• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEBERSAMAAN DAN TOLERANSI SISWA DI KELAS DALAM MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 6 Bandung Kelas VIII D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEBERSAMAAN DAN TOLERANSI SISWA DI KELAS DALAM MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 6 Bandung Kelas VIII D."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEBERSAMAAN DAN TOLERANSI SISWA DI

KELAS DALAM MATA PELAJARAN IPS

( Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 6 Bandung Kelas VIII D)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPS

Oleh

Indry Yullinda Lisdiani

1001615

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

(2)
(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP KEBERSAMAAN DAN TOLERANSI SISWA DI

KELAS DALAM MATA PELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 6 Bandung Kelas VIII D)

Oleh

Indry Yullinda Lisdiani

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Indry Yullinda Lisdiani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan peneliti ketika melakukan observasi awal di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung. Para siswa kurang memiliki rasa kebersamaan dan toleransi dengan teman-temannya di kelas dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Apabila hal tersebut terus dibiarkan maka akan berdampak pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi awal tersebut, kurangnya sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ini cukup tinggi. Dalam hal ini, peneliti menyusun strategi pembelajaran dalam mata pelajaran IPS untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran sosiodrama dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dan catatan lapangan (field note). Untuk teknik pengumpulan data peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Kemudian untuk teknik pengolahan data dan analisis data peneliti menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil akhir yang dilakukan peneliti yaitu, pertama menentukan SK/KD yang cocok digunakan dalam pembelajaran sosiodrama dan menyusun RPP, kedua penerapan model pembelajaran sosiodrama dalam mata pelajaran IPS di kelas, ketiga menunjukan adanya pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas pada siklus 1 sampai 3, keempat merefleksikan kendala pada setiap siklus, kelima menanggulangi kendala pada setiap siklus. Kesimpulan pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas paling tinggi terjadi pada siklus 3. Saran bagi siswa, sikap kebersamaan dan toleransi di kelas harus terus dikembangkan lagi, bukan hanya ketika diterapkannya model pembelajaran sosiodrama saja tapi diharapkan pada saat guru menggunakan model pembelajaran apapun, baik itu dalam mata pelajaran IPS dan tidak hanya ketika di dalam kelas/sekolah saja.

(5)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Kebersamaan, Toleransi, dan Sosiodrama, Mata Pelajaran IPS

ABSTRACT

(6)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iv

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ...……….……. xi

DAFTAR GAMBAR ……… xiii

DAFTAR GRAFIK ………. . xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….….. 5

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Sosiodrama ……….. 9

1. Perkembangan Sosiodrama ………. 9

2. Pengertian Sosiodrama ……… 10

3. Tujuan dan Peranan Sosiodrama ………. 12

(8)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Keunggulan Model Pembelajaran Sosiodrama ………... 17

B. Sikap Toleransi dan Kebersamaan ……… 18

1. Pengertian Toleransi ……….... 18

2. Tanggung Jawab Sekolah dalam Pengembangan Sikap Toleransi dan Kebersamaan Siswa ……….. 21

C. Interaksi Sosial Sebagai Kebutuhan dalam Kehidupan Sosial… 24 D. Pengajaran Nilai dalam Pendidikan Ilmu Sosial ……….. 26

E. Prinsip Pengajaran Nilai dalam Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial… 27 1. Pemahaman Terhadap Nilai ……… 27

2. Penghargaan Terhadap Nilai ………... 27

3. Identifikasi Diri ………... 28

4. Penerapan Nilai dalam Perilaku ……….. 28

5. Pembentukan Kebiasaan dan Wawasan ………. 29

F. Ilmu Pengetahuan Sosial ……… 31

1. Pengertian dan Hakikat IPS ……….... 31

2. Tujuan Pembelajaran IPS ………... 33

G. Penelitian Terdahulu ……….. 35

H. Kerangka Berfikir dalam Penelitian ………. 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 39

B. Desain Penelitian……….. 39

C. Metode Penelitian………. 42

D. Verifikasi Konsep………. 43

(9)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data………. 45

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data……….. 48

H. Validasi Data……… 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Umum Lokasi Penelitian……… 53

4.2Subjek Penelitian………. 54

4.3Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan………. 56

4.4Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I…………. 59

a. Perencanaan Tindakan Siklus I……… 59

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I……… 60

c. Observasi Pada Tindakan Siklus I………... 65

d. Refleksi Tindakan Siklus I………... 66

4.5Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II………… 67

a. Perencanaan Tindakan Siklus II……….. 67

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II……….. 68

c. Observasi Pada Tindakan Siklus II……….. 76

d. Refleksi Tindakan Siklus II………... 78

4.6Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III... 78

a. Perencanaan Tindakan Siklus III………. 78

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III………. 80

c. Observasi Pada Tindakan Siklus III……… 85

d. Refleksi Tindakan Siklus III……… 86

(10)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.8Perbandingan Hasil Pelaksanaan Observasi………. 90

4.9Analisis Hasil PelaksanaanTindakan………. 92

1. Perencanaan Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama

untuk Mengembangkan Sikap Kebersamaan dan Toleransi

Siswa di Kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung dalam

Mata Pelajaran IPS……….. 92

2. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran

Sosiodrama untuk Mengembangkan Sikap Kebersamaan

dan Toleransi Siswa di Kelas VIII D SMP Pasundan 6

Bandung dalam Mata Pelajaran IPS……… 93

3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Sosiodrama Untuk

Mengembangkan Sikap Kebersamaan dan Toleransi

Siswa di Kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung

dalam Mata Pelajaran IPS……… 94

4. Hasil Implementasi ketika Menerapkan Model

Pembelajaran Sosiodrama untuk Mengembangkan

Sikap Kebersamaan dan Toleransi Siswa di Kelas

VIII D SMP Pasundan 6 Bandung dalam Mata

Pelajaran IPS……… 95

BAB V PENUTUP

A. Simpulan……… 97

B. Saran……….. 99

DAFTAR PUSTAKA………... 100

(11)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Penggunaan Sosiodrama………... 14

Tabel 2.2 Kerangka Kluckhon mengenai Lima Masalah Dasar

dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai-Budaya

Manusia……… 30

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian……….. 45

Tabel 3.2 Konversi Rata-Rata Presentase (Komalasari, 2012:156)………. 49

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Observasi terhadap Sikap Kebersamaan

dan Toleransi Siswa di Kelas………. 49

(12)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tindakan Siklus I .……… 62

Tabel 4.2 Daftar Tema yang akan Diperankan oleh Setiap Kelompok

pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I………. 64

Tabel 4.3 Daftar Nama dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan

Tindakan Siklus II ………. 71

Tabel 4.4 Daftar Tema yang Akan Diperankan Oleh Setiap Kelompok

Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II………... 72

Tabel 4.5 Daftar Nama dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan

Tindakan Siklus III……….. 82

Tabel 4.6 Daftar Tema yang Akan Diperankan Oleh Setiap Kelompok

(13)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart……… 39

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Observasi……… 47

Gambar 3.3 Perhitungan Format Observasi………. 49

Gambar 4.1 Presentase Siswa Laki-Laki dan Perempuan……… 55

Gambar 4.2 Penampilan Sosiodrama Kelompok I Siklus II………. 73

(14)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.4 Penampilan Kelompok III Siklus II……….. 75

DAFTAR GRAFIK

(15)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di lapangan,

kondisi di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung kurang kondusif. Hal ini dapat

dilihat dari perilaku siswa di dalam kelas. Para siswa kurang memiliki rasa

kebersamaan dan toleransi dengan teman-temannya di kelas dalam mengikuti

proses pembelajaran IPS. Permasalahan tersebut menarik untuk dicairkan dengan

sebuah solusi konkrit, sehingga penulis melakukan usaha dalam bentuk penelitian.

Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas, karena

disesuaikan dengan karakteristik dan objek permasalahan yang muncul di dalam

kelas.

Secara lebih rinci penulis akan memaparkan keadaan kelas VIII D yang

dilihat dari berbagai macam segi yaitu : guru, siswa, dan lingkungan sekolah yaitu

sebagai berikut : Pertama, Model pembelajaran dari guru yang monoton,

komunikasi hanya dilakukan satu arah yaitu dari guru saja tanpa adanya timbal

balik atau interaksi dengan siswa. Kedua, Guru tidak pernah melibatkan siswa

dalam pembelajaran berbentuk kelompok, sehingga ketika siswa diminta untuk

membentuk kelompok sesuai dengan kedekatannya saja di dalam kelas. Hal

tersebut disebabkan karena berbagai perbedaan, diantaranya : dari segi kebiasaan,

minat, dan keadaan di lingkungan keluarga.

Ketiga, siswa kurang bisa menghargai temannya. Hal ini dapat terlihat

ketika salah seorang siswa mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas, siswa

yang lainnya tidak dapat menghargai pendapat temannya, bahkan saling

mengejek. Keempat, terdapat kelompok eksklusif di dalam kelas tersebut sehingga

(16)

2

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kurang mendukung untuk membangun kebersamaan. Hal ini dapat

dibuktikan dalam sebuah organisasi yang ada di sekolah tersebut hanya sedikit.

Selain itu kegiatan ekstrakulikuler untuk kelas VIII tidak wajib diikuti, sehingga

interaksi siswa dengan siswa lainnya hanya dilakukan di kelas saja.

Apabila permasalahan yang telah dipaparkan di atas terus dibiarkan maka

akan berdampak pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari segi kognitif,

siswa akan sulit memahami materi yang dipelajari secara lebih nyata karena

sebagian besar materi IPS berkaitan dengan kondisi-kondisi kontekstual yang

mengharuskan siswa dalam pembelajarannya itu melakukan kerjasama dengan

yang lainnya. Dari segi afektif, siswa akan sulit melakukan karakterisasi dari hasil

pembelajaran kemudian siswa akan sulit melakukan pengorganisasian materi

pelajaran serta siswa akan sulit merespon dan menginternalisasi nilai. Kemudian

dari segi psikomotor, siswa akan sulit merefleksikan sikap kebersamaan dan

toleransi. Oleh karena itu dalam suatu proses pembelajaran harus dapat

menunjang perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor melalui

berpengalaman belajar. Sebab, belajar merupakan upaya untuk mengetahui,

berkarya, agar dapat berkembang utuh.

Manusia dituntut untuk belajar dan hidup bersama, karena manusia selain

merupakan makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial, makhluk

yang tidak dapat hidup sendiri, pada dasarnya manusia butuh bantuan orang lain.

Untuk mencapai terwujudnya suasana belajar yang penuh toleransi dan

kebersamaan harus didasari dengan memahami diri sendiri, satu sama lain dan

dunia, Mengungkapkan teknologi baru secara kritis, mencari tempat kita di

masyarakat, dan Membangun dunia lebih layak dan lebih adil.

Dalam lingkungan sekolah, sikap toleransi dan kebersamaan menjadi salah

satu filar yang penting dan mendasar untuk dikembangkan. Sekolah disepakati

sebagai bentuk sistem sosial yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen

(17)

3

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebiasaan-kebiasaan, agama, bahkan keinginan dan minat yang berbeda. Dengan

perbedaan-perbedaan ini tidak mustahil dalam masyarakat sekolah terjadi

benturan-benturan yang juga dapat mengarahkan kepada konflik-konflik

kepentingan, dan oleh sebab itu perlu upaya-upaya yang secara sengaja dan terus

menerus diarahkan untuk mengembangkan toleransi dan kebersamaan.

Tanggung jawab kearah upaya pengembangan nilai-nilai toleransi pada

siswa harus dirasakan sebagai tanggung jawab bersama seluruh pendidik yang ada

di sekolah. Namun demikian secara eksplisit, upaya-upaya yang lebih sistematis

dan terencana harus menjadi bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran yang memiliki kadar yang lebih besar dalam

pembinaan sikap dan kepribadian siswa. Karena itu, guru secara sengaja perlu

mengembangkan dan merancang model-model yang diyakini mampu

mengembangkan nilai-nilai positif ini kepada siswa. Upaya-upaya yang sengaja

dan sistematis seperti ini sangat diperlukan, karena dalam pendidikan sekolah

peranan guru sampai saat ini masih menempati kedudukan yang utama,

lebih-lebih dalam proses pembelajaran nilai dan moral.

Dalam hal ini, pendidikan hakikatnya berlangsung dalam pergaulan

(interaksi / komunikasi) antar sesama manusia (pendidik dan peserta didik).

Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan disampaikan oleh pendidik dan

diterima oleh peserta didik. Telah kita pahami, hakikatnya manusia adalah

makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupan bersama

dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap

individu akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, sosialitas

mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.

Dalam pelaksanaan pendidikan terdapat mata pelajaran dimana

masing-masing mata pelajaran memiliki spesifikasi tujuan. IPS sebagai salah satu mata

pelajaran dalam tingkat persekolahan SMP memiliki berbagai tujuan dari apa

(18)

4

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2013: 11) tujuan dari pembelajaran ini mencakup Tujuan Untuk Pengajaran

(TUP) yang diambil dari Panduan Pengembangan IPS ataupun Tujuan Khusus

Pengajaran (TKP) yang dirumuskan sendiri oleh guru dalam rangka menjabarkan

TUP. Hasan (1995: 92) juga mengatakan bahwa IPS bertujuan mengembangkan

kemampuan berfikir, sikap dan nilai bagi dirinya sendiri sebagai individu maupun

sebagai makhluk sosial dan budaya.

Belajar IPS adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dengan angka waktu yang

lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi bukan disebabkan oleh

adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal. Gagne dalam

Komalasari (2011: 10) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan

tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap,

minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan

untuk melakukan berbagai jenis perfomance (kinerja).

Pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran sosiodrama

dirasa tepat untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di

kelas. Sosiodrama yang merupakan bermain peran berhubungan dengan isu yang

disebut Joyce dan Weil dalam Hasan (1995: 269) dengan istilah interpersonal

conflict. Sosiodrama hanya membatasi diri pada permasalahan yang berkenaan

dengan aspek sosial dalam masyarakat. Hubungan antar individu, sebagaimana

yang disebutkan Joyce dan Weil di atas adalah salah satu contoh. Wiyanarti dan

Supriatna (2010: 50-51) mengemukakan bahwa dalam drama sosial ada model

dimana pesertanya harus memegang satu peran tertentu.

Untuk menangani permasalahan tersebut, pembelajaran IPS berbasis

sosiodrama dilaksanakan melalui beberapa tahapan pelaksanaan secara umum,

yaitu : mengkaji materi secara mendalam, penentuan tema sosiodrama, pembagian

kelompok secara tematik (sesuai materi), pelaksanaan sosiodrama, dan refleksi

(19)

5

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata

pelajaran IPS.

Dalam pelaksanaan sosiodrama, pembahasan mengenai masalah

merupakan kegiatan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan yang akan

dicapai untuk masalah tersebut dan peran yang akan terlihat dalam masalah yang

dikemukakan. Tujuan itu adalah tujuan yang akan dicapai dari permasalahan yang

ada dan bukan tujuan sosiodrama. Selain aspek positif yang tercapai dalam

penanaman nilai melalui sosiodrama, guru harus berupaya untuk menghilangkan

aspek negatif yang mungkin terjadi diantara siswa yang memegang peran tersebut.

Model pembelajaran ini sangat cocok digunakan dalam pendekatan penanaman

nilai-nilai sosial dalam diri siswa, khususnya di sekolah.

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penueliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di

kelas VIII D SMP dalam mata pelajaran IPS”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Melihat begitu pentingnya mengembangkan sikap kebersamaan dan

toleransi siswa di kelas, serta sesuai dengan hakikat pendidikan bahwa pendidikan

itu berlangsung dalam pergaulan (Interaksi/ komunikasi) dan sesuai dengan tujuan

pendidikan IPS yaitu mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai bagi

dirinya sendiri sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dan budaya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan peneliti, maka garis besar dalam

perumusan masalahnya adalah :

(20)

6

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara terperinci permasalahan tersebut dapat dirumuskan ke dalam

beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran sosiodrama untuk

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata

pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ?

2. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan model pembelajaran

sosiodrama dalam mata pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6

Bandung ?

3. Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama untuk

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata

pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ?

4. Bagaimana hasil implementasi model pembelajaran sosiodrama untuk

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata

pelajaran IPS di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan

yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah:

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata pelajaran IPS

di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung.

Adapun tujuan yang dijabarkan secara khusus diantaranya, yaitu:

1. Menggambarkan perencanaan model pembelajaran sosiodrama di kelas

dalam mata pelajaran IPS.

2. Menjelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran sosiodrama

(21)

7

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama untuk

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam

mata pelajaran IPS.

4. Mengkaji hasil implementasi model pembelajaran sosiodrama untuk

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam

mata pelajaran IPS.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berarti dalam pengembangan sikap, terutama sikap

kebersamaan dan toleransi melalui model pembelajaran sosiodrama.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Guru

Manfaat untuk guru yakni, guru dituntut harus dapat mengembangkan sikap

kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata pelajaran IPS, yakni dengan

menggunakan model pembelajaran sosiodrama. Selain itu, guru dapat lebih

mempersiapkan materi dan skenario pembelajaran yang akan disampaikan.

b. Untuk Siswa

Manfaat bagi siswa yakni dapat mengembangkan sikap kebersamaan dan

toleransi dalam mata pelajaran IPS.

(22)

8

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat bagi sekolah yakni memberikan nilai positif dari proses

pembelajaran sehingga berguna menaikkan mutu sekolah tersebut.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini yaitu terdiri dari lima bab dan

masing-masing dari bab tersebut membahas berbagai pokok bahasan diantaranya :

Pada Bab I pendahuluan, pada bab I ini berisi uraian tentang latar belakang

penelitian yaitu menjelaskan kajian permasalahan yang akan diteliti serta uraian

dan alasan mengapa masalah tersebut diteliti dan pendekatan untuk mengatasi

masalah tersebut baik dari segi teoritis maupun secara praktis, kemudian rumusan

masalah yang akan membahas mengenai perumusan permasalahan yang akan

dijawab melalui penelitian skripsi, tujuan penelitian yaaitu membahas mengenai

hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, metode penelitian

yang membahas mengenai penggunaan metode dalam penelitian tersebut secara

singkat, manfaat penelitian yaitu pembahasan mengenai manfaat yang akan

diperoleh dari hasil penelitian, dan struktur organisasi yakni mencari tentang

urutan penulisan yang ada pada setiap bab dan sub bab yang terdapat dalam

skripsi tersebut.

Dalam Bab II berisi kajian pustaka yang meliputi beberapa hal yang

berkaitan dengan konsep-konsep atau teori-teori utama dan turunannya yang akan

dikaji dalam setiap bidangnya secara menyeluruh maupun sebagian yang

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dan pembahasan mengenai penelitian

terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek dan

temuannya.

Pada Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi penjabaran secara

rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode peenelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis

data yang secara keseluruhan dibahas secara rinci lagi.

Pembahasan pada Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan

(23)

9

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengolahan data sampai dengan pembahasan dan analisis temuan dari penelitian

tersebut. Penelitian tersebut meliputi observasi dan refleksi awal, pelaksanaan

tindakan yang akan menempuh beberapa siklus, analisis hasil penelitian serta

analisis keterkaitan penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk

mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata

pelajaran IPS.

Selanjutnya Bab V yakni kesimpulan dan saran yang menyajikan

mengenai penafsirandan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis, temuan

penelitian berupa kesimpulan dan saran peneliti berdasarkan hasil analisis pada

bab IV. Serta saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan penerapan

(24)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Pasundan 6 Bandung yang

terletak di Jalan Sumatera No. 41 Bandung. Kolaborator peneliti adalah

guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII, yaitu Apeh

Sumarna, S.Pd. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas

VIII D yang berjumlah 39 orang. Alasan peneliti memilih kelas VIII D

karena di kelas ini ditemukan permasalahan sesuai dengan judul skripsi

penelit yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran, khususnya yang

berhubungan dengan kebersamaan dan toleransi siswa kelas VIII D.

B. Desain Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan model

Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart (dalam Wiriaatmadja. 2012: 66) .

Desain penelitian tindakan model Kemmis dan Mc. Taggart lebih

memfokuskan pada aspek individual dalam penelitian tindakan.

Pada model ini komponen acting (tindakan) dengan observing

(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua

komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara

implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak

terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu

kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu juga harus

(25)

39

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skema secara umum model Stephen Kemmis dan Robin Mc.

Taggart dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1: Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart

Sumber : Wiriaatmadja, R (2012: 66)

Prosedur penelitian yang nampak pada gambar 3.1 dapat diketahui

ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu : tahap perencanaan

(plan), tahap tindakan / pelaksanaan (act), tahap pengamatan (observe),

dan refleksi (reflect). Atau lebih lengkapnya siklus tindakan melalui model

spiral Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat komponen itu adalah

sebagai berikut :

(26)

40

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan (Plan)

Merupakan rencana tindakan untuk memperbaiki, meningkatkan

perilaku dan sikap, itu merupakan sebagai solusi yang akan dilakukan.

Pada tahap perencanaan ini, pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada

observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan, yakni dengan

memperhatikan interaksi siswa di kelas. Peneliti terlebih dahulu menyusun

rencana tindakan pembelajaran yang akan dilakukan dan rencana tindakan

ini di dalamnya mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Pada

tahapan perencanaan segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas

dipersiapkan. Persiapan itu mulai dari penentuan bahan ajar, pembuatan

Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP), metode dan strategi

pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan kepada siswa, subjek

penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan

rencana yang akan dibuat untuk dilakukan.

Pada tahapan ini pula peneliti bersama-sama dengan guru secara

kolaboratif mengadakan kegiatan berikut :

a) Sebelumnya mengamati interaksi antar siswa di dalam kelas

b) Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan guru di dalam mengatasi

sikap kebersamaan dan toleransi di dalam kelas.

c) Merumuskan tindakan apa yang harus dilakukan dengan melihat

bagaimana pembelajaran IPS yang diinginkan.

d) Setelah merencanakan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan

setelah sebelumnya merumuskan dengan matang tindakan yang akan

dilakukan dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap

kebersamaan dan toleransi siswa dalam mata mata pelajaran IPS.

e) Kemudian menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran sosiodrama yang telah ditentukan

peneliti.

(27)

41

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merupakan tahap selanjutnya setelah tahap perencanaan (plan),

tahap ini dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru sebagai

upaya perbaikan dan peningkatan dalam proses pembelajaran IPS.

Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas

sebagai realisasi / penerapan dari teori dan strategi belajar mengajar yang

telah disiapkan sebelumnya dan biasanya mengacu pada kurikulum dan

hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan refleksi dan

evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas. Dalam tahap pelaksanaan

tindakan, peran peneliti adalah pertama merancang pelaksanaan

pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran sosiodrama.

Peran selanjutnya dalam menindaklanjuti perancangan pembelajaran

tersebut peneliti harus dapat bekerjasama yang baik dengan guru mata

pelajaran IPS dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan agar

terlaksana sesuai dengan harapan dan rencana.

3. Pengamatan (Observe)

Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan

yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa dan dapat juga disebut

dengan alat untuk melihat seberapa jauh efek tindakan yang telah

dilakukan terhadap siswa apakah telah mencapai tujuan dan apakah

tindakan telah mempunyai dampak yang positif terhadap sasaran atau

tidak. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung

terhadap pelaksanaan tindakan di kelas melalui PTK. Tahap pengamatan

(observe) dilakukan disela-sela kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

Dalam pengamatan (observe) hal yang diamati di dalam kelas yaitu :

a) Proses pelaksanaan tindakan di kelas

b) Pengaruh pelaksanaan tindakan

c) Keadaan di dalam pelaksanaan

(28)

42

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah hal tersebut diamati baru peneliti akan dapat menemukan

bagaimana keadaan dan kendala tersebut apakah dapat menghambat atau

mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruh yang

akan ditimbulkannya. Yang mana tujuan pokok observasi adalah untuk

mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya

pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. Pada langkah

pengamatan (observe) peneliti menguraikan jenis data yang

dikumpulkan, bagaimana cara pengumpulan datanya dan alat bantu atau

instrumen pengumpulan data yang digunakan.

4. Refleksi

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Pada tahap

refleksi peneliti dan guru harus mendiskusikan hasil pengamatan

tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas pada tahap

refleksi mengenai analisis tentang tindakan yang dilakukan dengan

melihat apakah ada hubungan teori dan rencana yang telah ditetapkan.

Selain itu, berdasarkan hasil refleksi, peneliti bersama-sama guru dapat

melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal jika belum berhasil

atau maksimal. Melalui refleksi akan dapat terlihat dan menetapkan apa

yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai, sehingga akan dapat

merencanakan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. Artinya hasil

dari setiap tindakan yang dilakukan perlu dikaji, baik dari segi proses

pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun

evaluasi, agar mengetahui tingkat keberhasilan dan perubahan.

C. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pendekatan

(29)

43

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan yang

bertujuan untuk memperbaiki kondisi suatu proses pembelajaran.

Rapport dalam Wiriaatmadja (2012: 11) mengartikan penelitian

tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara

praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu

pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika

yang disepakati bersama. Sedangkan Kemmis dalam Wiriaatmadja

(2012: 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah

bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi

sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas

dan keadailan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b)

pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini,

dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Penelitian kelas dapat memberikan dukungan terhadap guru di

lapangan untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja pengajarannya.

Selain itu juga merupakan cara yang tepat untuk mencari dan

menyelesaikan masalah-masalah pengajaran yang ia hadapi. Menurut

Stephen Kemmis dalam Supriatna (2007 : 191) menyatakan :

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif diri (guru) dalam berhubungan dengan kurikulum serta peran siswa di kelas dengan tujuan memecahkan masalah persoalan pembelajaran yang berhubungan dengan: a) Praktek pembelajaran di dalam kelas; b) Pemahaman guru tentang praktek pembelajaran; c) Situasi bagaimana situasi pembelajarn itu terjadi.

Jadi dapat ditarik gambaran bahwa, penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya tempat ia

mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan

proses dan praktis pembelajaran.

(30)

44

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini,

maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut :

1) Model Pembelajaran Sosiodrama

Suatu model pengajaran untuk mengembangkan sikap, nilai, dan moral

tertentu pada diri siswa melalui peran yang dimainkannya dalam suatu

peristiwa sosial tertentu. Dalam hal bermain drama sosial, siswa dapat

saja mengikuti nilai-nilai dan moral yang berlaku pada dirinya dalam

melihat dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi.(sumber:

Hasan, 1995: 275)

1) Kebersamaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebersamaan adalah hal

bersama, kesatuan perasaan antara kita.

2) Toleransi

Menurut ensiklopedia, Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial,

budaya, dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang

adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau

tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.

3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu

tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur

filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science) maupun ilmu

pendidikan (Sumantri, 2001: 89). Social Science Education Council

(SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut

IPS sebagai “Social Science Education dan Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari

sejumlah mata pelajaran seperti : geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu

hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.

(31)

45

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain teknik pengambilan data yang tepat dalam suatu penelitian

juga dipesiapkan secara tepat sehingga data yang diperoleh sesuai dengan

kebutuhan. Menurut Muslim (2013: 55) Instrumen yang digunakan

disesuaikan dengan teknik pengambilan data yang diperlukan adalah

bagaimana guru merencanakan, melaksanakan tindakan hingga refleksi

yang juga mencakup sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas

dengan menggunakan model pembelajaran sosiodrama melalui berbagai

macam bentuk instrumen meliputi: wawancara, observasi, catatan

lapangan (field note), studi dokumentasi, dan human instrument. Adapun

pada penelitian ini kisi-kisi instrument penelitian yang digunakan yaitu

[image:31.595.133.516.402.656.2]

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Nilai Indikator

1 Kebersamaan - Siswa dapat berbaur dengan teman

- Tidak ada kelompok eksklusif di dalam kelas

- Luwes dalam bergaul

- Dapat berinteraksi dengan guru

2 Toleransi - Menghargai pendapat yang dikemukakan oleh

temannya.

- Menghargai latarbelakang temannya yang

berbeda

- Siswa tidak mendominasi atau mau menang

sendiri

- Menerima perbedaan

Sumber : Gede Raka at al (dalam Muslim. 2013:28), Soekanto (2007:

(32)

46

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara peneliti dalam

mendapatkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik non tes, yaitu dengan

menggunakan : observasi, wawancara, catatan lapangan (field note), dan

studi dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Sanjaya (2009: 86) observasi merupakan teknik

mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang

berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang

akan diamati atau diteliti. Seperti yang telah dikemukakan pada bahasan

tentang model PTK, observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari tindakan setiap siklus. Dalam PTK observasi

bisa dilakukan untuk memantau guru dan untuk memantau siswa. Sebagai

alat pemantau kegiatan guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap

tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu

sendiri. Misalnya mengamati dan mencatat setiap tindakan guru dalam

setiap siklus atau tindakan pembelajaran sesuai dengan fokus masalah.

Dari hasil pengamatan itu dapat dikemukakan berbagai kelemahan

sehingga dapat ditindaklanjuti untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

Berhubungan dengan kegiatan siswa, observasi dapat dilakukan untuk

mengumpulkan informasi tentang perilaku-perilaku siswa sebagai

pengaruh tindakan yang dilakukan guru. Misalnya mencatat perilaku siswa

dalam kegiatan diskusi atau mencatat perilaku siswa dalam mengikuti

suatu proses pembelajaran.

Tipe observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi partisipatif, yakni observasi yang dilakukan apabila observer

(33)

47

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artinya dalam observasi ini pengamat akan mengikuti kegiatan beserta

kelompok yang diamati. Ketika melakukan observasi di kelas VIII D SMP

Pasundan 6 Bandung, peneliti menggunakan observasi berbentuk format

isian (check list), dengan memberikan tanda check list (v) pada aspek yang

muncul pada kolom penilaian yang telah disediakan peneliti. Check list

merupakan alat observasi yang praktis untuk digunakan, sebab semua

aspek yang akan diteliti sudah ditentukan terlebih dahulu (Sanjaya, 2009:

93).

Langkah-langkah dalam observasi terdiri dari tiga tahap : (1)

Pertemuan perencanaan; (2) Observasi kelas; dan (3) Diskusi balikan.

Tahap pertemuan perencanaan dilakukan sebelum melakukan observasi,

disini peneliti dan guru mitra mendiskusikan rencana pembelajaran.

Pelaksanaan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data objektif dari

tindakan belajar mengajar guru dengan melihat hasil dari perbaikan yang

sedang dilakukan. Kemudian menganalisisnya dalam diskusi balikan

dengan guru mitra untuk melihat kekurangan dan keberhasilan dari

tindakan perbaikan berakhir. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai

[image:33.595.125.510.545.676.2]

berikut :

Gambar 3.2 Langkah-langkah observasi

(Diadopsi dari Wiriaatmadja, 2012: 106) Pertemuan Perencanaan

Diskusi Balikan Obsrservasi

(34)

48

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara

Menurut Denzim dalam Wiriaatmadja (2012: 117) wawancara

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada

orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan

hal-hal yang dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopskins dalam

Wiriaatmadja (2012: 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui

situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.

Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa Orang-orang siswa, kepala

sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah dan orangtua

siswa. Wawancara ini dilakukan dengan cara dialog atau diskusi setelah itu

merefleksi yang tujuannya untuk mencari alternatif pemecahan masalah.

3. Catatan Lapangan (Field Note)

Menurut Sanjaya (2009: 98) Catatan lapangan merupakan

instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan

dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan lapangan berguna untuk

melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam

melakukan proses pembelajaran.

Ada dua jenis catatan lapangan untuk kepentingan PTK, yakni

catatan lapangan yang dilakukan guru dan catatan harian siswa. Catatan

lapangan guru digunakan untuk mencatat berbagai temuan guru selama

proses tindakan dilakukan. Misalnya catatan tentang jenis tindakan yang

diberikan guru pada siklus atau putaran tertentu, catatan tentang berbagai

respons siswa terhadap perlakuan yang diberikan dan kekeliruan guru

dalam melaksanakan tindakan. Catatan lapangan siswa berisi tentang

(35)

49

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang disusun siswa sangat penting sebagai umpan balik untuk guru dalam

rangka perbaikan dan penyempurnaan tindakan.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Sugiyono (2010: 240) adalah teknik

pengumpulan data dengan dokumen yaitu catatan peristiwayang sudah

berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Alasan digunakannya studi dokumentasi

sebagai pengumpulan data adalah karena studi dokumentasi merupakan

sumber yang stabil dan mudah diperoleh.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data di lapangan telah diperoleh, peneliti akan melakukan

pengolahan data. Pengolahan data yang bersifat deskriftif atau kualitatif

akan diolah selama proses penelitian berlangsung. Sedangkan data yang

bersifat kuantitatif sebagai salah satu dukungan data akan diolah

menggunakan statistik deskriptif dengan persentase (%) pengamatan

dengan menggunakan nilai rata-rata. Pengolahah data observasi tersebut

menggunakan nilai rata-rata (Muslim, 2013: 70).

Pengolah data observasi tersebut menggunakan perhitungan

sebagai berikut :

Gambar 3.3 Perhitungan Format Observasi

Persentase Aktivitas guru = Perolehan skor x 100 %

Seluruh Aktifitas

Persentase Aktifitas siswa = Perolehan Skor x 100%

(36)

50

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : ( Santyasa dalam Muslim, 2013: 70)

[image:36.595.117.509.203.295.2]

Sedangkan klasifikasi yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Konversi Rata-Rata Presentase (Komalasari, 2012:156)

Nilai Skor

Kurang 0 % - 33%

Cukup 33,4 % - 66,6 %

Baik 66,7 % - 100 %

Presentase tersebut dalam penelitian ini diklasifikasikan pada rubrik dibawah ini:

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Observasi Terhadap Sikap Kebersamaan dan

Toleransi Siswa di Kelas

No Aspek Yang dinilai Skala

Nilai

Penjelasan

1 Kebersamaan.

Untuk butir ini perlu

memperhatikan:

1. Siswa dapat berbaur

dengan teman

2. Tidak ada kelompok

eksklusif di dalam kelas

3. Luwes dalam bergaul

K

C

B

Satu syarat muncul

Dua syarat muncul

Tiga syarat atau lebih muncul

2 Toleransi.

Untuk butir ini perlu

Memperhatikan :

1. Menghargai latar belakang

temannya yang berbeda

K

C

Satu syarat muncul

[image:36.595.113.518.402.724.2]
(37)

51

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menghargai pendapat

yang dikemukakan oleh

temannya

3. Siswa tidak mendominasi

atau mau menang sendiri

B Tiga syarat atau lebih muncul

2. Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk mengetahui keefektifan suatu

metode di dalam kegiatan pembelajaran. Karena, data yang terkumpul

tidak akan bermakna tanpa dianalisis yakni diolah dan diinterprestasikan

sehingga data itu memberikan informasi yang berarti khususnya untuk

guru dalam proses perbaikan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu,

menganalisis data merupakan bagian penting dalam pelaksanakan PTK

(Sanjaya, 2009: 106). Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap,

yaitu:

Pertama, Reduksi data yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai

dengan fokus masalah. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua

instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian

dikelompokkan berdasarkan fokus masalah. Dalam tahap ini, mungkin

peneliti membuang data yang dianggap tidak relevan.

Kedua, Mendeskripsikan data sehingga data telah diorganisir

menjadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk

naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel (Sanjaya,

2009: 107).

Ketiga, Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam

proses penelitian menganalisis dan menginterprestasi data merupakan

(38)

52

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interprestasi data

(Sanjaya, 2009: 107).

H. Validasi Data

Validasi data dilakukan setelah pengumpulan dan pengolahan data.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui kredibilitas data yang diiperoleh

peneliti. Karena data yang baik adalah data yang valid.

Hopkins dalam Muslim (2013: 71) mengemukakan, ada beberapa

bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam suatu penelitian tindakan

kelas, diantaranya:

1. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari

narasumber, apakah keterangan atau informasi itu tetap sifatnya atau

tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu

terperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja, 2012: 168).

2. Key respondents review, Menurut Hopkins dalam (Wiriaatmadja,

2012: 171) yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti

atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas,

untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta

pendapatnya.

3. Expert Opinion, yakni meminta nasihat kepada pakar (Dosen

pembimbing). Dosen pembimbing akan memeriksa semua tahapan

kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap

masalah-masalah penelitian yang dikemukakan oleh peneliti

(Wiriaatmadja, 2012: 171).

4. Interprestasi, yaitu peneliti berusaha menginterprestasikan

temuan-temuan penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih.

Hasil interprestasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang

cukup berarti sebagai bahan untuk kegiatan tindakan pada tahap

(39)

53

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

(40)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian dan memaparkan

saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian

yang telah dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi pada siklus I, II, dan III pada penerapan model pembelajaran

sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas

VIII D SMP Pasundan 6 Bandung dalam mata pelajaran IPS.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh

beberapa hasil simpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan model

pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan

toleransi siswa yaitu: guru menentukan materi pelajaran yang berkaitan

dengan SK / KD dan media pembelajaran yang cocok digunakan dalam

pembelajaran sosiodrama. Kemudian guru membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil diskusi dengan guru mitra. Dalam

kegiatan diskusi dengan guru mitra ini, peneliti meminta saran kepada guru

mitra begitupun guru mitra dapat memberi masukan kepada peneliti. Sebagai

peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa,

catatan lapangan, format wawancara untuk siswa, dan studi dokumentasi.

2. Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menerapkan model

(41)

98

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan penentuan peran yang akan terlibat dalam masalah yang dikemukakan,

menentukan tujuan yang akan dicapai untuk masalah tersebut, guru harus

berupaya menghilangkan aspek negatif yang mungkin terjadi di antara siswa

yang memegang peran tersebut, dan memberikan tindak lanjut dengan

melakukan sesi tanya jawab.

3. Pada pelaksanaan model pembelajaran sosiodrama di kelas VIII D SMP

Pasundan 6 Bandung mengalami peningkatan pada setiap siklusnya

meskipun guru mengalami beberapa kendala seperti: siswa kurang

memahami langkah-langkah penerapan model pembelajaran sosiodrama di

siklus I, media pembelajaran kurang begitu menarik, siswa kelas VIII D yang

sulit dikondisikan, dan siswa terlihat pasif. Tetapi hal tersebut dapat diatasi

oleh guru dengan solusi sebagai berikut: Guru harus memberikan pengarahan

yang lebih jelas lagi kepada siswa mengenai langkah-langkah penerapan

sosiodrama, mencari media pembelajaran yang membuat siswa lebih

antusias, perlu rencana pembelajaran yang baik dan matang sehingga siswa

kelas VIII D dapat dikondisikan dengan baik, serta guru harus lebih

memotivasi siswa agar mereka tidak pasif.

4. Hasil implementasi ketika guru menerapkan model pembelajaran sosiodrama

untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas VIII

D SMP Pasundan 6 Bandung mengalami peningkatan. Pembelajaran

sosiodrama lebih mengaktifkan siswa dan dapat membuat interaksi antara

siswa dengan siswa dan siswa dengan guru lebih akrab sehingga proses

pembelajaran di kelas lebih hidup. Dengan meningkatnya sikap kebersamaan

dan toleransi siswa di kelas VIII D SMP Pasundan 6 Bandung pada mata

pelajaran IPS ketika melaksanakan pembelajaran sosiodrama ini terlihat:

Siswa dapat berbaur dengan teman, tidak ada kelompok eksklusif di dalam

(42)

99

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat yang dikemukakan oleh temannya, menghargai latar belakang

temannya yang berbeda, siswa tidak mendominasi atau mau menang sendiriri

serta menerima adanya perbedaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas pada penerapan model pembelajaran

sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas

VIII SMP Pasundan 6 Bandung dalam mata pelajaran IPS. Ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan untuk penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Sikap kebersamaan dan toleransi di kelas harus terus dikembangkan lagi, bukan

hanya ketika diterapkannya model pembelajaran sosiodrama saja tapi diharapkan

pada saat guru menggunakan model pembelajaran apapun, baik itu dalam mata

pelajaran IPS dan tidak hanya ketika di dalam kelas/sekolah saja.

2. Bagi Guru

Setelah menerapkan model pembelajaran sosiodrama, guru diharapkan bisa lebih

memperhatikan model pembelajaran yang akan digunakan dan harus disesuaikan

dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Guru tidak hanya menggunakan

ceramah sebagai metode pembelajaran utamanya agar siswa tidak bosan dan lebih

antusias dalam belajar. Guru dapat menggabungkan metode ceramah tersebut

dengan model/metode pembelajaran lainnya yang dapat menarik perhatian siswa.

3. Bagi Sekolah

Sekolah harus lebih mendukung dan memfasilitasi peneliti selanjutnya agar hasil

(43)

100

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya harus bisa meneruskan penelitian ini lebih baik lagi, agar

(44)

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku :

Depdiknas, (2010). Model Pembelajaran IPS, Malang : Pusat Kurikulum Baltibang Depdiknas.

Dewantara, K.H. (1997). Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta : Majelis LuhurPersatuan Taman Siswa.

Figush, Z. (2006). Sambadrama: The Arena Of Brazilian Psychodrama. London: Jessica Kingsley.

Gagne, R. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction. (4 th edition). New York : Holt, Rinehart, and Winston.

Haricahyono, C. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang : IKIP Semarang Press.

Hasan, H.(1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Joyce, B. dan Weil, M. 1980. Models Of Teaching. New York : Prentice Hall.

Kelleman, P.(2007). Sociodrama And Collective Trauma . London : Jessica Kingsley Publishers.

Kemmis, S. 1993. “Action Research and Social Movement : A Challeng for Policy

Research”

Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung :Tidak diterbitkan.

Komalasari, K. et. all. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta : PT Indeks.

Poerwadarminta. (1986). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Raka, G.et. all. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.

(45)

101

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Kencana Prenada Media Group.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Somantri, M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R & D, Bandung : Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1984). Konsep Dasar IPS, Jakarta : Universitas Terbuka

Supriatna, N. (2007). Kontruksi Pembelajaran Kritis. Bandung : Historia Utama Press.

Tirtarahardja, U. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

UNESCO. A. (2000). Belajar Untuk Hidup Bersama dalam Damai dan Harmoni. Kantor Prinsipal UNESCO untuk Kawasan Asia Pasifik, Bangkok & Universitas Pendidikan Indonesia.

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Wittinger, T. (2005) Handbuch Soziodrama : Die Ganze Welb Auf De Biihne. Wiesbaden : VS verlag fur sozialwissenschaften.

Wiyanarti & Supriatna.(2010). Mengembangkan Pendidikan Ilmu Sosial yang

Bermakna. Bandung : Tidak diterbitkan.

Daftar Jurnal :

Endang, B. (2011).“Mengembangkan Sikap Toleransi dan Kebersamaan di

Kalangan Siswa”.Jurnal Untai. 6, (3), 531-547.

(46)

102

Indry Yullinda Lisdiani, 2015

Penerapan model pembelajaran sosiodrama untuk mengembangkan sikap kebersamaan dan toleransi siswa di kelas dalam mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriatna, E. (2008). “Upaya Meningkatkan Rasa Toleransi Siswa melalui Pendekatan Pembelajaran Multikultural dalam Pembelaja

Gambar

Gambar 3.1: Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Gambar 3.2 Langkah-langkah observasi
Tabel 3.2 Konversi Rata-Rata Presentase (Komalasari, 2012:156)

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi

Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pengintegrasian Pengelolaan Pengaduan Pelayanan

Adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan antara lain: (1) Bagi siswa SMP Negeri se- Kota Padangsidimpuan bahwa bioteknologi

Implementasi merupakan tahapan yang bertujuan mengubah hasil dari rancangan sistem menjadi bentuk nyata, dalam hal ini, aplikasi sistem pakar untuk

r) Rok kain hitam polos span panjang ukuran pas mata kaki (jika ada belahan tidak boleh lebih dari 7 cm).. s) Bagi yang berjilbab wajib memakai jilbab warna putih polo

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan daun sirsak dapat mengatasi efek samping gentamisin maka diperlukan pengujian efek ekstrak daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan

Nilai laju penurunan temperatur hasil pengujian dengan pemakaian swirl fan pada rentang daya input 95 s/d 120 Watt dan variasi kecepatan 2,8; 4,3 dan 6,6 m/s lebih besar