• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Minat Berwirausaha a. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu persoalan yang objeknya berwujud serta dapat menimbulkan dampak yang positif dan tidak jarang pula menimbulkan dampak yang negatif. Minat dapat dikatakan erat hubungannya dengan kepribadian seseorang. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2003:180) yang menyatakan bahwa :

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa memiliki minat terhadap suatu subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu.

Sejalan dengan pengertian di atas menurut Djaali (2007:121) menyatakan bahwa:

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Belajar suatu kegiatan hendaknya diikuti dengan minat yang timbul dari diri siswa terlebih dahulu sehingga siswa dapat memperhatikan dan mengenang apa yang diperhatikan. Slameto (2003:180) mengungkapkan bahwa “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

(2)

16

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang.”

Gunarso (1985:57), mengartikan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan seorangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap sepanjang objek minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila objek minat tersebut tidak efektif lagi maka minatnya pun cenderung berubah. Minat menurut Chaplin (1995:117) merupakan suatu sikap yang kekal, mengikutsertakan perhatian individu dalam memilih obyek yang dirasakan menarik bagi dirinya dan minat juga merupakan suatu keadaan dari motivasi yang mengarahkan tingkah laku pada tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Dirasakan berguna bagi kebutuhan hidupnya sebagai pelepasan dirinya dari bahaya. Minat berarti Individu akan menaruh minat

(3)

17

terhadap suatu aktivitas manakala aktivitas itu dirasakannya akan berguna, dengan kata lain minat individu timbul manakala itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Muhibbin Syah (2002:136) mengungkapkan, bahwa “minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi, karena ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan pengetahuan”.

Siswa yang memiliki minat pada suatu bidang akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain yang tidak memiliki minat pada bidang tersebut. Slameto (2003:180) mengungkapkan bahwa “minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya”. Minat dapat dibentuk dan ditumbuhkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Hal ini menggambarkan bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.

Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui proses. Adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka minat tersebut dapat berkembang. Minat ini biasanya muncul ditandai dengan adanya motivasi, perhatian, dan ketertarikan.

1) Motivasi

Motivasi menurut Sumadi Suryabrata (2002:70) adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk

(4)

18

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Djaali (2007:101) mengemukakan “Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan pikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu”.

2) Perhatian

Perhatian menurut Slameto (2010:105) adalah “kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya”. Perhatian menurut Winkel (2000:183) dapat berarti “sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk pada minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari”, dengan demikian maka apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari oleh individu dan akan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas perhatian dan kesadaran akan mempunyai korelasi positif, yaitu semakin diperhatikan suatu obyek akan semakin disadari obyek itu dan semakin jelas bagi individu.

3) Ketertarikan

Ketertarikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sikap seseorang mengenai suatu obyek di mana ketertarikan meliputi evaluasi sepanjang suatu dimensi yang berkisar dari sangat suka hingga sangat tidak suka. Ada tiga teori tentang ketertarikan, yaitu (1) Teori cognitive, yakni menekankan pada proses berpikir tentang dasar yang menentukan tingkah laku. (2)

(5)

19

Teori Reinforcement (penguatan), yakni teori yang mengakar pada teori belajar yang mengInterpretasikan ketertarikan sebagai suatu respon yang dipelajari. (3) Teori Interaktionist, beranggapan bahwa setiap orang dirangsang untuk tertarik pada orang lain.

b. Pengertian Wirausaha

Wirausaha memiliki arti menjalankan usaha. Menurut Meredith, dkk (2002: 5) dikatakan bahwa: “wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil yang tepat guna memastikan sukses”. Konteks manajemen pengertian wirausaha yang dikutip oleh Suryana (2001: 5) dikatakan bahwa: “wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi atau pengembangan organisasi usaha”. Suryana (2001: 6) mengatakan bahwa: “ wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk melakukan peluang (apportunity) dan perbaikan (preparation) hidup”. Wirausaha menurut pendapat Buchari Alma (2009: 24).

“Wirausaha adalah oarang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada”.

(6)

20

Lambing (2003:24) mendifinisikan wirausaha sebagai “seseorang yang dapat bertindak kreatif untuk membuat sesuatu yang baru, baik berupa produk, proses, pemasaran, bentuk organisasi, atau sumber daya yang baru”. Kewirausahaan menciptakan suatu kesempatan tanpa adanya bekal sumber daya sebelumnya atau menciptakan kesempatan dengan sumber daya yang masih kurang. Kewirausahaan memerlukan visi, tekad dan komitmen untuk memimpin orang lain dalam upaya mewujudkan visi tersebut. Kewirausahaan juga mempunyai keberanian untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya. Definisi ini dijadikan dasar awal untuk mengartikan wirausaha, maka wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang kreatif dan berani mengambil resiko, dan sebagai orang yang berani menghadapi tantangan.

Istilah enterpreneur yang diterjemahkan dengan kata wirausaha menurut Zimmerer (2008: 14) adalah: “An enterpreneur is one who creates a new business in the face if risk and certainly for the purpose of achieving profit and growth by identyfying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities”.

(seorang wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya.)

(7)

21

Istilah enterpreneur yang lain menurut histrch dan Peters (2010: 6) adalah “Enterpreneurship is the process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort; assuming the accompanying financial, pychic, and social risks and uncertainties; and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction”.

(Proses menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai dalam jangka waktu tertentu dan usaha yang dilakukan dengan asumsi risiko keuangan, psikis, dan risiko sosial yang menyertai serta ketidakpastian, dan memperoleh penghargaan yang dihasilkan.) Mengacu beberapa difinisi diatas seseorang yang memiliki kepribadian unggul dan mempunyai kemampuan untuk melihat kesempatan dan peluang-peluang bisnis dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan mengoptimalkan kemampuan sendiri guna mengambil tindakan yang tepat dan untuk memanfatkan peluang usaha yang ada, merupakan pengertian tentang wirausaha.

c.

Technopreneurship

Istilah yang sering digunakan dalam artikel ilmiah untuk mendefinisikan kewirausahaan teknologi, yaitu technology entrepreneurship, technical entrepreneurship, techno-entrepreneurship, technopreneurship, dan sebagainya. Kewirausahaan teknologi dari beberapa definisi tersebut, dipilih tiga terpenting. Dorf dan Byers (2005:173) mendefinisikan

“Kewirausahaan teknologi sebagai gaya kepemimpinan bisnis, yang meliputi: kemampuan dalam mengidentifikasi potensi tinggi dan peluang usaha intensif di bidang teknologi, mengumpulkan sumber daya seperti bakat dan modal, dan

(8)

22

mengelola pertumbuhan yang cepat dan resiko yang signifikan menggunakan prinsip keterampilan pengambilan keputusan”. Usaha di bidang teknologi mengandalkan terobosan kemajuan dalam ilmu dan bidang teknik untuk mengembangkan produk yang lebih baik dan memberikan pelayanan untuk pelanggan. Para pelaku usaha di bidang teknologi menunjukkan fokus, semangat, dan ambisi untuk sukses.

Inti technopreneurship berasal dari kata teknologi dan entrepreneur yang berarti berwirausaha dengan pendekatan teknologi. Amir Sambodo (2004:56) mengungkapkan kewirausahaan yang disentuh dengan teknologi dapat menghasilkan suatu produk yang lebih unggul, seperti Tirto Utomo yang berhasil memadukan teknologi dengan kewirausahaan sehingga dapat menciptakan produk biasa menjadi luar biasa, yaitu menciptakan air minum mineral yang telah dikemas. Technopreneur haruslah seseorang yang memiliki wawasan yang luas tentang teknologi, sehingga dapat memanfaatkan teknologi yang dikuasainya dan mengaplikasikan untuk menjadi suatu produk yang layak jual.

Seorang technopreneur mampu menemukan jalan keluar dengan memanfaatkan teknologi, ini berarti mereka mampu melihat peluang yang kecil dengan mengandalkan inovasi teknologi. Technopreneur juga harus mengembangkan teknologi dengan melakukan penelitian dan evaluasi mengenai teknologi yang mereka gunakan agar produk yang dihasilkan selalu mengalami perbaikan. Pengembangan

(9)

23

teknologi harus selalu dilakukan secara terus menerus agar mereka mampu mengikuti perkembangan permintaan pasar yang selalu saja berubah. Penguasaan teknologi tidak hanya sebatas sebagai penghasil suatu produk tetapi juga dapat digunakan untuk mengeksploitasi teknologi dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Kusnayanto Kadiman (2003:59) berpendapat bahwa “Technopreneur adalah para pelaku usaha yang mengembangkan bisnisnya dengan mengandalkan kemampuan di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi”. Seorang technopreneur harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dasar pijakan untuk usahanya. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut digunakan sebagai langkah untuk menghasilkan suatu inovasi di dalam menghasilkan produk atau jasa. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan inspirasi untuk selalu melakukan hal yang kreatif guna menghasilkan suatu produk dan jasa yang dibutuhkan oleh permintaan pasar. Taufik Hasan (2003:43) berpendapat bahwa.

“Technopreneur adalah seseorang yang berani dan siap menghadapi resiko, memiliki pandangan kedepan, memiliki pengertian yang baik tentang teknologi, mampu berusaha mengambil keuntungan dari implementasi dan penggunaan teknologi baru, melihat peluang dan memanfaatkan kemampuan.”

Orang yang memiliki modal yang besar dan memiliki keberanian mengambil resiko belum cukup untuk menjadi technopreneur, seorang technopreneur harus memiliki kemampuan penguasaan teknologi dan implementasikan ke dalam usaha yang

(10)

24

dijalaninya. Seorang yang hanya berwirausaha biasa-biasa saja tidak akan mampu bertahan lama dalam dunia usaha yang semakin hari semakin ketat persaingannya. Seorang pengusaha harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai lebih merupakan jalan keluar agar seseorang mampu bertahan dalam bersaing dunia usaha di era global.

Berdasarkan beberapa teori di atas technopreneurship adalah kewirausahaan berbasis teknologi yang berarti bahwa inovasi yang dilakukan erat kaitannya dengan teknologi. Kemampuan technopreneur meliputi bagaimana dia memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan produk dan jasa, tentu saja semuanya itu harus didukung dengan pengembangan dan penelitian dalam bidang teknologi dan digabungkan dengan semangat kewirausahaan.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Purmiyati (2004) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwirausaha adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor internal paling dominan yang dapat mempengaruhi siswa SMK berwirausaha adalah kepribadian, motivasi, motif persahabatan, pengetahuan dan keinginan ntuk memperbaiki. Sedangkan faktor eksternal yang paling mendominasi siswa SMK untuk berwirausaha adalah lingkungan keluarga, status social ekonomi orang tua, jabatan pekerjaan serta tinkat kesuburan daerah yang dibesarkan.

(11)

25

Dua macam faktor pendorong minat berwirausaha yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari kepribadian kemauan, pengalaman, motivasi, kreativitas, pengetahuan persepsi dan lain sebagainya. Faktor ekstern terdiri dari pemodalan, keadaan politik dan ekonomi, keadaan lingkungan dan kndisi kebudayaan.

2. Prestasi Belajar

Prestasi adalah suatu bukti usaha siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat diukur dengan alat atau tes. W.S. Winkel (2009:51) mengemukakan bahwa:

”Prestasi adalah bukti suatu usaha siswa yang dapat dicapai oleh siswa dalam waktu tertenu dan dapat diukur dengan suatu alat/tes. Dengan diketahuinya prestasi belajar maka seorang guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan mengembangkan bahan ajar.”

Prestasi merupakan keseluruhan hasil belajar yang dicapai oleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru bidang studi yang bersangkutan, dalam hal ini guru Mata Diklat Merakit dan Mengoperasikan Komputer. Menurut Sumadi Suryabrata (2007:297), Prestasi Belajar adalah nilai-nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu. Prestasi Belajar merupakan cerminan hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang kemudian dirumuskan atau ditunjukkan dengan nilai-nilai yang diberikan oleh guru mata diklat yang bersangkutan.

(12)

26

Prestasi Belajar erat kaitannya dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, semakin tinggi Prestasi Belajar yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan pengetahuan dan keterampilannya dalam mata diklat tertentu. Hal ini dilihat melalui nilai tes yang diberikan oleh guru mata diklat yang bersangkutan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895), Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi Belajar menurut beberapa pengertian diatas adalah bukti usaha yang diperoleh siswa selama kurun waktu tertentu, dalam hal ini diimbangi dengan peningkatan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dari nilai tes yang diberikan oleh guru yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa semakin banyak keterampilan yang dikuasai oleh siswa, semakin tinggi pula minat berwirausahanya, salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan elektronika. Keterampilan elektronika yang didapat siswa kompetensi keahlian elektronika industri di SMK sangatlah banyak, salah satunya adalah keterampilan dalam hal dasar merakit dan mengoperasikan komputer. Keterampilan merakit dan mengoperasikan komputer diperoleh siswa melalui Mata Diklat merakit dan mengoperasikan komputer. Diharapkan dengan diterapkannya Mata Diklat merakit dan mengoperasikan

(13)

27

komputer, siswa SMK mempunyai bekal untuk membuka usaha mandiri di bidang elektronika.

3. Pengetahuan Tentang Dunia Usaha

Punaji Setyosari (2010:2) menjelaskan, “pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah dikenali atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang dikenali oleh manusia”. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991:1507) “pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau akan diketahui berkenaan dengan sesuatu hal”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas pengetahuan adalah segala sesuatu yang tertanam pada pikiran seseorang mengenai objek yang ada di sekelilingnya. Objek dapat terbentuk dan tertanam pada pikiran seseorang bila ia memiliki kesadaran dan perhatian terhadap objek.

Pengetahuan tentang dunia usaha dapat diperoleh melalui pendidikan kewirausahaan, materi kewirausahaan dapat disampaikan sesuai dengan kurikulum SMK. Kurikulum SMK telah memasukkan pendidikan kewirausahaan yang mempelajari nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Praktik langsung ke lapangan usaha juga dapat meningkatkan pengetahuan kewirausahaan.

Suryana (2006:3) menjelaskan, selain kemampuan, kewirausahaan juga harus memiliki pengetahuan tentang dunia usaha. Pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha meliputi (1) pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada, (2) pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, (3) pengetahuan tentang manajemen dan organisasi

(14)

28

bisnis. Sirod Hantoro (2005:37) mengungkapkan, dalam kehidupan sehari-hari, wirausahawan harus pandai bergaul sehingga dapat mengenal pribadi orang lain. Berikut perlu diperhatikan oleh wirausahawan agar memperoleh kawan yang baik dan dapat bergaul secara efektif: (1) wirausaha hendaknya menghormati kepentingan orang lain dengan memberikan kesempatan untuk maju, (2) wirausaha hendaknya menghargai pendapat orang lain, (3) wirausaha seyogyanya menghargai pendapat orang lain, (4) wirausaha hendaknya memberikan pelayanan yang baik ketika orang lain membutuhkan pelayanan, (5) selain itu, wirausahawan hendaknya mempunyai penampilan yang menyenangkan orang lain.

Suryana (2006:67) berpendapat, keberhasilan seseorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kamampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses, (2) tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang memiliki tekad yang kuat tetapi tidak mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses, (3) mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Suryana (2006:68) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan berwirausaha antara lain, tidak kompeten dalam manajerial, kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memfisualisasi usaha, kemampuan mengkoordinasikan,

(15)

29

keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan, kurang dapat mengendalikan keuangan, gagal dalam perencanaan, lokasi yang kurang memadai, kurangnya pengawasan mengenai kewirausahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas pengetahuan kewirausahaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu hal yang diketahui tentang aspek-aspek kewiraushaan yang terbentuk dan tertanam pada pikiran seseorang secara sadar. Pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran di sekolah melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber lainnya, diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk menentukan masa depannya dan diharapkan dapat mendorong siswa untuk berwirausaha.

4. Lingkungan Tempat Tinggal

Dalyono (2001:137) menjelaskan bahwa lingkungan dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.

a. Lingkungan alam atau luar (external or physical environment) ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan.

b. Lingkungan dalam (internal environment) ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar atau alam.

(16)

30

c. Lingkungan sosial atau masyarakat (sosial environment) ialah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita seperti keluarga, teman sekolah.

Dewa Ketut Sukardi (2008:61) berpendapat “Perilaku manusia tergantung atas dua hal yaitu kepribadian dan lingkungan tempat manusia hidup”. Dalyono (2001:135) mengatakan bahwa: “Secara fisiologis lingkungan meliputi segala kondisi dan meterial jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar inokren sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Lingkungan secara psikologis yaitu mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya, sifat-sifat selera, keinginan perasaan, tujuan, minat kebutuhan, kerukunan, emosi, dan kapasitas intelektual. lingkungan secara sosiokultural yaitu mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal, dalam hubungannya dengan perlakuan apapun hanya orang lain, misalnya pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan penyuluhan dan lain-lain.” Kartini-Kartono (1995:35), berpendapat lingkungan adalah segala aspek segala fisik menyangkut material jasmaniah sedangkan gejala sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang lain seperti keluarga dan masyarakat.

Beberapa pendapat yang telah dijabarkan pengertian lingkungan tempat tinggal adalah lingkungan yang terdiri dari lingkungan tinggal

(17)

31

seperti orang tua, saudara, keluarga, serta lingkungan fisik atau lingkungan sosial misalnya tetangga atau masyarakat setempat. Lingkungan bisa berupa material dan stimulasi di dalam dan di luar individu, baik yang berupa fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural, dimana untuk masing-masing lingkungan ini memiliki peran yang cukup penting untuk bersama-sama mempengaruhi pola pikir manusia dalam bertindak. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkungan Tempat Tinggal berhubungan dengan Minat Bewirausaha.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2011) dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen di daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha, hal ini ditunjukkan dengan thitung sebesar 6,300 lebih besar

dari ttabel sebesar 1,960 pada taraf signifikansi 5%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Satmoko (2010) dengan judul Pengaruh Konsep Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi UNY angkatan 2008-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, hal ini ditunjukkan dengan thitung sebesar 3,787 lebih besar

(18)

32

3. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Lestari (2011) dengan judul Kontribusi Jiwa Kepemimpinan, Kreativitas Siswa, dan Prestasi Belajar Mata Diklat Dasar Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga Terhadap Minat Technopreneurship Siswa Kelas XI Smk N 3 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat kontribusi yang signifikan antara Prestasi Belajar Mata Diklat DP3LRT terhadap Minat Technopreneurship Siswa Kelas XI SMK N 3 Yogyakarta, dengan kontribusi 8,99% dan sisanya 91,01% ditentukan oleh variabel lain ; 4) F

hitung lebih besar dari pada F tabel atau 224,660 > 2,760.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan

Prestasi belajar adalah suatu hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku baik berupa penugasan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru mata pelajaran berupa nilai akhir serta merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam proses belajar. Kompetensi keahlian elektronika dapat mengembangkan Pengetahuan, keterampilan maupun sikap siswa khususnya dalam bidang elektronika. Kompetensi ini berisi tentang merakit dan mengoperasikan komputer yang erat kaitannya dengan dunia wirausaha.

Pencapaian prestasi belajar yg tinggi akan menimbulkan perasaan senang dan ketertarikan siswa untuk menerapkan ilmu yang telah

(19)

33

diperoleh di sekolah dengan menggeluti wirausaha salah satunya dengan membuka usaha mandiri dibidang elektronika. Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi biasanya mempunyai minat berwirausaha yang tinggi. Begitu pula sebaliknya jika prestasi belajar rendah, maka minat wirausahanya rendah.

2. Pengaruh pengetahuan tentang dunia usaha terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan

Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui tentang suatu obyek tertentu yang diperoleh dari orang lain, pengalaman diri sendiri maupun dari suatu obyek yang diamati melalui proses belajar. Pengetahuan kewirausahaan dapat diartikan segenap apa yang diketahui tentang pekerjaan wirausaha yang terbentuk dan tertanam pada pikiran seseorang secara sadar. Pengetahuan kewirausahaan diperoleh melalui media televisi, radio, buku-buku, surat kabar, kunjungan ke perpustakaan, pengamatan langsung terhadap orang-orang yang melakukan kegiatan kewirausahan dan lain sebagainya. Pengetahuan kekewirausahaan siswa juga dapat diperoleh melalui kunjungan dan pengamatan secara langsung, kunjungan maupun pengamatan secara langsung terhadap proses produksi pada perusahaan, seorang wirausahawan akan memberikan tidak hanya pengetahuan tetapi juga pengalaman yang menarik tentang dunia wirausaha. Siswa dengan pengetahuan kewirausahaan yang luas diduga memiliki kecenderungan positif dalam hal minat berwirausaha.

(20)

34

3. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan

Sebagian besar waktu siswa dihabiskan bersama keluarga dalam masyarakat. Masyarakat secara langsung akan berpengaruh dalam pembentukan karakter individu yang ada di dalamnya. Keadaan lingkungan tempat tinggal berhubungan dengan jenis pekerjaan yang umumnya ditekuni oleh masyarakatnya. Jenis pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan kondisi geografis atau potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Masyarakat cenderung akan menekuni bidang pekerjaan dengan mengandalkan potensi dan keadaan lingkungan yang sudah tersedia. Masyarakat dengan pola hidup di lingkungan industri menggantungkan hidup dengan bekerja di sektor industri, dan masyarakat di lingkungan pertanian, hidup mereka mengandalkan hasil dari lahan pertanian, sehingga mata pencaharian masyarakat juga tidak akan lepas dari sektor pertanian.

4. Pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer, pengetahuan tentang dunia usaha, dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan

Meningkatnya angka pengangguran yang berasal dari lulusan SMK salah satunya disebabkan masih tergantungnya pada ketersediaan lapangan pekerjaan. Lulusan SMK yang proses pendidikannya didesain untuk terjun langsung di dunia kerja, harus marubah orientasi dari pencari menjadi pencipta lapangan kerja.

(21)

35

Kompetensi keahlian elektronika diajarkan kepada siswa SMK agar siswa mendapatkan penguasaan, pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran ini akan mendekatkan siswa pada dunia wirausaha. Prestasi belajar yang tinggi akan menimbulkan rasa senang siswa terhadap kompetensi keahlian elektronika khususnya merakit dan mengoperasikan komputer dan secara tidak langsung akan menimbulkan perhatian dan ketertarikan siswa terhadap wirausaha.

Pengetahuan tentang wirausaha merupakan apa yang diketahui tentang pekerjaan wirausaha. Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui orang lain, pengalaman pribadi, maupun dari objek yang diamati. Seorang wirausahawan akan memberikan pengalaman yang menarik tentang dunia wirausaha sehingga siswa yang memiliki pengetahuan kewirausahaan luas akan mempunyai kecenderungan positif dalam hal minat berwirausaha.

Peran keluarga dalam kaitannya dengan minat berwirausaha siswa juga tidak bisa dianggap sebelah mata. Keluarga sebagai kelompok individu terkecil secara langsung akan berpengaruh dalam pembentukan karakter individu didalamnya. Masyarakat cenderung akan menekuni bidang pekerjaan dengan mengandalkan potensi dan keadaan lingkungan yang sudah tersedia. Komponen-komponen yang penting untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada siswa antara lain prestasi belajar, pengetahuan tentang berwirausaha dan lingkungan keluarga.

(22)

36 D. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan.

2. Terdapat pengaruh pengetahuan tentang dunia usaha terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan.

3. Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan.

4. Terdapat pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer, pengetahuan tentang dunia usaha, dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Laksminy menjelaskan strategi transfer bahasa dari orang tua kepada anak, bahasa mana yang akan dipilih dalam lingkungan keluarganya, namun dalam

Kelompok mineral filler dalam campuran beton aspal yang mempunyai partikel dengan diameter lebih besar dari ketebalan selaput bitumen pada permukaan batuan akan memberikan pengaruh

dalam Pasal 1 angka 1 ini yang kami beratkan adalah makna dari definisi koperasi, yang merupakan badan hukum didirikan oleh orang perseorangan, ini kami anggap

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bangka Nomor 2 Tahun 1980 tentang Retribusi Pembuangan Sampah Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Bangka

Dan kegiatan ini biasanya merupakan tanggung jawab dari seorang Public Relations dalam suatu perusahaan berkaitan dengan tugasnya dalam membina hubungan yang baik

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta dalam meningkatkan Partisipasi pemilih pada pemilu dari tahun

Penelitian ini lebih berfokus pada uji kalibrasi dari sensor unit pengukuran inersia Xsens MTw Awinda untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan..

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan dengan menerapkan algoritma metode Fuzzy C-Means dan TOPSIS dalam untuk mengelompokkan siswa