• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP

PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA

KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

ADI HIDAYAT

Email:adihidayat411@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah sampai sejauh mana partisipasi pemuda terhadap program kegiatan PKBM di Desa Sirnaraja Keamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat .Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program kegiatan PKBM, partisipasi pemuda terhadap program kegiatan PKBM ,faktor-faktor penghambat terhadap partisipasi pemuda dalam kegiatan PKBM. Yang menjadi kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: konsep partisipasi , Definisi pemuda ,PKBM, tujuan dan fungsi PKBM, dan PKBM sebagai wadah kegiatan PLS. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan umum sebagai berikut : berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa tujuan PKBM adalah untuk membantu pemuda dalam mengembangkan keterampilan ekonomi produktif. Dalam kegiatan anggota selalu berpartisipasi apa bila ada biaya atau peralatan yang dibutuhkan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa, partisipasi pemuda terhadap PKBM merupakan sebuah proses pembelajaran pendidikan luar sekolah, dilihat dari segi input maupun outputnya.

Kata Kunci : Partisipasi Pemuda dan PKBM

PENDAHULUAN

Perencanaan pembangunan suatu bangsa sangatlah tergantung terhadap kader-kader pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu kedudukan angkatan muda dalam suatu masyarakat adalah fital bagi masyarakat itu. Apalagi dalam era abad 21 yakni era penuh dengan kompetisi, diperlukan pemuda yang terlatih dan bersemangat untuk meneruskan cita-cita pembangunan. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan pembinaan, pengarahan dan bimbingan.

PKBM merupakan salah satu wadah yang dapat mengambil prakarsa dalam menangani masalah pemuda, sebagaimana dikemukakan Sihombing (dalam Ihat Hatimah, dkk. 2008:4.5) “PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh dan untuk masayarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga masyarakat”. Melalui PKBM diharapkan terjadi kegiatan pembelajaran dalam masyarakat dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, agar mayarakat memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti PKBM di Desa Sirnaraja Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Program kegiatan yang dilaksanakan PKBM beragam meliputi kegiatan sosial, kegiatan

edukatif, latihan keterampilan praktis serta bidang pengembangan sosial.

KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi menurut ungkapkan Sujana (dalam Ihat Hatimah, dkk,2008:3.22) “pembelajaran partisipatif merupakan upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Keikutsertaan peserta didik diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran, yaitu perencanaan program, pelaksanaan, dan penilaian program”

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi a. Usia

b. Jenis kelamin c. Pendidikan

d. Pkejaan dan penghasian e. Lamanya tinggal 3. Pengertian Pemuda

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pemuda ialah “penduduk yang berusia antar 15-35 tahun”. (Ihat Hatimah, dkk,2008:5.54). sementara berdasarkan Undang-undang nomor 40 tahun 2009 pasal 1 tentang Kepemudaan, secara definitif pemuda adalah “warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 samapai 30 tahun”

(2)

4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) a. Pengertian dari PKBM

PKBM adalah organisasi kemasyarakatan untuk pelayanan kesejahtraan sosial berfungsi sebagai sarana atau wadah yang dapat

menampung segala aspirasi dan

mengendalikan setiap kegiata para remaja yang tidak bernaung di bawah organisasi politik dan tidak menyuarakan serta tidak melakukan kegiatan politik apapun (pedoman Kegiatan PKBM).

b. Tujuan PKBM

1) Melengkapi pendidikan fisik, mental dan sosial anak dan remaja agar dapat memperkembangkan pribadinya secara wajar dan layak.

2) Membantu anak dan remaja untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat sosial, ekonomis, produktif.

3) Membantu anak dan remaja yang sedang mengalami masalah agar dapat mengembangkan penguasaan diri guna mengatasi aspirasinya.

4) Membantu anak dan remaja dalam mengisi waktu luangnya dengan kegiatan rekreatif dan kreatif yang menunjang perkembangan pribadi anak dan remaja seutuhnya.

c. Fungsi PKBM

1. Memupuk kreatifitas dan melatih anak dan remaja bertanggung jawab.

2. Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif dan produkyif serta kegiatan lainnya yang praktis.

3. Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan remaja melalui bimbingan interaksi.

4. Sarana pembangunan anak dan remaja sekaligus berfungsi sebagai pusat informasi anak dan remaja.

5. PKBM Sebagai Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah

a. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah dikatakan juga pendidikan yang bersifat non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah. Hal ini seperti diuraikan Sujana, (2010:21), bahwa “Pendidikan non formal ialah kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara

mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai belajarnya.” Pendidikan non formal atau dikenal sebagai pendidikan luar sekolah, dikenal dalam masyarakat dalam bentuk kursus-kursus. Biasanya lama pendidikan terbatas meskipun programnya tetap berstruktur. Program pendidikan luar sekolah semakin lama semakin menempati tempat yang penting, oleh karena dengan kemajuan kemunikasi dan informatika, orang tidak perlu lagi belajar di dalam ruangan tertentu, tetapi dapat belajar sendiri.

b.Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu program dari pendidikan nasional, disampingt pendidikan persekolahan (formal). Ciri-ciri pendidikan luar sekolah memiliki banyak kesamaan dengan pendidikan persekolahan, seperti yang diuraikan Sujana (dalam Ipik Suganda:20-21) bahwa ciri-ciri pendidikan luar sekolah adalah :

1) Diorganisir

2) Adanya program isi pendidikan 3) Adanya perurutan materi

4) Adanya creditial (persyaratan ijazah atau sertifikat)

5) Adanya tujuan yang spesifik yang dapat dicapai jangka waktu yang relatif pendek. 6) Bagi peserta didik, tujuan belajar mereka

adlah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan untuk hidup dan bukan mengejar ujian.

7) Sasaran didik tergantung kepada program. c. Azas Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah dibina dan dikembangkan di atas azas-azas berikut, yaitu azas kebutuhan, azas pendidikan sepanjang hayat dan azas relevansi dengan pembangunan. 1) Azas Kebutuhan

Azas kebutuhan dalam hal ini ialah suatu keadaan yang menunjukkan adanya keperluan atau maksud yang harus dipenuhi atau yang harus dicapai. (Sujana dalam Ipik Suganda, 2007:21)

2) Azas Pendidikan Sepanjang Hayat Pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana dijelaskan oleh UNESCO (dalam Sujana.2010:201), memberikan arah supaya

(3)

pendidikan nonformal dikembangkan atas prinsip-prinsip di bawah ini :

(1) Pendidikan hanya berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.

(2) Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi untuk peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisir dan sistematis.

(3) Kegiatan belajar ditujukan untuk memperoleh, memperbaharui, dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki.

(4) Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap insan.

POSEDUR PENELITIAN 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:173). “Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan penelitian populasi”.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dikatakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.(Suharsimi Arikunto,2010:174). 3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan

Data

a. Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karerna itu tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah -langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. b. Teknik Pengumpulan Data

1) Wawancara, yaitu penulis lakukan untuk mendapatkan data sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian.

2) Sehubungan dengan teknik wawancara ini, S. Nasution (2011:113), wawancara adalah “suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.

3) Observasi, yaitu mengadakan peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Seperti yang diuraikan oleh Suharsimi

Arikunto,(2010:199) bahwa “observasi sebagai suatu aktiva sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan 4) menggunakan mata. Di dalam pengertian

psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dnegan menggunakan seluruh alat indra.

5) Angket, yaitu alat untuk pengumpulan data melalui serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan responden.

6) S. Nasution (2011:128) menjelaskan bahwa angket adalah “ daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti.

7) Study Literatur, penulis gunakan sebagai bahan penunjang pada uraian teoritis yang sekiranya ada hubungannya dengan penyuluhan, juga sebagai teknik pembantu dalam pengumpulan data. 4. Langkah-Langkah Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyusunan Alat Pengumpulan Data b. Uji Coba angket

c. Revisi Angket

d. Memperbanyak Angket

e. Pelaksanaan Pemgumpulan Data 4. Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data ini dimaksudkan agar data hasil penelitian dapat mengungkapkan jawaban dari pertanyaan penelitian.

Untuk mengukur, menyaring dan

mengaplikasikan data diperlukan beberapa langkah yang harus ditempuh, langkah-langkah terebut adalah sebagai berikut :

a. Seleksi Data b. Klasifikasi Data c. Tabulasi Data

d. Analisis dan Penafsiran Data HASIL PENELITIAN

1. PENDAPAT RESPONDEN TENTANG TUJUAN PKBM

Diketahui sebanyak 66% responden membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat ekonomi produktif, 20%

(4)

membantu aparat desa dalam pembangunan masyarakat, sisanya membantu pemerintah dalam memasyarakatkan olah raga dan Membina pemuda dalam kegiatan berorganisasi

2. CARA KERJA PENGURUS DALAM PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGITAN PKBM

Diketahui lebih dari setengahnya (64%) responden menyatakan Pembagian tugas jelas tetapi pengontrolan dari ketua kurang, sebagian kecil (16%) menyatakan pembagian tugas jelas, saling jalinan kerjasama baik, (14%) menyatakan Pembagian tugas kurang jelas, sehingga

Kadang-kadang terjadi salah pengertian, dan sebagiankecil lainnya (6%) menyatakan Tidak ada pembagian tugas yang jelas sehingga kegiatan tidak lancar.

3. UNTUK MENGETAHUI KEHENDAK MENJADI ANGGOTA PKBM

Diketahui lebih dari setengahnya (60%) responden menyatakan kehendak sendiri manjadi anggota PKBM, sedangkan sebagian kecil (16%) responden menyatakan kehendak orang tua, dan (14%) menyatakan diajak teman, dan (10%) menyatakan kehendak aparat desa.

4. ATAS KEHENDAK SIAPA RESPONDEN MENJADI ANGGOTA PKBM

Untuk mengetahui keterlibatan responden dalam setiap kegiatan yang diselenggarkan oleh PKBM dapat dilihat pada tabel berikut :

5. KETERLIBATAN RESPONDEN DALAM

SETIAP KEGIATAN YANG

DISELENGGARAKAN OLEH PKBM Diketahui lebih dari setengahnya (60%) menyatakan ikut serta bila tempatnya dekat, sedangkan sebagian kecil (26%) menyatakan selalu ikut walaupun tempatnya jauh, ebagian kecil lagi (14%) menyatakan ikut serta bila ada teman yang mengajak. Tidak seorangpun (0%) yang menyatakan tidak pernah.

Mengenai kegiatan yang dilaksanakan sampai larut malam seluruh responden (100%) menyatakan mengikuti sampai selesai (Pengolahan angket No 6). Untuk mengetahui berapa kali pengurus PKBM mengadakan pertemuan dalam sebulan dapat dilihat plada tabel berikut :

6. KETERLIBATAN RESPONDEN DALAM

SETIAP KEGIATAN YANG

DISELENGGARAKAN OLEH PKBM Diketahui bahwa responden setengahnya (50%) menyatakan satu kali pengurus mengadakan pertemuan dalam sebulan, sebagian kecil (20%) menyatakan dua kali.

Keterlibatan responden dalam mengikuti pertemuan yang dilaksanakan PKBM menghadirinya (100%) menyatakan bahwa selalu hadir dalam pertemuan yang dilaksanakan PKBM (Pengolahan Angket No8). 7. MENGENAI PENDAPAT RESPONDEN

TENTANG KETERLIBATAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT ATAU SARAN DALAM PERTEMUAN

Diketahui seluruhnya (100%) memberikan saran apabila ada hal yang kurang setuju dalam pertemuan tersebut (pengolahan angket No 9). 8. UNTUK MENGETAHUI PENERIMAN

PESERTA PERTEMUAN ATAS SARAN ATAU PENDAPAT

Diketahui seuruhnya(100%) responden menyatakan bahwa selalu menerima dengan baik saran atau pendapat (pengolahan angket No 10).

9. DALAM SUATU KEGIATAN

MEMBUTUHKAN BIAYA DAN

PERALATAN, DARI MANA

MEMPEROLEHNYA

Diketahui bahwa hampir seluruhnya (80%) responden menyatakan dari anggota, sebagian kecilnya (14%) responden menyatakan dari masyarakat.

Adapun alasan responden tentang kegiatan PKBM apabila memerlukan alat dapat dilihat pada tabel berikut :

10. FAKTOR YANG MENJADIKAN

KESULITAN DALAM MENGKOORDINIR ANGGOTA PKBM

Diketahui bahwa responden lebih dari setengahnya (70%) menyatakan tempat tinggal anggota yang terpencar, hampir setengahnya (30%) responden menyatakan keterbatasan alat komunikasi. Adapun untuk mengetahui pendpat responden tentang hambatan lain yang dialami selama menjadi anggota PKBM dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) responden menyatakan lokasi kegiatan yang

(5)

jauh dari tempat tinggal (Pengolahan angket no 24 bagian C).

11. HAMBATAN YANG PALING BESAR DALAM MENGIKUTI KEGIATAN PKBM

Diketahui bahwa hampir setengahnya (40%) responden menyatakan keterbatasan personil. Sedangkan yang lainnya masing-masing menyatakan keterbatasan alat dan bahan kegiatan (36%), (24%) keterbatasan biaya.

KESIMPULAN

Kesimpulan akhir yang penulis kemukakan didasarkan pada pertanyaan penelitian terdahulu yaitu :

Pelaksanaan program bertujuan membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat ekonomi produktif melalui program kegiatan PKBM yang direncanakan dengan sistematis secara kontinyu yaitu dengan penyusunan program kegiatan yang begitu jelas. Pengurus PKBM mengadakan pertemuan satu kali dalam satu bulan

Warga belajar PKBM dalam mengikuti kegiatan tersebut tidak merasa terpaksa, melainkan atas dasar kehendak sendiri.Sedangkan keterlibatan dalam setiap kegiatan selalu ikut bila tempatnya dekat. Apabila dalam kegiatan membutuhkan biaya dan peralatan, anggota selali berpartisipasi menyediakannya baik dana maupun peralatan

Adapun yang menjadi faktor penghambat partisipasi pemuda dalam mengikuti kegiatan dikarenakan sibuk dengan pekerjaan, tempat tinggal yang terpencar serta lokasi kegiatan yang jauh dari tempat tinggal. Hambatan yang dirasakan paling berata dalam mengikuti kegiatan ialah karena keterbatasan personil.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mandir S, Mempertegas Kepeloporan Pemuda Menurut UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Kemenpora Republik Indonesia

Anggoro, M Toha, et.al (2008), Metode Penelitian Jakarta : Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Fahtoni, Abdurahmat, et.al (2006) Metodolo Penelitian dan Penyusunan Skripsi, Jakarta Rineka Cipta.

Hasah E.S. (2003) Penuntun Penyususnan Proposal Penelitian dan Penyusunan Skripsi. Bandung STKIP Siliwangi.

Hatimah, Ihat, et.al (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta : Universitas Terbuka

Http//sacafirmansyah.woodpress.com. Partisipasi Masyarakat. Diakses Juni 5, 2009 11 : 58 pm Nasution, S (2011), Metode Research ( Penelitian

Ilmiah) Jakarta, Bumi Askara.

Sudjana, D (2010). Pendidikan Nonformal : Wawasan, sejarah Perkembangan, Filsafat, dan Teori Pendukung, serta Azas. Bandung : Falah.

--- (2006) Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

• Model-driven development – a system development strategy that emphasizes the drawing of system models to help visualize and analyze problems, define business requirements,

Adapun penelitian ini menggunakan tipe pengujian analisis korelasional yang bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel Pelatihan Teknik “PARENTING”

secara bertahap dan terencana PNS dan Pegawai Tetap Non PNS, Pegawai Tidak Tetap yang Bertugas di Instansi Pemerintahan Batang (5) sumberdaya aparatur pemerintah daerah

Haruman, Tendi & Rahayu, Sri, 2007, Penyusunan Anggaran Perusahaan, Edisi kedua, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Munandar, M, 2001, Budgeting, Perencanaan kerja

Deskripsi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dari Aktivitas Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran .... Tanggapan Siswa

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2009 tentang Tata Cara Penanganan Wajib Pajak Non Efektif. *) saat ini sudah tidak lagi mempunyai kegiatan

Kajian Potensi Bionutrien PBAG Terhadap Pertumbuhan Padi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

[r]