• Tidak ada hasil yang ditemukan

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai

multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan

sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik.

Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

menyebutkan bahwa tujuan kepariwisataan diantaranya: a). Meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, b). Meningkatkan kesejahteraan rakyat, c).

Menghapus kemiskinan, d). Mengatasi pengangguran, e). Melestarikan

alam, lingkungan, dan sumber daya, f). Memajukan kebudayaan, g).

Mengangkat citra bangsa, h).memupuk rasa cinta tanah air, i).

Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan, j). Mempererat

persahabatan antar bangsa. Berdasarkan tujuan diatas diharapkan

kepariwisataan di daerah-daerah di Indonesia mampu meningkatkan

pereekonomian, mengatasi pengangguran, memajukan kebudayaan serta

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik

konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

(2)

sehingga secara langsung menimbulkan permintaan(Tourism Final

Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan

bahan baku untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan

barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan

diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan

akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri

jasa, rumah makan restoran dan lain-lain(Spillane,1994:20).

Pariwisata harus diapresiasikan sebagai suatu alat instrumen untuk

meningkatkan kualitas hubungan manusia, kualitas hidup penduduk

setempat dan kualitas lingkungan hidup.dengan salah satu kriteria bahwa

kegiatan pariwisata harus mampu membuat taraf hidup masyarakat disekitar

tempat pariwisata mendapatkan keentungan dari adanya kegiatan pariwisata.

Yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi

berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara

kepulauan, pemanfaatan pariwisata tidak dipungkiri sangat perlu dilakukan

semata-mata bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyrakat.

Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu

masyarakat adalah bertahan hidup (survive) atau mempertahankan

kelangsungan hidupnya di dalam suatu lingkungan tertentu. Masyarakat

harus mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga mampu untuk

bertahan hidup di dalam dan dari lingkungan tersebut. Hidup dari

(3)

yang terdapat pada lingkungannya tersebut untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

Kegiatan perekonomian dalam kehidupan masyarakat bertujuan untuk

menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dan

anggotanya. Selain itu berfungsi untuk mendayagunakan lingkungan guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan serta harus disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana diatur dalam

pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk

hidup dengan orang lain. Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa

berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang saling bersinambung

tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial.

Salah satu tujuan adanya interaksi itu adalah untuk memenuhi kebutuhan

masing-masing pihak, sehingga seseorang harus berusaha dan berbuat untuk

memenuhi kebutuhannya.

Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu Kabupaten di

Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan sektor unggulan yakni Pariwisata.

Terlihat dari tahun ketahun perkembangan dan tingkat kunjungan wisatawan

asing maupun lokal ke Kabupaten Lombok Tengah semakin meningkat

yang berimbas pada terserapnya tenaga kerja atau terbukanya peluang usaha

bagi masyarakat sekitar sehingga mampu mengurangi pengangguran

(4)

memanfaatkan objek-objek wisata yang ada bagi masyarakat yang tidak

mampu bekerja di sektor formal.

Perkembangan sektor industri Informal di Lombok Tengah dari waktu

ke waktu sangat pesat jumlahnya. Sektor Informal memiliki potensi untuk

menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja yang kurang memiliki

kemampuan dan keahlian yang memadai untuk bekerja di sektor formal,

karena rendahnya pendidikan yang dimiliki.

Tabel 1.1

Jumlah perusahaan dan tenaga kerja pada Industri kecil menurut kelompok Industri di kabupaten Lombok Tengah 2015

No Kelompok Industri

Jumlah perusahaan/usaha Jumlah Tenaga Kerja 1 Formal 41 160 2 3 4 Informal Jumlah 2014 33.047 33.088 33.088 53.468 53.628 53.628 5 2013 32.984 178.002

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah Dalam Angka 2016

Dari data diatas jumlah industri informal menunjukan perbedaan

jumlah yang lebih banyak dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang banyak

dari pada usaha Formal karena bentuk usaha ini banyak dilakukan oleh

masyarakat yang tergolong mudah dimasuki, relatif bermodal kecil,

dilakukan oleh masyarakat golongan bawah dan tidak mempunyai tempat

usaha yang tetap. Sektor usaha informal terbuka bagi siapa saja dan sangat

mudah mendirikannya sehingga jumlahnya relatif banyak dan mampu

menyerap tenaga kerja banyak juga.. Akan tetapi Industri di Kabupaten

(5)

Tengah, hal ini disebabkan karena mayoritas industri yang ada adalah

Industri kecil dan Kerajinan rumah tangga. (BPS Lombok Tengah, 2016)

Pedagang Kaki Lima merupakan salah satu contoh usaha informal

yakni pedagang yang menjajakan barang dagangannya ditempat-tempat

yang startegis, seperti di pinggir jalan di perempatan jalan, di bawah pohon

yang rindang, dan lain-lain. Subsektor informal ini merupakan unit usaha

kecil maka modal yang diperlukan juga kecil bahkan sistem pengolahannya

sangat sederhana. Meskipun dengan modal kecil tersebut orang-orang yang

bekerja di sektor informal pada umumnya mampu mempertahankan hidup.

Pedagang kaki lima juga biasa bekerja dengan waktu yang lama dan

kurang teratur dibandingkan pekerja yang bekerja di sektor formal, hal ini

dilakukan pedagang kaki lima karena ingin mendapatkan penghasilan

tambahan yang lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

kelangsungan usaha yang pedagang kaki lima tekuni. Pedagang kaki lima

juga biasa bekerja dengan waktu yang lama dan kurang teratur

dibandingkan pekerja yang bekerja di sektor formal, hal ini dilakukan

pedagang kaki lima karena ingin mendapatkan penghasilan tambahan yang

lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan

usaha yang pedagang kaki lima tekuni.

Hampir di setiap daerah kita dapat menjumpai Pedagang Kaki Lima

(PKL), baik Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di emperan toko

maupun trotoar. Kebanyakan Pedagang Kaki Lima (PKL) memilih berjalan

(6)

dan tempat wisata. Salah satu objek wisata bahari yang populer yakni pantai

yang menjadi destinasi wisata yang merupakan barometer perjalan

wisatawan ke Lombok khususnya yakni terletak di bagian selatan lombok

tengah atau lebih tepatnya di kecamatan pujut yaitu pantai Kuta Lombok.

Setiap wisatawan yang berkunjung ke Lombok tengah tujuan utama yang

mereka kunjungi tidak lain yakni pantai Kuta Lombok.

Menurut Penelitian yang dilakukan Oleh Kanom (2014) “Strategi Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi pariwisata Berkelanjutan”

Pantai Kuta memiliki daya tarik wisata budaya selain wisata alamnya dan

hal tersebut menjadi kekuatan jika dikembangkan dengan sebaik-baiknya

dengan semaksimal mungkin untuk mendukung perkembangan. Partisipasi

dan keikut sertaan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung

sangat diperlukan, dengan peran serta masyarakat tersebut akan berdampak

pada terbukannya kesempatan kerja dan usaha jasa wisata yang pada

akhirnya mampu meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya

masyarakat lokal setempat yang memanfaatkan kawasan wisata Kuta

lombok untuk menjadi Pedagang Kaki Lima. Akan tetapi Menurut

Tjiptoherijanto (1995:21) dalam Dina (2014), tingkat pendapatan pedagang

kaki lima dinilai masih rendah hal ini karena ada kendala yaitu kurangnya

modal, tidak memiliki sistem akuntansi, kemampuan manejemen, dan

tekhnologi yang rendah, terbatasnya kemampuan dalam memasarkan barang

dagangannya serta jumlah jam kerja yang kurang. Kurangnya modal ini

(7)

disebabkan tidak adanya jaminan dan karena usahanya tidak layak tekhnis

menurut perbankan.

Banyaknya Pedagang Kaki Lima yang berada di kawasan pantai Kuta

Lombok menjadi menarik untuk diteliti, karena pedagang dengan jumlah

yang banyak, jenis produk juga hampir sama. Hal ini mengakibatkan

semakin tingginya persaingan antar pedagang dan mengakibatkan semakin

banyaknya tantangan yang harus di hadapi oleh setiap usaha di sektor

informal ini seperti halnya persoalan tentang bagaimana mencapai

keberhasilan usaha melalui pemilihan kombinasi dari berbagai vaiabel

keputusan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Sekitar

Kawasan Wisata Pantai Kuta Lombok”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di

Kawasan Pantai Kuta Lombok?

2. Seberapa besar tingkat pendapatan Pedagang Kaki Lima dikawasan

pantai Kuta Lombok ?

3. Apakah Modal kerja, Jam Kerja, Lama Usaha, dan Pendidikan

berpengaruh terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Lima dikawasan

(8)

C. Batasan Masalah

Batasan dimaksud untuk mempermudah dan menjelaskan

penelitian yang dilakukan agar penelitian lebih terarah dan tidak

menyimpang dari permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini dibatasi

pada pembahasan mengenai karakteristik Pedagang Kaki Lima, besarnya

tingkat pendapatan Pedagang Kaki Lima dan pengaruh modal kerja, jam

kerja, lama usaha dan pendidikan terhadap pendapatan Pedagang Kaki

Lima di sekitar Pantai Kuta Lombok.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui Karakteristik Sosial Ekonomi pedagang kaki lima di

kawasan Pantai Kuta lombok.

2. Mengetahui besarnya tingkat Pendapatan Pedagang Kaki lima di

Kawasan pantai Kuta Lombok.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Modal, lama usaha , Jam kerja dan

pendidikan terhadap pendapatan Pedagang Kaki Lima di kawasan pantai kuta.

E. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Instansi terkait

Dapat digunakan untuk meninjak lanjuti penanganan pedagang kaki lima di sekitar kawasan Pantai Kuta khususnya dan Tempat-tempat wisata lainnya di Kabupaten Lombok Tengah

(9)

2. Bagi Pedagang Kaki Lima

Dapat digunakan sebagai pedoman dalam usaha peningkatan pendapatan Pedagang Kaki Lima

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan juga menambah wawasan untuk rekan-rekan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran pragmatik terintegrasi dengan hasil penelitian konteks sosial, sosietal, situasional, dan kultural, berbasis paradigma pedagogi reflektif ini disusun dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ) adalah suatu kegiatan pengenbangan implementasi kurikulum di kelas yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada

Diharapkan setelah diformulasikan dengan beberapa senyawa kimia yang mengandung dalam ekstrak daun cocor bebek seperti alkaloid, triterpenes, glikosida, flavonoid, steroid

Seperkara lain yang tidak kurang penting di sini adalah sifat-sifat asal kampung Melayu terus kekal, sementara orang bukan Melayu yang menjadi residennya telah

Mataair Brajan Lama, Gedaren, Susuhan, dan Jolotundo yang memiliki kandungan nilai nitrit melebihi 5 mg/L dapat merepresentasikan bahwa mataair tersebut memiliki indikasi

Beberapa prinsip tersebut antara lain integritas dan empati ahli gizi, objektivitas dalam memberikan pendapat, kerjasama secara kooperatif, menjaga

Sebagaimana tertuang dalam Pasal 144 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 secara internal, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Hasil analisis hubungan panjang total dan berat tubuh ikan pelangi arfak dari Sungai Prafi, Sungai Nimbai dan Sungai Aimasi baik yang dilakukan pada bagian hulu dan