• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERUBAHAN PROFIL PANTAI DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PERUBAHAN PROFIL PANTAI DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERUBAHAN PROFIL PANTAI DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL

FUNCTION (EOF)

Retno Anggraeni 1, Suntoyo2, Kriyo Sambodho3

1Mahasiswa Teknik Kelautan, 2,3Staf Pengajar Teknik Kelautan

ABSTRAK

Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sifat-sifat dari sedimen serta bathymetry pantai yang dalam kurun waktu tertentu dapat merubah profil pantai menjadi destructive ataupun constructive profil. Perubahan profil pantai ini juga terjadi di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisa perubahan profil pantai di daerah tersebut. Analisa perubahan profil pantai didasarkan pada data bathimetry, data gelombang, data angin dan data sedimen. Aplikasi perhitungan perubahan profil pantai ini menggunakan metode Empirical

Orthogonal Function (EOF). Sebelumnya untuk mendapatkan input EOF yang berupa

bed level change digunakan software Mike 21 dengan hasil antara 0.0001-0.001 meter.

Dari hasil analisa profil pantai dengan metode Empirical Orthogonal Function (EOF) didapatkan hasil yang apabila divalidasikan terhadap peta bathimetry 2010 memiliki error yang masih diijinkan dari 10 % error. Dari Analisa EOF diperoleh lima eigenvalue dengan variabilitas mencapai 99.89 % - 99.98 % dari total variabilitas serta hanya beberapa daerah terdeteksi model memiliki tingkat perubahan yang signifikan, dengan prosentase error perubahan profil pantai dengan adalah 0.02% - 0.17%

Kata kunci: Perubahan profil pantai, Empirical Orthogonal Function, Bed level change

1. PENDAHULUAN

Perubahan Profil Pantai adalah fenomena berubahnya elevasi dasar perairan suatu

kawasan pantai jika dilihat menurut

potongan tegak lurus pantai. Perubahan profil pantai terjadi karena keluar dan masuk sedimen yang terbawa arus. Sehingga terjadi destructive ataupun constructive forces yang merubah profil pantai. Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifat-sifat sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk partikel, kondisi gelombang dan arus serta

bathimetry pantai. Metode yang

digunakan dalam analisa ini adalah metode Empirical Orthogonal Function (EOF), Tujuan analisis EOF ini adalah untuk memisahkan keterkaitan data temporal dan spasial sehingga dapat

dihasilkan sebagai kombinasi fungsi linier yang sesuai dari ruang dan waktu. Fungsi tersebut secara objektif mewakili variasi konfigurasi pantai terkait perubahan terhadap jarak dan waktu pada garis pantai selama waktu studi (Ritphring dan Tanaka, 2007).

Tanjung Perak Surabaya sekarang terdiri dari dermaga dan bangunan penahan gelombang, setiap tahun dilakukan pengerukan untuk mencukupi draft kedalaman kapal yang akan berlabuh di pelabuhan tersebut. Hal ini menyimpulkan bahwa terjadi pergerakan sedimen yang menyebabkan constructive sedimen di wilayah pantai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dengan adanya berbagai aktivitas pelabuhan dan proses pergerakan sedimen ini tentu saja

(2)

merubah profil pantai dari waktu ke waktu.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan untuk mengetahui kondisi perubahan profil pantai di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya secara spasial dan temporal, dengan menggunakan metode Empirical

Orthogonal Function (EOF). Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi

informasi terhadap pihak yang

berkepentingan dalam pengambilan

keputusan untuk pengelolaan Pantai pelabuhan Tanjung Perak Surabaya secara terpadu dan berkelanjutan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Telah banyak studi yang membahas tentang analisa perubahan garis pantai berbagai wilayah pantai di Indonesia. Seperti pada penelitian Darius Arkwright (2010) tentang Analisa Perubahan Garis Pantai Bangkalan, Madura, Menggunakan Metode Empirical Orthogonal Function (EOF). Pada penelitian tersebut, peneliti membandingkan hasil analisa perubahan garis pantai temporal One Line Modelling dengan perubahan garis pantai dengan metode Empirical Orthogonal Function (EOF). Analisa EOF pada penelitian ini, mengidentifikasi adanya mode dominan variasi perubahan garis pantai Bangkalan disekitar kaki jembatan Suramadu sampai

pelabuhan Kamal. Lima mode

eigenfunction diidentifikasi memberikan kontribusi 84.4% terhadap variasi perubahan garis pantai di lokasi tersebut. Eigenfunction mode pertama dengan prosentase 41.531%, kedua 20.341%,

sementara tiga mode berikutnya

berkontribusi sebesar 22.91% terhadap variasi perubahan garis pantai di lokasi penelitian. Eigenfunction spasial, ek(x),

menggambarkan proses tegak lurus pantai

(crossshore) yang mendominasi

variabilitas di daerah ini berdasarkan nilai kontribusi pada setiap mode. Sedangkan eigenfunction temporal menunjukkan

proses yang mendominasi perubahan tersebut selama periode waktu yang ditinjau. Sedangkan pada penelitian tentang Analisa Perubahan Profil Pantai di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan Menggunakan Metode Empirical

Orthogonal Function (EOF) ini, faktor

yang ditinjau bukan hanya pada garis pantai tapi kontur kedalaman wilayah pantai tersebut. Untuk mendapatkan data input EOF peneliti menggunakan software Mike 21 dengan output berupa bed level

change. Analisa pembanding dari

penelitian ini adalah hasil dari model numerik EOF dengan peta bathimetry Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tahun 2010.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alur penelitian Penelitian dimulai dengan langkah pertama, pengamatan dan pengumpulan data yang meliputi identifikasi dan perumusan masalah kemudian dilakukan pengumpulan data yang akan diolah yaitu data bathimetry, pasut dan data angin. Langkah kedua, Dilakukan pengolahan data awal untuk mendapatkan profil pantai per 2 bulanan (berupa bed level change) dengan memodelkan bed level change

Mulai

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Study Literatur

Data Profil Pantai per Tahun

Model Numerik EOF

Hasil Analisa

Eigen Value Temporal dan Spatial

Eigenfunction

Perubahan Profil Pantai (EOF)

Analisa

Perbandingan Profil Pantai dari Peta Bathimetry 2010

Selesai Pengumpulan

Data Data :

-Data Peta Bathimetry -Data Pasang Surut -Data Angin

Y(x,t)=? (¡t).e¡x¡ Tidak

Ya Memodelkan Profil Pantai 2

bulanan (2009)

Profil Pantai 2 bulanan

Pengamatan dan Pengumpulan data

Pengolahan Data Awal untuk Mendapatkan Profil Pantai 2 Bulanan

Pemodelan Profil Pantai dengan metode EOF Analisa Perbandingan Hasil Pemodelan EOF

(3)

pada Mike 21. Setelah didapatkan data profil pantai per 2 bulanan dilakukan langkah ketiga, Pemodelan profil pantai dengan EOF. Hasil dari model Mike 21 dimasukkan sebagai input pada model numeric empirical orthogonal function (EOF). Hasil output dari model numeric

ini kemudian dianalisa untuk

mendapatkan nilai eigen value, temporal dan spatial eigen function. Apabila hasil telah sesuai maka dilanjutkan dengan langkah terakhir, Analisa perbandingan hasil pemodelan EOF namum apabila hasil belum memenuhi syarat, maka harus diulang dari langkah ketiga lagi. Analisa

perbandingan dilakukan dengan

membandingkan hasil dari pemodelan EOF dengan bathimetry profil pantai tahun 2010 yang telah di modelkan

dengan Mike 21 yaitu berupa bed level

change. Setelah didapatkan hasil dari

perbandingan tersebut, dilakukan

pembuatan laporan dan penelitian selesai.

4. ANALISA DATA 4.1 DAERAH STUDI

Di daerah study tersebut tiap tahun diadakan pengerukan untuk lokasi yang

berbeda-beda untuk mendapatkan

kedalaman perairan yang sesuai dengan draft kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan. Maka itu perlu di lakukan analisa perubahan profil pantai

untuk dapat dimanfaatkan untuk

memprediksi waktu pengerukan di

beberapa wilayah perairan

Gambar 4.1. Lokasi Studi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (www.googleearth.com)

4.2 ANALISA BED LEVEL

CHANGE

Didalam pemodelan Mike 21 ini output yang dibutuhkan adalah output berupa data bed level change. Salah satu line

series. Data ini nantinya akan digunakan sebagai input pada metode Empirical Orthogonal Function (EOF).

(4)

Gambar 4.2 Lokasi Bed level change pada Line Series 1

Dari pemodelan sand transport pada

Mike 21 didapatkan nilai bed level

change yang ada pada table 4.2 sebagai

berikut :

Tabel 4.2 Nilai Bed Level Change Hasil Pemodelan Line

4.3 ANALISA EMPIRICAL

ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)

Prinsip dasar dari penggunaan metode EOF adalah untuk memisahkan parameter spatial dan temporal dari perubahan garis pantai. Data time-series bed level change periode dua bulanan hasil peramalan menggunakan Mike 21 dengan waktu konstan (per 2 bulanan) yang disusun dalam suatu matriks, dengan susunan baris menyatakan data secara temporal, dan kolom menyatakan data secara spatial. Model numerik pertama yang digunakan adalah program MakeData, yang digunakan untuk menyusun data mentah di atas akan menjadi data posisi perubahan profil pantai dua bulanan pada setiap

jarak spasial. Hasil program ini menjadi input data program MeanShore. Pada Model numerik MeanShore, posisi profil pantai dikurangi dengan nilai posisi rata-rata. Hasil disusun untuk setiap jarak spasial, yang menjadi input untuk model numerik EOF. Output dari model numerik EOF terdiri dari empat komponen yaitu nilai meanshore, eigenvalue, eigen-vector dan C-value.

5. PEMBAHASAN

Dari hasil metode empirical

orthogonal function (EOF) didapatkan

nilai eigen value dominan dengan variability 4.46 atau 94.46 % dari total variability seperti pada table 4.3 .Nilai variability ini adalah nilai pembentuk karakteristik profil pantai.

Nilai eigen value yang didapatkan masih memenuhi ijin dari metode

empirical orthogonal function (EOF)

yaitu diatas 90% sehingga model bisa dikatakan valid.

Tabel 5.1 Nilai Eigen Value Line 1

Mode Eigen Value R(%)

1 4.4673 94.45 2 0.1878 3.97 3 0.0528 1.12 4 0.0149 0.32 5 0.0042 0.09 Total 99.95 Error 0.05

Dari eigen value diketahui nilai error dari model pada line 1 adalah sebesar

0.05 % yang diperoleh dari

pengurangan nilai model validasi dengan model yang variabilitynya diketahui.Nilai eigen value pada model selanjutnya dpat dilihat pada table pada table 4.4 dibawah ini. Berikut adalah nilai eigen value dari 6 model yang telah didapatkan sebagai berikut :

Model Ke-N 1 2 Pias 3 4 5

1 0.00000 0.00008 0.00036 0.00082 0.00123 2 0.00000 0.00527 0.00525 0.00652 0.00843 3 0.00000 0.00587 0.00587 0.00713 0.00864 4 0.00000 0.00572 0.00569 0.00691 0.00870 5 0.00000 0.00512 0.00507 0.00650 0.00848 6 0.00000 0.00454 0.00473 0.00642 0.00814

(5)

Tabel 5.2 Nilai Eigen Value dari Tiap Model

Nilai Eigen Value Mod

el Variability Total Total R Dominan Eigen Value R

1 4.7296 99.95% 4.4673 94.45% 2 4.7296 99.95% 4.4673 94.45% 3 4.6927 99.96% 4.4396 94.61% 4 47010 99.98% 4.3378 92.27% 5 3.5726 99.86% 3.358 93.99% 6 3.4163 99.83% 3.1906 93.39%

Dari table 5.2 nilai eigen value diketahui bahwa keenam model numeric dengan metode empirical orthogonal

function (EOF) memiliki tingkat

keakuratan yang diijinkan yaitu di atas 95%. Nilai dominan dari hasil analisa juga telah menunjukan karakteristik dominan yang diinginkan yaitu diatas 90%

2. Eigen Vector (𝒄𝒌 𝒙 )

Dari hasil model numeric dengan metode empirical orthogonal function (EOF) didapatkan nilai eigen vector yang digunakan sebagai perubahan profil pantai terhadap spasial (spatial

eigenfunction) dalam persamaan

perubahan profil pantai yang digunakan sebagai berikut :

Gambar 5.1 Nilai Eigen Vector dari Model EOF

Pada gambar 5.1, grafik nilai vertical yang digunakan adalah nilai perubahan eigen vector, c(t), dengan satuan meter (m) sedangkan nilai horizontal adalah posisi pias dari tiap line yang dimodelkan.

3. C-Value (𝒆𝒌 𝒕 )

Dari hasil metode empirical orthogonal

function didapatkan nilai C-Value yang

digunakan sebagai data perubahan profil pantai terhadap waktu (temporal

eigenfunction) dalam persamaan

perubahan profil pantai.

Gambar 5.2 Nilai C-Value dari Model EOF

Pada gambar 5.2, grafik nilai vertical yang digunakan adalah nilai perubahan c-value [e(t)] dengan satuan meter sedangkan nilai horizontal adalah waktu dari tiap line yang dimodelkan.

4.4.2 Perubahan Profil Pantai

Dari hasil metode empirical orthogonal function didapatkan data berupa data

spatial eigenfunction dan data temporal

eigenfunction yang akan digunakan

untuk menghitung perubahan profil pantai dengan meninjau dari bed level

(6)

dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 5.3 Bed Level Change Line 1

Gambar 5.4 Bed Level Change Line 2

Gambar 5.5 Bed Level Change Line 3 Pada gambar 4.10, gambar 4.11, gambar 4.12, gambar 4.13, gambar 4.14, dan gambar 4.15nilai vertikal menunjukan nilai perubahan profil pantai,y(t) dalam satuan meter sedangkan nilai horizontal

adalah posisi pias dari tiap line yang dimodelkan. Kemudian nilai dari perubahan profil pantai yang berupa bed level change dari hasil pemodelan dengan menggunakan metode empirical orthogonal function ini di validasikan dengan model bed level change dari Mike 21.

4.4.3 Validasi Model EOF dan Model Mike 21

Setelah didapatkan nilai bed level

change dari metode empirical

orthogonal function (EOF). Dari hasil analisa dan penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuktikan bahwa perubahan profil pantai dengan menggunakan model numeric empirical orthogonal function (EOF) dari keenam line (letak line terlihat pada gambar 4.6) sesuai dengan kondisi aslinya.

Gambar 5.6 Pembagian Line Series untuk dimodelkan dalam Mike 21 Didapatkan hasil dari validasi kedua model adalah sebagai berikut :

(7)

Validasi Bed Level Change Model EOF dengan Model Mike 21 Pias Ke-N 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Be d L ev el C ha ng e ( m ) -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Model Mike 21 Model EOF

Gambar 5. 7 Validasi Model Bed Level

Change pada Line 1

Gambar 5.7 diatas menunjukan bahwa nilai perubahan profil pantai (ditinjau dari bed level change) hampir sesuai

dengan kondisi aslinya yang

dimodelkan juga dengan menggunakan model sand transport mike 21. Nilai eigen value model diatas adalah 99.95 % dengan nilai error sebesar 0.05 % dari nilai total variability.

Validasi Bed Level Change Model EOF dengan Model Mike 21

Pias Ke-N 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Be d L ev el C ha ng e ( m ) -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Model Mike 21 Model EOF

Gambar 5.8 Validasi Model Bed Level

Change pada Line 2

Gambar 5.8 diatas menunjukan bahwa nilai perubahan profil pantai (ditinjau dari bed level change) hampir sesuai

dengan kondisi aslinya yang

dimodelkan juga dengan menggunakan model sand transport mike 21. Nilai eigen value model diatas adalah 99.95 % dengan nilai error sebesar 0.05 % dari nilai total variability.

Tabel 5.5 Nilai Error dari tiap model

empirical orthogonal function (EOF)

Model Variability Total Error Nilai

1 4.7296 0.05% 2 4.7296 0.05% 3 4.6927 0.04% 4 47010 0.02% 5 3.5726 0.14% 6 3.4163 0.17%

Dari gambar-gambar diatas dapat dilihat bahwa model dari metode EOF hasilnya hampir mendekati nilai dari model Mike 21 bed level change seperti pada table 5.5 dengan nilai error sebesar 0.04 % - 0.17%.

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tugas akhir ini dapat diketahui bahwa metode empirical

orthogonal function (EOF) dapat

dipergunakan untuk mendapatkan nilai perubahan profil pantai. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perubahan profil Pantai Pelabuhan Tanjung Perak selama 1 (satu) tahun dengan memodelkannya per 2 bulan, bila ditinjau melalui bed

(8)

yang kecil yaitu antara 0.0001-0.001 meter.

2. Dengan Analisa EOF diperoleh lima eigenvalue dengan variabilitas mencapai 99.83 % - 99.98 % dari total variabilitas. Mode pertama

dari eigenfunction e1(x)

mendominasi variabilitas profil pantai yaitu : 94.45 %. Prosentase setiap eigenvalue pada tabel tersebut menunjukkan besarnya dominasi perubahan yang terjadi pada setiap mode terhadap perubahan profil pantai secara keseluruhan secara spatial maupun temporal. Kombinasi variabilitas secara temporal dan spatial pada setiap mode dapat menggambarkan perubahan profil pantai, dimana

dari hasil eksekusi model

diindikasikan sebagian besar yang ditinjau cenderung stabil, hanya beberapa daerah terdeteksi model memiliki tingkat perubahan yang signifikan.

3. Validasi model EOF terhadap data peta batimetri tahun 2010 dan hasil

model EOF tahun 2009

menunjukkan bahwa hasil analisa model EOF mendekati nilai ordinat hasil bed level change tahun 2010. Nilai error validasi adalah 0.02% - 0.17% model EOF masih diijinkan untuk menunjukan kevalidan hasil yang telah dikerjakan yaitu kurang dari 10 % .

6.2 SARAN

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, perlu data time series dengan temporal yang lebh panjang pada

penelitian selanjutnya, untuk

pengukuran profil pantai pada diambil pada interval waktu tertentu secara konstan, sehingga hasil analisa EOF benar-benar menggambarkan variasi

perubahan yang nyata secara spasial dan temporal.

7. DAFTAR PUSTAKA

Arkwright, Darius. 2010. Analisa

Perubahan Garis Pantai

Bangkalan, Madura,

Menggunakan Metode

Empirical Orthogonal Function

(EOF). Program Pasca Sarjana

Fakultas Teknologi Kelautan.

Institut Teknologi sepuluh

Nopember. Surabaya

Carter, R.W. C. 1993. Coastal Environment, an Introduction to the Physical, Ecological and Cultural System of Coasts Lines. London: Academic Press 610 pp [CERC] Coastal Enginering Research Center 1984. Shore Protection

Manual Volume I, Fourth

Edition. Washington: U.S. Army Coastal Engineering Research Center

[CHL] Coastal Hydralic Laboratory

2008. Coastal Enginering

Manual, Part I-VI (change 2). Washington DC: Department of Army. U.S. Army Corp of Engineers

Dean, R. G. dan Dalrymple, R. A., 2002. Coastal Processes with

Engineering Applications.

Cambridge: Cambridge

University Press

Dick, J. E. dan Dalrymple, R. A., 1984. Coastal changes at Bethany Beach, Delaware. Prosiding 19th

International Confrence on Coastal Engineering. ASCE Publishing, New York. 1650-1667p

(9)

Dyer KR. 1986. Coastal and Estuarine

Sediment Dynamic. New York:

John Wiley dan Sons Ltd Fairley, I., Davidson, M., Kingston, K., Dolphin, T., dan Phillips, R., 2009. Empirical orthogonal function analysis of shoreline changes behind two different design of detached

breakwaters. Journal Coastal

Engineering. Vol 56. Elsivier (Sciencedirect). 1097-1108p Komar, P. D. 1984. CRC Handbook of

coastal processes and erosion. CRC Press, inc. Florida.

Miller, J. K. dan Dean, R. G., 2007.

Shoreline variability via

empirical orthogonal function analysis: Part I temporal and spatial characteristics. Jurnal Coastal Engineering. Vol. 54. 111-131

Miller, J. K. dan Dean, R. G., 2007.

Shoreline variability via

empirical orthogonal function analysis: Part II relationship to

nearshore conditions. Jurnal

Coastal Engineering. Vol. 54. 133-150

Pradjoko, Eko dan Tanaka H, 2010. Identification of river mouth influence on longshore sediment transport in the adjacent beach

.

Japan –Indonesia Workshop on Estuary and Climate Change

2010 August 8th -10th

Surabaya, Indonesia

Ritphring, S. dan Tanaka, H., 2007. Analysis of topographic change

in in the vicinity of coastal

structure using empirical

orthogonal function. Asian

Pacific Coasts, Nanjing, China. 1112-1126p

Ritphring, S. dan Tanaka, H., 2007.

Topographic Variability via

Empirical Orthogonal Function Analysis in The Vicinity of

Coastal Structure. Prosiding

International Conference of

Violent Flow, Kyushu

University, Fukuoka

Sorensen, R. M., 2006. Basic Coastal Enginering, John Wiley & Son, Inc., New York, 226 hal

Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta. 397 Winant, C. D., Inman, D. L.,

Nordstrom, C. E., 1975. Description of seasonal beach

change using empirical

eigenfunction. Jurnal

Geophysical Research. Vol. 80 (15). 1979-1986p

Yang, C. T. 1996. Sediment Transpor, Theory and Practice. Mcgraw Hill Book Co., 396 pp

Yuwono N. 1982. Teknik Pantai, volume 1. Yogyakarta: Biro Penerbit, Keluarga Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alur penelitian  Penelitian  dimulai  dengan  langkah  pertama,  pengamatan  dan  pengumpulan  data  yang  meliputi  identifikasi  dan  perumusan  masalah  kemudian  dilakukan  pengumpulan data yang akan diolah yaitu  data  bathimetry,
Gambar 4.1. Lokasi Studi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ( www.googleearth.com )  4.2  ANALISA  BED  LEVEL
Gambar  4.2  Lokasi  Bed  level  change  pada Line Series 1
Tabel 5.2 Nilai Eigen Value dari Tiap  Model
+3

Referensi

Dokumen terkait

Stroke haemoragik/ non haemoragik akibat gangguan sirkulasi anterior total/ anterior parsial/ posterior/..

Di dalam mitos juga terdapat pola dimensi penanda, petanda dan tanda, namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya

Metode pengendalian kualitas yang digunakan untuk mengetahui penyebab kecacatan adalah Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).. Hasil

Rekomendasi kebijakan terkait persiapan penyelenggaraan USBN, yaitu:.. Dinas pendidikan provinsi mengoordinasi dan membiayai penyusunan dan perakitan soal USBN.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana respondennya adalah beberapa sample yang sesuai untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang telah

Pertama kepentingan kajian ini dijalankan bagi mengenal pasti perubahan sosial yang berlaku dalam kalangan generasi kedua Felda daripada aspek ekonomi yang

Orto- phenantrolin berfungsi sebagai pembentuk senyawa kompleks ion besi yang berwarna merah jingga memberikan serapan di daerah sinar tampak pada panjang gelombang

Selama proses kreatif, Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta menghadirkan cerpenis, penyair, novelis, dramawan, dan orang-orang yang berkecimpung di dunia kreatif