• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standard Operating Procedure Audit Internal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standard Operating Procedure Audit Internal"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Standard Operating Procedure

Audit Internal

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

Universitas Brawijaya

Malang

(2)

LEMBAR IDENTIFIKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA UN10/F07/87HK.01.02.a/08 15 November 2017 AUDIT INTERNAL 2 Halaman 2 dari 9

AUDIT INTERNAL

Proses Penanggung Jawab Tanggal

Nama Jabatan Tanda tangan

1. Perumusan M. Setya Adi Koordinator

Asisten 15 / 11 / 2017 2. Pemeriksaan Rahmi Yuniarti, ST., MT. Kepala Laboratorium 15 / 11 / 2017 3. Persetujuan Ishardita Pambudi Tama, ST., MT., Ph.D Ketua Jurusan 15 / 11 / 2017

4. Penetapan Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. Dekan FT 15 / 11 / 2017 5. Pengendalian Dr. Ir. Surjono, MTP. Wakil Dekan Bid. Akademik 15 / 11 / 2017

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTIFIKASI --- i

DAFTAR ISI ---ii

A. Tujuan --- 1

B. Ruang Lingkup dan Unit yang Terkait --- 1

C. Standar Mutu yang Terkait --- 1

D. Istilah dan Definisi --- 1

E. Urutan Prosedur --- 3

F. Bagan Alir --- 5

(4)

A. Tujuan

Tujuan Standard Operating Procedure audit internal Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri adalah sebagai sarana untuk melakukan verifikasi terhadap efektivitas kinerja dan kegiatan dalam laboratorium dari penerapan system mutu secara efektif dan efisien, dan dapat memberikan masukan untuk melakukan perbaikan.

B. Ruang Lingkup dan Unit yang Terkait

Semua kegiatan audit internal yang dilaksanakan di semua bidang terkait dalam penerapan sistem penjaminan mutu dan pelaksanaan akademis di Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri.

C. Standar Mutu yang Terkait

Standar mutu yang terkait dengan output/outcome dari prosedur audit internal adalah sebagai berikut:

1. Auditor internal JTI yang ditunjuk oleh MR

2. Pimpinan JTI : Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi

3. Auditee: pihak yang diaudit, terdiri dari :

a. Koordinator Kegiatan : seseorang yang tertanggung jawab terhadap suatu kegiatan akademik dan penunjangnya

b. Unit Jaminan Mutu JTI terkait dengan penyelenggaraan jaminan mutu program studi

D. Istilah dan Definisi

Definisi yang digunakan dalam Standard Operating Procedure audit internal adalah sebagai berikut:

1. Laboratorium Sistem Simulasi dan Aplikasi Industri merupakan salah satu laboratorium di bawah Jurusan Teknik Industri.

2. Audit Internal adalah Audit yang dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara keberadaan Sistem penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan pelaksanaannya

(5)

3. Pusat Jaminan Mutu (PJM) adalah lembaga fungsional yang dibentuk oleh rektor dan diberi tugas untuk mengembangkan Sistem penjaminan Mutu Internal (SPMI) di tingkat Universitas.

4. Gugus Jaminan Mutu (GJM) adalah lembaga fungsional yang diberi tugas untuk mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di tingkat Fakultas dengan berkoordinasi dengan Pusat Jaminan Mutu (PJM) di tingkat Universitas dan Unit Jaminan Mutu (UJM) di tingkat jurusan

5. Unit Jaminan Mutu (UJM) adalah lembaga fungsional yang dibentuk oleh Ketua Program Studi dan diberi tugas untuk mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di tingkat Program Studi 6. Management Representative (MR) adalah seseorang yang bertugas:

a. Memantau semua proses yang terkait Sistem Manajemen Mutu (SMM) dengan pihak internal dan eksternal sehingga kegiatan terlaksana serta terpelihara

b. Merencanakan dan mengkoordinasi jadwal rutin tinjauan manajemen, audit internal serta perbaikan SMM UJM JTI UB

c. Mengkoordinasi pengelolaan dokumen, rekaman dan sumberdaya di lingkungan UJM JTI UB

d. Membantu Top Management merencanakan, merumuskan, memantau harapan kepuasan Ketua Program Studi dan feedback pelanggan lainnya

e. Memantau dan melaporkan ketercapaian indikator sasaran mutu minimal dua kali setiap tahun

7. Ketidaksesuaian (KTS) adalah apabila ditemukan:

a. Tidak terdapat elemen sistem,

b. Suatu sistem gagal untuk memenuhi satu klausul dari persyaratan

sistem mutu

c. Penerapan suatu klausul sangat tidak konsisten

d. Ketidaksempurnaan penerapan suatu sistem telah mengarah pada

ketidakpuasan pelanggan

e. Tindakan perbaikan yang tidak efektif dan terpantau dalam dua

kali audit internal secara berturut-turut,

f. Suatu ketidaksesuaian dalam memenuhi suatu persyaratan dalam

satu klausal ISO 9001 atau dokumen referensi lain.

(6)

E. Urutan Prosedur

Urutan prosedur dan persyaratan dalam tahapan audit internal yang digunakan oleh Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri antara lain:

1. Audit Internal Sistem Mutu

a. Sekretaris UJM JTI menyusun rencana Audit Internal Sistem Mutu untuk periode 12 bulan, setiap bagian minimal satu kali dalam satu bulan.

b. Beberapa waktu sebelum dilakukan audit, MR akan menentukan auditor minimal satu orang yakni personel yang terdaftar dalam daftar auditor internal Pusat Jaminan Mutu di tingkat Universitas atau personel lainnya yang dianggap mampu oleh Program Studi. Apabila auditor lebih dari satu orang, maka salah satunya menjadi Ketua Auditor.

c. Paling lambat satu minggu sebelum tanggal audit, auditor yang ditunjuk harus dihubungi agar dapat melakukan persiapkan audit. Apabila terdapat auditor yang berhalangan, maka akan dipilih yang telah siap atau langsung akan digantikan oleh MR. Auditor akan mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan audit dengan Pimpinan program Studi atau Koordinator Kegiatan yang akan diaudit. Jika terpaksa dilakukan perubahan jadwal, maka auditor harus melakukan konfirmasi ke MR.

d. Setelah melaksanakan audit, auditor menyiapkan laporan

terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan, dengan

menggunakan Borang Laporan Ketidaksesuaian (00600900xx). e. Dalam menuliskan ketidaksesuaian dalam borang, Auditor harus

melengkapi kolom-kolom yang disediakan dan mendiskripsikan ketidaksesuaian yang ditemukan dengan mengusahakan 4 unsur temuan yang tercakup dalam laporan tersebut, yaitu:

i. Diskripsi dan ketidaksesuaian (Nonconformance) ii. Bukti nyata (Objective evidence) dari ketidaksesuaian iii. Aspek/proses ketidaksesuaian

iv. Ketidaksesuaian dengan dokumen tertentu

f. Laporan audit internal ditandatangani oleh Auditor sebelum diserahkan kepada Ketua Program Studi atau Koordinator

Kegiatan yang diaudit untuk kesepakatan terhadap

ketidaksesuaian, penentuan tindakan koreksi dan pencegahan yang harus dilakukan oleh bagian yang bersangkutan.

g. Apabila dianggap perlu MR dapat melakukan perubahan terhadap deskripsi dari ketidaksesuaian sebelum dibuat salinannya, baik perubahan redaksional, perubahan terhadap kategori, pembatalan karena alasan kurang/tidak didukung oleh

(7)

bukti obyektif, atau perubahan jumlah karena telah digabung dalam ketidaksesuaian yang dikategorikan major

h. Selama belum terdapat kesepakatan terhadap hasil audit dan tindakan koreksi pencegahan dari bidang terkait, maka Auditor bertanggungjawab terhadap status pelaporan. Dan laporan yang telah dianggap memadai akan diserahkan kepada MR untuk dikaji dan dibuatkan salinan untuk didistribusikan.

i. Apabila bidang yang diaudit tersebut telah melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan sebelum tanggal yang telah disepakati, maka bidang tersebut akan memberitahukan MR untuk dilakukan verifikasi. Apabila MR tidak mendapatkan informasi dari bagian tersebut tentang status tindakan koreksi dan pencegahan, maka MR akan melakukan verifikasi pada waktu yang disepakati.

j. Dan apabila tindakan koreksi dan pencegahan belum dilakukan pada waktu yang disepakati, maka Ketua Program Studi atau Koordinator Kegiatan yang diaudit sebagai penanggung jawab sistem di bagiannya harus membuat alasan secara tertulis mengapa tindakan tersebut belum dilakukan dan menentukan waktu perbaikan. Apabila pada saat verifikasi selanjutnya (waktu yang disepakati) belum juga melakukan tindakan koreksi dan pencegahan tersebut, maka MR membuat Ketidaksesuaian untuk kasus yang sama.

k. Apabila dianggap perlu, MR dapat mengusulkan tindakan atau perubahan terhadap tindakan koreksi atau pencegahan yang diusulkan oleh Ketua Program Studi atau Koordinator Kegiatan yang bersangkutan, dengan beberapa pertimbangan untuk mendukung penerapan sistem mutu.

l. Laporan audit ini akan dijadikan dasar salah satu kajian dalam Rapat Tinjauan Managemen.

(8)

F. Bagan Alir

Mulai

Penyusunan Rencana Audit Internal

Selesai

Penentuan Auditor

Menghubungi Auditor

Pelaksanaan Audit

Penyiapan dan penulisan borang laporan ketidaksesuain Kesepakatan terhadap ketidaksesuaian Verifikasi Apakah terdapat koreksi?

Sekretaris UJM JTI

Management Representative

Pihak yang diaudit

Auditor Pihak yang diaudit

Auditor

Auditor Pihak yang diaudit

Auditor

Laporan audit menjadi salah satu kajian Rapat Tinjauan Management - Notulen 00607 47002 - Surat Keluar 00607 47003 - Pengumuman 00607 47001 - Notulen 00607 47002

Gambar 1. Bagan alir Audit Internal Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri

G. Referensi

Berikut ini merupakan beberapa referensi yang mendukung prosedur audit internal.

(9)

2. Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Teknik

3. Dokumen Organisasi dan Manajemen Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri.

Gambar

Gambar 1. Bagan alir Audit Internal Laboratorium Simulasi dan Aplikasi Industri

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari deteksi pencurian arus listrik pada rumah tangga menggunakan arduino uno yang selesai diimplementasikan maka

Sehubungan dengan akan diadakannya Persidangan RAPAT KERJA (RAKER) tahun 2014, Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari mengundang Bapak / Ibu / Saudara Pengurus Badan Pelayanan

NO AREA PROPINSI / KOTA KABUPATEN/KODYA IBUKOTA KABUPATEN CODE MYEXPRESS..

Tujuan diselenggarakannnya Kebijakan PRODIRA yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kebudyaaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo Nomor :

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis yang

Sebagian besar masyrarakat nelayan.Desa Borong loe memiliki kepercayaan yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi.Masyarakat petani Desa Borongloe memiliki agama yang dianut

4.1 Audit Mutu Internal adalah audit mutu yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan tujuan untuk menentukan kesesuaian dan menilai efektifitas

Melalui beberapa uraian teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang melalui beberapa aktivitas