• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menggunakan paradigman postpositvisyik dimana hubungan antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menggunakan paradigman postpositvisyik dimana hubungan antara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Post Positivitik

Peneliti menggunakan paradigman postpositvisyik dimana hubungan antara pengamat atau peneliti dengan objek atau realitas yang diteliti tidaklah bisa dipisahkan. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal (Salim, 2001:40).

Asumsi dasar Post-positivisme

1. Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.

2. Falibilitas Teori, tidak satupun teori yang dapat sepenuhnya dijelaskan dengan bukti-bukti empiris, bukti empirismemiliki kemungkinan untuk menunjukkan fakta anomali.

3. Fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai.

4. Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dansemesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.

5. Asumsi dasar post-positivisme tentang realitas adalah jamak individual.

6. Hal itu berarti bahwa realitas (perilaku manusia) tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskandirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan. 7. Fokus kajian post-positivis adalah tindakan-tindakan (actions) manusia

sebagaiekspresi dari sebuah keputusan.

Rich mengemukakan ”there is no the truth nor a truth-truth is not one thing, -or even a system. It is an increasing complexity.” Kebenaran lebih kompleks

(2)

daripada yang diduga. Pengalaman manusia begitu kompleks sehingga tidak dapat diikat oleh suatu teori tertentu. Menurut post-positivisme teori harus terbuka, open ended, nondogmatic, grounded in the circumstances of everyday life. (Rich, 1979 dalam Nasution, 1996:4)

Paradigma ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya dan berusaha memahami dan mengkonstruksi sesuatu yang menjadi pemahaman si subjek yang akan diteliti. Melalui paradigma ini, peneliti ingin mendeskriptfkan realitas yang terjadi pada PT. MTI, dalam Komunikasi OrganisasinBODnMedianMassanDalambMemotivasinKepedulian Karyawanv TerhadapcProgrammAcara (Studi Studi kasus Pada PT. Media Televisi Indonesia).

3.2 Objek dan Subjek Penelitian 3.2.1 Objek penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2009:38) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda

(3)

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran (KamusBahasa Indonesia, 1989: 862).Adapun subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah direktur marketing dan operasional PT. Media Televisi Indonesia, Andre Burhanudien.

PT. MTI adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000. PT. Media Televisi Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan dari MEDIA GROUP yang di miliki oleh Surya Paloh. Dalam Perkembanganya PT. MTI kini dipimpin oleh Bapak Andre burhanudien selaku direktur, dalam perpanjangan tanganan Surya paloh mengurus PT. MTI, di karenakan pak Surya Paloh berkecimpung dalam dunia politik. Kepemimpina Andre Burhanudien dalam memotivasi karyawan bagian program acara talk show di PT. MTI, inilah yang mendasari peneliti tertarik untuk mengukap bagaimana komunikasi organisasi yang dilakukan dalam memotivasi karyawan tersebut.

Tabel 3.1 Matrik Aspek Obyektivitas, dan Subyektivitas (sumber : Olahan Data Peneliti. 2016)

NO Aspek Keterangan

1 Fisik Sistem Organisasi PT. MTI jl pilar mas raya, kav A-D, Kedoya selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, jakarta.

2 Sosial Direktur marketing dan operasional PT. Media Televisi Indonesia, Andre Burhanudien.

3 Abstraksi Bagaimana cara direktur memotivasi karyawan bagian Produksi Acara Talk Show di PT. MTI.

(4)

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu :

1. Informan kunci, ( key informan ), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan biasa, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti ( hendarso dalam suyanto, 2005: 171-172 ).

Dari penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya. Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Yang menjadi informan peneliti adalah :

(5)

Tabel 3.2 : Matrik Informan kunci dan informan Biasa (sumber : Olahan Data Peneliti. 2016)

NO NAMA JABATAN INFORMAN

1 Andre

Burhanudien Direktur marketing dan operasional PT. Media Televisi Indonesia, Andre Burhanudien.

Kunci 2 Qyun Mao Direktur Program PT. Media

Televisi Indonesia Biasa

3 Awal Piliang Manager General Affair PT. Media

Televisi Indonesia Biasa

4 Roliano

Bernando Head Of Research & development Camera PT. Media Televisi Indonesia

Biasa

Jadi Key Informan harus memiliki banyak pengalaman tentang masalah penelitian dan secara sukarela menjadi sumber informasi meskipun tidak secara formal, mereka dapat memberikan pandangannya dari dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat. Dalam penelitian ini, kelompok Informan kunci yaitu BOD yang mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan atas berjalannya perusahan di PT. MTI, manajemen pelaksana yang bertanggung jawab pada organisasi di PT. MTI, untuk berjalanya sistem perusahaan di PT. MTI, jl pilar mas, kedoya, Jakarta Barat, Jakarta.

3.4 Sumber Data Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus, maka penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan

(6)

data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sumber data primer didapat dari studi lapangan, yaitu proses pengumpulan informasi, data, dan fakta secara langsung pada objek penelitian, dengan cara :

1). Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung serta mencatat peristiwa, kejadian, dan kegiatan organiasi yang diberikan oleh manajemen dalam kegiatan operasional sehari-hari di PT. MTI. 2). Wawancara secara mendalam (in-depth interview), yaitu pengumpulan

data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dan lisan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti direktur utama, manager, dan karyawan PT. MTI. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pedoman, yaitu wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sebagai pedoman.

3.5 Teknik Penelitian Kepustakaan

Sumber Data Sekunder didapat melalui Studi literatur/Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data sekunder dengan mempelajari buku-buku atau bahanbahan tertulis yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti, termasuk data-data tertulis lainnya yang berasal dari lembaga yang dijadikan objek penelitian termasuk mempelajari dokumen - dokumen yang berhubungan.

(7)

3.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang gunakan sehubungan dengan paradigma ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut para Ahli ada beberapa tujuan dari penelitian kualitatif antara lain : Bagaimana mempelajari perilaku manusia dan menafsirkan realitas sosial yang ada (Bryman,1988); dan untuk menginterprestasikan fenomena dari makna yang ada sehingga memperoleh pemahaman, yang selanjutnya ada aksi dan juga dapat menjelaskan situasi dan kondisi sehari-hari (Miles and Huberman,1994).

Menurut Yin (2011:1), secara umum, studi kasus merupakan strategi yang- lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan penggambaran suatu peristiwa. Bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa peristiwa yang diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Selanjutnya Yin (2011:13), mengungkapkan untuk studi kasus, kelebihan tampak bilamana pertanyaan, pengamatan akan diarahkan ke serangkaian peristiwa kontemporer, dimana peneliti hanya mampu memiliki peluang yang kecil atau tidak mempunyai peluang sama sekali untuk mengontrol terhadap peristiwa tersebut.

Peneliti menggunakan studi kasus dengan desain studi kasus sebagai strategi penelitian, karena menggambarkan sebab akibat dalam realitas sosial, menggambarkan sebuah konteks kehidupan, membangun gambaran yang mendalam dari suatu kasus dan menggali fenomena tertentu dalam suatu waktu dari sebuah kegiatan serta mengumpulkan informasi secara terperinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai pengumpulan data selama periode tertentu.

(8)

3.6.1 Teknik Analisis Data

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Menurut Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi di gunakan sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

(9)

Gambar 3.1 : Triangulasi data Norman K. Denkin (1998:57)

Menurut Patton yang dalam Moleong (2000:13) mengatakan analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dari suatu uraian dasar. Secara garis besar, langkah - langkah dalam analisis data yang dikemukakan oleh Moleong diatas adalah sebagai berikut :

1. Telaah data, dengan adanya sistem organiasi yang baik, diharapkan dapat mempercepat sebuah proses kebijakan baik berupa program acara atau manajement dalam mencapai suata tujuan

2. Reduksi data, Komunikasi organiasi yang baru mulai pada tahun 2011 seiring bergantinya direktur, PT. MTI berencana untuk semakin menjadi yang terbaik dengan inovasi-inovasi terbaru. Salah satunya dengan menciptakan program-program multi-dimensi yaitu mata najwa.

3. Kategorisasi, dengan bergantinya sistem komunikasi organisasi ini membuat para manajement dan karyawan, menjadi lebih antusias dalam mengawal dan membuat kebijakan, ataupun program acara, melalui inovasi di bidang keteknikan, dan manajement dalam membuat program-program yang kreative pada PT. MTI. 4. Penafsiran data membuat kesimpulan akhir, komunikasi organisasi yang baru di

(10)

Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy, dimensi Assurance yang sudah baik dan dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, dan Empathy agar kedepan lebih baik dan mencapai hasil yang melebihi target yg di tentukan di tiap tahun, baik target teknis maupun nok teknis.

3.6.2 Penafsiran Data Kualitatif

Proses penafsiran data pada realitanya tidak dapat dipisahkan dengan proses analisis data. Pada penelitian kualitatif, analisis data dan penafsirannya berjalan secara bersamaan, meskipun hasil penafsiran biasanya dihasilkan setelah analisis data dianggap rampung.

Teknik Analisis Data Interaktif merupakan kegitatan pengurutan data sesuai dengan rentang permasalahan, pengorganisasian, data dalam formasi, kategori, ataupun unit tertentu sesuai dengan antisipasi penelitian,interpretasi peneliti berkenaan dengan signifikasi butir–butir ataupun satuan data yang ingin diperoleh, dan penilaian atas butir ataupun satuan data sehingga membuahkan kesimpulan. (Milles, Huberman, 1994: 14)

(11)

3.6.3 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti dengan kata lain data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Melalui teknik ini, diyakini bahwa fakta, data dan informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Pada tahap pertama, data/materi yang dimiliki (data Primer) yang terkait dengan komunikasi organisasi di PT. MTI yang di-check kepada manajemen PT. MTI. Kemudian dari informan tersebut di-recheck melalui observasi penelitian lapangan, yang selanjutnya di cross check dengan apa yang menjadi persepsi peneliti yang menghasilkan data ke-1.

Pada tahap kedua data/materi yang dimiliki (data sekunder) di-check kepada karyawan PT. MTI. Kemudian hasilnya, di-recheck melalui observasi penelitian lapangan, yang selanjutnya menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-2.

3.7 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian sebagai berikut :

1. Perusahaan PT. Media Televisi Indonesia (METRO TV) Alamat Jl. Pilar Mas Raya Kav A-D, Kedoya, Kebon Jeruk Jakarta 11520 . 2. Rumah bapak Andre Burhanudien.

3. Bengkel alat PT. MTI, Permata Hijau. 4. Gudang Joglo PT. MTI.

5. Mata najwa On Stage Semarang, Ciputat, Surabaya, dan Malang. 6. Studio I, II, III, IV, dan War Room PT. MTI.

(12)

8. Ruang rapat BOD lantai 7 PT.MTI.

9. Ayam Goreng Suharti, Paregue, dan rumah Makan Medan.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif, tahapan penelitian dilakukan yaitu:

1. Tahap Pertama : Merupakan tahap penjajakan termasuk menetapkan lokasi penelitian dan melakukan pengamatan atas objek penelitian. Tahapan pertama ini berlangsung selama dua bulan, yaitu bulan februari sampai maret 2016. Selama dua bulan ini, penelitian ditujukan kepada komunikasi organisasi di PT. MTI. Kemudian membuat proposal dan diseminarkan. Penelitian ini telah di persentasikan, di pertahankan dan di setujui oleh Dr Heni Gusfa selaku penguji, dan Dr Rosa Selaku Pembimbing.

2. Tahap Kedua : Melakukan penyusunan usulan penelitian dengan cara wawancara dengan direktur, mgeneral manager, manager, asisten manaJer, dan karyawan. Tahapan kedua ini berlangsung selama empat bulan, yaitu dari bulan april 2015 hingga bulan mei 2016.

3. Tahap Ketiga : Melakukan penyusunan Tesis dengan cara wawancara secara mendalam terhadap direktur, manager, asisten manager, dan karyawan sebaga informan kunci. Tahapan ketiga ini berlangsung selama dua bulan, yaitu dari bulan juni sampai dengan bulan juli 2016.

(13)

Tabel 3.3 Matrik Jadwal Pelaksanaan Tesis (sumber : Olahan Data Peneliti. 2016)

Tahun 2015 2016

NO Kegiatan 10 11 1

2

1 2 6 7

1 Sosialisasi pelaksanaan tesis

2 Pembuatan / bimbingan proposal tesis

3 Penyerahan hasil proposal tesis akhir untuk

seminar 29

4 Presentasi seminar proposal tesis

5 Revisi proposal tesis

6 Pembuatan dan bimbingan tesis

7 Penyerahan hasil tesis akhir untuk seminar

8 Seminar tesis 06

9 Revisi tesis

Gambar

Tabel 3.2 : Matrik Informan kunci dan informan Biasa  (sumber : Olahan Data Peneliti. 2016)
Gambar 3.1 : Triangulasi data Norman K. Denkin (1998:57)
Tabel 3.3 Matrik Jadwal Pelaksanaan Tesis      (sumber : Olahan Data Peneliti. 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji aktivitas antimikroba bubuk buah mengkudu ( Morinda citrifolia L.) yang diekstrak dengan berbagai jenis pelarut

Ketiga novel itu adalah Pasar (P), Mantra Pejinak Ular (MPU), serta Wasripin dan Satinah (WdS).Novel-novel Kuntowijoyo ini merupakan gambaran bagi orang yang tidak

Guru memberi motivasi peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi mendiagnosis kerusakan mekanisme blok silinder dan kelengkapannya dalam

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kelurahan Wates Tahun 2016 memuat gambaran situasi dan kondisi serta program kerja Kelurahan Wates dalam penyelenggaraan

1) Hak Milik, yaitu hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. 2) Hak Guna Usaha, yaitu hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai

Satu hal penting yang bisa saya pelajari dari perbuatan-perbuatan Yesus pada hari Sabat, adalah bahwa dalam mewartakan kasih Allah kita tidak boleh terbatasi

Pertumbuhan bibit kakao hasil skrining terbaik dibawah tekanan allelopati ekstrak alang-alang diperoleh dari perlakuan perendaman selama 4 jam baik terhadap tinggi, jumlah

Di samping itu dapatan kajian ini juga selari dengan kajian yang dijalankan oleh Dussault (2006) yang mendapati wujud hubungan yang signifikan dan positif antara efikasi