• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL ORGANISASI MUHAMMADIYAH. sosio-politik umat Islam sebagai akibat kebijakan pemerintahan Hindia Belanda. Pemerintah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL ORGANISASI MUHAMMADIYAH. sosio-politik umat Islam sebagai akibat kebijakan pemerintahan Hindia Belanda. Pemerintah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL ORGANISASI MUHAMMADIYAH

1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Kelahiran Muhammadiyah secara umum dapat dikaitkan dalam rangka merespon kondisi sosio-politik umat Islam sebagai akibat kebijakan pemerintahan Hindia Belanda. Pemerintah Hinda Belanda mengembangkan kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Setelah berhasil melakukan penaklukan, Belanda melakukan proses kolonialisme yang dikemas dengan kebijakan pemerintahan yang liberal. Kondisi belenggu kolonialisme inilah yang kemudian menyebabkan sejumlah kalangan Islam terdidik membentuk organisasi, pergerakan dan perkumpulan yang bersifat sosial maupun politik sebagai pencarian kerangka ideologi alternatif. Sebagai respon atas politik Belanda dan kolonialisme itupula, pada awal abad 20 gerakan-gerakan kebangsaan mulai tumbuh. Gerakan-gerakan itu antara lain Sarekat Dadang Islam (SDI) tahun 1905, Budi Utomo tahun 1908, Sarekat Islam pada awal tahun 1912, Muhammadiyah pada akhir tahun 1912 serta Persis pada tahun 1923 dan Nahdatul Ulama pada tahun 1926.

2. Kelahiran Muhammadiyah

Kelahiran Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dengan KH. Ahmad Dahlan Sebagai pendirinya. KH. Ahmad Dahlan yang bernama asli Muhammad Darwisj, lahir di Kampung Kauman Yogyakarta pada 1868. Darwisj berasal dari latar belakang keluarga golongan elite Islam yang menanamkan nilai-nilai agama kepada dirinya. Selain belajar agama dari AL-Quran, ia juga banyak belajar agama dari banyak guru baik itu ilmu fiqh, ilmu hadist maupun ilmu falaq.

(2)

Setelah menunaikan ibadah haji, kemampuan intelektual Ahmad Dahlan berkembang. Ahmad Dahlan banyak berkomunikasi dengan ulama yang berasal dari Indonesia di Arab Saudi. Ia sering melakukan tukar pikiran menyangkut hal-hal sosial dan keagamaan. Ahmad Dahlan beranggapan kondisi umat Islam ang merosot ruhul Islamiyahnya, pengalaman Islam yang bercampur dengan bid’ah, khirafat, dan syirik membawa Islam dalam krisis kemurnian ajaran.

Setelah kembali dari ibadah hajinya, kegiatan sosial Ahmad Dahlan makin meningkat. Ia membuka kelas belajar kelas belajar dengan membangun pondok guna menampung murit yang hendak belajar ilmu umum seperti ilmu falaqI, ilmu tauhid, dan tafsir. Selain itu ia juga intensif melakuna komunikasi dengan berbagai kalangan ulama, intelektual dan kalangan pergerakan seperti Budi Utomo dan Jamiat Khair.29

Dalam perkembangannya, Dahlan menawarkan nama perkumpulan yang akan dibentuk itu dengan nama Muhammadiyah, nama yang berhubungan dengan Nabi Muhammad. Nama ini diberi dengan maksud setiap anggota Muhammadiyah dalam kehidupan beragama dan

Pada tahun 1909, Ahmad Dahlan bergabung dalam dengan Budi Utomo sebagai penasehat masalah-masalah agama, posisinya ini memungkinkan dirinya mengaktualisasikan ilmu yang dikuasasinya dan belajar mengenai organiasasi modern. Selain Budi Utomo Ahmad Dahlan juga menjadi anggota Jamiatul Khair, organisasi Islam yang bergerak di bidang pendidikan. Keterlibatan dalam dua organisasi menambah pemahaman Ahmad Dahlan dalam mengatur organisasi secara modern di kalangan orang Islam. Bekal pengalaman yang diperoleh dari Budi Utomo dan Jamiat Khair mendorong Dahlan untuk membentuk organisasi dan menyelenggarakan pendidikan. Dahlan yang sebelumnya membuat sekolah sebagai tempat kegiatan belajar mendapat dukungan dari murid-muridnya untuk membentuk organisasi.

(3)

bermasyarakat dapat menyesuaikan dengan pribadi Nabi Muhammad SAW.30

Budi Utomo mengambil peran dalam proses permohonan pendirian Muhammadiyah kepada pemerintah. Setelah melalui berbagai pertemuan, pematangan rencana dan berbagai persiapan membentuk organisasi, akhirnya pada 18 November 1912 berdiri gerakan Islam bernama Muhammadiyah.

Dengan menisbahkan diri pada keteladanan Nabi Muhammad SAW, Muhammadiyah berusaha menghidupkan ajaran Islam yang murni dan otentik dengan tujuan memahami dan melaksanakan agjaran Islam yang telah dicontohkan Nabi.

31

3. Landasan Ideal Muhammadiyah

Setelah menerima permohonan dari Budi Utomo mengenai berdirinya Muhammadiah, Gubernur Jenderal meminta pertimbangan dan saran empat penguasa lembaga terkait, yaitu residen Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII; Pepatih Dalem Sri Sultan Sri Sultan Hamengku Buwono VII; dan ketua penghulu Haji Muhammad Kholil Kamaludiningrat.

Hasil rapat tersebut memberikan izin pendirian organisasi Muhammadiyah.dengan keluarnya izin tersebut, maka Muhammadiyah secara resmi berdiri. Organisasi ini berdiri dengan tujuan awal menyebarkan ajaran agama Islam kepada seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera, di dalam residensi Yogyakarta dan memajukan hal Islam kepada anggota-anggotanya. Tujuan ini dari waktu ke waktu mengalami perbaikan setelah mengalami perkembangan dengan berdirinya cabang-cabang di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara dan daerah lainnya.

a. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

30 Ibid, hlm. 79. 31 Ibid. hlm. 80.

(4)

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan rumusan konsepsi yang bersumber pada Al-Quran dan Al-Sunnah tentang pengabdian manusia. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ini menjiwai dan menghembuskan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan seluruh gerak organisasi Muhammadiyah. Matan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah secara lengkap antara lain sebagai berikut:

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah dan Penyayang segala puji bagi

Allah yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang memegang pengendalian pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau, hamba menyembah dan hanya kepada Engkau hamba mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang; jalan orang-orang yang telah engkau beri kenikmatan; yang tidak dimurkai dantidak tersesat.” (Al-Qur’an Surat al-Fatihah).

“Saya ridla bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada

Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Amma Ba’du, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap Makhluk, terutama Manusia.

Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.

Masyarakat yamh sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanya dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.

(5)

Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.

Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah.

Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.

Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa tersebut, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam ummat yang yang percaya akan Allah dan hari kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah yang maha kuasa.

Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an:

Adakah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung dan berbahagia (QS. Ali Imran: 104).

(6)

Pada tanggal Dzulhijjah 133 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh Almarhum KH.A. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan Majlis-majlis (Bahagian-bahagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.

Kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW guna mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan:

Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun (QS. AS-Saba’ :15).

Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantar ke pintu gerbang syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah yang Rahman dan Rahim.

b. Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah memuat 4 (empat) hal yaitu: 1) Apakah Muhammadiyah itu?

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud gerakannya adalah dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan pada dua bidang; perseorangan dan masyarakat. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi dalam dua golongan, kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni. Yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan.

(7)

Kesemuanya itu dilakukan bersama dalam musyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.

Dengan melaksanakan dakwaf dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, yaitu: terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

2) Dasar Amal Usaha Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan gerak amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam uqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu:

a) Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah; b) Hidup manusia bermanfaat;

c) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat;

d) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan;

e) Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan nabi Muhammad SAW; dan f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

(8)

3) Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Menilik dasar prinsip tersebut diatas, maka pada apapaun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.”

4) Sifat Muhammadiyah

Memperhatikan uraian tentang: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar Amal Usaha Muhammadiyah, dan (c) Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalain di bawah ini:

a) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan; b) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah; c) Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam; d) Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan;

e) Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah;

f) Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik; g) Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan

(9)

h) Aktif dalam perkembangan masyarakat, dengan maksud: Ishlah pembangunan sesuai dengan ajaran Islam;

i) Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah; dan

j) Bersifat adil serta korektif ke dalam dank ke luar dengan bijaksana. c. Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah ditetapkan dalam siding Tanwir tahun 1969 di Ponorogo dan kemudian direvisi pada Tanwir di Yogyakarta pada tahun 1970 dengan sistematika sebagai berikut:

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. 2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada

Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

(10)

b) Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

a) Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

b) Akhlak

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

c) Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

d) Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT

(11)

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT.

Baldatun thayyibatub wa robbun ghofur.

4. Landasan Operasional Muhammadiyah a. AD/ART Muhammadiyah

Anggaran dasar merupakan anggaran pokok yang menyatakan dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam menjalankan organisasi, dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Maksud dan tujuan yang akan dicapai Muhammadiyah sebagaimana yang dicantumkan dalam AD pasal 2, berbunyi “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sedang usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut meliputi 17 subsistem sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3, yaitu:

a. Menyebarkan Agama Islam terutama dengan mempergiat dan menggembirakan tabligh; b. Mempergiat dan memperdalam pengkajian ajaran Islam untuk mendapatkan kemurnian

dan kebenarannya;

c. Memperteguh iman, mempergiat ibadah, mempergiat semngat jihad, mempeetinggi akhlaq;

(12)

d. Memajukan dan memperbarui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mempergiat penelitian menurut Islam.

e. Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk berwakaf serta membangun dan memelihara tempat ibadah;

f. Meningkatkan harkat dan martabat manusia menurut tuntutan Islam;

g. Membina dan menggerakkan angkatan muda sehingga menjadi manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa;

h. Membimbing masyarakat kea rah perbaikan kehidupan dan mengembangkan ekonomi sesuai ajaran Islam;

i. Memelihara, melestarikan,dan memberdayakan kekayaan alam untuk kesejahteraan masyarakat

j. Membina dan memberdayakan petani, nelayan, pedagang kecil, dan buruh untuk meningkatkan taraf hidupnya;

k. Menjalin hubungan kemitraan dengan dunia usaha;

l. Membimbing masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, sadaqah, hibah, dan wakaf; m. Menggerakkan dan menghidup-suburkan amal tolong-menolong dalam kebajikan dan

taqwa dalam bidang kesehatan, sosial, pengembangan masyarakat, dan keluarga sejahtera;

n. Menumbuhkan dan meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan kekeluargaan dalam Muhammadiyah;

(13)

p. Memantapkan kesatuan dan persatuan bangsa serta peran serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan

q. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Persyarikatan.

b. Khittah Perjuangan Muhammadiyah

Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai kerangka berpikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi guna mencapai maksud dan tujuan perserikatan. Khittah Perjuangan Muhammadiyah hasil keputusan Muktamar ke-40 di Surabaya tahun 1078 berisi lima hal sebagai berikut.

1) Hakikat Muhammadiyah

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamika dari dalam, ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangku dari segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan struktural dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, serta menyelenggarakan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya, ialah masyarakat sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya yaitu “Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” (masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT).

(14)

Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan di atas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

Keyakinan dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah senantiasa menjadi landasan gerakannya, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan gerakan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

2) Muhammadiyah dan Masyarakat

Sesuai dengan Khittahnya, Muhammadiyah sebagai persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai gerakan Islam amar ma’ruf nahi munkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama adalah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan dakwah jama’ah.

Di samping itu, Muhammadiyah menyelenggarakan amal usaha tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Cita-cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam, dan bagi usaha terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (masyarakatutama, adil, dan makmur yang diridlai Allah SWT).

3) Muhammadiyah dan Politik

Dalam bidang politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya dengan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konseptional, secara operasional dan secara konkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu masyarakat dan Negara Republik Indonesia yang berpancasila dan UUD’1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia,

(15)

material dan spiritual yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh kepada pendiriannya.

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bgian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muhammadiyah dalam Muktamar ke-38 menegaskan bahwa: Muhammadiyah adalah gerakan yang beramalkan pada segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dan tidak afiliasi dari suatu partai politik atau organisasi apapun. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam persyarikatan Muhammadiyah.

4) Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan Islam yang lain maupun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya. Dalam melaksanakan kepentingan tersebut, Muhamadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi dan institusi lainnya.

5) Dasar Program Muhammadiyah

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut dan dengan memperhatikan kemampuan dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijakan sebagai berikut Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri

(16)

dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, taat beribadah, berakhlak mulia, menjadi teladan yang baik di tengahtengah masyarakat.

a. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosial terhadap persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.

b. Menetapkan persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar ke segenap penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD’1945.

c. Visi dan Misi Muhammadiyah

Visi Muhammadiyah adalah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang yang berlandaskan pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan Dahwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar di segala bidang sehingga menjadi rahmatan li al-alamin bagi umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama yang diridlai Allah SWT dalam kehidupan dunia ini.

Sebagai Gerakan Islam Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Muhammadiyah memiliki misi sebagai berikut:

a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh Rasul Allah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh AS hingga Nabi Muhammad SAW.

(17)

b. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.

c. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Quran sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan Sunnah Rasul.

d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. d. Keputusan-Keputusan Muhammadiyah

Keputusan-keputusan Muhammadiyah meliputi banyak hal dari keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah Wilayah (Musyil), Musyawarah Daerah (Musyda), Musyawarah Cabang (Musycab), dan Musyawarah Ranting (Musyran). Selain itu ada juga keputusan-keputusan lain sebagai kebijakan pimpinan pada masing-masing tingkat.

Referensi

Dokumen terkait

Alat yang digunakan dalam terapi BCT ini sama dengan alat yang ada pada pemeriksaan Bio Resonance Scanning dan menggunakan gelombang yang sama, namun pada terapi

Dengan memberikan intervensi yang bersesuaian kepada murid bermasalah pembelajaran diharapkan dapat membantu meningkatkan daya tumpuan mereka semasa proses pengajaran dan

Untuk itu, menelusuri pandangan hidup para pembaharu pendidikan Islam, lewat Ahmad Dahlan dan Wahab Khasbullah merupakan usaha untuk menyingkap pandangan kedua

Dalam penelitian ini yang menjadi fase baseline (A 1 ) kemampuan anak dalam mensintesis kata, kelancaran anak dalam menyebutkan kata serta pemahaman anak

Pada tahun- tahun tersebut di Kalimantan Barat terdapat koran Pontianak Post dan Akcaya, para senior angkatan 1990an banyak yang menulis, ada teman juga nulis, jadi saya juga

Selain itu, berdirinya lembaga pendidikan al-Falah Tropodo 2 adalah untuk menjawab kekhawatiran orang tua tentang pendidikan anaknya di era globalisasi ini, yang penuh dengan

Dikatakan dalam Hasyiyah Ibni ‘Abidin, “Sesunggunya siapa yang mengatakan ‘Fudhuli (orang yang berbicara tidak karuan)’ kepada pihak yang menyuruh berbuat

MAKSUD GERAKNYA IALAH DAKWAH ISLAM AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR… DENGAN MELAKSANAKAN DAKWAH ISLAM AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DENGAN CARANYA MASING-MASING YANG SESUAI, MUHAMMADIYAH