• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, dengan demikian pembelajaran bahasa Inggris penting untuk menjadi kebutuhan manusia. Karena pendidikan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembelajaran bahasa Inggris dimulai pada jenjang Sekolah Dasar. Dengan mengenalkan bahasa Inggris lebih dini akan memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi siswa untuk belajar bahasa Inggris. Krashen, Long, dan Scarcella (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1) menyatakan bahwa anak-anak yang belajar bahasa asing semasa muda melalui pajanan yang natural akan memiliki hasil kecakapan yang lebih tinggi dibandingan dengan mereka yang belajar ketika sudah dewasa. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian khusus pada pembelajaran bahasa Inggris untuk SD dengan memberlakukan bahasa Inggris sebagai kurikulum muatan lokal yang wajib diajarkan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di SD ternyata banyak kendala, salah satunya proses pembelajaran bahasa Inggris yang berlangsung saat ini kurang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Siswa dituntut untuk mengingat berbagai informasi tanpa memahami apa yang telah dipelajarinya. Hal tersebut mengakibatkan mereka tidak mampu mengaplikasikan ilmunya ketika berada di masyarakat.

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi seseorang dengan orang lain, dan juga menjadi sarana penghubung antara masyarakat, bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Bahasa adalah salah satu faktor yang mampu mempererat hubungan dan menimbulkan sikap saling toleransi antara bangsa. Anak-anak mempelajari bahasa untuk saling mengerti keinginan orang lain disekitarnya serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk berkomunikasi dalam kesehariannya.

(2)

Riyanto (2015: 6) menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama yang diajarkan di Indonesia yang dianggap penting dengan tujuan menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, serta hubungan internasional. Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang masuk ke dalam kurikulum sekolah. Jadi, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi orang Indonesia yang pandai, terampil, dan siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional serta diwajibkan untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tertulis.

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Empat keterampilan tersebut didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu grammar, vocabulary, dan pronounciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapaian tujuan. Berdasarkan ketiga unsur-unsur bahasa di atas, penguasaan vocabulary ternyata masih kurang mendapat perhatian dari guru dan siswa.

Peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran siswa pada hari Jumat, 6 November 2015 di SD Negeri II Logandu. Dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar sebagian besar siswa terlihat pasif, mengantuk, bingung, tidak tertarik, dan ada pula siswa yang bermain-main sendiri. Peneliti juga melakukan wawancara siswa kelas V tentang minat mereka terhadap pelajaran bahasa Inggris, sebagian besar siswa menjawab tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris, menganggap bahasa Inggris merupakan pelajaran yang membosankan, dan sulit dipahami. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas V. Rendahnya hasil belajar bahasa Inggris siswa terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada wali kelas V. Wali kelas V menginformasikan bahwa sekitar 12 dari 21 siswa yang memiliki nilai bahasa Inggris cukup baik, sedangkan 9 siswa lainnya atau 42,85% memiliki nilai bahasa Inggris di bawah KKM yaitu 60 (Lampiran 1 halaman 161).

Hal ini dikarenakan, metode yang digunakan guru selama proses pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered) dan hanya menempatkan siswa sebagai pendengar. Bahan ajar yang digunakan hanya buku paket yang tersedia di sekolah. Pembelajaran

(3)

bahasa Inggris yang diberikan oleh guru lebih dominan menggunakan metode ceramah yang membuat siswa hanya mengenal ungkapan-ungkapan bahasa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami lebih lanjut tentang arti kosakata/vocabulary bahasa Inggris yang dipelajarinya, guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang variatif dalam mengajar bahasa Inggris, dan tidak menggunakan metode yang bertujuan untuk pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan adanya perbaikan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan penguasaan vocabulary siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

Dalam berlangsungnya proses pembelajaran sebaiknya guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar mereka dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa, akan ditentukan oleh penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Dalam pembelajaran bahasa siswa akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan menggunakan bahasa dengan melakukan berbagai kegiatan berbahasa. Apabila siswa berpartisipasi dalam pembelajaran, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif. Untuk meningkatkan vocabulary pada mata pelajaran bahasa Inggris, siswa harus mengalami sendiri untuk menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan metode Total Physical Response.

Asher (Indihadi, Zaenuddin & Gusrayani, 2012: 28) menyatakan bahwa Total Physical Response (TPR) merupakan sebagai satu pendekatan yang mengombinasikan informasi dan keahlian melalui kegunaan sistem sensor kinestatis. Kombinasi keahlian ini memperbolehkan siswa untuk mengasimilasikan informasi secara cepat. Hasilnya adalah membawa kepada tingkat motivasi siswa. Pemahaman bahasa lisan sebelum mengembangkan

(4)

keahlian berbicara, dengan menekankan transfer informasi komunikasi. Siswa tidak dipaksa untuk berkata, namun dikondisikan untuk siap berbicara saat siswa merasakan nyaman dan percaya diri dalam memahami dan memproduksi bahasa. Beberapa teknik dapat dilakukan oleh guru, seperti guru memperagakan sendiri beberapa ekspresi yang diajarkan, guru meminta siswa untuk mengikutinya dan memeragakan sendiri, guru dan siswa bermain peran secara bergantian. Selain itu, guru dan siswa dapat memperluas produksi kalimat yang baru. Jadi, siswa tidak hanya mengucapkan bahasa Inggris tetapi juga mempraktikkan apa yang mereka ucapkan sehingga siswa lebih paham dengan materi bahasa Inggris yang diajarkan.

Berdasarkan uraian pendapat tentang pengertian metode Total Physical Response dapat disimpulkan bahwa metode Total Physical Response dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif, percaya diri, serta senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa mampu menerima pengetahuan baru dengan baik. Dari berbagai materi bahasa Inggris yang ada di kelas V SD, peneliti memilih materi Healthy habits dan At the School. Pada materi tersebut pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan praktik sehingga dapat mengembangkan keaktifan dan rasa percaya siswa dalam belajar bahasa Inggris.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik mengadakan sebuah penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Total Physical Response untuk Meningkatkan Vocabulary Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN II Logandu Tahun Ajaran 2015/2016.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode Total Physical Response untuk meningkatkan vocabulary bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran 2015/2016?

(5)

2. Apakah penggunaan metode Total Physical Response dapat meningkatkan vocabulary bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran 2015/2016?

3. Apa kendala dan solusi dalam penggunaan metode Total Physical Response untuk meningkatkan vocabulary bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan metode Total Physical Response dalam peningkatan vocabulary bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran 2015/2016.

2. Meningkatkan vocabulary bahasa Inggris melalui metode Total Physical Response tentang Healthy habits dan At the school siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran 2015/2016.

3. Mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penggunaan metode Total Physical Response untuk meningkatkan vocabulary bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran 2015/2016.

D. Manfaat

Manfaat dalam penelitian ini dapat ditinjau dari dua kegunaan, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Jika dilihat dari manfaat teoritisnya penelitian ini dapat bermanfaat :

Sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sebagai kontribusi terhadap pengembangan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta menambah ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan yang positif dalam peningkatan kualitas

(6)

pembelajaran khususnya tentang metode Total Physical Response dalam pembelajaran bahasa Inggris.

2. Jika dilihat dari manfaat praktisnya penelitian ini dapat bermanfaat untuk : a. Bagi Siswa

1) Menjadikan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dengan penggunaan metode Total Physical Response

2) Menjadikan siswa lebih percaya diri dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan penggunaan metode Total Physical Response.

3) Menambah pemahaman materi bahasa Inggris dengan metode Total Physical Response.

b. Bagi Guru

1) Menambah informasi dan memberi masukan kepada guru tentang penggunaan metode Total Physical Response dalam pembelajaran bahasa Inggris.

2) Menambah pengetahuan guru tentang penggunaan metode Total Physical Response sehingga mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris lebih maksimal.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman secara langsung dalam penggunaan metode Total Physical Response pada pembelajaran bahasa Inggris dan sebagai tambahan dokumen ilmiah.

d. Bagi Sekolah

Menambah sumbangan metode pembelajaran yang inovatif yaitu metode Total Physical Response untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris.

Referensi

Dokumen terkait

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler metode part adalah salah satu komponen yang mempunyai peran penting. Metode part merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat

Tidak terpenuhinya jumlah semua anak dapat menulis huruf hijaiyah secara lengkap dikarenakan, ada beberapa pembelajaran yang tidak dilaksanakan pada jam pertama,

SMI (51th) mengeluh nyeri dada disertai sesak nafas yang sudah berlangsung ±2bulan, muntah-muntah setiap kali makan, tidak beraktivitas berat, sesak nafas setelah

Adapun korupsi, yakni perilaku pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat