• Tidak ada hasil yang ditemukan

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 28 September Indeks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 28 September Indeks"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

P P A T K

AML

NEWS

Clipping Service

Anti Money Laundering

28 September 2011

Indeks

1. Dugaan Korupsi

KPK didesak usut kembali kasus PT Semen Baturaja

2. Terorisme

Pemasok senjata divonis 11 tahun penjara

3. Korupsi Kemendiknas

4. Korupsi di Kemenakertrans

Tamsil membantu realisasi program

5. Korupsi di Kementrian Sosial

Berkas Yusrizal Dinyatakan lengkap

6. Polri Tetapkan 2 Tersangka Kasus Korupsi di Kemendiknas

Suarakarya-online.com

Rabu, 28 September 2011 DUGAAN KORUPSI

KPK Didesak Usut Kembali Kasus PT Semen Baturaja

JAKARTA (Suara Karya): Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak segera

mengambil alih penyelidikan kasus dugaan korupsi di PT Semen Baturaja Palembang, Sumatera Selatan, yang diduga melibatkan Ketua DPR Marzuki Alie saat menjadi salah satu petinggi di perusahaan BUMN tersebut.

(2)

Desakan itu disampaikan oleh ratusan massa yang tergabung dalam Laskar Nazaruddin saat melakukan unjuk rasa di dua tempat yang berbeda di Kejaksaan Agung dan gedung KPK, Selasa (27/9).

Koordinator Laskar Nazaruddin, Karnoto menjelaskan, ada dua hal yang menjadi alasan mereka agar kasus tersebut dibuka kembali.

Pertama, Kejaksaan Agung harus segera mencabut surat penghentian penyelidikan perkara (SP3) kasus dugaan korupsi tersebut. Sebab, Marzuki sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh salah satu kejaksaan di Sumatera Selatan, namun kasusnya dihentikan karena intervensi Kejaksaan Agung dengan mengeluarkan SP3," ujar Karnoto.

"SP3 yang dikeluarkan Kejaksaan Agung terkait kasus Marzuki Alie, tidak sah dan harus dibatalkan karena menyakiti rasa keadilan dan merugikan negara ratusan miliar rupiah. Karena itu, kami dari Laskar Nazaruddin, menuntut Kejagung untuk mencabut SP3 dan mengusulkan agar kasus ini diproses oleh KPK," kata Karnoto kepada wartawan.

Karnoto menjelaskan, kasus korupsi pada proyek optimalisasi pabrik PT Semen Baturaja itu, diduga terjadi pada priode 1997-2001. Terkait kasus tersebut, Kejati Sumsel sudah menetapkan tiga tersangka, di antaranya Marzuki Alie yang saat itu menjabat Direktur Komersial PT Semen Baturaja.

Tersangka lain adalah, Kepala Departemen Niaga, Azam Azman Natawijaya dan Direktur Teknik PT Semen Baturaja Darusman. Ketiganya diduga melakukan korupsi sebesar 20 persen dari total anggaran Rp 600 miliar dalam proyek tersebut.

Kedua, lanjut Karnoto, KPK harus segera mengambil alih kasus tersebut. Oleh karena harus diakui bahwa KPK lebih dipercaya oleh masyarakat dibanding Kejaksaan dan Kepolisian.

"Jangan hanya Nazaruddin yang dihukum, karena banyak petinggi Demokrat yang terkait kasus hukum. Kalau Nazaruddin dihukum, Marzuki Alie juga harus dihukum," tegasnya.

Karnoto mengatakan, sejumlah aktivis mahasiswa dan masyarakat sipil yang

tergabung dalam Laskar Nazaruddin, tidak menyangka bahwa Marzuki Alie seorang yang tersangkut masalah hukum. "Namun ternyata dia diduga bermasalah korupsi juga. Itu makanya kami memutuskan untuk melaksanakan demonstrasi ini," jelas dia. Karnoto juga mengatakan bahwa pihaknya mendesak Presiden SBY untuk memecat Marzuki dari jabatannya sebagai Ketua DPR dan menonaktifkannya dari jabatan apa

(3)

pun di Partai Demokrat karena ada potensi penyalahgunaan jabatan demi meloloskan diri dari kasus hukum. Menurut Karnoto, janggal jika sebuah kasus seperti PT Semen Baturaja yang berpotensi merugikan negara sangat besar, dapat di-SP3-kan begitu saja.

Dia menduga, Kejagung mendapat tekanan politik dari Marzuki yang saat itu menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrat di bawah kepemimpinan mantan Ketua Umum Hadi Utomo.

Karnoto menyatakan, pihaknya menduga Marzuki Alie sengaja menjadikan Partai Demokrat sebagai bungker perlindungan dari penyelidikan kasus korupsi. "Presiden SBY seharusnya mendorong dia turun dari posisi Ketua DPR supaya jangan

berlindung di Partai Demokrat," ujar Karnoto.

Keinginan masyarakat mendesak KPK agar segera mengambil alih kasus dugaan korupsi yang melibatkan Marzuki Alie, juga sudah pernah disuarakan Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I).

Bermula dari sepucuk surat yang dilayangkan Direktur Eksekutif KP3-I, Tom Pasaribu ke Kejaksaan Agung pada 1 Februari 2010 untuk meminta penjelasan ihwal

penerbitan SP3 atas nama tersangka Marzuki Alie.

Sayangnya, hingga saat ini surat tersebut tak berbalas. Menurut Tom Pasaribu, ada indikasi SP3 yang dikeluarkan Kejagung, sarat dengan nuansa politik.

"Harus dijelaskan mengapa SP3 dikeluarkan. Sebab, kejaksaan sudah menetapkan dia sebagai tersangka. Setelah jadi tersangka, tiba-tiba kasusnya ditarik Kejagung, saat itulah keluar SP3. Kejagung harus menjelaskan kenapa sampai dikeluarkan SP3,"kata Tom. (Sugandi)

Cetak.kompas.com

Rabu, 28 September 2011 TERORISME

Pemasok Senjata Divonis 11 Tahun Penjara

Medan, Kompas - Majelis hakim Pengadilan Negeri Medan menghukum terdakwa Fadli Sadama dengan hukuman 11 tahun penjara karena dinilai terbukti terlibat dalam jaringan teroris yang menyerang Bank CIMB Niaga dan kantor Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara.

(4)

”Kami memberi waktu tujuh hari kepada terdakwa untuk banding, pikir-pikir, atau menerima amar putusan ini,” kata Ketua Majelis Hakim Agus Rumekso sebelum menutup sidang di PN Medan, Selasa (27/9).

Hakim menjerat Fadli dengan Pasal 15 jo Pasal 9 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1/2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Putusan itu lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum Nur Ainun Siregar, yakni 15 tahun penjara. Fadli didakwa ikut merancang penyerangan Bank CIMB Niaga dan memasok senjata dari Malaysia.

Penasihat hukum Fadli, Erwin Asmadi, menyarankan agar Fadli banding atas putusan tersebut. Alasannya, belum ada fakta jelas di pengadilan yang membuktikan Fadli terlibat permufakatan jahat atau terorisme. Fadli menyatakan masih pikir-pikir. Aktivis KMI

Fadli Sadama, yang juga kerap dipanggil Acin alias Zaid alias Fernando alias Buyung alias Ade, lahir di Dai Lingga, Kepulauan Riau, 29 tahun lalu. Laki-laki lulusan SMA ini terakhir tercatat tinggal di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. Terdakwa merupakan penasihat Kelompok Mujahidin Indonesia wilayah Medan. Organisasi ini berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah.

Dia kenal baik Taufik Hidayat (tewas di Dolok Masihul) yang memimpin perampokan CIMB Niaga dan kantor Polsek Hamparan Perak. Fadli juga ikut mengatur

perampokan yang menewaskan seorang anggota Brimob Polda Sumut. Fadlilah yang membeli dan memasok senjata pesanan Taufik cs dari Malaysia.

Fadli pernah ditangkap Polisi Diraja Malaysia saat hendak ke Indonesia membawa dua senjata. Dia ditahan di Malaysia dan kemudian dideportasi ke Indonesia pada 4 Desember 2010.

Sebelum memvonis Fadli, majelis hakim PN Medan memvonis 13 rekan Fadli dengan hukuman 5 tahun hingga 12 tahun penjara. Mereka adalah Khairul Ghazali alias Abu Yasin (5 tahun penjara), Nibras alias Arab (6 tahun), Agus Sunyoto (6 tahun), Suriadi alias Adi (6 tahun), Anton Sujarwo (7 Tahun), Jaja Miharja (7 tahun), Jumirin, (7

tahun), Beben Khairul Banin (8 tahun), M Choir alias Butong (9 tahun), Pamriyanto (10 tahun), Pautan (10 tahun), Abdul Gani (10 tahun), dan Marwan alias Wak Geng (12 tahun). (MHF)

Detik.com

(5)

Korupsi Kemendiknas

Wamendiknas Fasli Djalal Diperiksa Mabes Polri

Jakarta - Wakil Kementerian Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Djalal memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Mabes Polri. Fasli diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi pengadaan alat bantu belajar mengajar di Kemendiknas. Fasli tiba pukul 09.35 WIB menggunakan mobil dinasnya. Ia lalu berjalan santai sambil meladeni pertanyaan wartawan. Pria yang mengenakan baju safari abu-abu ini datang sendiri dan langsung menuju gedung Bareskrim.

"Pertanyaan umum-umum saja, apa tugas pokok fungsi dirjen, SKnya. Jadi nanti mudah-mudahan sore sudah selesai, dan nanti kita bisa berdialog. Kemudian hubungan dengan struktur dan nama-nama staf saya," kata Fasli di Gedung Bareskrim, Jl Trunojoyo, Jaksel, Rabu (28/9/2011).

Fasli masih diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini. Saat proyek pengadaan alat bantu belajar mengajar, Fasli masih menjabat sebagai Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

"(Pertanyaan minggu kemarin) Mengenai tata cara penganggaran hubungan dengan perencanaan strategis hubungan dengan rencana kerja pemerintah dan kerja kementerian sampai bagaimana sebuah rencana itu disetujui bersama DPR," kata Fasli.

Berapa nilai proyek itu, Pak? "Itu total nanti kita minta kepada aparat yang lebih jelas," jawab Fasli.

Fasli membenarkan proyek tersebut terdistribusi di 30 Provinsi. "Memang distribusinya kan di semua lembaga dan PMTK, pusat pengembangan dan pemberdayaan," papar dia.

"Tersangkanya siapa?" cecar wartawan.

"Itu nanti Bareskrim yang memberikan (penjelasan). Saya masih saksi ya," kata Fasli. Belum diketahui total proyek dan total kerugian negara dalam kasus ini. Polri menyebut ada satu calon tersangka, meski identitasnya belum diungkap. Sebelumnya, Fasli juga pernah diperiksa Rabu (21/9).

(6)

Suarapembaruan.com Rabu, 28 September 2011 Korupsi di Kemnakertrans

Tamsil Membantu Realisasi Program

[JAKARTA] Saksi dalam kasus dugaan suap dana Percepatan Pembangunan

Infrastruktur Daerah Bidang Transmigrasi (PPIDT) tahun 2011 di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Ali Mudhori mengatakan bahwa realisasi program tersebut atas bantuan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dari Fraksi PKS, Tamsil Linrung. "Program Kemenakertrans atas bantuan Pak Tamsil," kata Ali Mudhori di kantor KPK, Jakarta, Selasa (27/9).

Ali menjelaskan program tersebut berawal dari permintannya kepada Tamsil untuk membantu. Dikarenakan, banyak masyarakat di daerah transmigrasi yang masih menderita. Permintaan tersebut supaya tahun 2012 infratruktur di daerah

transmigrasi bisa ditingkatkan. Sehingga, perekonomian di daerah transmigrasi juga meningkat. "Kebetulan keluarga dan teman-teman saya di daerah transmigrasi," ungkap Ali.

Hanya saja, Ali mengaku tidak mengetahui mengenai komitmen fee 10 persen yang dikatakan untuk memuluskan turunnya anggaran PPDIT sebesar Rp 500 miliar ke 19 Kabupaten. "Saya tidak paham mengenai itu (fee 10 perse)," ujar Ali.

Selain itu, Ali juga mengaku tidak mengetahui keterkaitan program PPDIT dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar. Namun, Ali mengaku mengenal Iskandar Pasojo alias Acos. Acos mengaku sebagai staf ahli dari Tamsil Linrung. "Dulu saya pernah di tim asistensi untuk Menakertrans selama setahun dari 1 Januari - 31 Desember 2010," ungkap Ali.

Seperti diketahui, salah satu kuasa hukum tersangka Dharnawati, Rahmat Jaya mengungkap fakta baru dalam kasus dugaan suap dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah bidang Transmigrasi (PPIDT) tahun 2011 di 19 Kabupaten. Rahmat menyebutkan sejumlah nama yang diduga terlibat.

Nama-nama yang disebut oleh Rahmat tersebut mulai dari staf pribadi Menakertrans Muhaimin Iskandar hingga orang dekat Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR

(7)

RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tamsil Linrung.

Menurut Rahmat, ada tiga nama yang diduga aktif berperan dalam proses permintaan dana kepada PT Alam Jaya Papua. Dimana, dua diantaranya staf

Muhaimin, yaitu Ali Mudori dan Fauzi. Ali disebut sebagai staf khusus Menakertrans dan Fauzi menjabat staf ahli Menakertrans. Kemudian, Acoz yang diduga sebagai tangan kanan Tamsil. "Ali Mudori merupakan staf khusus 'Mentra 1'. Fauzi staf pribadi 'Mentra 1'. Acoz orang dekat Tamsil," ungkap Rahmat. [N-8]

Suarapembaruan.com Rabu, 28 September 2011 Korupsi di Kementerian Sosial Berkas Yusrizal Dinyatakan Lengkap

[JAKARTA] Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyatakan berkas penyidikan atas nama mantan Kepala Sub Bidang Kemitraan Usaha Departemen Sosial, Yusrizal, P21 (lengkap). Kasus itu siap naik ke tahap penuntutan.

"Berkas pak Y sudah dinyatakan lengkap," kata Juru bicara KPK, Johan Budi di kantor KPK, Jakarta, Selasa (27/9).

Johan menambahkan, dengan lengkapnya berkas tersebut, maka dalam waktu sekitar dua minggu Yusrizal akan menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta. Yusrizal ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan mantan atasannya Amrun Daulay yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Bantuan Jaminan Sosial (dirjen banjamsos) sejak 8 April lalu. Dimana, politikus Partai Demokrat tersebut telah lebih dahulu menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta.

Amrun sendiri diduga telah melakukan penunjukan langsung terhadap rekanan Depsos dalam pengadan sapi impor dan mesin jahit tahun 2004. Sehingga,

dikatakan merugikan keuangan negara sekitar Rp 15,138 miliar. Sedangkan, Yusrizal disebut-sebut turut membantu penunjukkan tersebut.

Atas perbuatannya, Yusrzal dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 dan atau Pasal 11 UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. [N-8]

(8)

Detik.com

Rabu, 28 September 2011

Polri Tetapkan 2 Tersangka Kasus Korupsi di Kemendiknas

Jakarta - Penyidik Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan dua tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat bantu belajar mengajar di Kemendiknas. Dua tersangka tersebut sudah menjalani pemeriksaan.

"Tersangkanya dua. Tapi, saya tidak bisa jelaskan siapa-siapanya karena masih dalam penyidikan," kata Kabareskrim Komjen Pol Sutarman kepada detikcom usai menghadiri rapat Timwas Century di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu

(28/9/2011).

Menurut Sutarman, Bareskrim terus melakukan investigasi terkait kasus tersebut. Namun Sutarman tidak bisa menjelaskan berapa nilai proyek dan kerugian negara dalam kasus itu.

"Itu masih dalam investigasi tim auditor. Jadi (nilai proyek dan kerugian negara), saya tidak bisa jelaskan dulu," imbuh mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Wakil Kementerian Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Djalal sebelumnya memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Mabes Polri. Fasli diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi pengadaan alat bantu belajar mengajar di Kemendiknas. (her/aan)

Humas PPATK

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC)

(P) +62-21-3850455/3853922

(F) +62-21-3856809/3856826

(E)

humas-ppatk@ppatk.go.id

DISCLAIMER:

Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya

dan digunakan khusus untuk PPATK dan pihak-pihak yang

(9)

memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan

pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media

massa.

Referensi

Dokumen terkait

baik dan buruknya suatu perbuatan, terdakwa juga dapat mengetahui dan dapat membedakan suatu perbuatan yang termasuk perbuatan malawan hukum dan perbuatan mana yang tidak

Dengan ditemukann- ya sejumlah sampel ikan telah terpapar logam berat Hg, As, dan senyawa Sianida (CN) yang relatif tinggi maka dapat diduga hewan laut di Perairan

Sub Judul : Pemanfaatan Beda Temperatur terhadap Hasil Daya Keluaran pada Termoelektrik Generator Sebagai Sumber Energi untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) berbasis

• Abraham dan Sara menyambut tamu mereka dengan ramah, mereka melayani tamu mereka dengan baik, dan mereka memberikan yang terbaik pada tamu mereka, ternyata kedatangan tamu

Seperti yang dikatakan oleh narasumber A selaku dari pihak organisasi mengatakan : “untuk sistem yang kami gunakan diperusahaan dalam kerja lembur kami memilih karyawan yang sesuai

Komisi Yudisial Rl bekerjasama dengan Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung Rl bermaksud menyelenggarakan Pelatihan Tematik Tindak Pidana Pemilu dengan mengikutsertakan