• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukarasa Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukarasa Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukarasa Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh:

RIZA KURNIAWAN 0904079

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

SUKARASA BANDUNG

Oleh

Riza Kurniawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Riza Kurniawan 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sukarasa Bandung)” ini dan

seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan tersebut saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya ini, atau kalim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015

Yang membuat pernyataan,

Riza Kurniawan

(4)

RIZA KURNIAWAN 0904079

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukarasa Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PembimbingI

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes NIP. 196207181988031004

Pembimbing II

Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Guru SekolahDasarPendidikanJasmani

(5)

Riza Kurniawan, 2015

ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukarasa Bandung)

RIZA KURNIAWAN 0904079

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran gerak dasar lari jarak pendek melalui permainan tradisional. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V di SDN Sukarasa Bandung yang berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 19 orang perempuan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan dua siklus, pada penelitian ini metode PTK yang digunakan adalah metode observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek penilaian gerakan lari yaitu mulai dari posisi tubuh saat lari, ayunan kedua lengan, sampai gerakan langkah kaki. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data hasil observasi, dari segi perencanaan/pra observasi, peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 sebesar 58% dari data awal sebesar 36% dan pada siklus 2 peneningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 81% dari data awal sebesar 58%, kemampuan lari jarak pendek dikatakan meningkat jika lebih dari 70% dari jumlah seluruh siswa atau sampel dan kemampuan lari jarak pendek dinyatakan belum meningkat jika kurang dari 70% dari jumlah seluruh siswa atau sampel. Dari hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan permainan tradisional memberikan peningkatan terhadap ketuntasan pembelajaran siswa.

(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TRADITIONAL GAMES ON THE BASIC MOTION RUN SHORT DISTANCE AT SDN SUKARASA BANDUNG

(A Classroom Action Research in Class V of SDN Sukarasa Bandung)

RIZA KURNIAWAN 0904079

The purpose of this study was to find outcome the learning completeness of students in learning the basic motion sprint by traditional games. The study was conducted in class V students of SDN (state elementary school) Sukarasa Bandung, which has 36 students, consisting of 17 males and 19 females, by using a classroom action research (CAR) carrying out two cycles. On the present research, the CAR method used was an observation method. The instruments used included some aspects of movement run assessment, from the positions of bodies during running, swings of arms, to the motions of feet steps. From the result of research, data was obtained from the result of observation. From the aspect of planning/pre-observation, the enhancement of the students learning completeness in cycle 1 was 58%, increasing from the initial data of 36%, and in the cycle 2 the students learning completeness was enhanced into 81%, increasing from the initial data of 58%. A capacity of basic motion sprint was said as being enhanced if it were more that 70% of the total students or sample and it was said as not yet enhanced if it were less than 70% of the total students or sample. It could be concluded from the classroom action research result that the implementation of traditional games enhanced students learning completeness.

(7)

Riza Kurniawan, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lari merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia. Selain itu

lari juga merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga

atletik, lari memiliki nomor – nomor, seperti lari jarak pendek, lari jarak

menengah dan lari jarak jauh. Nomor lari yang termasuk ke dalam lari jarak

pendek adalah lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Ketiga jenis lari tersebut

pada dasarnya sama, yang membedakannya hanyalah pada penghematan

penggunaan tenaga karena jarak yang ditempuh berbeda.

Pandangan tentang lari jarak pendek (sprint) dari beberapa pakar di atas

secara substansional memahami lari 100 meter sebagai suatu aktivitas fisik

(berlari) yang dilaksanakan dengan menggunakan kecepatan tinggi tentu saja agar

seorang atlit dapat berlari dengan kekuatan dan kecepatan yang maksimal, atlit

tersebut tidak bisa hanya mengandalkan bakat atau panjang tungkai yang

dimilikinya. Akan tetapi seorang atlit butuh waktu yang cukup panjang untuk

berkonsentrasi dan melatih diri. Dalam berlatih itupun seorang atlit tidak bisa

hanya berkonsentrasi pada satu jenis kondisi saja, akan tetapi harus

memperhatikan beberapa faktor yang memungkinkan kecepatan tersebut dapat

tercapai.

Selain memperhatikan beberapa faktor di atas, agar dapat menempuh jarak

tersebut dengan secepat-cepatnya, maka dalam lari jarak pendek perlu juga

memperhatikan empat hal antara lain: starting positon yaitu sikap atau posisi

pelari pada saat melakukan start, starting action yaitu gerakan saat meninggalkan

garis start setelah aba-aba “ya atau bunyi pistol” sampai 6 hingga 9 langkah dari

garis start, sprinting action yaitu gerakan atau teknik lari cepat, finishing action

yaitu gerakan atau cara melewati garis finish.

Berdasarkan penjelasan tersebut, karakteristik lari jarak pendek adalah

jarak yang ditempuh relatif tidak jauh, memerlukan rangkaian kecepatan gerak

yang terus menerus, dan memerlukan kondisi fisik yang baik. Di samping itu

(8)

dilakukan dengan star jongkok, kemudian lari secepat-cepatnya, dan diakhiri

dengan finish sebagai akhir pelaksanaannya. Rangkaian melakukan lari jarak

pendek tersebut kalau tidak dipelajari dengan baik, kemungkinan pemahaman cara

melakukannya akan sangat sulit, apalagi dilakukan oleh siswa sekolah dasar.

Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah kurang tepatnya metode yang

diajarkan pada siswa sekolah khususnya sekolah dasar dalam mempraktikkan

pembelajaran lari jarak pendek terhadap siswa, sehingga pemahaman siswa

terhadap pembelajaran lari jarak pendek sulit dipahami. Berbeda kalau disajikan

dengan pembelajaran bermain yang menyerupai dengan pembelajaran lari jarak

pendek. Hal ini kemungkinan besar siswa akan antusias terhadap pembelajaran

yang dilakukan, dan dampaknya siswa secara tidak langsung akan merasa senang

dan diharapkan akan mudah dalam pemahaman gerak tentang bagaimana

rangkaian melaksanakan lari jarak pendek.

Lari jarak pendek adalah berlari dengan menggunakan kecepatan yang

tinggi atau berlari dengan secepat – cepatnya dari satu tempat ke tempat lainnya.

Lari jarak pendek adalah salah satu materi yang diberikan kepada siswa sekolah

dasar. Lari jarak pendek merupakan salah satu materi yang cukup menarik dalam

atletik, hanya tinggal kreasi seorang guru yang dapat lebih meragamkan bentuk

kegiatan dengan berbagai aktifitas gerak, keterampilan, dengan banyaknya

modifikasi dalam pembelajaran maka siswa akan lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran lari jarak pendek. Pada pembelajaran lari jarak pendek banyak siswa

yang tidak berperan aktif bahkan cenderung bosa. Hal ini disebabkan teknik

pembelajaran yang dipakai oleh guru masih monoton dan bersifat diktator. Siswa

langsung di instruksikan supaya mampu melakukan gerakan – gerakan yang

sebenarnya. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya aktifitas gerak siswa serta

dapat menimbulkan rasa jenuh, bosan, dalam proses pembelajaran atletik.

Faktor – faktor yang mempengaruhi lari jarak pendek, salah satunya

bentuk latihan kondisi fisik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan

teknik, seperti yang diungkapkan Sadoso (1994: 92) bahwa:

(9)

3

Riza Kurniawan, 2015

Lebih lanjut Hendrayana (1995:7) menjelaskan faktor penting dalam lari

jarak pendek sebagai berikut: “Kapasitas otot saraf yang sangat menentukan pada

faktor frekuensi atau kecepatan gerak, power atau berhubungan dengan kecepatan,

panjang langkah, endurance atau daya tahan, faktor teknik atau koordinasi”.

Keseluruhan faktor – faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang harus

dimiliki dan ditingkatkan penguasaannya untuk meningkatkan kemampuan lari

jarak pendek. Peningkatan tersebut dapat dicapai hanya dengan melakukan latihan

yang teratur dan sistematis terhadap prinsip-prinsip suatu latihan. Tetapi hal yang

terpenting dalam pembelajaran lari jarak pendek pada pendidikan jasmani di

sekolah adalah keterampilan gerak dasar lari jarak pendek. Karena pada tingkatan

pendidikan hal yang diutamakan bukan hasil kecepatan yang dinilai, tetapi lebih

kepada proses atau cara siswa berlari. Penilaian terhadap keterampilan dasar lari

jakrak pendek pada siswa di sekolah yaitu posisi tubuh saat berlari, gerakan

tangan dan gerakan kaki. Maka dari pada itu, pembelajaran lari jarak pendek

memiliki dua tahapan dalam pembelajaran yaitu tahap bermain dan tahap teknik

dasar.

Bermain bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement

problem) lari jarak pendek secara langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar

ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta

meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya

dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari

jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan

gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain beberapa

bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau

kelompok besar. Menurut tahapan pembelajaran lari jarak pendek di atas, tahapan

yang dianggap efektif untuk tingkat SD adalah tahap pembelajaran lari jarak

pendek dengan tahap pendekatan bermain.

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang

mengaplikasikan teknik ke dalam permainan, sehingga peserta didik berperan

aktif serta tidak bosan. Pengaruh pendekatan pembelajaran permainan olahraga

(10)

sekolah. Beberapa permainan tradisional seperti galah asin, kucing tikus dan

bebentengan dari beberapa permainan olahraga tradisional dapat dimanfaatkan

oleh seorang guru yang ingin memberikan materi olahraga atletik, dengan

mengadopsi beberapa permainan olahraga tradisional ke dalam pembelajaran

atletik lari jarak pendek. Siswa selain mendapatkan unsur kesenangan, kesehatan,

siswa juga bisa mengenal lebih dalam manfaat permainan olahraga tradisional dan

akan lebih menghargai ragam budaya yang dimiliki oleh bangsa ini. Selain

memperkenalkan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan

dimainkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Permainan olahraga

tradisional sebagai perisai jati diri bangsa yang harus dijaga.

Permainan tradisional merupakan salah satu variasi atau modifikasi dalam

pembelajaran penjas.

Dalam pernyataannya, Sukintaka (1991 : 130) menyatakan bahwa :

Permainan tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak – anak pada suatu daerah secara tradisi yang di maksud secara tradisi disini adalah permainan yang turun temurun dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Jadi permainan tersebut telah di mainkan oleh anak – anak dari satu zaman ke zaman berikutnya.

Permainan tradisional memiliki karakteristik tersendiri yang dapat

membedakannya dengan jenis permainan lain. Permainan tradisional cenderung

menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus

membelinya. Permainan tradisional ini biasanya banyak di mainkan oleh anak –

anak. Karena pada masa anak – anaklah keinginan bergerak dan bermain manusia

sangat besar seperti dalam teori Theodore Roosvelt Jr (teori permainan yang

dikutip oleh Sumitro (1991: 6) yang berbunyi sebagai berikut: Bahwa keinginan

bermain bagi anak – anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak yang

merupakan kodrat bagi anak –anak.”

Permainan tradisional adalah permainan yang membuat anak senang dan

tidak akan membuat anak jenuh dalam melakukan aktivitas. Dalam permainan

tradisional motivasi anak akan terdorong karena dalam permainan tradisional

banyak variasi atau modifikasi yang bisa diterapkan pada siswa dalam

(11)

5

Riza Kurniawan, 2015

tradisional sebagai modifikasi pembelajaran yang menyerupai materi

pembelajaran yang sebenarnya, tentunya akan memberikan dampak positif

terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang

membutuhkan rangkaian pemahaman gerak. Salah satu contohnya adalah

permainan olahraga tradisional bebentengan yang di dalamnya memerlukan

kecepatan gerak lari seseorang, hal ini dikarenakan permainan ini sifatnya saling

kejar-kejaran sehingga secara tidak langsung kecepatan lari sangat dibutuhkan.

Hal ini secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap kemampuan

gerak dasar lari jarak pendek, seperti perbaikan gerakan tangan untuk

menyesuaikan dengan kecepatan lari, langkah kaki dengan posisi tubuh untuk

keseimbangannya yang disesuaikan dengan gerakan kaki. Dengan demikian

permainan olahraga tradisional dirasa akan memberikan dampak positif terhadap

pembelajaran khususnya pembelajaran gerak dasar lari jarak pendek.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa

tertarik untuk mengetahui pengaruh dari implementasi aktivitas pembelajaran

permainan olahraga tradisional terhadap gerak dasar lari jarak pendek. Untuk itu

penulis mengambil judul “Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Gerak Dasar Lari Jarak Pendek di SDN Sukarasa Bandung”

B. Identifikasi Masalah

Dalam pendidikan jasmani gerak dasar lari jarak pendek dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik yang termasuk faktor internal maupun faktor eksternal.

Seperti yang dijelaskan dalam latar belakang masalah, yang menjadi masalah bagi

peneliti adalah kurang aktifnya siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani

di sekolah yang disebabkan kurang menariknya pembelajaran yang diberikan guru

dalam setiap pemberian materi pembelajaran sehingga siswa menjadi jenuh dan

keaktifan siswa menjadi berkurang. Dari penjelasan di atas penulis berpendapat

untuk menarik ke aktifan siswa terhadap pembelajaran penjas dengan memasukan

pernainan tradisional sebagai materi ajar pendidikan jasmani.

Berdasarkan permasalahan yang di bahas, maka masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut: “Seberapa Besar Pengaruh Permainan Tradisional

(12)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut di atas, maka

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi di sekitar pemecahan

masalah pembelajaran meliputi:

1. Gerak dasar lari jarak pendek siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani

siswa kelas 5 di SDN Sukarasa Bandung.

2. Permainan tradisonal sebagai alat untuk meningkatkan gerak dasar lari jarak

pendek siswa, meliputi:

a. Bebentengan

b. Galah asin

c. Kucing – kucingan

d. Boy – boyan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang dikaji dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana pengaruh permainan

tradisional terhadap peningkatan kemampuan Gerak Dasar Lari Jarak Pendek di

SDN Sukarasa Bandung?”

E. Cara Pemecahan Masalah

Dalam masalah kurang aktifnya gerak siswa dalam mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, masalah ini akan dipecahkan melalui

pengembangan permainan tradisional, dimana permainan ini berperan penting

terhadap perkembangan anak dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak.

Secara tidak sadar, permainan ini bisa dapat meningkatkan gerak dasar lari jarak

pendek siswa dan keterampilan geraknya akan terbina.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakah pengaruh

permainan tradisional terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar lari jarak

(13)

7

Riza Kurniawan, 2015

G. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi

penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi lembaga –

lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses pembelajaran

pendidikan jasmani untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan

jasmani.

2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak yaitu :

a. Guru. Sebagai bahan dalam pengoptimalan proses pembelajaran pendidikan

jasmani guna mengembangkan motivasi belajar siswa.

b. Siswa. Sebagai pembelajaran baru dalam proses mengembangkan motivasi

belajar siswa.

c. Sekolah. Memberikan saran pada sekolah sebagai pedoman untuk

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang

dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Suatu penelitian harus disusun secara

sistematis berdasarkan tahapan-tahapan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan dan peningkatan

kemampuan anak dalam penguasaan gerak dasar lari jarak pendek di SDN

Sukarasa Bandung, yaitu dengan pembelajaran melalui permainan tradisional.

Tujuan lainnya adalah untuk rnengetahui dan memahami seberapa jauh tingkat

kemampuan dan pemahaman siswa kelas 5 terhadap pemahaman gerak dasar lari

jarak pendek melalui pembelajaran olahraga tradisional.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK pada dasarnya merupakan salah satu cara strategis

dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus

dilaksanakan dalam konteks pembelajaran dan atau dalam peningkatan kualitas

program sekolah secara keseluruhan. PTK merupakan salah satu penelitian yang

umumnya dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi, memperbaiki mutu pembelajaran serta menerapkan atau mencoba

hal-hal baru yang bisa meningkatkan mutu pembelajaran.

Rancangan penelitian disebut juga rencana atau struktur dalam penelitian

yang akan dilakukan, disusun sedemikian rupa agar peneliti memperoleh jawaban

dari penelitiannya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kurt Lewin (1946)

dalam buku Hidayat (2011:5) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

adalah paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu:

a) Penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting untuk peneliti.

(15)

34

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN

Tindakan dilakukan oleh guru sendiri, sebab guru adalah sosok yang lebih mengetahui situasi dan karakteristik kelas dibandingkan pihak lain. c) Kelas adalah sekelompok siswa yang sedang belajar di kelas, di lab,

lapangan olahraga, dan lain-lain.

PTK pada dasarnya merupakan salah satu cara strategis dalam

memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus dilaksanakan

dalam konteks pembelajaran dan atau dalam peningkatan kualitas program

sekolah secara keseluruhan. PTK merupakan salah satu penelitian yang umumnya

dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi,

memperbaiki mutu pembelajaran serta menerapkan atau mencoba hal-hal baru

yang bisa meningkatkan mutu pembelajaran.

Rencana atau struktur dalam penelitian yang akan dilakukan, disusun

sedemikian rupa agar peneliti memperoleh jawaban dari penelitiannya. Rancangan

model PTK menurut Kurt Lewin dalam Yusuf (2011:34) terdiri atas 4 komponen

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun rancangan

penelitian yang mencakup tindakan yang akan dilakukan dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan... Tindakan 1

Refleksi Pelaksanaan

Tindakan 2... Perencanaan Pengamatan

Ulang

Refleksi

Gambar 3.1 Rancangan Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Yusuf (2011:37) SIKLUS

(16)

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan, pelaksanaannya

dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang disesuaikan dengan jadwal

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan

di SDN Sukarasa Bandung dan kegiatanya dilaksanakan pada waktu proses

belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Adapun alasan

pemiliahan SDN Sukarasa Bandung yang menjadi tempat penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga dapat

mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.

2. Fasilitas dan kondisi sekolah tersebut cukup menunjang untuk dijadikan

tempat mengadakan penelitian.

3. Sekolah tersebut merupakan tempat PPL peneliti, jadi sedikitnya peneliti

sudah mengetahui kondisi dan karakteristik dari peserta didik tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai aktivitas dan jadwal pelaksanaan penelitian

dapat dilihat dalam tabel seperti dibawah ini:

Tabel 3.1

Tabel Waktu Penelitian

Hari Tanggal Waktu Siklus Tindakan

Senin 14 September

(17)

36

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN

tersebut merupakan tempat PPL peneliti, jadi sedikitnya peneliti sudah

mengetahui kondisi dan karakteristik dari peserta didik tersebut.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas 5 yang berjumlah 36

orang siswa, dan terdiri dari 17 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Peserta

didik di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, orang

tua mereka mempunyai profesi yang berbeda-beda pula, ada yang berprofesi

sebagai pedagang, guru, karyawan, aparat pemerintah, dan lain-lain.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang dijadikan objek pengamatan dalam penelitian.

Dalam PTK ada 3 variabel yang akan dikaji yaitu variabel input, variabel proses

dan variabel output.

1. Variabel input dari penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Sukarasa.

2. Variabel proses dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran

permainan tradisional

3. Variabel output dari penelitian ini adalah peningkatan gerak dasar lari jarak

pendek

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian tentunya diperlukan instrumen untuk

pengambilan datanya. Mengenai instrumen, Arikunto (2002:138) mengemukakan

sebagai berikut:

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

Dengan demikian instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus ada

sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti. Lebih

(18)

mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang

aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi”. Dari

pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu lagi di uji coba dan dihitung validitas

dan reliabelitasnya.

Secara garis besar mengenai instrumen dalam penelitian ini adalah dengan

penilaian lari jarak pendek yang terdiri dari cara melakukan star jongkok

(bersedia, siap, ya); gerakan pada saat lari (posisi tubuh saat lari, ayunan kedua

lengan, gerakan langkah kaki); dan pada saat memasuki garis finish

(membusungkan dada ke depan atau menundukan kepala pada saat memasuki

garis finish). Sumber: Hairoman (2013:6-7).

Berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, maka penulis mengambil

aspek gerakan lari. Hal ini dikarenakan permasalahan penelitian yang akan diteliti

yaitu aspek gerak dasar lari saja yang meliputi posisi tubuh saat berlari, ayunan

lengan, dan gerakan kaki pada saat berlari. Untuk lebih jelasnya mengenai

instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.2. Instrumen/Penilaian Gerak Dasar Lari Jarak Pendek/Sprint

Nama : ... Kelas : ...

No Aspek Penilaian Skor

1 2 3

1 Gerakan Lari

a. Posisi tubuh saat lari b. Ayunan kedua lengan c. Gerakan langkah kaki

Catatan:

(19)

38

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN

Catatan di atas diambil dari konversi menurut Nurhasan (2008:46) yaitu

sebagai berikut:

Kategori Konversi Nilai

Sempurna 10

Baik sekali 8

Baik 6

Cukup 4

Kurang 2

Dari pendapat tersebut, penulis menterjemahkan ke dalam kenversi

persentase sebagai berikut:

Kategori Konversi Nilai Persentase

Sempurna 10 100%

Baik sekali 8 80% – 99%

Baik 6 60% – 79%

Cukup 4 40% – 59%

Kurang 2 0 – 20%

Dari persentase tersebut nantinya akan menentukan batas ketuntasan

belajar yaitu diatas katogori baik. Siswa yang tuntas mengasumsikan bahwa siswa

tersebut sudah baik dalam melakukan gerak dasar lari jarak pendek.

Selain tabel penilaian lari jarak pendek di atas, penulis membuat catatan

lapangan yang merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan

reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian. Catatan lapangan ini

digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer selama pembelajaran

berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama pembelajaran baik itu

mengenai kinerja guru, pemberian materi, feedback yang diberikan anak terhadap

pembelajaran yang diberikan, dan lain-lain dicatat oleh observer dalam catatan

data lapangan. Beriku ini format catatan lapangan seperti yang tertera di halaman

(20)

Format Catatan Data Lapangan Catatan Lapangan

Tindakan :

Hari/tgl :

Waktu :

Pengajar :

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

(21)

40

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan merujuk pada tahap penelitian yang

dikemukakan oleh Kurt Lewin dalam Yusuf (2011:34) maka satu siklus tindakan

memuat langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Dari pendapat tersebut, ini berarti penelitian ini

memerlukan kehadiran peneliti untuk memantau kegiatan yang dilakukan oleh

subjek penelitian, berarti penulis di samping bertindak sebagai peneliti sekaligus

bertindak sebagai guru dalam pembelajaran tenkik dasar lari jarak pendek. Peneliti

berusaha untuk mengamati kegiatan subjek penelitian dalam pembelajarannya

yang dilaksanakan di lapangan.

Sebagai hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama

berlangsungnya pembelajaran tenkik dasar lari jarak pendek, maka peneliti

menentukan langkah-langkah siklus penelitian tindakan, diantaranya:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.

Mengenai rencana tindakan penelitian yang hendak dilakukan penulis,

maka berikut ini penulis sajikan tabel siklus penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3. SIKLUS PENELITIAN

Siklus Perencanaan:  Membuat skenario pembelajaran gerak dasar lari jarak pendek melaui

pembelajaran olahraga tradisional.

 Membuat lembar observasi

 Menyusun daftar rencana upaya-upaya yang hendak dilaksanakan untuk pembelajaran tenkik gerak dasar lari jarak pendek.

Pelaksanaan Tindakan  Peneliti melaksanakan dan

mengintervensikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pembelajaran yaitu dengan pembelajaran olahraga tradisional yang telah disusun dalam upaya meningkatkan pemahaman pembelajaran tenkik dasar lari jarak pendek.

 Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan secara sadar, kritis, sistematis dan objektif.

(22)

turun ke lapangan dan terlibat berada bersama objek penelitian.

 Observasi tidak langsung: pengamatan tidak pada saat berlangsungnya

peristiwa; dokumentasi dan catatan lapangan.

 Observasi terbuka: perekaman data yang dilakukan dalam bentuk kategori pembelajaran.

Analisis dan Refleksi  Melakukan evaluasi tindakan terhadap data yang di dapat dari hasil observasi.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya

Berikut ini pemaparan dari tabel di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah

sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

1) Identitas mata pelajaran

2) Standar kompetensi

3) Kompetensi dasar

4) Tujuan pembelajaran

5) Karakter siswa yang diharapkan

6) Materi ajar

7) Metode pembelajaran

8) Kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam 3 bagian,

yaitu: (a) Kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi dan motivasi. (b)

Kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (c)

Kegiatan penutup.

9) Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil

belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu

(23)

42

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN

10) Sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana dan alat-alat pembelajaran

Model-model dalam permainan tradisional dibagi menjadi dua yaitu

permainan tanpa alat dan permainan menggunakan alat. Alat-alat yang digunakan

dalam permainan tradisional ini merupakan alat yang dimainkan siswa sesuai

tuntutan permainannya. Misalnya:

1) Permainan kucing-kucingan – lapangan

2) Permainan boy-boyan – bola tenis dan genteng

3) Permainan galah asin – lapangan bergaris

4) Bebentengan - lapangan

c. Membuat time schedule penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan di bulan September 2015,

pelaksanaan tindakan ini materi pembelajarannya yaitu dengan olahraga

tradisional kucing-kucingan, boy-boyan, galah asin, dan bebentengan.

d. Membuat format-format observasi pelaksanaan

Format observasi yang dibuat dalam penelitian ini adalah format observasi

tentang peningkatan gerak dasar lari jarak pendek. Tahap observasi dilaksanakan

bersamaan dengan proses pembelajaran. Pada saat setelah pembelajaran

berlangsung peneliti dan observer memperhatikan, mengamati dan memahami apa

yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan observasi,

peneliti melibatkan rekan sejawat yaitu dua orang sebagai observer dan satu orang

sebagai pengambil dokumentasi.

e. Menyiapkan observer (kesediaan observer, apa yang harus dilakukan observer, membuat kesepakatan dan kesepahaman tentang hal-hal yang diteliti)

Dalam konteks penelitian ini, yang harus dipahami dan disepakati secara

bersama antara peneliti dan observer adalah : (1) hakikat gerak dasar lari jarak

pendek dalam pembelajaran pendidikan jasmani (2) hakikat pembelajaran

(24)

hal yang harus dipahami dan disepakati bersama ini selain dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengkaji (membaca), juga dilakukan dengan cara diskusi antara

peneliti dan observer. Tingkat keluasan dan kedalaman minimal yang harus

dimiliki atau dikuasai oleh observer dan peneliti dari ketiga hal tersebut diatas

adalah sebagaimana yang sudah tertulis pada bagian tinjauan teori bab 2 pada

penelitian ini. Kesepakatan yang harus disepakati dalam penelitian ini adalah

mengenai substansi yang merupakan indikator-indikator tentang variabel yang

diteliti berdasarkan definisi operasional yang sudah terumuskan pada bab 2.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap pelaksanaan

penelitian adalah menerapkan tindakan yang mengacu dalam skenario yang

direncanakan dalam perencanaan di atas. Pada pelaksanaan tindakan, kegiatan

yang akan dilakukan dalam langkah pelaksanaan tindakan ini adalah Pertama;

penulis berperan serta sebagai peneliti sekaligus guru, yang memberikan materi

pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan olagraga tradisional yang

dalam upaya meningkatkan hasil belajar teknik dasar lari jarak pendek. Kedua;

ketika pelaksanaan pembelajaran bersamaan dengan itu rekan sejawat bertugas

sebagai observer untuk mengamati dan mendokumentasikan proses pembelajaran.

3. Observasi

Langkah-langkah peneliti untuk mengumpulkan data dan teknik observasi

yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada

bersama objek yang diteliti.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan

tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya,

berupa dokumentasi dan catatan lapangan.

c. Observasi terbuka, yaitu proses pengamatan yang dilakukan melalui

penstrukturan perekaman data dalam bentuk kategori pembelajaran.

4. Analisis dan refleksi

Dengan diberikan pemahaman pembelajaran teknik dasar lari jarak pendek

melalui pembelajaran olahraga tradisional, maka hasil yang didapatkan dalam

(25)

44

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN

didapat dari hasil observasi tersebut. Sehingga dapat diketahui tindakan yang

harus dilakukan untuk melakukan perubahan dalam mencapai tujuan yang

diharapkan, kemudian memaknai hasil observasi tersebut untuk melakukan

evaluasi, sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan berikutnya.

Analisis dan refleksi ini dilakukan bersama-sama dilakukan dengan observer lain.

Dari penjelasan di atas mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan,

penulis akan memakai 2 siklus penelitian yang diharapkan akan menuntaskan

keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran gerak dasar lari jarak pendek

melalui permainan tradisional. Apabila 2 siklus pembelajaran belum berhasil,

maka akan dilanjutkan ke siklus ke 3 sampai pembelajaran dirasa berhasil.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan memgunakan teknik analisis data

kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan

cara menganalisis, mensintesis, memaknai menerangkan dan menyimpulkan.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan

pengklafikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan

kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran teknik dasar

lari jarak pendek.

3. Menyimpulkan dan memverifikasi.

Untuk lebih jelasnya mengenai analisis data berikut penjelasan tentang

penilaian hasil pembelajaran teknik dasar lari jarak pendek yang dilakukan yaitu

dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang

telah terkumpul.

2. Melakukan interprestasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk

pertanyaan.

3. Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam metode

(26)

belajar teknik dasar lari jarak pendek atau tidak (berdasarkan hasil observasi

dan tes.

4. Tahap follow up, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus

berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah berakhir berdasarkan

inferensi yang telah ditetapkan.

5. Pengambilan konklusi, berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kemudian dituangkan kedalam bentuk

interpretasi dalam bentuk pernyataan.

Dalam kegiatan analisis data mempergunakan pedoman sebagai berikut:

1. Untuk menentukan persentasi peningkatan aktivitas lari jarak pendek/sprint

pada setiap indikator adalah jumlah siswa aktif bagi jumlah seluruh siswa

yang hadir dikalikan 100%.

2. Kemampuan lari jarak pendek dikatakan meningkat, jika ≥ 70% dari jumlah

seluruh siswa atau sampel Kemampuan lari jarak pendek dinyatakan belum

meningkat, jika < 70% dari jumlah seluruh siswa atau sampel. Untuk

mengetahui perubahan hasil aktivitas, jenis data yang bersifat kuantitatif yang

diperoleh dari hasil praktek, ditandai dengan indikator hasil praktek siswa

(implementasi) menjadi lebih baik dari hasil tes sebelumnya (pra

implementasi). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriftif

kualitatif yaitu mengunakan rumus ketuntasan klsikal antara lain sebagai

berikut:

Rumus tingkat penguasaan gerak:

KB =� �ℎ � �� �

� �ℎ � � � ��

%

Keterangan:

KB = Ketuntasan Belajar

JST = Jumlah Siswa Tuntas

NI = Nilai Ideal (Dalam skala 100)

(27)

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan

pada setiap siklusnya, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian. Hal

tersebut berdasarkan fakta dan data yang ada yang penulis peroleh. Adapun

kesimpulannya bahwa penerapan permainan tradisional dalam pendidikan jasmani

dengan latar belakang penelitian tindakan kelas memberikan peningkatan yang

bermakna terhadap gerak dasar lari jarak pendek siswa di SDN Sukarasa

Bandung.

B. Implikasi

Dalam implikasi hasil penelitian proses belajar mengajar gerak dasar lari

jarak pendek melalui permainan tradisional, ada beberapa hal yang penting dan

harus diperhatikan dalam mengelola proses belajar mengajar gerak dasar lari jarak

pendek yaitu 1) kejelasan konsep dasar tujuan; 2) ada penjelasan dan demontrasi;

3) meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain; 4) umpan balik yang

segera dan bukan koreksi; 5) memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam

situasi permainan.

1. Kejelasan konsep dasar tujuan

Penjelasan konsep dasar tujuan merupakan materi dasar yang harus dipelajari

oleh siswa. Misalnya tujuan yang akan dipelajari adalah gerakan tangan pada

saat lari, tujuannya yaitu untuk membantu menambah kecepatan gerak pada

saat lari.

2. Ada penjelasan dan demontrasi

Ada kejelasan tugas gerak yang harus dilakukan siswa berkaitan dengan

pemahaman pola-pola bermain, sedangkan cara-cara melakukan tugas gerak

(28)

3. Meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain

Maksud kesadaran adalah kemampuan untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang muncul di dalam situasi permainan yang sedang berlangsung

dan menemukan jalan pemecahannya.

4. Umpan balik yang segera dan bukan koreksi

Umpan balik yang diberikan kepada setiap pemahaman pola-pola bermain

berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan alternatif pemecahan

yang ditampilkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

5. Memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan

Kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan,

pengetahuan yang diperoleh dari suatu pengalaman dan pembelajaran/latihan,

serta mempertimbangkan masalah yang terdapat selama pelajaran dan

memutuskan pemecahan dari masalah tersebut.

C. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin

mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi para guru pendidikan jasmani diharapkan dalam pemberian materi

pembelajaran lebih menekankan ke arah permainan yang sifatnya

menyenangkan khususnya bagi siswa sekolah dasar tetapi tetap memfokuskan

tujuan pembelajaran, supaya siswa lebih antusias dan aktif melakukan

kegiatan pembelajaran.

2. Bagi para siswa agar lebih mengembangkan keterampilan gerak dasar lari

jarak pendek dengan lebih banyak melakukan kegiatan berain yang ada unsur

kecepatan larinya, supaya hasil pembelajaran mengenai pemahaman gerak

dapat lebih meningkat lagi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian

dengan cakupan yang lebih luas lagi. Sehubungan dengan hal tersebut,

penelitian ini bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan

(29)

Riza Kurniawan, 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, G, L. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lari Jarak

Pendek Melalui Media Pembelajaran Yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas

III SDN Pondok 03 Nguter Sukoharjo. Skripsi Sarjana Universitas Sebelas

Maret: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hairoman, K, I. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lari Jarak

Pendek.Melalui Media Pendekatan BermainPada Siswa Kelas V SDN 09

Teluk Keramat Kabupatenn Sambas. Skripsi Sarjana Universitas

Tanjungpura: Tidak Diterbitkan.

Hay, James. G 1993The Biomechanics of sport techniques. New Jersey:

prentice-Hall.

Hendrayana, Yudy. (1995). Jalan, lari, lompatuntukperguruantinggi, Japan.

Hendrayana, Yudy (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Luar Biasa.

Hidayat, Yusuf. (2011). Materi Penelitian Tindakan Kelas. FPOK UPI Bandung dan

Direkektorat Pembinaan Diklat Ditjen PMPTK.

IAAF, 2001. New studies in athletics IAAF 1/2.01. Stolberg, Germany: IAAF.

Jonath U., Haag E., & Krempel R. (1987). Atletik I. Alih Bahasa Suparno. Jakarta:

PT. Rosda Jaya Putra.

Muller Harald& Wolfgang Ritzdorf. (2000). Level I Run!jump!. Monaco: IAAF

Nolvin. (2012). Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Melalu Permainan Olahraga

Tradisional Benteng Hadang Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Kamarora

Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi. Skripsi Sarjana Universitas Tandulako:

Tidak Diterbitkan.

Nurhasan. (2008). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik.

(30)

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

RiaLumintuarso (2011:18). Lari jarak pendek.

Sadoso (1994). Pengetahuan Praktis Kesehatan DalamOlahraga.

Sukintaka (1991). Teori bermain untuk PGSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud

Sumitro. (1991). Permainan Kecil. Jakarta. Dahara Prize.

Uhamisastra (2010:1). Permainan tradisional. Bandung. FPOK UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI.

Gambar

gambar di bawah ini:
Tabel Waktu Penelitian
Tabel 3.3. SIKLUS PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

Pada Penulisan Ilmiah ini, penulis akan mencoba membuat desain website yang interaktif serta beranimasi dengan tujuan untuk perkembangan dunia web di negeri ini. Dengan pembatas

Conto Runtuyan Acara Upacara Adat Nikah Sunda ……….. Poto-poto Ngeuyeuk Seureuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati,

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA BID ANG PENYELENGGARAAN D AN EVALUASI TERHAD AP KINERJA PEGAWAI D I PUSAT PEND IDIKAN D AN PELATIHAN (PUSD IKLAT) GEOLOGI BAND UNG Universitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam pelaksanaan uji kompetensi guru bertugas dalam Guru membimbing siswanya dalam menyiapkan uji kompetensi. Dalam

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah ini telah diperiksa/divalidasi dan hasilnya telah memenuhi kaidah ilmiah, norrna akademik dan norrna

Hasil penelitian dalam penelitian mengenai hubungan peran modal sosial dengan partisipasi petani pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) terhadap