• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DARI KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG MENUJU TEMPAT PENAMPUNGAN PEDAGANG SEMENTARA GEDEBAGE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESPON MASYARAKAT TERHADAP RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DARI KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG MENUJU TEMPAT PENAMPUNGAN PEDAGANG SEMENTARA GEDEBAGE."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DARI KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG MENUJU TEMPAT PENAMPUNGAN PEDAGANG SEMENTARA GEDEBAGE

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

DESSY CAESARANI NURFIRDAUS 1006124

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan

Alun-Alun Kota Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara

Gedebage

Oleh

Dessy Caesarani Nurfirdaus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dessy Caesarani Nurfirdaus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Maasalah Penelitian... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Respon Masyarakat ... 7

1. Pengertian Respon ... 7

2. Macam-macam Respon ... 8

3. Pengertian Masyarakat ... 9

B. Relokasi ... 10

C. Pedagang Kaki Lima ... 11

1. Pengertian Pedagang Kaki Lima ... 11

(5)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hak dan Kewajiban Pedagang Kaki Lima ... 12

4. Penataan Pedagang Kaki Lima ... 13

D. Rencana Struktur Ruang Kota Bandung... 14

1. Pembagian Pusat Pelayanan Kota (PPK) ... 15

2. Pusat Pelayanan Alun-alun (PPK Alun-alun) ... 16

3. Pusat Pelayanan Gedebage (PPK Gedebage) ... 18

(6)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Persentase ... 32

2. Skala Likert ... 33

3. Metode Product Moment ... 35

K. Alur Penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian ... 37

1. Kondisi Umum Kota Bandung ... 37

2. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 43

B. Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Bandung Dalam Melaksanakan Relokasi PKL ... 44

1. Maksud dan Tujuan ... 45

2. Upaya yang Dilakukan ... 46

C. Respon Pedagang Kaki Lima Terhadap Relokasi PKL ... 47

1. Analisis Identitas PKL ... 47

2. Analisis Respon PKL Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 59

3. Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi PKL Terhadap Respon ... 69

D. Respon Masyarakat Terhadap Relokasi PKL ... 75

1. Analisis Identitas Masyarakat ... 75

2. Analisis Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 79

3. Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat dengan Respon ... 102

E. Implikasi Penelitian Terhadap Pembelajaran Geografi ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 110

(7)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Per Subwilayah Kota (SWK) ... 15

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Subwilayah Kota ... 19

Tabel 3.1 Populasi Responden ... 23

Tabel 3.2 Variabel Penelitian ... 25

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 30

Tabel 3.4 Kriteria Persentase ... 33

Tabel 3.5 Skala Likert ... 34

Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Skor ... 35

Tabel 4.1 Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Bandung ... 38

Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Kota Bandung ... 41

Tabel 4.3 Penggunaan Lahan di Kota Bandung Tahun 2008... 43

Tabel 4.4 Komposisi PKL Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.5 Komposisi PKL Berdasarkan Usia ... 48

Tabel 4.6 Komposisi PKL Berdasarkan Status Kependudukan ... 49

Tabel 4.7 Komposisi PKL Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

Tabel 4.8 Jumlah Tanggungan PKL... 51

Tabel 4.9 Tingkat Pendapatan PKL ... 52

(8)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Mata Pencaharian Sampingan PKL ... 55

Tabel 4.12 Tingkat Pengalaman Berdagang PKL ... 55

Tabel 4.13 Jarak Tempuh PKL Menuju Lokasi Berdagang ... 56

Tabel 4.14 Perbandingan Jarak Tempuh PKL Menuju Lokasi Berdagang ... 57

Tabel 4.15 Alat Transportasi Yang Digunakan PKL Menuju Lokasi Berdagang .. 58

Tabel 4.16 Pendapat PKL Mengenai Program Relokasi PKL ... 59

Tabel 4.17 Persepsi PKL Terhadap Sosialisasi Pemerintah... 61

Tabel 4.18 Persepsi PKL Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 61

Tabel 4.19 Persepsi PKL Terhadap Lokasi TPPS Gedebage ... 62

Tabel 4.20Persepsi PKL terhadap Pelaksanaan Pembebasan Lapak ... 64

Tabel 4.21 Persepsi Masyarakat Terhadap Pembagian Lapak Yang Baru ... 64

Tabel 4.22 Persepsi PKL Terhadap Dampak yang Dirasakan ... 65

Tabel 4.23 Perilaku PKL terhadap Program Relokasi PKL ... 66

Tabel 4.24 Rekapitulasi Respon PKL ... 67

Tabel 4.25 Komposisi Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

Tabel 4.26 Komposisi Masyarakat Berdasarkan Usia ... 76

Tabel 4.27 Komposisi Masyarakat Berdasarkan Status Kependudukan ... 77

Tabel 4.28 Komposisi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 78

Tabel 4.29 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 79

(9)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.31 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81

Tabel 4.32 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL

Berdasarkan Pengalaman Masyarakat Menjadi Konsumen Produk PKL ... 82

Tabel 4.33 Persepsi Pengunjung Terhadap Sosialisasi Pemerintah Setempat ... 83

Tabel 4.34 Persepsi Pengunjung Terhadap Lokasi Pemindahan PKL ... 83

Tabel 4.36 Persepsi Pengunjung Terhadap Dampak Positif yang Ditimbulkan ... 84

Tabel 4.37 Persepsi Pengunjung Terhadap Dampak Negatif yang Ditimbulkan .... 85

Tabel 4.38 Sikap Pengunjung Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 86

Tabel 4.39 Rekapitulasi Respon Pengunjung ... 87

Tabel 4.40 Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Sosialisasi Pemerintah Setempat .. 88

Tabel 4.41 Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Lokasi Pemindahan PKL ... 89

Tabel 4.42 Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Dampak Positif yang

Ditimbulkan ... 90

Tabel 4.43 Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Dampak Negatif yang

Ditimbulkan ... 91

Tabel 4.44 Sikap Pengguna Jalan Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 92

Tabel 4.45 Rekapitulasi Respon Pengguna Jalan ... 93

Tabel 4.46 Persepsi Jemaah Mesjid Terhadap Sosialisasi Pemerintah Setempat ... 94

Tabel 4.47 Persepsi Jemaah Mesjid Terhadap Lokasi Pemindahan PKL ... 95

Tabel 4.48 Persepsi Jemaah Mesjid Terhadap Dampak Positif yang

(10)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.49 Persepsi Jemaah Mesjid Terhadap Dampak Negatif yang

Ditimbulkan ... 97

Tabel 4.50 Sikap Jemaah Mesjid Terhadap Pelaksanaan Relokasi PKL ... 97

Tabel 4.51 Rekapitulasi Respon Jemaah Mesjid ... 98

(11)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ... 21

Gambar 3.2 Alur Penelitian... 36

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Bandung ... 40

Gambar 4.2 Peta Rencana Struktur Ruang ... 42

Gambar 4.3 Lapak baru di TPPS Gedebage ... 65

(12)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstrak

Sebuah kota selalu memiliki permasalahan yang kompleks, salah satunya keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang kian lama kian menjamur memenuhi bagian-bagian kota. Kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia mengalami hal tersebut, banyak di jalan-jalan umum, ruang terbuka publik, dan fasilitas umum tidak terlepas dari keberadaan PKL. Berdasarkan fakta di lapangan, telah ditemukan bahwa terdapat PKL yang berdagang secara bebas di zona yang dilarang untuk berdagang bagi para PKL. Maka dari itu Pemerintah Kota Bandung melaksanakan program yang telah direncanakan dari tahun 2011 untuk merelokasi para PKL yang berdagang di zona merah. Pada tahap awal, pelaksanaan relokasi PKL diberlakukan di 3 titik di kawasan Alun-alun Kota Bandung yaitu di Jalan Kepatihan, Jalan Dalem Kaum, dan sekitar Masjid Raya Bandung. Pelaksanaan relokasi PKL tersebut menimbulkan respon dari masyarakat, dan PKL di kawasan Alun-alun Kota Bandung. Peneliti mengadakan penelitian tentang respon masyarakat terhadap relokasi PKL ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi sosialisasi yang dilakukan pemerintah, respon yang ditimbulkan oleh masyarakat serta dukungan yang diberikan untuk program relokasi PKL ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif melalui survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh wilayah serta masyarakat di sekitar kawasan Alun-alun Kota Bandung dan seluruh PKL yang direlokasi. Sampel penelitian ini adalah masyarakat yang terdiri dari pengunjung, pengguna jalan, Jemaah masjid di Kawasan Alun-alun yang diambil secara aksidental dengan jumlah 100 responden serta PKL yang direlokasi dengan jumlah 21 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, studi dokumentasi, wawancara, serta penyebaran angket kepada responden. Setelah data dikumpulkan, kemudian diolah menggunakan teknik analisis statistik dan deskriptif dengan cara persentase, skala Likert, dan metode perhitungan Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan Pemerintah Kota Bandung melaksanakan relokasi PKL karena keberadaan PKL di zona merah mengganggu keindahan dan penataan kota Bandung. Respon dari masyarakat terhadap relokasi PKL ini adalah respon positif, mereka mendukung pelaksanaan relokasi PKL di kawasan Alun-alun Kota Bandung. Respon PKL terhadap relokasi PKL juga menunjukkan respon positif terhadap pelaksanaan relokasi PKL ini, namun mereka tidak sependapat dengan pemerintah apabila PKL direlokasi ke TPPS Gedebage.

Kata Kunci : Masyarakat, Pedagang Kaki Lima, Relokasi, Respon

(13)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

A city always has a complex problem, one of which is the presence of street vendors (PKL) growing increasingly mushrooming meets old parts of the city. Bandung as one of the major cities in Indonesia experienced such things, many in the way of public roads, public open space, and public facilities not in spite of the presence of street vendors. Based on the facts, it has been found that there are street vendors who traded freely in the zone banned to trade for street vendors. Thus the Government of Bandung City carry out programs that have been planned from 2011 to relocate the street vendors who trade in the red zone. In the early stages, the implementation of relocating street vendors imposed in three points at the area of Bandung City Square on Kepatihan street, Dalem Kaum street, and around Bandung Raya Mosque. Implementation of the relocation of street vendors drew the response from public and street vendors in that area. Researcher conducting research on the responses of society towards this goal with the relocation of street vendors to identify a Government socialization, the response evoked by society as well ad the support provided to these street vendors relocation program. The methods used in this research is descriptive methods through survey. The population of this research is the entire region as well as the communities around the area of Bandung city square and all the street vendors were relocated. The sample of this research is the community of visitors, users of the road, and congregation of the mosque in area of the square drawn in accidental with amount of 100 respondents and street vendors who relocated with amount of 21 respondents. The technique of collecting data was done through observation, field studies documentation, interviews, and spread the poll to the respondents. After data are collected and then processed using statistical and descriptive analysis techniques by means of a Likert scale, and method of calculation Product Moment. The result shows that the reason of the Government implement the relocation of Bandung street vendors due to the presence of street vendors in red zone disturb beauty and structuring of Bandung. The response of the community toward relocating street vendors is a positive response, they support the implementation of the relocation of street vendors in Bandung. And the response of street vendors against the relocation of the street vendors are also showing positive response towards the implementation of the relocation of these street vendors, but they did not agree with the Government when street vendors relocated to TPPS Gedebage.

(14)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

(15)

1 Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia, kota-kota besar masih merupakan tujuan bagi mereka yang

ingin memperbaiki nasib dan meningkatkan tarap kehidupannya. Dengan asumsi

bahwa kota memberikan mereka jaminan kehidupan yang lebih layak, dan

tersedianya lapangan pekerjaan. Namun, faktanya seiring terus bertambahnya para

urban yang datang ke kota-kota besar di Indonesia malah menimbulkan masalah

baru bagi daerah tujuan. Hal ini berdampak terhadap lingkungan fisik dan sosial

kota.

Di Kota Bandung pun dengan terdapat berbagai macam masyarakat dengan

latar belakang budaya yang beragam akan mengalami masalah yang sama dengan

kota-kota besar lainnya di Indonesia. Salah satu masalah yang timbul adalah tidak

terserapnya tenaga kerja oleh lapangan kerja yang tersedia, sementara itu kaum

urban dengan mayoritas merupakan tenaga kerja dengan latar belakang

pendidikan yang rendah dan keterampilan yang kurang. Hal ini berakibat

meningkatnya jumlah pengangguran di kota-kota besar. Di sinilah para kaum

urban memilih alternatif pekerjaannya pada sektor informal agar dengan

keterbatasan modal dan keterampilan yang dimiliki, mereka masih dapat

memenuhi kebutuhannya.

Salah satu alternatif yang mereka pilih diantaranya adalah menjadi PKL.

Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan mata pencaharian ini. Namun

realitanya, PKL di kebanyakan kota besar terutama di Bandung menjadi polemik

tersendiri. Hal ini disebabkan karena PKL kebanyakan menggunakan ruang publik

(16)

2

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan sebagai tempat berdagang. Hal inilah yang terjadi dikawasan Alun-alun

serta Mesjid Raya Kota Bandung.

Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah sangat akrab di masyarakat kita. PKL ini

menjajakan dagangan yang relatif lebih murah, dengan barang dagangan yang

cukup variatif, mulai dari makanan, bahkan sampai bahan sandang. Istilah

pedagang kaki lima ini awalnya diberikan kepada para pedagang yang berjualan

dengan menggunakan roda dengan dua roda di samping, dan satu roda di

belakang, serta pedagangnya berdiri dibelakang roda tersebut, sehingga pedagang

yang demikian dikatakan pedagang kaki lima, dengan asumsi roda dari tempat

jualannya pun dikatakan sebagai kaki.

Namun belakangan ini pengertian itu semakin umum, istilah PKL tidak lagi

diberikan kepada pedagang seperti pada penjelasan di atas saja, tapi juga istilah

PKL digunakan bagi para pedagang yang tidak hanya memakai roda tiga, namun

telah memiliki lapak sendiri, bahkan ada yang memiliki tenda yang cukup luas di

mana di dalamnya tidak hanya terdapat lima kaki lagi, sebagaimana pengertian

yang terdapat pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima.

Menurut wakil Walikota Bandung periode 2008-2013 Ayi Vivananda,

sebagaimana yang dikutip www.tribunnews.com terdapat sebanyak 20.326 PKL

yang tersebar di 30 kecamatan di Kota Bandung. Dengan proporsi 79 % berasal

dari luar Propinsi Jawa Barat, 11 % berasal dari luar Kota Bandung namun masih

Propinsi Jawa Barat dan hanya 10% saja yang berasal dari Kota Bandung. Di

Alun-alun Kota Bandung sendiri terdapat 878 PKL yang tersebar di Jalan

Kepatihan sebanyak 497, Jalan Dalem Kaum 331 PKL dan di halaman mesjid

sebanyak 50 PKL dimana kawasan tersebut merupakan zona merah yang

seharusnya bersih dari PKL.

Kondisi ini menyebabkan kawasan Alun-alun Kota Bandung menjadi

daerah macet karena para PKL yang berjualan di sepanjang jalan ini

menggunakan trotoar dan bahu jalan sebagai tempat berjualan, sehingga pejalan

 

(17)

3

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaki yang seharusnya menggunakan fasilitas itu harus berjalan di badan jalan, hal

ini menyebabkan arus lalu lintas menjadi terganggu. Selain itu konsumen yang

memadati lapak-lapak dari PKL itu juga ikut mengganggu ketertiban lalu lintas.

PKL di kawasan Alun-alun Kota Bandung tidak hanya memadati ruas

jalan-jalan di sekitarnya, tapi terdapat PKL yang juga berjualan di sarana ibadah yaitu

Mesjid Raya Kota Bandung. Seperti telah dipaparkan di atas, terdapat 50 PKL

yang berjualan di dalam area Mesjid Raya. Hal ini tentu sangat mengganggu

pengguna mesjid yang seharusnya mesjid tersebut menjadi sarana peribadatan

tetapi pada kenyataannya digunakan untuk berjualan, hal ini tentu saja

mengakibatkan peralihan fungsi mesjid.

Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031, kawasan

Alun-alun Kota Bandung merupakan PPK (Pusat Pelayanan Kota) yaitu : pusat

pelayan ekonomi, sosial dan atau administrasi yang melayani wilayah kota (pasal

1). Seharusnya mencerminkan pola keruangan yang baik dan tertata. Penataan

ruang PPK seharusnya memberikan contoh yang baik terhadap SPK (Subpusat

Pelayanan Kota) sebagai pusat pelayanan bagi subwilayahnya. Sehingga tercipta

kesatuan ruang yang baik dan efisien.

Relokasi PKL ini mengusung konsep keputusan berdasarkan kesepakatan.

Jadi hal yang dilakukan oleh pemerintah setempat adalah pendekatan terhadap

PKL tersebut. Namun pada pelaksanaannya tidak semua PKL yang berjualan di

zona merah ini menyetujui keputusan Walikota Bandung yang baru dilantik ini.

Namun dengan adanya pelaksanaan relokasi para PKL ini akan menimbulkan pro

dan kontra bagi pihak-pihak terkait seperti para penjual, para pembeli, dan juga

pengguna jalan.

Dalam setiap kebijakan tentu saja diharapkan dapat berdampak positif bagi

masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri dari adanya suatu kebijakan tersebut

mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif bagi beberapa pihak tertentu.

(18)

4

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan akan meminimalisir dampak

negatif yang mungkin akan ditimbulkan dari kebijakan tersebut.

Dengan melihat gambaran umum yang telah dipaparkan, maka peneliti

merasa tertarik untuk mengidentifikasi lebih jauh tentang bagaimana respon

masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena dampak secara langsung

maupun secara tidak langsung dalam pelaksanaan relokasi PKL di kawasan

Alun-alun Bandung ini. Respon masyarakat tersebut dilihat dari persepsi dan sikap

masyarakat terhadap pelaksanaan relokasi PKL di kawasan Alun-alun Kota

Bandung menuju TPPS Gedebage ini. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang

masalah di atas peneliti melakukan penelitian dengan judul “RESPON

MASYARAKAT TERHADAP RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DARI

KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG MENUJU TEMPAT

PENAMPUNGAN PEDAGANG SEMENTARA GEDEBAGE”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan yang terjadi melalui observasi wawancara dan dokumentasi yang

tertuju pada respon masyarakat terhadap relokasi PKL. Masalah-masalah yang

terjadi dapat diidentifikasi yaitu, tentang seperti apa kebijakan dari Pemda Kota

Bandung mengenai relokasi PKL, selain daripada itu fokus utama diadakannya

penelitian ini adalah tentang respon yang timbul dari masyarakat yang meliputi

pengunjung kawasan Alun-alun sebagai pihak yang merasakan dampak dari

keberadaan PKL, serta para PKL sebagai objek dari pelaksanaan relokasi ini.

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadinya

penyimpangan terhadap fokus kajian.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Melihat fenomena yang terjadi dari latar belakang diatas maka peneliti akan

(19)

5

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana kebijakan Pemerintah Kota Bandung merelokasi PKL dari

kawasan Alun-alun Kota Bandung menuju TPPS Gedebage?

2. Bagaimana respon para PKL yang direlokasi terhadap pelaksanaan relokasi

PKL dari kawasan Alun-alun Kota Bandung menuju TPPS Gedebage?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap bebasnya kawasan Alun-alun Kota

Bandung dari keberadaan PKL?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi, mendeskripsikan serta menganalisa kebijakan Pemerintah

Daerah Kota Bandung dalam merelokasi PKL dari kawasan Alun-alun Kota

Bandung menuju TPPS Gedebage.

2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan respon para PKL yang direlokasi

terhadap pelaksanaan relokasi PKL dari kawasan Alun-alun Kota Bandung

menuju TPPS Gedebage.

3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan respon masyarakat terhadap bebasnya

kawasan Alun-alun Kota Bandung dari keberadaan PKL.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kajian yang

dibahas di penelitian ini. Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam mengambil kebijakan

mengenai masalah PKL di Kota Bandung dan tata ruang wilayah Kota

Bandung yang lebih baik.

2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat secara luas mengenai

penataan PKL di Kota Bandung.

(20)

6

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

Bab I pada skripsi ini berisi pemaparan mengenai latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II pada skripsi ini berisi uraian mengenai teori-teori yang sesuai dan

menunjang pelaksanaannya penelitian ini, yang meliputi respon

masyarakat, relokasi, pedagang kaki lima, dan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Bandung.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Bab III pada skripsi ini berisi penjelasan mengenai pengaturan penelitian,

aspek yang dikaji, serta proses yang ditempuh dalam suatu penelitian,

meliputi penjelasan mengenai lokasi penelitian, metode penelitian,

variable penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan

analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV pada skripsi ini berisi pembahasan hasil dari pelaksanaan

penelitian ini, yaitu jawaban dari setiap rumusan masalah penelitian

mengenai respon masyarakat terhadap relokasi PKL dari Kawasan

Alun-alun Kota Bandung menuju TPPS Gedebage.

(21)

7

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V pada skripsi ini merumuskan penjelasan secara singkat mengenai

hasil dari penelitian ini, saran mengenai masalah yang dikaji, dan

rekomendasi untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini,

yaitu berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lainnya. Dalam

penelitian daftar pustaka skripsi ini menggunakan sistem penelitian

(22)

20 Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengkaji mengenai relokasi PKL dari lokasi A ke lokasi B,

dimana objek dari penelitian ini mengalami proses relokasi atau pemindahan

tempat berdagang, maka dari itu penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu :

1. Lokasi A

Lokasi ini merupakan lokasi awal tempat Pedagang Kaki Lima

berdagang sebelum direlokasi. Terdapat tiga titik lokasi yang merupakan

bagian dari tujuh titik zona merah yang seharusnya bebas dari keberadaan

pedagang kaki lima. Tiga titik tersebut yaitu Jalan Dalem Kaum, Jalan

Kepatihan, dan Masjid Raya Kota Bandung (alun-alun kota) yang ketiganya

berada di kecamatan Regol, kota Bandung.

2. Lokasi B

Lokasi ini merupakan lokasi pemindahan para pedagang kaki lima

setelah direlokasi, yang dinamakan Tempat Penampungan Pedagang

Sementara (TPPS) terletak di Pasar Induk Gedebage Jalan Soekarno Hatta

nomor 827, kota Bandung.

Untuk melihat lebih jelas dua lokasi dilaksanakannya penelitian ini, dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Yunus (2010, hlm. 260-261) populasi adalah kumpulan dari

satuan-satuan elementer yang mempunyai karakteristik dasar yang sama atau dianggap

(23)

21

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga dikenal dengan istilah fenomena geosfer dapat menjadi populasi. Jadi

(24)

22

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

(25)

23

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut Tika (2005, hlm. 24) mengenai populasi mengatakan

bahwa populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas. Dengan demikian, populasi merupakan kumpulan

individu/obyek, baik berupa mahluk hidup, wilayah, fenomena, yang akan

dijadikan perhatian atau pertimbangan bagi peneliti.

Maka berdasarkan batasan diatas peneliti menggunakan dua populasi

berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

a. Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah kawasan Alun-alun Kota

Bandung dan TPPS Gedebage.

b. Populasi manusia dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang

berkunjung ke kawasan Alun-alun Kota Bandung, serta seluruh PKL

yang direlokasi ke TPPS Gedebage.

2. Sampel

Yunus (2010, hlm. 267) mendefinisikan bahwa sampel merupakan kata

benda yang mengandung pengertian objek-objek/bagian dari populasi yang akan

diteliti dan dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran mengenai karakter

populasi. Sedangkan menurut Tika (2005, hlm. 24) mengemukakan bahwa sampel

adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili satu populasi.

Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan dua teknik

sampling, yaitu :

a. Teknik Aksidental Sampling

Menurut Yunus (2010, hlm. 305) jenis teknik ini hanya dapat dilakukan

apabila peneliti tidak mengetahui sampling frame dan sulit menemukan atau

menemui anggota populasi yang dapat dipilih menjadi anggota sampel

sehingga untuk maksud memperoleh gambaran mengenai populasi, peneliti

memutuskan untuk memilih siapa saja yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan dan yang dapat ditemui. Sebagai contoh Masyarakat yang akan

(26)

24

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sedang berkunjung, pengguna jalan, dan juga jemaah masjid di sekitar

Kawasan Alun-alun Kota Bandung.

b. Teknik Random Sampling

Menurut Yunus (2010, hlm. 282) Teknik Random Sampling merupakan

aplikasi teknik penentuan anggota sampel dari anggota populasi dilakukan

atas dasar filosofis bahwa semua anggota populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Masyarakat yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling

ini adalah para PKL yang telah direlokasi menuju TPPS Gedebage. Jumlah

PKL yang telah terdaftar untuk direlokasi adalah

Tabel 3.1

Populasi Responden

Jumlah PKL

Total Jalan Kepatihan Alun-alun dan

Dalem Kaum Pengajuan

Registrasi PKL

497

381

878

Realisasi

Registrasi PKL

196

210

406

Sumber : PD. Pasar Bermartabat (2014)

Untuk menentukan Jumlah dari responden, maka dilakukan perhitungan

seperti berikut :

dengan tingakat kesalahan 10%, maka sampel dari PKL yang telah registrasi

(27)

25

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk

memperoleh data dalam melakukan penelitian. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode survei deskriptif. Menurut Arikunto (2009, hlm. 234)

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala

menurut apa adanya saat penelitian dilakukan.

Arikunto (2009, hlm. 250) mengemukakan bahwa ada beberapa penelitian

yang dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif, salah satunya adalah

metode survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang biasanya dilakukan

untuk subjek penelitian yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan

pendapat atau informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian

dilangsungkan. Selain daripada itu, Arikunto (2009, hlm. 236) menambahkan

mengenai penelitian survei, yaitu

Informasi yang diperoleh dari penelitian survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula hanya sebagian dari populasi. Survey yang dilakukan kepada semua populasi dinamakan penelitian sensus, sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan sebagian dari populasi disebut sebagai survey sampel.

Selain daripada itu, Yunus (2010, hlm.314) mengemukakan bahwa dalam

penelitian survey deskriptif, data yang dikumpulkan kebanyakan bersifat verbal

yang diperoleh dari wawancara (apabila objek kajiannya adalah manusia) dan

diwadahi dalam questionnaires.

D. Variabel Penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi, yang menjadi

(28)

26

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objek dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat, dimana menurut Arikunto (2009, hlm. 46)

bahwa variabel bebas itu adalah “variabel penyebab” (independent variable),

sedangkan variabel terikat itu adalah “variabel akibat” (dependent variable), kedudukannya tidak dapat dibalik. Dengan kata lain , variabel bebas itu

merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan kedudukannya tidak

dapat ditukar.

Objek yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

relokasi PKL tersebut, dimana objek ini mempengaruhi hasil dari respon

masyarakat sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui variable-variabel

penelitian yang terdapat pada penelitian ini, selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 3.2

Tabel 3.2

Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Karakteristik masyarakat,

1. Karakteristik PKL meliputi :

 Usia

(29)

27

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Tingkat pendidikan

Judul dari penelitian ini adalah “Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota Bandung Menuju Tempat

Penampungan Pedagang Sementara Gedebage”. Untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam menafsirkan judul penelitian dan sebagai

dasar acuan dalam penelitian ini, maka penulis menjabarkan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Respon

Respon berasal dari kata response, yang berarti balasan atau tanggapan

(reaction). Secara khusus, kata respon merupakan istilah psikologi dimana

menurut Ahmadi (2004, hlm. 64) mengemukakan pengertian respon adalah

gambaran ingatan dan pengamatan yang mana objek yang telah diambil tidak

lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Menurut Sobur (2010, hlm. 71)

menyatakan bahwa hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah

respon adalah sikap, persepsi dan partisipasi. Kemudian Fauzia (2013, hlm. 7)

menambahkan bahwa respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap

yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh,

atau penolakan, suka atau tidak suka, serta pemanfaatan pada suatu fenomena

tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan respon yaitu pengetahuan,

kesan dan pendapat masyarakat terhadap pemindahan lokasi PKL di kawasan

Alun-alun Kota Bandung menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara

(TPPS) Gedebage.

2. Masyarakat

Mac lver dan Page dalam Soekanto (2006: 22), memaparkan bahwa

(30)

28

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah

laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. sedangkan Menurut Harton dan Hunt

(dalam Mutakin, 2004, hlm. 28) mendefinisikan masyarakat sebagai kelompok

manusia yang secara nisbi mampu menghidupi kelompoknya sendiri, bersifat

independen dan mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan, serta

kebanyakan kebanyakan kegiatannya berlangsung di dalam kelompok itu sendiri.

Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terkena dampak

baik secara langsung maupun tidak langsung. Masyarakat tersebut yaitu terdiri

dari :

a. Pengunjung pusat perbelanjaan Kawasan Alun-alun Kota Bandung

b. Pengguna jalan di sekitar Kawasan Alun-alun Kota Bandung

c. Jemaah Mesjid Raya Kota Bandung

d. Para PKL yang telah direlokasi dari kawasan Alun-alun Kota bandung

menuju TPPS Gedebage.

3. Relokasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kata relokasi adalah

pemindahan tempat. Dalam penelitian ini, maksud dari kata relokasi adalah

pemindahan tempat PKL yang berada di zona merah yaitu di kawasan Alun-alun

Bandung yang terdiri dari tiga titik antara lain Jalan Kepatihan, Jalan Dalem

Kaum, dan sekitar Mesjid Raya Bandung menuju tempat Penampungan Pedagang

Sementara (TPPS) yang terletak di Pasar Induk Gedebage.

F. Teknik Pengumpulan Data

Agar data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat terkumpul, dalam

penelitian ini penulis menggunakan teknik dan alat pengumpulan data dari dua

sumber data yaitu dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Angket

Teknik angket ini dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

(31)

29

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini. Seperti yang dikemukakan oleh Nawawi (dalam Tika. 2005, hlm.

54) bahwa angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh

responden.

2. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang

terdapat pada objek penelitian (Tika, 2005, hlm. 44). Teknik ini dimaksudkan

untuk mendapatkan data dengan mengadakan pengamatan langsung di lokasi

penelitian dan mendapatkan Gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang

dikaji.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan dokumen dari instansi terkait dengan berupa

transkrip data, dokumentasi di lapangan, peta yang digunakan, dan data penunjang

lainnya yang bertujuan untuk memperkuat hasil dalam suatu penelitian.

4. Studi Literatur

Teknik ini dilakukan dengan cara buku-buku sumber yang relevan serta

informasi dari media apapun yang berkaitan dengan penelitian, baik itu pendapat

sebagai dasar teori maupun sebagai pembandung dalam pemecahan masalah.

5. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait sebagai narasumber

yang dianggap dapat memberikan penjelasan sehubungan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian, dimana peneliti terlebih dahulu telah menyiapkan

instrument pertanyaan yang dijadikan pedoman pada saat melaksanakan

wawancara.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pihak instansi terkait

yaitu Dinas Tata Ruang dan Diskoperindag Kota Bandung, serta Satuan Polisi

(32)

30

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Alat Pengumpulan Data

Suatu penelitian tentunya memerlukan peralatan untuk mengumpulkan data

agar data yang dibutuhkan terkumpulkan dengan baik dan benar serta

terkoordinasi. Mantra (1998) (dalam Yunus, 2010, hlm. 382) mengemukakan

bahwa ada 5 macam alat utama untuk mengumpulkan data pada sebuah penelitian

yaitu (1) buku harian, (2) buku catatan, (3) daftar pertanyaan, (4) alat pemotret,

(5) peta. Namun Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan semua

peralatan yang dikemukakan oleh Yunus tersebut. Berikut ini adalah peralatan

yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, yaitu :

1. Peta Dasar, terdiri dari :

a. Peta rupabumi 25.000 lembar 1209-311 Bandung

b. Peta rupabumi 25000 lembar 1209-312 Ujungberung

2. GPS, digunakan untuk menentukan titik koordinat lokasi penelitian

3. Kamera, digunakan untuk memotret, merekam suara derta merekam gambar

bergerak yang tentunya dibutuhkan untuk pengumpulan data

4. Instrumen dan checklist lapangan

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dikemukakan Arikunto (2009, hlm. 134)

merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data, kualitas instrumen

akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Dalam menyusun sebuah

instrumen, peneliti sebaiknya memahami secara mendalam variabel dari

penelitiannya karena dalam membuat instrumen dibutuhkan penjabaran mengenai

sub variabel, indikator, dan butir-butir pertanyaan yang dimunculkan dalam

angket. Berikut ini merupakan beberapa langkah yang dilakukan dalam

mempersiapkan instrument, yaitu sebagai berikut :

Yang pertama dilakukan peneliti dalam menyusun instrumen yaitu harus

(33)

31

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengikuti langkah-langkah dalam menyusun instrumen menurut Arikunto (2009,

hlm. 135), sebagai berikut :

a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.

b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel. c. Mencari indikator setiap sub atau bagian indikator. d. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.

e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

f. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

Apabila langkah-langkah di atas sudah terlaksana dengan baik dan benar,

maka kisi-kisi instrumen penelitian pun telah berhasil dirumuskan. Kisi-kisi

instrumen yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen

No Aspek dan sub Aspek

Indikator Nomor Item Sasaran

(34)

32

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Input  Kondisi responden di lokasi penelitian

 Jarak tempuh

Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian, langkah

selanjutnya yang ditempuh olehpeneliti adalah mengolah data yang telah

terkumpul yaitu dengan cara mengubah data yang bersifat mentah menjadi data

yang sudah jadi agar dapat dipahami oleh pembaca.

Menurut Yunus (2010, hlm. 239) dalam penelitian ini peneliti belum

melakukan analisis, namun baru mengecek kebenaran data, menyusun data,

melaksanankan coding, melaksanakan klasifikasi data, mengoreksi jawaban

kuesioner yang kurang jelas (apabila peneliti menggunakan kuesioner) membuat

tabel-tabel yang diperlukan, dan representasi data dalam bentuk gambar atau peta.

Agar proses pengolahan data terlaksana dengan baik, maka peneliti harus dapat

menentukan teknik pengolahan data yang sesuai dengan penelitiannya. Berikut ini

merupakan langkah-langkah peneliti dalam mengolah data, yaitu :

1. Editing

Definisi editing data menurut Tika (2005, hlm. 63) adalah penelitian

kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah

dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diprosesn atau diolah lebih

lanjut. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Tika, dalam tahap ini

peneliti melaksanakan editing data dengan cara memeriksa kelengkapan

pengisisan kuesioner, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban,dan relevansi

jawaban dari responden.

(35)

33

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah tahap editing data selesai, peneliti melanjutkan mengolah data

dengan teknik coding atau dengan kata lain mengklasifikasian setiap jawaban dari

para responden berdasarkan macam kategorinya.

3. Tabulasi Data

Setelah melakukan editing dan coding data, maka yang dilakukan peneliti

selanjutnya adalah proses tabulasi data, yaitu merubah bentuk data menjadi

bentuk tabel. Tujuan dari tabulasi data adalah memudahkan peneliti dalam

melakukan analisis data, jika memang tabel yang dibuat sesuai dengan tujuan

penelitian tersebut.

J. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti berhasil mengolah data dengan baik sesuai dengan

tahapannya, maka peneliti dapat melanjutkan ke tahap analisis data. Menurut

Yunus, (2010, hlm. 239) tahap analisis adalah kegiatan yang tidak dapat

diwakilkan pada orang lain, tetapi harus dilakukan oleh peneliti sendiri karena hal

ini menyangkut validitas hasil penelitian, kualifikasi intelektualitas dan

kompetensi peneliti. Tika (2005, hlm. 77) mengemukakan bahwa

Analisis terhadap data penelitian geografi, dapat dilakukan dengan cara : 1. Analisis statistik;

2. Analisis penginderaan jauh; 3. Analisis computer;

4. Analisis deskriptif.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik dan deskriptif, karena

menurut Tika (2005, hlm. 116) analisis data secara deskriptif penting untuk

menjelaskan data yang bersifat kuantitatif, baik dalam bidang Geografi Sosial

maupun Geografi Fisik. Alasan lainnya yaitu penjelasan dari Arikunto (2009, hlm.

297) yang menyatakan bahwa analisis statistik deskriptif mempunyai fungsi untuk

menggolong-golongkan atau mengelompokkan data yang masih belum teratur

(36)

34

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti pendapat para ahli yang telah disebutkan, bahwa statistik deskriptif

itu berfungsi untuk mengelompokkan, menggarap, menyimpulkan, serta

menyajikan data hasil olahan. Sesuai dengan fungsinya ini maka statistik

deskriptif cocok untuk penelitian yang tujuannya mendeskripsikann, yaitu

penelitian deskriptif. Cara analisis data penelitian dengan statistik sederhana yaitu

dengan cara frekuensi, tabel, persentase, dan grafik.

1. Persentase

Analisis Statistik adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

kecenderungan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan dengan

mengguakan metode persentase. Data yang terkumpul berupa tabel, bagan,

gambar, dan peta kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, dengan

mnggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: (%) = Persentase

n = Jumlah

f = Frekuensi

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, hasil perhitungan berupa

persentase tersebut digunakkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan

pengumpulan data. Adapun kriteria persentase menurut Arikunto (2010) yang

digunakan secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.4

(37)

35

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Arikunto (2010)

2. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2011,

hlm. 20) Dalam kriteria Likert terdapat beberapa kategori untuk setiap jawaban

dari kuesioner, dengan menggunakan perhitungan skor seperti berikut :

a. Pernyataan positif

Skor = {(F1 x 5) + (F2x 4) + (F3 x 3) + (F4 x 2) + (F5 x 1)}

Keterangan

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju)

F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Tidak Setuju)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju)

b. Pernyataan Negatif

Skor = {(F1 x 1) + (F2x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5)}

Keterangan

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju)

F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Netral)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Tidak Setuju)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju)

Untuk menentukan seperti apa sikap dan persepsi dari masyarakat yang

dijadikan responden secara keseluruhan, maka dapat diketahui dengan

langkah-langkah berikut :

a. Menentukan total skor maksimal = skor tertinggi x Jumlah responden

(38)

36

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Persentase skor =

x 100

Setelah skor didapat, selanjutnya yaitu melakukan interpretasi skor yang

mencakup dari setiap analisis data yang telah dilakukan dari jawaban responden.

Berikut kriteria dari interpretasi skor tersebut.

Tabel 3.5

Skala Likert

No Simbol Keterangan Skor item Positif Skor item Negatif

1. SS Sangat Setuju 5 1

2. S Setuju 4 2

3. N Netral 3 3

4. TS Tidak Setuju 2 4

5. STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Riduwan (2011)

Tabel 3.6

Kriteria Interpretasi Skor

Angka 0% - 20% Sangat Lemah

Angka 21% - 40% Lemah

Angka 41% - 60% Cukup

Angka 61% - 80% Kuat

Angka 81% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2011)

3. Metode Product Moment

Menurut Tika (2005, hlm. 78) bahwa untuk memperoleh korelasi sederhana,

dapat digunakan metode product moment dari Karl Pearson. Dalam buku Tika,

Pearson mengemukakan bahwa

(39)

37

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Data yang dapat diukur, baik dengan skala interval maupun skala rasio b. Dua variabel harus mempunyai distribusi normal.

Rumus yang biasa digunakan untuk menghitung koefisien korelasi product

moment adalah sebagai berikut :

untuk dapat memberikan penafsiran terhadap besar atau kecilnya koefisien

korelasi yang ditemukan, maka Tika (2005, hlm. 78) menyatakan parameter

korelasi adalah sebagai berikut

apabila r = 1 berarti hubungan sempurna positif r = -1 berarti hubungan sempurna negatif -1 < r < 0 berarti hubungan moderat negatif 0 < r < 1 berarti hubungan moderat positif

(40)

38

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Alur Penelitian

RESPON

MASYARAKAT

KONTRA PRO

HASIL

(41)

108

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, penulis selaku peneliti akan memaparkan kesimpulan dari

seluruh penelitian ini secara ringkas, disertai saran kepada pihak-pihak tertentu

agar permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari uraian-uraian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam melaksanakan Program Relokasi PKL di zona merah yaitu dari

kawasan Alun-alun Kota Bandung menuju TPPS Gedebage tentunya

Pemerintah Kota Bandung memiliki alasan dan latar belakang mengapa

program ini diadakan. Dalam Perda Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2011

pasal 20 sudah jelas dipaparkan bahwa PKL dilarang berdagang di zona

merah dan di kawasan Alun-alun Kota Bandung terdapat tiga dari tujuh titik

yang termasuk kedalam zona merah untuk PKL. Selain daripada itu,

keberadaan PKL di zona merah mengganggu keindahan dan penataan Kota

Bandung, sehingga pemerintah semakin mantap untuk melaksanakan program

relokasi PKL ini.

2. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan relokasi PKL di kawasan Alun-alun

ini adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat setuju dan mendukung keberlangsungannya program tersebut,

karena masyarakat merasakan secara langsung dampak yang dihasilkan

dengan adanya PKL di zona merah tersebut, seperti masjid sebagai tempat

beribadah menjadi kotor, Jalan Kepatihan dan Jalan Dalem Kaum menjadi

macet karena sebagian badan jalan digunakan para PKL untuk menjajakan

dagangannya. Setelah PKL tersebut direlokasi, masyarakat menjadi

(42)

109

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan juga untuk menggunakan fasilitas Masjid Raya Kota Bandung

sebagai tempat beribadah.

b. Masyarakat kurang setuju dengan lokasi TPPS Gedebage sebagai lokasi

yang baru untuk PKL berdagang. Menurut masyarakat selaku konsumen,

lokasi tersebut terlalu jauh untuk dijadikan tujuan berbelanja produk PKL.

Akan sedikit sekali masyarakat yang sengaja berkunjung ke TPPS

Gedebage hanya untuk berbelanja produk PKL.

3. Respon PKL selaku objek dalam pelaksanaan relokasi PKL di kawasan

Alun-alun Kota Bandung adalah sebagai berikut :

a. Pada kenyataannya dari 878 jumlah PKL yang terdapat di

kawasanAlun-alun Kota Bandung terdapat 406 orang PKL yang terah terdaftar dan

bersedia direlokasi ke TPPS Gedebage, dengan kata lain PKL itu sendiri

setuju dengan program tersebut setelah diadakannya sosialisasi dan

audiensi yang menghasilkan kesepakatan kedua belah pihak. Namun

setelah PKL tersebut berdagang di TPPS Gedebage, mereka merasakan

kerugian berupa penurunan pendapatan dari lokasi semula. Hal tersebut

menyebabkan banyak PKL yang tidak lagi berjualan di TPPS Gedebage

dan ada pula PKL yang kembali berdagang di lokasi semula yaitu

kawasan Alun-alun Kota Bandung walaupun harus mengalami peertiban

yang sering terjadi. Sampai saat ini PKL yang sebelumnya terdaftar untuk

direlokasi dan kembali berdagang di kawasan Alun-alun Kota Bandung

hanya terdapat 21 orang PKL.

b. Sama halnya seperti respon masyarakat, PKL pun kurang setuju dengan

lokasi TPPS Gedebage sebagai lokasi yang baru untuk tempat mereka

berdagang. Alasan mereka yaitu lokasi tersebut terlalu jauh dengan lokasi

semula sehingga PKL harus mengeluarkan biaya ekstra untuk transportasi

menuju TPPS Gedebage. Selain itu, TPPS Gedebage berada pada

kawasan pasar induk yang tentunya akan berbeda tingkat keramaian

pengunjungnya jika dibandingkan dengan lokasi semula yang berada pada

(43)

110

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telak dikemukakan, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagi rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu

dalam menyelesaikan masalah pelaksanaan relokasi PKL di zona merah. Saran

yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah, sebaiknya lebih meningkatkan sosialisasi mengenai

program relokasi PKL pada pelaksanaan program selanjutnya baik itu kepada

masyarakat maupun kepada PKL. Hal ini sangat berpengaruh pada

pengetahuan masyarakat, karena sebaiknya masyarakat pun mengetahui

secara utuh seperti apa program yang akan dilaksanakan oleh

pemerintahannya. Bila perlu, sertakan pihak masyarakat dalam kegiatan

audiensi antara pihak pemerintah dengan pihak pedagang kaki lima.

2. Bagi pedagang kaki lima, akan lebih aman apabila berdagang pada zona legal

yang telah disediakan oleh pemerintah setempat karena hal tersebut akan

membantu pemerintah dalam menata kota Bandung agar terlihat lebih indah

dan nyaman. Apabila dari awal sudah melanggar, maka mau tidak mau

mengikuti peraturan yang diberikan oleh pemerintah karena pihak pemerintah

mempunyai wewenang lebih apabila dibandingkan dengan para PKL tersebut.

3. Untuk masyarakat, sebaiknya lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi

di sekitarnya. Carilah informasi lebih dalam mengenai fenomena tersebut

agar tidak memandang sebelah mata dan dengan mudah menyalahkan pihak

yang belum tentu bersalah. Jadilah masyarakat yang cerdas dan peduli akan

keadaan wilayah tempat tinggalnya dengan mendukung program pemerintah

yang dinilai baik dan sesuai.

4. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian mengenai lokasi

(44)

111

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selain PPK Alun-alun Kota Bandung. Semoga penelitian ini dapat dijadikan

(45)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I dan Maryani, E. (1997). Geografi Ekonomi. Bandung:Jurusan

Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Ahmadi, Abu. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukuran.

Daldjoeni, N. (2003). Geografi Baru. Bandung:Alumni.

Fauzia, D.I. (2013). Respon petani terhadap implementasi kebijakan alih

komoditas sayuran menjadi kopi pada lahan kehutanan di kecamatan

pangalengan kabupaten Bandung.

Mulyani. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Rosda Karya.

Nisa, Intan. (2010). Respon masyarakat terhadap rencana relokasi terminal

cicaheum ke kecamatan Gedebage. Bandung : FPIPS UPI.

Perda Kota Bandung No. 18 Tahun 2011. (2011). Rencana Tata Ruang Kota

Bandung 2011-2031. Bandung:Pemda Kota Bandung.

Riduwan. (2011). Cara Menggunakan dan memakai Path Analysis (Analisis

Jalur). Bandung:Alfabeta.

Sobur, Alex. (2010). Psikologi Umum. Jakarta:Pustaka Setia.

Sujanto, Agus. (2006). Psikologi Kepribadian. Bandung:bumi aksara

Tarigan, drs. Robinson. (2006). Ekonomi regional : Teori dan Aplikasi.

(46)

Dessy Caesarani Nurfirdaus, 2014

Respon Masyarakat Terhadap Relokasi Pedagang Kaki Lima Dari Kawasan Alun-Alun Kota

Bandung Menuju Tempat Penampungan Pedagang Sementara Gedebage

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tika, M. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta:Bumi Aksara.

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007. (2007). Penataan Ruang. Jakarta:

Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia.

Yunus, H.S. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperlihatkan dari nilai rugi transmisi (TL) adalah berkisar antara 10 - 50 dB sedangkan untuk bahan dasar beton adalah berkisar 22 – 49 dB akan tetapi koefisien serap α

Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek atau subyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument

Karena dengan metode analisis isi ini, penulis dapat mengetahui secara sistematis isi gambaran komunikasi ( describing communication content ) oleh majalah Gatra, selain itu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan..

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

karena itu, diperlukan sebuah sistem baru dengan tingkat ketelitian yang melebihi sistem yang ada sekarang ini, yang bisa menawarkan kemudahan dan keakuratan dalam pendataanya

karena asas hukum acara perdata dalam hal pembiayaan menyebutkan “ tidak ada biaya tidak ada perkara” bagaimana masyarakat yang miskin secara finansial dapat beracara di

Surat rasmi dari Politeknik Balik Pulau akan dihantar sebelum pelajar melaporkan diri di organisasi tuan bagi tujuan pengesahan. Kerjasama dari pihak tuan kami dahulukan dengan