PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEBERSAMAAN DAN TOLERANSI SISWA DI
KELAS DALAM MATA PELAJARAN IPS
( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 6 Bandung Kelas VIII D)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPS
Oleh
Indry Yullinda Lisdiani
1001615
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEBERSAMAAN DAN TOLERANSI SISWA DI
KELAS DALAM MATA PELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 6 Bandung Kelas VIII D)
Oleh
Indry Yullinda Lisdiani
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Indry Yullinda Lisdiani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan peneliti ketika melakukan observasi awal di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung. Para siswa kurang memiliki rasa kebersamaan dan toleransi dengan teman-temannya di kelas dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Apabila hal tersebut terus dibiarkan maka akan berdampak pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi awal tersebut, kurangnya sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ini cukup tinggi. Dalam hal ini, peneliti menyusun strategi pembelajaran dalam mata pelajaran IPS untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran sosiodrama dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dan catatan lapangan (field note). Untuk teknik pengumpulan data peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Kemudian untuk teknik pengolahan data dan analisis data peneliti menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil akhir yang dilakukan peneliti yaitu, pertama menentukan SK/KD yang cocok digunakan dalam pembelajaran sosiodrama dan menyusun RPP, kedua penerapan model pembelajaran sosiodrama dalam mata pelajaran IPS di kelas, ketiga menunjukan adanya pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas pada siklus 1 sampai 3, keempat merefleksikan kendala pada setiap siklus, kelima menanggulangi kendala pada setiap siklus. Kesimpulan pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas paling tinggi terjadi pada siklus 3. Saran bagi siswa, sikap kebersamaan dan toleransi di kelas harus terus dikembangkan lagi, bukan hanya ketika diterapkannya model pembelajaran sosiodrama saja tapi diharapkan pada saat guru menggunakan model pembelajaran apapun, baik itu dalam mata pelajaran IPS dan tidak hanya ketika di dalam kelas/sekolah saja.
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci : Kebersamaan, Toleransi, dan Sosiodrama, Mata Pelajaran IPS
ABSTRACT
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……… iv
DAFTAR ISI ………. vii
DAFTAR TABEL ...……….……. xi
DAFTAR GAMBAR ……… xiii
DAFTAR GRAFIK ………. . xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….….. 5
C. Tujuan Penelitian ……… 6
D. Manfaat Penelitian ……….. 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ……… 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Sosiodrama ……….. 9
1. Perkembangan Sosiodrama ………. 9
2. Pengertian Sosiodrama ……… 10
3. Tujuan dan Peranan Sosiodrama ………. 12
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Keunggulan Model Pembelajaran Sosiodrama ………... 17
B. Sikap Toleransi dan Kebersamaan ……… 18
1. Pengertian Toleransi ……….... 18
2. Tanggung Jawab Sekolah dalam Pengembangan Sikap Toleransi dan Kebersamaan Siswa ……….. 21
C. Interaksi Sosial Sebagai Kebutuhan dalam Kehidupan Sosial… 24 D. Pengajaran Nilai dalam Pendidikan Ilmu Sosial ……….. 26
E. Prinsip Pengajaran Nilai dalam Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial… 27 1. Pemahaman Terhadap Nilai ……… 27
2. Penghargaan Terhadap Nilai ………... 27
3. Identifikasi Diri ………... 28
4. Penerapan Nilai dalam Perilaku ……….. 28
5. Pembentukan Kebiasaan dan Wawasan ………. 29
F. Ilmu Pengetahuan Sosial ……… 31
1. Pengertian dan Hakikat IPS ……….... 31
2. Tujuan Pembelajaran IPS ………... 33
G. Penelitian Terdahulu ……….. 35
H. Kerangka Berfikir dalam Penelitian ………. 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 39
B. Desain Penelitian……….. 39
C. Metode Penelitian………. 42
D. Verifikasi Konsep………. 43
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data………. 45
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data……….. 48
H. Validasi Data……… 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Umum Lokasi Penelitian……… 53
4.2Subjek Penelitian………. 54
4.3Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan………. 56
4.4Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I…………. 59
a. Perencanaan Tindakan Siklus I……… 59
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I……… 60
c. Observasi Pada Tindakan Siklus I………... 65
d. Refleksi Tindakan Siklus I………... 66
4.5Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II………… 67
a. Perencanaan Tindakan Siklus II……….. 67
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II……….. 68
c. Observasi Pada Tindakan Siklus II……….. 76
d. Refleksi Tindakan Siklus II………... 78
4.6Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III... 78
a. Perencanaan Tindakan Siklus III………. 78
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III………. 80
c. Observasi Pada Tindakan Siklus III……… 85
d. Refleksi Tindakan Siklus III……… 86
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.8Perbandingan Hasil Pelaksanaan Observasi………. 90
4.9Analisis Hasil PelaksanaanTindakan………. 92
1. Perencanaan Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama
untuk Mengembangkan Sikap Kebersamaan dan Toleransi
Siswa di Kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung dalam
Mata Pelajaran IPS……….. 92
2. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran
Sosiodrama untuk Mengembangkan Sikap Kebersamaan
dan Toleransi Siswa di Kelas VIII D SMP Pasundan 6
Bandung dalam Mata Pelajaran IPS……… 93
3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Sosiodrama Untuk
Mengembangkan Sikap Kebersamaan dan Toleransi
Siswa di Kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung
dalam Mata Pelajaran IPS……… 94
4. Hasil Implementasi ketika Menerapkan Model
Pembelajaran Sosiodrama untuk Mengembangkan
Sikap Kebersamaan dan Toleransi Siswa di Kelas
VIII D SMP Pasundan 6 Bandung dalam Mata
Pelajaran IPS……… 95
BAB V PENUTUP
A. Simpulan……… 97
B. Saran……….. 99
DAFTAR PUSTAKA………... 100
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Penggunaan Sosiodrama………... 14
Tabel 2.2 Kerangka Kluckhon mengenai Lima Masalah Dasar
dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai-Budaya
Manusia……… 30
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian……….. 45
Tabel 3.2 Konversi Rata-Rata Presentase (Komalasari, 2012:156)………. 49
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Observasi terhadap Sikap Kebersamaan
dan Toleransi Siswa di Kelas………. 49
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tindakan Siklus I .……… 62
Tabel 4.2 Daftar Tema yang akan Diperankan oleh Setiap Kelompok
pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I………. 64
Tabel 4.3 Daftar Nama dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan
Tindakan Siklus II ………. 71
Tabel 4.4 Daftar Tema yang Akan Diperankan Oleh Setiap Kelompok
Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II………... 72
Tabel 4.5 Daftar Nama dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan
Tindakan Siklus III……….. 82
Tabel 4.6 Daftar Tema yang Akan Diperankan Oleh Setiap Kelompok
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart……… 39
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Observasi……… 47
Gambar 3.3 Perhitungan Format Observasi………. 49
Gambar 4.1 Presentase Siswa Laki-Laki dan Perempuan……… 55
Gambar 4.2 Penampilan Sosiodrama Kelompok I Siklus II………. 73
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.4 Penampilan Kelompok III Siklus II……….. 75
DAFTAR GRAFIK
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di lapangan,
kondisi di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung kurang kondusif. Hal ini dapat
dilihat dari perilaku siswa di dalam kelas. Para siswa kurang memiliki rasa
kebersamaan dan toleransi dengan teman-temannya di kelas dalam mengikuti
proses pembelajaran IPS. Permasalahan tersebut menarik untuk dicairkan dengan
sebuah solusi konkrit, sehingga penulis melakukan usaha dalam bentuk penelitian.
Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas, karena
disesuaikan dengan karakteristik dan objek permasalahan yang muncul di dalam
kelas.
Secara lebih rinci penulis akan memaparkan keadaan kelas VIII D yang
dilihat dari berbagai macam segi yaitu : guru, siswa, dan lingkungan sekolah yaitu
sebagai berikut : Pertama, Model pembelajaran dari guru yang monoton,
komunikasi hanya dilakukan satu arah yaitu dari guru saja tanpa adanya timbal
balik atau interaksi dengan siswa. Kedua, Guru tidak pernah melibatkan siswa
dalam pembelajaran berbentuk kelompok, sehingga ketika siswa diminta untuk
membentuk kelompok sesuai dengan kedekatannya saja di dalam kelas. Hal
tersebut disebabkan karena berbagai perbedaan, diantaranya : dari segi kebiasaan,
minat, dan keadaan di lingkungan keluarga.
Ketiga, siswa kurang bisa menghargai temannya. Hal ini dapat terlihat
ketika salah seorang siswa mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas, siswa
yang lainnya tidak dapat menghargai pendapat temannya, bahkan saling
mengejek. Keempat, terdapat kelompok eksklusif di dalam kelas tersebut sehingga
2
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang kurang mendukung untuk membangun kebersamaan. Hal ini dapat
dibuktikan dalam sebuah organisasi yang ada di sekolah tersebut hanya sedikit.
Selain itu kegiatan ekstrakulikuler untuk kelas VIII tidak wajib diikuti, sehingga
interaksi siswa dengan siswa lainnya hanya dilakukan di kelas saja.
Apabila permasalahan yang telah dipaparkan di atas terus dibiarkan maka
akan berdampak pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari segi kognitif,
siswa akan sulit memahami materi yang dipelajari secara lebih nyata karena
sebagian besar materi IPS berkaitan dengan kondisi-kondisi kontekstual yang
mengharuskan siswa dalam pembelajarannya itu melakukan kerjasama dengan
yang lainnya. Dari segi afektif, siswa akan sulit melakukan karakterisasi dari hasil
pembelajaran kemudian siswa akan sulit melakukan pengorganisasian materi
pelajaran serta siswa akan sulit merespon dan menginternalisasi nilai. Kemudian
dari segi psikomotor, siswa akan sulit merefleksikan sikap kebersamaan dan
toleransi. Oleh karena itu dalam suatu proses pembelajaran harus dapat
menunjang perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor melalui
berpengalaman belajar. Sebab, belajar merupakan upaya untuk mengetahui,
berkarya, agar dapat berkembang utuh.
Manusia dituntut untuk belajar dan hidup bersama, karena manusia selain
merupakan makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial, makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri, pada dasarnya manusia butuh bantuan orang lain.
Untuk mencapai terwujudnya suasana belajar yang penuh toleransi dan
kebersamaan harus didasari dengan memahami diri sendiri, satu sama lain dan
dunia, Mengungkapkan teknologi baru secara kritis, mencari tempat kita di
masyarakat, dan Membangun dunia lebih layak dan lebih adil.
Dalam lingkungan sekolah, sikap toleransi dan kebersamaan menjadi salah
satu filar yang penting dan mendasar untuk dikembangkan. Sekolah disepakati
sebagai bentuk sistem sosial yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen
3
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebiasaan-kebiasaan, agama, bahkan keinginan dan minat yang berbeda. Dengan
perbedaan-perbedaan ini tidak mustahil dalam masyarakat sekolah terjadi
benturan-benturan yang juga dapat mengarahkan kepada konflik-konflik
kepentingan, dan oleh sebab itu perlu upaya-upaya yang secara sengaja dan terus
menerus diarahkan untuk mengembangkan toleransi dan kebersamaan.
Tanggung jawab kearah upaya pengembangan nilai-nilai toleransi pada
siswa harus dirasakan sebagai tanggung jawab bersama seluruh pendidik yang ada
di sekolah. Namun demikian secara eksplisit, upaya-upaya yang lebih sistematis
dan terencana harus menjadi bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran yang memiliki kadar yang lebih besar dalam
pembinaan sikap dan kepribadian siswa. Karena itu, guru secara sengaja perlu
mengembangkan dan merancang model-model yang diyakini mampu
mengembangkan nilai-nilai positif ini kepada siswa. Upaya-upaya yang sengaja
dan sistematis seperti ini sangat diperlukan, karena dalam pendidikan sekolah
peranan guru sampai saat ini masih menempati kedudukan yang utama,
lebih-lebih dalam proses pembelajaran nilai dan moral.
Dalam hal ini, pendidikan hakikatnya berlangsung dalam pergaulan
(interaksi / komunikasi) antar sesama manusia (pendidik dan peserta didik).
Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan disampaikan oleh pendidik dan
diterima oleh peserta didik. Telah kita pahami, hakikatnya manusia adalah
makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupan bersama
dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap
individu akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, sosialitas
mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
Dalam pelaksanaan pendidikan terdapat mata pelajaran dimana
masing-masing mata pelajaran memiliki spesifikasi tujuan. IPS sebagai salah satu mata
pelajaran dalam tingkat persekolahan SMP memiliki berbagai tujuan dari apa
4
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2013: 11) tujuan dari pembelajaran ini mencakup Tujuan Untuk Pengajaran
(TUP) yang diambil dari Panduan Pengembangan IPS ataupun Tujuan Khusus
Pengajaran (TKP) yang dirumuskan sendiri oleh guru dalam rangka menjabarkan
TUP. Hasan (1995: 92) juga mengatakan bahwa IPS bertujuan mengembangkan
kemampuan berfikir, sikap dan nilai bagi dirinya sendiri sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial dan budaya.
Belajar IPS adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dengan angka waktu yang
lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi bukan disebabkan oleh
adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal. Gagne dalam
Komalasari (2011: 10) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap,
minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan
untuk melakukan berbagai jenis perfomance (kinerja).
Pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran sosiodrama
dirasa tepat untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di
kelas. Sosiodrama yang merupakan bermain peran berhubungan dengan isu yang
disebut Joyce dan Weil dalam Hasan (1995: 269) dengan istilah interpersonal
conflict. Sosiodrama hanya membatasi diri pada permasalahan yang berkenaan
dengan aspek sosial dalam masyarakat. Hubungan antar individu, sebagaimana
yang disebutkan Joyce dan Weil di atas adalah salah satu contoh. Wiyanarti dan
Supriatna (2010: 50-51) mengemukakan bahwa dalam drama sosial ada model
dimana pesertanya harus memegang satu peran tertentu.
Untuk menangani permasalahan tersebut, pembelajaran IPS berbasis
sosiodrama dilaksanakan melalui beberapa tahapan pelaksanaan secara umum,
yaitu : mengkaji materi secara mendalam, penentuan tema sosiodrama, pembagian
kelompok secara tematik (sesuai materi), pelaksanaan sosiodrama, dan refleksi
5
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata
pelajaran IPS.
Dalam pelaksanaan sosiodrama, pembahasan mengenai masalah
merupakan kegiatan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan yang akan
dicapai untuk masalah tersebut dan peran yang akan terlihat dalam masalah yang
dikemukakan. Tujuan itu adalah tujuan yang akan dicapai dari permasalahan yang
ada dan bukan tujuan sosiodrama. Selain aspek positif yang tercapai dalam
penanaman nilai melalui sosiodrama, guru harus berupaya untuk menghilangkan
aspek negatif yang mungkin terjadi diantara siswa yang memegang peran tersebut.
Model pembelajaran ini sangat cocok digunakan dalam pendekatan penanaman
nilai-nilai sosial dalam diri siswa, khususnya di sekolah.
Dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penueliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di
kelas VIII D SMP dalam mata pelajaran IPS”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Melihat begitu pentingnya mengembangkan sikap kebersamaan dan
toleransi siswa di kelas, serta sesuai dengan hakikat pendidikan bahwa pendidikan
itu berlangsung dalam pergaulan (Interaksi/ komunikasi) dan sesuai dengan tujuan
pendidikan IPS yaitu mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai bagi
dirinya sendiri sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dan budaya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan peneliti, maka garis besar dalam
perumusan masalahnya adalah :
6
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara terperinci permasalahan tersebut dapat dirumuskan ke dalam
beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran sosiodrama untuk
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata
pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ?
2. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan model pembelajaran
sosiodrama dalam mata pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6
Bandung ?
3. Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama untuk
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata
pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ?
4. Bagaimana hasil implementasi model pembelajaran sosiodrama untuk
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata
pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan
yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah:
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata pelajaran IPS
di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung.
Adapun tujuan yang dijabarkan secara khusus diantaranya, yaitu:
1. Menggambarkan perencanaan model pembelajaran sosiodrama di kelas
dalam mata pelajaran IPS.
2. Menjelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran sosiodrama
7
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama untuk
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam
mata pelajaran IPS.
4. Mengkaji hasil implementasi model pembelajaran sosiodrama untuk
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam
mata pelajaran IPS.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berarti dalam pengembangan sikap, terutama sikap
kebersamaan dan toleransi melalui model pembelajaran sosiodrama.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
Manfaat untuk guru yakni, guru dituntut harus dapat mengembangkan sikap
kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata pelajaran IPS, yakni dengan
menggunakan model pembelajaran sosiodrama. Selain itu, guru dapat lebih
mempersiapkan materi dan skenario pembelajaran yang akan disampaikan.
b. Untuk Siswa
Manfaat bagi siswa yakni dapat mengembangkan sikap kebersamaan dan
toleransi dalam mata pelajaran IPS.
8
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat bagi sekolah yakni memberikan nilai positif dari proses
pembelajaran sehingga berguna menaikkan mutu sekolah tersebut.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika dalam penulisan skripsi ini yaitu terdiri dari lima bab dan
masing-masing dari bab tersebut membahas berbagai pokok bahasan diantaranya :
Pada Bab I pendahuluan, pada bab I ini berisi uraian tentang latar belakang
penelitian yaitu menjelaskan kajian permasalahan yang akan diteliti serta uraian
dan alasan mengapa masalah tersebut diteliti dan pendekatan untuk mengatasi
masalah tersebut baik dari segi teoritis maupun secara praktis, kemudian rumusan
masalah yang akan membahas mengenai perumusan permasalahan yang akan
dijawab melalui penelitian skripsi, tujuan penelitian yaaitu membahas mengenai
hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, metode penelitian
yang membahas mengenai penggunaan metode dalam penelitian tersebut secara
singkat, manfaat penelitian yaitu pembahasan mengenai manfaat yang akan
diperoleh dari hasil penelitian, dan struktur organisasi yakni mencari tentang
urutan penulisan yang ada pada setiap bab dan sub bab yang terdapat dalam
skripsi tersebut.
Dalam Bab II berisi kajian pustaka yang meliputi beberapa hal yang
berkaitan dengan konsep-konsep atau teori-teori utama dan turunannya yang akan
dikaji dalam setiap bidangnya secara menyeluruh maupun sebagian yang
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dan pembahasan mengenai penelitian
terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek dan
temuannya.
Pada Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi penjabaran secara
rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode peenelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis
data yang secara keseluruhan dibahas secara rinci lagi.
Pembahasan pada Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan
9
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengolahan data sampai dengan pembahasan dan analisis temuan dari penelitian
tersebut. Penelitian tersebut meliputi observasi dan refleksi awal, pelaksanaan
tindakan yang akan menempuh beberapa siklus, analisis hasil penelitian serta
analisis keterkaitan penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk
mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata
pelajaran IPS.
Selanjutnya Bab V yakni kesimpulan dan saran yang menyajikan
mengenai penafsirandan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis, temuan
penelitian berupa kesimpulan dan saran peneliti berdasarkan hasil analisis pada
bab IV. Serta saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan penerapan
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Pasundan 6 Bandung yang
terletak di Jalan Sumatera No. 41 Bandung. Kolaborator peneliti adalah
guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII, yaitu Apeh
Sumarna, S.Pd. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
VIII D yang berjumlah 39 orang. Alasan peneliti memilih kelas VIII D
karena di kelas ini ditemukan permasalahan sesuai dengan judul skripsi
penelit yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran, khususnya yang
berhubungan dengan kebersamaan dan toleransi siswa kelas VIII D.
B. Desain Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan model
Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart (dalam Wiriaatmadja. 2012: 66) .
Desain penelitian tindakan model Kemmis dan Mc. Taggart lebih
memfokuskan pada aspek individual dalam penelitian tindakan.
Pada model ini komponen acting (tindakan) dengan observing
(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua
komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara
implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu
kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu juga harus
39
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skema secara umum model Stephen Kemmis dan Robin Mc.
Taggart dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1: Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart
Sumber : Wiriaatmadja, R (2012: 66)
Prosedur penelitian yang nampak pada gambar 3.1 dapat diketahui
ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu : tahap perencanaan
(plan), tahap tindakan / pelaksanaan (act), tahap pengamatan (observe),
dan refleksi (reflect). Atau lebih lengkapnya siklus tindakan melalui model
spiral Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat komponen itu adalah
sebagai berikut :
40
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perencanaan (Plan)
Merupakan rencana tindakan untuk memperbaiki, meningkatkan
perilaku dan sikap, itu merupakan sebagai solusi yang akan dilakukan.
Pada tahap perencanaan ini, pertama yang harus dilakukan adalah dengan
menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada
observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan, yakni dengan
memperhatikan interaksi siswa di kelas. Peneliti terlebih dahulu menyusun
rencana tindakan pembelajaran yang akan dilakukan dan rencana tindakan
ini di dalamnya mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Pada
tahapan perencanaan segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas
dipersiapkan. Persiapan itu mulai dari penentuan bahan ajar, pembuatan
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP), metode dan strategi
pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan kepada siswa, subjek
penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan
rencana yang akan dibuat untuk dilakukan.
Pada tahapan ini pula peneliti bersama-sama dengan guru secara
kolaboratif mengadakan kegiatan berikut :
a) Sebelumnya mengamati interaksi antar siswa di dalam kelas
b) Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan guru di dalam mengatasi
sikap kebersamaan dan toleransi di dalam kelas.
c) Merumuskan tindakan apa yang harus dilakukan dengan melihat
bagaimana pembelajaran IPS yang diinginkan.
d) Setelah merencanakan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan
setelah sebelumnya merumuskan dengan matang tindakan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap
kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata mata pelajaran IPS.
e) Kemudian menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran sosiodrama yang telah ditentukan
peneliti.
41
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Merupakan tahap selanjutnya setelah tahap perencanaan (plan),
tahap ini dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru sebagai
upaya perbaikan dan peningkatan dalam proses pembelajaran IPS.
Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas
sebagai realisasi / penerapan dari teori dan strategi belajar mengajar yang
telah disiapkan sebelumnya dan biasanya mengacu pada kurikulum dan
hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan refleksi dan
evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas. Dalam tahap pelaksanaan
tindakan, peran peneliti adalah pertama merancang pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran sosiodrama.
Peran selanjutnya dalam menindaklanjuti perancangan pembelajaran
tersebut peneliti harus dapat bekerjasama yang baik dengan guru mata
pelajaran IPS dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan agar
terlaksana sesuai dengan harapan dan rencana.
3. Pengamatan (Observe)
Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa dan dapat juga disebut
dengan alat untuk melihat seberapa jauh efek tindakan yang telah
dilakukan terhadap siswa apakah telah mencapai tujuan dan apakah
tindakan telah mempunyai dampak yang positif terhadap sasaran atau
tidak. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung
terhadap pelaksanaan tindakan di kelas melalui PTK. Tahap pengamatan
(observe) dilakukan disela-sela kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pengamatan (observe) hal yang diamati di dalam kelas yaitu :
a) Proses pelaksanaan tindakan di kelas
b) Pengaruh pelaksanaan tindakan
c) Keadaan di dalam pelaksanaan
42
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah hal tersebut diamati baru peneliti akan dapat menemukan
bagaimana keadaan dan kendala tersebut apakah dapat menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruh yang
akan ditimbulkannya. Yang mana tujuan pokok observasi adalah untuk
mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya
pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. Pada langkah
pengamatan (observe) peneliti menguraikan jenis data yang
dikumpulkan, bagaimana cara pengumpulan datanya dan alat bantu atau
instrumen pengumpulan data yang digunakan.
4. Refleksi
Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Pada tahap
refleksi peneliti dan guru harus mendiskusikan hasil pengamatan
tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas pada tahap
refleksi mengenai analisis tentang tindakan yang dilakukan dengan
melihat apakah ada hubungan teori dan rencana yang telah ditetapkan.
Selain itu, berdasarkan hasil refleksi, peneliti bersama-sama guru dapat
melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal jika belum berhasil
atau maksimal. Melalui refleksi akan dapat terlihat dan menetapkan apa
yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai, sehingga akan dapat
merencanakan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. Artinya hasil
dari setiap tindakan yang dilakukan perlu dikaji, baik dari segi proses
pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun
evaluasi, agar mengetahui tingkat keberhasilan dan perubahan.
C. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pendekatan
43
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan yang
bertujuan untuk memperbaiki kondisi suatu proses pembelajaran.
Rapport dalam Wiriaatmadja (2012: 11) mengartikan penelitian
tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu
pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika
yang disepakati bersama. Sedangkan Kemmis dalam Wiriaatmadja
(2012: 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah
bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi
sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas
dan keadailan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b)
pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini,
dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Penelitian kelas dapat memberikan dukungan terhadap guru di
lapangan untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja pengajarannya.
Selain itu juga merupakan cara yang tepat untuk mencari dan
menyelesaikan masalah-masalah pengajaran yang ia hadapi. Menurut
Stephen Kemmis dalam Supriatna (2007 : 191) menyatakan :
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif diri (guru) dalam berhubungan dengan kurikulum serta peran siswa di kelas dengan tujuan memecahkan masalah persoalan pembelajaran yang berhubungan dengan: a) Praktek pembelajaran di dalam kelas; b) Pemahaman guru tentang praktek pembelajaran; c) Situasi bagaimana situasi pembelajarn itu terjadi.
Jadi dapat ditarik gambaran bahwa, penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praktis pembelajaran.
44
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini,
maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut :
1) Model Pembelajaran Sosiodrama
Suatu model pengajaran untuk mengembangkan sikap, nilai, dan moral
tertentu pada diri siswa melalui peran yang dimainkannya dalam suatu
peristiwa sosial tertentu. Dalam hal bermain drama sosial, siswa dapat
saja mengikuti nilai-nilai dan moral yang berlaku pada dirinya dalam
melihat dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi.(sumber:
Hasan, 1995: 275)
1) Kebersamaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebersamaan adalah hal
bersama, kesatuan perasaan antara kita.
2) Toleransi
Menurut ensiklopedia, Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial,
budaya, dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang
adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau
tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur
filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science) maupun ilmu
pendidikan (Sumantri, 2001: 89). Social Science Education Council
(SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut
IPS sebagai “Social Science Education dan Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari
sejumlah mata pelajaran seperti : geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu
hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.
45
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain teknik pengambilan data yang tepat dalam suatu penelitian
juga dipesiapkan secara tepat sehingga data yang diperoleh sesuai dengan
kebutuhan. Menurut Muslim (2013: 55) Instrumen yang digunakan
disesuaikan dengan teknik pengambilan data yang diperlukan adalah
bagaimana guru merencanakan, melaksanakan tindakan hingga refleksi
yang juga mencakup sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas
dengan menggunakan model pembelajaran sosiodrama melalui berbagai
macam bentuk instrumen meliputi: wawancara, observasi, catatan
lapangan (field note), studi dokumentasi, dan human instrument. Adapun
pada penelitian ini kisi-kisi instrument penelitian yang digunakan yaitu
[image:31.595.133.516.402.656.2]sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Nilai Indikator
1 Kebersamaan - Siswa dapat berbaur dengan teman
- Tidak ada kelompok eksklusif di dalam kelas
- Luwes dalam bergaul
- Dapat berinteraksi dengan guru
2 Toleransi - Menghargai pendapat yang dikemukakan oleh
temannya.
- Menghargai latarbelakang temannya yang
berbeda
- Siswa tidak mendominasi atau mau menang
sendiri
- Menerima perbedaan
Sumber : Gede Raka at al (dalam Muslim. 2013:28), Soekanto (2007:
46
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara peneliti dalam
mendapatkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik non tes, yaitu dengan
menggunakan : observasi, wawancara, catatan lapangan (field note), dan
studi dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Sanjaya (2009: 86) observasi merupakan teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang
akan diamati atau diteliti. Seperti yang telah dikemukakan pada bahasan
tentang model PTK, observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap siklus. Dalam PTK observasi
bisa dilakukan untuk memantau guru dan untuk memantau siswa. Sebagai
alat pemantau kegiatan guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap
tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu
sendiri. Misalnya mengamati dan mencatat setiap tindakan guru dalam
setiap siklus atau tindakan pembelajaran sesuai dengan fokus masalah.
Dari hasil pengamatan itu dapat dikemukakan berbagai kelemahan
sehingga dapat ditindaklanjuti untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
Berhubungan dengan kegiatan siswa, observasi dapat dilakukan untuk
mengumpulkan informasi tentang perilaku-perilaku siswa sebagai
pengaruh tindakan yang dilakukan guru. Misalnya mencatat perilaku siswa
dalam kegiatan diskusi atau mencatat perilaku siswa dalam mengikuti
suatu proses pembelajaran.
Tipe observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi partisipatif, yakni observasi yang dilakukan apabila observer
47
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya dalam observasi ini pengamat akan mengikuti kegiatan beserta
kelompok yang diamati. Ketika melakukan observasi di kelas VIII D SMP
Pasundan 6 Bandung, peneliti menggunakan observasi berbentuk format
isian (check list), dengan memberikan tanda check list (v) pada aspek yang
muncul pada kolom penilaian yang telah disediakan peneliti. Check list
merupakan alat observasi yang praktis untuk digunakan, sebab semua
aspek yang akan diteliti sudah ditentukan terlebih dahulu (Sanjaya, 2009:
93).
Langkah-langkah dalam observasi terdiri dari tiga tahap : (1)
Pertemuan perencanaan; (2) Observasi kelas; dan (3) Diskusi balikan.
Tahap pertemuan perencanaan dilakukan sebelum melakukan observasi,
disini peneliti dan guru mitra mendiskusikan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data objektif dari
tindakan belajar mengajar guru dengan melihat hasil dari perbaikan yang
sedang dilakukan. Kemudian menganalisisnya dalam diskusi balikan
dengan guru mitra untuk melihat kekurangan dan keberhasilan dari
tindakan perbaikan berakhir. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai
[image:33.595.125.510.545.676.2]berikut :
Gambar 3.2 Langkah-langkah observasi
(Diadopsi dari Wiriaatmadja, 2012: 106) Pertemuan Perencanaan
Diskusi Balikan Obsrservasi
48
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Wawancara
Menurut Denzim dalam Wiriaatmadja (2012: 117) wawancara
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
hal-hal yang dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopskins dalam
Wiriaatmadja (2012: 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui
situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa Orang-orang siswa, kepala
sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah dan orangtua
siswa. Wawancara ini dilakukan dengan cara dialog atau diskusi setelah itu
merefleksi yang tujuannya untuk mencari alternatif pemecahan masalah.
3. Catatan Lapangan (Field Note)
Menurut Sanjaya (2009: 98) Catatan lapangan merupakan
instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan
dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan lapangan berguna untuk
melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam
melakukan proses pembelajaran.
Ada dua jenis catatan lapangan untuk kepentingan PTK, yakni
catatan lapangan yang dilakukan guru dan catatan harian siswa. Catatan
lapangan guru digunakan untuk mencatat berbagai temuan guru selama
proses tindakan dilakukan. Misalnya catatan tentang jenis tindakan yang
diberikan guru pada siklus atau putaran tertentu, catatan tentang berbagai
respons siswa terhadap perlakuan yang diberikan dan kekeliruan guru
dalam melaksanakan tindakan. Catatan lapangan siswa berisi tentang
49
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang disusun siswa sangat penting sebagai umpan balik untuk guru dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan tindakan.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Sugiyono (2010: 240) adalah teknik
pengumpulan data dengan dokumen yaitu catatan peristiwayang sudah
berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Alasan digunakannya studi dokumentasi
sebagai pengumpulan data adalah karena studi dokumentasi merupakan
sumber yang stabil dan mudah diperoleh.
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data di lapangan telah diperoleh, peneliti akan melakukan
pengolahan data. Pengolahan data yang bersifat deskriftif atau kualitatif
akan diolah selama proses penelitian berlangsung. Sedangkan data yang
bersifat kuantitatif sebagai salah satu dukungan data akan diolah
menggunakan statistik deskriptif dengan persentase (%) pengamatan
dengan menggunakan nilai rata-rata. Pengolahah data observasi tersebut
menggunakan nilai rata-rata (Muslim, 2013: 70).
Pengolah data observasi tersebut menggunakan perhitungan
sebagai berikut :
Gambar 3.3 Perhitungan Format Observasi
Persentase Aktivitas guru = Perolehan skor x 100 %
Seluruh Aktifitas
Persentase Aktifitas siswa = Perolehan Skor x 100%
50
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : ( Santyasa dalam Muslim, 2013: 70)
[image:36.595.117.509.203.295.2]Sedangkan klasifikasi yang digunakan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Konversi Rata-Rata Presentase (Komalasari, 2012:156)
Nilai Skor
Kurang 0 % - 33%
Cukup 33,4 % - 66,6 %
Baik 66,7 % - 100 %
Presentase tersebut dalam penelitian ini diklasifikasikan pada rubrik dibawah ini:
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Observasi Terhadap Sikap Kebersamaan dan
Toleransi Siswa di Kelas
No Aspek Yang dinilai Skala
Nilai
Penjelasan
1 Kebersamaan.
Untuk butir ini perlu
memperhatikan:
1. Siswa dapat berbaur
dengan teman
2. Tidak ada kelompok
eksklusif di dalam kelas
3. Luwes dalam bergaul
K
C
B
Satu syarat muncul
Dua syarat muncul
Tiga syarat atau lebih muncul
2 Toleransi.
Untuk butir ini perlu
Memperhatikan :
1. Menghargai latar belakang
temannya yang berbeda
K
C
Satu syarat muncul
[image:36.595.113.518.402.724.2]51
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menghargai pendapat
yang dikemukakan oleh
temannya
3. Siswa tidak mendominasi
atau mau menang sendiri
B Tiga syarat atau lebih muncul
2. Analisis Data
Teknik analisis data bertujuan untuk mengetahui keefektifan suatu
metode di dalam kegiatan pembelajaran. Karena, data yang terkumpul
tidak akan bermakna tanpa dianalisis yakni diolah dan diinterprestasikan
sehingga data itu memberikan informasi yang berarti khususnya untuk
guru dalam proses perbaikan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu,
menganalisis data merupakan bagian penting dalam pelaksanakan PTK
(Sanjaya, 2009: 106). Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu:
Pertama, Reduksi data yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai
dengan fokus masalah. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian
dikelompokkan berdasarkan fokus masalah. Dalam tahap ini, mungkin
peneliti membuang data yang dianggap tidak relevan.
Kedua, Mendeskripsikan data sehingga data telah diorganisir
menjadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk
naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel (Sanjaya,
2009: 107).
Ketiga, Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam
proses penelitian menganalisis dan menginterprestasi data merupakan
52
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interprestasi data
(Sanjaya, 2009: 107).
H. Validasi Data
Validasi data dilakukan setelah pengumpulan dan pengolahan data.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kredibilitas data yang diiperoleh
peneliti. Karena data yang baik adalah data yang valid.
Hopkins dalam Muslim (2013: 71) mengemukakan, ada beberapa
bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam suatu penelitian tindakan
kelas, diantaranya:
1. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
narasumber, apakah keterangan atau informasi itu tetap sifatnya atau
tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu
terperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja, 2012: 168).
2. Key respondents review, Menurut Hopkins dalam (Wiriaatmadja,
2012: 171) yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti
atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas,
untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta
pendapatnya.
3. Expert Opinion, yakni meminta nasihat kepada pakar (Dosen
pembimbing). Dosen pembimbing akan memeriksa semua tahapan
kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap
masalah-masalah penelitian yang dikemukakan oleh peneliti
(Wiriaatmadja, 2012: 171).
4. Interprestasi, yaitu peneliti berusaha menginterprestasikan
temuan-temuan penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih.
Hasil interprestasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang
cukup berarti sebagai bahan untuk kegiatan tindakan pada tahap
53
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian dan memaparkan
saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian
yang telah dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi pada siklus I, II, dan III pada penerapan model pembelajaran
sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas
VIII D SMP Pasundan 6 Bandung dalam mata pelajaran IPS.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
beberapa hasil simpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan model
pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan
toleransi siswa yaitu: guru menentukan materi pelajaran yang berkaitan
dengan SK / KD dan media pembelajaran yang cocok digunakan dalam
pembelajaran sosiodrama. Kemudian guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil diskusi dengan guru mitra. Dalam
kegiatan diskusi dengan guru mitra ini, peneliti meminta saran kepada guru
mitra begitupun guru mitra dapat memberi masukan kepada peneliti. Sebagai
peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa,
catatan lapangan, format wawancara untuk siswa, dan studi dokumentasi.
2. Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menerapkan model
98
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan penentuan peran yang akan terlibat dalam masalah yang dikemukakan,
menentukan tujuan yang akan dicapai untuk masalah tersebut, guru harus
berupaya menghilangkan aspek negatif yang mungkin terjadi di antara siswa
yang memegang peran tersebut, dan memberikan tindak lanjut dengan
melakukan sesi tanya jawab.
3. Pada pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama di kelas VIII D SMP
Pasundan 6 Bandung mengalami peningkatan pada setiap siklusnya
meskipun guru mengalami beberapa kendala seperti: siswa kurang
memahami langkah-langkah penerapan model pembelajaran sosiodrama di
siklus I, media pembelajaran kurang begitu menarik, siswa kelas VIII D yang
sulit dikondisikan, dan siswa terlihat pasif. Tetapi hal tersebut dapat diatasi
oleh guru dengan solusi sebagai berikut: Guru harus memberikan pengarahan
yang lebih jelas lagi kepada siswa mengenai langkah-langkah penerapan
sosiodrama, mencari media pembelajaran yang membuat siswa lebih
antusias, perlu rencana pembelajaran yang baik dan matang sehingga siswa
kelas VIII D dapat dikondisikan dengan baik, serta guru harus lebih
memotivasi siswa agar mereka tidak pasif.
4. Hasil implementasi ketika guru menerapkan model pembelajaran sosiodrama
untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas VIII
D SMP Pasundan 6 Bandung mengalami peningkatan. Pembelajaran
sosiodrama lebih mengaktifkan siswa dan dapat membuat interaksi antara
siswa dengan siswa dan siswa dengan guru lebih akrab sehingga proses
pembelajaran di kelas lebih hidup. Dengan meningkatnya sikap kebersamaan
dan toleransi siswa di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung pada mata
pelajaran IPS ketika melaksanakan pembelajaran sosiodrama ini terlihat:
Siswa dapat berbaur dengan teman, tidak ada kelompok eksklusif di dalam
99
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendapat yang dikemukakan oleh temannya, menghargai latar belakang
temannya yang berbeda, siswa tidak mendominasi atau mau menang sendiriri
serta menerima adanya perbedaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas pada penerapan model pembelajaran
sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas
VIII SMP Pasundan 6 Bandung dalam mata pelajaran IPS. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Sikap kebersamaan dan toleransi di kelas harus terus dikembangkan lagi, bukan
hanya ketika diterapkannya model pembelajaran sosiodrama saja tapi diharapkan
pada saat guru menggunakan model pembelajaran apapun, baik itu dalam mata
pelajaran IPS dan tidak hanya ketika di dalam kelas/sekolah saja.
2. Bagi Guru
Setelah menerapkan model pembelajaran sosiodrama, guru diharapkan bisa lebih
memperhatikan model pembelajaran yang akan digunakan dan harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Guru tidak hanya menggunakan
ceramah sebagai metode pembelajaran utamanya agar siswa tidak bosan dan lebih
antusias dalam belajar. Guru dapat menggabungkan metode ceramah tersebut
dengan model/metode pembelajaran lainnya yang dapat menarik perhatian siswa.
3. Bagi Sekolah
Sekolah harus lebih mendukung dan memfasilitasi peneliti selanjutnya agar hasil
100
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya harus bisa meneruskan penelitian ini lebih baik lagi, agar
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Buku :
Depdiknas, (2010). Model Pembelajaran IPS, Malang : Pusat Kurikulum Baltibang Depdiknas.
Dewantara, K.H. (1997). Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta : Majelis LuhurPersatuan Taman Siswa.
Figush, Z. (2006). Sambadrama: The Arena Of Brazilian Psychodrama. London: Jessica Kingsley.
Gagne, R. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction. (4 th edition). New York : Holt, Rinehart, and Winston.
Haricahyono, C. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang : IKIP Semarang Press.
Hasan, H.(1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan Kebudayaan.
Joyce, B. dan Weil, M. 1980. Models Of Teaching. New York : Prentice Hall.
Kelleman, P.(2007). Sociodrama And Collective Trauma . London : Jessica Kingsley Publishers.
Kemmis, S. 1993. “Action Research and Social Movement : A Challeng for Policy
Research”
Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung :Tidak diterbitkan.
Komalasari, K. et. all. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta : PT Indeks.
Poerwadarminta. (1986). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Raka, G.et. all. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.
101
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, S. (2007). Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Somantri, M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R & D, Bandung : Alfabeta.
Sumaatmadja, N. (1984). Konsep Dasar IPS, Jakarta : Universitas Terbuka
Supriatna, N. (2007). Kontruksi Pembelajaran Kritis. Bandung : Historia Utama Press.
Tirtarahardja, U. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
UNESCO. A. (2000). Belajar Untuk Hidup Bersama dalam Damai dan Harmoni. Kantor Prinsipal UNESCO untuk Kawasan Asia Pasifik, Bangkok & Universitas Pendidikan Indonesia.
Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Wittinger, T. (2005) Handbuch Soziodrama : Die Ganze Welb Auf De Biihne. Wiesbaden : VS verlag fur sozialwissenschaften.
Wiyanarti & Supriatna.(2010). Mengembangkan Pendidikan Ilmu Sosial yang
Bermakna. Bandung : Tidak diterbitkan.
Daftar Jurnal :
Endang, B. (2011).“Mengembangkan Sikap Toleransi dan Kebersamaan di
Kalangan Siswa”.Jurnal Untai. 6, (3), 531-547.
102
Indry Yullinda Lisdiani, 2015
Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supriatna, E. (2008). “Upaya Meningkatkan Rasa Toleransi Siswa melalui Pendekatan Pembelajaran Multikultural dalam Pembelaja