36
Determination of Zn Levels in Freshener Solution Tea Cans By Atomic Absorption Spectrophotometry
Enny Fachriyah, Richa Yuswantina, Puguh Arianto Wibowo ABSTRACT
In This development many beverage that are made in the form of fast drink and crated in tin can. Tin cans made of heavy metal that may contaminate the fresheners solution tea. This research aim to determine Zn concentration in fresheners solution tea.
Sample are obtained by random. Sample are collected from two brands of freshener solution tea. Each it them take 3 cans, the concentration was analyzed by Spectrophotometer Atom Absorption.
From the study showed that the freshener solution tea in tin cans containing Zn. From Sample A is 0,3008 mg/L ± 0,0220 and sample B is 0,3874 mg/L ± 0,0312. Based on the results indicate that the Zn concentration does not exceed the maximum limit of concentration of Zn of 5,0 mg/L.
Based on the results of the analysis has been done can be concluded that the brand affect the level of metal contamination of Zn in solution freshener tea cans. As well as from the the results of content analysis revealed that the freshener solution tea cans are safe for consumption.
37
Penetapan Kadar Zn dalam Larutan Teh Penyegar Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom
Enny Fachriyah, Richa Yuswantina, Puguh Arianto Wibowo INTISARI
Pada perkembangan saat ini banyak minuman yang dibuat dalam bentuk cepat saji dan dikemas dalam wadah kaleng. Dimana kaleng tersebut terbuat dari logam berat yang dapat mencemari larutan teh penyegar. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar logam Zn yang terkandung dalam larutan teh penyegar kemasan kaleng. Sampel didapat secara acak. Sampel terdiri dari dua buah larutan teh penyegar kemasan kaleng yang berbeda merk. Dari masing-masing merk diambil 3 kaleng, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom.
Dari penelitian menunjukkan bahwa larutan penyegar dalam kemasan kaleng mengandung logam Zn. Sampel A yaitu 0,3008 mg/L ± 0,0220 dan sampel B yaitu 0,3874 mg/L ± 0,0312. Berdasarkan hasil diatas dinyatakan bahwa logam Zn yang terkandung dalam larutan penyegar kemasan kaleng tidak melampaui batas maksimal kandungan Zn normal yaitu 5,0 mg/L.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa merk mempengaruhi kadar cemaran logam Zn dalam larutan teh penyegar kemasan kaleng. Serta dari hasil analisis kadar dinyatakan bahwa larutan teh penyegar kemasan kaleng aman untuk dikonsumsi.
Kata kunci: Zn, larutan teh penyegar, kaleng, Spektrofotometri Serapan Atom.
PENDAHULUAN
Minuman dalam kemasan kaleng merupakan salah satu jenis minuman yang sangat digemari oleh masyarakat, dikarenakan pada minuman ini praktis untuk dikonsumsi serta mudah didapatkan. Tetapi, kualitas minuman di alam tak lepas dari berbagai pengaruh seperti kondisi lingkungan yang menjadikan layak atau tidaknya suatu minuman untuk dapat dikonsumsi. Berbagai bahan pencemar terkandung dalam minuman karena penggunaan bahan baku pangan terkontaminasi oleh proses pengolahan maupun
penyimpanan. Makanan maupun minuman biasanyaditempatkan pada suatu wadah yang dipakai untuk dapat memperpanjang umur makanan dan minuman tersebut. Tempat yang biasanya digunakan adalah kaleng, tetapi pada dasarnya minuman kaleng dapat menyerap logam dari wadahnya baik timah (Sn), seng (Zn) dan besi (Fe), hal tersebut sering dinamakan korosi. Pada makanan dan minuman yang bersifat asam dan dikalengkan tanpa oksigen, timah menjadi anoda dalam pasangan timah-besi. Timah pada kondisi ini larut
38 dengan laju sangat rendah dan dapat melindungi produk selama dua tahun atau lebih. Masalah korosi kaleng yang lainnya adalah seperti pewarnaan sulfida (Deman, 1997).
Makanan atau minuman yang mengandung bahan kimia seperti logam berat dalam jumlah tinggi bila masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman akan mengakibatkan gangguan pada sistem saraf, pertumbuhan terhambat, gangguan reproduksi, peka terhadap penyakit infeksi, kelumpuhan dan kematian dini, serta dapat juga menurunkan tingkat kecerdasan anak (Darmono, 1995).
Banyaknya kemungkinan terjadinya pencemaran logam berat seperti contohnya juga pada makanan, minuman yang dikemas dalam wadah kaleng yang beredar di pasaran, maka perlu diadakan penelitian untuk menetapkan kadar logam Zn dalam minuman kaleng berdasarkan perbedaan rasa pada satu merk dagang.
METODE PENELITIAN
1. Pembuatan Larutan Standar Zn
a. Larutan Standar Zn induk dengan kosentrasi 1000 mg/L. b. Pembuatan larutan Zn 10 mg/L dengan cara memindahkan 0.1 mL larutan baku 1000 mg/L ke dalam labu ukur 10 mL kemudian diencerkan sampai batas.
c. Pembuatan larutan Standar Zn 0,2 mg/L; 0,4 mg/L; 0,6 mg/L; 0,8 mg/L dan 1 mg/L dengan cara memindahkan 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL; 0,8 mL dan 1 mL larutan baku 10 mg/L ke dalam labu ukur 10 mL kemudian diencerkan sampai batas.
2. Sampel
a. Larutan teh penyegar dalam kemasan kaleng diambil 5 ml di masukkan ke dalam vial gelas
b. Sampel siap dianalisis dengan alat SSA
c. Perhitungan kadar logam Zn dalam larutan teh penyegar kemasan kaleng Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus : Keterangan : FP : Faktor pengenceran Cs : Kadar Zn Y :Pembacaan serapan Zn a : Intersep b : Slop
d. Teknik analisis data
Hasil penelitian yang diperoleh akan dilakukan
analisis untuk
mendapatkan Mean, Median, SD dari 2 sampel yang diujikan, dimana
39 pada sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian
Cara kerja Spektrofotometri Serapan Atom ini adalah berdasarkan penguapan sampel yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas, sehingga atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda rongga yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logam-logamnya (Pecsok, 1976).
Pada penelitian ini sampel yang diperoleh diujikan dengan pengambilan sampel sebanyak 5 ml dimasukan dalam vial gelas, kemudian dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom. B. Analisis Kuantitatif Logam Z 1. Panjang gelombang serapan
logam Zn
Pada kandungan Logam Zn (Seng) dalam larutan teh penyegar kemasan kaleng dilakukan pada panjang gelombang 213,9 nm. Panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang paling kuat menyerap radiasi untuk transisi elektronik dari tingkat dasar ke tingkat eksitasi.
2. Pembuatan Kurva Baku
Pembuatan kurva baku bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi. Dari pembuatan kurva baku harga r hitung pada larutan standar Zn diperoleh r hitung sebesar 0,9253, menggambarkan garis lurus. Bila di bandingkan dengan koefisien korelasi pada teori yaitu r sebesar 0,999, menggambarkan bahwa r hitung yang didapat baik, karena mendekati koefisien korelasi teori serta dapat dibuat kurva garis lurus dengan slope positif. Adapun yang dapat membedakan koefisien korelasi yaitu karena pembacaan serapan dari larutan baku yang diujikan mempunyai hasil yang berbeda. Hasil yang diperoleh persamaan regresi linier logam Zn dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I Absorbansi Larutan Standar Zn
a (intersep) = 0,075 b (slope) = 0,314 r (koefisien korelasi = 0,9912 Sehingga y = bx+a y = 0,314x + 0,075 No Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1 0.20 0,142 2 0.40 0,183 3 0.60 0,276 4 0.80 0,337 5 1.00 0,379
40 Dari hasil absorbansi larutan standar Zn menunjukkan bahwa semakin tinggi kosentrasi semakin tinggi pula absorbansinya. Pada umumnya ditemukan adanya absorbansi yang mempunyai rentang yang kurang konstan itu terjadi karena adanya pengaruh dari kontaminasi alat maupun cuplikan yang diujikan serta adanya pengaruh dari komposisi bahan dalam sampel. E. Penetapan Kadar Logam Zn dalam Larutan Penyegar Kemasan Kaleng
Persamaan regresi linier telah diperoleh dari larutan standar, kemudian dilakukan perhitungan kadar sampel dimana menggunakan rumus :
Dari data absorbansi yang di peroleh dari masing-masing parameter kemudian di masukkan dalam kurva kalibrasi larutan standar logam Zn, sehingga diperoleh konsentrasi logam Zn dalam satuan ppm. Hasil dari perhitungan kadar Zn dalam sampel yaitu 0,3008 mg/L pada sampel A dan 0,3874 mg/L pada sampel B. Hasil yang diperoleh tidak melebihi ambang batas Badan Standarisasi Nasional (SNI 01-3708-1995) yaitu 5,0 mg/L untuk Zn, oleh karena itu layak untuk dikonsumsi. Pada sampel A dan B setelah dilakukan replikasi sebanyak 3x mendapatkan mean 0,3025, median 0,2898 dan SD 0,0220 pada sampel A serta
mean 0,3874, median 0,3694 dan SD 0,0312 pada sampel B. Dari data di atas adanya perbedaan kadar sampel dikarenakan adanya perbedaan pada komposisi sampel serta perbedaan merk sampel yang digunakan, sehingga adanya cemaran Zn dalam larutan penyegar kemasan kaleng sampel A dan sampel B berbeda, dimana sampel B mempunyai cemaran Zn lebih tinggi dari sampel A. Pada analisis SD sampel A dan B berbeda dimana sampel B lebih baik karena pada pengukuran serapan baku Zn sampel B lebih konstan dari sampel A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan 1. Pada larutan teh penyegar kemasan kaleng yang diteliti mengandung cemaran logam Zn.
2. Kadar logam Zn yang
dianalisis dengan
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada sampel larutan teh penyegar kemasan kaleng adalah sebesar 1,2879 mg/L pada sampel A dan 1,3897 mg/L pada sampel B. 3. Sampel A dan B aman
dikonsumsi karena tidak melebihi ambang batas Badan Standarisasi Nasional (SNI 01-3708-1995) yaitu 5,0 mg/L untuk Zn.
41 SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu penelitian tentang pencemaran logam berat terhadap minuman larutan teh penyegar berbeda rasa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim., 2007, Kimia Farmasi
Analisa, Hal 315-322,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Anonim., 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi IV,
Vol-I, Hal 424-425, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta. 3. Connel, D. E, Millier, G. J.,
1995, Kimia dan Toksikologi
Pencemaran, Hal 345-348,
Penterjemah Yanti Koestoer, UI Press, Jakarta.
4. Darmono., 1995, Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Hal 6-37, 59, 92-93,
115-117, 130, UI Press, Jakarta.
5. Deman, J.M., 1989, Kimia
Makanan, Hal 36-37, alih
bahasa oleh Padmawinata K, ITB Bandung.
6. Destrosier, M.N., 1988, Teknologi Pengawetan Pangan, Hal 232, UI Press, Jakarta.
7. Gunandjar., 1985, Diklat
Kuliah Spektrofotometri
Serapan Atom, Hal 2-34,
PPNY-BATAN, Yogyakarta. 8. Linder, M.C., 1992, Biokimia
Nutrisi dan Metabolisme, Hal
264-294, Universitas Indonesia, Press, Jakarta. 9. Narsito., 1992, Prinsip Dasar
dan Aplikasi Spektrofotometer Serapan Atom, Hal 67-68, 71,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
10. Palar, H., 1994, Perencanaan
dan Toksikologi Logam Berat,
Hal 21-23, 74-90, 116-131, 133-148, PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
11. Pecsok, R.L dan shield, L. D., 1976, Modern Method Of
Chemical Analysis, John
Willey and Sons Inc. New York.
12. Priyanto, E., 2002, Deteksi dan Penetapan Kandungan Logam Zn, Cu, dan Fe Pada Minuman Dalam Kaleng Dengan Metode SSA, Skripsi, Farmasi UII, Yogyakarta.
13. Riza., 2010, Analisis Kandungan Zn dan Pb Dalam Minuman Berkarbonat Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom, Skripsi, Farmasi USU, Medan.
42 14. Sapuroh, L., 2002, Penetapan
Kadar Cemaran Logam PB, Cu, dan Zn pada Minuman Sari Buah Yang Beredar Dipasaran Dengan Metode SSA, Skripsi, Farmasi, UH, Yogyakarta. 15. Sastrohamidjodjo, H., 1999,
Hand Out Pelatihan
Instrumentasi GC-MS, MNR, FTLR, UV-Vis dan AAS, Hal
26-27, 30, MIPA, UGM, Yogyakarta.
16. Vina, A., 2007, Penetapan Kandungan Logam Timah, Seng dan Timbal pada Susu Kental Manis Kemasan Kaleng MenggunakanSpektrofotometri Serapan Atom, Skripsi,
Universitas Sumatra Utara, Medan.