• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Pencahayaan Malam Hari Di Kota Lama Surabaya Dalam Mengangkat Image Wisata Historis Kawasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Pencahayaan Malam Hari Di Kota Lama Surabaya Dalam Mengangkat Image Wisata Historis Kawasan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1018

Perancangan Pencahayaan Malam Hari Di Kota Lama

Surabaya Dalam Mengangkat Image Wisata Historis Kawasan

Setyo Bugiakso Bayusakti 1, Endang Titi Sunarti Darjosanjoto 2, Murni

Rachmawati 3

1)Mahasiswa pascasarjana, Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

2) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

e-mail: bugi.bogie@gmail.com

ABSTRACT

Pencahayaan memiliki peranan penting dalam menerangi bangunan, pencahayaan juga memiliki peranan dalam mendukung keamanan dan aktifitas pada kawasan kota tua. Dalam sekala ruang luar, pencahayaan memiliki peranan dalam meningkatkan nilai identitas suatu kawasan, kondisi pencahayaan yang baik dapat meningkatkan nilai etetika dari bangunan. Kawasan kota tua di Surabaya memiliki nilai sejarah dari perkembangan arsitektural dan budaya di kota Surabaya, tetapi potensi ini dapat menjadi tidak tampak pada malam hari, hal ini terjadi karena kurangnya pencahayaan pada bangunan bersejarah pada kawasan kota tua. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang pencahayaan yang baik dalam mengangkat image kawasan kota tua sebagai kawasan pariwisata pada malam hari. Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif dengan menguraikan permasalahan pada kawasan penelitian yang dianalisis berdasarkan teori yang relevan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : deskriptif evaluatif dan character appraisal. Hasil dari analisis menunjukkan : pembobotan dari bangunan bersejarah yang memiliki nilai pencahayaan yang rendah dan rumusan kriteria khusus kawasan kota tua. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : niali terhadap bangunan yang memiliki kualitas pencahayaan rendah dan strategi untuk mengembangkan bangunan di kawasan kota tua sebagai objek wisata bersejarah dan budaya di kota Surabaya.

Kata kunci: Bangunan bersejarah, Image, Kota tua, Pariwisata, Pencahayaan

ABSTRACT

Lighting has important role in highlighting the beauty of the building, the lighting also has a visual role in supporting security and the activities on old town area. On a scale of outer space, lighting plays a role in raising the value of regional identity, good lighting conditions can raise the aesthetic value of the building. Old town district in Surabaya has historical value that shown of architecture and culture development in Surabaya, but this potential can be visible in the evenings, this happens because the lighting is less instrumental in illuminating of heritage buildings in the old town area. Therefore the aim of this research is to designing good lighting to lift the image of the old city as a tourist area in the evenings. This research clasification as qualitative descriptive to decipher the problems that found in area of study in addition analyzed based on the relevant theory. The analysis technique used in this research include : descriptive eavluative analysis, character appraisal analysis. The results of the analysis are : the rating of heritage buildings that have poor lighting and the formulation of specific criteria. The results obtained from this research are: the rating of heritage buildings that have poor quality and the strategy to raises heritage buildings in the old town area as a historical and cultural tourism object in Surabaya

(2)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1019

Pendahuluan

Surabaya merupakan salah satu kota bersejarah yang memiliki kawasan kota tua dengan didalmnya terdapat bangunan-bangunan bergaya kolonial, antara lain : PTP XXI, kawasan Jembatan merah, Kawasan Pecinan Kembang Jepun sampai dengan kawasan Kampung Arab. Setiap bangunan pada kawasan tersebut memiliki potensi sebagai kawasan wisata bersejarah dan budaya di kota Surabaya. Secara umum bangunan di kawasan kota tua masih berdiri tegak dengan baik dan kokoh, namun permasalahan terjadi pada malam hari bangunan yang memiliki arsitektural indah tersebut tidak tampak pada malam hari karena kurangnya pencahayaan, dampaknya kawasan menjadi sepi pada malam hari dan berpotensi untuk mengundang tindakan kejahatan. Yang termasuk dalam penelitian ini adalah kawasan kota tua yang terdiri dari tiga distrik yang masing-masing distrik tersebut memiliki karakter bangunan tersendiri.adapaun batas administrasi kawasan penelitian ini, antara lain :

Utara : Jalan Raya Hangtuah

Barat : Jalan Tanjung perak Barat

Timur : Jalan Nyamplungan Selatan : Jalan Jembatan merah

Gambar 1. Batas administrasi kawasan penelitian

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pemahaman teori antara lain : bangunan bersejarah, pencahayaan malam hari dan citra kota. Kawasan bersejarah berkaitan dengan teori konservasi kawasan, yang merupakan bagian dari kawasan di perkotaan yang harus dilestarikan sesuai dengan kriteria konservasi kawasan. Di kawasan kota tua Surabaya diklasifikasikan sebagai kawasan bersejarah karena kawasan ini memiliki sejarah akan perkembangan Kota Surabaya, di kawasan kota tua terdapat bangunan kolonial kuno yang berumur lebih dari 50 tahun dan bangunan di kawasan kota tua memiliki fungsi pendidikan kepada generasi mendatang dan memiliki peranan terhadap pembangunan dan pengembangan di kota Surabaya. Klasifikasi bangunan cagar budaya dan teori konservasi bangunan mengacu dari Budihardjo, (1989)

(3)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1020

Teori mengenai pencahayaan mengacu kepada Manurung, (2009) digunakan sebagai penyusunan kriteria pencahayaan terhadap kawasan ataupun bangunan di kota tua. Kalsifikasi pencahayaan yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pencahayaan ruang terbuaj, yang meliputi : taman dan pedestrian way (Moyer,2004). Pada penelitian ini juga meliputi pencahayaan bangunan bersejarah/ bangunan kuno, karena obyek ini akan menjadi fokus pencahayaan pada kota tua, untuk itu citra sebagai kawasan bersejarah tetap tampak Untuk elemen penghasil dan pengaturan pencahayaan digunakan dalam penyusunan kriteria dalam peletakkan elemen lampu sebagai bagian penghasil pencahayaan dalam kawasan Kota lama. Namun dalam penelitian kali ini lebih difokuskan terhadap pencahayaan bangunan bersejarah/cagar budaya, menekankan terhadap fasade, detail, ornamen bangunan dan pencahayaan. Pencahayaan dirancang untuk mendukung citra kota tua sebagai kawasan pariwisata di kota Surabaya.

Untuk pengukuran penilaian kualitas pencahayaan pada bangunan bersejarah, mengunakan rujukan yang mengacu pada kriteria pencahayaan sesuai dengan teori SNI No.7391, 2008. Dari serangkaian rumusan teori diperoleh ringkasan kriteria umum dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Measurement criteria of night lighting Aspek Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Visual bangunan Apabila

pencahayaan kurang dapat menerangi bangunan

Apabila pencahayaan masih dapat menerangi bangunan terang

Apabila pencahayaan dapat menerangi bangunan dengan terang dan tetap menonjolkan karakter unik bangunan

Ketersediaan

lampu Tidak terdapat perabot lampu

sehingga bangunan menjadi gelap

Terdapat perabot lampu namun bukan berasal dari bangunannya

Terdapat perabot lampu yang berasal dari dalam bangunannya Kesatuan elemen pencahayaan dengan fasad bangunan Tidak terdapat

elemen lampu Terdapat elemen lampu yang menyatu dengan fasad namun tidak menyala

Terdapat elemen lampu yang menyatu dengan komponen fasade bangunan Information of assessment results:

- Score 1 : Deficient

- Score 2 : Medium

- Score 3 : Good

Berdasarkan penentuan kriteria penilaian diatas selanjutnya ditetapkan kriteria evaluasi pencahayaan, bahwa jika obyek bangunan itu memiliki nilai yang tinggi maka bangunan tersebut memiliki kualitas pencahayaan yang baik, sedangkan jika objek bangunan memiliki nilai yang rendah dapat disimpulkan jika bangunan memiliki kualitas pencahayaan yang buruk.

Sedangkat teori citra kawasan untuk menangkap image kawasan pada kota lama digunakan teori dari (Lynch, 1990), untuk menangkap elemen citra yang terdapat pada kawasan penelitian, antara lain :  Landmark Nodes Path District Edges

Dari serangkaian analisis tersebut, maka akan dihasilkan kriteria khusus perancangan pencahayaan pada malam hari di kawasan kota lama untuk mengangkat image sebagai kawasan wisata historis.

(4)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1021

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil analisis single directional view, linear side view dan four directional view digunakan untuk mengentahui elemen citra kawasan , merujuk (Lynch, 1990) Evaluasi fokus padangan serial (serial vision) dengan disajikan dalam bentuk materi visual dan digambarkan secara situasional yang bertujuan memberikan sebuah penilaian pada lingkungan fisik kota dalam bentuk elemen urban design. Dari analisis diketahui apabila pada kawasan kota lama terbagi menjadi 3 district antara lain : kawasan Pecinan, kampung Arab dan kawasan kolonial dimana setiap district tersebut memiliki gaya bangunan masing-masing. Landmark pada kawasan penelitian adalah bangunan cagar budaya yang memiliki nilai pembobotan tertinggi dari pencahyaan bangunan dan merupakan vocal point pada kawasan penelitian.

Untuk hasil pembobotan diketahui beberapa bangunan cagar budaya memiliki pencahayaan yang kurang, berikut ini merupakan hasil pembobotan bangunan cagar budaya

Tabel 2 Hasil analisis pembobotan segmen 1

Obyek bangunan Aspek visual bangunan Aspek ketersediaan lampu Aspek kesatuan dengan fasad bangunan Total nilai Ruko Tiara 2 2 2 6 Kantor PTP XXII 1 3 2 6 PT. Pantja Niaga 1 2 1 4

Korps CACAD Veteran

RI 1 3 1 5

Show Room Timor 1 3 1 5

Gudang 1 1 1 3

Kantor PT. Tjiwi Kimia 1 1 1 3

Gedung BNI 46 2 3 1 6

Perusahaan

Perkebunan Negara 1 3 1 5

Gedung BNI 46 Syariah 2 3 1 6

Usodo d/h OUT 1 1 1 3

Hotel Ibis 2 3 3 8

Gedung Internatio 1 1 1 3

Gedung BBD 2 3 3 8

Bank Mandiri 1 2 1 4

Tabel 3 Hasil analisis pembobotan segmen 2

Obyek bangunan Aspek visual bangunan ketersediaan Aspek lampu Aspek kesatuan dengan fasad bangunan Total nilai

Kantor Jawa Pos 1 3 1 5

Gedung X4 1 1 1 3

Toko Aneka “ASAHI” 1 3 1 5

Kamar Dagang Industri

(KADIN) 1 1 1 3

Tabel 4 Hasil analisis pembobotan segmen 3

Obyek bangunan Aspek visual bangunan Aspek ketersediaan lampu Aspek kesatuan dengan fasad bangunan Total nilai Toko Kitab 1 3 1 5 Hotel Kemadjuan 1 3 1 5 Rumah Tinggal 1 3 1 5 Yayasan Al-Irsyad 1 3 1 5

Rumah Tinggal, Kantor 1 3 1 5

RS. Al-Irsyad 2 3 1 6

Gedung de’Industrie/Benteng BBI

(5)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1022

Dari hasil analisis pembobotan 3 segmen pada kawasan penelitian di kota lama Surabaya seperti yang dijelaskan pada tabel 2, 3 dan 4 diatas, diperoleh bangunan yang memiliki pencahayaan yang kurang di lokasi penelitian (pada tabel diatas disajikan dalam bentuk hihglight bewarna biru, antara lain :

 PT. Pantja Niaga

 Gudang

 Kantor PT. Tjiwi Kimia

 Usodo d/h OUT

 Gedung Internatio

 Bank Mandiri

 Gedung X4

 Kamar Dagang Industri (KADIN)

Untuk analisis citra kawasan berdasarkan elemen urban design menggunakan analisis single directional view, four directional view dan linear side view guna mengetahui elemen vocal point yang terdapat di kawasan penelitian dan dikembangkan sebagai image kawasan historis dari kota lama Surabaya, berikut ini merupakan hasil analisis tersebut :

Gambar 2. Analisis single directional view pada landmark segmen 1 jalan Rajawali

(6)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1023 Gambar 4. Analisis linear side view pada nodes nodes segmen 1 jalan Rajawali

Gambar 5. Analisis single directional view pada landmark segmen 2 Kembang Jepun

Gambar 6. Analisis single directional view pada path segmen 2 Kembang Jepun

(7)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1024 Gambar 8. Analisis single directional view pada path segmen 3 KH Mas Mansyur

Gambar 9. Analisis single directional view pada nodes segmen 3 KH Mas Mansyur

Dari serangkaian hasil analisis pembacaan elemen citra kota, sebagaimana yang telah ditunjukkan pada gambar diatas diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa vocal point yang dipergunakan untuk menguatkan sense of place dalam menunjang wisata terutama pada malam haridi kawasan kota lama, onyek ini, antara lain :

1. Gerbang kembang Jepun

2. Gebang kawasan Ampel di jalan KH Mas Manyur 3. Taman di sudut segmen jalan KH Mas Mansyur 4. Hotel Kemadjuan

Untuk mengintegrasikan setiap obyek bangunan historis yang terdapat pada kawasan penelitian digunakan analisis linkage dimana mengintegrasikan masing-masing obyek yang mampu menjadi daya tarik wisata bangunan di kota lama dengan strategi yang terbaik, berikut ini merupakan analisis pola linkage yang terbentuk pada kawasan penelitian, yaitu :

Gambar 10. Analisis linkage visual

Linkage visual merujuk pada pemahaman dalam Zahnd, (1999) pada kawasan kota lama terbentuk dari pola garis,koridor dan sisi. Pola ini terbentuk dari deretan massa bangunan yang terdapat disepanjang jalan Rajawali – jalan Kembang jepun – jalan KH Mas Mansyur.

(8)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1025 Gambar 11. Analisis linkage struktural

Merujuk pada pemahaman dalam Zahnd,(1999) dimana pada wilayah penelitian kota lama dibagi menjadi 3 sub struktur yang dalam penelitian ini termasuk district. Pada kawasan penelitian terdiri dari : sub struktur 1 yaitu kampung Arab, sub struktur 2 yaitu kawasan Pecinan dan sub struktur 3 yaitu kawasan Kolonial. Hasil analisis menunjukkan pada kawasan kota lama terbentuk pola linkage struktural tembusan yaitu menggabungkan pola yang sudah ada pada lokasi perancangan dalam hal ini disebut dengan sub struktur untuk disatukan dengan pola tembusan didalam satu kawasan sehingga mempertegas integrasi antara setiap district pada kawasan penelitian.

Gambar 12. Analisis linkage kolektif

Karena obyek yang terdapat pada kawasan kota lama dihubungkan oleh garis lurus berupa jalan dan dengan hirarki yang jelas, maka linkage kolektif dalam kawasan kota lama yang terbentuk adalah pola megaform.

Berdasarkan hasil analisis linkage diatas karena bangunan cagar budaya membentuk kesatuan yang dihubungkan oleh koridor jalan, sehingga pola linkage yang sesuai untuk diterapkan pada kawasan penelitian adalah bebas dengan mengikuti jalur pedestrian way eksisting yang menghubung antara masing-masing district. Hasil permodelan analisis linkage diatas digunakan untuk menentukan pola terbaik yang bertujuan untuk mengintegrasikan setiap potensi district pada kawasan kota lama dengan potensi bangunan dan obyek didalamnya. Dari serangkaian analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan analisa yaitu kriteria khusus guna mendukung konsep perancangan, semua kesimpulan tersebut menggunakan rujukan dari sintesa teori yang digunakan diatas, hasil yang didapat antara lain :

- Melestraikan keberadaan distrik Pecinan, kampung Arab dan kawasan kolonial dengan

mempertahankan keaslian peninggalan sejarah pada 3 kawasan tersebut (gambar lihat peta dibawah)

- Memunculkan keunikan bangunan bersejarah pada malam hari agar kemegahan bangunan

bersejarah lebih tampak ( lihat peta dibawah)

- Mempertahankan image obyek bangunan cagar budaya yang menjadi voval point dengan

(9)

SENATEK 2015| Malang, 17 Januari 2015 1026

- Memunculkan identitas lebih pada 3 district kawasan penelitian dengan kegiatan yang

menarik masyarakat terutama dengan kegiatan pada malam hari

- Memunculkan signage bangunan cagar budaya sebagai sarana edukasi bangunan dan

edukasi perkembangan cagar budaya kota Surabaya sehingga masyarakat mengetahu sejarah Kota Surabaya pada masa lalu

- Lebih menampakkan pencahayaan terhadap obyek bangunan yang memiliki pencahayaan

yang kurang baik

- Memberikan penerangan pada jalur pedestrian way sehingga masyarakat yang berjalan pada

sarana jalur pejalan kaki tersebut merasa nyaman dan aman

- Menyesuaikan ketinggian tiang lampu pada ruang luar dengan pencahayaan yang akan

dihasilkan sehingga pada malam hari memberikan penerangan yang baik

- Mengintegrasikan setiap distrik yang terdapat pada kawasan penelitian dengan elemen

pencahayaan malam hari.

- Memunculkan landmark kawasan kota lama untuk memberi kesan kepada masyarakat

bahwa mereka berada di tempat perkembangan sejarah dan budaya di Kota Surabaya

- Menampilkan pencahayaan yang terang pada malam hari sebagai pemberi identitas kawasan

kota lama sebagai kawasan wisata bangunan budaya dan sejarah. Kesimpulan

1. Kawasan penelitian kota lama Surabaya menyimpan beberapa obyek bangunan cagar budaya yang layak untuk dikonservasi namun bangunan tersebut memiliki kualias pencahayaan yang kurang baik pada malam hari. Berdasarkan hasil pembobotan terdapat 8 bangunan cagar budaya memiliki kualitas pencahayaan yang kurang baik, yaitu :

PT. Pantja Niaga, Gudang, Kantor PT. Tjiwi Kimia, Usodo d/h OUT, Gedung Internatio, Bank Mandiri, Gedung X4 dan Kamar Dagang Industri (KADIN)

2. Konsep dalam mengangkat image wisata bangunan sejarah diperoleh dengan merancang pencahayaan terhadap obyek bangunan bersejarah dan ruang luar yaitu pedestrian way sehingga masyarakat atau pengunjung dapat menangkap sense of place dari keindahan bangunan bersejarah pada malam hari melalui bias warna lampu yang bewarna warni.

3. Rancangan mengangkat image kawasan wisata bangunan historis pada malam hari diperoleh dengan merancang pencahayaan terhadap obyek yang menjadi landmark kawasan kota lama yaitu : taman Joyonegoro, gerbang Kembang jepun dan gedung hotel Kemadjuan.

4.

Acuan Referensi

1. Budihardjo, Eko & Sidharta. (1989), Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno

Bersejarah di Surakarta. Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

2. Lynch, Kevin. (1960), The Image of The City, Massachusetts Institute of Technology, England.

3. Manurung, Parmonangan. (2009), Desain Pencahayaan Arsitektural, Konsep

Pencahayaan Artifisial Pada Ruang Eksterior, Andi Offset, Yogyakarta.

4. Ministry for the Environment. (2006), Urban Design Toolkit, Published by Ministry for the Environment, Wellington New Zealand.

5. Moyer, Lennox. (2005), The Landscape Lighting Book, Jhon Wiley & sons, inc.

6. Zahnd, Markus. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu : Teori Perancangan

Gambar

Gambar 1. Batas administrasi kawasan penelitian
Tabel 1 Measurement criteria of night lighting
Tabel 2 Hasil analisis pembobotan segmen 1  Obyek bangunan  Aspek visual
Gambar 3. Analisis four directional view pada nodes segmen 1 jalan Rajawali
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan dengan metode center of gravity maka alternatif lokasi yang terpilih sebagai lokasi gudang akhir rumput laut optimal, ditinjau dari pemilihan koordinat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Pengaruh beberapa hasil simulasi adaptasi yang dilakukan terhadap tingkat kenyamanan termal kategori agak hangat periode 1961–1990, 2021–2050, dan 2071–2100 pada skenario emisi

Dari laporan-laporan ini, banyak informasi yang bisa diperoleh tentang bagaimana status atau kondisi iklim sekarang atau di masa mendatang, faktor- faktor apa yang

• Suatu metode untuk pengembangan aplikasi bagi penyelesaian masalah yang serupa Dengan kata lain, CBR adalah metode dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan solusi

Hasil penelitian mereka menemukan bahwa self-set hurdle rates dapat menjadi mekanisme pengendalian perilaku eskalasi komitmen karena dengan menentukan sendiri hurdle

(3) Masukan dari ahli materi terkait contoh gambar yang sesuai karakteristik tidak dapat dipenuhi oleh peneliti mengingat alat pendukung yang digunakan dalam

Dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan IFB terhadap dominasi status ISIS lakukan sebagai bentuk kontra terhadap cap takfiri ISIS karena hal ini juga kedepannya