• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA ACUAN PROGRAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN PROGRAM

NAMA PROGRAM

PELATIHAN TEKNIS AHLI PERPAJAKAN (Revisi II)

D E S K R I P S I P R O G R A M TUJUAN PROGRAM

Peserta menguasai keahlian yang dibutuhkan dalam pemberian keterangan sebagai ahli di persidangan tentang peraturan perpajakan yang tertuang dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Pajak Penghasilan, Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Undang-Undang Bea Materai. KEBUTUHAN STRATEGIS UNIT PENGGUNA YANG AKAN DICAPAI

KUHAP tidak mengatur secara khusus mengenai apa syarat didengarkannya keterangan ahli dalam pemeriksaan di pengadilan. KUHAP menyebutkan bahwa selama seseorang memiliki ‘keahlian khusus’ tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana dan diajukan oleh pihak-pihak tertentu, maka keterangannya bisa didengar untuk kepentingan pemeriksaan. Keahlian khusus dalam hal ini dapat ditunjukkan dari pengalaman dan/atau pengetahuan sang ahli atas bidang tertentu.

Seorang ahli umumnya mempunyai keahlian khusus di bidangnya baik formal maupun informal. Namun pada praktiknya dalam persidangan, Majelis Hakim sering menanyakan kompetensi Ahli atas sertifikat apa yang sudah pernah diterima oleh Ahli terkait keahliannya di bidang perpajakan. Bahkan hal ini sering menjadi ganjalan bagi seorang ahli oleh hakim untuk memberikan pendapatnya terkait atas suatu kasus. Adanya pelatihan ini diharapkan dapat memberikan keyakinan yang lebih kepada Majelis Hakim dalam pemberian keputusan tentang adanya suatu kasus perkara.

Selain itu, hal penting lainnya adalah selama ini ahli perpajakan yang ditunjuk adalah pegawai internal di DJP yang belum dikelola mekanisme penunjukannya. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan menjadi titk tolak untuk mengelola penunjukan para ahli perpajakan yang merupakan pegawai di DJP maupun pegawai DJP yang sudah memasuki purna bakti. Apabila dimungkinkan nantinya setelah kegiatan ini, dapat dibentuk suatu wadah ahli perpajakan untuk bisa saling bertukar pikiran demi kesinambungan di masa yang akan datang. SASARAN (TARGET LEARNERS)

Perwakilan dari 33 Kantor Wilayah DJP di Indonesia. Pada dasarnya peserta yang dipilih oleh masing masing kanwil tersebut dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup dibidang perpajakan. Karena

(2)

selain mereka bekerja dibidang perpajakan mereka juga dipilih melalui test online dari Sistem Informasi yang ada di DJP.

MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA (TM)

NON TATAP MUKA (NTM)

e-Learning

Bimbingan di tempat Kerja Pelatihan Jarak Jauh Magang

Pertukaran PNS dengan Pegawai swasta Action Learning

……

STANDAR KOMPETENSI 1. menerapkan ketentuan perpajakan dengan baik; 2. menerapkan teknik beracara di persidangan;

3. melakukan simulasi ahli memberikan keterangan di pengadilan;

4. menerapkan watak, integritas, loyalitas, kepribadian, tutur kata, sikap (tingkah laku), kerjasama, kedisplinan, ketahanan mental dan fisik yang baik, serta jiwa korsa pegawai Direktorat Jenderal Pajak dengan baik.

KOMPETENSI DASAR 1. Menerapkan ketentuan perpajakan dengan baik.

1.1. Menerapkan Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan dengan baik.

1.2. Menerapkan ketentuan Pajak Penghasilan dengan baik.

1.3. Menerapkan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan baik.

2. Menerapkan teknik beracara di persidangan.

2.1. Mempraktikkan strategi menghadapi persidangan dengan baik. 2.2. Mempraktikkan teknik dalam persidangan dengan baik.

3. Melakukan simulasi ahli memberikan keterangan di pengadilan.

(3)

3.1. Melakukan simulasi pembuktian kredibiitas sebagai ahli; 3.2. Melakukan simulasi pemberian keterangan sesuai dengan

pemahaman terhadap peraturan.

4. Menerapkan watak, integritas, loyalitas, kepribadian, tutur kata, sikap (tingkah laku), kerjasama, kedisplinan, ketahanan mental dan fisik yang baik, serta jiwa korsa pegawai Direktorat Jenderal Pajak dengan baik. 4.1. Menerapkan kepribadian disiplin, tanggap, tegas dan cekatan; 4.2. Menerapkan motivasi dan kepribadian yang baik;

4.3. Melaksanakan baris-berbaris sesuai dengan peraturan yang berlaku serta menyelenggarakan upacara sesuai dengan Tata Upacara Sipil; 4.4. Menerapkan peraturan umum dinas dalam dengan benar;

4.5. Menerapkan pemeliharaan jasmani yang bugar.

LAMA PELATIHAN EFEKTIF DAN DAFTAR MATA PELAJARAN

No. Kegiatan Nama Mata Pelajaran Jam Pelajaran /Urutan Sekuen TM NTM TOTAL

1 Mata Pelajaran Pokok

Kapita selekta kasus

perpajakan 10 - 10 1 Teknik beracara di persidangan 5 - 5 2 Simulasi ahli memberikan keterangan di pengadilan 19 - 19 2 2 Mata Pelajaran Penunjang Pembentukan Karakter 5 - 5 -

3 Ceramah I Tema: Peranan Ahli

di Persidangan. 2 - 2 -

4 Ceramah II Tema: Kompetensi Ahli menurut Advokat

2 - 2 -

5 Ceramah III Tema: Pengenalan dan Teknik Dasar Pemberian

Keterangan Ahli dalam Persidangan

3 - 3 -

Ceramah IV Tema: Tindak Pidana

Perpajakan 2 - 2 -

(4)

7 Pengarahan

Program - - - -

8 Action

Learning - - - -

TOTAL JP 48

LAMA WAKTU UJIAN TERTULIS -

DILAKSANAKAN DALAM 5 hari

JENIS DAN JENJANG PROGRAM Pelatihan Teknis Lanjutan

PERSYARATAN PESERTA

Administrasi

1. Pejabat/pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yangbekerja di bidang perpajakan ;

2. golongan minimal III/a;

Kompetensi

1. Telah lulus Pelatihan Teknis Pajak Dasar atau Penyetaraan atau pegawai yang memiliki masa kerja > 7 tahun di DJP atau lulusan D1/D3 Pajak/ D3 PBB/Penilai

2. Telah lulus Seleksi Peserta Pelatihan Teknis Ahli Perpajakan yang

diselenggarakan oleh Direktorat Penegakan Hukum, serentak di seluruh Kantor wilayah DJP

Lain-lain

1. Peserta diwajibkan membawa laptop. 2. Seragam peserta selama pelatihan adalah:

a. atasan putih bawahan hitam, sepatu dan dasi hitam untuk kegiatan pembelajaran di kelas; dan

b. pakaian olahraga lengkap untuk kegiatan pembentukan karakter. KUALIFIKASI PENGAJAR

Fasilitator/instruktur Pelatihan terdiri dari para Widyaiswara Pusdiklat Pajak, para pegawai yang berasal dari berbagai unit kerja pada Kementerian Keuangan, Akademisi, Hakim, Jaksa, Advokat, serta instruktur dari TNI/POLRI, yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Umum

1. Mempunyai pengalaman mengajar;

2. Mendapat persetujuan mengajar Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak atau Pimpinan Direktorat Jenderal Pajak/Kementerian Keuangan.

(5)

Khusus

1. Menguasai materi yang akan diajarkan/memiliki keahlian tertentu khususnya dalam mata pelajaran yang akan diberikan;

2. Mempunyai kemampuan dalam mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada peserta atau telah mengikuti Training of Trainers.

BENTUK EVALUASI EVALUASI LEVEL 1

1. Evaluasi pengajar : kuesioner dan tatap muka

2. Evaluasi penyelenggaraan : kuesioner dan tatap muka EVALUASI LEVEL 2

Evaluasi peserta: evaluasi kehadiran dan yang dilakukan oleh panitia dan pengajar.

Peserta Pelatihan yang memenuhi syarat kehadiran akan diberikan Sertifikat telah mengikuti Pelatihan Teknis Ahli Perpajakan.

Kepada insatansi asal diberikan rekomendasi terkait penugasan sebagai Ahli yang memberikan keterangan di persidangan, yaitu salah satu dari pilihan berikut:

• Direkomendasikan

• Direkomendasikan dengan bimbingan • Tidak direkomendasikan EVALUASI LEVEL 3 Tidak dilaksanakan EVALUASI LEVEL 4 Tidak dilaksanakan FASILITAS Akomodasi: Asrama, Konsumsi dan Loundry

Bentuk kelas: meja bundar (round table) atau U-Shape atau kelas klasikal desesuaikan dengan metode penyampaian materi masing-masing pegajar. Ruangan dengan layout ruang sidang untuk simulasi persidangan di hari ke-3 s.d hari ke-5 (termasuk meja hijau, toga, palu persidangan)

Flipchart per kelompok plus pengajar, LCD Proyektor, Komputer/Laptop, Spidol, Post-it, Tack-it, kertas flipcharts, microphone, speaker active, ATK peserta/Training kit, Handycam, Hadiah.

(6)

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pelatihan ini menggunakan metode andragogy atau Adult Learning Principle yang diberikan dalam bentuk tatap muka, diskusi, dan praktik.

Kapita selekta kasus perpajakan akan diberikan dalam studi kasus-kasus terkait KUP, PPh, PPN/PPnBM, dan Tindak Pidana Perpajakan. Pembelajaran dapat diberikan dengan metode team teaching dari widyaiswara dan atau internal DJP: Direktorat PP I, Direktorat PP II, Direktorat Penegakan Hukum, Mahkamah Agung, Advokat, Kejaksaan, Kepolisian, Praktisi.

Teknik beracara di persidangan akan diberikan dengan metode tatap muka dan diskusi mengenai materi hukum pidana dan hukum acara pidana di kelas, oleh Widyaiswara dan atau Praktisi/Akademisi.

Simulasi ahli memberikan keterangan di pengadilan menggunakan ruangan yang dirancang sesuai dengan layout ruangan persidangan yang sebenarnya. Dipandu oleh Praktisi dan dapat dibantu melalui team teaching dengan widyaiswara atau widyaiswara sebagai asisten. Peserta berperan sebagai ahli yang memberikan keterangan, dan pemeran (role player) hakim, jaksa, dan penasihat hukum, dapat dibantu pula oleh widyaiswara atau pengajar dari pejabat/pegawai Direktorat Jenderal Pajak, peserta lain, hakim sebenarnya, jaksa sebenarnya, dan atau advokat sebenarnya s.

Ceramah I disampaikan pada saat pembukaan Pelatihan oleh pimpinan dari Direktorat Jenderal Pajak atau Kepala Pusdiklat Pajak. Ceramah ini bertujuan memberikan gambaran peran Ahli dalam pesidangan.

Ceramah II disampaikan oleh perwakilan dari organisasi profesi Advokat. Ceramah ini bertujuan memberikan sudut pandang kompetensi yang

diperlukan oleh Ahli menurut Advokat.

Ceramah III disampaikan oleh Hakim Tinggi dari Mahkamah Agung. Ceramah ini bertujuan memberikan dasar-dasar persidangan dan teknik-teknik memberikan keterangan Ahli di persidangan.

Ceramah IV disampaikan oleh tim dari Direktorat Jenderal Pajak.

Ceramah ini bertujuan memberikan gambaran terkini mengenai keterlibatan ahli alam penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

Untuk setiap mata pelajaran akan diberikan kuis setiap selesai materi (kecuali simulasi ahli). Pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dengan waktu paling lama 15 menit (termasuk dalam jamlat mata pelajaran yang

bersangkutan)

Kegiatan-kegiatan berikut ini tidak diperhitungkan dalam penghitungan jam pelatihan tetapi wajib diikuti oleh peserta pelatihan, yaitu sebagai berikut:

No. Kegiatan Jamlat

1. Pembukaan termasuk Pengarahan Program

(7)

2. Evaluasi Tatap Muka : 1 Jamlat 45 Menit 3. Penutupan Pelatihan : 1 Jamlat 45 Menit

Total Jamlat : 3 Jamlat 135 Menit

Lembar Pengesahan Kerangka Acuan Program Pelatihan Teknis Ahli Perpajakan

Tim Penyusun:

No. Nama Pengelola

Program Pelatihan Instansi

Struktur Tim Pengelola Program Pelatihan

1. Ida Zuraida Pusdiklat Pajak Ketua

2. Adriana Dwi Hardjanti Pusdiklat Pajak Anggota 3. Arief Sultony Pusdiklat Pajak Anggota

Keterangan

Disusun Oleh Tim Pengelola Program Pelatihan Teknis Ahli Perpajakan Tanggal 31 Juli 2018

Revisi I Hasil Rapat Evaluasi Pengajar dan Penyelenggaraan Tanggal 10 September 2018

Revisi II Hasil Rekapitulasi Evaluasi Evaluasi Pengajar dan Penyelenggaraan Tanggal 21 September 2018 Jakarta, 21 September 2018 Kepala Pusdiklat, Hario Damar NIP 19620629 198302 1 002

Referensi

Dokumen terkait

• Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak dini, terutama sebelum berumur 3 tahun, supaya dapat segera di intervensi (diperbaiki).. • Bila deteksi

Dumai RIAU Segati Palm Oil Mill Dumai RIAU Sei Buatan Palm Oil Mill Dumai RIAU Sei Galuh Palm Oil Mill Dumai RIAU Sei Garo Palm Oil Mill Dumai RIAU Sei Intan Palm

kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan RAPBS yang memegang teguh prinsip- prinsip penyusunan RAPBS

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang perbedaan rata-rata abnormal return selama periode pengamatan yaitu lima hari (2, 3, 4, 7, 8 Mei 2018) sebelum

dalam teori dimensi ruang-waktu ekstra Kaluza-Klein, neubino dengan massa massifbagi mekanisme seesaw diperoleb secara alamiah yakni dari moda Kaluza-Klein.. KATA KUNCI:

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di

dan memungkinkan pengikut-Nya untuk memaknai dan mencapai keluhuran. Memaknai berarti memberi atau menanamkan makna dan tujuan orang maupun kerja mereka; menanamkan visi

Sehingga melalui perpaduan unsur tersebut di atas yang masing-masing unsur tetap terus berupaya untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki disertai dengan