalengka memberikan izin untuk melaksanakan penelitian selama

batas waktu yang ditentukan.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap pra penelitian selesai, maka tahap berikutnya adalah peneliti mulai melaksanakan penelitian dilapangan. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah SMPN 3 Majalengka

2. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Wakasek Bidang Kesiswaan SMPN 3 Majalengka

3. Menghubungi dan melakukan wawancara dengan Guru PKn SMPN 3 Majalengka 4. Menghubungi dan melakukan wawancara dengan Siswa-siswi SMPN 3

(25)

44

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Selain wawancara, peneliti juga menggunakan observasi saat proses penelitian berlangsung. Tahapan observasi tersebut sebagai berikut:

1. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran PKn di dalam kelas saat proses pembelajaran PKn berlangsung, dan

2. Mengobservasi sikap guru PKn, keadaan karakter peserta didik, dan interaksi warga sekolah.

Setelah proses penelitian wawancara dan observasi selesai, peneliti meminta dokumentasi untuk memperkuat data penelitian. Dokumen tersebut berupa data tertulis yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan dokumentasi berupa foto-foto yang berkaitan dengan penelitian.

3.5Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2007, hlm. 280) bahwa analisis data merupakan “proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja”. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang kredibel.

Miles dan Huberman (dalam sugiyono, 2013, hlm. 337) berpendapat bahwa „dalam analisis data kualitatif terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification‟.

Adapun analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

45

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Penyajian Data (Data Display)

3. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Dari tiap tahap analisis data memiliki penjelasan masing-masing. Adapun penjelasan dari tiap tahapan analisis data tersebut sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Sugiyono (2013, hlm. 338) “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”. Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data (Data Display). Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan akan

memberikan gambaran penelitian yang menyeluruh. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun secara parsial. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

(27)

46

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Langkah ketiga dalam analisis data penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan masalah dengan penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

3.6Teknik Pengujian Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian kualitatif pengujian keabsahan data sangat diperlukan,

hal ini agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 366), bahwa “uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability).

Adapun penjelasan dari tiap tahapan pengujian keabsahan data tersebut sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas Internal (Credibility)

Sugiyono (2013, hlm. 368-375) mengemukakan bahwa “untuk hasil penelitian yang kredibel, terdapat teknik yang diajukan yaitu perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi dan mengadakan member check.

Berikut adalah penjelasan dari tiap tahapan teknik yang diajukan dalam pengujian validitas internal:

(28)

47

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbukti, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dalam perpanjangn pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apa data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak, bilah setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangn pengamatan dapat diahiri.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukankan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan diskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan

ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumintasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

c. Triangualasi

Sugiyono (2013, hlm. 372) mengemukakan bahwa:

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik dijelaskan sebagai berikut:

1) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Berikut adalah bentuk triangulasi teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

(29)

48

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi

Gambar 3.1. Triangulasi teknik pengumpulan data Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 372)

2) Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 372) “triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Kepala Sekolah Peserta Didik

Guru

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.372)

d. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud menggunakan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, dokumentasi dengan narasumber. Sehingga informasi yang diperoleh dapat meningkatkan kabsahan data yang tinggi.

e. Mengadakan Member Check

(30)

49

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pemberi data. Agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

2. Pengujian Validitas Eksternal (Transferability)

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 376), menjelaskan bahwa “nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian ini dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain”. Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil penelitian tersebut sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Pengujian Reliabilitas (Dependability)

Sugiyono (2013, hlm. 377), mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, uji “dependability” dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian”.

4. Pengujian Obyektivitas (Konfirmability)

(31)

93

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

5.1.1 Simpulan Umum

Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen) berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Warga negara yang dimaksud

adalah warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitude and values), keterampilan (skills) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai wujud implementasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Tujuan akhir dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya

warga Negara yang cerdas dan baik, yakni warga Negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kekritisan, dan kreativitas social dalam

konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara tertib, damai, dan kreatif sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas dan baik.

(32)

94

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

terhadap orang lain yang mengalami kesulitan ekonomi, serta siswa mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Berhubungan dengan hal itu, pendidikan memiliki peranan yang cukup besar karena kualitas sumber daya manusia dapat dikembangkan melalui pendidikan. Para pelaku pendidikan tidak hanya memikul tugas dan tanggung jawab mengajar sebagai upaya mencerdaskan peserta didik, tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab mendidik dari mulai membentuk kepribadian, mengisi moral dan membina perilaku peserta didik terutama perilaku tersebut bisa menjadi karakter kewarganegaraan.

Karakter siswa merupakan salah satu indikator meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang dikembang melalui pendidikan. Melalui pendidikan ini diharapkan bahwa karakter siswa dapat menunjukan sikap positif. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memilki peran yang sangat besar terutama

dalam membina karakter kewarganegaraan siswa. Untuk menunjang mewujudkan nilai-nilai karakter kewarganegaraan di sekolah maka harus dibuatnya suatu

program yang mengembangkan karakter atau sikap siswa yang dilakukan dalam kegiatan ektrakulikuler dan kegiatan kerohanian. Sekolah harus membuat suatu program dalam rangka membina karakter kewarganegaraan siswa yang sesuaikan dengan ketentuan sekolah. Seperti adanya pembinaan karakter religius siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT, karena apabila siswa memilki tingkat keimanan yang kuat, maka ia akan memilki karakter yang bagus.

(33)

95

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

cara mengajar guru, partisipasi siswa dalam belajar dan juga adanya sarana dan prasarana di kelas yang memadai. Namun Pendekatan agama juga penting sekali untuk menunjang dan mendukung pembinaan karakter siswa, seperti tadarus Al-Qur’an, membaca Asmaul Husna, dan berdoa sebelum belajar. Jika anak cerdas, jujur, tetapi tidak dibekali dengan keimanan, maka kecerdasannya itu akan digunakan ke dalam yang berdampak negatif, baik bagi dirinya maupun orang lain.

5.1.2 Simpulan Khusus

1. Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu karakter individual dan karakter kebangsaan. Karakter individual meliputi Iman dan taqwa, jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santu/sopan, percaya diri. Sedangkan karakter kebangsaan meliputi cinta tanah air dan semangat

kebangsaan.

2. Pandangan pihak sekolah terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan sebagai program pendidikan karakter sangat penting dan strategis. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memilki peran yang sangat besar tertama dalam membina karakter kewarganegaraan siswa, karena pelaksanaan pembinaan karakter tentu tidak lepas dari Pancasila yang merupakan dasar negara yang dirumuskan pendiri bangsa Indonesia.

(34)

96

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dihubungkan langsung dengan nilai karakter. Dengan demikian guru tidak akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi dalam kelas.

5.2Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi beberapa pihak. Adapun impikasi yang diharapkan peneliti yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan hasil peneltian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperkaya kajian khususnya di bidang Pendidikan Kewarganegaraan mengenai pembinaan karakter, sehingga hendaknya dapat memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan ini.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan atau diaplikasikan dalam kehidupan sekolah dan bisa membina karakter siswa dengan baik.

3. Bagi Orang Tua

Melalui hasil penelitian ini orang tua lebih bisa mengevaluasi diri dalam menjalankan perannya sebagai ayah dan ibu. Lebih mengetahui bagaimana harus memperlakukan anak khususnya pembinaan karakter.

4. Bagi Siswa

Melalui hasil penelitian ini diharapkan siswa lebih bisa meningkatkan karakter baik dan lebih bisa membedakan hal yang positif dan negatif.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam memperkaya dan menambah referensi dalam proses penelitian selanjutnya.

5.3Rekomendasi

(35)

97

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang diperlukan. Rekomendasi tersebut berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Pengambil Kebijakan

a. Calon guru Pendidikan Kewarganegaraan diberi bekal tentang konsep, strategi, metode tepat untuk penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan untuk para guru yang telah melaksanakan tugasnya, dapat diberi penyegaran tentang bagaimana membuat peranan pembelajaran yang sesuai dengan pembinaan karakter kewarganegaraan. b. Penyelenggara seminar menghadirkan narasumber yang kompeten dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, khusunya dalam pembinaan karakter kewarganegaraan.

2. Bagi Sekolah

a. Menyediakan sarana dan prasarana di kelas yang memadai untuk menunjang

proses pembelajaran.

b. Membuat suatu program untuk membina karakter kewarganegaraan siswa.

3. Bagi Guru Pendidikan Kewarganegaraan

a. Guru lebih memperluas wawasan pengetahuannya dengan isu-isu aktual, dalam rangka memancing siswa untuk mampu berfikir kritis terhadap kondisi bangsa saat ini.

b. Menilai kembali proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan jalan menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan pembinaan karakter Kewarganegaraan.

c. Mengadakan diskusi dengan sesama guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang lain untuk berbagi pengetahuan serta menimba ilmu pengalaman dari guru-guru senior.

(36)

98

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Peserta didik diharapkan bisa mengikuti proses pembentukan karakter yang diterapkan sekolah.

b. Peserta didik diharapkan memilki karakter-karakter yang baik.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang karakter kewarganegaraan sebaiknya mengadakan penelitian lebih mendalam mengenai pembinaan karakter kewarganegaraan melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraaan.

(37)

99

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Branson, Margareth (1999). Belajar “Civic Education” dari amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKis).

Budimansyah, D. (2003). Model Penilaian Berbasis Portofolio. Makalah. Jakarta: Depdiknas.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Pers.

Budimansyah, D. (2012). Perencanaan Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Widya Aksara Pers.

Dahlan. (1990). Model-model Mengajar. Bandung : Diponogoro.

Danial, E dan Wasriah, N (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung; Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Djahiri, K dan Abdul Azis Wahab. (1996). Dasar-dasar konsep Pendidikan Moral. Jakarta. Dirjen Dikti.

Kesuma, dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Khan, D Yahya. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing.

Mangunhardjana, A. (1986). Pembinaan, Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

(38)

100

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurmalina, Komala, dkk. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI

Samani, M dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Samsuri. (2011). Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta. Diandra Pustaka Indonesia

Sanusi, A. (1998). Pendidikan Alternatif. Bandung: Grafindo Media Pratama

Sapriya dan Udin S. Winataputra. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung: Laboratorium PKn. SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Simanjuntak B & L Pasaribu. (1990). Membina dan Mengembangkan Generasi Muda. Bandung: Torsito.

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metdoe Penelitian Pendidikan Pendektan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Ubaedillah dan Abdul Rozak. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Yogyakarta. Prenada Media Grup.

Wahab, A.A. dan Sapriya. (2011). Teori Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, U.S. (2006). Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Ditnaga Dirjen Dikti.

Winataputra.U.S, dkk. (2009). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka

(39)

101

Dian Adi Gunawan, 2015

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Wuryan, S. dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn, UPI.

Zaenul, AF. (2012). Reinventing Human Character Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Sumber Jurnal

Komalasari dan Budimansyah. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA, Acta Civicus, hlm. 83.

Susiatik, T. (2013). Pengaruh Pembelajaran PKn Terhadap Pembentukan Karakter Siswa. Makalah Ilmiah Pawiyatan, 20 (4), hlm. 60.

Putra, Novianto. (2014). Pengembangan Karakter Disiplin pada Pembelajaran PKn kelas XI SMA Negeri 1 Pronojiwo-Kabupaten Lumajang. Jurnal Online Universitas Malang. 1, (1), hlm. 78

Winarni, Sri. (2013). Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan. Jurnal Pendidikan Karakter. III (1), hlm 101.

Sumber Skripsi

Caturiasari, Jennyta (2013). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional Untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa. (Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler kesenian karawitan Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta). Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Rosita, Aas. (2014). Pola Pembinaan Karakter Kewarganegaraan di Sekolah Inklusi (Studi Kasus Siswa Normal dan Anak Kebutuhan Khusus (ABK) di SD Negeri Geger Kalong Girang). Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Ulfa, Ira Fitria (2012). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional (Studi Kasus Di SMK Negeri 10 Bandung). Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Sumber Lain

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan

Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs

Gambar

Gambaran Umum SMP Negeri 3 Majalengka ..............................  50
Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data  Sumber: Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm.372)

Referensi

Dokumen terkait

yang menjadi masalah-masalah yang terjadi pada pembentukan plat logam.. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

Pada Tabel 28 dapat dilihat jenis kemasan mi instan yang di launch di Indonesia tahun 2010-2011 beserta material kemasannya. Ada dua jenis kemasan yang launch

Tujuan Penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor (2) Menganalisis perilaku wirausaha

Peningkatan kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran IPS melalui jurnal belajar (learning journal).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

2 Tahun 2015, Tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama:

Salah satunya adalah internet, Internet merupakan sumber informasi yang penting bagi masyarakat di seluruh dunia, berbagai fungsi komunikasi dan penyebaran informasi dapat

Bagi pihak – pihak yang keberatan terhadap Pengumuman ini, Peserta dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan Hasil Kualifikasi kepada Panitia Pengadaan

Universitas Sumatera Utara... Universitas