• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TIPE HUJAN, PERUBAHAN INTER- DECADAL, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PADI DI WILAYAH PAPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TIPE HUJAN, PERUBAHAN INTER- DECADAL, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PADI DI WILAYAH PAPUA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TIPE HUJAN, PERUBAHAN

INTER-DECADAL, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

PADI DI WILAYAH PAPUA

ANALYSIS TYPE OF RAIN, INTER-DECADAL CHANGES

AND RICE DEVELOPMENT STRATEGY IN THE PAPUA

D. Wasgito Purnomo1), Tri Wahyu Hadi2), Aser Rouw3) 1) Universitas Negeri Papua

2) Institut Teknologi Bandung

3) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

ABSTRAK

Wilayah Papua memiliki perbedaan tipe hujan dalam periode analisis yang berbeda dan pola inter-decadal. Dengan kondisi ini maka diduga terdapat perubahan tipe hujan dalam skala waktu inter-decadal di wilayah tersebut. Penelitian bertujuan menganalisis variasi tipe hujan, variabilitas tipe hujan dalam skala waktu inter-decadal melalui telekoneksi dengan PDO, aktivitas konvektif dalam periode anomali curah hujan dalam skala waktu inter-decadal, serta strategi pengembangan padi di Papua dan evaluasi hubungan produksi padi dengan anomali iklim inter-decadal di zona semangga Tanah Miring, Merauke menggunakan model DSSAT. Penelitian dilakukan dengan

desk study

dan survey lapangan. Analisis data menggunakan PCA,

Cluster, Running mean,

Korelasi, dan CEOF (C

omplex Orthogonal Function

Analysis

). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 21 cluster tipe hujan di Papua, yang merupakan variasi dari tipe hujan monsun, ekuatorial dan lokal. Tipe hujan

(2)

monsun A meliputi A-1, A-2, A-3, A-4, dan A-5. Sementara, tipe hujan ekuatorial (B) meliputi 1, 2, B-3, B-4, B-5, B-6, B-7, B-8, B-9, dan B-10, sedangkan tipe hujan lokal C meliputi C-1 dan C-2. Secara geografis tipe hujan tersebut bervariasi menurut tiga area utama, yaitu dataran rendah utara 7 cluster tipe hujan, deretan pegunungan tengah 5 cluster tipe hujan, dan dataran rendah selatan 9 cluster tipe hujan. Tipe hujan tersebut memiliki respon yang berbeda terhadap osilasi fase hangat (+) dan dingin (-) PDO, yaitu hubungan negatif, positif dan campuran dengan lag 14 tahunan di belakang osilasi PDO di Pasifik utara. Tipe hujan tertentu memperlihatkan perubahan tipe dalam skala waktu inter-decadal. Pada fase hangat, sebagian tipe hujan memiliki anomali yang tinggi, sebaliknya memiliki anomali rendah pada fase dingin PDO. Pada periode anomali rendah curah hujan, aktivitas konvektif annual dan semi-annual mendapat dukungan dari pengaruh lokal (

land breeze

) dari deretan pegunungan tengah, dan

sea breeze

pada area tertentu. Sedangkan pada fase anomali curah hujan tinggi, pengaruh lokal menurun signifikan, dibarengi dengan menguatnya magnitude konvektif oleh pola umum aktivitas konvektif benua maritim (sirkulasi general). Runtuhnya pengaruh konveksi lokal terhadap mode annual dan semi-annual menyebabkan berubahnya tipe hujan tertentu dalam skala waktu inter-decadal. Khusus untuk zona padi di Papua, Merauke memiliki tipe hujan monsun A, Manokwari memiliki tipe hujan monsun A-4, sedangkan zona pengembangan padi di Sorong memiliki tipe hujan lokal C-1. Pada periode anomali rendah tipe hujan monsun mengalami anomali tinggi 20-30 mm di atas rata-rata jangka panjang, sedangkan tipe lokal C-1 sebaliknya mengalami penurunan curah hujan

(3)

pada periode anomali tinggi. Tipe hujan monsun pada kedua lokasi tersebut juga didukung oleh pengaruh lokal yang kecil pada aktivitas konvektif periode anomali rendah. Tipe hujan monsun A menunjukkan puncak di bulan Maret pada periode anomali tinggi, sedangkan periode anomali rendah cenderung sama yakni di bulan Februari-Maret dengan magnitude yang lebih rendah. Dari hasil evaluasi tipikal anomali curah hujan tinggi dan kaitannya dengan variabilitas padi di Merauke, ditemukan waktu tanam optimal untuk periode MH dan MK. Diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan, pola anomali curah hujan akan mengalami perubahan mengikuti osilasi fase dingin PDO yang tampaknya sedang memasuki periode osilasi dingin.

Kata kunci: Tipe hujan, variabilitas, inter-decadal, aktivitas konvektif, AEZ Padi, Papua.

ABSTRACT

The previous researcher has shown the different rainfall type in the different time period of the analysis and an inter-decadal pattern in the long term monthly data of a few rainfall stations in the Papua region, so that there was the rainfall pattern changing on inter-decadal time scale in the Papua region. In addition, This research was performed to: analyze the variation of the rainfall, calculate the rainfall type variability on inter-decadal time scale by the teleconnection with the Pacific decadal Oscillation (PDO), assess the convective activity in the rainfall anomaly on inter-decadal time scale, and analyze the strategy of rice development, by analyze the rainfall

(4)

type in the rice agro ecological zone (AEZ) in the region of Papua, and study in the rice field zone in the Semangga Tanah Miring, Merauke region to evaluate relationship of rice production and climate variability on inter-decadal time scale using DSSAT model. We found 21 cluster of rainfall type in Papua, which is a variation of the type of the monsoon rainfall: A, A-1, A-2, A-3, A-4, A-5 and A-6; the equatorial type B: B- 1, B-2, B-3, B-4, B-5, B-6, B-7, B-8, B-9 & B-10, and the local type of C: C-1, and C-2. Rainfall type vary according to three main areas, 7 clusters of rainfalls type in the northern lowlands, 5 clusters of rainfall type at the central mountain range, and 9 clusters of rainfalls type in the southern lowlands. Those rainfall pattern have different responds to the warm (+) and cold (-) PDO phase, that are positive, negative and other with the lag 14 years behind the oscillation of PDO in the north Pacific. In the warm period most of the rainfall type have a higher anomaly and lower in the cold period. In the lower rainfall anomaly period, the annual and semi-annual convective activity was supported by the local influence, land breeze by the center mountain ranges, and sea breeze in the specific are. In the higher rainfall anomaly period, the local influence drops dramatically, coincide with increasing of the strong magnitude of the annual and semi-annual convective activity of the general circulation in the Indonesian Maritime Continent. This mechanism was responsible to the changing of the certain rainfall type on inter-decadal time scale in the Papua region. In the rice filed zone in the Papua region that are Merauke, Sorong, and Manokwari have different rainfall type. Merauke shows the monsoon type A, Sorong shows the local type C-1, and the monsoon type A-4 in the Manokwari. In the

(5)

higher anomaly period, the monsoon type shows higher anomaly in rainfall magnitude about 20-30 mm above it’s the longer period. Conversely, the local C-1 tends to lower in the higher anomaly period. Both A and A-4 also was influenced by the local activity to annual and semi-annual convective activity with the smaller magnitude than other type in lower anomaly period. The monsoon A has a peak in March on higher anomaly period, whereas in the lower period it has the same peak in February to April with the lower magnitude than higher anomaly period. The typical rainfall anomaly of the monsoon A in the higher period relationship with the rice filed production in the Semangga Tanah Miring, Merauke was investigated. We found the optimal planting time of the rice filed. We estimate in the next few years it will be changing in the rainfall anomaly following the cold (-) phase of PDO that has been going down to the cooling phase.

Keywords: Rainfall type, Inter-decadal variability, the convective activity, the rice filed zone, Papua region.

(6)

Gambar 1. Variasi geografis tipe hujan di Papua

Gambar 2. Variabilitas inter-decadal tipe hujan di Papua terkait dengan osilasi fase hangat dan dingin pdo

Gambar

Gambar 2. Variabilitas inter-decadal tipe hujan di Papua  terkait dengan osilasi fase hangat dan dingin pdo

Referensi

Dokumen terkait

Canning College menawarkan program Kelas 11 yang mempersiapkan siswa untuk masuk ke program Kelas 12 – WAUFP, Program Dasar Curtin Stream atau Sertifikat IV Studi

Tanjung Pandan Tanjung Pandan BKP Kelas II Pangkal Pinang 26.. Panjang Bandar Lampung BKP Kelas I Bandar

Metode penelitian menggunakan desain research and development dengan 5 tahapan, tahap 1 yaitu mengidentifikasi kompetensi preseptor berdasarkan buku dan jurnal, tahap 2 uji

Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Nomor 12/SK/MWA/2015 tentang Penetapan Rektor Universitas Gadjah * Mada Pengganti Antar Waktu Periode 2012-2017;..

Elektroda fuel cell yang dibuat dengan metode elektrodeposisi ini terdiri atas dua je- nis, yaitu elektroda yang mengandung katalis Pt/C sebagai hasil elektrodeposisi Pt

Berdasarkan hasil dari perancangan, implementasi dan pengujian menggunakan algoritme routing static pada WSN berbasis LoRa, dapat disimpulkan bahwa implementasi

keperluan surnber air bersih oleh masarakat di daerah Jakarta Utara yang seluruhnya terkontaminasi air payau dan asin adalah sangat sediikit. Penggunaan air bersih yang

2). Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi baru lahir. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat bayinya... Memberikan