• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MACAM MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ( Lactuca sativa L) HIDROPONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MACAM MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ( Lactuca sativa L) HIDROPONIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 257 PENGARUH MACAM MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL SELADA ( Lactuca sativa L) HIDROPONIK

Siswadi

Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi email : [email protected].

Teguh Yuwono

Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi email : [email protected]

ABSTRACT

The study titled, The influence of media on the growth and yield of lettuce (Lactuca sativa L)

hydroponics. Problems in hydroponic cultivation is different growing media having different physical properties affecting water aeration and power savings in the root zone that condition affects absorption roots that eventually affect the growth and yield .. The objective of this study are: To examine the influence of various media planting on growth and yield of lettuce (Lactuca sativa L) hydroponics. The experiment was conducted in June to August 2014 in the village of plastic house Joho subdistrict Mojolaban Sukoharjo, Central Java, with a height of 105 m above sea level. The study was conducted using a completely randomized design basis (RAL) yangterdiri of 6 treatments with 5 replicates ie: M1. Media sand, M2. Media Charcoal Husk, M3. Media Manure, M4. Rice Husk media, M5. Media fern trunks, M6. Media Charcoal Each repeat consists of 3 samples so obtained 90 poly (plants). Variables measured were plant height. Number of leaves, plant fresh weight and harvest index. The results showed that the planting medium husk charcoal, manure, fern stem is the best hydroponic growing media to deliver the growth and yield of lettuce (Lactuca sativa L) compared with planting medium sand, rice husks and charcoal, so when will cultivate lettuce hydroponically can use rice husk or manure or fern stems depending on the availability of these materials.

(2)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 258

1. PENDAHULUAN

Selada (lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup tinggi, semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya kesadaran pemerintah akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran (Mas’ud H, 2009)

Samanhudi dan Harjoko (2006) menyatakan dewasa ini perkembangan industri semakin maju dengan pesat, perkembangan tersebut banyak yang

menggeser lahan pertanian lebih-lebih di daerah perkotaan, akibatnya lahan pertanian semakin sempit. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu dipikirkan jalan keluar untuk mengatasi kondisi tersebut. Hidroponik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas tanaman terutama di lahan sempit.

Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. (Siswadi, 2006).

Metode hidroponik memungkinkan orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan juga mahasiswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat sendiri.. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya. Kemudian hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi.

Aspek penting yang perlu juga diperhatikan dalam menentukan keberhasilan budidaya hidroponik adalah pengelolaan tanaman yang meliputi persiapan bahan media, larutan nutrisi, pemeliharaan, aplikasi larutan nutrisi, panen dan pasca panen (Rosikiana R. dan Sumarni N, 2005).

Penelitian tentang macam media tanam hidroponik pada tanaman selada sudah banyak di lakukan, namun demikian hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, hal ini terkait dengan waktu dilakukannya penelitian serta kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian tersebut di atas dipandang perlu dilakukannya penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh macam media pada tanaman selada secara hidroponik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari berbagai macam media tanam secara hidroponik terhadap hasil tanaman selada (Lactuca

sativa L).

2. TINJAUAN PUSTAKA

Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

(3)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 259

menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. Dilontarkan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari universitas yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium tanam.(Suseno, 1998).

Menurut Rosliana (2005) menyatakan bahwa pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan paling banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik. (Perwitawati dkk, 2012).

Bahan organik merupakan media yang dapat mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi

kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi (Indrawati dkk, 2012).

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2014 di rumah plastik desa joho kecamatan Mojolaban kabupaten sukoharjo, JawaTengah,dengan ketinggian tempat 105 m dpl.

Bahan yang digunakan yaitu Benih Selada varietas grand rapids,Pasir, Arang Sekam, Pupuk Kandang, Sekam Padi, Batang pakis dan Arang. Air, Pestisida, Polybag. Sedangkan Alat yang digunakan yaitu : Cetok, Hand Spreyer Timbangan ATK.

Penelitian dilakukan dengan metode rancangan dasar acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 5 ulangan yaitu : M1. Media pasir M2. Media Arang Sekam M3. Media Pupuk Kandang M4. Media Sekam Padi M5. Media batang pakis M6. Media Arang

Variabel Pengamatan meliputi : Tinggi tanaman. Jumlah Daun Berat Segar Tanaman konsumsi dan Indek Panen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam taraf 5% dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DRMT).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

Hasil uji ragam (Annova) diketahui bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Setelah dilakukan uji Duncan 5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 1, sebagai berikut :

Tabel 1. Tinggi tanaman, cm.

Perlakuan Rata-rata Media Arang 7,37 a Media sekam Padi 8,93 ab Media Pasir 9,48 ab Media Batang Pakis 20,26 bc Media arang sekam 20,38 bc Media Pupuk Kandang 31,93 c

(4)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 260

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata.

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan macam media pupuk kandang setinggi 31,93 cm namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan media arang sekam dan media batang pakis. Tinggi tanaman selada terendah diperoleh pada media tanam arang setinggi 7,37 cm namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan media tanam sekam padi dan media tanam pasir.Gardner at. al. (1985) menyatakan bahwa ada 3 hal penting yang mempengaruhi pertumbuhan batang yaitu adanya cahaya, zat pengatur tumbuh dan nutria. Tanaman yang kekurangan cahaya akan menunjukkan gejala etiolasi yaitu gejala dari tanaman untuk memperpanjang batang hal ini ada kaitannya dengan peningkatan auksin yang bekerja secara sinergis dengan GA3. Sedang nutria dan ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan ruas, terutama oleh perluasan sel. Nitrogen dan

air meningkatkan tinggi tanaman tetapi pengaruh itu sangat komplek karena ukuran daun yang lebih besar akan mengakibatkan penaungan yang lebih banyak sehingga kompetisi untuk mendapatkan cahaya bagi daun-daun bawah semakin besar dan keadaan ini dapat menurunkan hasil fotosintesis.

Pada penelitian ini karena diatur penempatanya sehingga tidak terjadi persaingan dalam memperoleh cahaya, dengan demikian perbedaan tinggi tanaman terjadi akibat dari perbedaan karakter dari masing masing media tanam. Media tanam pupuk kandang, arang sekam dan batang pakis merupakan media tanam yang mampu menyediakan aerasi yang sangat baik dan mampu menyimpan kelembaban yang cukup lama sehingga ketersediaan unsur hara pada media selalu terjaga akibatnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat maksimal, sedangkan media tanam pasir pada penelitian ini menjadi mampat dengan demikian aerasinya sangat jelek berbeda dengan media tanam arang dan sekam padi juga menghasilkan tinggi tanaman yang rendah dikarenakan media tersebut tidak bisa

menahan kelembaban, yang akibatnya media tanam cepat kering dan akar tidak mampu menyerap nutrisi secara maksimal.

Jumlah Daun

Hasil uji ragam (Annova) diketahui bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Setelah dilakukan uji Duncan 5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 2, sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Daun

Perlakuan Rata-rata Media Arang 3,53 a Media sekam Padi 3,71 a Media Pasir 4,62 a Media Batang Pakis 5,94 b

Media Pupuk Kandang 6,09 b Media Arang Sekam 6,55 b Keterangan : Angka yang diikuti oleh

huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata.

Berdasar pada hasil analisis Duncan tersebut tabel 2 diatas menunjukan bahwa perlakuan media tanam arang sekam menghasilkan jumlah daun terbanyak dibanding perlakuan yang lain yaitu sebanyak 6,55 lembar namun demikian hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan media pupuk kandang dan media batang pakis. Media tanam arang sekam, media tanam pupuk kandang dan media tanam arang sekam merupakan media tanam hidroponik yang bersifat sangat porous sehingga mampu

(5)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 261

pertumbuhan akar dengan demikian akar tumbuh cepat dan mampu menyerap nutrisi maksimal yang digunakan untuk pertumbuhan daun. Berdasarkar tabel diatas juga ditunjukan bahwa jumlah daun terendah dihasilkan dari perlakuan media arang sebanyak 3,53 lembar dan hasil ini tidak berbeda nyata dengan pelakuan media sekam padi dan media pasir. Ketiga media ini bukan merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan tanaman karena sifatnya yang tidak mampu menyerap dan menahan air bahkan untuk media pasir menjadi mampat.

Menurut Gardner at. al. (1985) menyatakan bahwa dalam hal hasil panen, pembagian hasil asimilasi sangat penting

menentukan luas daun, perkembangan akar dan percabangan. Investasi hasil asimilasi dalam pertumbuhan tanaman selama periode vegetatif menentukan produktifitas pada tingkat perkembangan berikutnya, termasuk jumlah biji. Pembagian selama perkembangan reproduktif penting untuk tanaman budidaya penghasil bunga, buah dan biji. Hasil asimilasi dapat didistribusikan dari daun atau bagian-bagian yang bukan daun dan remobilisasi dari hasil asimilasi cadangan. Proporsi hasil asimilasi yang berasal dari masing-masing sumber tergantung dari genetif dan lingkungan. Agar diperoleh hasil panen yang tinggi tanaman harus dapat menghasilan indeks luas daun yang cukup dengan cepat untuk

menyerap sebagian besar cahaya funa mencapai produksi berat kering maksimum dan setelah itu tanaman harus dapat menyerap cahaya yang banyak dan dapat membagikan hasil asimilasinya dalam kuanatitas yang besar ke organ-organ yang mempunyai nilai ekonomi, tanpa mempengaruhi kualitas hasil yang dapat dipanen, (Gardner,1985 et al).

Berat Tanaman Konsumsi

Hasil uji ragam (Annova) diperoleh data bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap berat tanaman konsumsi. Setelah dilakukan uji Duncan 5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 3, sebagai berikut :

Tabel 3. berat tanaman konsumsi, g Perlakuan Rata-rata Media Arang 2,84 a Media Sekam Padi 5,84 a Media Pasir 10,42 a Media Arang Sekam 42,79 b Media Pupuk Kandang 54,94 b Media Batang Pakis 55,14 b Keterangan : Angka yang diikuti oleh

huruf yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata.

Berdasar pada tabel diatas menunjukkan bahwa berat segar tanaman konsumsi terberat diperoleh pada perlakuan media batang pakis yaitu seberat 55.14 g namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan media pupuk kandang dan media arang sekam tetapi berbeda nyata dengan pelakuan media tanam pasir, media tanam arang dan media tanam sekam padi. Berat tanaman konsumsi teringan diperoleh pada perlakuan media arang, media sekam padi dan media pasir. Hal ini disebabkan karena media batang pakis, media arang sekam dan media pupuk kandang merupakan media tanam organik yang mampu menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman disamping itu ketiga media tanam tersebut bersifat sangat porous sehingga mampu mnyediakan oksigen untuk respirasi akar yang akibatnya pertumbuhan akar maksimal dengan tajuk yang tumbuh maksimal juga hal ini bisa dilihat juga pada pengamatan jumlah daun yang maksimal pada ketiga perlakuan tersebut. Media arang dan media sekam padi walaupun keduanya merupakan media

(6)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 262

organik tetapi tidak mampu menyediakan unsur hara karena masih mentah belum mengalami dekomposisi disamping itu keduanya tidak dapat menyerap dan menahan air sehingga hasilnya rendah, sedangkan media pasir merupakan media anorganik yang tidak bisa menyediakan unsur hara dan bahkan mampat sehingga perakaran terhambat .

Gardner at. al. (1985) menyatakan bahwa dalam hal hasil panen, pembagian hasil asimilasi sangat penting pada fase pertumbuhan vegetative akan menentukan luas daun, perkembangan akar dan percabangan. Investasi hasil asimilasi dalam pertumbuhan tanaman selama periode vegetatif menentukan produktifitas pada tingkat perkembangan berikutnya, termasuk jumlah biji.

Pembagian selama perkembangan reproduktif penting untuk tanaman budidaya penghasil bunga, buah dan biji. Hasil asimilasi dapat didistribusikan dari daun atau bagian-bagian yang bukan daun dan remobilisasi dari hasil asimilasi cadangan. Proporsi hasil asimilasi yang berasal dari masing-masing sumber tergantung dari genetif dan lingkungan. Agar diperoleh hasil panen yang tinggi tanaman harus dapat menghasilan indeks luas daun yang cukup dengan cepat untuk menyerap sebagian besar cahaya funa mencapai produksi berat kering maksimum dan setelah itu tanaman harus dapat menyerap cahaya yang banyak dan dapat membagikan hasil asimilasinya dalam kuanatitas yang besar ke organ-organ yang mempunyai nilai ekonomi, tanpa mempengaruhi kualitas hasil yang dapat dipanen.

Indeks Panen

Hasil uji ragam(Annova) diperoleh data bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Setelah dilakukan uji Duncan 5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 4, sebagai berikut :

Tabel 4. Indeks Panen

Perlakuan Rata-rata Media Sekam Padi 0,60 a Media Arang 0,76 b Media Pasir 0,78 b Media Batang Pakis 0,85 c

Media Pupuk Kandang 0,85 c Media Arang Sekam 0,88 c Keterangan : Angka yang diikuti oleh

huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata.

Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa indeks panen tertinggi sebesar 0,88 diperoleh pada perlakuan media arang sekam, namun hasil ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan media pupuk kandang dan media batang pakis sedangkan dengan perlakuan yang lainnya berbeda nyata. Indeks panen terendah diperoleh pada perlakuan media sekam padi sebesar 0,60 dan hasil ini berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.

Hal ini disebabkan karena indeks panen menyangkut pertumbuhan pucuk dan akar. Pertumbuhan kedua organ tersebut sangat komplek terutama pada hal mobilisasi fotosintat itu banyak faktor yang mempengaruhi tanaman mempunyai sifat, apabila keadaan terbatas maka pertumbuhan akar akan digalakkan untuk mendapatkan hara dan air lebih banyak. Gardner at. al. (1985) menyatakan bahwa pada keadaan stres air, tanaman akan membentuk pertumbuhan akar yang lebih besar dibandingkan apabila

(7)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 263

Sifat pertumbuhan akar adalah geotropi positif maka dengan kekeringan aiar mengakibatkan rangsangan atumbuh lebih kedalam sehingga nisbah tajuk/akar menjadi lebih kecil. Dikatakan pula bahwa pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila persediaan hara nitrogen terbatas. 5. KESIMPULAN

Media tanam arang sekam , pupuk kandang, batang pakis merupakan media tanam hiroponik yang terbaik untuk memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L) dibanding dengan media tanam pasir, sekam padi dan arang, sehingga apabila akan membudidayakan selada secara hidroponik dapat menggunakan media arang sekam atau pupuk kandang atau batang pakis tergantung dari ketersediaan bahan bahan tersebut.

(8)

Jurnal Agronomika Vol. 09 No. 03, Januari 2015 264

DAFTAR PUSTAKA

Gardner, F.P., R.B. Pearce, Hoger L. M., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya (tercemahan), UI-Press, Jakarta.

Indrawati, R., D. Indradewa dan S.N.H. Utami, 2012. Pengaruh Komposisi Media dan Kadar

Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon esculentum

Mill). UGM, Yogyakarta.

Mas’ud, Hidayati, 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Selada. Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian.

Universitas Tadulako. Palu.

Nichollis, R. E. 1989, Hidroponik Tanaman Tanpa Tanah, Efhar dan Dahara Prize, Jakarta. Perwitawati, B, M. Tripatmasari dan C. Wasonowati, 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L.) dengan Sistem

Hidroponik. Jurnal Agrovigar Vol. 5 No. 1 Universitas Trunojoyo Madura.

Rosliana, R dan N. Sumarni, 2005, Budidaya Tanaman Sayuran dengan sistem hidroponik, Jurnal Monografi No. 27.Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Samanhudi dan D. Harjoko, 2006, Pengaturan Komposisi Nutrisi dan Media Dalam Budidaya

Tanaman Tomat Dengan Sistem Hidroponik. UNS, Surakarta

Siswadi dan Teguh Yuwono, 2013, Uji Hasil Tanaman Sawi Pada Berbagai Media Tanam Secara

Hidroponik. Jurnal Innofarm Vol. II, No. 1, 44-50.

Soeseno, S. 1988. “Bercocok Tanam Secara Hidroponik”. Gramedia : Jakarta.

Susilo, A. D. dan Koesniawati, 2004. Pengaruh Volume dan Jenis Media Tanam pada

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa) dalam Teknologi Hidroponik

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman, cm.
Tabel 2. Jumlah Daun
Tabel 4. Indeks Panen

Referensi

Dokumen terkait

Anthurium hookeri dengan perlakuan komposisi media pakis : arang sekam : pupuk kandang sapi (1:2:1) dengan macam zat pengatur tumbuh.. Anthurium hookeri dengan perlakuan

Dari pengamatan pengaruh media tanam arang sekam dan batang pakis terhadap pertumbuhan cabai merah keriting ditinjau dari intensitas penyiraman air kelapa menunjukkan bahwa

Data Suhu, Kelembaban dan Curah Hujan Bulan Oktober 2013... Penetapan kapasitas lapang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam arang sekam dengan takaran pupuk kandang kambing 1:1 memberikan pertumbuhan dan hasil sawi hijau yang

Tabel 2 menunjukkan daun tanaman selada pada umur 7 HST yang terpanjang dijumpai pada perlakuan komposisi media tanam tanah+pupuk kandang (3:3) yang berbeda

Beberapa jenis yang termasuk media tanam yang berasal dari bahan organik, diantaranya adalah arang, arang sekam, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa

Pengaruh media tanam terhadap jumlah daun Media Jumlah Tanah 19,125b Tanah + Pupuk Kandang 16,312ab Arang Sekam + Pupuk Kandang 14,812a Tanah + Arang sekam + Pupuk Kandang 14,062a

KESIMPULAN Jenis media tanam arang sekam + pasir 1:1, cocopeat + pasir 1:1, arang sekam, atau cocopeat dan volume media tanam 4,3 liter, 7,5 liter, atau 9,9 liter serta kombinasi