• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA SINYAL DAN SISTEM

ANALISA SINYAL DAN SISTEM

TE 4230

TE 4230

2

TUJUAN:

• Sinyal dan Sifat-sifat Sinyal • Sistem dan sifat-sifat Sisterm • Analisa sinyal dalam domain Waktu

• Analisa sinyal dalam domain frekuensi menggunakan Tools: • Transformasi Fourier • Transformasi Laplace •Transformasi Z SISTEM EVALUASI 1. TUGAS 20% 2. QUIZ 20%

3. UJIAN TENGAH SEMESTER 30% 4. UJIAN AKHIR SEMESTER 30%

Referensi:

• Signal and System, Oppenheim

• Dan text book lain yang berkaitan dengan Analisa Sinyal dan Sistem

(2)

3

BAB I SINYAL

Sinyal : kuantitas fisik yang berubah terhadap waktu, ruang atau

terhadap

variabel-variabel

independen

lainnya. Secara

matematis, sinyal dijelaskan sebagai suatu fungsi dari satu atau

lebih variabel bebas.

Klasifikasi Sinyal

1. Sinyal Multikanal dan Sinyal multidimensi • Sinyal Multikanal

Sk(t) dimana k=1,2,3, merupakan sinyal dari sensor/sumber ke-k yang merupakan fungsi waktu, maka: Î merupakan vektor multikanal

• Sinyal Multidimensi

Apabila sinyal tergantung dari lebih dari 1 variabel bebas, maka sinyal tsb disebut dengan sinyal multidimensi

4

2. Sinyal Waktu Kontinyu dan Sinyal Waktu Diskrit

’

Sinyal Waktu kontinyu merupakan argument

real fungsi real

x(t) dimana t dapat bernilai real sembarang

x(t) mungkin bernilai 0 untuk range nilai t tertentu yang

diberikan

’

Sinyal Waktu Diskrit merupakan fungsi dari

argument yang hanya bernilai pada bagian

diskrit dari waktu

x[n] dimana n

∈ {...-3,-2,-1,0,1,2,3...}

(3)

3. Sinyal Periodik dan tidak Periodik

Sinyal x(t) periodik dengan perioda t (t>0) jika dan hanya jika

x(t+T) = x(t) untuk setiap t

Jika tidak ada nilai T yang memenuhi persamaan di atas sinyal dikatakan

tidak periodik.

Contoh: x(n) = Asin 2πf

0

n

Sinyal di atas akan periodik apabila f

0

bernilai rasional, ini berarti:

N

k f0 =

dimana k dan N adalah integer

Energi sinyal periodik x(n) dalam satu perioda, 0 < n < T-1, finite apabila x(n) bernilai finite dalam perioda tersebut. Daya rata-rata dari sinyal periodik adalah finite dan nilainya sama dengan daya rata-rata pada satu perioda.

Jadi power dari sinyal periodik dengan perioda T dan mempunyai nilai finite adalah:

5

− = = 1 0 2 | ) ( | 1 N n n x N P

6

TKE-5205-BAB I

4.

Sinyal Bernilai Kontinyu dan Sinyal Bernilai Diskrit

Sinyal bernilai kontinyu: sinyal yang mempunyai

seluruh harga yang mungkin pada range yang finite

maupun infinite.

Sinyal bernilai diskrit: Sinyal yang hanya mempunyai

harga pada range finite.

(4)

5. Sinyal simetris (genap) dan tidak simetris (ganjil)

Suatu sinyal berharga real x(t) disebut simetris (genap) jika:

x(-t) = x(t)

sedangkan suatu sinyal disebut tidak simetris (ganjil) apabila:

x(-t) = -x(t)

Jika x(t) adalah ganjil, maka x(0)=0

[

( ) ( )

]

2 1 ) (t x t x t xe = + −

[

( ) ( )

]

2 1 ) (t x t x t xo = − − ) ( ) ( ) (t x t x t x = e + o

7

15

(5)

8

6. Sinyal Deterministik dan

Sinyal Acak

Sinyal Deterministik

- Sinyal dapat dimodelkan secara matematis

- Dapat diprediksi nilainya

Sinyal Acak

- Sinyal yang tidak dapat dimodelkan secara matematis

- Nilainya tidak dapat diprediksi

A Sinyal Sinusoida Waktu Kontinyu

, -∞<t<∞ (1.1)

dimana:

- A= Amplituda, frekuensi (rad/s), phasa (rad) - F (cycles/s) Î Hertz ) cos( ) (t = At+

θ

xa -∞<t<∞ (1.3)

F

π

2

=

)

2

cos(

)

(

t

=

A

π

Ft

+

θ

x

a (1.2) Beberapa bentuk Sinyal

9

t A

Tp=1/F Sifat-sifat sinyal sinusoida analog:

1. Untuk setiap nilai tertentu frekuensi F, xa(t) periodik. Dapat dilihat dari: xa(t-Tp) = xa(t) dimana Tp =1/F adalah perioda sinyal sinus.

2. Sinyal waktu kontinyu yang mempunyai frekuensi berbeda adalah berbeda satu sama lain.

3. Peningkatan frekuensi F akan meningkatkan rate osilasi sinyal.

Hubungan yang dapat dijelaskan pada sinyal sinusoida menggunakan sinyal exponensial compleks adalah:

(1.4) Euler identity (1.5) ) (

)

(

=

jta

t

Ae

x

φ φ φ cos jsin e±j = ± Frekuensi :

- kuantitas secara fisik bernilai positif.

- Jumlah cycle per unit waktu pada sinyal periodik Frekuensi berharga negatif hanya untuk penyelesaian matematis.

(6)

10

Substitusi persamaan 1.4 dan 1.5 Î pers. 1.1

) ( ) ( 2 2 ) cos( ) ( = Ω +θ = jt+θ + −jta e A e A t A t x (1.6)

Dapat dilihat dari persamaan 6 bahwa sinyal sinus dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan dua buah sinyal eksponensial complex-conjugate dengan amplituda yang sama Î Phasor.

Im Re A/2 A/2 Ωt+θ Ωt+θ

B Sinyal Sinusoida Waktu Diskrit

, -∞<t<∞ (1.7) Dimana:

A = amplituda ω = frekuensi (rad/sample) n = jumlah sample θ = phasa (rad)

) cos( ) (n =A ω +n θ xa ω = 2πf , -∞<t<∞) (1.8) 2 cos( ) (n =A π +fn θ xa Sifat-sifat:

1. Sinyal Sinusoida waktu diskrit hanya periodik pada frekuensi f bernilai rasional. Perioda N (N>0), x(n+N) = x(n) untuk setiap n… (1.9).

Nilai terkecil dari N disebut dengan perioda dasar. Untuk sinusoid dengan frekuensi foakan periodik apabila:

2 Deret unit sample dinotasikan sebagai

δ(t)/

δ(n) dan didefinisikan sebagai:

⎩ ⎨ ⎧ ≡ , 0 , 1 ) (n δ untuk n =0 untuk n ≠ 0 2.1.5

Dengan kata lain bahwa deret unit sample adalah sinyal dimana bernilai 0 untuk setiap n selain n=0 dimana nilainya adalah 1. Sinyal ini kadang disebut dengan sinyal impulse yang ada pada waktu kontinyu.

3 Sinyal Unit Step dinotasikan sebagai u(t) atau u(n) dan didefinisikan sebagai:

⎩ ⎨ ⎧ < ≥ ≡ 0 , 0 0 , 1 ) ( n untuk n untuk n u 2.1.6

11

(7)

4. Sinyal Unit Ramp ⎩ ⎨ ⎧ < ≥ ≡ 0 , 0 0 , ) ( n untuk n untuk n n ur 5. Sinyal Exponential n setiap untuk a n x( )= n

12

apabila a bernilai kompleks maka

dimana r dan θ adalah parameter, selanjutnya x(n) menjadi

:

θ j

re

a

)

sin

(cos

)

(

n

re

r

n

j

n

x

=

jθn

=

n

θ

+

θ

13

(8)

SISTEM

Sistem adalah suatu alat atau algoritma yang beroperasi pada pada sinyal waktu kontinyu/diskrit (input), menurut beberapa aturan yang dibuat, untuk menghasilkan sinyal waktu kontinyu/diskrit dengan bentuk lain (output atau respons) sistem tersebut.

Secara umum dinyatakan:

[ ]

(

)

)

(

t

T

x

t

y

dimana T adalah simbol trasformasi. Deskripsi Sistem Input-Output

Menggunakan ekspresi matematis yang menjelaskan hubungan antara sinyal input dan output ( input-output relationship).

Detail struktur di dalam sistem diabaikan. Cara untuk mengetahui sistem itu hanya dengan memberikan input dan melihat outputnya.

16

[

(

)

]

)

(

n

T

x

n

y

Klasifikasi Sistem

1. Sistem Statik VS Sistem Dinamik

Suatu sistem waktu diskrit dikatakan static (memoryless) jika output pada tiap n hanya tergantung pada sample input pada waktu yang sama.

Suatu sistem waktu diskrit dikatakan dinamik (mempunyai memory) apabila output sistem waktu n ditentukan oleh sample input pada interval dari n-N sampai dengan N. Contoh: Sistem Statik y(n) = ax(n) y(n) = nx(n) + bx3(n) Sistem Dinamik y(n) = x(n) + 3x(n-1)

17

(9)

∑ = − = n k k n x n y 0 ) ( ) (

[

x

n

n

]

T

n

y

(

)

=

(

),

Secara umum dua buah sistem ini didefinisikan sebagai:

2 Sistem tidak berubah terhadap waktu (time-invariant) VS

Sistem berubah terhadap waktu (time-variant)

Teorema:

Suatu sistem T adalah time invariant atau shift invariant jika dan hanya jika

berlaku

T

{

x

(

t

τ

)}

=

y

(

t

τ

)

18

Untuk setiap sinyal input x(n)/x(t) dan setiap pergeseran waktu τ

atau k.

)

(

)}

(

{

x

n

k

y

n

k

T

=

Untuk menentukan apakah suatu sistem time invariant diperlukan suatu test:

1. Beri masukan x(t)/x(n) tertentu ke sistem yang akan diuji sehingga menghasilkan output y(t)/y(n).

2. Selanjutnya beri masukan x(t)/x(n) tersebut tetapi dengan delay k, dan hitung kembali outputnya.

3. Apabila y(n,k) = y(n-k) untuk seluruh harga k yang mungkin, maka sistem tersebut adalah time invariant. Jika output , walaupun untuk satu nilai k, maka sistem tersebut adalah time variant.

(10)

3. Sistem Linier VS Nonlinier

Sistem linier yaitu sistem yang secara umum memenuhi prinsip superposisi. Teorema: Suatu sistem dikatakan linier jika dan hanya jika berlaku:

(2.2.6) untuk setiap nilai x1(n) dan x2(n) sembarang dan a1 dan a2 sembarang.

[

a1x1(n) a2x2(n)

]

a1T[x1(n)] a2T[x2(n)]

T + = +

20

(11)

Representasi grafis prinsip Superposisi. T linier jika dan hanya jika y(n) = y’(n) 4. Sistem Stabil dan tidak Stabil

Teorema: Sistem sembarang disebut BIBO stabil jika dan hanya jika setiap input yang terbatas menghasilkan output yang terbatas pula.

(2.2.7)

5. Sistem Kausal dan tidak Kausal

Sistem disebut kausal apabila outputnya hanya tergantung dari nilai

input sekarang dan atau sebelumnya

Catatan: setiap sistem memoryless adalah kausal, tapi tidak berlaku

sebaliknya.

<

M

x

n

x

(

)

y(n) ≤ M y < ∞

22

23

Interkoneksi Sistem

Suatu sistem dapat diinterkoneksikan menjadi suatu sistem yang

lebih besar.

Ada dua cara untuk mengkoneksikan, yaitu cascade (seri) dan

parallel, yang direpresentasikan seperti gambar di bawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan validasi instrumen asesmen KPS pada materi teori tumbukan yang telah dilakukan oleh validator terhadap aspek kesesuaian isi materi terhadap

Hal yang dapat disimpulkan adalah rata-rata waktu tunggu mahasiswa akuntansi Politeknik Negeri Lampung tergolong cepat karena rata- rata kurang dari 3 bulan

Berlakunya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional juga telah mengubah wajah proses perencanaan pembangunan didaerah, dari bersifat top

Mempelajari berbagai prinsip, ketentuan dan kaidah-kaidah pelestarian dalam penataan kota pusaka secara universal dan mencermati kondisi kota-kota di Indonesia yang

Dengandemikian industrialisasi yang ditopang dengan sektor jasa dipandang cukup berhasil diterapkan di provinsi Sumatera Utara selama periode tersebut.Namun

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kebutuhan protein untuk hidup pokok dan pertumbuhan pada napu sehingga akan memudahkan menyusun kandungan protein

Penelitian ini mengeksplorasi kewirausahaan korporasi untuk kontraktor berdasarkan lima dimensi yang disampaikan oleh Lumpkin dan Dess (1996), yaitu: otonomi, agresif dalam

Pada penelitian disertasi ini diperoleh terminologi baru dari invers Moore Pen- rose pada ring R dengan elemen satuan yang dilengkapi involusi &#34;∗&#34;, yaitu bahwa invers