• Tidak ada hasil yang ditemukan

LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016 ISSN No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LENSA PENDAS, Vol. 1 No. 1, September 2016 ISSN No"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

OPERASI HITUNG BILANGAN 1 SAMPAI 500

DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERNYANYI

DENGAN MEDIA HITUNG JARI PADA SISWA KELAS II

SDN CISUKADANA KABUPATEN KUNINGAN

EFFORT TO IMPROVE UNDERSTANDING THE CONCEPT

OPERATION COUNT NUMBERS 1 TO 500

BY SINGING METHOD WITH FINGER COUNT MEDIA

CLASS II SDN CISUKADANA DISTRICT KUNINGAN

Yuliah1,Nana Sutisna2, Jojo Artija3 SD Negeri Cisukadana Kabupaten Kuningan

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan dilapangan bahwa hasil belajar matematika terutama dalam operasi hitung bilangan 1 sampai 500 masih rendah. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui peningkatkan pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi dengan media hitung jari, siswa kelas II SD Negeri Cisukadana Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan melalui penggunaan metode bernyanyi. Metode Penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua Siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri Cisukadana sebanyak 15 siswa. Hasil Penelitian didapatkan bahwa pemanfaatan metode bernyanyi dengan media hitung jari dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri Cisukadana Kec. Kadugede Kab. Kuningan. Hal ini dibuktikan adanya perkembangan pemahaman hasil belajar siswa. Adapun hasil yang dicapai dari setiap siklus adalah siklus I dikualifikasikan kurang (K) yang rata-rata skor nilai keseluruhan siswa mencapai 20%, untuk siklus II dikualifikasikan sangat baik (SB) yang rata-rata skor nilai keseluruhan siswa mencapai 93,3%.

Kata Kunci: matematika, metode, bernyanyi, media, hitung jari

Abstract

This research is motivated by the findings of the field that mathematics learning outcomes, especially in arithmetic operations number 1 to 500 is still low. The purpose of this study was to determine the learning improvement by using arithmetic media singing with fingers, grade II Elementary School Cisukadana District Kuningan through the use of singing. Methods The study is classroom action research (PTK) with two cycles. The subjects were students of class II SD Negeri Cisukadana as many as 15 students. Results showed that utilization of the singing with media count fingers can improve student learning outcomes SDN Cisukadana District Kuningan. This is evidenced the development of the understanding of student learning outcomes. As for the outcome of each

(2)

2 cycle is the first cycle of less qualified which is the average score of students overall score of 20%, for the second cycle was very well qualified is the average score of students overall value reached 93.3%.

(3)

3 PENDAHULUAN

Pendidikan dan pengajaran merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena tanpa adanya pengajaran, proses pendidikan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan sebagai suatu sarana untuk mengambangkan potensi manusia Indonesia, dalam pelaksanaanya harus mempunyai tujuan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Keberhasilan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh setiap lembaga pendidikan di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu lingkungan belajar, sarana dan prasarana belajar, cara guru mengajar, perhatian siswa, serta dorongan dari pihak luar dan sebagainya.

Begitu pula dengan kebeerhasilan Matematika di kelas II SD Negeri Cisukadana Kec. Kadugede sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Terutama penggunaan metode mengajar seorang guru Matematika di kelas II media sangat menentukan beberhasilan peserta didik. Terdapat banyak metode dan media yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah metode menghitung jari dalam mengenal bilangan 1 sampai 500. Metode ini dapat dilaksanakan dalam bentuk bernyanyi bersama-sama kepada siswa. Motode hitung jari ini bertujuan agar siswa dapat mengulang kembali apa yang telah dipelajari di sekolah dan untuk melatih daya ingat siswa dalam menyalesaikan suatu persoalan, melalui metode hitung jari ini maka siswa akan termotivasi untuk meningkatkan menghitung bilangan dari 1 sampai 500.

Menurut Ngalim Purwanto (1992: 71), motivasi adalah “pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertidak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi memiliki dua fungsi, yaitu: 1) mengarahkan atau (directional function), 2) mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau (activating and energizing function) (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004: 62). Mengingat pentingnya motivasi dalam kegiatan belajar mengajar maka seorang guru dituntut untuk dapat memotivasi belajar siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Karena seorang guru memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya.

Berdasarkan penelitian di SD Negeri Cisukadana Kec. Kadugede Kab. Kuningan, penulis memperoleh gambaran bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas II sangatlah sulit karena anak-anak masih belum fokus terhadap pelajaran yang diajarkan. Terkadang anak-anak masih bermain dengan teman sebangku, ngobrol dengan temannya, dll. Mengingat hal seperti ini saya sebagai guru kelas II dalam meningkatkan motivasi belajar Matematika mencoba menggunakan metode bernyanyi dan media hitung jari yang digunakan penelitian adalah: “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Menguasai Operasi Hitung Bilangan 1 sampai 500 dengan Menggunakan Metode Bernyanyi dengan Media Hitung Jari di Kelas II SD Negeri Cisukadana Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan”.

(4)

4 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui hasil belajar menggunakan media hitung dan metode bernyanyi di Kelas II SD Negeri Cisukadana Kec. Kadugede; 2) untuk mengetahui hasil belajar terhadap motivasi belajar siswa Kelas II SD Negeri Cisukadana Kec. Kadugede; 3) untuk mengetahui seberapa besar menggunakan media hitung jari dan metode bernyanyi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Kelas II SD Negeri Cisukadana Kec. Kadugede.

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri Cisukadana Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2012-2013.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian seluruhnya dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Agustus 2012 hingga bulan Oktober 2012. Adapun perlakuan terhadap objek penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 4 September 2012 sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 September 2012.

Obyek Penelitian

Penelitian Perbaikan pembelajaran dilakukan terhadap siswa kelas II SD Negeri Cisukadana Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Desain Penelitian

Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Langkah dalam merencanakan perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Pelaksanaan Tindakan

(5)

5 Gambar 1. Desain PTK menurut Keemis dan MC.Taggart

Model desain di atas berupa seperangkat kegiatan, dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang selanjutnya disebut sebagai satu siklus atau satu putaran kegiatan. Permasalahan dan hasil refleksi siklus I akan diperbaiki pada siklus II dengan serangkaian komponen seperti pada siklus pertama dan seterusnya.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpilan data dilakukan dengan (1) observasi, (2) catatan lapangan dan (3) tes. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan praktisi. Data observasi merupakan data yang diperoleh berupa latar kelas dan kegiatan pembelajaran yang didalamnya termsuk prilaku guru dan prilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan diperoleh sebagai deskripsi dan gambaran tentang aktifitas pembelajaran yang berisi tentang interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dangan guru. Tes dilakukan sebagai bahan kajian terhadap hasil belajar yang dicapai siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari format observasi, format catatan lapangan dan tes hasil belajar siswa. Format observasi terdiri dari pernyataan-pernyataan yang menyangkut latar kelas dan kegiatan pembelajaran yang didalamnya adalah prilaku guru, prilaku siswa dan suasana belajar siswa. Format catatan lapangan merupakan lembar isian yang berisi kesan dan pesan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes hasil belajar siswa berupa tes unjuk kerja tentang gambar hewan-hewan yang ada di lingkungan sekitar.

Analisis Data

Analisis Data Kuantitatif

Analisis data yaitu proses mencari data yang menyusunnya secara sistematis yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, serta

(6)

6 membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis Data Kuantitatif

Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari data yang terkumpul dari hasil tes belajar siswa. Kemudian disajiakn dan dimaknai dan terakhir ditarik kesimpulan. Adapun data yang dianlisis terdiri dari data hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes belajar siswa. Format observai terdiri dari pernyataan-pernyataan yang memberikan pilihan kepada peneliti untuk menilai kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan. Adapun pilihan penilaian tersebut terdiri dari 3 pilihan yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K).

Indikator Keberhasilan Penelitian

Target minimal yang ingin dicapai sebagai indikator keberhasilan tiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) hasil belajar siswa adalah 65 dengan persentase pencapaian siklus pertama ditargetkan 55% dan diharapkan pada siklus ke dua meningkat menjadi 80%. Adapun cara menghitung persentase tersebut adalah jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM per jumlah siswa keseluruhan.

2. Kriteria aktivitas siswa dinyatakan dalam bentuk persen seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Aspek yang diamati Pencapaian

Siklus I

Pencapaian Siklus II Banyak siswa yang memperhatikan

penjelasan guru 55 % 80 %

Banyak siswa yang aktif dikelas 20 % 50 %

Banyak siswa yang mampu merepresentasikan materi operasi hitung penjumlahan

50 % 70 %

3. Pengolahan Data Berdasarkan Hasil Observasi/Non Tes

Data yang diperoleh dari hasil observasi siswa dan guru disusun kembali dan dianalisis berdasarkan hasil penelitian.

(7)

7 Siklus I

Penelitian siklus I dilaksnakan sebanyak 1 kali pertemuan pada tanggal 4 Agustus 2012. Siklus pertama terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (actting), observasi dan evaluasi (observation and evaluation), refleksi dan perencanaan ulang (reflektion and replanning).

Materi yang diajarkan adalah operasi hitung penjumlahan menggunakan rencana perbaikan pembelajaran. Proses pembelajaran ditutup dengan tes formtif yang akan dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak.

Dari data pengamatan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa guru masih belum maksimal menyiapkan metode bernyanyai dengan media hitung jari penjumlahan 1 sampai 50 dan keaktifan siswa belum terlihat. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut. Dari hasil temun dan refleksi pada perbaikan dan pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kinerja guru siklus I mencapai 81%. Penulis merasa belum puas dengan hasil tersebut karena masih dirasakan belum optimal dan masih ada kekurangan.

Kegagalan itu disebabkan antara lain oleh: 1) guru belum maksimal menyiapkan media pembelajaran, 2) kurang aktifnya siswa ketika belajar, 3) guru kurang optimal menggunakan penerapan metode dengan bernyanyi dengan media hitung jari.

Berdasarkan hasil observsi, siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah 3 orang atau 20%, sedang 8 orang atau 53,3%, kurang 5 orang atau 33,3%. Hal ini membuktikan bahwa siswa kurang aktif selama proses pembelajaran dan perlu ditingkatkan lagi agar lebih optimal.Ketuntasan hasil belajar siswa dari 15 siswa terdapat 8 siswa (10,6%) memperoleh nilai diatas KKM (65) sedangkan 7 siswa (93,3%) sisanya memperoleh nilai dibawah KKM (65)

Gambar 2. Hasil Pembelajaran Siklus 1

10,6%

93,3%

(8)

8 Berdasrkan deskripsi tentang kegiatan pembelajaran pada siklus I diatas, terdapat beberapa catatan yang dapat menjadi acuan dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran selanjutnya. Adapun hal-hal tersebut adalah: 1) kurang aktifnya siswa ketika belajar, 2) hasil belajar siswa belum mencapai target sasaran yaitu 65 dari seluruh siswa harus mencapai nilai di atas KKM.Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan diperoleh refleksi sebagai berikut: 1) dalam pembelajaran guru belum maksimal dalam menyiapkan media pembelajaran, 2) keaktifan siswa belum terlihat, hal ini dikarenakan guru masih mendominasi proses belajar mengajar.

Siklus II

Seperti pada siklus pertama siklus kedua ini terdiri dari Perencanaan (planning), Pelaksanaan (actting), Observasi dan Evaluasi (observation and evaluation), refleksi dan Perencanaan ulang (reflektion and replanning).

Pelaksanaan tindakan pada siklus II (Actting) adalah sebagai berikut:

1. Suasana pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran Metode bernyanyi sambil bernyanyi tugas yang diberikan guru pada kelompok dengan menggunakan lembar kerja mampu dikerjakan dengan baik. siswa dalam satu kelompok menujukan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama dengan anggota kelompok.

2. Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain.

3. Suasana pembelajaran yang epektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta. Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus II adalah sebagai berikut:

Aktivitas siswa dalam Pembelajaran sudah mengarah ke pembelajaran Metode bernyanyi sambil berhitung, secara lebih baik. siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru siswa mulai mampu berpartisifasi dalam kegiatan dan tempat waktu dalam melaksanakan. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 20% pada siklus I menjadi 93,3% pada siklus II

Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 2,79 (ulangan harian 1). Sebelum menggunakan pembelajaran Metode bernyanyi sambil menghitung menjadi 3,4 (ulangan harian 2), pada siklus II setelah menggunakan pembelajarn Metode bernyanyi sambil menghitung.

Aktivitas guru dalam pembelajaran memperoleh persentase sebesar 96% hal ini menunjukan bahwa kinerja guru pada pembelajaran matematika tentang

(9)

9 operasi hitung bilangan 1 sampai 500 dengan menggunakan metode bernyanyi dengan media hitung jari termasuk kategori sangat baik. Selanjutnya adalah pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan hasil observasi siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah 14 orang atau 93,3%, cukup 1 orang atau 6,6%. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah sangat aktif selama proses pembelajaran yang dilaksanakan.Dengan demikian pelaksanaan perbaikan dengan penerapan metode bernyanyi dengan media hitung jari sangat berhasil dalam meningkatkan aktivitas dan perhatian siswa pada materi pembelajaran operasi hitung penjumlahan.

Ketuntasan hasil belajar siswa dari 15 siswa terdapat 15 siswa (100%) memperoleh nilai diatas KKM (70). Berkaitan dari pengamatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Hasil Pembelajaran Siklus II PEMBAHASAN

Siklus I

Dari analisa data prestasi belajar siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I terlihat bahwa nilai terendah 40 dan tertinggi 100 dengan rata-rata kelas 20 Pada siklus ini penulis berupaya meningkatkan pemahaman siswa melalui pengamatan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan.

Siklus II

Perbaikan pembelajaran siklus II, penulis selain memberikan materi tentang operasi hitung penjumlahan, LKS dan pada kegiatan evaluasi. Pembelajaran dirancang agar semua siswa mau dan mampu terlibat aktif selama proses pembelajaran.

Penerapan metode bernyanyi dengan media hitung jari ternyata dapat menggiring siswa terlibat secara langsung dan penuh perhatian, pembelajaranpun

100% 0%

Tuntas Tidak Tuntas

(10)

10 berlangsung bermakna dan menyenangkan. Dengan demikian proses pembelajaran berkualitas sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan optimal.

Berdasarkan hasil pembelajaran pada tabel diatas menunjukan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa meningkat. Pada siklus I masih ada 7 siswa atau 93,3% yang belum tuntas belajarnya dan 8 atau 10,6% sudah tuntas. Pada siklus II semua siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, dengan demikian proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil.

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus Siklus Persentase Keaktifan dan

Perhatian Siklus 1 20 Siklus 2 93,3 Jumlah 113,3 Rata – rata persentase 75,5

Gambar 4. Persentase Aktifitas Siswa Setiap Siklus

Dari gambar 4, menunjukan aktifitas siswa meningkat, pada siklus I baru 20%, siswa yang proaktif dalam pembelajaran, pada siklus ini guru belum maksimal dalam penggunaan Metode bernyanyi dengan media hitung jari, ternyata kurang memberikan kesempatan bertanya. Pada siklus II sangat aktif 93,3% mereka cenderung berebut untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus 1 Siklus 2

(11)

11 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas II SDN Cisukadana Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan terhadap pembelajaran matematika dan untuk memahami serta mendeskripsikan peningkatan pemahaman siswa dalam materi menggunakan Metode bernyanyi dengan media hitung jari tentang operasi hitung penjumlahan. Penulis mendapatkan data sebagai berikut:

Dari observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa yang pada siklus I hanya rata-rata 68% menjadi 91,11% pada siklus II. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukan adanya peningkatan. Hal ini dapat ditujukan dengan rata-rata hasil ulangan harian rata-rata ulangan harian tanpa pembelajaran Metode bernyanyi sambil menghitung,48,75menjadi 69,3 (ulangan harian 1) dan 84 (ulangan hariian 2) setelah menggunakan pembelajaran Metode bernyanyi sambil menghitung. Pembelajaran Metode bernyanyi sambil menghitung. Sangatlah relevan dengan penggunaan metode bernyanyi dengan media hitung jari. Melalui pembelajaran Metode bernyanyi sambil menghitung, siswa membangun sendiri pengetahuan menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.Dengan pembelajaran Metode bernyanyi sambil menghitung, pembelajaran matematika lebih menyenangkan. Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan Metode bernyanyi sambil menghitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung penjumlahan terhadap siswa kelas II SD Negeri Cisukadana Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan. Saran

Sesuai dengan manfaat dan hasil penelitian penulis menyampaikan saran sebagai berikut: Penerapan metode diskusi kelompok dapat dijadikan alternatif pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Implementasi penerapan Metode bernyanyi sambil menghitung sebaiknya diadaptasikan dengan hal-hal yang membuat suasana pembelajaran lebih asyik dan menyenangkan. Dalam pembagian kelompok sebaiknya dilakukan dengan menggabungkan antara siswa dari kelompok atas, sedang dan kelompok bawah. Hal ini terbukti cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang tergolong pada kelompok bawah. Hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini insya Allah akan ditindaklanjuti untuk penelitian perbaikan pembelajaran berikutnya dan dijadikan referensi bagi rekan guru yang mengalami permasalahan pembelajaran yang sama.

(12)

12 DAFTAR PUSTAKA

Abror Abd. Rohman, Psikologi Pendidikan, PT Tiar Wacana Yogya, Yogyakarta, 1993.

Ahmad Abu dan Joko Tri Prasetya. SBM Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung, 1997.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002.

Djamarh Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Erman S. Evaluasi Pemmbelajaran Matematika, Jica, Bandung, 2003. Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2004.

Moleong Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.

Makmun Abin Syamsuddin, Psikologi Pendidikan,. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.

Pasaribu dan Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, Tarsito Bandung, 1983. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2004.

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1986.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dangan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.

Gambar

Gambar 2. Hasil Pembelajaran Siklus 1
Gambar 3. Hasil Pembelajaran Siklus II  PEMBAHASAN
Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus  Siklus  Persentase Keaktifan dan

Referensi

Dokumen terkait

Event adalah peristiwa atau kejadian yang diterima oleh suatu objek, misalnya klik, seret dan lain-lain yang akan memicu program Visual Basic menjalankan kode program seperti

Kami akan terus menerima saran dan kritik yang membangun dari pelanggan kami. Kami akan

Strain potensial BbEd 10 yang diunggulkan dalam penelitian akan diuji lebih lanjut apabila bersifat patogenik pula terhadap hama utama kapas yang lain, baik terhadap

Dasar ini berkenaan dengan masalah, dalam bentuk yang bagaimana bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan

Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap dan Rumah Sakit

Misi dakwah dalam hal ini adalah menyadarkan manusia sebagai makhluk individual yang harus meningkatkan diri pada khaliknya dan mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat..

Untuk koreksi perdarahan mikrovaskular sekunder terhadap defisiensi faktor pembekuan pada pasien-pasien yang ditransfusi dengan lebih dari satu volume darah dan bila PT dan PTT

Peraturan daerah ini sesuai dengan nomenklaturnya menggantikan Peraturan Daerah yang lama yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2006 tentang