• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal

Secara umum, pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Keputusan Menteri Keuangan RI No 1548/KMK/90,tentang Peraturan Pasar Modal). Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2011: 4)

Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumenkeuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya (Darmadjidan Fakhruddin, 2011:1).

2.1.1.2 Jenis Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2011:4), jenis-jenis pasar modal ada 4 yaitu : 1). Pasar Perdana

Pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertamma kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga saham di pasar perdana

(2)

ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public (emiten), peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal.

2). Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a). Faktor internal perusahaan, yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai.

b). Faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar keampuan manajemen untuk mengendalikan.

3). Pasar Ketiga

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa. Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan pengawas pasar modal lembaga keuangan, jadi dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi pusat lokasi perdagangan.

(3)

4). Pasar Keempat

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek.

2.1.2 Investasi

2.1.2.1 Pengertian Investasi

Brown dan Reilly (2009:4) menyatakan bahwa investasi adalah dana komitmen dalam suatu periode tertentu dalam rangka untuk memperoleh benefit di masa depan sebagai kompensasi terhadap investor untuk (1) periode dana yang telah ditempatkan, (2) tingkat inflasi, (3) tingkat risiko.

Menurut Tandelilin (2010:2) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masamendatang.

2.1.2.2 Tujuan Investasi

Tujuan investasi menurut Tandelilin (2010:8) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Investor yang mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut jika diinvestasikan akan memberikan harapan peningkatan kemampuan konsumsi investor di masa datang, yang diperoleh dari peningkatan kesejahteraan investor tersebut.

(4)

2.1.2.3Tipe- Tipe Investasi

Menurut Hartono dan Jogiyanto (2010:7-10) menyatakan bahwa ada dua macam jenis investasi, yaitu:

a) Investasi langsung, yaitu dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lainnya.

b) Investasi tidak langsung, yaitu dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

2.1.2.4 Investor

Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di pasar modal (Widoatmojo, 2009:37) .

Investor memiliki peranan penting diantarnya (Widoatmojo, 2009:37) :

a) Investor merupakan sumber aktivitas bursa efek. Sebab dengan adanya uang yang dibelanjakan investor dipasar modal, pialang bisa mendapatkan order jual atau beli, emiten bisa mendapatkan modal, bursa efek bisa menyelenggarakan perdagangan.

b) Dalam melakukan investasi (membelanjakan uang di pasar modal), investor bisa meminta informasi dari pihak-pihak yang berkepentingan, seperti dari emiten, penjamin emisi, bursa efek atau perusahaan pialang.

(5)

Bahkan kalau memang diinginkan, pemodal bisa mendapatkan nasihat dari perusahaan pialang.

c) Meskipun investor bisa mendapatkan informasi dari berbagai pihak, tetapi keputusan investasi tetap berada di tangan investor. Dengan demikian, investor harus menanggung risiko atas keputusan yang dibuatnya.

d) Sebagai salah satu pelaku pasar modal, investor mempunyai tanggung jawab atas risiko yang terjadi.

2.1.2.5 Proses Keputusan Investasi

Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah , 2011:4).

Menurut Tandelilin (2010:11), proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari enam tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang baik. Tahap keputusan investasi meliputi enam tahap keputusan yaitu :

1). Penentuan tujuan investasi 2). Penentuan kebijkan nvestasi 3). Pemilihan strategi portofolio 4). Pemilhan aset

5). Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio 6. Metoda untuk menilai kelayakan invetasi

(6)

Dikenal beberapa metoda untuk menilai kelayakan sebuah rencana investasi, diantaranya (Marwan, 2014:260-262) :

1). Metoda Payback

Merupakan metoda yang ditujukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian uang yang ditanamkan. Jangka waktu tersebut dihitung dengan terlebih dahulu memprediksi arus kas masuk bersih (proceeds) yang dihasilkan oleh proyek tersebut sejak tahun pertama operasi, kemudian secara bertahap dikurangkan pada besarnya invetasi awal. Jangka waktu pengembalian (payback) ditunjukkan oleh berapa lama waktu yang diperlukan proceeds untuk menutup investasi sehingga menjadi nol. Tentu saja, semakin singkat jangka waktu pengembalian invetasi, semakin tinggi nilai kelayakan investasi tersebut. Dalam kasus saling meniadakan, maka investasi yang menjanjikan jangka waktu pengembalian tersingkatlah yang akan dipilih.

2). Metoda accounting rate of return(ARR)

Adalah metoda yang memberikan gambaran hasil yang mampu didapatkan invetasi tersebut menurut catatan akuntansi. Tentu saja, cateris paribus, semakin tinggi hasil yang mampu didapatkan, investasi semakin menjadi pilihan.

(7)

3). Metoda net present value (NPV)

Dalam metoda net present value kelayakan sebuah rencana investasi dilihat pada besarnya selisih antara total nilai sekarang arus kas masuk bersih dengan nilai invetasi yang ditanamkan. Selisih nilaiyang disebut net presetvalue investasi tersebut. Tentu saja, sebuah rencana investasi dinilai layak untuk dilaksanakan apabila angka tersebut positif, sebagai gambaran bahwa nilai sekarang arus kas masuk yang mampu dihasilkan oleh investasi tersebut lebih besar daripada nilai investasi yang dibayarkan. Selain itu, NPV juga menggambarkan tambahan nilai perusahaan yang dihasilkan oleh investasi yang dijalankan.

4). Metoda internal rate of return (IRR)

Metoda ini menggambarkan besarnya hasil yang diperoleh sebuah investasi pada saat total nilai sekarang arus kas masuk persis sama dengan pengeluaran investasi, atau pada saat net present value sebesar nol. Menurut konsep ini, kelayakan investasi dinilai melalui perbandingan antara IRR dengan angka tertentu yang dipakai sebagai patokan (misalnya biaya modal). Sebuah rencana dinilai layak dilaksanakan apabila IRR lebih besar daripada nilai patokan tersebut.

(8)

2.1.3 Saham

2.1.3.1 Pengertian Saham

Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Atau saham merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal,nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegang saham (Fahmi,2012 : 81).

Sedangkan menurut Hariyani dan Serifianto (2010 : 198), saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Dan menurut Tandelilin (2010 : 3), saham merupakan surat tanda bukti bahwa kepemilikan atas aset - aset perusahaan yang menerbitkan saham.

2.1.3.2 Jenis Saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011:6) Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat. Umumnya saham yang dekenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock). Lalu bagaimana membedakan jenis-jenis saham? Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagiandeviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

(9)

b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini yang dikehendaki oleh investor.

2. Dilihat dari cara peralihanya, saham dapat dibedakan atas :

a. Saham atas tunjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu

perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagi leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang

memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.

(10)

c. Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu saham –saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi, sebagi leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Saham siklikal (counter cyiclical stocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.1.4 Return Saham

2.1.4.1 Sumber return saham

Investor melakukan investasi dengan harapan mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang besar dari investasi yang dilakukannya. Tandelilin (2010 : 102) mengatakan bahwa salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi adalah return, dan return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko akan investasi yang dilakukannya.

Menurut Simatupang (2010:39) terdapat dua bentuk return yang diterima oleh investor dari kegiatan investasi saham, yaitu :

1. Dividen

Dividen adalah keutungan bersih setelah dikurangi pajak yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham (Simatupang, 2010 : 39). Sering dijumpai perusahaan tidak membagikan dividen kepada para

(11)

pemegang sahamnya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan dana untuk pengembangan usaha, memprioritaskan pembayaran utang perusahaan, dan pertimbangan lainnya. Oleh sebab itu, investor harus dapat mengamati dan mempertimbangkannya sebelum melakukan investasi (Simatupang, 2010 : 40) . 2. Capital Gain

Capital gain merupakan keutungan yang diperoleh oleh para investor di pasar modal, yang berasal dari selisih antara harga beli dan harga jual. Data-data transaksi di Bursa Efek menunjukkan bahwa banyak para investor di pasar modalmelakukan investasi saham lebih memprioritaskan mendapatkan capital gain daripada dividen. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya investor melakukan investasi bersifat jangka pendek dengan membeli saham pada pagi hari dan kemudian akan menjualnya lagi pada sore hari atau satu dua hari kemudian setelah harganya naik (Simatupang, 2010 : 42).

Dikarenakan banyak investor yang lebih menginginkan capital gain, dan ada salah satu perusahaan rokok yang tidak sepenuhnya membagikan dividen, maka dalam penelitian ini return saham akan di hitung berdasarkan rumus berikut (Hartono dan Jogiyanto,2010:207):

Pt – Pt-1

Return Saham = x 100 % Pt - 1

Dimana:

R = Total pengembalian

Pt = Harga saham periode bersangkutan Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

(12)

2.1.4.2 Sumber Risiko yang Mempengaruhi Return Saham

Menurut Zubir (2011:19) dalam melakukan investasi, para investor selalu mempertimbangkan risiko dan return yang diperoleh dari kegiatan investasi tersebut. Risiko dan return merupakan dua hal yang berhubungan, expected return dan varian dari return (sebagai ukuran resiko) merupakan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi. Investor bersedia menanamkan modalnya pada investasi yang berisiko lebih besar tetapi dengan kompensasi memiliki peluang mendapatkan return yang lebih besar juga. Hal ini sering disebut dengan istilah “high risk, high return”. Terdapat beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi return, yaitu (Zubir, 2011 :20) :

1. Market risk

Market risk merupakan risiko yang diakibatkan oleh gejolak (variability) return suatu investasi sebagai akibat terjadinya dari fluktuasi transaksi di pasar secara keseluruhan. Market risk disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang bersifat menyeluruh yang mempengaruhi kegiatan pasar secara umum (aggregate), misalnya peperangan, resesi, perubahan struktur perekonomian, dan perubahan selera konsumen. Hal ini menyebabkan, return saham-saham yang terkait dengan perubahan kegiatan pasar tersebut juga akan terpengaruh. 2.Interest rate risk

Interest rate risk merupakan risiko yang ditimbulkan oleh adanya perubahan tingkat bunga tabungan,dan tingkat bunga pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi berisiko rendah

(13)

(deposito) lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi (saham), sehingga investor akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk investasi beresiko rendah (deposito) daripada investasi beresiko tinggi (saham).

3. Inflation risk

Inflation risk adalah risiko yang timbul akibat terjadinya kenaikan harga barang-barang secara umum, sehingga mengakibatkan penurunan pada daya beli masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara umum. Permintaaan terhadap barang meningkat, namun masyarakatnya tidak lagi mampu membelinya, akhirnya penjualan akan turun. Hal ini kemudian mengakibatkan menurunnya laba perusahaan. Penurunan laba ini pada akhirnya menyebabkan harga saham perusahaan tersebut melemah.

4. Financial risk

Financial riskyaitu risiko keuangan yang berkaitan dengan struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai hutang yang besar, mempunyai risiko yang besar juga di mata para pemegang sahamnya. Saham perusahaan menjadi tidak menarik untuk dijadikan instrumen investasi. Hal ini menyebabkan harga saham perusahaan jatuh. 5. Business risk

Business risk, merupakan risiko yang disebabkan oleh semakin beratnya tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan, baik akibat tingkat persaingan yang semakin ketat, perubahan peraturan pemerintah, maupun claim dari masyarakat terhadap perusahaan karena merusak lingkungan.

(14)

6. Liquidity risk

Liquidity risk adalah risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan portofolio atau menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut. Hal ini dapat disebakan oleh beberapa hal, misalnya perusahaan dinilai terlalu kecil, atau akibat dihentikannya transaksi perdagangan saham perusahaan karena melanggar peraturan pasar modal.

7. Country Risk

Risiko ini berhubungan dengan investasi lintas negara yang disebabkan oleh kondisi politik, keamanan, dan stabilitas perekonomian negara tersebut. Jika keamanan, politik, dan perekonomian suatu negara, semakin tidak stabil, maka semakin tinggi pulalah risiko investasi di negara tersebut karena return investasi menjadi semakin tidak pasti

8. Exchange risk atau currency risk

Bagi investor yang melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan nilai tukar mata uang akan menjadi faktor penyebab real return lebih kecil dari pada expected return.

(15)

2.1.4.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan ReturnSaham

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian sebaliknya, jika suku bunga turun, maka harga saham akan naik( Tandelilin, 2010 : 103).

Kenaikan tingkat bunga menyebabkan return yang diperoleh dari investasi beresiko rendah (deposito) lebih tinggi daripada return investasi yang beresiko tinggi (saham), sehingga investor akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk deposito daripada membeli saham. Hal ini dapat menyebabkan harga saham mengalami penurunan (Zubir, 2011 : 20).

Setiap emiten akan merasakan pengaruh negatif akibat terjadinya kenaikan tingkat bunga pinjaman, karena hal itu akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat pada turunnya harga saham di pasar. Disisi lain, kenaikan suku bunga deposito akan mendorong investor menjual saham, dan menabung uangnya dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar.

2.1.5 Go public

Darmadji dan Fakhrudin (2011:57) menyatakan go public merupakan sarana pendanaan usaha melalui pasar modal, yaitu dapat berupa penawaran umum saham, maupun penawaran obligasi, masing-masing pilihan memiliki keuntungan dan karakteristik tersendiri yang seyogyanya disesuaikan dengan kebutuhan dan

(16)

kondisi perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki banyak utang akan relatif sulit untuk menerbitkan obligasi karena akan menambah beban utang/ leverage

2.1.6 Laporan Keuangan

2.1.6.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2012:2)Laporan keuangan adalah produk akhir dari akuntansi yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut oleh pihak yang berkepentingan sebelum mengambil keputusan.

Menurut Kasmir (2011:7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Menurut Harahap (2010:201) Laporan keuangan merupakan output dan hasil proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.6.2Jenis- Jenis Laporan Keuangan

Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

(17)

Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

2.1.6.3 Tujuan Pelaporan Keuangan

MenurutFahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan.

Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,

membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

(18)

1.Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2.Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

3.Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

2.1.6.4 Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2011 : 2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakuan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis dengan alat – alat analisis keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan

(19)

2.1.7 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan yang biasa digunakan secara umum terdiri dari 5 kategori, yaitu:

1). Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya ( Murhadi, 2013 :57)

Rasio likuiditas dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Current Ratio , Quick Ratio , dan Cash Ratio ( Murhadi, 2013 : 57)

2). Rasio akitvitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan efektifitas perusahaan dalam mengelola aset dalam hal ini mengubah aset non kas menjadi aset kas (Murhadi, 2013 : 58)

Rasio aktivitas terdiri dari : Receivable Turnover Ratio, Average Collection Period, Inventory Turn Over Ratio, Days of Inventory, Payable Turnover, Average Payment Period,Total Asset Turnover.

3). Rasio liabilitas

Rasio Liabilitas atau biasa disebut dengan rasio solvabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dala mengelola dan melunasi kewajibannya, serta menggambarkan proporsi hutang terhadap aset maupun ekuitas dan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pokok maupun bunga (Murhadi, 2013 : 61).

(20)

Rasio liabilitas terdiri dari : Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity, Times Interest- Earned Ratio, Debt Service Coverage Ratio, Solvency Ratio, DEBT/EBITDA (Murhadi, 2013:61).

4). Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Murhadi, 2013:63)

Rasio profitabilitas terdiri dari : Gross Profit Margin, Operating Margin, Net Profit Margin, Return on Equity, Return on Assets (Murhadi, 2013:63)

5). Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku , rasio ini didasarkan pada sudut pandang investor (Murhadi, 2013:64) Rasio pasar terdiri dari : Earning Per Share, Dividend Payout Ratio, Price to Earning Ratio, Dividend Yield, Price to book value ratio,Price/sales Ratio, Price Earning Ratio to Growth (Murhadi,2013:64)

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan digunakan analisis rasio keuangan (Wiagustini , 2010:37). Rasio keuangan yang akan saya gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.7.1Current Ratio(CR)

Rasio likuiditas dalam penelitian ini diprosikan dengan rasio lancar (current ratio). Rasio ini biasa digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki dengan waktu jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Semakin tinggi rasio

(21)

lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas, karena kelebihan dalam aktiva lancar sebaiknya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka pendek (Kasmir, 2012:134)

Kasmir (2012:134) menyatakan rumus Current Ratio adalah sebagai berikut: Aset Lancar

Current Ratio = x 100 % Hutang Lancar

2.1.7.2 Debt To Equity Ratio (DER)

Rasio solvabilitas dalam penelitian ini menggunakanDebt to Equity Ratio (DER). Hal ini didasarkan alasan karena DER dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar ekuitas dari para pemegang saham yang digunakan untuk menutupi keseluruhan hutang perusahaan sehingga para investor pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapat menyepakati jumlah dana perusahaan yang dibiayai dengan hutang sehingga return yang sesuai tetap dapat diperoleh.

Kasmir (2012:158) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio DER, maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perpektif kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio DER akan semakin baik kemapuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

(22)

Menurut Kasmir (2012:158) menyatakan rumus DER adalah sebagai berikut : Total Hutang

Debt To Equity Ratio = x 100 %

Total Ekuitas 2.1.7.3 Return On Equity (ROE)

Profitabilitas pada penelitian ini diproksikan dengan return on equity (ROE). Hal ini didasarkan alasan karena ROE dapat memberikan informasi seberapa besar modal atau ekuitas para pemegang saham digunakan untuk memperoleh laba bersih setelah pajak. Rasio ini juga dapat menunjukkan efisiensi penggunaan ekuitas para pemegang saham. Semakin tinggi ROE berarti posisi pemilik perusahaan semakin kuat.

Kasmir (2012:204) menyatakan ROE menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena meberikan tingkat kembalian yang besar pada pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE, berarti kinerja perusahaan dalam pencapaian laba semakin baik. Hal tersebut akan direspons oleh investor dengan permintaan saham perusahaan yang mengalami peningkatan sehingga akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang meningkat pula. Selain itu, tingginya nilai ROE akan menyebabkan pembagian dividen dapat dilakukan perusahaan. Kondisi demikian akan membuat return saham juga akan meningkat. Kasmir (2012:205) menyatakan rumus ROE adalah sebagai berikut:

Laba setelah bunga dan pajak

Return on Equity = x 100 % Total Ekuitas

(23)

2.1.7.4Earning Per Share (EPS)

Menurut Kasmir (2012: 207) menyatakan bahwa rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian yang tinggi

Kasmir(2012:207) menyatakan rumus EPS adalah sebagai berikut : Laba bersih setelah bunga dan pajak

Earning Per Share = x 100 % Jumlah saham yang beredar

2.1.7.5 Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham (Sutrisno,2009:224)

Sutrisno (2009:224) menyatakan rumus PER adalah sebagai berikut: Harga perlembar saham

Price Earning Ratio = x 100 % EPS

(24)

2.2 Rerangka Pemikiran

Pada dasarnya rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis, untuk kemudian dapat melakukan analisis dan pemecahan masalah. Berikut adalah bagan beserta penjelasan dari rerangka pemikiran yang disusun oleh penulis:

Gambar 1

Rerangka penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari pojok BEI STIESIA yaitu, neraca dan laporan laba rugi. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang berpengaruh terhadap return saham yang meliputi Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),Return on Equity (ROE), , Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER).

Rasio Keuangan yang berkaitan dengan Return saham:

1. Current Ratio (CR)

2. Debt to Equity Ratio (DER)

3. Return on Equity (ROE)

4. Earning per Share (EPS)

5. Price Earning Ratio (PER)

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada perusahaan rokok yag go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

Perusahaan rokok yang go public :

1. Bentoel Internasional Investama Tbk

2. Gudang Garam Tbk

3. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

Return saham = Pt – Pt-1

x 100% Pt-1

(25)

Setelah diketahui masing-masing rasio keuangannya, maka dapat diketahui pengaruhnya secara keseluruhan terhadap return saham masing-masing perusahaan yang diolah dengan menggunakan alat bantu pengolahan yaitu SPSS.

2.2.1 Rerangka Konseptual :

Gambar 2

Keterangan :

= Pengaruh secara parsial

CR = Current Ratio

DER = Debt to Equity Ratio

ROE = Return on Equity

EPS = Earning Per Share

PER = Price Earning Ratio

CR DER ROE EPS PER Return Saham

(26)

2.3 Perumusan Hipotesis

Dengan mengacu pada rumusan masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang go public yang terdaftar di BEI.

H2 : Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang go public yang terdaftar di BEI.

H3 : Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang go public yang terdaftar di BEI.

H4 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang go public yang terdaftar di BEI.

H5 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang go public yang terdaftar di BEI.

H6 : Salah satu variabel bebas ada yang berpengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang go public yang terdaftar di BEI

Referensi

Dokumen terkait

yang bisa kita pandang hanya kepentingan sendiri loyang disangka emas emasnya di buang buang kita makin buta yang mana utara yang mana selatan yang kecil dibesarkan yang besar

Kelompok Kerja ULP, yang selanjutnya disebut Pokja ULP, adalah kelompok kerja dengan anggota berjumlah gasal, paling sedikit 3 (tiga) orang yang bersertifikat

Variabel perlakuan yaitu pengaruh pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Team Games Tournament (TGT) serta satu variable terikat

IRIS, Immune Reconstitution Inflammatory syndrome timbul sebagai reaksi pemulihan dari kekebalan terhadap antigen infeksi spesifik atau non-infeksi pada bagian pasien yang

1) Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang dapat dipakai sebagai alat bukti atau

Pada konsumsi bahan bakar juga dihasilkan kondisi yang serupa, yaitu semakin besar konsentrasi minyak kemiri dan minyak kelapa dalam campuran akan cenderung

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode DBSCAN terbukti tepat untuk mengelompokkan bintik matahari, karena dapat menghasikan kelompok - kelompok yang sama

Politik luar negeri adalah sekumpulan kebijakan yang berperan dan berpengaruh, dalam hubungan suatu negara (pemerintah) dengan negara (pemerintah) lainnya, dengan