• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN. Disusun oleh: Clara Pinasthika NPM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN. Disusun oleh: Clara Pinasthika NPM :"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Disusun oleh: Clara Pinasthika NPM : 14 06 07945

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2017

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “ Analisis Peramalan Penyaluran Produk Premium Pada Bulan Juni 2017 Menggunakan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) di PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan “ dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kerja praktek dari tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan tanggal 11 Agustus 2017.

Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk menerapkan dan membandingkan ilmu-ilmu dalam teknik industri yang telah didapat dalam bangku kuliah dengan kondisi nyata pada suatu perusahaan, khususnya pada PT.Pertamina RU VI Balongan

Dalam pembuatan laporan ini, penulis mendapat banyak sekali bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu, baik yang terlibat langsung dalam pembuatan laporan maupun pihak-pihak yang mendukung kelancaran pembuatan laporan ini:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral dan material sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan mengerjakan laporan dengan baik.

2. PT PERTAMINA (PERSERO) Refinery Unit VI Balongan yang telah memberikan penulis kesempatan untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek disana.

3. Bapak V.Ariyono, ST ., MT selaku Kaprodi Jurusan Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

4. Bapak V.Ariyono, ST ., MT selaku dosen pembimbing Kerja Praktek (KP). 5. Bapak Suharto PH yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk

melaksanakan kerja praktek di Supply Chain and Distribution Section.

6. Bapak Gerdathias Putra selaku pembimbing penulis atas ketersediaannya memberikan banyak waktu, ilmu, bimbingan dan masukannya selama kegiatan kerja praktek.

7. Bapak Topik dan Bapak Yogie Rachmadi yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data.

(4)

v

8. Bapak Yanto selaku staff di HR development section yang telah membantu penulis mengurus segala administrasi baik sebelum dan sesudah kegiatan kerja praktek.

9. Bapak Nasir yang sudah menyediakan tempat untuk menetap selama berada di Balongan.

10. Teman-teman kerja praktek (Ica, Moli, Elfa, Bella, Yarra,Dimas) yang sangat berjasa selama melaksanakan kerja praktek, selalu menghadirkan keceriaan setiap harinya dan selalu menciptakan semangat baru setiap harinya.

11. Mas Odilius Jenar yang selalu memberikan motivasi, dukungan, perhatian, cinta kasih serta keceriaan walaupun dengan jarak yang jauh.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Akhirnya kegiatan kerja praktek ini telah selesai dilaksanakan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan kerja praktek ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermafaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 11 Agustus 2017

(5)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ………..… ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ……… iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR GRAFIK ……… viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………..… 1

1.2. Tujuan ……….... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ……… 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……….. 3

2.2. Struktur Organisasi ………...… 4

2.3. Manajemen Perusahaan ……….… 8

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen ……… 13

3.2. Produk yang Dihasilkan ………... 15

3.3. Proses Produksi ……… 16

3.4. Fasilitas Produksi ………. 19

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan ……… 21

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan ……… 21

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ………. 22

(6)

vii BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……… 37

5.2 Saran ………. 37

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Demand Premium Pada Bulan Me i ……… 23

Tabel 4.2 Data Produksi Pada Bulan Juni ……….. 25

Tabel 4.3 Data Stok Awal Bulan Juni ……….. 25

Tabel 4.4 Rekapitulasi Peramalan Permintaan Premium………... 27

Tabel 4.5 Peramalan Demand Premium Bulan Juni 2017 ………. 28

Tabel 4.6 Demand Harian Bulan Juni 2017 ……….. 30

Tabel 4.7 Kapasitas Produksi Harian Juni ………. 31

Tabel 4.8 Data DRP Premium ………. 31

Tabel 4.9 DRP Produk Premium Sebelum Penjadwalan Lifting ………... 33

Tabel 4.10 DRP Produk Premium Setelah Penjadwalan Lifting ……… 34

Tabel 4.11 Perbandingan Penjadwalan DRP, RU VI, Realisasi ……… 35

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan ……… 4

Gambar 2.2 Logo Unggulan PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan……… 9

Gambar 3.1 Struktur Refinery Planning and Optimization………... 15

Gambar 3.2 Proses Produksi RU VI Balongan……….. 16

Gambar 4.1 Metodologi Pelaksanan Kerja Praktek……….. 22

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Demand Premium Bulan Mei ……… 26

(8)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: 1. Mengenali ruang lingkup perusahaan.

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu.

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan.

4. Mengamati perilaku system.

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis. 6. Melaksanakan ujian kerja praktek.

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: 1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnis.

(9)

2 perusahaan.

6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 11 Agustus 2017 di PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan yang terletak di Jalan Raya Balongan Km. 9 Kecamatan Balongan Kab. Indramayu Prov. Jawa Barat. Dalam hal ini penulis ditempatkan pada Departemen Supply Chain & Distribution dengan jam kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB untuk hari Senin sampai dengan Jumat dan jam istirahat pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB.

(10)

3 BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Kilang Balongan dibangun dengan system project financing dimana biaya invetasi pembangunannya dibayar dari revenue kilang Balongan sendiri dan dari keuntungan Pertamina lainnya. Dengan demikian maka tidak ada dana atau equity dari pemerintah yang dimasukkan sebagai penyertaan modal sebagaimana waktu membangun kilang-kilang lainnya sebelum tahun 1990. Oleh karena itu kilang-kilang Balongan disebut kilang-kilang milik PERTAMINA.

Kilang Balongan adalah merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah minyak mentah jenis Duri (80%). Pada tahun 1990-an, crude Duri mempunyai harga jual yang relatif rendah karena kualitasnya yang kurang baiksebagai bahan baku kilang. Kualitas yang rendah dari crude duri dapat terlihat diantaranya dari kandungan residu yang sangat tinggi mencapai 78%, kandungan logam berat dan karbon serta nitrogen yang juga tinggi. Teknologi kilang yang dimiliki di dalam negeri sebelum adanya kilang Balongan tidak mampu mengolah secara efektif dalam jumlah besar, sementara itu produksi minyak dari lapangan Duri meningkat cukup besar dengan diterapkannya metode Secondary Recovery. Saat ini, feed yang digunakan pada kilang Balongan merupakan campuran crude Duri, Minas, dan Nile Blend dengan perbandingan 41:35:24.

Dasar pemikiran didirikannya kilang RU VI Balongan untuk memenuhi kebutuhan BBM yaitu:

1.

Pemecahan permasalahan minyak mentah (Crude) Duri.

2.

Antisipasi kebutuhan produk BBM nasional, regional, dan internasional.

3.

Peluang menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi.

Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang dinamakan proyek EXOR I (Export Oriented Refinery I) dan dirikan pada tahun 1991. Pada perkembangan selanjutnya, pengoperasian kilang tersebut diubah namanya Pertamina Refinery Unit VI Balongan. Start Up kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda dari perencanaan

(11)

4

sebelumnya (30 Januari 1995) karena unit Residue Catalytic Cracking (RCC) mengalami kerusakan.

Unit RCC ini merupakan unit terpenting di kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan, yang mengubah residu (sekitar 62 % dari total feed) menjadi minyak ringan yang lebih berharga. Residu yang dihasilkan sangat besar sehingga sangat tidak menguntungkan bila residu tersebut tidak dimanfaatkan. Kapasitas unit ini yang sekitar 83.000 BPSD merupakan yang terbesar di dunia untuk saat ini. Dengan adanya kilang minyak Balongan, kapasitas produksi kilang minyak domestik menjadi 1.074.300 BPSD. Produksi kilang minyak Balongan berjumlah kurang lebih 34 % dari bahan bakar minyak yang dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya.

(12)

5

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI Balongan mempunyai struktur organisasi yang menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan dibuatnya struktur organisasi adalah untuk memperjelas dan mempertegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan tugas sehingga akan mempermudah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Maka biasanya struktur organisasi dibuat sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri. Struktur organisasi RU VI Balongan terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi dan tanggung jawab masing-masing yaitu sebagai berikut:

1. General Manager

Tugas pokok General Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh kegiatan di Refinery Unit VI sesuai dengan visi misi unit bisnis yang meliputi kegiatan pengembangan pengolahan, pengoelolaan operasi kilang, kehandalan kilang, pengembangan kilang, supply chain operation, procurement, serta kegiatan pendukung lainnya guna mencapai target perusahaan di Refinery Unit VI.

2. Senior Man. Op & Manufacturing

Tugas pokok Senior Man. Op & Manufacturing adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi penyusunan rencana operasi kilang, kegiatan operasi kilang,

assesment kondisi peralatan, pemeliharaan turn around / overhoul, pemeliharaan rutin

dan non-rutin, pengadaan barang dan jasa, pengadaan bahan baku, intermedia, dan gas, penerimaan, penyaluran, storage management, pengelolaan sistem akutansi arus minyak, dan operasional HSE serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis agar kegiatan operasi berjalan dengan lancar dan aman di

Refinery Unit VI

3. Production-I Manager

Tugas pokok Production-I Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan, penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan mutu, dan operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM / NBBM secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan, serta

(13)

6

menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis sesuai dengan perencanaan perusahaan di Refinery Unit VI.

4. Production-II Manager

Tugas pokok Production-II Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan, penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan mutu, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM, NBBM, secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan perencanaan perusahaan di Refinery Unit VI

5. Refinery Planning & Optimization Manager

Tugas pokok Refinery Planning & Optimization Manager adalah mengarahkan, mengkoordinasikan, dan memonitor evaluasi perencanaan, pengembangan / pengelolaan bahan baku, dan produk kilang berdasarkan kajian keekonomian, kemampuan kilang serta kondisi pasar; evaluasi pengadaan, penerimaan, dan penyaluran bahan baku; evaluasi kegiatan operasi kilang; evaluasi pengembangan produk; pengelolaan Linear Programming serta pengelolaan hubungan pelanggan dalam rangka mendukung kegiatan operasional yang paling efektif, efisien, dan aman serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis di Refinery

Unit VI.

6. Maintenance Execution Manager

Tugas pokok Maintenance Execution Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan turn around dan overhaul (plant stop), pemeliharaan peralatan kilang rutin & non-rutin, pembangunan dan pemeliharaan aset bangunan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum lainnya, dan heavy equipment, transportation, rigging, dan

scaffolding, optimalisasi aset pengelolaan mutu tools worksho, dan correction action

saat operasi kilang untuk memastikan peralatan kilang siap beroperasi dengan tingkat kehandalan, kinerja peralatan yang paling optimal, menjadi role model, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas dan memenuhi HSE excellence di Refinery Unit

(14)

7

Tugas pokok Maintenance Planning & Support Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business peralatan kilang yang meliputi rencana strategi perusahaan, pengelolaan mutu, strategi dan rencana dan kehandalan,

assesment kondisi kilang, kegiatan pemeliharaan, vendor management, anggaran,

dan pemeliharaan data seluruh peralatan kilang untuk memberikan jaminan kelayakan operasi peralatan sesuai peraturan pemerintah dan / atau standar & code serta aspek HSE yang belaku agar peralatan dapat dioperasikan sesuai jadwal untuk memenuhi target produksi yang direncanakan di Refinery Unit VI.

8. REL Manager

Tugas pokok REL Manager adalah mengkoordinir, merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan kehandalan kilang meliputi penetapan strategi pemeliharaan kilang (anggaran, strategi dan rencana), pengembangan teknologi,

assessment / inspeksi kondisi kilang, pemeliharaan kilang terencana (termasuk TA

dan OH) serta pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan kebutuhan operasi pemeliharaan kilang serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas /

process business dalam upaya mencapai tingkat kehandalan kilang dan safety yang

optimal sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku di Refinery Unit. 9. T/A (Turn-Around) Manager

Tugas pokok T/A Manager adalah mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh tahapan proses kerja turn-around (TA/PS/COC) dan over-haul (OH) equipment, mulai dari tahap persiapan / perencanaan, pelaksanaan & proses start-up, hingga post TA-OH yang sesuai best

practice / pedoman TA, pedoman pengadaan barang & jasa, peraturan pemerintah, standard & code yang berlaku dalam upaya mendukung kehandalan pengoperasian

peralatan kilang hingga seluruh peralatan yang telah diperbaiki dan di-overhaul tersebut dapat beroperasi dengan aman dan handal sampai dengan jadwal TA-OH berikutnya, untuk mendukung pemenuhan target produksi yang direncanakan di

Refinery Unit VI.

10. Engineering & Development Manager

Tugas pokok Engineering & Development Manager adalah mengarahkan, memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi penyusunan sistem tata kerja operasi kilang apabila ada modifikasi/revamp/unit baru, kegiatan pengembangan kilang

(15)

8

pengembangan teknologi, pengembangan produk, pengelolaan kegiatan operasi kilang, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan program HSE, pengelolaan anggaran investasi guna mendukung kegiatan operasi pengolahan berdasarkan hasil identifikasi potensi risiko sehingga dapat terkelola suatu kinerja ekselen yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan berorientasi kepada pelanggan, produktivitas, dan keamanan kilang Refinery Unit VI.

11. HSE Manager

Tugas poko HSE Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi penerapan aspek HSE di Refinery Unit VI yang meliputi penyusunan, sosialisasi & rekomendasi kebijakan & STK HSE, identifikasi risiko HSE, mitigasi risiko HSE, peningkatan budaya HSE, implementasi operasional program HSE, investigasi HSE, penyediaan peralatan dan fasilitas HSE, HSE regulation & standard code compliance serta HSE audit agar kegiatan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat, pelestarian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai sesuai dengan rencana dalam upaya mencapai HSE excellence.

12. Procurement Manager

Tugas pokok Procurement Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi sistem tata kerja procurement, pengadaan barang dan jasa, vendor

management, penerimaan barang dan jasa, distribusi, warehouse management,

perjanjian kerjasama pengadaan jasa, dan facility support serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas di fungsi Procurement Refinery Unit VI.

13. General Affairs

Tugas pokok General Affairs adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan terkait relasi dengan pihak regulator, media, dan stakeholder, hubungan pelanggan (internal & eksternal), kredibilitas perusahaan, komunikasi eksternal dan internal, Corporate Social Responsibility (CSR) / Community Development (CD) /

Community Relation (CR), dokumen dan literatur perusahaan, corporate activity,

manajemen security, budaya security, operasional program security, emergency

program, pengelolaan peralatan dan fasilitas security, juga security regulation compliance untuk mendukung kegiatan operasional agar berjalan efektif dan optimal

di fungsi Refinery Unit VI.

(16)

9

2.3.1. Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan Visi dan misi PERTAMINA RU VI Balongan adalah sebagai berikut: Visi: Menjadi Kilang Terkemuka di Asia Tahun 2025

Misi:

1. “Mengolah crude dan naptha untuk memproduksi BBM, BBK, Residu, NBBM dan Petkim secara tepat jumlah, mutu, waktu dan berorientasi laba serta berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar.”

2. “Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman, handal, efisien dan berwawasan lingkungan.”

3. “Mengelola aset RU VI Balongan secara profesional yang didukung oleh sistem manajemen yang tangguh berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan dan prinsip saling menguntungkan.”

2.3.2. Logo dan Slogan PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan

Slogan dari PT. Pertamina (Persero) adalah “Renewable Spirit” atau “Semangat Terbarukan”. Slogan tersebut diharapkan mendorong seluruh jajaran pekerja untuk memiliki sikap enterpreneurship dan costumer oriented yang terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

Gambar 2. 1 Logo Unggulan PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan Logo PT Pertamina (Persero) RU VI memiliki makna sebagai berikut:

1. Lingkaran : fokus ke bisnis inti dan sinergi

2. Gambar : konstruksi regenerator dan reaktor di unit RCC yang menjadi ciri khas dari PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

3. Warna :

(17)

10

b. Putih : berarti bersih, profesional, proaktif, inovatif dan dinamis dalam setiap tindakan yang selalu berdasarkan kebenaran

c. Biru : berarti loyal kepada visi PT Pertamina (Persero) d. Kuning : berarti keagungan PT Pertamina (Persero) RU VI

2.3.3. Tata Nilai Perusahaan

Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:

1. CLEAN (BERSIH)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. COMPETITIVE (KOMPETITIF)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

4. CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

5. COMMERCIAL (KOMERSIAL)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

6. CAPABLE (BERKEMAMPUAN)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

(18)

11

Pabrik PT. PERTAMINA (Persero) RU VI didirikan di kecamatan Balongan, kabupaten Indramayu, Jawa Barat (40 km arah barat laut Cirebon). Untuk penyiapan lahan kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan pasir laut yang diambil dari pulau Gosong Tengah yang dikerjakan dalam waktu empat bulan. Transportasi pasir dari tempat penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.

Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini. Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali. Di antara sumur-sumur tersebut, sumur yang berhasil memproduksi adalah sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur Timur, Tugu Barat, dan lepas pantai. Sedangkan produksi minyak buminya sebesar 239,65 MMSCFD disalurkan ke PT. Krakatau Steel, PT. Pupuk Kujang, PT. Indocement, Semen Cibinong, dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru dibangun pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya.

Tata letak pabrik disusun sedemikian rupa hingga memudahkan jalannya proses produksi serta turut mempertimbangkanaspek keamanan dan lingkungan. Untuk mempermudah jalannya proses produksi, unit-unit dalam kilang disusun sedemikian rupa sehingga unit yang saling berhubungan jaraknya berdekatan. Dengan demikian pipa yang digunakan dapat sependek mungkin dan energi yang dibutuhkan untuk mendistribusikan aliran dapat diminimalisir.

Untuk keamanan, area perkantoran terletak cukup jauh dari unit-unit yang memiliki resiko bocor atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll. Unit-unit yang berisiko diletakkan di tengah-tengah kilang. Unit terdekat dengan area perkantoran adalah unit utilitas dan tangki-tangki yang berisi air sehingga relatif aman.

Area kilang terdiri dari :

Sarana kilang : 250 ha daerah konstruksi kilang

: 200 ha daerah penyangga

Sarana perumahan : 200 ha

Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya faktor pendukung, antara lain :

a. Bahan Baku

Sumber bahan baku yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan adalah :

(19)

12

Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed).

Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50% feed).

Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard Cubic

Feet per Day (MMSCFD).

b. Air

Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari, kurang lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal 1.100 m3 serta kecepatan maksimum 1.200m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler, heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan dengan sistem wasted water

treatment, di mana air keluaran di-recycle ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit ini

adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH3, fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan.

c. Transportasi

Lokasi kilang RU VI Balongan berdekatan dengan jalan raya dan lepas pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty

facilities.

d. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dipakai di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada proses pendirian Kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal nonskill sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, sedangkan golongan kedua, yang dipekerjakan untuk proses pengoperasian, berupa tenaga kerja PT. PERTAMINA (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang minyak di Indonesia.

(20)

13

Area pemasaran dan pola distrbusi dari produk hasil pengolahan di RU VI Balongan adalah sebagai berikut :

a) Premium, pertamax, pertamax plus dan solar dikirim menggunakan pipa atau kapal ke unit pemasaran.

b) Decant oil dan solar dikirim ke unit Gas LPG dan Gas Produk menggunakan mobil tangki.

c) Propylene dikrim menggunakan pipa dan kapal untuk kebutuhan domestik dan export.

(21)

14 BAB 3

TINJAUAN KHUSUS PERUSAHAAN

3.1. Departemen Refinery Planning and Optimization

Bidang Perencanaan yang disebut Refinery Planning and Optimization (RPO). Fungsi ini memiliki peran merencanakan proses pengolahan yang akan dilakukan dan juga optimasinya. Pada fungsi RPO ini terdapat tiga bagian, yaitu Refinery Planning, Supply Chain and Distribution, dan Budget and Performance.

Refinery Planning and Optimization (RPO) merupakan salah satu fungsi di PT Pertamina (PERSERO) RU VI Balongan yang merupakan pengelolaan, pengorganisasian serta pengendalian kegiatan perencanaan dan supply chain bahan baku dan produk kilang PT Pertamina (PERSERO) RU VI Balongan secara efektif dan efisien sehingga kilang mampu beroperasi untuk menghasilkan produk Bahan Bakar Minyak (BBM), Bahan Bakar Khusus (BBK), Non-BBM (NBM) sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang sudah direncanakan agar memberikan gross margin yang optimum.

Tugas pokok divisi Refinery Planning and Optimization adalah :

1. Memimpin kegiatan perencanaan, pengolahan, dan produksi kilang RU VI, serta penyiapan bahan baku minyak mentah, gas alam, maupun bahan intermedia (LOMC/HOMC) sampai dengan menjadi produk BBM/BBK/NBM. 2. Memimpin kegiatan supply chain produksi kilang RU VI, mulai dari penyiapan

kedatangan bahan baku minyak mentah, gas alam, maupun bahan intermedia sampai dengan menjadi produk BBM/BBK/NBM.

3. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menanggapi keluhan pelanggan dan peningkatan kinerja RU VI untuk pemenuhan

kebutuhan/kepuasan pelanggan.

4. Memimpin kegiatan optimasi perencanaan yang berdasarkan kandungan fraksi hidrokarbon (yield) dalam bahan baku maupun kemampuan unit produksi dengan menggunakan tool Linier Programming.

5. Mengorganisir dan mengendalikan data operasi Kilang RU VI, kegiatan pelaporan kinerja dan melakukan upaya pengingkatan kinerja RU VI mengacu pada penerapan sistem mutu (ISO 9001, PQA, dll) serta benchmarking dengan kilang terbaik lainnya.

(22)

15

6. Memberikan advis/saran baik diminta atau tidak kepada unit produksi/kilang berupa perspektif keekonomian kilang agar mengacu kepada efisiensi dan produktivitas.

Pada fungsi RPO terdapat tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 1. Refinery Planning (RP)

RP merupakan bagian yang bertugas untuk membuat perencanaan pengolahan RU VI Balongan dalam bentuk rencana bulanan (STS) dan rencana tahunan (RK). Oleh karena itu, kegiatan bagian ini sering disebut bersifat “tomorrow”. Dalam menjalankan fungsinya, bagian ini memperhitungkan semua constraint yang ada di unit proses sehingga dapat dilakukan optimasi profit magin yang tetap feasible.

Tugas Pokok Refinery Planning Section Head adalah : a. Rencana Pengolahan dan Produksi Tahunan (RK) b. Rencana Pengolahan dan Produksi Bulanan (STS) c. Evaluasi Realisasi Produksi

d. Uji Coba Bahan Baku Alternatif

2. Supply Chain and Distribution (SC&D) SC & D merupakan bagian yang bertugas untuk merealisasikan rencana pengolahan yang telah dibuat oleh bagian RP. Pada bagian ini dilakukan perencanaan yang lebih bersifat operasional, mulai dari pengadaan bahan baku (minyak mentah), produksi produk turunan, sampai dengan distribusi produk jadi.

Tugas Pokok Supply Chain and Distribution Section Head adalah : a. Membuat penjadwalan crude dan intermedia sesuai dengan STS.

b. Memonitor posisi stock di RU VI (feed dan produk) serta stock produk di pelanggan.

c. Mengkoordinasikan kedatangan truck/kapal.

d. Merencanakan operasional harian kegiatan proses produksi. e. Membuat order SPP/IPP/DO/LO. f. Customer Relation.

3. Budget and Performance (BP) BP merupakan bagian yang bertugas untuk melakukan evaluasi terhadap perencanaan yang telah dibuat dengan hasil realisasi yang terjadi. Evaluasi ini dilakukan dalam bentuk laporan biaya dan pertanggungjawaban.

(23)

16

Tugas Pokok Budget and Performance Section Head adalah : a. Mengawasi penggunaan Anggaran Biaya Operasional. b. Membuat Laporan Arus Minyak berdasarkan MQAR.

c. Melaporkan Pencapaian KPI (Key Performance Indicator) RU VI.

Gambar 3.1. Struktur Refinery Planning and Optimization 3.2. Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan kilang PT Pertamina (PERSERO) RU VI Balongan dibagi menjadi 5 macam adalah sebagai berikut.

1. Bahan Bakar Minyak (BBM)

Produk bahan bakar minyak terdiri atas:

a. Premium, memiliki angka oktan minimal 88 yang biasanya digunakan sebagai bensin untuk bahan bakar mesin.

b. Kerosine, merupakan cairan hidrokarbon.

2. Bahan Bakar Khusus (BBK) Produk bahan bakar khusus terdiri atas:

a. Pertamax, memiliki angka oktan minimal 92 dan merupakan bahan bakar yang mampu menjaga mesin selalu tetap bersih dan membuat kinerja mesin lebih lama. b. Pertamax Plus, memiliki oktan minimal 95. Jenis ini disarankan digunakan sebagai bahan bakar mesin kendaraan tahun 1992 keatas (memiliki compression ratio yang tinggi).

c. Pertamina DEX (Diesel Environment Extra), menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih dan memiliki Catane Index 51 serta Sulphur Contain <= 300 ppm.

(24)

17

a. Propylene, digunakan untuk bahan pembuat kosmetik, plastik (gelas/botol), ban. b. Liquefied Petroleum Gas (LPG), digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, water heater, gas stoves, dan rice cooker.

c. Minasol

4. Lain-lain Produk lain-lain terdiri atas:

a. High Octan Mogas Component (HOMC), merupakan produk intermedia (setengah jadi) yang digunakan kembali untuk melakukan proses produksi produk lainnya.

b. Decant Oil, digunakan sebagai bahan bakar turbin atau boiler. 5. Refinery Fuel (RF)

Produk RF terdiri atas: a. RF Oil

b. RF Gas c. Lean Gas

(25)

18

Gambar 3.2. Proses Produksi RU VI Balongan a. Crude Destilation Unit (CDU)

CDU merupakan primary processing, yang didesain untuk mengolah 125.000 BSPD (Barrel Stream Per Day). Pada unit ini komposisi desain crude untuk pengolahan adalah 80% Duri dan 20% Minas. CDU memisahkan minyak mentah menjadi produk melalui proses pemisahan fisik berdasarkan titik didih dengan proses yang disebut distilasi. Produk yang dihasilkan adalah Straight Run Naptha, Kerosine, Gasoil, dan Atmospheric Residue (AR). b. AR Hydrodematillization

ARHDM unit untuk mengolah Atmospheric Residue (AR) dari CDU yang mengandung metal (Ni, V) serta karbon (MCR) dalam jumlah yang tinggi, menjadi DMAR yang mengandung metal (Ni, V) dan karbon (MCR) dalam jumlah yang lebih kecil. Prosesnya dengan menggunakan katalis dan

18ydrogen pada 18ydrogen18re dan tekanan tinggi. ARHDM dirancang untuk mengolah AR keluar dari CDU sebesar 58.000BPSD.

100 %VOL UNIT-11 CDU 125,000 BPSD UNIT-12/13 AHU 58,000 BPSD UNIT-15 RCU 83,000 BPSD UNIT-31 NHT 52,000 BPSD UNIT-33 PNX 23,000 BPSD UNIT-32 PLF 29,000 BPSD UNIT-14 GOHTU 32,000 BPSD UNIT-21 KERO 15,000 BPSD UNIT-22 H2 76,000 MMSCF UNIT-17 LPG TR 29,500 BPSD UNIT-18 GTU 29,500 BPSD UNIT-19 PRU 29,500 BPSD UNIT-20 CCU 13,000 BPSD PREMIUM-88 1,700 MB KEROSENE 180 MB SOLAR-48 1,200 MB IDF 30 MB PERTAMAX + 80 MB PERTAMAX 180 MB PROPYLENE 220 MB LPG 390 MB HOMC 1,120 MB DECANT OIL 250 MB OVERHEAD PRODUCT ATM RESIDUE DMAR OVERHEAD PRODUCT LIGHT NAPHTHA HEAVY NAPHTHA ISOMERATE REFORMATE 99 %VOL 91 %VOL 70 %VOL 90 %VOL 80 %VOL 103 %VOL 85 %VOL 75 %VOL Basis :

- Crude Duri/SLC/Nile Blend/LSWR dengan rasio 55/25/15/5 %Vol. - Rasio AR/DMAR feed RCC pada posisi 35/65 %Vol.

(26)

19 c. Gas Oil Hydrotreater

Gas Oil Hydrotreater (GO-HTU) merupakan unit untuk mengolah gas oil yang tidak stabil dan korosif karena mengandung sulfur dan nitrogen menjadi gas oil yang memenuhi ketentuan pasar, dengan bantuan katalis dan 19ydrogen Kapasitas GO-HTU 32.000 BPSD

d. Residue Catalytic Cracker (RCC)

Residue catalytic cracker (RCC) merupakan Secondary Processing dengan kapasitas 83 BPSD (505.408T/H) merupakan salah satu unit RCC terbesar di dunia. Unit ini didesain untuk mengolah Treated Residue (DMAR) dari ARHDM dan Atmospheric Residue (AR) dari CDU dengan bantuan katalis. Produk yang dihasilkan dari unit RCC ini merupakan produk dengan nilai ekonomi yang tinggi seperti LPG, Propylene, Polygasoline (mogas dengan RON 98), Naptha (RON 92), Light Cycle Oil (LCO), serta Decant Oil (DCO).

e. Unsaturated Gas Plant (UGP)

Unsaturated gas plant (UGP) berfungsi untuk memisahkan produk overhead Main column RCC unit (15-C-101) menjadi Stabilized gasoline, LPG dan Non condensable lean gas, dimana sebagian akan dipakai sebagai lift gas

sebelum diolah lebih lanjut di Amine treater sebagai off gas. f. LPG Treater

LPG treater dirancang untuk membersihkan Mixed RCC LPG sebanyak 22.500 BPSD (86,0405 T/H) yang mengandung 30 ppm wt H2S dan 65 ppm wt merkaptan sulfur, dan menghasilkan aliran produksi dengan kandungan maksimum H2S = 10 ppm wt.

g. Propylene Recovery Unit (RPU)

Propylene recovery unit (PRU) berfungsi untuk memisahan dan memproses LPG dari Unsaturated Gas Plant (UGP) sebagai downsream RCC guna mendapatkan produk propylene dengan kemurnian tinggi, yang dapat dipakai sebagai Feed Polypropylene Unit.

h. Catalytic Condensation (CCU)

Catalytic condensation unit (CCU) didesain untuk mengolah Mixed butanes sebesar 13.000 BPSD (53,523 T/H) dari RCC Complex, dengan dilengkapi

(27)

20

tiga unit 20ydroge yang dioperasikan secara 20ydrogen. Finished product berupa Polygasoline beroktan tinggi serta butane.

i. Light Cycle Oil Hydrotreater

Light cycle oil hydrotreater (LCO-HTU) berfungsi untuk menghilangkan sulfur dan nitrogen dari Untreated LCO tanpa perubahan boiling range yang berarti, agar produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan dan spesifikasi

pemasaran. Kapasitas unit ini 15.000 BPSD (92,912 T/H) . j. Hydrogen Plant

Hydrogen plant merupakan plant yang dirancang untuk memproduksi

20ydrogen dengan kemurnian minimal 99,9% sejumlah 76 MMSCFD. Produk 20ydrogen tersebut di suplai ke ARHDM, GO-HTU, dan LCOHTU sebagai make-up H2 dalam proses hidrogenasi. Kapasitas terpasang H2 plant adalah sekitar 132.980 Nm3/H (110,830 T/H).

k. Amine Treater

Amine treater dirancang untuk mengolah sour gas serta untuk

menghilangkan kandungan H2S yang terikat dalam sour gas. Proses yang dipakai adalah SHELL ADIP Process, yang menggunakan larutan MDEA (Methyl di-ethanol amine) sebagai larutan penyerap. Kapasitas terpasang Amine treater adalah 49.200 Nm3/H (base case).

l. Sour Water Stripper

Fungsi utama Sour water stripper (SWS) adalah untuk membersihkan air sisa proses (sour water) dari sisa minyak dan gas-gas yang ada (khususnya NH3 dan H2S), sehingga air sisa proses tersebut menjadi bersih (stripped water) dan dapat dipakai kembali sebagai air proses.

m. Sulfur Plant

Sulfur plant adalah unit untuk merecovery sulfur dari acid gas yang dihasilkan Amine treater dan H2S stripper Train no. 1 SWS. Sulfur plant terdiri dari suatu unit Claus untuk menghasilkan sulfur, lalu diikuti dengan Sulfur flaker dan fasilitas penyimpanan sulfur padat.

d. Fasilitas Produksi

Fasilitas yang menunjang proses pengolahan di RU VI Balongan dijabarkan sebagai berikut:

(28)

21 BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan

Mahasiswa ditempatkan di bagian Supply Chain & Distribution pada fungsi Refinery Planning and Optimization (RPO). Pekerjaan di departemen ini adalah merealisasikan rencana pengolahan yang telah dibuat oleh bagian Refinery Planning. Pada bagian ini dilakukan perencanaan yang lebih bersifat operasional, mulai dari pengadaan bahan baku (minyak mentah), produksi produk turunan, sampai dengan distribusi produk jadi.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Perusahaan

Dalam kerja praktek ini, mahasiswa diberi kebebasan oleh perusahaan untuk mengetahui segala informasi pada PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan. Mahasiswa dituntut untuk aktif dan mencari permasalahan-permasalahan yang ada di dalam perusahaaan serta mencari penyelesaiannya dengan memberikan semua data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Pada akhir kerja praktek, mahasiswa melakukan presentasi mengenai hasil dari kerja praktek dan membuat laporan untuk PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan.

(29)

22 4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Metodologi dalam pelaksanaan kerja praktek dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(30)

23 4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Pengumpulan Data

4.4.1.1. Data Demand Premium

PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan merupakan unit pengolahan minyak yang memenuhi permintaan pasar di wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Namun pada kenyataannya kapasitas minyak di RU VI Balongan masih belum mencukupijumlah permintaan yang ada di pasar karena tingkat permintaan yang tinggi. Permintaan disajikan dalam periode harian dan dapat dilihat melalui pesanan-pesanan dari SPBU ke depot yang menjadi retailer produk RU VI Balongan. Produk Premium akan didistribusikan ke 3 depot yaitu Depot Plumpang, Depot Cikampek, dan Depot Balongan dengan depot utama yaitu TTU (Terminal Transit Utama) Balongan. PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan menggunakan pipa untuk menyalurkan sebagian besar minyak ke TTU Balongan. Minyak tersebut nantinya akan didistribusikan ke SPBU dan dijual langsung ke konsumen. Berikut merupakan data permintaan Premium bulan Mei dalam satuan kiloliter dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Demand Premium pada bulan Mei Tanggal Depot Balongan

(KL) Depot Plumpang (KL) Depot Cikampek (KL) Jumlah

01 Mei 2017 517.8 5450 1157 7124.8 2 Mei 2017 517.8 4607 1086 6210.8 3 Mei 2017 517.8 5616 885 7018.8 4 Mei 2017 517.8 5030 992 6539.8 5 Mei 2017 517.8 5588 1043 7148.8 6 Mei 2017 517.8 5715.2 1104 7337 7 Mei 2017 517.8 6497 1184 8198.8 8 Mei 2017 517.8 6295.2 1312 8125 9 Mei 2017 517.8 5918.8 928 7364.6 10 Mei 2017 517.8 6480.4 1040 8038.2 11 Mei 2017 517.8 6387.4 1016 7921.2 12 Mei 2017 517.8 6535.6 1946 8999.4 13 Mei 2017 517.8 6243 979 7739.8 14 Mei 2017 517.8 5076 858 6451.8 15 Mei 2017 517.8 4823 1098 6438.8

(31)

24 Lanjutan Tabel 4.1. 16 Mei 2017 517.8 6105 1015 7637.8 17 Mei 2017 517.8 6298 803 7618.8 18 Mei 2017 517.8 6120.6 1088 7726.4 19 Mei 2017 517.8 6028.4 1040 7586.2 20 Mei 2017 517.8 5939 923 7379.8 21 Mei 2017 517.8 5956.8 1040 7514.6 22 Mei 2017 517.8 6349 960 7826.8 23 Mei 2017 517.8 5770.8 920 7208.6 24 Mei 2017 517.8 5870 976 7363.8 25 Mei 2017 517.8 5068 998 6583.8 26 Mei 2017 517.8 5781 1078 7376.8 27 Mei 2017 517.8 5507 1107 7131.8 28 Mei 2017 517.8 5387 778 6682.8 29 Mei 2017 517.8 5556 841 6914.8 30 Mei 2017 517.8 5503 752 6772.8 31 Mei 2017 517.8 4654.2 1128 6300 Total 16051.8 178156.4 32075 226283.2 Rata-rata 7299.45806 Stdev 633.520113 UCL 9200.0184 LCL 5398.89772

4.4.1.2. Short Term Survey (STS)

PT. Pertamina (Perser) RU VI Balongan dalam pemenuhan permintaannya didasarkan pada Short Term Survey (STS) yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan target produksi setiap bulannya. Short Term Survey (STS) merupakan data yang diolah oleh perusahaan khususnya bagian Refinery Planning and

Optimization (RPO) untuk menentukan target kerja yang akan dilakukan selama satu

bulan ke depan. STS ini terbagi atas 3 macam yaitu M+3 (Month +3), M+2 (Month +2), dan M+1 (Month +1). Masing masing dari data STS tersebut akan menggambarkan keadaan persediaan bahan baku dan rencana pengolahan yang akan dilakukan pada bulan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, STS bukanlah satu-satunya acuan yang difokuskan oleh bagian RPO. Pertimbangan-pertimbangan lain juga diperhatikan oleh bagian ini untuk mengestimasikan keadaan sebenarnya dari keadaan kilang. Data STS tersebut akan dijabarkan dalam rencana pengolahan harian (RPH).

(32)

Data-25

data inilah yang kemudian akan dieksekusi oleh perusahaan dalam menentukan kapasitas persediaan bahan baku, pengaturan jadwal pemesanan bahan baku dan pengiriman produk akhir. Berikut merupakan data produksi Premium pada bulan Juni yang terdapat pada STS dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data Produksi Bulan Juni

4.4.1.3. Data Level Tanki

Data level tanki berisi informasi mengenai mengenai tanki mana yang dijadikan tempat penyimpanan setiap jenis crude oil, kapasitas dan jumlah crude oil yang tersedia pada waktu periode tertentu. Dalam proses Supply Chain harus memperhatikan stok yang dimiliki agar tetap bisa membantu dalam pemenuhan demand, detail stok dapat dilihat pada data level tangki yang berisi data berupa jenis minyak, nomor tangki, net stock penurunan/kenaikan level, ullage dan capacity net max. Dalam laporan ini akan melakukan penjadwalan lifting produk Premium pada bulan Juni maka dari itu data level tanki yang digunakan yaitu pada jam 00.00 tanggal 1 Juni 2017. Berikut rekapitulasi level tanki pada bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Data Stock Awal Bulan Juni

4.4.1.4. Data Perencanaan Jadwal Lifting Produk

Dara perecanaan jadwal lifting produk berisi tentang tanggal perencanaan penyaluran BBM, BBK, NBBM pada bulan Juni 2017. Jadwal lifting produk ini

PRODUKSI PREMIUM

KL KL/DAY

268074 8935.8

STOK AWAL BULAN JUNI Produk Tanki Vol act

(KL)

Inventori awal (KL)

Ullage (KL)

Max Kap. Tanki (KL) Total (KL) PREMIUM 42T-301G 0 2465 2114 26676 53319 42T-301H 2465 26643 26643

(33)

26

dibutuhkan dibagian Supply Chain & Distribution sebagai acuan dalam menjadwalkan pengiriman produk ke depot-depot yang membutuhkan pada lampiran.

4.4.2. Forecasting Demand Premium

Sebelum dilaukan penjadwalan lifting, langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat forecasting terhadap permintaan produk Premium. Berikut merupakan tahap melakukan peramalan.

4.4.2.1. Preforecasting

Di bawah ini merupakan grafik dari data permintaan produk Premium bulan Mei 2017 dapat dilihat pada Grafik 4.1.

Grafik 4.1. Demand Premium bulan Mei

4.4.2.2. Peramalan Demand Premium Menggunakan Sofware WinQSB

Pada perhitungan forecasting ini menggunakan software WinQSB.Pada penggunaan software ini dilakukan dengan 11 metode forecasting, berikut adalah perhitungan forecasting dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan pola data premium. Berikut merupakan rekapitulasi peramalan permintaan premium dapat dilihat pada Tabel 4.4.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Ju mlah ( KL ) Hari

(34)

27

Tabel 4.4. Rekapitulasi Peramalan Permintaan Premium

NO Metode Parameter MSE MAD

1 SA - 452660.8 535.697 2 MA K=2 396402.7 477.5795 K=3 439305.6 509.1569 K=4 428226.3 492.3814 K=5 420249.8 475.7616 K=6 437452.1 482.6454 K=7 420614.5 470.8501 K=8 420781 459.3664 K=9 439345.5 465.1737 K=10 418086.8 445.7408 3 WMA K=4 5.49039E+07 7384.754 K=6 5.50988E+07 7396.103 K=8 5.40971E+07 7329.512 4 MAT K=8 452156.2 532.341 K=9 484615.2 536.2004 K=10 541098 564.2265 5 SEST - 432865.1 536.0708 6 SES - 432865.1 536.0708 7 DES - 432865.1 536.0708 8 DEST - 432865.1 536.0708 9 AES alpha= 0.8 282759.7 389.7062 beta= 0.5 alpha= 0.5 282772.3 376.4918 beta= 0.6 10 HWA - 432865.1 536.0708 11 HWM - 432865.1 536.0708

Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat diketahui bahwa nilai peramalan yang paling kecil nilainya yaitu pada metode moving average dengan nilai k = 2. Dapat dilihat pada nilai MSE (Mean Square Error) dan MAD (Mean Absolute Deviation) dengan nilai yang terkecil. Oleh karena itu, perhitungan peramalan untuk bulan Mei 2017 dilakukan dengan menggunakan nilai k = 2. Hasil perhitungan peramalan permintaan produk Premium dapat dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini.

(35)

28

Tabel 4.5. Peramalan Demand Premium Bulan Juni 2017 Forecast Juni Tanggal Forecast 1 Juni 2017 6536.4 2 Juni 2017 6418.2 3 Juni 2017 6477.3 4 Juni 2017 6447.75 5 Juni 2017 6462.525 6 Juni 2017 6455.138 7 Juni 2017 6458.831 8 Juni 2017 6456.984 9 Juni 2017 6457.908 10 Juni 2017 6457.446 11 Juni 2017 6457.677 12 Juni 2017 6457.562 13 Juni 2017 6457.619 14 Juni 2017 6457.59 15 Juni 2017 6457.605 16 Juni 2017 6457.598 17 Juni 2017 6457.601 18 Juni 2017 6457.599 19 Juni 2017 6457.6 20 Juni 2017 6457.6 21 Juni 2017 6457.6 22 Juni 2017 6457.6 23 Juni 2017 6457.6 24 Juni 2017 6457.6 25 Juni 2017 6457.6 26 Juni 2017 6457.6 27 Juni 2017 6457.6 28 Juni 2017 6457.6 29 Juni 2017 6457.6 30 Juni 2017 6457.6 Rata-rata 6459.351 Total 193780.5

Berikut ini merupakan grafik hasil peramalan demand Premium pada bulan Mei 2017 hingga bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Grafik 4.2.

(36)

29

Grafik 4.2. Forecast Premium Bulan Juni 4.4.3. Distribution Requirement Planning

Setelah dilakukan peramalan pada bulan Juni, hasil dari peramalan dapat digunakan untuk membuat penjadwalan lifting dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP). Berikut data-data yang digunakan untuk membuat DRP:

1. Data Rencana Kerja Bulanan STS

PT. Pertamina (Persero) menggunakan STS untuk perencanaan acuan produksi setiap bulannya. Data-data yang terdapat pada STS antara lain yaitu volume feed yang diproduksi dan jumlah produk yang harus dihasilkan setiap bulannya. Data STS yang diperlukan dalam pembuatan DRP yaitu data perencanaan jumlah Premium yang harus diproduksi pada bulan Juni.

2. Data Level Tanki

Data level tanki diperlukan untuk mengetahui kapasitas maksimal masing masing tanki yang menampung produk premium. Selain itu pada data kapasitas tanki ini terdapat informasi volume aktual yang ada pada tanki serta kekosongan tanki tersebut (ullage). Data level tanki yang digunakan untuk membuat DRP adalah stock tanki Premium pada tanggal 1 Juni. Pembuatan DRP membutuhkan data level tanki karena penjadwalan membutuhkan sinkronisasi dengan stock yang ada sehingga pendistribusian dapat dilakukan secara optimal sesuai dengan kapasitas tanki. 0 2000 4000 6000 8000 10000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 Ju mlah :(KL ) Hari

ke-Permintaan dan Peramalan

(37)

30 3. Data Demand Harian

Data demand harian didapat dari hasil perhitungan forecast. Setelah itu hasil dari peramalan tersebut digunakan sebagai acuan dalam data yang dimasukan dalam pembuatan DRP. Berikut merupakan demand harian pada bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Demand Harian Bulan Juni 2017 GROSS DEMAND HARIAN JUNI

Periode Forecast Premium Gross Demand

1 6662.533333 9071.015763 2 6578.444444 8956.529036 3 6513.659259 8868.324234 4 6584.879012 8965.289678 5 6558.994239 8930.047649 6 6552.510837 8921.22052 7 6565.461363 8938.852616 8 6558.988813 8930.040262 9 6558.987004 8930.037799 10 6561.145726 8932.976892 11 6559.707181 8931.018318 12 6559.946637 8931.344336 13 6560.266515 8931.779849 14 6559.973444 8931.380834 15 6560.062199 8931.501673 16 6560.100719 8931.554119 17 6560.045454 8931.478875 18 6560.069457 8931.511556 19 6560.071877 8931.51485 20 6560.062263 8931.50176 21 6560.067866 8931.509389 22 6560.067335 8931.508666 23 6560.065821 8931.506605 24 6560.067007 8931.50822 25 6560.066721 8931.50783 26 6560.066517 8931.507552 27 6560.066748 8931.507867 28 6560.066662 8931.50775

(38)

31 Lanjutan Tabel 4.6. 29 6560.066642 8931.507723 30 6560.066684 8931.50778 TOTAL 196896.5778 268074 AVERAGE 6563.219259 8935.8 STDEV 21.49524759 29.26570419

4. Data Kapasitas Produksi

Data kapasitas menunjukan kapasitas maksimum pada TTU Balongan dan banyaknya stock yang masih tersedia di TTU Balongan. Kapasitas dan stock di TTU dapat digunakan sebagai pertimbangan pembuatan DRP. Jumlah stock yang terlalu banyak dapat mengakibatkan TTU menjadi over capacity. Data kapasitas produksi harian pada bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Kapasitas Produksi Harian Juni % KAPASITAS PRODUKSI HARIAN JUNI 2017 Produksi Total Premium (STS JUNI 2017) 268074

Demand Forecast Premium 196896.5778

% Kapasitas Produksi Premium 136%

Setelah data yang dibutuhkan terpenuhi, selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah rekapitulasi data yang dijadikan sebagai data awal DRP dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Data DRP Premium

No Data Awal Premium

1 Lot Size 25000

2 Lead Time 1.302083333

3 Inventori Awal RU 2465

4 kap. Tanki RU 53319

5 Kap Max. Transfer 25000

6 Reorder Point 8410.613426

7 Safety Stock 10.01781475

8 Reorder Point Akhir 8420.631241 9 Kecepatan Transfer (KL/jam) 800

(39)

32

Lanjutan Tabel 4.8.

10 Kapasitas TTU 107471

11 Stok Awal TTU 24593

12 Unpumpable TTU 10539

Berikut merupakan perhitungan dari data awal DRP:

1. Lead Time Lead Time = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑥 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝐾𝑒𝑐. 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑥 24𝑗𝑎𝑚 = 25000 800 𝑥 24= 1.3 ℎ𝑎𝑟𝑖 2. Reorder Point Reorder Point = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 6459.35 1.3 = 8410.6 𝐾𝐿 3. Safety Stock

Safety Stock = Standar Deviasi forecast pertamax x Zservice level = 13.62 x 0.7357 = 10.02

4. Reorder Point Akhir

Reorder Point Akhir = Safety Stock + Reorder Point = 10.02 + 8410.6 = 8420.63 KL

Berikut ini merupakan table DRP sebelum dilakukan penjadwalan lifting produk dapat dilihat pada Tabel 4.9.

(40)

33

Tabel 4.9. DRP Produk Premium Sebelum Penjadwalan Lifting

Dari Tabel 4.9. di atas dapat ditunjukan bahwa pada tanggal 6 Juni 2017 terdapat permintaan “PESAN”dari TTU Balongan, sedangkan kondisi stock yang terdapat pada RU VI Balongan sudah “PENUH”. Oleh karena itu metode DRP dilakukan agar tidak terjadi over capacity pada tanki yang terdapat pada RU VI Balongan. Berikut merupakan hasil DRP setelah dilakukan penjadwalan lifting.

Berikut ini merupakan tabel DRP produk Premium setelah melakukan penjadwalan lifting.

(41)

34

Tabel 4.10. DRP Produk Premium Setelah Penjadwalan Lifting

Dari Tabel 4.10. di atas dapat dilihat bahwa pada tanggal 3, 6, 9, 11, 14, 17, 20, 23, 25, 26 Juni TTU Balongan membutuhkan stock Premium untuk memenuhi kebutuhan. Pengiriman Premium juga harus mempertimbangkan stock pada tanki RU VI Balongan dan stock tanki pada TTU Balongan.

Stock tanki pada RU VI Balongan tidak boleh melebihi batas low level

operational dimana merupakan level minimum dan level maximum yang dimiliki oleh

tanki agar tidak terjadi over capacity maupun membiarkan tanki menjadi kosong. Planned Order Release dilakukan disesuakan dengan lead time yang ada. Inventori RU VI akan bernilai “PENUH” apabila kapasitas yang ditampung oleh inventori RU bernilai lebih dari kapasitas tanki RU, dan begitu juga dengan status

(42)

35

inventori TTU. Dan apabila inventori TTU bernilai negatif, maka status yang akan dikeluarkan oleh status Inventori TTU adalah “PESAN”.

4.4.4. Perbandingan Penjadwalan DRP, RU VI dan Realisasi

Di bawah ini merupakan hasil perbandingan jadwal lifting pada produk Premium dilihat dari penjadwalan DRP, rencana RU VI, dan realisasinya dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Perbandingan Penjadwalan DRP, RU VI, Realisasi Lifting Premium Bulan Juni 2017

Tanggal DRP Rencana RU VI Realisasi 1 Juni 2017 0 24500 0 2 Juni 2017 0 0 0 3 Juni 2017 25000 20000 0 4 Juni 2017 0 0 0 5 Juni 2017 0 0 26801 6 Juni 2017 25000 24500 0 7 Juni 2017 0 0 0 8 Juni 2017 0 0 26703 9 Juni 2017 25000 24500 0 10 Juni 2017 0 0 0 11 Juni 2017 25000 0 26900 12 Juni 2017 0 25000 0 13 Juni 2017 0 0 0 14 Juni 2017 25000 0 0 15 Juni 2017 0 24500 25877 16 Juni 2017 0 0 0 17 Juni 2017 25000 0 0 18 Juni 2017 0 24500 25302 19 Juni 2017 0 0 20 Juni 2017 25000 0 0 21 Juni 2017 0 25000 0 22 Juni 2017 0 0 0 23 Juni 2017 25000 25000 25100 24 Juni 2017 0 0 0 25 Juni 2017 25000 0 24801 26 Juni 2017 0 24500 0 27 Juni 2017 0 0 0 28 Juni 2017 25000 0 0

(43)

36 Lanjutan Tabel 4.11. 29 Juni 2017 25000 25419 30 Juni 2017 0 0 Total 250000 267000 206903 STS 268074 268074 268074 % 93.3% 99.6% 77.2%

Dari tabel perbandingan di atas dapat dilihat penjadwalan yang direncanakan dengan DRP, RU VI dan realisasinya. Data yang diperoleh dari tanggal 1 Juni sampai 30 Juni 2017.

Hasil rencana dari DRP, RU VI dan realisasi terdapat perbedaan jumlah transfer dan tanggal transfer produk Premium. Pada metode DRP jumlah transfer dimaksimalkan sebesar 25000 kiloliter. Sedangkan pada RU VI dan realisasinya jumlah transfernya berbeda-beda.

Pada penjadwalan produk Premium terlihat bahwa dengan menggunakan metode DRP, lifting produk dilakukan sebanyak 10 kali dengan setiap kali pengiriman berjumlah 25000 KL. Pengiriman dilakukan jika status tanki pada RU VI penuh atau adanya pemesanan yang dilakukan oleh TTU Balongan. Pada rencana RU VI pengiriman dilakukan 11 kali pengiriman dengan jumlah pengiriman dan rentang waktu yang beragam dengan maksimal pengiriman sebanyak 25000 KL. Pada realisasi pengiriman dilakukan sebanyak 8 kali dengan waktu dan jumlah yang beragam dengan maksimal pengiriman sebanyak 26900 KL dan dengan pengiriman terakhir sebanyak 25419 KL.

(44)

37 BAB 5 PENUTUP

4.5. Kesimpulan

1. Penjadwalan distribusi dengan menggunakan metode Distribution Requirement

Planning (DRP) pada bulan Juni 2017 dapat menyeimbangkan antara stok produk

Premium dengan kebutuhan produk Premium dan meminimalkan adanya over

capacity maupun under capacity pada tanki RU VI Balongan dan TTU Balongan.

2. Jumlah pengiriman produk Premium dengan metode DRP dapat menghemat biaya karena kapasitas pengriman Premium maksimum yaitu 25000 KL.

3. Perhitungan jumlah lifting produk premium pada bulan Juni 2017 dengan menggunakan metode DRP memiliki hasil yang paling mendekati dengan realisasi.

4.6. Saran

Sebaiknya dalam melakukan penjadwalan lifting produk Premium, PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP) karena dapat meningkatkan akurasi distribusi baik dalam jumlah pengiriman maupun dalam waktu pengiriman.

(45)

38 LAMPIRAN

Data Stok Tanki RU VI Balongan

STS Bulan Juni

(46)

39 Demand Real Bulan Juni

Tanggal Depot Balongan

(KL) Depot Plumpang (KL) Depot Cikampek (KL) Jumlah

01 Mei 2017 517.8 5450 1157 7124.8 2 Mei 2017 517.8 4607 1086 6210.8 3 Mei 2017 517.8 5616 885 7018.8 4 Mei 2017 517.8 5030 992 6539.8 5 Mei 2017 517.8 5588 1043 7148.8 6 Mei 2017 517.8 5715.2 1104 7337 7 Mei 2017 517.8 6497 1184 8198.8 8 Mei 2017 517.8 6295.2 1312 8125 9 Mei 2017 517.8 5918.8 928 7364.6 10 Mei 2017 517.8 6480.4 1040 8038.2 11 Mei 2017 517.8 6387.4 1016 7921.2 12 Mei 2017 517.8 6535.6 1946 8999.4 13 Mei 2017 517.8 6243 979 7739.8 14 Mei 2017 517.8 5076 858 6451.8 15 Mei 2017 517.8 4823 1098 6438.8 16 Mei 2017 517.8 6105 1015 7637.8 17 Mei 2017 517.8 6298 803 7618.8 18 Mei 2017 517.8 6120.6 1088 7726.4 19 Mei 2017 517.8 6028.4 1040 7586.2 20 Mei 2017 517.8 5939 923 7379.8 21 Mei 2017 517.8 5956.8 1040 7514.6 22 Mei 2017 517.8 6349 960 7826.8 23 Mei 2017 517.8 5770.8 920 7208.6 24 Mei 2017 517.8 5870 976 7363.8 25 Mei 2017 517.8 5068 998 6583.8 26 Mei 2017 517.8 5781 1078 7376.8 27 Mei 2017 517.8 5507 1107 7131.8 28 Mei 2017 517.8 5387 778 6682.8 29 Mei 2017 517.8 5556 841 6914.8 30 Mei 2017 517.8 5503 752 6772.8 31 Mei 2017 517.8 4654.2 1128 6300 Total 16051.8 178156.4 32075 226283.2

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan  PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI Balongan mempunyai struktur organisasi yang  menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang lainnya dan juga  mengatur  hak  dan  kewajiban
Gambar 2. 1  Logo Unggulan PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan  Logo PT Pertamina (Persero) RU VI memiliki makna sebagai berikut:
Gambar 3.1. Struktur Refinery Planning and Optimization  3.2. Produk yang Dihasilkan
Gambar 3.2. Proses Produksi RU VI Balongan  a.  Crude Destilation Unit (CDU)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran kapasitas adsorbsi dapat dilihat jumlah amoniak optimum yang terserap oleh adsorben larutan kitosan pada limbah kilang minyak RU VI Balongan,

• Residue Catalytic Cracker Complex Unit (RCC Complex), Unit RCC Complex terdiri dari beberapa unit operasi di kilang RU-VI Balongan yang berfungsi mengolah

PERTAMINA PERSERO RU II PRODUCTION SUNGAI PAKNING Disusun oleh : YUDI HERVIAN Nim :2204171131 PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN JURUSAN TEKNIK

Pertamina Persero RU II Sungai Pakning yang telah memberi izin serta bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan kerja praktek.. Pihak-pihak lain yang telah membantu penyusun dalam

PERTAMINA PERSERO REFINERY UNIT II SUNGAI PAKNING BENGKALIS – RIAU Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Kerja PraktekKP ZULFAHMI 3204181194 PROGRAM STUDI D.IV-TEKNIK

Pakning Kilang Produksi BBM RU II Sungai Pakning adalah bagian dari Pertamina RU II Dumai yang merupakan kilang minyak dari business Group BG Pengolahan Pertamina.. Tenaga kerja yang

PERTAMINA PERSERO RU II PRODUCTION SUNGAI PAKNING Disusun oleh : WAHYU DWIRIANDA NIM:2204171125 JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI SERJANA TERAPAN TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN

PERTAMINA Persero RU II SUNGAI PAKNING Ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kerja Praktek ROMI RAHMAN 3204191265 PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK