• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG. Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan. pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LATAR BELAKANG. Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan. pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Sumber bahan baku yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan adalah: Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed). Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50%

feed). PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan ini

memiliki kapasitas produksi mencapai 125 MBSD, dimana produk dari PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan ini di distribusikan ke kota Jakarta dan Jawa Barat.

(3)

BAHAN BAKU

• Bahan baku utama yang digunakan : 1. Duri (50 %) dan Minas (50 %)

2.Campuran dengan minyak JMCO (Jatibarang Mixed Crude Oil), Nile Blend, mudi (Gresik), Banyu Urip, Azeri (Malaysia) dalam jumlah yang kecil.

• Bahan baku pendukung berupa : 1. Bahan kimia,

2. Katalis,

3. Gas alam, dan

(4)

PROSES PRODUKSI

Hydro Skiming Complex Unit ini adalah proses distilasi dan treating dari limbah yang dihasilkan dari

crude oil dan proses treating produk naphta. Unit HSC terdiri dari:

1. Distillation Treating Unit (DTU) Crude Distillation Unit (Unit 11),

Amine Treatment (Unit 23),

Sour Water Stripper (Unit 24),

Sulphur Plant (Unit 25), dan

Spent Caustic Soda (Unit 64).

2. Naphta Processing Unit (NPU)  Penex unit

 Platfroming unit

(5)

CRUDE DISTILLATION UNIT (CDU)

CDU merupakan Atmospheric Distillation Unit yang mengolah minyak mentah

menjadi produk-produk berdasarkan perbedaan titik didih dan titik embun.

Tujuan CDU adalah memaksimalkan produk akhir, oleh karena itu sebagian

residunya diproses lagi pada unit AHU/ARHDM dan sebagian lagi langsung ke

unit RCCC.

Campuran minyak mentah yang digunakan pada saat ini ini terdiri dari 50% crude

oil Duri dan 50% crude oil Minas dalam rangka optimalisasi kilang RU-VI

(6)

Produk yang dihasilkan dari proses CDU dari feed minyak Duri dan minyak Minas Produk utama :

• C4- sebanyak 170 BPSD

Naphta sebanyak 5.460 BPSD

• Kerosin sebanyak 11.270 BPSD • Gas oil sebanyak 23.300 BPSD

Produk samping yaitu Atmospheric Residue sebanyak 86.760 BPSD. Agar mencapai suhu yang dibutuhkan untuk proses distilasi, maka minyak mentah dilewatkan ke beberapa

heat exchanger dengan memanfaatkan panas dari produk yang dikeluarkan dari kolom

(7)

NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU)

Unit ini dibangun untuk mengolah dan meningkatkan nilai oktan dari

naphtha. Peningkatan bilangan oktan dilakukan dengan cara

menghilangkan impurities yang dapat menurunkan nilai oktan seperti

propana, butana, dan pentana. NPU disusun oleh tiga unit yaitu :

• Naphtha Hydrotreating Unit/NTU (Unit 31),

• Platfoming/PLT (Unit 32), dan

(8)

PROSES PRODUKSI

• Distillation and Hydrotreating Complex (DHC) :

1. Atmospheric Residue Hydrodemetallization Unit (Unit 12 dan

13)

2. Hydro Treating Unit (Unit 22)

 Hydrogen Plant (Unit 22),

 Gas Oil Hydrotreating Unit / GO HTU (Unit 14), dan

(9)

ATMOSPHERIC RESIDUE HYDRODEMETALLIZATION UNIT

Unit AHU merupakan unit yang mengolah Atmospheric Residue dari Crude Distillation

Unit (CDU) menjadi produk Demetallized Atmospheric Residue (DMAR) yang

disiapkan sebagai umpan (feed) untuk Residue Catalytic Cracker (RCC). Selain DMAR, juga dihasilkan produk lain seperti off gas, naphtha, kerosene, dan gas oil. ARHDM pun terjadi reaksi-reaksi perengkahan sehingga minyak yang dihasilkan

memiliki titik didih dan viskositas yang lebih rendah. Pada reaktor-reaktor ARHDM terjadi reaksi-reaksi hidrogenisasi dan perengkahan sehingga membutuhkan bantuan katalis. Tipe katalis yang digunakan di ARHDM adalah katalis hydrodemetallization, yaitu katalis yang dapat mentoleransi kandungan logam dalam jumlah besar. Katalis tersebut tidak dapat diregenerasi dan diganti setiap 15 bulan.

(10)

HYDRO TREATING UNIT

Fungsi utama dari unit ini adalah untuk mengurangi atau

menghilangkan impurities yang terikut bersama minyak bumi

dan fraksi-fraksinya serta memperbaiki colour stability

dengan proses hidrogenasi, yaitu mereaksikan impurities

tersebut dengan hidrogen yang dihasilkan dari Hydrogen

Plant dan bantuan katalis. Kandungan impurities yang ingin

dihilangkan antara lain nitrogen, senyawa sulfur organik, dan

senyawa-senyawa logam.

(11)

PROSES PRODUKSI

• Residue Catalytic Cracker Complex Unit (RCC Complex), Unit RCC

Complex terdiri dari beberapa unit operasi di kilang RU-VI Balongan

yang berfungsi mengolah residu minyak (Crude Residue) menjadi

produk-produk minyak bumi yang bernilai tinggi, seperti: LPG,

Gasoline, Light Cycle Oil, Decant Oil, Propylene, dan Polygasoline.

Terdiri dari Unit :

1. Residu Catalytic Cracker Unit

2. Light End Unit

(12)

RESIDU CATALYTIC CRACKER UNIT

Unit ini berfungsi sebagai kilang minyak tingkat lanjut (Secondary Processing) untuk mendapatkan nilai tambah dari pengolahan residu dengan cara perengkahan memakai katalis. Unit ini berkaitan erat dengan Unsaturated Gas Plant Unit yang akan mengelola produk puncak Main Column RCC Unit menjadi Stabilized Gasoline, LPG dan Non Condensable Lean Gas. Produk:

Overhead Vapour Main column.

Light Cycle Oil (LCO).

Decant Oil (DCO) Desain Basis.

RCC dirancang untuk mengolah Treated Ahmospheric Residue yang berasal dari unit AHU dan Untreated Atmospheric residu yang berasal dari unit CDU.

(13)

UTILITAS

Sistem utilitas mempunyai tujuan untuk menunjang operasi unit-unit proses dengan menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N2, fuel gas system dan sebagainya. Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit yaitu:

1. Pembangkit Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51) 2. Pembangkit Steam (Unit 52)

3. Water Intake Facility (WIF) dan Fasilitas Pengolahan Air (Water Treatment Plant) Salam

Darma (Unit 53)Raw Water dan Potable Water System (Unit 54)

4. Demineralized Water Unit (Unit 55) 5. Cooling Tower System (Unit 56)

6. Sistem Udara dan Instrumen (Unit 58)

7. Nitrogen Plant (Unit 59)

Bahan baku unit utilitas pada PERTAMINA RU VI adalah air dan udara yang kemudian diolah untuk berbagai keperluan.

(14)

PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat,

senyawa sulfur dan amine, senyawa kimia berbahaya, serta

senyawa-senyawa hidrokarbon yang mudah terbakar. Hal ini menuntut adanya unit

pengolahan limbah agar limbah yang dibuang dapat memenuhi spesifikasi

dan persyaratan yang telah ditetapkan pemerintah. PT. PERTAMINA RU VI

Balongan menghasilkan berbagai macam limbah, yang terdiri dari limbah

cair, limbah gas, dan limbah padat. Dari ketiga macam limbah tersebut,

limbah cair merupakan limbah yang paling potensial untuk menyebabkan

pencemaran lingkungan.

(15)

OIL MOVEMENT

1. Fasilitas Offset, Fasilitas Offsite berfungsi mengadakan dan mempersiapkan feed

untuk tiap unit proses serta membangun hasil produksi dari inti – inti proses

tersebut, baik yang berupa intermediate product atau finished product.

2. Single Buoy Mooring, Merupakan fasilitas penyandaran kapal tangker guna

mendatangkan crude oil sebagai feed dan penyaluran hasil produksi dari unit –

unit proses di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan. PT. PERTAMINA

(Persero) RU VI Balongan memiliki 4 buah dermaga di dalam kawasan

industrinya atau SBM (Single Buoy Mooring) yang digunakan untuk loading

hasil produksi yang berbeda pada setiap SBM.

(16)

3. Tank Farm Unit, terdiri dari sarana tangki penampung bahan beserta kelengkapannya seperti blending,metering, injeksi bahan kimia, pompa dan pemipaan dengan batas area masih berada di dalam kilang. Tank farm berfungsi sebagai penampung umpan, produk dan fasilitas blending, dimana semua tank farm unit dihubungkan dengan rumah pompa sebagai fasilitas penyaluran umpan maupun produk melalui suatu sistem perpipaan (pipeline).

4. Pipeline Unit, merupakan unit perpipaan yang berfungsi untuk menyalurkan hasil produksi dari unit-unit proses yang ada di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan menuju semua jalur perpipaan SBM maupun penyaluran ke PT. PERTAMINA (Persero) UPMS III, baik yang ke depot Balongan maupun yang melalui fasilitas pipanisasi Jawa untuk Depot Plumpang Fuel System (FS).

(17)

Referensi

Dokumen terkait