• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAPARAN NASKAH AKADEMIK JABATAN FUNGSIONAL PENATA KELOLA PEMILU DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM. Jakarta, 19 November 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMAPARAN NASKAH AKADEMIK JABATAN FUNGSIONAL PENATA KELOLA PEMILU DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM. Jakarta, 19 November 2015"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAPARAN NASKAH AKADEMIK JABATAN FUNGSIONAL

PENATA KELOLA PEMILU

DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

K

OMISI

P

EMILIHAN

U

MUM

(2)
(3)
(4)

NO PEGAWAI JUMLAH % 1. 2. Organik DPK 5.235 4.824 52,04 47,96 Total 10.059 100,00

NO PEJABAT ESELON JUMLAH %

1. 2. 3. 4. Pejabat Eselon 1 Pejabat Eselon 2 Pejabat Eselon 3 Pejabat Eselon 4 1 48 600 2.017 0,03 1,80 22,51 75,66 Total 2.666 100,00 NO PENDIDIKAN JUMLAH % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pasca Sarjana/ S2 Sarjana Diploma 4 Diploma 3 Diploma 2 Diploma 1 SMA SMP SD 604 5.123 18 1.038 14 19 3.017 147 79 6,00 50,93 0,18 10,32 0,14 0,19 30,00 1,46 0,78 Total 10.059 100,00 NO JFT JUMLAH % 1. 2. 3. Dokter Auditor Staf/Pelaksana (JFU) 3 6 7.384 0,04 0,08 99,88 Total 7.393 100,00

NO PANGKAT GOL JUMLAH %

1. 2. 3. 4. Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I 593 5.784 3.481 201 5,90 57,50 34,60 2,00 Total 10.059 100,00

PROFIL SDM KPU

LATAR BELAKANG

(5)

SDM KOMPETEN

K

S

A

PARTISIPASI %

IDI %

TRANSPA-RANSI

VISI

MISI

KPU

TINGKAT KEPERCAYAAN PUBLIK LEGISLATIF PRES / WK GUB / BUP / WALI

PEMILU

JABATAN STRUKTURAL STAF PELAKSANA Visi KPU:

Menjadi Penyelenggara Pemilihan Umum yang Mandiri, Professional, dan Berintegritas untuk Terwujudnya Pemilu yang LUBER dan Jurdil

(6)

SDM KOMPETEN

K

S

A

JABATAN STRUKTURAL STAF PELAKSANA TERBATAS JUMLAH ANTRIAN PANJANG TIDAK JELAS KARIER TIDAK ADA WADAH

DEMOTIVASI APATIS INTEGRITAS

PEMILU ? P E R U B A H A N PENGEMB.

KARIER KOMPETENSI PENGEMB.

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELAS JABATAN UTAMA MADYA MUDA PERTAMA DIKLAT TEKNIS / JAB. FUNGSIONAL DASAR MENENGAH TINGGI

TUKIN

TUNJ. JABATAN FUNGSIONAL

JFT

“PKP”

SDM KOMPETEN, BERINTE-GRITAS, AKUNTABEL PEMILU BERINTEGRITAS

(7)

PRESPEKTIF PERUBAHAN

Terobosan/inovasi

Pembentukan Jabatan

Fungsional Penata Kelola Pemilu

Proses Perubahan

Kondisi Sekarang

1. Jabatan struktural jumlahnya

terbatas;

2. Antrian panjang untuk menduduki jabatan struktural;

3. Pengembangan karir tidak jelas; 4. Wadah jabatan fungsional umum

(pelaksana) terkesan sebagai “keranjang sampah”;

5. Standar kompetensi profesi kepemiluan belum ada; 6. Belum terwadahi profesi

kepemiluan dalam suatu rumpun jabatan fungsional tertentu;

7. Ancaman terjadinya demotivasi dan apatis dalam jangka pendek, menengah dan panjang;

8. Integritas pegawai

kesekretariatan dipertanyakan.

Kondisi Diinginkan

1. Pilihan profesi untuk meningkatkan kompetensi pegawai

kesekretariatan KPU;

2. Adanya wadah dalam rumpun Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu;

3. Pengembangan karir semakin jelas;

4. Tersedianya standar kompetensi kerja Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu;

5. Pengembangan kompetensi melalui Diklat-diklat kepemiluan terencana dengan baik;

6. Peningkatan kesejahteraan

dengan adanya tunjangan Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu; 7. Berkualitasnya penyelenggaraa

Pemilu yang didukung oleh SDM yang kompeten, berintegritas dan akuntabel.

(8)

TUJUAN

Tujuan

Jangka Pendek

Tujuan

Jangka Menengah

Tujuan

Jangka Panjang

Tersusunnya Naskah Akademik Pembentukan Jabatan

Fungsional Penata Kelola Pemilu

Tersusunnya Rancangan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi tentang Jabatan Fungsional Penata Kelola

Pemilu dan Angka Kredit

1. Tersusunnya Rancangan Peraturan Presiden tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu dan juklaknya;

2. Meningkatnya kompetensi dan pengembangan karir pegawai Kesekretariatan KPU

3. Tersusunnya standar kompetensi kerja jabatan fungsional penata kelola pemilu sebagai pedoman sertifikasinya.

(9)

MANFAAT

Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan

kompetensi dan meningkatkan jenjang karir

pegawai Kesekretariatan KPU serta meningkatnya

kesejahteraan melalui jalur Jabatan Fungsional

Penata Kelola Pemilu

Terbentuknya lembaga penyelenggara Pemilu

(KPU) yang kompeten, professional, berintegritas,

kredibel dan akuntabel dalam

menyelenggarakan Pemilu di Indonesia

Terjaminnya hak politik rakyat melalui

penyelenggaraan Pemilu yang memenuhi asas

Pemilu

Bagi

INDIVIDU

Bagi

INSTITUSI KPU

Bagi

MASYARAKAT

(10)

Jangka Pendek:

Agt sd Nov 2015 - 4 bulan

Tersusunnya Naskah Akademik

Pembentukan JFT Penata Kelola

Pemilu yang siap disampaikan ke

MenPAN dan RB dan BKN

Jangka Panjang (Des 2016 sd

Nov 2018) – 2 tahun

Ditetapkannya Peraturan

Presiden tentang Tunjangan

Jabatan Fungsional Penata

Kelola Pemilu dan Juklaknya

Tersusunnya standar

kompetensi kerja Jabatan

Fungsional Penata Kelola

Pemilu

Ditetapkannya Peraturan

Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi tentang

Jabatan Fungsional Penata

Kelola Pemilu dan Angka

Kredit

Jangka Menengah

(Des 2015 sd Nov 2016) – 1 tahun

(11)

MILESTONE

JANGKA PENDEK

AGUSTUS

SEPTEMBER

OKTOBER

NOVEMBER

1. Pertemuan internal Biro SDM KPU;

2. Pertemuan internal antar Biro dan Inspektorat KPU;

3. Konsultasi dengan BKN; 4. Pertemuan gagasan

pembentukan Jabatan Fungsional Penata

Kelola Pemilu dan Sosialisasi JFT; 5. Penyusunan dan

penetapan SK Sekjen tentang Tim

Pembentukan JFT

(Penata Kelola Pemilu).

1. Pertemuan Tim Pembentukan Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu; 2. Pembahasan timeline rancangan Naskah Akademik;

3. Penyusunan draft awal Naskah Akademik; 4. Pembahasan draft

awal Naskah Akademik dengan seluruh

anggota Tim;

5. FGD Tim dengan pihak eksternal (Men PAN dan RB dan BKN); 6. Penetapan draft awal

Naskah Akademik.

1. FGD Tim dengan

stakeholder (Men PAN dan RB dan BKN, dll) membahas draft awal Naskah Akademik; 2. Sosialisasi internal draft

awal Naskah Akademik;

3. Perbaikan draft awal Naskah Akademik; 4. Penyusunan draft akhir

Naskah Akademik.

1. FGD Tim dengan

stakeholder membahas draft akhir Naskah

Akademik;

2. Perbaikan draft akhir Naskah Akademik; 3. Sosialisasi draft akhir

Naskah Akademik; 4. Penetapan Naskah

Akademik;

5. Penyampaian Naskah Akademik kepada Men PAN dan RB dan kepada BKN.

(12)
(13)

Surat Edaran MenPAN dan RB Nomor: B/1363/M.PAN-RB/4/2013

Hal : Pembentukan Jabatan Fungsional Tertentu/ Khusus Pada Kementerian/Lembaga

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS

JABATAN FUNGSIONAL PENATA KELOLA PEMILU

(14)

TAHAPAN PENGAJUAN JFT

Menyusun naskah

akademis dan

diajukan kepada

Kementerian PAN

dan RB dengan

tembusan BKN

Kementerian PAN

dan RB menilai

layak/tidaknya JFT

yang diusulkan

Menyusun butir

kegiatan detail

Melakukan sampel

tiga wilayah

( besar, sedang,

kecil)

Untuk melihat

beban kerja dan

kebutuhan

Melakukan

tabulasi/validasi

beban kerja dan

angka kredit

Menyusun draft

Peraturatn Menteri PAN

dan RB terkait JFT

Menyusun

peraturan bersama

Kementerian PAN

dan RB, BKN, KPU

(15)

PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

Draft Naskah

Akademik

Akademik

Naskah

Focus Group

Discussion

Diskusi dengan

Narasumber

Menpan RB

Diskusi dengan

Narasumber BKN

Diskusi Tim Kecil

(16)

POKOK –POKOK

NASKAH AKADEMIK

 Kata Pengantar  Daftar Isi

 Bab I. Latar Belakang

a) A. Perlunya Jabatan Fngsional

b) B. Maksud dan Tujuan Jabatan Fungsional c) C. Manfaat Jabatan Fungsional

 Bab II Gambaran Umum

a) Kondisi Saat Ini/ Gambaran Saat ini

b) Kondisi Yang Diinginkan/ Keadaan Yang diinginkan  Bab III Konsep Jabatan Fungsional

a. Organisasi Instansi Pembina dan Keberadaan Jabatan Fungsional b. Pokok-pokok Konsep Jabatan Fungsional

c. Dasar Hukum d. Definisi/Pengertian

e. Rumpun Jabatan, Kedudukan, tugas Pokok dan Instansi Pembina

f. Unsur, Sub Unsur dan Kegiatan Hasil Kerja /Output kegiatan dan Uraian tugas/Uraian Kegiatan g. Jenjang Jabatan , Kategori Jenjang Jabatan dan Pangkat

h. Penilaian dan Penetapan Angka Keredit i. Kualifikasi Pendidikan

j. Pengangkatan Dalam Jabatan dan kualifikasi jabatan k. Kompetensi jabatan.

l. Pendidikan dan Pelatihan m. Formasi jabatan Fungsional  Bab IV Penutup

(17)

BAB 1

LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berkualitas diperlukan sebagai

sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat

Penyelenggaraan Pemilu tersebut, telah didukung oleh pegawai Kesekretariatan KPU

yang memiliki pengetahuan, keahlian teknis memadai

Kompetensi yang dimiliki tersebut sampai dengan saat ini belum terwadahi dalam

rumpun jabatan fungsional tertentu sehingga pegawai Kesekretariatan KPU yang

belum dapat mengembangkan karier secara maksimal

Dampak dari lamanya “antrian” akan berakibat terjadinya demotivasi pada pegawai

(18)

Kondisi SDM KPU saat ini:

1. Jabatan struktural jumlahnya terbatas;

2. Antrian panjang untuk menduduki jabatan struktural; 3. Pengembangan karir tidak jelas;

4. Wadah jabatan fungsional umum (pelaksana) terkesan sebagai “keranjang sampah”; 5. Standar kompetensi profesi kepemiluan belum ada;

6. Belum terwadahi profesi kepemiluan dalam suatu rumpun jabatan fungsional tertentu;

7. Ancaman terjadinya demotivasi dan apatis dalam jangka pendek, menengah dan panjang; 8. Integritas pegawai kesekretariatan dipertanyakan.

Kondisi SDM KPU yang diinginkan:

1. Pilihan profesi untuk meningkatkan kompetensi pegawai kesekretariatan KPU; 2. Adanya wadah dalam rumpun Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu; 3. Pengembangan karir semakin jelas;

4. Tersedianya standar kompetensi kerja Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu;

5. Pengembangan kompetensi melalui Diklat-diklat kepemiluan terencana dengan baik;

6. Peningkatan kesejahteraan dengan adanya tunjangan Jabatan Fungsional Penata Kelola Pemilu;

7. Berkualitasnya penyelenggaraa Pemilu yang didukung oleh SDM yang kompeten, berintegritas dan akuntabel.

BAB 2

GAMBARAN UMUM

(19)

BAB 3

KONSEP JABATAN FUNGSIONAL

PENATAKELOLA PEMILU

“Melakukan pengelolaan perencanaan pemilu, pengelolaan tahapan

kepemiluan, pengelolaan logistik pemilu, pelaksanaan pemilu, monitoring

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu, serta penelolaan terhadap

sengketa pemilu”

(20)

RUMPUN JABATAN

Penata Kelola Pemilu termasuk dalam rumpun manajemen.

Rumpun manajemen adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang

kegiatannya berhubungan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan

konsep, teori dan metode operasional, penerapan ilmu pengetahuan di bidang

sistem, pemberian saran atau pengelolaan, pengambilan keputusan dan

pelaksanaan kegiatan teknis yang berhubungan dengan sumber daya

manajemen.

(21)

Sosialisasi dan pendidikan pemilih;

Penjaminan mutu logistik pemilu;

Analis kepemiluan;

Verifikasi kepemiluan ;

Rekapitulasi hasil pemilu

(22)

1.

Melaksanakan kajian di bidang kepemiluan;

2.

Menulis karya ilmiah dibidang kepemiluan;

3.

Menerjemahkan buku di bidang kepemiluan ;

4.

Berpartisipasi secara aktif dalam riset kepemiluan;

5.

Melaksanakan studi banding pemilu ;

6.

Melaksanakan pengembangan bidang kepemiluan.

(23)

1.

Melatih/melakukan bimbingan kepemiluan;

2.

Mengikuti seminar/lokakarya kepemiluan ;

3.

Menjadi pengurus organisasi profesi;

4.

Menjadi anggota delegasi dalam pertemuan internasional;

5.

Menjadi anggota tim penilai jabatan penatakelola pemilu.

(24)

Dasar pendidikan yang dipersyaratkan tingkat keahlian

untuk jabatan fungsional Penata Kelola Pemilu adalah

Sarjana Strata Satu (S1);

Penata Kelola Pemilu harus memenuhi syarat lulus diklat

yang ditetapkan; dan

Kompetensi Yang Dibutuhkan Penata Kelola Pemilu:

(25)

Pegawai Nengeri Sipil (PNS) yang diangkat dalam jabatan Penata kelola Pemilu,

harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Berijazah serendah-rendahnya S1

Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda , golongan ruang III/a;

Telah mengikuti dan lulus diklat yang ditetapkan;

Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Penilaian Prestasi Kerja

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (Dua) tahun terakhir.; dan

Untuk menentukan jenjang jabatan digunakan angka kredit yang ditentukan oleh

pejabat yang berwenang dalam menetapkan angka keredit.

Lanjutan …..

(26)

Untuk pengangkatan PNS dari jabatan lain (inpassing) kedalam Jabatan

Fungsional Tertentu Penata kelola Pemilu atau perpindahan antar jabatan, dapat

dipertimbangkan dengan ketentuan bahwa disamping harus memenuhi syarat

sebelumnya diatas, diharuskan pula memenuhi syarat sebagai berikut:

Pernah mengikuti dua jenis tahapan kepemiluan seperti perencanaan,

pelaksanaan, dan atau pengelolaan sengketa kepemiluan.

Sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun dalam

jabatan terakhir yang didudukinya;

(27)

PENUTUP: KANVAS MODEL INOVASI

“PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA KELOLA PEMILU DALAM RANGKA

PENINGKATAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI KESEKRETARIATAN KPU”

Seluruh Pegawai Kesekretariatan KPU,

KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/ Kota

Kompeten

(berpengetahuan, terampil/ahli, dan sikap kerja)

Berintegritas

(berkarakter jujur)

Akuntabel

(bertanggung jawab) • Koordinasi - waktu • Perubahan Peraturan • Alokasi anggaran Pilihan profesi pegawai, Wadah kompetensi, Peningkatan

profesionalisme, Karir pegawai jelas, Peningkatan kompetensi melalui diklat, Peningkatan kesejahteraan,

Jaminan hak politik rakyat APBN :

Pertemuan internal dan eksternal, FGD, Sosialisasi, Pembahasan draft awal dan draft final dan Rapat

Koordinasi 1. TARGET KLIEN 4. HUBUNGAN KLIEN 3. PELAYANAN 2. NILAI YANG DITAWARKAN 5. KEGIATAN UTAMA 6. SUMBER DAYA 7. MITRA KERJA

Biro SDM bertindak sebagai “prime mover” pembentukan JFT (Penata Kelola Pemilu) 1. Diklat JFT. 2. Penetapan angka kredit. 3. Pengembangan karir. 4. Peningkatan kesejahteraan.

4 Bulan – Naskah Akademik 1 Tahun – PermenPAN dan

RB

2 Tahun – Perpres dan Juklak • Sponsor • Project Leader • Personil • Legalitas Promoters

KPU, KemenPAN dan RB, BKN, Bawaslu, DKPP Defenders Kemendagri, Pemda-Kesbangpol Latens Partai Politik, Pemerhati Demokrasi, LSM Apathetics Masyarakat

8. UNSUR BIAYA 9. IMBALAN 10. RESIKO

UU NO. 5/2014, UU No. 15/2011, PP No. 16/1994, Keppres No. 87/1999

Sasaran Kinerja Pegawai, Kompetensi Terukur, Karir Jelas, Kesejahteraan Menigkat, Tanggung Jawab

Meningkat, Transparansi

Tindak lanjut Program Reformasi Birokrasi:

Terwujudnya peningkatan kompetensi, pengembangan karir, dan terjaminnya kesejahteraan

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Dampak pemoderasi pada hubungan antara keadaan psikologis kritis dan variabel outcomes didasarkan pada argumen bahwa individu dengan GNS lebih tinggi akan

"Meskipun kondisi ekonomi di tahun 2016 tampaknya masih akan sama seperti tahun 2015, kami tetap yakin di tahun 2016 dapat bertumbuh menjadi perusahaan asuransi

Sanggahan sudah diterima selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender setelah pengumuman ini dengan tembusan kepada PPK Kegiatan Pengembangan Pasar dan

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting atau merupakan tahapan utama untuk mengetahui kemampuan praktikan dalam mengadakan pembelajaran didalam kelas.

Penelitian pada tahap pertama menggunakan disain penelitian pengembangan dengan tujuan untuk menciptakan produk berupa buku pengayaan pelajaran Bahasa Indonesia

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa score yang tertinggi dari pertanyaan Indeks Kesiapsiagaan Bertindak adalah pertanyaan tentang pernahkah anda

Proceedings of The Bali 2010 International Geosciences Conference and Exposition, Bali, Indonesia, 19-22 July 2010 To delineate the spatial variations of b-value, we.. divided

yang sarat dengan nilai materialisme dan meniadakan keberadaan Tuhan dilakukan dengan memasukkan nilai Dharma, Artha, dan Kama menuju tax amnesty yang menuju