• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SELEKTIVITAS Gillnet YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN LENTEA, KECAMATAN KALEDUPA SELATAN KABUPATEN WAKATOBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SELEKTIVITAS Gillnet YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN LENTEA, KECAMATAN KALEDUPA SELATAN KABUPATEN WAKATOBI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SELEKTIVITAS Gillnet YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN LENTEA, KECAMATAN KALEDUPA SELATAN KABUPATEN WAKATOBI

Oleh: Hasnia Arami dan Ahmad Mustafa1)

ABSTRACT

Selectivity of fishing gear can be a reference for regulating mesh size to improve the environmentally friendly properties of fishing gear. A selectivity estimation of gillnet with two mesh size (5,08 cm and 6,35 cm) for both White-spotted Spinefoot (Siganus canaliculatus) and Silver-spotted Bidy (Gerres filamentosus) and the way of fish was catched made on gillnet fisheries in Lentea coastal waters of South Kaledupa District Wakatobi Regency. Gillnet selectivity curve for both species approximated by using the logistic model. Siganus canaliculatus has probability caught (maximum retained fraction) each of 0,984 for 17,5 cm fish length in 5,08 cm mesh size and of 0,999 for 22,5 cm fish length in the 6,36 cm mesh size . Gerres filamentosus has caught probability each of 0,989 for 17,5 cm in 5,08 cm mesh size and fish length of 0,979 for 22,5 cm in 6,36 cm mesh size. Both species of fish have been reach the length on first gonadal mature (LFM) which meets one of the criteria for environmentally friendly fishing gear. The way of fish caught was gilled 56%, wedged 22%, entangled 12% and snagged 10%.

Key words: selectivity, gillnet, Gerres filamentosus, Siganus canaliculatus.

PENDAHULUAN

Sumberdaya perikanan pantai di Indonesia mendapat tekanan yang besar dari aktivitas penangkapan. Di Kepulauan Wakatobi khususnya perikanan pantai dan terumbu karang masih menjadi penyumbang produksi ikan terbesar. Gillnet (jaring insang) merupakan alat tangkap $dengan pengguna terbanyak kedua di wilayah ini setelah pancing ulur (handline) yaitu 408 nelayan. Meskipun jaring insang relatif selektif namun keanekaragaman jenis dan ukuran ikan yang tinggi di perairan pantai berpotensi menurunkan selektivitas alat tangkap ini.

Arami (2006) menemukan beberapa permasalahan pada kegiatan penangkapan ikan menggunakan gillnet yaitu : rendahnya kualitas hasil tangkapan dan rendahnya selektivitas terhadap beberapa jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yang ditunjukan oleh besarnya sebaran ukuran ikan yang tertangkap. Losanes et.al. (1999) mengemukan selektivitas sebagai ukuran kuantitatif kemampuan alat tangkap untuk menangkap ikan terhadap spesies dan ukuran tertentu. Selektivitas alat tangkap

mempunyai tujuan untuk memprediksi dan meningkatkan tingkat selektivitas baik ukuran maupun jenis hasil tangkapan dengan mencoba merekayasa atau memodifikasi alat tangkap dalam pengoperasian. Selanjutnya Sparre dan Venema (1998) menjelaskan bahwa setelah cara penangkapan, ukuran mata jaring mempunyai pengaruh terbesar pada selektivitas.

Pengetahuan tentang peluang tertangkap dari tiap jenis ikan pada ukuran tertentu akan membantu nelayan dalam menentukan ukuran mesh size yang tepat untuk tiap jenis ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan. Pengetahuan tentang sifat selektif gill net terhadap ukuran suatu spesies ikan bila dipadukan dengan pengetahuan tentang ukuran berdasarkan perkembangan biologis spesies ikan tersebut seperti ukuran pertama kali matang gonad

akan memudahkan nelayan dalam

menetapkan ukuran mata jaring yang tepat untuk menangkap spesies target pada ukuran yang diinginkan.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan peluang tertangkap dan cara tertangkap ikan baronang (Siganus

canaliculatus) dan ikan kapas-kapas (Gerres filamentosus) dengan gillnet dengan mesh

(2)

size yang umum digunakan nelayan setempat yaitu 5,08 cm dan 6,35 cm. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penetapan mesh size yang tepat dalam upaya peningkatan keramahan lingkungan alat tangkap dan keberlanjutan perikanan gillnet di Perairan Lentea khususnya dan Kepulauan Wakatobi secara umum.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2009 bertempat di Perairan Lentea, Kecamatan Keladupa Selatan, Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini adalah studi kasus dengan metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dan wawancara terhadap nelayan yang intensif melakukan kegiatan penangkapan. Data primer yang dikumpulkan meliputi : (1) cara tertangkap setiap jenis ikan pada gillnet yang diamati pada saat hauling; (2) panjang, berat dan ukuran girt max hasil tangkapan; serta (3) spesifikasi alat tangkap yang digunakan masyarakat.

Kurva selektivitas jaring insang untuk 2 jenis ikan dominan yang tertangkap

masing-masing didekati dengan

menggunakan model logistik yang dikemukakan oleh Holt (1963) dalam Sparre dan Venema (1999) :

Dimana : SL = Titik-titik kurva seleksi L = Interval titik tengah

panjang ikan yang

tertangkap

Lm = panjang optimum ikan yang dapat tertangkap s = standar deviasi

SF = Selektion faktor (faktor seleksi)

m(i) = jumlah ikan yang

tertangkap ukuran panjang ke-i

Perbandingan cara tertangkap ikan pada gillnet dilakukan dengan melalui perhitungan rasio jumlah ikan yang tertangkap cara i dengan total hasil tangkapan.

Dimana : Cwi = Rasio jumlah ikan

yang tertangkap cara ke-i (%)

Ci = Jumlah ikan yang

tertangkap cara ke-i

C = Jumlah total ikan

yang tertangkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Dimensi Alat Tangkap Gillnet

Jaring insang yang digunakan oleh nelayan di perairan Lentea mempunyai desain dan kontruksi serta spesifikasi umum seperti pada Tabel 1.

Wahana apung yang digunakan adalah perahu dengan atau tanpa motor. Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan metode set gillnet. Jaring insang tetap dioperasikan dengan menghadang arah ruaya ikan mengikuti arus pasang surut. Proses setting alat tangkap dilakukan pada saat pasang, dan hauling dilakukan saat surut. Hasil tangkapan beragam antara lain seperti dari family Siganidae (Siganus

guttatus, S. canaliculatus, S. vermiculatus),

Scaridae (Scarus gobban, S. hypselopterus,

S. sordidus), Lutjanidae (Lutjanus johnii),

Lethrinidae (Lethrinus harak, L. nebulosus,

L. olivaceus), Mulloidae (Mulloides flavolineatus, Parupeneus macronema),

dan family Acanthuridae (Acanthurus

nigrofuscus). Dua jenis hasil tangkapan

yang dominan adalah spesies baronang (Siganus canaliculatus), Kapas-kapas (Gerres filamentosus). Sifat spesies dengan tingkah laku renang yang membentuk

schooling dalam jumlah besar menyebabkan

ikan tersebut tertangkap dalam jumlah yang besar. ) ( * ) (i SF m i Lm          

2 2 * 2 exp

(

)

s SL

L

Lm

100

x

C

C

Cw

i i

(3)

Tabel 1. Spesifikasi Jaring Insang yang digunakan di Perairan Desa Lentea

Uraian Jaring

1 2 3 4 5 6 7 8

Panjang (m) 120 120 120 120 120 120 120 120

Tinggi (m) 1 1 1 1 1 1 1 1

Mesh size (inchi) 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 2,5

No. Benang (mm) 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30

Jumlah pelampung (buah) 300 300 300 300 300 300 300 300

Jumlah pemberat (buah) 400 400 400 400 400 400 400 400

Bahan pemberat Timah

Jenis bahan PE Monofilament

B. Estimasi Selektivitas Gillnet

Sudirman dan Mallawa (2004) menjelaskan bahwa antara mesh size dari

gillnet dan besar ikan yang terjerat terdapat

hubungan yang erat. Hasil estimasi selektivitas gillnet terhadap dua spesies hasil tangkapan yaitu baronang (Siganus

canaliculatus) dan kapas-kapas (Gerres

filamentosus) pada dua jenis mata jaring

yang umum digunakan yaitu pada ukuran

mesh size 5,08 cm dan 6,35 cm disajikan

pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Estimasi Selektivitas jaring insang bagi ikan Siganus canaliculatus dengan mesh size 5,08 cm dan 6,35 cm di Perairan Desa Lentea

Hasil estimasi pada Gambar 2 terlihat bahwa hasil tangkapan jaring insang untuk ikan Siganus canaliculatus berada pada kisaran ukuran 15,5 – 26,5 pada mesh

size 5,08 cm dan 14,6 – 28,5 pada mesh size

6,35 cm. Panjang optimum ikan yang tertangkap (Lma dan Lmb) merupakan titik puncak atau titik proporsional, artinya merupakan titik maksimal peluang tertangkapnya ikan pada kurva selektivitas. Pada gillnet dengan mesh size 5,08 cm mempunyai nilai fraksi tertahan maksimal

sebesar 0.984 yang berada pada panjang ikan 17,5 cm. Sementara pada jaring dengan

mesh size 6,36 cm mempunyai nilai fraksi

tertahan maksimal sebesar 0,999 pada ukuran panjang 22,5 cm.

Kurva jumlah ikan tertangkap untuk

mesh size 5.08 cm terlihat adanya beberapa

ukuran panjang ikan (CaL) yang tidak berada dalam kurva selektivitas (SaL) yaitu ikan-ikan (S. canaliculatus) yang panjangnya lebih dari 24,5 cm. Ini berarti bahwa ikan C. canalicualtus pada ukuran 24,5 cm atau lebih memiliki peluang yang besar untuk tidak tertangkap (lolos). Adapun pada mesh size 6,36 cm terlihat bahwa ikan

S. canliculatus yang tertangkap secara

keseluruhan masuk di dalam kurva selektivitas (SbL). Ini berarti bahwa semua ukuran ikan S. canaliculatus yang dapat tertangkap oleh ikan pada ukuran 5,08 cm juga dapat tertangkap pada ikan dengan ukuran mata jaring 6,08 cm, walaupun terlihat bahawa ikan yang berada di bawah ukuran 19,5 cm tidak tertangkap secara maksimal, artinya ada beberapa ikan yang berpelung untuk lolos.

Gambar 2. Estimasi Selektivitas jaring insang bagi ikan Gerres filamentosus

dengan ukuran mata jaring 5,08 cm dan 6,35 cm di Perairan Desa

(4)

Hasil estimasi pada Gambar 2 terlihat bahwa hasil tangkapan jaring insang untuk ikan Gerres filamentosus berada pada kisaran ukuran 14,5 – 21,5 pada ukuran mata jaring 5,08 cm dan 18,5 – 23,5 pada ukuran mata jaring 6,35 cm. Panjang optimum ikan yang tertangkap (Lma dan Lmb) merupakan titik puncak atau titik proporsional, artinya merupakan titik maksimal peluang tertangkapnya ikan pada kurva selektivitas. Pada gillnet dengan mesh size 5.08 cm mempunyai nilai fraksi tertahan maksimal sebesar 0.989 yang berada pada ukuran panjang ikan 17,5 cm. Sementara pada ukuran mesh size 6,36 cm mempunyai nilai fraksi tertahan maksimal sebesar 0.979 pada ukuran panjang 22,5 cm.

Kurva jumlah ikan tertangkap untuk

mesh size 5.08 cm terlihat adanya beberepa

ukuran panjang ikan (CaL) yang tidak berada dalam kurva selektivitas (SaL) yaitu sebagian ikan (G. filamentosus) yang berada pada ukuran lebih dari 19,5 cm. Ini berarti bahwa ikan G. filamentosus pada ukuran 19,5 cm atau lebih memiliki peluang yang besar untuk meloloskan diri (tidak tertangkap). Pada jaring dengan mesh size 6,36 cm terlihat bahwa ikan G. filamentosus yang berada pada ukuran 17.5 – 24.5 secara keseluruhan masuk ke dalam kurva selektivitas (SbL). Ini berarti bahwa ukuran ikan tersebut dapat tertangkap pada mesh

size 6,36 cm walaupun tidak secara keseluruhan dapat tertangkap secara maksimal, seperti ikan yang berada pada ukuran 19,5 – 20,5 cm.

Selektivitas menjadi sangat penting dalam upaya pelaksanaan kegiatan

penangkapan ikan berwawasan lingkungan. Perbaikan selektivitas alat tangkap merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keramahan lingkungan alat tangkap. Berdasarkan ukuran yang tertangkap diharapkan bahwa ikan-ikan yang tertangkap telah berada pada ukuran yag layak tangkap yaitu minimal berada pada ukuran pertama kali matang gonad (Length

at first maturity / LFM). Dilihat dari ukuran

ikan dominan yang tertangkap yaitu 18,4 cm FL untuk Siganus canaliculatus dan 8,0 – 10,0 cm TL untuk spesies Gerres filamentosus telah melampaui ukuran pertama kali matang gonad, yang berarti telah memenuhi salah satu kriteria alat tangkap yang ramah lingkungan.

C. Cara Tertangkap

Cara tertangkap ikan pada gillnet

memberikan pengaruh terhadap mutu hasil tangkapan. Karlsen & Bjarnason (1986) dalam Sparre dan Venema (1998) membedakan empat cara ikan tertangkap dengan gillnet seperti : (1) Snagged, terjerat tepat di belakang mata; (2) Gilled, ikan terjerat tepat di belakang tutup insang; (3)

Wedged, ikan terjerat pada badan sejauh

sirip punggung; (4) Entangled, ikan terjerat di jaring melalui gigi, tulang rahang, sirip atau bagian tubuh yang menonjol lainnya tanpa masuk ke dalam jaring. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa umumnya ikan tertangkap secara gilled yaitu sebesar 56%, kemudian wedged sebesar 22%,

entangled sebesar 12% dan snagged sebesar

10% (Gambar 3).

Gambar 3. Perbandingan cara tertangkap ikan yang tertangkap dengan gillnet yang dioperasikan di Perairan Desa Lentea

10% 22% 56% 12% Snagged Wedged Gilled Entangled

(5)

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa umumnya ikan-kan yang tertangkpa secara

gilled merupakan ikan yang memiliki ukuran

lingkar badan maksimal (maksimum body

girth) lebih kecil dari pada ukuran mesh size

jaring (mesh perimeter). Ikan-ikan dengan ukuran yang lebih besar pada jaring insang

umumnya hanya akan tertangkap melalui gigi, sirip, dan bagian badan menonjol lainnya. Namun demikian, cara tertangkap seperti ini memudahkan lolosnya ikan kembali sehingga cara tertangkap secara

entangled lebih sedikit.

Gambar 4. Ikan-ikan yang tertangkap gilled pada gillnet yang dioperasikan di Perairan Desa Lentea

Tingkat ketahanan hidup hasil tangkapan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan tingkat keramahan lingkungan suatu alat tangkap. Hal ini berhubungan dengan kemampuan suatu alat tangkap untuk dapat meloloskan tangkapan (melalui proses seleksi alat tangkap/capture mechanism) dengan tingkat survival yang tinggi. Jika dilihat dari perbandingan cara tertangkap dapat dijelaskan bahwa ikan-ikan hasil tangkapan gillnet memiliki tingkat survival yang rendah karena 56% dari total tangkapan tertangkap secara gilled. Dengan tertangkapnya secara gilled berarti kontak yang terjadi antara ikan dengan alat tangkap lebih besar. Cara tertangkap seperti ini berpengaruh pada terhambatnya proses respirasi dari ikan yang tertangkap. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tsunoda et

al, 1999 dalam Purbayanto et. al., 2003,

menemukan bahwa rendahnya rasio survival bagi ikan-ikan yang tertangkap dapat disebabkan oleh kontak yang sempit pada lingkaran tubuh di sekitar operculum. Hal ini dapat mengganggu proses respirasi dan kerusakan tubuh serta menimbulkan stress pada tangkapan.

KESIMPULAN Kesimpulan

- Siganus canaliculatus memiliki peluang tertangkap (fraksi tertahan maksimal) masing-masing sebesar 0.984 untuk panjang ikan 17,5 cm pada mesh size 5,08 cm dan sebesar 0.999 untuk panjang ikan 22,5 cm pada mesh size 6,36 cm. - Gerres filamentosus memiliki peluang

tertangkap (fraksi tertahan maksimal) masing-masing sebesar 0.989 untuk panjang ikan 17,5 cm pada mesh size 5,08 cm dan sebesar 0.979 untuk panjang ikan 22,5 cm pada mesh size 6,36 cm. - Dua jenis ikan dominan yang tertangkap

telah berada pada ukuran panjang pertama kali matang gonad (LFM) sehingga telah memenuhi salah satu kriteria alat tangkap ramah lingkungan. - Sebagian besar ikan tertangkap secara

gilled yaitu sebesar 56% kemudian

wedged sebesar 22%, entangled sebesar

12% dan snagged sebesar 10%. Saran

Berdasarkan hasil estimasi selektivitas dan komposisi jenis ikan yang tertangkap pada gillnet di Perairan Lentea, maka

(6)

peningkatan produksi dapat dilakukan melalui penambahan alat tangkap dengan

mesh size yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Arami, H. 2006. Seleksi Teknologi Penangkpan Ikan Karang dalam rangka Pengembangan Perikanan Tangkap Berwawasan Lingkungan di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ayodhyoa AU. 1981. Metode

Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan

Dewi Sri. 97 halaman.

FAO 1995. Code of Conduct for

Responsible Fisheries (Terjemahan :

Daniel R. Monintja dan M. Badarudin). Marine Resources Evaluation and Planning (MREP), Marine and Coastal Ecological Systems and Processes (MCESP) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Halaman 14.

Fridman, A.L. and P.I.G.Carrothers. 1986.

Calculation for Fishing Gear Design.

Food and Agriculture Organization of the United Nations, Fishing News Book, Blackwell Scientific Publication. 241 halaman.

Polunin, N.V.C. and C.M. Roberts. 1996.

Reef Fisheries. London: Chapman

and Hall, Fish and Fisheries (20). 477 halaman.

Sparre, P. dan C. Venema. 1998.

Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Jakarta: Terjemahan Puslitbangkan 1999. 438 halaman. Subani, W. dan H.R.Barus. 1988. Alat

Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia (Fishing Gear for Marine Fish and Shrimp in Indonesia).

Jakarta: Balai Penelitian Perikanan

Laut-Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 248 halaman.

Sudirman dan A. Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta. Jakarta. 168 halaman.

Von Brandt, A. 1984. Fish Cathing

Methods of the World. England :

Gambar

Tabel 1. Spesifikasi Jaring Insang yang digunakan di Perairan Desa Lentea
Gambar 3. Perbandingan cara tertangkap ikan yang tertangkap dengan gillnet yang dioperasikan  di Perairan Desa Lentea
Gambar 4.  Ikan-ikan yang tertangkap gilled pada gillnet yang dioperasikan di Perairan Desa  Lentea

Referensi

Dokumen terkait

Memandangkan maklumat bidang kepakaran merupakan data penting dalam institusi pendidikan, sistem pengurusan maklumat perlu dibangunkan bagi menguruskan data dengan

Dengan ditemukannya bakteri Aeromonas hydrophila pada sampel ikan nila yang dibudidayakan di kolam Balai Benih Ikan Karanganyar dapat dijadikan acuan untuk mengantisipasi

Futurism adalah bukanlah suatu gaya tetapi suatu pendekatan terbuka ke arsitektur, dan telah ditafsirkan kembali oleh generasi arsitek yang berbeda dari beberapa

Hasil screening patogenisitas dengan konsentrasi 1x10 9 kks/ml terhadap larva nyamuk Ae aegypti instar 3 diperoleh 2 isolat dengan tingkat patogenisitas di atas 50%, yaitu

Embalmer di Indonesia, yang secara sengaja maupun tidak sengaja melakukan embalming pada kasus kematian tidak wajar sebelum dilakukan otopsi, dapat menyebabkan terjadinya kesulitan

untuk memperbaiki atau mengganti Jasa Lainnya dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan tersebut. Jika Penyedia tidak memperbaiki atau mengganti Jasa

Penelitian ini mengkaji tentang mekanisme kontrol sosial pada obyek wisata Silokek terhadap perilaku menyimpang remaja oleh masyarakat Nagari Silokek Kecamatan