Modul ke: Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Amin Shabana
Human Relations
Public Relations
dan Human RelationsPublic Relations dalam Manajemen
Manusia adalah mahluk sosial. Ia tidak mungkin hidup
sebatang kara. Ia harus dan akan berhubungan dengan
orang lain dan demi pemenuhan dorongan-dorongan
yang timbul pada dirinya. Dorongan-dorongan tersebut
ialah untuk melangsungkan hidupnya, untuk
mempertahankan dirinya untuk meneruskan jenisnya.
Dorongan untuk mempertahankan diri dapat diketahui
dengan jelas pada kehidupan manusia zaman purba.
Hidup kerjasama dengan orang lain adalah mutlak.
.
Public Relations Menurut Konsep Ivy L.Lee
Ivy L. Lee adalah putra seorang negrawan di Georgia Amerika
Serikat. Pada waktu itu Lee menjabat sebagai wartawan. Pada
tahun 1914 Ivy Lee diangtkat menjadi penasehat John D.
Rockefeller, Jr.
Public relations di Indonesia
Public relations secara konsepsional dalam pengertian “state of
being” di Indonesia baru di kenal pada tahun 1950-an dan
pengembangan secara akademik sejak awal dekade 1960. Pada
public relations melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa
tidak ada. Apabila tidaka ada kedua aspek tersebut, maka nama
lembaga atau nama kegiatan itu bukanlah public relations
Sasaran pulic relations adalah publik internal dan publik
eksternal.
•
Publik internal adalah orang-orang yang berbeda atau
tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai mulai dari sfaf
sampai karyawan bawahan. Sedangkan publik eksternal adalah
orang-orang yang berbeda di luar organisasi yang ada
hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya.
•
Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal
balik. Ini berarti bahwa dalam penyampaian informasi, baik ke
public intern maupun public ekstern harus terjadi umpan balik.
Public relations adalah hubungan antara orang-orang yang memiliki
kepentingan tertentu untuk menciptakan suatu integrasi dalam organisasi sehingga memunculkan citra organisasi. Public relations juga merupakan gejala kemudian menjadi kegiatan tak terorganisasikan.
Definisi Public Relations dalam Perbandingan
Cultip dan Center dalam bukunya terbaru dengan judul yang sama, tetapi kali ini bersama Glen M. Broom, menyatakan bahwa:
Public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau
organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public. Prof. Marston mendifinisikan public relations adalah fungsi manajemen
yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara sebuah organisasi demi kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan dan komunikasi untuk meraih pengertian umum dan dukungan public.
Unsur Hakiki Public Relations
Public relations mempunyai unsur sebagai berikut :
• Suatu fungsi manajemen yang menggunakan penelitian dan upaya yang berencana dengan mengikuti standar etis.
• Suatu proses yang mencakup hubungan antara organisasi dengan publiknya.
• Analisis dan evaluasi melalui penelitian terhadap sikap dan opini dan kecenderungan sosial dan mengkomunikasikannya kepada manajemen. • Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata
cara dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam kepentingan bersama antara organisasi dengan publik.
• Pelaksanaan dan penindakan program kegiatan yang berencana, komunikasi, dan evaluasi melalui penelitian.
• Pencapaian itikad baik, pengertian dan penerimaan sebagai hasil akhir utama dari kegiatan public relations
Keenam unsur di atas menunjukkan korelasi atau hubungan fungsional public relations dengan manajemen dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran
1. Penelitian (Research)
Tahap ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan
fakta yang erat sangkut pautnya dengan pekerjaan yang
akan dikerjakan. Penelitian bisa bersifat “opinion
research” atau bersifat “motivation reserch”. Opinion
research adalah penelitian terhadap pendapat khalayak
mengenai suatu hal atau suatu masalah. J. Carrol
Batemen dalam karyanya Public Relations for Trade
Associations menegaskan, bahwa opinion research
adalah usaha untuk mengukur, secara kualitatif dan
kuantitatif, sikap publik terhadap sebuah perusahaan
dagang, industri atau organisasi lainnya.
Proses dalam Komunikasi
2. Penggiatan (Action)
Tahap action dari kegiatan purel merupakan kegiatan
komunikasi. Ahli purel Cutlip dan Center menanmkan
tahap penggiatan: ‘communicating” (pentahapan proses
purel menurut Culip dan Center adalah fast
finding-planning-communicating-evaluation.
3. Perencanaan (Planning)
Perencanaan disusun dengan berpijak pada data dan
fakta yang diperoleh pada tahap penelitian. Fakta
adalah hal-hal yang dilihat sendiri atau hasil interview
dengan orang yang bersangkutan dengan pekerjaan
yang dikerjakan. Data dan fakta itu adalah apa adanya,
tanpa interprestasi. Jadi perencanaan disusun
berdasarkan fakta, bukan berdasarkan keiinginan PRO.
Sebuah rencana adalah campuran dari kebijaksanaan
Pada umumnya publik-publik dari purel terbagi
menjadi dua bagian besar yang disebut publik
intern dan publik ekstern. Berdasarkan
pengelompokkan tersebut terdapatlah
hubungan-hubungan yang bisa dinamakan:
•
Hubungan dengan publik intern
•
Hubungan dengan publik ekstern
1. Hubungan dengan Karyawan
Sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan jangan berharap memperoleh hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya tidak diberikan informasi atau diberikan informasi yang salah. Kegagalan yang serius dalam komunikasi karyawan menciptakan kelambanan pegawai, ketidakefisienan, produktivitas menurun, semangat kerja menurun, mungkin timbul pemogokan, serta masalah lain yang menimbulkan dan merugikan organisasi, lembaga atau perusahaan, misalnya penjualan produk jasa menurun, keuntungan berkurang, juga citra dan reputasinya menjadi negatif (Moore, 2004 : 348).
Publikasi Karyawan
Dengan adanya tekhnologi komunikasi baru, publikasi cetak masih menjadi media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi. Tujuan publikasi ini umumnya adalah :
1. Menjaga karyawan tetap mendapat informasi strategi dan tujuan organisasi
2. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik.
3. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan, dan tanggung jawab social
yang lebih besar.
4. Mengaku prestasi dan kesuksesan karyawan. 5. Menciptakan peluang komunikasi dua arah.
Sebuah PR juga harus mampu membangun hubungan
yang baik dengan pemegang saham, dan mampu
berkomunikasi apa yang terjadi dalam organisasi /
perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka
harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara
transparan dalam rangka meningkatkan kepercayaan
diri mereka dalam perusahaan. Dengan demikian akan
menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan
terhadap perusahaan.
4. Mengadakan pertemuan
Pertemuan secara face to face adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina hubungan yang harmonis, meningkatkan pengertian bersama, dan meningkatkan kepercayaan. Ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertemuan antara pimpinan organisasi dengan para pemegang saham sehingga akan menambah eratnya hubungan, dapat juga diadakan pertemuan lengkap dengan seluruh karyawan, misalnya acara hala bihalal, peringatan ulang tahun perusahaan pertemuan yang membicarakan masalah pembagian keuntungan, penjualan saham baru. Dsb.
3. Hubungan dengan Pelanggan
Dalam kegiatan kehumasan, komunikasi dengan konsumen tidak dalam konteks transaksi agar produknya dibeli konsumen, namun dilakukan
sedemikian rupa sehingga konsumen menjadi paham, mengerti akan manfaat strategis suatu produk bagi konsumen. Dengan demikian, tujuan komunikasi dengan konsumen adalah untuk meyakinkan pihak konsumen atau calon konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat, berkualitas bagi kehidupannya. Melalui aktivitas komunikasi itu, khalayak yang disebut konsumen akan menjadi paham, dan sadar akan nilai tambah dari produk/jasa yang dihasilkan pihak perusahaan.
Tentu, hubungan dengan konsumen selalu dilandasi suatu niat baik, bahwa pihak perusahaan senantiasa menjaga tanggung jawab sosialnya, dan lebih jauh lagi dalam perspektif Humas, hubungan itu tidak bersifat sesaat, tapi sebaliknya berjangka panjang. Selanjutnya, Humas pun harus mampu
meyakinkan bahwa langkah dan upaya konsumen menggunakan poduk yang ditawarkan itu bukan merupakan sesuatu yang keliru, tapi merupakan sebuah pilihan yang sangat tepat.
Konsumen menjadi paham, mengerti akan manfaat strategis suatu produk bagi konsumen. Dengan demikian, tujuan komunikasi dengan konsumen adalah untuk meyakinkan pihak konsumen atau calon konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat,
berkualitas bagi kehidupannya. Melalui aktivitas komunikasi itu, khalayak yang disebut konsumen akan menjadi paham, dan sadar akan nilai tambah dari
produk/jasa yang dihasilkan pihak perusahaan.
Tentu, hubungan dengan konsumen selalu dilandasi suatu niat baik, bahwa pihak perusahaan senantiasa menjaga tanggung jawab sosialnya, dan lebih jauh lagi dalam perspektif Humas, hubungan itu tidak bersifat sesaat, tapi sebaliknya berjangka panjang. Selanjutnya, Humas pun harus mampu
meyakinkan bahwa langkah dan upaya konsumen menggunakan poduk yang ditawarkan itu bukan merupakan sesuatu yang keliru, tapi merupakan sebuah pilihan yang sangat tepat.