• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Disamping itu prestasi olahraga merupakan salah satu tolak ukur suatu kemajuan bangsa yang mempunyai peran sangat strategis bagi upaya pembentukan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk pembangunan. Suatu kota/kabupaten/provinsi yang menghendaki kemajuan pesat pada berbagai bidang, bahkan semestinya tidak boleh sekedar secara sloganistik menganggap olahraga sebagai sesuatu yang sangat penting. Kesadaran akan makna strategis olahraga harus mengejahwantahkan melalui perencanaan pembangunan yang berpihak pada kemajuan olahraga secara menyeluruh. Harus menyeluruh karna olahraga memiliki berbagai potensi yang berisikan suatu semangat dan kekuatan untuk membangun, karena ia sebenarnya merupakan sense of spirit dari suatu proses panjang suatu pembangunan (Kristiyanto, 2012 : 2-3).

Sentra olahraga nasional adalah wadah pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga prestasi yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok dengan bakat dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk pencapaian prestasi. Didalam sentra olahraga terdapat beberapa pembinaan bakat dan prestasi seperti, PPLP, PPLM dan SKO. PPLP di Jawa Tengah terdapat beberapa cabang olahraga seperti, atletik, sepakbola, bolavoli putri, dayung, panahan, pencaksilat, tinju, anggar, sepak takraw, tenis lapangan, senam, renang, loncat indah, balap sepeda dan gulat. Dari beberapa cabang olaharaga tersebut karate tidak termasuk kedalam PPLP akan tetapi dia masuk kedalam PPLPD. Cabang olahraga karate hanya terdapat di PPLP Aceh, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Di jawa tengah karate hanya masuk di PPLPD sehingga dia tidak dikatakan sebagai sentra olahraga nasional melainkan sebagai sentra olahraga daerah.

(2)

Olahraga prestasi bukan hanya sekedar pencapaian akhir yang memuaskan berdasarkan target awal tim atau atlet, dalam lingkup dunia olahraga, akan tetapi bagaimana proses untuk menuju prestasi olahraga sesuai dengan targetnya. Dalam UU No 16 pasal 93 ayat 4, yaitu tentang standar pelayanan minimal keolahragaan untuk olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (standar pelayanan minimal keolahragaan sebagaimana dimaksud pasal 92 meliputi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi) mencakup persyaratan : (1) pelatih olahraga, (2) klub atau perkumpulan, (3) pelatihan, (4) penataran, (5) prasarana dan sarana yang memenuhi standar, (6) kompetisi, (7) kejuaraan atau pekan olahraga, (8) sentra pembinaan, (9) ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, (10) sistem informasi keolahragaan, (11) pendanaan, dan (12) penghargaan. Untuk mencapai prestasi dalam olahraga prestasi ini dibutuhkan beberapa faktor,yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, sistem pembinaan dan sarana-prasarana olahraga. Sedangkan faktor eksternal meliputi, faktor psikologis, rutinitas latihan, pelatih, keadaan fisik, serta teknik dan skill yang dimiliki atlet. Tidak hanya faktor-faktor tersebut yang dapat menunjang sebuah olahraga prestasi, karena didalam olahraga prestasi terdapat manajemen SDM (rekrutmen, seleksi, orientasi, proses, evaluasi, promosi dan degradasi pada atlet, pelatih maupun pengelola), dan terdapat program latihan (jangka panjang, jangka pendek dan evaluasi progam). Bila semua faktor tersebut telah dapat dipenuhi, maka pastilah prestasi olahraga Indonesia akan menjadi lebih baik.

Pemerintah telah m endirikan model pembinaan di kalangan pelajar yang disebut dengan Diklat pelajar di beberapa propinsi di Indonesia dengan objek sasaran pelajar terutama siswa yang disebut dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Pelajarlah sebagai sumber daya manusia yang tepat untuk menjadi sasaran untuk mencari cikal bakal munculnya atlet berprestasi di masa mendatang. Hal ini didasari pada kuantitas jumlah pelajar di Indonesia cukup besar sehingga memiliki peluang yang sangat besar munculnya atlet -atlet yang potensial apabila dibina secara berjenjang dan berkesinambungan. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah (PPLPD) sebagai wadah untuk menghimpun atlet dengan minat olahraga yang

(3)

tinggi dengan potensial bakat untuk dikembangkan memerlukan sebuah proses dengan menggunakan berbagai tolak ukur, sehingga calon atlet yang masuk dan diterima sebagai atlet pelajar di PPLPD betul-betul dihasilkan dari tingkat kompetitor yang ketat, seleksi ketat dan diperoleh melalui sebuah kompetisi yang terencana, teratur, dan berkelanjutan. Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah (PPLPD) menjadi sangat penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkatan prestasi olahraga yang memang didambakan oleh masyarakat, tetapi juga tidak mengabaikan prestasi akademik sebagai upaya menyongsong masa depan. Sebagaimana tercantum dalam Undang -undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 20 ayat 3 yang berbunyi “Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan ber kelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 20 05,(Jakarta: Menegpora, 2005), h. 18

Sejak 1984 Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah (PPLPD) merupakan wadah pembinaan prestasi dan diharapkan dapat menghasilkan atlet yang nantinya menjadi atlet nasional. PPLPD didirikan oleh pemerintah mengandung maksud dan tujuan a) sebagai wadah pembinaan olahragawan pelajar yang potensial untuk berprestasi di tingkat nasional maupun internasional b) membina olahragawan yang memiliki dedikasi tinggi untuk mengharumkan nama bangsa dan Negara, c) membina prestasi akademik olahragawan pelajar guna mendukung jaminan masa depan (Kep. Dirjen Diknaspora Depdikbud Tahun 1984). Diawali pendirian dan perintisannya tahun 1984 dengan empat cabang olahraga yaitu Atletik, Bulutangkis, Sepaktakraw dan Tinju yang tersebar pada 8 provinsi di Indonesia dan kemudian pada tahun 1995 dikembangkan menjadi 16 provinsi dengan penambahan 4 cabang olahraga yaitu Sepak bola, Dayung ,pencak silat dan Panahan. Namun menurut data tahun 2009 PPLP telah tersebar di 33 provinsi dengan jumlah 138 PPLP dan 43 PPLPD yang pendanaannya lewat APBD didaerah penyelenggara. Sedangkan cabang olahraga yang dibina di PPLP adalah atletik, anggar, angkat besi, bola voli, bola basket, balap sepeda, dayung, gulat, judo, karate, loncat indah, pencak silat, panahan, renang, sepakbola, sepaktakraw, senam, tenis, tenis meja, tinju, taekwondo, wushu, golf, kempo. PPLPD telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior d a e r a h dibeberapa cabang olahraga untuk

(4)

mewakili daerahnya di arena nasional. Keberadaan PPLPD telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga d a e r a h . PPLPD merupakan suatu bagian dari sistem pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi pembinaan prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah. PPLPD memiliki posisi yang sangat strategis dalam meletakkan pondasi pembangunan prestasi olahraga di D a e r a h mengingat para siswa PPLPD berada pada usia potensial dalam rangka pengembangan bakat siswa di bidang olahraga.

PPLPD adalah tempat berlangsungnya proses pembinaan prestasi. Dalam melaksanakan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) tidak terlepas dari pada manajemen. Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pembinaan dan latihan secara keseluruhan karena tanpa pengelolaan manajemen yang baik, akan terasa sangat sulit Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) diwujudkan secara optimal. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang ditanamkan didalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan profit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap dunia olahraga Indonesia, terbatasnya sarana dan prasarana yang ada dalam melakukan latihan untuk be rprestasi. Pengelolaan manajemen keolahragaan yang belum begitu baik mungkin dikarenakan belum ada ahli manajemen keolahragaan yang mengurusinya atau masih ada sebagian orang yang mengelola keolahragaan ini adalah untuk mementingkan diri sendiri, campur tangan politik demi kepuasannya untuk mencapai sesuatu.

Untuk menunjang manajemen ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti, struktur organisasi, rekrutmen, sarana dan prasarana, pendanaan, dan pelaksanaan latihan. Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya, dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Agar struktur

(5)

organisasi dalam manajemen berjalan sesuai dengan yang diharapakan, maka organisasi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut, 1) Adanya kelompok saling kenal, 2) Adanya kegiatan yang berbeda tetapi saling terkait, 3) semua anggota memberikan masukan berupa tenaga maupun pemikiran, 4) terdapat kewenangan, koordinasi dan pengawasan, 5) mempunyai suatu tujuan. Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar sebagai calon dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Pelaksanaan rekrutmen ini melalui seleksi dan kualifikasi yang dilakukan secara terbuka untuk memenuhi ketentuan yang berlaku dan didasarkan atas kebutuhan organisasi, ruang, latar belakang pendidikan, kemampuan/motivasi peningkatan prestasi, derajat komitmen, dedikasi dan kesehatan fisik. Sarana dan prasarana menunjang proses belajar mengajar dan latihan dan diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan rapi serta kenyamanan bagi para siswa,sehingga lebih efisien dan efektif. Yang terakhir sebagai penunjang manajemen yaitu pendanaan dan pelaksanaan latihan, pendanaan merupakan salah satu sumber yang sangat vital yang harus dikelola dengan baik terprogram dan terawasi agar tujuan tercapai sesuai dengan rencana. Untuk melaksanakan proses latihan dengan baik maka perlu disusun program latihan yang sistematis agar mendapatkan hasil latihan yang baik.

Dalam proses pembinaan olahraga nasional keberadaan PPLPD sangat dibutuhkan sebagai tempat untuk membina para atlet mencapai prestasi. Karena PPLPD karate jawa tengah merupakan salah satu tempat membina atlet masa depan yang dapat disumbangkan pada daerah untuk mengangkat prestasi karate nasional. Namun demikian, disamping beberapa keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa celah yang harus dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan. Masalah rekrutmen, masalah proses latihan siswa adalah contoh issu yang masih perlu diperhatikan. Permasalahan manajamen, sarana prasarana serta administrasi latihan juga perlu mendapat perhatian yang lebih khusus . Kesemua permasalahan tersebut bukanlah permasalahan yang sederhana, melainkan permasalahan yang bersifat komplek dan harus diketahui secara nyata sehingga akar

(6)

permasalahan dapat diperoleh, sehingga pemecahan masalahanya dapat dilakukan secara tepat. Disamping beberapa keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa kelemahan yang harus dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan. Keunggulan yang ada akan di pertahankan bahkan harus terus ditingkatkan, sedangkan kelemahannya harus segera diperbaiki guna pencapaian.

Berdasarkan berbagai alasan yang telah peneliti sampaikan maka penelitian ini akan meneliti tentang “Manajemen Pembinaan Karate pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) Sebagai Sentra Olahraga Di Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur organisasi PPLPD karate Jawa Tengah?

2. Bagaimana sistem manajemen rekrutmen PPLPD karate Jawa Tengah? 3. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana PPLPD karate Jawa Tengah? 4. Bagaimana manajemen pendanaan PPLPD karate Jawa Tengah?

5. Bagaimana manajemen pelaksanaan latihan PPLPD karate Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan struktur organisasi PPLPD karate Jawa Tengah.

2. Mendiskripsikan sistem manajemen rekrutmen PPLPD karate Jawa Tengah.

3. Mendiskripsikan manajemen sarana dan prasarana dalam mendukung prestasi atlet PPLPD karate Jawa Tengah.

4. Mendiskripsikan manajemen dana dalam mendukung pengelola PPLPD karate Jawa Tengah.

(7)

5. Mendiskripsikan manajemen pelaksanaan latihan PPLPD karate Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat:

1. Secara teoritis dijadikan sebagai bahan dan sumber informasi tentang manajemen pengelolaan yang dilakukan PPLPD karate Jawa Tengah sehingga dapat dijadikan sebagai dokumen tertulis yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun saja yang membutuhkan dan menambah khasanah karya ilmiah.

2. Secara praktis dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan perbandingan serta masukan bagi daerah yang akan membuka program seperti PPLPD karate Jawa Tengah. Dapat sebagai bahan koreksi PPLPD karate untuk memperbaiki manajemen yang sudah ada.

Referensi

Dokumen terkait

G RAY L EVEL C O -O CCURRENCE M ATRIX (GLCM) Metode GLCM (grey-level co-occurrence matrix) adalah salah satu cara mengekstrak fitur tekstur statistik orde

3.Persoalan Dasar Ekonomi dalam Pembangunan : Kemiskinan, ketimpangan distribusi pendapatan, kesempatan kerja,.. pengangguran dan inflasi (Teori

Rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma dan stolon sepanjang 2,8 cm dan 2,5 cm yang mampu memberi kemampuan jelajah dan penutupan yang tinggi dan dapat

kembali meyakinkan jemaat tentang penyertaan Tuhan dan konsekuensi logis dari semua tindakan mereka (2 Kor. Argumen retorikal Paulus untuk menegur dan mengajak jemaat

Langkah berikutnya adalah melakukan review atas data (dengan atau tanpa layout file) untuk memastikan bahwa seluruh field berada pada suatu sistem.. Hal ini bisa dilakukan

Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada.. Hal ini dilakukan karena

Dalam Gambar 4.16 telah menjelaskan ketika pengguna ingin melihat info terbaru secara lengkap maka pengguna tinggal klik gambar tersebut maka otomatis informasi lengkapnya akan

Dengan adanya gempa di wilayah Sumatra Utara dapat dilakukan analisa pola bidang sesarnya yang nantinya akan mempermudah dalam mengetahui pola geometri dari patahan