• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BENIW DASAR SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN KOMERSIALlsASl BENIH PRODUK TEKNOI~OGI (Kasars Benih Padi Gogo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM BENIW DASAR SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN KOMERSIALlsASl BENIH PRODUK TEKNOI~OGI (Kasars Benih Padi Gogo)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BENIW DASAR

SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN

K O M E R S I A L l s A S l BENIH P R O D U K T E K N O I ~ O G I

(Kasars

Benih Padi Gogo)

P R O G R A M PASCASAWJANA

INSTITUT

PERTANIAN B O G O R

(2)

SUMMARY

SYATRlANTY AND1 SYAIFUL. Foundation Seed Program to be a Developing

Centre for the Commercialization of Technologically Produced Seed - Case of Upland Rice Seed (Under supervision of SJAMSOE'OED SADJAD as Chairman,

SYARIFUDIN BAHARSJAEI, RJSTIKA S. BAHARSJAH, ED1 GUHARDJA,

and FAIZA C. SUWARNO each serves as member).

The research consists of 5 (five) experiments, i.e. first, concerning the Distinguish (D) criteria among upland rice varieties: Gajah Mungkur, Kalimutu,

Jatiluhur and Way Rarem by measuring the spontaneity of seedling growth (KsP),

seedling growth rate

0,

tillers number

,

productive tillers number, grains number per panicle, 1000 - seed weight and yield. Second, concerning the Uniformity (U) criteria of each variety by measuring the uniformity of plant height , productive tillers number,

and

panicle length. Third concerning the stability (S) of each variety The Third experiment consists of experiment A comparing Breeder Seed and Foundation Seed of each variety (field experiment) by measuring the seedling growth capacity (DT), KSP, &T, tillers number , productive tillers number, grains number per panicle and yield; and experiment B comparing Breeder Seed,Foundation Seed, Foundation Seed after 6 months storage and Stock Seed (Laboratory experiment) by measuring the storability vigor ( V d , KSP and Kcr. Fourth , observing the competitive ability by measuring the plant height, tillers number , productive tillers number, grains number per panicle and yield. Fifth, observing the

0 2 deficiency tolerance of each variety: Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur and

(3)

The objective of this research is to find the quantitative measurement of commercial criteria specificly of upland rice varieties: Gajah Munglcur, Kalimutu, Jatiluhur and Way Rarem based on DUS principle applicable for the Foundation Seed Program.

The result of the research indicates that first, the tillers number can perform the distinguishness (D) about 83.33 % among varieties as a commercial criteria being considered for the four varieties. KSP.

KCT

and productive tillers number are also sufficiently indicating 50.00 % their difference among varieties

,

whereas the grains number per panicle, 1000 - seed weight and yield cannot be applied to notify the distinguishness of one varieties to the others.

The Uniformity

(U)

in growth of each variety which is supposed to be noticeable for their commercial identity cannot be identified through their homogenity of plant height, productive tillers number and panicle length. Therefore, the four varieties: Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur and Way Rarem are less commercial i?om the uniformity point of vieuw.

DT,

K p , KCT,

tillers number , productive tillers number, grains number per panicle and yield ( field experiment) and VDS,,, KSP and

K m

( Laboratory experiment),

can be applied for determining stability (S) performance of the four varieties, although each measurement indicates varying susceptability. The Jatiluhur variety has the highest rate of stability followed by Kalimuty Way Rarem and Gajah Mungkur as the lowest.

The competitiveness among individual plant by varying planting distances and the number of seeds per hole

can

not be identified through measuring the plant

(4)

height, tillers number

,

productive tillers number, grains number per panicle and yield,

so that the four varieties: Gajah Mungkur

, Kalimutu , Jatiluhur and Way Rarem are not commercial enough as far they are detected by their competitiveness.

Delta Value parameter to detect the 0 2 deficiency tolerance of each varieties

indicates only 38.89% effective applicable to be an indicator for commercial criteria since it is determining on seed vigor bases.

Foundation Seed Program (FSP) is required to perform seed being more commercial. FSP will continuously develop commercial parameters and their specific measurement to make seed more become attractive to the consumers. These commercial parameters will than be of significant input to plant breeders in creating new commercial varieties.

It is suggested that FSP for other plant commodities DUS principle has to be held, and continuous effort should be made to develop commercial parameters focusing on specific characters of each commodity and ecotype.

(5)

RINGKASAN

SYATRIANTY AND1 SYAIFUL

.

Program Benih Dasar sebagai Pusat Pengembangan Komersialisasi Benih Produk Teknologi - Kasus Benih Padi Gogo (Dibawah bimbingan SJAMSOE'OED SADJAD sebagai ketua, SJARIFUDIN BAHARSJAH, JUSTIKA S. BAHARSYAEI, ED1 GUHARDJA, dan FAUA C. SUWARNO masing-masing sebagai anggota).

Penelitian terdiri atas 5 percobaan, yaitu penelitian

L

adalah menentukan tingkat Distinghish @) antara pa& gogo Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur

dan Way Rarem dengan menggunakan tolok ukur KSP, KCT, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi hektai'. Penelitian

II

adalah menentukan tingkat Uniformity (U) masing-masing varietas dengan tolok ukur keseragaman tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan panjang malai. Penelitian 111 adalah menentukan tingkat Sfahilify (S) masing-masing varietas. Penelitian I11 terdii atas dua percobaan, yaitu percobaan A adalah mem- bandingkan Benih Penjenis dengan Benih Dasar dari inasing-msing varietas (Percobaan Lapang) dan tingkat stabifity dideteksi dengan tolok ukur DT,

KSP,

KCT,

jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah butir per malai, dan produksi ha-' ;

dan percobaan B adalah membandingkan Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Dasar yang telah disimpan selama 6 bulan dan Benih Pokok (Perwbaan Laboratorium) dan tingkat stability dideteksi dengan tolok ukur VDS, KSP,

dan

Km. Penelitian IV

adalah melihat tingkat daya saing varietas yang dideteksi dengan tolok ukur tinggi tanamaq, jumlah anakan, jumlah anakan produlctif, dan produksi hi'. Penelitian V adalah melihat perbedaan tingkat toleransi varietas terhadap defisiensi 0 2 dengan menggunakan tolok ukur Nilai Delta.

Tujuan penelitian adalah menemukan tolok

ukur

yang spesifik dapat digunakan untuk mengulrur nilai komersial benih - kasus padi gogo Var. Gajah

(6)

Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem. Dengan demikian maka prinsip DUS dapat diterapkan bagi peningkatan komersialisasi benih dan tingkat komersialnya dapat dinilai secara kuantitatif dalam PBD.

Hasil Penelitian I menunjukkan bahwa antar padi gogo Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem tolok ukur jumlah anakan dapat digunakan untuk mendeteksi unsur dislinguish @) sebesar 83.33 %, sehingga dapat digunakan

sebagai kriteria komersialisasi untuk varietas padi gogo tersebut. KSP,

KCT

dan jumlah anakan produktif dapat mendeteksi unsur distinguish @) masing-masing

sebesar 50.00 %, juga cukup baik digunakan sebagai tolok ukur komersialisasi,

sedangkan jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi tidak dapat dijadikan tolok ukur karena tidak dapat mendeteksi varietas yang berdaya komersial terbaik diantara Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem.

Sebagai salah satu kriteria komersial, unifomiy O J ) perlu ditonjolkan. Tingkat Uniformity pada empat varietas tersebut tidak dapat dideteksi perbedaannya dengan tolok ukur keseragaman tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan panjang malai, sehingga daya komersial terbaik antara Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem tidak terdeteksi berdasarkan kriteria ungoormity

dengan tolok ukur tersebut.

Tolok ukur DT, KSP, KC=, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah butir per malai, produksi ha

-'

( tolok ukur uji Lapang), VDS, &P, dan

&

I

(tolok

ukur uji Laboratorium) mempunyai tingkat kepekaan yang berbeda dalam mendeteksi tingkat stability pada varietas yang diuji. Walaupun demikian, tolok ukur-tolok ukur tersebut dapat digunakan mendeteksi siability (S) Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem. Dengan 10 tolok ukur tersebut diketahui tingkat stability

(7)

70.00 %, Var. Way RaTem sebesar 60.00 % dan terendah Var. Gajah Mungkur dengan tingkat stability sebesar 40.00 %.

Tingkat daya saing antar individu masing - masing varietas dengan variasi jarak tanam dan jumlah benih per lubang yang dideteksi melalui tolok ukur tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan produksi ha-' hanya berbeda masing-masing berturut-twut sebesar 30.56 %, 27.78 %, 8.34 % dan 2.78 % atau

rata-rata 17.37 %

.

Oleh sebab itu, sampai pada batas variasi jarak tanam dan jumlah benih per lubang yang dicoba, tolok ukur tersebut tidak dapat digunakan sebagai kriteria komersial antar Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem.

Tingkat kepekaan tolok ukur Nilai Delta hanya sebesar 38.89 % dalam mem-

bedakan tingkat toIeransi varietas terhadap defisiensi 0 2 . Namun demikian, tolok ukur tersebut cukup baik digunakan sebagai tolok ukur komersial bagi Var. Gajah Mungkur, Kalimutu, Jatiluhur dan Way Rarem karena telah dapat menentukan tingkat vigor benih masing-masing varietas dalam variasi jarak tanam dan jumlah benih yang dicoba.

Penelitian menunjukkan bahwa untuk tujuan komersialisasi suatu varietas dibutuhkan PBD. PBD

akan

terus-menerus berupaya mengembangkan kriteria komersial secara kuantitatif dengan tolok ukur spesifik yang berorientasi kepada kebutuhan konsumen pemakai benih. Tolok ukur komersial tersebut akan menjadi masukan yang penting bagi pemulia tanaman guna penciptaan varietas baru.

Disarankan agar upaya komersialisasi dalam PBD untuk komoditi lain tetap berpegang pada prinsip DUS, dan terus-menerus berupaya mengembangkan tolok ukur komersial yang berfokus pada karakter masing-masing komoditi dan ekotipe tertentu.

(8)

DAFTAR SIMBOL

AOS A BBI BBN BBP BBU BPSB BS DB DT DUS ES FS ISTA &T KSP KST Nilai D PBD (FSP) PSB S

S

VDS

vg

VKT VP

= Association of Official Seed Analysts = Balai Benih Induk

= Badan Benih Nasional = Balai Benih Pembantu

= Balai Benih Utama

= Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

= Breeder Seed (Benih Penjenis)

= Daya Berkecambah = Daya Tumbuh

= Distinguish, Unflormity

cian

Stability = Fxtenfion Seed (Benih Sebar)

= Foundation Seed (Benih Dasar)

= International Seed Testing Association

= Kecepatan Tumbuh

= Spontanitas Tumbuh = Keserempakan Tumbuh = Nilai Delta

= Program Benih Dasar (Frnndation SeedProgram)

= Program Sertifikasi Benih = Stock Seed (Benih Pokok)

= Vigor Daya Simpan

= Vigor

= Vigor Kekuatan Tumbuh

(9)

GLOSARI

Benih Penjenis atau

Breeder Seed (BS) Distinghuish (D)

Daya Berkecambah (DB)

Daya Tumbuh (DT)

Kecambah Normal Kuat

Kecepatan Tumbuh (KcT)

Komersialisasi benih

Lot benih

Mutu benih

Mesin Pengusangan Cepat ( W C >

= Benih yang digunakan untuk pertanaman produksi

benih

= Salah satu kriteria komersialisasi benih varietas baru yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang jelas antar varietas yang telah ada dibanding varietas baru yang &an dilepas.

= Tolok ukur viabilitas benih yang memprakirakan parameter Viabilitas Potensial lot benih, diukur dengan persentase kecambah normal.

= Tolok ukur viabilitas benih untuk parameter Viabilitas Potensial bib'it yang diindikasikan oleh pertumbuhan

normal bibit di lapang.

= Kecambah yang tumbuh normal yang dipilah atas

kinerja tumbuh yang kuat dari yang kurang kuat. = Suatu tolok ukur dari parameter Vigor Kekuatan

Tumbuh yang diukur dengan jumlah tambahan per- kecambahan setiap hari atau etmal pada kumn waktu perkecambahan.

= Menjadikan benih komoditi komersial yang dicirikan 1) secara terus-menerus ditingkatkan keunggulannya 2) mempunyai standar mutu dan

3) merupakan cerminan dari suatu lot benih

= Sejumlah benih yang berasal dari pertanaman yang

sama, sevarietas, pengelolaannya sama, dan diolah dengan kondisi yang sama pula.

= Mutu yang disandang oleh benih yang mencakup mutu fisik, fisiologi, dan genetik.

= Mesin untuk mengusangkan benih secara cepat, sehingga dalam suatu kurun priode viabilitas yang pendek, terjadi devigorasi benih seperti yang terjadi pada proses deteriorasi alami dengan waktu yang jauh lebih panjang.

(10)

Nilai Delta (Nilai D) = Nilai selisih Vp clan Vg atau jabarannya yang di- gunakan untuk mengukur vigor benih dalam dimensi waktu.

Pelepasan varietas = Proses pemberian izin bagi suatu varietas benih untuk diedarkan di masyarakat.

Sertifikasi benih = Proses pemberian sertifikat kepada suatu lot benih yang menginformasikan mutu benih yang dikomersialkan. Spontanitas Tumbuh (KsP) = Suatu tolok ukur dari parameter Vigor Kelcuatan

Tumbuh atas dasar persentase kecambah normal yang tumbuh merata pada suatu waktu tertentu, diantara waktu pengamatan pertama dan kedua dalam Uji Daya Berkecambah.

Stability (S) = Salah satu kriteria komersialisasi benih varietas baru

yang ditunjukkan oleh tidak terjadinya perubah-an sifat meskipun benih tersebut diperbanyak pada tingkat kelas

benih yang lebih rendah.

Uniformity (U) = Salah satu kriteria komersialisasi benih varietas baru

yang ditunjukkan oleh keseragaman varietas tersebut baik secara genetik maupun fenotipik

.

Viabilitas benih = Daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalarn

fenomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kine q a kromosom atau garis viabilitas.

Viabilitas potensial (Vp) = Parameter viabilitas lot benih yang menunjukkan

kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada kondisi lapang produksi yang optimum.

Vigor Daya Simpan (VDS ) = Parameter viabilitas lot benih yang menunjukkan vigor benih pada kurun waktu Periode

II

atau Periode

Simpan.

Vigor Kekuatan Tumbuh = Parameter vigor lot benih yang menunjukkan

(VKT) kemampuan benih tumbuh normal pada kondisi Iapang yang suboptimum.

Tolok ukur (Viabilitas) = Jabaran terukur untuk masing-masing parameter

viabilitas. Misalnya tolok ukur DB untuk parameter VP.

(11)

PROGRAM BENIH DASAR

SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN KOMERSIALISASI

BENIH PRODUK TEKNOLOGI

(Kasus Benih Padi Gogo)

Oleh:

SYATRIANTY A. SYAIFUL

AGR.

94514

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dalam itmu-ilmu pertanian

pada

Program Pascasarjana Institut Pertauian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Judul Disertasi : PROGRAM BENDB DASAR SEBAGAI PUSAT

PENGEMBANGAN KOMERSIALISASI BENIH PRODUK TEKNOLOGI (Kasus Benih Padi Gogo)

Nama Mahasiswa : Syatrianty A. Syaiful Nomor Pokok : 94514

Program Studi : Agronomi

Menyetujui

I. Komisi Pembimbing

Prof. Dr I r Sjamsoe'oed Sadjad,MA Ketua

- 1

Prof. Dr Ir Sjarifudin Baharsjah, MSc Prof. Dr I r ~ u k k a S. Baharsjah, MSc

Anggota Anggota

Prof. Dr I r Edi Guhardja, MSc Anggots

2. Ketua Program Studi Agronomi

Dr I r Sudirman Yahya

,

MSc

Dr I r Faizc C. Suwarno, MS Anggota

(13)

RIWAYAT

HIDUP

Penulis diiahirkan di Kotamadya Ujung Pandang pada tanggal 24 Maret 1962

dari Ibu Hj. St. Djohanis dan Ayah H. Andi Syaiful Sinrang sebagai anak kedua dari enam bersaudara.

Pada tahun 1981 lulus SMA Pembangunan

IKIP

Ujung Pandang, kemudian metanjutkan ke Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Ujung Pandang dan lulus sebagai Sarjana Pertanian pada tahun 1986.

Pada tahun 1992 memperoleh gelar Magister Sain di bidang Produksi Tanam- an dari Universitas Gadjahmada, Yogyakarta melalui beasiswa dari TMPD.

Mulai terdaftar sebagai mahasiswa S-3 di Program Pascasaijana IPB pada bulan September 1994 rnelalui beasiswa TMPD.

Sejak tahun 1987 sampai saat ini penulis mengabdi sebagai staf pengajar pada Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Ujung Pandang

(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyeiesaikan beban kuliah, penelitian hingga selesainya Disertasi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus- tulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof Dr Ir. Sjarnsoe'oed Sadjad, MA. Sebagai Ketua Komisi Pembimbing; Prof Dr Ir. Sjarifuddin Baharsjah; Prof Dr Ir. Justika S. Baharsjah, Prof Dr Ir. Edi Guhardja, Dr Ir Faizah C. Suwamo dan Dr Ir Zainuddin Harahap, Apu (alm.) masing-masing sebagai Anggota yang telah rnernberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan penyelesaian Disertasi ini.

1. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

-

Universitas Hasanuddin. Demikian pula kepada Rektor Institut Pertanian Bogor, Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dan Ketua Program Studi Agronomi Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis selama mengikuti program pendidikan S-3 di Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

2. Ketua Program TMPD, Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin Ujung Pandang, Yayasan Pendidikan Latimojong Sulawesi Selatan, Yayasan Supersemar Jakarta dan PT. Bosowa Jakarta, yang telah memberikan bantuan dana untuk kelancaran perkuliahan sampai dengan selesainya Disertasi ini.

(15)

3. Pemulia Tanaman, Teknisi dan Staf Balai Penelitian Tanaman Pangan, Muara Bogor yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.

4. Staf pengajar dan karyawantkaryawati Laboratoriwn Ilmu dan Teknologi Benih IPB atas segala bantuannya.

5. Ayahanda H. Andi Syaiful Sinrang dan Ibunda Hj. St. Djohanis. A.S, Kakak Sjamsu Djohan, SE .MS dan Ir. Eny Rosamah, MSc., Adik Ir. Andi Masturi Syaiful, Ir. Andi Zulfikar Syaiful, dr. Andi Indriaty Syaiful, S Ked. dan Ir. Fajri Djufii, dan Dra. Andi Rismaniswaty Syaiful, Apt., dan segenap keluarga yang telah banyak memberikan pengorbanan, pengertian dan doa hingga selesainya studi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sampai penulis dapat menyelesaikan studi ini.

Akhirnya diharapkan informasi yang terntang dalarn Disertasi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Juni 1999

(16)

DAFTAR

IS1

Halaman : DAFTAR IS1 ... iv DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR ... ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang ... 1

. .

Tujuan Penelltian ... 8 Hipotesis ... 9 TEVJAUAN PUSTAKA ... 10

Sistem Pengadaan Benih . . . 10

Kebijakan Perbenihan ... 15

Mutu Benih ... 21

Analisis Vigor Benih Yang Dapat Dikembangkan ... 25

Perangkat Keras dan Lunak Vigor Simulatif ... 29

Program Benih Dasar ... 32

Pengembangan Industri Benih ... 35

BAHAN DAN

METODE

... 44

Tempat dan Waktu ... 44

Bahan d m AIat ... 44

Metode Penelitian d m Pelaksanaan ... 44

Penelitian I . Uji Distinguish (D) ... 46

(17)

Penelitian

III

.

Uji Stability (S) ... Penelitian IV . Uji Daya Saing ...

... Penelitian V . Uji Toleransi terhadap defisiensi 0 2

Pengamatan ...

HASIL ...

Uji Distinghuish (D) ... ...

Uji Uniformity (U)

. .

Uji Stablllty (S) ...

Uji Daya Saing ...

Uji Toleransi Terhadap defisiensi 0 2 ...

PEMSAHASAN ... KESIMPULAN DAN SARAN ...

Kesimpulan ... ...

Saran

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

(18)

DAFTAR TABEL

Nomor :

-

Teks : Hafaman :

1. Rata - rata K s r dan

I<CT

Benih Penjenis pada berbagai 59

varietas (Uji Lapang)

2. Rata - rata Jumlah anakan dan jumlah anakan produktif

Benih Penjenis pada berbagai varietas

3. Rata

-

rata jumlah butir per malai, berat 1000 butir dan produksi 63

per hektar Benih Penjenis pada berbagai varietas

4. Keseragaman varietas pada masing-masing perlakuan dengan tolok ukur tinggi tanaman

5 . Keseragaman varietas pada masing-masing perlakuan dengan tolok ukur jumlah anakan produktif

6 . Keseragaman varietas pada masing-masing perlakuan dengan tolok ukur panjang malai

7. Stabilitas varietas dengan tolok ukur daya tumbuh 72

8. Stabilitas varietas dengan tolok ukur spontanitas tumbuh 73 9. Stabilitas varietas dengan tolok ukur kecepatan tumbuh 73

10. Stabilitas varietas dengan tolok ukur jumlah anakan per rumpun

1 1 . Stabilitas varietas dengan tolok ukur jumlah anakan produktif per rumpun

12. Stabilitas varietas dengan tolok ukur jumlah butir per malai

13. Stabilitas varietas dengan tolok ukur produksi hektar-' 77

14 Rata - rata

KSP

dan KC= berbagai varietas pada berbagai 79

Kelas Benih (Uji laboratorium)

15. Tinggi tanaman Benih Penjenis pada berbagai varietas, jumlah benih per lubang dan jarak tanam

(19)

Nomor : T A : Halaman :

16. Jumlah anakan Benih Penjenis pada berbagai varietas, jurnlah benih per lubang dan jarak tanam

17. Jumlah anakan produktif Benih Penjenis pada berbagai 83 varietas, jumlah benih per lubang dan jarak tanam

18. Produksi hektar " Benih Penjenis pada berbagai varietas, 85

jumlah benih per lubang dan jar& tanarn

19. Nilai delta (dalam indeks) Benih Pokok pada berbagai varietas, 86 jumlah benih per lubang dan jarak tanam

20. Kompilasi unsur DUS, daya saing dan toleransi varietas 89 terhadap defisiensi Oksigen pada berbagai tolok ukur

Nomor Halaman:

1. Deskripsi Varietas Padi Gogo 1 I4

2. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap

spontanitas tumbuh (Oh) 118

3. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap kecepatan tumbuh (YO)

4. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap

jumlah anakan per rumpun 118

5. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap

jumlah anakan produktif per rurnpun 119

6 . Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap

jumlah butir per malai 119

7. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap berat 1000 butir (kg)

8. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V) terhadap produksi hektar

-'

(kg)

(20)

Nomor Halaman: 9. Selang kepercayaan tolok ukur tinggi tanaman (cm) pada setiap

kombinasi jarak tanam dan jumlah benih perlubang pada

masing-masing varietas 121 10. Selang kepercayaan tolok ukur jumlah anakan produktif pada setiap

kombinasi jarak tanam dan jumlah benih perlubang pada masing-masing varietas

Selang kepercayaan tolok ukur panjang malai (cm) pada setiap kombinasi jarak tanam dan jumlah benih perlubang pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan tolok ukur daya tumbuh (%) pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan tolok ukur spontanitas tumbuh (Oh) pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan tolok ukur kecepatan tumbuh (%) pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan toIok ukur jumlah anakan pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan tolok ukur jumlah anakan produktif pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan tolok ukur jumlah butir per malai pada masing-masing varietas

Uji t-Student Benih Penjenis dan Benih Dasar dengan tolok ukur

produksi hektar -'(kg) pada masing-masing varietas

Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V), kelas benih (K) dan interaksinya terhadap spontanitas tumbuh (%)

(Uji Laboratorium)

Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V), kelas benih (K) dan interaksinya terhadap kecepatan tumbuh (% per etmal)

(21)

Nomor Halaman: 2 1. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas

(V),

jumlah benih per 128

lubang (J3) dan jar& tanam

(J)

dan interaksinya terhadap tolok ukur tinggi tanaman (cm)

22. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V), jumlah benih per 1 2 9

lubang (B) dan jarak tanam

(J)

dm interaksinya terhadap tolok ukur jumlah anakan

23. Sidik ragam pengamh faktor-faktor varietas (V), jumlah benih per 1 3 0

lubang (B) dan jar& tanam (J) dan interaksinya terhadap tolok ukur jumlah anakan produktif

24. Sidik ragam pengaruh faktor-faktor varietas (V), jumlah benih per 1 3 1

lubang (B) dan jar& tanam (J) dan interaksinya terhadap tolok ukur produksi hektar

-'

(kg)

25. Nilai delta Benih Pokok pada berbagai varietas, jumlah benih 132

per lubang dan jarak tanam

26. Analisis harga Anjuran Benih Dasar Var. Jatiluhur 1 3 3

DAFTAR GAMBAR

Nomor :

-

Teks : Halaman :

1. Mesin Pengusangan Cepat (MPC - IF'B 77-1M) 3 1

2. Sistem Industri Benih 37

3. Bagan Penelitian Langkah Komersialisasi Benih dengan 45 Prinsip DUS

Referensi

Dokumen terkait

Pada bulan Juni 2016, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen apabila dibandingkan bulan Mei 2016 yaitu dari 97,96 menjadi 98,44 , hal ini terjadi karena laju indeks

pada tiap pemberian pupuk kompos berbahan campuran limbah cair tahu, daun lamtoro dan isi rumen sapi serta campuran pupuk urea dan pupuk TSP sebagai kontrol dalam medium

Konsentrasi 100 ppm dan 300 ppm merupakan perlakuan yang mampu menekan pertumbuhan tanaman paling baik dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lain pada minggu

1) Perempuan tersebut dibaringkan ruang utama pada rumah, berbantalkan paha calon mertuanya, kemudian perempuan tersebut disuruh oleh calon mertuanya itu untuk

persentase tanggapan siswa terhadap aspek kemenarikan e-book interaktif, maka dapat dikatakan bahwa e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan

Oleh karena itu, Tim Pengabdian pada Masyarakat menyelenggarakan pelatihan akuntansi dan keuangan dasar ini untuk para anggota BMT BISS dengan harapan dapat memberikan ilmu

Pengolahan daging ikan lele adalah salah satu upaya untuk mengubah image masyarakat terhadap ikan lele yaitu dengan mengolahnya menjadi rolade dengan penambahan

Single index model dapat memberikan informasi kepada investor terkait jenis saham yang menjadi penyusun portofolio, proporsi dana masing-masing saham pembentuk