• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) MANDALA GIRI AMERTHA DI DESA TAJUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) MANDALA GIRI AMERTHA DI DESA TAJUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT

PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) MANDALA GIRI

AMERTHA DI DESA TAJUN

1

Robin Gita Mandira,

1

Anantawikrama Tungga Atmadja,

2

Nyoman Ari Surya Darmawan

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {robin_mandira@yahoo.com,anantawikramatunggaatmadja@gmail.com, arisuryadharmawan@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian intern dalam pemberian kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Tajun. Penelitian ini dilakukan pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan pengolahan data yang dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel simple random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan studi pustaka.

Hasil analisis terhadap unsur-unsur sistem pengendalian intern pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun menunjukkan bahwa sistem pengendalian internnya baik dan dikategorikan memadai dan tiap elemen sistem pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan tersebut dikatakan efektif..

Kata Kunci: Analisis, Sistem Pengendalian Intern, Kredit, Badan Usaha Miilik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha Pada Desa Tajun.

Abstract

This study was aimed at finding out the effectiveness of internal control systems in giving credits in Mandala Giri Amertha Village Enterprise Body (BUMDES) in Tajun Village. This study was conducted in Mandala Giri Amertha Village Enterprise Body (BUMDes) in Tajun Village. This study used descriptive-qualitative data analysis method and simple random sampling technique. The data were collected through interview, observation ang literature study.

The results of analysis of the components of the internal control system in Mandala Giri Amertha Village Enterprise Body (BUMDes) in Tajun Village shows that its internal control system is good and falling into adequate category and each component of the internal control system consisting of control environment, risk assessment, information and communication, control activity and monitoring are effective.

Keywords: Analysis, Internal Control System, Credit, Mandala Giri Amertha Village Enterprise

(2)

PENDAHULUAN

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah sejak lama dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah intervensi Pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan Pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian. Belajar dari pengalaman masa lalu, satu pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimuli dan menggerakkan roda perekonomian di pedesaan adalah melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga ekonomi ini tidak lagi didirikan atas dasar instruksi Pemerintah. Tetapi harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa yang berangkat dari adanya potensi yang jika dikelola dengan tepat akan menimbulkan permintaan di pasar. Agar keberadaan lembaga ekonomi ini tidak dikuasai oleh kelompok tertentu yang memiliki modal besar di pedesan, maka kepemilikan lembaga itu oleh desa dan dikontrol bersama di mana tujuan utamanya untuk meningkatkan standar hidup ekonomi masyarakat. Pendirian lembaga ini antara lain dimaksudkan untuk mengurangi peran para tengkulak yang seringkali menyebabkan meningkatnya biaya transaksi (transaction cost) antara harga produk dari produsen kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen di pedesaan dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya produksi yang layak dan konsumen tidak harus menanggung harga pembelian yang mahal.

Sesuai amanat Pasal 213 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, desa dapat mendirikan badan usaha milik desa (BUMDes) guna mewadahi aktivitas perekonomian masyarakat desa. BUMDes dengan demikian merupakan payung bagi semua kegiatan ekonomi di desa. Artinya, BUMDes dapat mewadahi semua aktivitas ekonomi desa, tanpa harus membuat bidang usaha ekonomi yang lain.

Pendirian BUMDes dilandasi oleh UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Bab VII Bagian Kelima mengenai BUMDes disebutkan bahwa lembaga ini berbadan hukum.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah perusahaan yang dikelola olah masyarakat desa, yang kepengurusanya terpisah dari pemerintah desa. BUMDes dibentuk untuk menggali potensi wirausaha yang ada di desa tersebut. Dengan dikelola oleh warga masyarakat yang mempunyai jiwa wirausaha, diharapkan BUMDes nantinya akan menghasilkan pendapatan asli desa yang diperoleh dari hasil perputaran usaha yang dikelola oleh BUMDes tersebut.

Dengan pendirian BUMDes ini, pembangunan desa bisa ditingkatkan melalui pengembangan potensi perekonomian desa dan menjadi wadah bersama masyarakat pedesaan dalam membangun diri dan lingkungannya secara mandiri dan partisipatif, yang mencakup pembangunan infrastruktur pedesaan serta pengembangan usaha ekonomi produktif di perdesaan dan prioritas utama pendirian BUMDes ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin sehingga Rumah Tangga Miskin (RTM) di desa bisa terbantu dengan adanya BUMDes ini, serta meningkatkan peran desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

BUMDes di desa Tajun menerapkan sistem kemandirian dengan cara mengelola dana sendiri untuk menjalankan usahanya.

(3)

BUMDes pada desa tajun sampai sekarang belum menerima Gerbang Sadu Mandara (GSM). Alasan BUMDes pada desa Tajun belum menerima Gerbang Sadu Mandara GSM) karena untuk menerima Gerbang Sadu Mandara ini, suatu desa harus memiliki Rumah Tangga Miskin (RTM) lebih dari 35%, sedangkan pada desa Tajun RTM kurang dari 35%. Hal inilah yang menyebabkan BUMDes pada desa Tajunn belum menerima GSM sampai sekarang. Meskipun tanpa Gerbang Sadu Mandara, BUMDes Mandala Giri Amertha di Desa Tajun bisa membuktikan kepada desa-desa lain bahwa BUMDes ini bisa berkembang hanya dengan dana sendiri.

Pada era sekarang ini, sudah saatnya warga masyarakat menggali potensi yang ada di desanya masing-masing melalui sarana pembentukan BUMDes. Dan sudah semestinya progam ini didukung oleh pemerintah desa dalam hal ini kepala desa selaku dewan penasehat.

Guna menghindari terjadinya penyimpangan atau untuk menjamin pengembalian kredit oleh peminjam dibutuhkan pengendalian intern kredit yang mana tujuan pengendalian intern dapat menjaga pengelolaan kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat mendorong efisiensi untuk mematuhi kebijakan manajemen.

Pengendalian intern merupakan suatu sistematika yang dibuat oleh suatu organisasi atau badan usaha yang tujuannya untuk mencapai cita-cita perusahaan. Dengan adanya sistem pengendalian intern yang baik akan menciptakan keuntungan dalam suatu kegitan usaha. Dengan adanya sistem pengendalian membuat segala aktivitas dapat dikontrol dangan baik karena sistem pengendalian intern merupakan kebijakan dan struktur sebagai tambahan terhadap pengendalian sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen dengan keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai.

Sistem pengendalian intern Menurut Mulyadi (2002) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi

untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Berdasarkan SE No.5/22/DPNP, dengan terselenggaranya sistem pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam lembaga tersebut. Sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu pengurus BUMDes menjaga aset yang dimilikinya, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan lembaga terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern BUMDes yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari pengurus BUMDes.

Pengendalian intern merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meminimalkan kecurangan dan penyelewengan yang mungkin dapat merugikan perusahaan.

Tanggung jawab atas adanya pengendalian intern yang baik terletak pada manajemen. Selain tanggung jawab atas perancangan dan penetapan sistem pengendalian intern, manajemen juga harus melakukan pengawasan terhadap pengendalian intern yang tengah berjalan. Mengingat pentingnya peran pengendalian intern dalam perusahaan, maka hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi manajemen, yaitu apakah pengendalian intern yang ada dapat berjalan dengan efektif seperti yang diharapkan manajemen.

Dari hal tersebut diatas, dengan sistem pengendalian intern yang baik, kecurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi seperti pemberian kredit pada BUMDes khusus ditujukan untuk Rumah Tangga Miskin (RTM) dari desa tersebut sedangkan orang luar dari desa tersebut bisa meminjam dana dari BUMdes dengan syarat apabila ada kelebihan dana dan juga pertimbangan

(4)

dari pengurus BUMDes agar nantinya kredit tersebut tidak macet nantinya, maka orang dari luar desa bisa meminjam dana dari BUMDes tersebut. Pemberian kredit kepada RTM lebih dikhususkan karena hal ini berguna untuk mengurangi kemiskinan dari warga yang kurang mampu. Dan juga guna menghindari kecurangan dalam pemberian kredit kepada masyarakat. Oleh karena itu, maka pengurus dari BUMDes ini hanya orang-orang asli dari desa BUMDes itu berasal dan orang dari luar desa tidak bisa ikut serta dalam kepengurusan BUMDes karena BUMDes ini merupakan usaha desa untuk memperluas lapangan pekerjaan bagi warga desanya.

Kredit yang disalurkan kemasyarakat merupakan income terbesar dalam usaha BUMDes pada umumnya, dengan harapan setiap kredit yang diberikan bisa terealisasi dengan baik dan tidak ada kredit yang bermasalah, sehingga dana atau piutang yang diberikan ke masyarakat bisa memberikan keuntungan atau profit bagi BUMDes itu sendiri. Penyaluran kredit yang diberikan kemasyarakat sangatlah penting bagi profit perusahaan, maka dalam proses penyaluran kredit tersebut harus sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

Sistem dan prosedur penyaluran kredit tersebut diharapkan mampu meminimalisir setiap resiko-resiko yang ditimbulkan dari penyaluran kredit ke masyarakat. Namun, didalam prakteknya langsung tidak jarang ditemukan permasalahan dengan kredit yang diberikan ataupun kredit yang diberikan tersebut tidak sesuai dengan harapan meskipun sistem dan prosedur penyaluran kredit yang dilakukan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, oleh sebab itu didalam manajemen perusahaan tentu menentukan sikap dan tindakan untuk menangani permasalahan tersebut. Tindakan dan sikap yang diambil perusahaan dalam menangani setiap resiko dari penyaluran kredit yang bermasalah juga harus sesuai dengan sistem dan prosedur untuk menghindarkan perusahaan dari resiko kerugian.

Setiap manajemen pada BUMDes tentu memiliki prosedur tersendiri untuk menangani kredit yang sudah terlanjur bermasalah yang bisa mengancam profit perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang sistem pengendalian intern pemberian kredit dengan judul ” Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pada Desa Tajun”.

Lingkungan pengendalian, yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian, menyediakan struktur organisasi yang baik agar terciptanya penetapan tanggung jawab dan wewenang yang baik pula. Penaksiran resiko adalah indentifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk pencapaian tujuannya, untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.

Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan menajeman dilaksanakan. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksankan tanggung jawab mereka.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian dan juga turut menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai, sehingga rancangan penelitian diperlukan dalam melaksanakan penelitian dari tahap awal hingga sampai pada tahap pelaporan hasil.

Sumber informasi utama dari penelitian ini adalah Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, metode observasi, dan metode

(5)

studi pustaka. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu mengolah data dengan lebih banyak mengumpulkan data dan menguraikannya secara menyeluruh dan sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti, sehingga akan diperoleh suatu hasil dari pengolahan data yang disebut hasil penelitian.

Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun.

Menurut Wirawan (2001 : 110) populasi adalah “kumpulan dari seluruh elemen (unit, individu) sejenis dan dapat dibedakan yang menjadi objek penyelidikan (penelitian)”. Populasi dalam penelitian ini adalah neraca dari tahun 2012-2013 pada BUMDes Desa Tajun.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diteliti (Wirawan, 2001:110). Dalam penelitian ini unit sampelnya adalah formulir pemberian kredit pada BUMDes Desa Tajun. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (simple random sampling)

sehingga memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel.

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dinyatakan dengan berbagai nilai yang dapat memberikan gambaran nyata mengenai fenomena dalam construct.

Variabel dalam penelitian ini adalah atribut yang terdapat pada neraca dari tahun 2012-2013 pada BUMDes Desa Tajun.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Data Kualitatif, Analisis data kualitatif merupakan proses analisa data yang tidak memerlukan penyajian secara matematis dan sistematis namun bersifat penjelasan berdasarkan landasan teori, pendapat, interpretasi terhadap data tanggapan responden mengenai faktor-faktor sikap yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern pemberian kredit. Dimana penelitian ini

berupaya mendeskripsikan, menguraikan dan menginterpretasikan tentang bagaimana pengendalian intern pemberian kredit pada BUMDes Desa Tajun

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Data primer merupakan data lapangan yang diperoleh langsung dari orang-orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam penelitian ini seperti melalui hasil wawancara yang didapat dari kebijakan dan prosedur pengendalian intern pemberian kredit pada BUMDes Desa Tajun.

Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data primer yang berupa formulir, bukti, catatan maupun dokumen-dokumen perusahaan lainnya. Data sekunder yang digunakan untuk penelitian ini adalah: Struktur organisasi BUMDes Desa Tajun, uraian deskripsi pekerjaan dari masing-masing bagian dalam proses pemberian kredit BUMDes Desa Tajun, formulir, bukti dan catatan yang berhubungan dengan proses pemberian kredit BUMDes Desa Tajun.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Wawancara merupakan pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indrianto dan Supomo, 2002). Teknik wawancara ini dilakukan secara formal dan intensif sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin secara jujur dan detail. Wawancara dalam penelitian ditujukan kepada manajer dan bagian kredit untuk mengetahui sejarah perusahaan, struktur organisasi, prosedur pemberian kredit serta sistem pengamanan dan pengawasan yang dilakukan.

Observasi atau pengamatan merupakan peninjauan secara langsung untuk mengetahui jalannya prosedur pemberian kredit pada perusahaan.

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dari berbagai sumber informasi dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern dan prosedur pemberian kredit agar

(6)

memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hal tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi, modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga.

Dengan semakin banyaknya bentuk kegiatan dalam perusahaan maka semakin komplek pula hubungan antara atasan dengan karyawan maupun antar karyawan itu sendiri, sehingga nantinya kegiatan perusahaan itu dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu perlu dibuat struktur organisasi sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya dapat diketahui secara tegas setiap fungsi dan tanggung jawab yang harus ditaati dan dipakai acuan dalam bekerja.

Struktur organisasi sangat penting bagi perusahaan, terutama bagi pihak manajemen agar dapat lebih mudah mengarahkan dan mengadakan penilaian terhadap setiap pekerjaan yang telah dikerjakan oleh karyawan. Demikian juga bagi karyawan sebagai tenaga pelaksana akan dapat lebih mengerti apa yang harus dikerjakan dan

kepada siapa ia harus

mempertanggungjawabkan pekerjaannya sehingga tercipta suatu hubungan kerjasama yang harmonis dan saling menguntungkan.

Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah: Meningkatkan perekonomian desa, meningkatkan pendapatan asli desa,meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif,

transparansi, akuntabel, dan sustainable..

Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional dan mandiri Untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (di luar desa) dengan menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern pemberian kredit pada BUMDes Mandala Giri Amertha Di Desa Tajun. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya sistem pengendalian intern pemberian kredit tersebut, maka dilakukan dengan cara mengevaluasi unsur-unsur dan pelaksanaan sistem pengendalian intern pemberian kredit yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Setelah penulis melakukan wawancara dan observasi, maka berikut ini diuraikan mengenai analisis sistem pengendalian intern pemberian kredit pada BUMDes Mandala Giri Amertha Di Desa Tajun. Untuk lebih memperjelas hasil penelitian, maka analisis dilakukan untuk tiap elemen sistem pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah falsafah manajemen dan siklus operasi. Manajemen yang terlalu mengutamakan sasaran operasi dan

(7)

menyimpang dari kebijakan pengendalian bisa secara tidak langsung mendorong karyawan untuk mengabaikan pengendalian. Di pihak lain, manajemen yang menekankan pentingnya pengendalian dan mendorong dipatuhinya kebijakan pengendalian akan menciptakan lingkungan pengendalian yang memadai. Komponen-komponen yang berhubungan dengan lingkungan pengendalian meliputi :Nilai integritas dan etika merupakan produk dari standar perilaku dan etika suatu entitas serta bagaimana hal tersebut dikomunikasikan dan ditetapkan dalam praktek. Semua personel harus menjunjung tinggi nilai integritas dan etika yang berlaku dalam lingkungan perusahaan, Komitmen terhadap kompetensi, Personel disetiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi, Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi mengarahkan tindakan dan sikap manajemen dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Sedangkan gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan, Struktur organisasi merupakan suatu kerangkan yang menunjang seluruh fungsi yang ada dalam suatu organisasi berikut dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya dengan jelas. Pembagian wewenang dan tanggung jawab, Perluasan dan pengembangan struktur organisasi terlihat dari penetapan wewenang dan tanggung jawab. Dalam suatu organisasi harus ada sistem yang mengatur pembagian wewenang dan tanggung jawab untuk mengotorisasi suatu transaksi. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia, Aspek penting dalam sistem pengendalian intern adalah personel organisasi. Pelaksanaan pengendalian intern sangat tergantung pada

personelnya. Oleh karena itu, setiap personel dalam organisasi dituntut memiliki integritas yang tinggi, nilai etika dan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Penaksiran Risiko, Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Informasi dan Komunikasi, Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas serta

untuk menyelenggarakan

pertanggungjawaban kekayaan dan utang tersebut. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain. Aktivitas Pengendalian, Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk-petunjuk dari manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian tersebut meliputi : Pengendalian pengolahan informasi meliputi organisasi pusat pengolahand ata, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data, Pemisahan fungsi bertujuan agar masing-masing karyawan tidak melakukan tugas yang tidak sesuai dengan wewenang dan tugasnya. Pemisahan fungsi harus dibuat dan dirancang dengan jelas mengenai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dengan tujuan untuk mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas. Pelaksanaan transaksi yang terjadi harus dibagi dalam berbagai fungsi sehingga masing-masing fungsi dapat saling mengawasi. Pengendalian fisik meliputi penyimpanan dokumen-dokumen, catatan-catatan serta barang jaminan kedalam almari besi yang atau ruangan yang

(8)

aman. Untuk penyimpanan dokumen-dokumen penting tersebut diperlukan almari besi untuk melindungi dokumen-dokumen penting dari perusahaan. Review kinerja ditujukan untuk menilai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan. Pemantauan merupakan proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern. Aktivitas pemantuan ini dilakukan secara terus-menerus pada periode tertentu. Pemantuan harus dilakukan secara teratur dan menyeluruh untuk tiap-tiap bagian yang ada sehingga apabila apabila ada kelemahan dalam sistem pengendalian intern dapat segera diperbaiki tanpa menunggu adanya kesalahan atau kekeliruan.

Dari hasil analisis terhadap unsur-unsur sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun sudah sepenuhnya dilaksanakan secara memadai, dimana analisis dilakukan untuk setiap elemen sistem pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendaian, dan pemantauan. Lingkungan pengendalian, dalam lingkungan pengendalian terdapat : tindakan manajemen yang dilaksanakan secara insentif untuk mengurangi tindakan pegawai yang berbuat tidak jujur, kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh orang-orang yang kompeten, perusahaan telah memiliki filosofi dan gaya operasi tertentu yang cukup menunjukkan tindakan-tindakan yang kreatif, perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas menerangkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, terdapat deskripsi tugas pegawai dan kebijakan terkait dalam hubungannya dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, terdapat kebijakan dan prosedur kepegawaian dalam upaya mendapatkan SDM yang jujur dan kompeten terhadap tugasnya. Penaksiran risiko, Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun melakukan penaksiran risiko atas kemungkinan salah saji laporan keuangan yang meliputi kejadian-kejadian internal dan eksternal yang

timbul karena perubahan dalam lingkungan operasional atas pemberian kredit dalam perusahaan, penempatan karyawan baru dalam aktivitas pemberian kredit, perubahan dalam sistem informasi pemberian kredit, peningkatan aktivitas pemberian kredit, sosialisasi penggunaan teknologi informasi baru dalam aktivitas pemberian kredit, dan perubahan pada penggunaan prinsip-prinsip akuntansi dalam pemberian kredit. Informasi dan komunikasi, Pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun telah menunjukkan sistem pengendalian intern yang diterapkan sudah mampu memberikan keyakinan yang memadai dengan adanya : sistem informasi yang mencakup metode-metode dan catatan-catatan untuk menunjukkan dan mencatat semua transaksi pemberian kredit, terdapat sistem informasi yang mencakup metode-metode dan catatan-catatan untuk menggambarkan dengan dasar yang tepat transaksi-transaksi yang cukup rinci untuk membenarkan pengklasifikasian dari transaksi-transaksi dalam laporan keuangan secara wajar, terdapat sistem informasi yang mencakup metode-metode dan catatan-catatan untuk mengukur setiap transaksi pemberian kredit yang benar dalam mencatat nilai moneternya di dalam laporan keuangan wajar, terdapat sistem informasi yang mencakup metode-metode dan catatan-catatan untuk transaksi pemberian kredit yang mengungkapkan pemberian kredit yang berhubungan dengan laporan keuangan secara wajar dalam perusahaan, terdapat sistem informasi yang mencakup metode-metode dan catatan-catatan dalam hal posting dan pengikhtisaran yang benar atas transaksi-transaksi pemberian kredit, dan terdapat sistem informasi yang mencakup metode-metode dan catatan-catatan dalam pengotorisasian transaksi pemberian kredit oleh pejabat yang berwenang. Aktivitas Pengendalian, Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh manajemen dan harus dilakukan dengan baik. Aktivitas pengendalian meliputi : pengendalian pengolahan informasi, pemisahan fungsi yang memadai,

(9)

pengendalian fisik, dan review kinerja. Pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun dalam pemberian kredit harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwenang, selain itu pihak perusahaan telah melaksanakan aktivitas pengendalian untuk pemisahan fungsi yang memadai yaitu telah dilakukan pemisahan antara kedudukan fungsi akuntansi dengan fungsi otorisasi pemberian kredit serta pemisahan fungi administrasi kredit dengan fungsi akuntansi pemberian kredit. Pemantauan, Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun melakukan aktivitas pemantauan untuk menilai aktivitas rancangan dan operasi pengendalian intern pemberian kredit.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap analisis sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun dapat disimpulkan bahwa hasil analisis terhadap unsur-unsur sistem pengendalian intern pada Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun menunjukkan bahwa sistem pengendalian internnya baik dan dikategorikan memadai. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi tiap unit organisasi. Analisis yang dilakukan untuk tiap elemen sistem pengendalian intern terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan tersebut dikatakan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Antoni, Alpia. 2011. Analisis Sistem

Pengendalian Intern Terhadap

Pemberian Kredit Pada Usaha

Ekonomi Desa Simpan Pinjam.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.

Halim, Abdul. 2001. Auditing. Dasar-Dasar

Audit Laporan Keuangan. Jilid I. Edisi

Revisi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar

Propesional Akuntansi Publik.

Penerbit Salemba Empat Jakarta. Indriantoro, Supomo. 2009. Metodologi

Penelitian untuk Akuntansi dan

Manajemen.BPFE.Yogyakarta.

Jusuf, Amir Abadi. 2000. Sistem Informasi

Akuntansi. Buku Satu. Edisi Indonesia

. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Johson, Boyton. dan EII. 2003. Modern

Auditing. Jilid I. Edisi Ketujuh. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya. Edisi Revisi 2001. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

---. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Grafindo Persada.

---. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

---. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

---, 2012. Manajemen Perbankan. Edisi revisi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga penerbit Salemba Empat. Jaktarta.

---. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-dasar

dan Teknik Managemen Kredit. Edisi

(10)

Wirawan, nata. 2001. Cara mudah

memahami Statistik 2 (Statistic

Inferensial untuk Ekonomi dan Bisnis).

Edisi kedua. Denpasar: Keraras Emas.

Referensi

Dokumen terkait

(C) penghitungan energi potensial suatu benda di bumi, yang merupakan hasil kali massa, percepatan gravitasi, dan jarak, tidak terpengaruh karena jarak di sini adalah jarak

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan yang dapat menggambarkan kondisi masyarakat khususnya mengenai asupan karbohidrat sederhana, asupan lemak jenuh dan aktivitas

Persepsi masyarakat yang masih menganggap Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) adalah suatu organisasi keturunan tionghoa merupakan kendala dari faktor eksternal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh kompensasi finansial terhadap niat keluar karyawan, 2) pengaruh stres kerja terhadap niat keluar karyawan, 3)

Dari hasil perhitungan olah data dengan bantuan program komputer statistik SPSS Ver 12 pada lampiran maka dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha dari faktor

Untuk analisis gangguan hubung singkat, arus terbesar terjadi pada hubung singkat tiga fasa yakni jaringan Bus_Sidrap ke Bus_Pare–Pare dengan besar arus 7.529,79A.Sedangkan

Pemberdayaan masyarakat desa di desa Kadubeurem ini dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 1 Badan Usaha

Pendekatan kualitatif pada penelitian ini akan memaparkan tahap-tahap pendirian BUMDes, strategi dalam pengelolaan BUMDes, dan manfaat BUMDes terhadap kesejahteraan