• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN

PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh

D. FRIDAYANTI SARAGIH 1102985

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN

PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

Oleh

D. Fridayanti Saragih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Keluarga pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

©D. Fridayanti Saragih 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

D. FRIDAYANTI SARAGIH

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN

PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Dra. Marlina, M.Si NIP. 19590203 198603 2001

Pembimbing II

Ir H Supandi, M.Ds NIP. 19511008 198903 1001

Mengetahui

Ketua Departemen PKK FPTK UPI

(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN

USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN

PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

D. Fridayanti Saragih

Penelitian ini mengkaji kontribusi hasil belajar Manajemen Usaha Busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik. Tujuan penelitian untuk memperoleh data, bagaimana kontribusi hasil belajar Manajemen Usaha Busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik. Populasi penelitian yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana angkatan 2013, menggunakan sampel random berjumlah 30 orang. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, dengan teknik pengumpul data berupa tes dan angket. Temuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Manajemen Usaha Busana dan kesiapan perintisan usaha busana butik berada pada kriteria cukup. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar manajemen usaha busana dengan indikator konsep manajemen usaha butik, unsur manajemen usaha butik, bidang manajemen usaha butik, dan konsep busana pesta memberikan kontribusi positif dan signifikan tetapi termasuk dalam kriteria kecil terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik ditinjau dari indeks koefisiensi determinasi. Saran penelitian ini ditujukan kepada peserta didik hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan tentang Manajemen Usaha Busana agar dapat dijadikan bekal untuk merintis usaha bisnis butik dan kepada peneliti berikutnya agar dapat meneliti faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kecilnya pengaruh hasil belajar Manajemen Usaha Busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik.

Kata kunci: Manajemen Usaha Busana, Perintisan, Usaha Butik.

(5)

ABSTRACT

CONTRIBUTION OF LEARNING OUTCOMES OF CLOTHING BUSINESS MANAGEMENT FOR READINESS

TO PIONEER THE BOUTIQUE BUSINESS D. Fridayanti Saragih

This study explores the contribution of learning outcomes of Clothing Business Management for the readiness to pioneer the boutique business. The aim of this study is to gain the data and to reveal how the learning outcomes of Clothing Business Management make a contribution for the readiness to pioneer the boutique business. The population for this study is the students from Dressmaking Education Department of 2013. There are 30 students who are randomly chosen as the sample of the study. This study employed descriptive method. The data collection techniques employed are test and questionnaire. The result showed that the learning outcome of Clothing Business Management is in the fair criteria. The conclusion revealed that the learning outcome of Clothing Business Management with the indicators of Boutique business management concept, Boutique business management elements, Boutique business management field, and party dress concept make a positive and significant contribution, yet only a minor contribution for the readiness to pioneer Boutique business based on the coefficient of determination index. This study suggests that the students should improve their knowledge of Boutique business management as the provision to pioneer the Boutique business. This study also prompts the future researchers to explore more about both internal and external factors that result in the minor contribution of learning outcome of clothing business management for the readiness to pioneer the boutique business.

(6)

DAFTAR ISI

3. Unsur Manajemen Bisnis Butik ... 14

4. Bidang Manajemen Usaha Butik ... 16

C. Busana Pesta Wanita Dewasa ... 26

1. Penggolongan Busana Pesta ... 26

2. Karakteristik Busana Pesta... 29

D. Hasil Belajar Praktek Usaha Busana ... 34

E. Kesiapan Perintisan Bisnis Butik ... 35

F. Kerangka Pemikiran ... 44

G. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian ... 46

B. Metode Penelitian ... 47

C. Defenisi Operasional ... 48

D. Instrumen Penelitian ... 49

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 49

F. Alat Pengumpulan Data ... 49

G. Teknik Pengumpulan Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Hasil Penelitian ... 56

(7)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Kisi Kisi Instrumen B. Instrumen Penelitian C. Hasil Perhitungan Data D. Surat Surat

(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

Tabel 4. 1 Motivasi Responden ... 62

Tabel 4.4 Tujuan Responden... 63

Tabel 4.3 Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana ... 64

Tabel 4.4 Analisis Data Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana. ... 65

Tabel 4.5 Kesiapan Perintisan Usaha Bisnis Butik ... 67

Tabel 2. 4 Analisis Data Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana. ... 65

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

Gambar 2. 1. Display Interior ... 23

Gambar 2. 2. Busana Pesta Pagi... 27

Gambar 2. 3. Busana Pesta Sore ... 28

Gambar 2. 4. Busana Pesta Malam Resmi ... 29

Gambar 2. 5. Busana Pesta Malam Gala ... 29

Gambar 2. 6. Model Busana Pesta Bagian Badan Atas ... 31

Gambar 2. 7. Model Garis Leher ... 32

Gambar 2. 8. Model Lengan Busana Pesta ... 33

Gambar 2. 9. Model Rok Menurut Panjang Rok ... 33

Gambar 2. 10. Model Rok Busana Pesta ... 34

Gambar 2. 11. Contoh Nama Dan Logo Butik ... 39

Gambar 2. 12. Contoh Window Display ... 43

Gambar 2. 13. Contoh Open Interior Display ... 24

(10)

DAFTAR GRAFIK

(11)

DAFTAR BAGAN

No Bagan Halaman

Bagan 2. 1. Proses Manajemen Usaha ... 7

Bagan 2. 2. Struktur Organisasi Butik.. ... 11

Bagan 2. 3. Modal Usaha ... 18

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Usaha busana merupakan suatu bisnis yang berkembang pesat dari tahun ketahun, hal ini terlihat dari tingginya permintaan konsumen yang akhirnya membuat banyak usaha di bidang busana. Usaha dalam bidang busana yang semakin beragam mempermudah masyarakat untuk menentukan jenis busana yang sesuai dengan kesempatan, kepribadian dan gaya hidup mereka. Usaha busana yang bisa menentukan jenis busana sesuai kepribadiaan seseorang antara lain adalah butik. Butik menurut Adam (2012, hlm.4), yaitu “ butik berasal dari bahasa Prancis yaitu boutique, dalam bahasa aslinya butik berarti toko toko kecil untuk mencari popularitas, sementara menurut Mally & Pipin (2013, hlm. 78) Butik adalah:

Salah satu jenis usaha yang memberikan pelayanan jasa dan produk pada konsumen berupa pesanan pembuatan busana dan penjualan busana yang sudah jadi dengan model khusus dan istimewa karena model busana yang dijual di usaha butik didesain khusus oleh desainer, tidak diproduksi massal dan model yang dibuat tidak ada dipasaran dengan kualitas jahitan yang bermutu tinggi.

Usaha bisnis butik adalah jenis kegiatan usaha atau bentuk usaha yang menjual atau menawarkan busana wanita dengan kualitas bahan dan kualitas jahitan yang tinggi, baik dari segi bahan, teknik jahit, serta pengaplikasian hiasan busana. Model busana yang dihasilkan tidak dipasarkan secara bebas, kecuali di toko yang khusus dan busana tersebut tidak diproduksi secara massal, selain itu butik juga menyediakan pelengkap busana berupa aksesoris dan milineris.

(13)

2

pendirian suatu usaha yang memerlukan persiapan yang matang agar mendapatkan hasil yang baik. Pengetahuan untuk merintis usaha dapat dipelajari pada mata kuliah Manajemen Usaha Busana yang merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK.

Perkuliahan Manajemen Usaha Busana diselenggarakan pada semester 3 dengan bobot 2 (dua) SKS. Tujuan perkuliahan MUB sesuai yang tercantum dalam silabus bahwa setelah menempuh perkuliahan MUB mahasiswa dapat memahami ruang lingkup manajemen usaha busana, jenis usaha bidang busana, perencanaan dan pengorganisasian, pengarahan dan koordinasi, pembelian, modal dan biaya usaha, pembukuan dan penentuan harga jual, dampak lingkungan, kesehatan dan tenaga kerja (Silabus Perkuliahan MUB, 2014).

Garis besar materi Manajemen Usaha Busana meliputi dasar dasar manajemen usaha busana, usaha bidang busana, jenis usaha bidang busana; usaha modiste, atelier, tailoring, butik, sanggar busana, perantara busana, distro, factory outlet, clothing, usaha garment, konfeksi, perencanaan dan pengorganisasian,

pengarahan dan kordinasi, pembelian, modal dan biaya usaha, pembukuan dan penentuan harga jual, dampak lingkungan, kesehatan, dan tenaga kerja (Silabus Perkuliahan MUB 2014). Usaha butik merupakan salah satu bahasan dalam Manajemen Usaha Busana

(14)

3

diperoleh. Hasil belajar Manajemen usaha busana dapat dijadikan tolak ukur apakah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik sudah optimal dan dapat dijadikan bekal kesiapan perintisan usaha bisnis butik. Hasil belajar Manajemen usaha busana diharapkan dapat dijadikan bekal untuk kesiapan merintis usaha bisnis butik terutama butik busana pesta wanita. Kesiapan menurut Slameto (2010, hlm. 113) adalah:

Keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi, mencakup kondisi fisik, mental dan emosional, kebutuhan motif dan tujuan serta keterampilan, pengetahuan lain, yang telah dipelajari.

Pengertian kesiapan perintisan bisnis usaha butik mengacu pada pendapat di atas adalah kesiapan mahasiswa untuk merintis bisnis usaha butik. Kesiapan tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan dari proses pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik yang terampil dalam memasuki dunia kerja dan membuka suatu lapangan pekerjaan. Kesiapan tersebut diharapkan dapat diperoleh mahasiswa dari mata kuliah Manajemen Usaha Busana.

Uraian latar belakang masalah penelitian tersebut menjadi tolak ukur penulis untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar kontribusi hasil belajar Manajemen usaha busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik busana pesta wanita.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu penjelasan dari masalah yang yang akan dibahas, seperti yang diungkapkan oleh Komarudin ( 2002, hlm. 92) bahwa “ identifikasi masalah adalah identitas suatu persoalan yang muncul untuk penelitian” identifikasi masalah perlu ditentukan dahulu untuk memudahkan dan mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Hasil belajar manajemen usaha busana yang berkaitan dengan butik meliputi: konsep manajemen usaha butik, unsur manajemen butik, bidang manajemen butik busana pesta wanita

(15)

4

3. Kontribusi hasil belajar manajemen usaha busana sebagai kesiapan perintisan usaha bisnis butik busana pesta wanita

4. Besarnya kontribusi belajar manajemen usaha busana sebagai kesiapan perintisan bisnis usaha butik busana pesta wanita

Rumusan masalah merupakan bagian pokok dalam melakukan penelitian. Rumusan masalah digunakan sebagai pedoman dalam menentukan langkah selanjutnya. Rumusan masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah “Bagaimana Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana Sebagai Kesiapan Perintisan Bisnis Usaha Butik”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kontribusi hasil belajar Manajemen Usaha Busana sebagai kesiapan perintisan usaha bisnis butik oleh para mahasiswa Pendidikan Tata Busana UPI angkatan 2013 yang telah mengikuti mata kuliah ini untuk memperoleh data tentang:

1. Hasil belajar manajemen usaha busana ditinjau dari indikator: konsep manajemen usaha butik, unsur manajemen butik, bidang manajemen butik busana pesta wanita

2. Kesiapan perintisan usaha bisnis butik busana pesta wanita

3. Kontribusi hasil belajar manajemen usaha busana sebagai kesiapan perintisan bisnis usaha butik busana pesta wanita

4. Besarnya kontribusi belajar manajemen usaha busana sebagai kesiapan perintisan bisnis usaha butik busana pesta wanita

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak khususnya peneliti dan Program Studi Pendidikan Tata Busana baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu sebagai berikut:

1. Secara teoritis

(16)

5

2. Secara praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak yang diberikan saran dalam upaya merespon hasil belajar peserta didik untuk meningkatkan kualitas belajar, pengembangan materi pembelajaran dan proses belajar manajemen usaha busana sebagai kesiapan membuka usaha bisnis butik busana pesta

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki sebagai kesiapan membuka usaha bisnis butik busana pesta wanita E. Struktur Organisasi

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan data dan informasi yang akurat dari sumber sumber terpercaya. Semua data dan informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga dapat menjawab masalah penelitian dengan demikian maka diharapkan tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Data atau informasi yang diperoleh dari populasi dan sampel pada lokasi tertentu

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang dipilih dalam penelitian adalah Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Departemen PKK FPTK yang berada di Jalan Dr Setiabudhi no. 207 Bandung. Alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah:

a. Belum terdapat penelitian tentang kontribusi hasil belajar Manajemen Usaha Busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik.

b. Penulis merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI, diharapkan penulis mendapatkan kemudahan dalam mencari data penelitian.

2. Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari semua objek penelitian yang memiliki karakteristik yang sama yang berada pada lokasi yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI Bandung angkatan 2013 berjumlah 43 orang yang telah mengikuti mata kuliah Manajemen usaha busana.

3. Sampel Penelitian

(18)

47

Kutipan di atas menjadi acuan dalam menentukan sampel dalam penelitian ini. Penulis mengambil sampel acak yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI Bandung angkatan 2013. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Taro dalam Ridwan (2011, hlm. 67), bahwa rumus untuk menghitung anggota secara acak adalah

Keterangan:

N = jumlah populasi n = jumlah sampel

d² = presisi yang ditetapkan

Presisi atau taraf kesalahan yang ditetapkan oleh penulis pada penelitian ini adalah 10%. Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh sampel pada penelitian ini dari jumlah populasi 43 yaitu:

jadi sampel yang diperoleh dari rumus tersebut adalah 30 orang. B. Metode Penelitian

Menurut Sugiono (2012, hlm.2), “ metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” cara ini digunakan untuk mengadakan suatu penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Setiap penelitian memerlukan suatu data dan informasi yang valid dan dapat dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap besarnya Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana Terhadap Kesiapan Perintisan Usaha Bisnis Butik Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI Bandung angkatan 2013 berjumlah 30 orang. Metode yang digunakan pada penelitian itu yaitu penelitian dekskriptif.

Metode dekskriptif memusatkan perhatian pada masalah masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Metode dekskriptif pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Kontribusi Hasil

�=�.�² +N

�=

(19)

48

Belajar Manajemen Usaha Busana Terhadap Perintisan Usaha Bisnis Butik. peelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah langkah pengumpulan data, klasifikasi dan analisis pengolahan data serta kesimpulan.

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara penulis dan pembaca mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, khususnya istilah pada judul skripsi ini. Istilah istilah tersebut adalah:

1. Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana a. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah Kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Nana Sudjana, 2011. Hal, 22). Indikator hasil belajar terdiri dari konsep dasar manajemen usaha butik, unsur manajemen usaha butik, bidang manajemen usaha butik, konsep busana pesta wanita.

b. Manajemen Usaha Busana

Manajemen Usaha Busana adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana yang di dalamnya membahas mengenai konsep dasar manajemen usaha butik, unsur manajemen usaha butik, bidang manajemen usaha butik, konsep busana pesta wanita.

(20)

49

2. Kesiapan perintisan usaha bisnis butik

a. Pengertian kesiapan menurut Slameto (2010, hlm. 113) yaitu:

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi yang mencakup kondisi fisik, mental, dan emosional.

b. Merintis menurut W.J.S. Poermadaminta (1999, Hal 842), adalah “usaha yang mula mula sekali”, sedangkan perintis adalah “orang yang memulai mengerjakan sesuatu (pelopor)” (W.J.S. Poerwadaminta, 1999, hal. 842).

c. Butik menurut Adam (2012, hlm.4), yaitu “ butik berasal dari bahasa Prancis

yaitu boutique, dalam bahasa aslinya butik berarti toko toko kecil untuk mencari popularitas, sementara menurut Mally & Pipin (2013, hlm. 78). Butik adalah: salah satu jenis usaha yang memberikan pelayanan jasa dan produk pada konsumen berupa pesanan pembuatan busana dan penjualan busana yang sudah jadi dengan model khusus dan istimewa karena model busana yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” sesuai dengan tujuan ini yaitu untuk mengetahui kesiapan perintisan usaha bisnis butik pada mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI. E. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen yang baik meliputi pengkajian masalah masalah yang diteliti, membuat kisi kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal, menyunting, mengadakan, revisi terhadap butir butir soal yang kurang baik serta pennyebaran instrumen kepada instrumen kepada responden.

F. Alat Pengumpulan Data

(21)

50

1. Tes (test)

Tes merupakan suatu petanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk medapatkan suatu jawaban baik dalam bentuk lisan maupun tuliasan.

2. Angket atau Kuisioner

Angket atau kuisioner merupaka suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung ( peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumah pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kesempatan memberikan jawawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuisioner merupakan penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untuk mengetahui Kontribusi hasil belajar Manajemen usaha busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik dengan cara mengolah dan menganalisis data. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Verifikasi data yaitu pemeriksaan dan pemilihan lembar jawaban yang benar

benar dapat diolah lebih lanjut.

2. Pemberian skor pada seluruh pertanyaan instrumen penilaian menggunakan pedoman penskoran skala Likert yaitu skor tertinggi 5 dan skor terendah 1atau modifikasi dari skala likert yaitu setiap option diberi skor 1 dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.

3. Mentabulasi nilai disetiap jawaban responden untuk memperoleh skor mentah dari seruruh responden untuk variabel X dan Y

4. Penjumlahan skor setiap jawaban berdasarkan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh skor mentah

(22)

51

a. Uji Validitas Instrumen

Uji Validitas ini dimaksudkan apakah instrumen mempunyai kelas kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi moment product (product moment) dengan program SPSS 20.

Kriteria pengujian : instrumen dikatakan valid bila t hitung > t tabel, t tabel diperoleh dari tabel nilai nilai r product moment, n 30 orang dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh t tabel 0,361. Item t hitung yang lebih besar dari t tabel termasuk dalam kategori Valid.

b. Uji Reabilitas Instrumen

Uji Realibilitas Instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk alat pengumpulan data. Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.

Kriteria pengujian: untuk mengukur relibilitas dapat juga dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan rank yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel

2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel 3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel 4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel

5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,923 30

(23)

52

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t test dan ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

3,543 1 58 0,065

Dari tabel Test of Homogeneity of Variances di atas diketahui signifikansi sebesar 0,065. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai varian sama. Angka Levene Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya. df1 = jumlah kelompok data-1 atau 2-data-1=data-1 sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data atau 60-2= 58

d. Pengolahan Data Identitas.

Pengolahan data dilakukan untuk menghitung persentase jawaban responden dengan tujuan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden karena jumlah jawaban responden pada setiap itemnya berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari persentasi mengutip pendapat Ulber Silalahi (2009, hlm. 358) sebagai berikut:

Keterangan:

P : Persentasi (jawaban responden yang dicari) f : Frekuensi jawaban yang dicari

n : Jumlah responden 100% : Bilangan tetap

(24)

53

Kemudian data ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 100% = Seluruhnya

Keterangan: data yang ditafsirkan adalah data yang persentasinya paling besar.

e. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas ditujukan untuk mengetahui apakah data yang akan diuji berdisribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas data untuk hasil belajar Manajemen Usaha Busana (variabel X) dan kesiapaan perintisan usaha bisnis butik (variabel Y) pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.

Analisis data menggunakan shapiro-wilk. Uji normalitas akan terbukti jika nilai Sig pada tabel shapiro-wilk lebih besar dari 0,05 (sig >0,05).

f. Uji Linieritas Regresi

Analisis regresi menurut Riduwan (2011, hlm. 148) bertujuan untuk memprediksi variabel terikat apabila variabel bebas diketahui yang didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji linearitas regresi untuk mengetahui apakah data tersebar disekitar garis linear atau tidak. Pengujian linearitas regresi menggunakan rumus fisher (F) dengan langkah sebagai berikut :

1) Mencari harga persamaan regresi variabel X dan Y melalui persamaan regresi Linear sederhana: Ŷ= a+bx.

Keterangan:

Ŷ = subjek dalam varibel dependent yang diprediksikan a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

(25)

54

Variabel bebas sebagai X dalam penelitian ini adalah hasil belajar manajemen usaha busana sedangkan variabel terikat sebagai variabel Y yaitu kesiapan perintisan usaha bisnis butik pada mahasiswa pada mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI angkatan 2011.

2) Uji kelinearan dan keberartian regresi, bertujuan untuk menguji apakah model linear yang telah diambil benar-benar cocok dengan keadaannya atau tidak. Uji kelinearan dan keberartian regresi menggunakan program SPSS 20 pada regresi linear. Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan dan kedua variabel memiliki hubungan yang linear.

Hasil uji ANOVA, pada bagian ini ditampilkan hasil yang diperoleh dari nilai f dengan tingkat probabilitas yang terdapat pada tabel tersebut. Hasil dari uji coeficient dapat dilihat pada nilai constant dan nilai B, harga t hitung, dan tingkat signifikansi sehingga akan diperoleh persamaan perhitungan regresi sedehana yaitu: Ŷ= a+bx.

g. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel, dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

h. Uji Koefisien Korelasi

Analisis koreasi menurut Riduwan (2011, hlm. 138) dilakukan untuk mecari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kasual, dan reciprocal. Pada uji koefisiensi korelasi penulis menggunakan rumus koefisiensi product moment dari Pearson pada program SPSS 20. Uji signifikansi ditunjukkan oleh tabel correlation. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistik berikut

Ha : rxy ≠ 0 Ho : rxy = 0

Hipotesis dalam bentuk kalimat:

(26)

55

2) Ho: hasil belajar manajemen usaha busana tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kesiapan perintisan usaha bisnis butik

Kaidah keputusan:

Jika nilai probablitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha Ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [ 0,05 ≥ Sig ], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Kriteria penafsiran koefisiensi korelasi menurut Zaenal arifin (2013, hlm. 257) yaitu:

0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 : Sangat tinggi

0,60 ≤ rxy ≤ 0,80 : Tinggi

0,40 ≤ rxy ≤ 0,60 : Cukup

0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 : Rendah

0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 : Sangat Rendah

i. Perhitungan Koefisiensi Determinasi

Perhitungan koefisiensi determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kontribusi hasil belajar manajemen usaha busana terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik. Pada uji koefisiensi determinasi penulis menggunakan rumus koefisiensi product moment dari Pearson pada program SPSS 20. Koefisiensi determinasi ditinjau dari hasil tabel model summary dapat dilihat dari nilai Rsquare. Semakin kecil nilai r square maka semakin lemah hubungan antara kedua variabel.

Kriteria penafsiran indeks koefisiensi determinasi yaitu:

0,80 ≤ KD ≤ 1,00% : Sangat besar

0,60 ≤ KD≤ 0,80% : Besar

0,40 ≤ KD ≤ 0,60% : Cukup

0,20 ≤ KD ≤ 0,40% : Kecil

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi

Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana Terhadap Kesiapan Perintisan Usaha

Bisnis Butik” . kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana

Hasil penelitian mengenai hasil belajar Manajemen Usaha Busana yang diperoleh mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana berdasarkan indikator konsep manajemen usaha bisnis butik, unsur manajemen butik, bidang manajemen butik, konsep busana pesta pada umumnya responden lebih dari setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa belum seluruh responden memahami materi mata kuliah manajemen usaha busana. Hasil belajar Manajemen Usaha Busana yang berada pada kriteria cukup diduga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang tidak diteliti pada penelitian ini.

2. Kesiapan Merintis Usaha Bisnis Butik

Hasil penelitian mengenai kesiapan perintisan usaha bisnis butik kurang dari setengah berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik mempunyai kesiapan yang cukup dalam merintis usaha bisnis butik. kesiapan perintisana usaha bisnis butik yang berada pada kriteria cukup dipengaruhi oleh motivasi dan tujuan dalam diri peserta didik, pengalaman belajar dan faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, ataupun pergaulan peserta didik di masyarakat.

3. Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana

(28)

72

Manajemen Usaha Busana (variabel X) terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik (variabel Y).

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Busana

Ditinjau dari koefisiensi determinasi, Hasil belajar Manajemen Usaha Busana memberikan kontribusi kecil terhadap kesiapan perintisan usaha bisnis butik yang ditinjau dari hasil belajar mata kuliah Manajemen Usaha Busana. B. Saran

(29)

73

DAFTAR PUSTAKA

A Buchari (2009). Kewirusahaan. Bandung: Alfabeta. ________ (2000). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta ________ (2008). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Budi, Purbayu. (2005). Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel Dan SPSS. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. (2009). Manajemen. Yogyakarta: BPEE

Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Maeliyah Mally, Tresna Pipin. (2013). Adibusana Haute Couture Indonesia. Bandung: Gapura Press

________________________(2013). Inovasi Busana Etnik. Bandung: Gapura Press

Manullang, M. (2013). Pengantar Bisnis. Bandung: Indeks

Poerwadaminta, W.J.S. (1997). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa

Riyanto, Arifah A (2003).Teori Busana. Bandung: YAPEMDO _______________ ( 2003). Desain Busana. Bandung : YAPEMDO

Riduwan. (2013). Cara mudah belajar spss 17.0 dan aplikasi statistik penelitian. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010) Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana (2009) Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Remaja Rosdakarya . Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana .

Universitas Pendidikan Indonesia, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional

(30)

74

Dokumen

Jerusalem, M.A. (2012) Mengelola Bisnis Butik. Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak diterbikan

Zulbachri, Liunir. (2012) Bahan Ajar Manajemen Strategi. PKK. FPTK. UPI: Tidak diterbitkan.

Internet

Architectaria. (2013). Desain Interior Butik. [online]. Tersedia di:

http://architectaria.com/desain-interior-butik-dengan-metal-screens-karya-arsitek-london-flower-michelin-limited.html. Diakses Agustus 2015. Knovville. (2010). Brand . [online]. Tersedia di:

https://knoxvillephotoboothcompany.wordpress.com/. Diakses Agustus 2015.

Light in the box. (2015) Fashion dan Busana. [online]. Tersedia di:

http://www.lightinthebox.com/id/see-all.html. Diakses Agustus 2015. Online, Jalan. (2015). Butik Fashion. [online]. Tersedia di:

http://www.jalanonline.com/index.php/center_banner_detail/index/18/Buti k-Fashion-kembali-memberikan-disc.40persen. Diakses Agustus 2015. Pettibond, Claire. (2014). Willow'and ’Eloquence’ Wedding Dresses. [online].

Tersedia di: https://www.pinterest.com/vickiatflowers/shop-window-. ideas/. Diakses Agustus 2015.

Sulistiya, Fitri.(2015). Macam-Macam Busana Pesta. [online]. Tersedia di: http://fitrisulistya96.blogspot.com/2015/02/macam-macam-busana-. pesta.html. Diakses Agustus 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe picture a nd picture dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas I

[r]

[r]

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Transformator distribusi juga berfungsi untuk memberikan sumber listrik pada daerah-daerah terpencil, yang biasanya membutuhkan daya yang relatif rendah. Hal ini dilakukan dengan

[r]

dalam membuat surat dakwaan alternatif yang sebagaimana sifat dan ciri-ciri tidak. mencocoki rumusan yang ada dalam putusan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan pangan lokal dalam menunjang pengembangan ragam makanan tambahan anak sekolah, dengan cara : 1) meningkatkan