REHABILITASI
REHABILITASI
PASCA STROKE
PASCA STROKE
Oleh:
Oleh:
Dr.Sanjoto S. SpRM.
Dr.Sanjoto S. SpRM.
I. Definisi
I. Definisi
Pengelolaan medis dan rehabilitasi yang
Pengelolaan medis dan rehabilitasi yang
komprehensif
terhadap
disabilitas
yang
komprehensif
terhadap
disabilitas
yang
diakibatkan oleh stroke melalui pendekatan
diakibatkan oleh stroke melalui pendekatan
neurorestorasi dan neurorehabilitasi dengan
neurorestorasi dan neurorehabilitasi dengan
tujuan
mengoptimalkan
dan
memodifikasi
tujuan
mengoptimalkan
dan
memodifikasi
kemampuan fingsional yang ada sehingga
kemampuan fingsional yang ada sehingga
penyandang stroke mampu beradaptasi dan
penyandang stroke mampu beradaptasi dan
mencapai kemandirian serta kualitas hidup yang
mencapai kemandirian serta kualitas hidup yang
lebih baik.
Stroke diklasifikasikan berdasarkan
Stroke diklasifikasikan berdasarkan
:
:
Letak gangguan sirkulasi di otak (Bamford Clinical
Letak gangguan sirkulasi di otak (Bamford Clinical
Clasification)
Clasification)
Sindroma sirkulasi anterior parsialSindroma sirkulasi anterior parsial
Sindroma sirkulasi anterior totalSindroma sirkulasi anterior total
Sindroma sirkulasi posteriorSindroma sirkulasi posterior
Sindroma lakunarSindroma lakunar
Sifat gangguan aliran darah
Sifat gangguan aliran darah
Non Haemoragik (thrombosis, emboli, RIND, TIA)Non Haemoragik (thrombosis, emboli, RIND, TIA)
Haemoragik (intraserebral, subarachnoid)Haemoragik (intraserebral, subarachnoid)
Waktu terjadinya
Waktu terjadinya
Stroke in evolutionStroke in evolution
II. Dianosis Rehabilitasi
Stroke haemoragik/ non haemoragik akibat gangguan
sirkulasi anterior total/ anterior parsial/ posterior/
lacunar dengan
Gangguan komunikasi Gangguan fungsi kognitif Gangguan afeksi/ perilaku Gangguan fungsi menelan
Gangguan mobilisasi/ ambulasi
Gangguan dalam aktivitas sehari-hari Gangguan berkemih dan defekasi
Gangguan ketahanan kardiovaskuler Gangguan seksual
III. Pemeriksaan Fisik dan Fungsional
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan khusus : sistem neurologis
Pemeriksaan fungsional
Kemampuan fungsional aktivitas sehari-hari
(Barthel index, FIM)
Fingsi kognitif (Mini Mental Test)
Gangguan bahasa (TADIR TEST, TOKEN TEST,
IV. Konsultasi
Konsultasi atau rawat bersama dokter spesialis
lain sesuai kebutuhan:
Dokter Spesialis Saraf
Dokter Spesialis Jantung
V. Perawatan RS
Rawat inap : fase akut
VI. Terapi/ Intervensi
Fase Akut
Tujuan rehabilitasi :
Mencegah komplikasi dari stroke
Mencegah efek dari tirah baring lama
Intervensi Rehabilitasi
Mempertahankan integritas kulit
Mencegah pola postur dan spastisitas yang mengganggu pemulihan fungsi
Mencegah gangguan kardiorespirasi Mengatasi gangguan fungsi menelan
Mengatasi gangguan fungsi miksi dan defekasi Mengatasi gangguan komunikasi
Fase subakut
Tujuan Rehabilitasi
Mengoptimalkan pemulihan neurologis dan reorganisasi saraf. Penatalaksanaan disabilitas dengan tetap memperhatikan
pemulihan impairment melalui pendekatan dan terapi yang sesuai. Meminimalkan dan mengatasi komplikasi.
Intervensi Rehabilitasi
Melanjutkan terapi fase akut. Terapi remedial
Terapi latihan dengan berbagai metode pendekatan :
• Muscle reeducation Approach
• Neuro-facilitation Approach (Bobath, PNF, Rood, Brunnstorm) • Conductif educational Approach
• Motor Learning Approach
• Strength training and Physical conditionong • Constraint-induced movement therapy
• Body weight support treadmill training • Cognitive perceptual therapy
Terapi latihan dengan bantuan modalitas :
• Electrical stimulation • Biofeedback
Penanganan spastisitas untuk memperbaiki kemampuan fungsional melalui farmakoterapi dan botulinun toxin injeksi.
Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi. Ortotik
Alat bantu mobilitas dan AKS
Konseling manajemen diri dan emosi.
Konseling terapi seksual sebagai dampak disabilitas. Konseling dan edukasi pencegehan komplikasi.
Fase kronis
Tujuan rehabilitasi
Mengoptimalkan kemampuan fungsional
Mempertahankan kemampuan fungsional yang telah dicapai. Mencegah komplikasi
Mengoptimalkan kualitas hidup.
Intervensi Rehabilitasi :
Melanjutkan berbagai pendekatan terapi fase subakut. Terapi latihan untuk mengatasi masalah asesibilitas.
Terapi latihan untuk mengatasi hambatan kembali ke tempat kerja. Konseling dan edukasional terapi untuk re-sosialisasi.
Merancang home program :
• Terapi latihan mencegah kekakuan sendi & pemendekan
otot sebagai lat. rutin dan kontinyu.
• Latihan kebugaran
VII. Penyulit/ Komplikasi
Penyulit
Demensia Afasia global
Komplikasi
Pneumonia sampai gagal nafas.
Kardiovaskuler : trombosis pembuluh darah balik, dekondisi. Muskuloskeletal : kontraktur, subluksasi bahu, artralgia, frozen
shoulder, shoulder hand syndrome, osteoarthritis, osteoporosis.
Neurologis : Spastisitas, nyeri neuropatik, neurogenic bladder. dekubitus
VIII. Standar RS
RS tipe C
RS tipe A/B pada pasien pasca stroke dengan
IX. Standar Ketenagaan
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Dokter umum dengan pelatihan Rehabilitasi Medik
Psikolog
Perawat rehabilitasi
Terapis (fisik, Okupasi, Wicara, Prevokasional,
Rekreasi)
Pekerja Sosial Medik
Teknisi Protetis Ortotis
X. Prognosis/ Masa Pemulihan
Prognosis Penyakit : dapat berulang
Prognosis harapan hidup tergantung pada :
Faktor risiko
Penyakit penyerta Komplikasi
Prognosis fungsional tergantung pada :
Luas dan lokasi neuroanatomis Penyakit/ kondisi penyulit
Komplikasi
Motivasi penderita Dukungan keluarga
XI. Lama proses rehabilitasi
Tergantung berat-ringannya stroke serta ada tidaknya
faktor penyulit, umumnya :
Fase akut :rawat inap selama 1 – 2 minggu. Fase subakut : rawat jalan selama 3 – 4 bulan
Fase lanjut : home program seumur hidup pada kecacatan
XII. Luaran/ Outcome
Ketergantungan penuh
Ketergantungan sebagian pada aktivitas sehari-hari
Mandiri dalam aktivitas sehari-hari, tidak bekerja.
Mandiri dalam aktivitas sehari-hari, kembali bekerja
Acute Phase Assesment
Assesment Method
Conciousness Glasgow coma scale (GCS)
Vital sign TD/N/P/S
Airway Normal/breathing
Motoric Fungsional/ non fungsional
Sensoric Normal/Abn
Communication GCS, bagian dari mini mental test
Swallowing Volunter and reflexsive
Elimination Normal/ retension/ incontinensia
Risk factor Diabetes, hipertensi, penyakit jantung,dll. Comorbiditas Fraktur, cedera medula spinalis
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mempertahankan
integritas kulit.
Penggantian posisi terbaring minimal setiap 2 jam.
Skala risiko Decubitus. Mencegah pola postur
dan spastisitas yang
mengganggu pemulihan.
Pengaturan posisi terbaring.
Pencegahan komplikasi gangguan pernafasan akibat immobilisasi.
Latihan fisik dada dan latihan pernafasan min. 2 kali sehari.
Perubahan posisi ke arah tegak. Hemodinamik stabil
Pencegahan komplikasi gangguan kardiovaskuler akibat immobilisasi
Perubahan posisi terbaring Terapi latihan gerak pasif
ekstrimitas minimal 2 kali sehari
Perubahan posisi ke arah tegak Hemodinamik stabil
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Pencegahan kekauan
sendi
Terapi latihan gerak pasif
ekstrimitas minimal 2 kali sehari Mengatasi gangguan
fungsi menelan
NGT (Nasogastric Tube) Evaluasi fungsi menelan
Stimulasi menelan sesuai tipe gangguan
Neurologis dan hemodinamik stabil, tidak ada afasia sensoris Modifikasi jenis dan kepadatan
makanan Mengatasi gangguan
fungsi berkemih
Foley catheter
Tentukan tipe gangguan
Bladder training Kondisi akut teratasi
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mengatasi gangguan fungsi defekasi (konstipasi) Klisma Medikamentosa
Pengaturan makan tinggi serat, minum dan mobilisasi
Mobilisasi Neurologis dan
hemodinamik stabil
Mengatsi gangguan kesadaran/sensoris
Stimulasi multisensoris Mobilisasi bertahap Mobilisasi pasif
Latihan persiapan mobilisasi aktif Neurologis dan hemodinamik stabil
Glasgow coma scale
Best eye opening
E1 none E2 to pain E2 to voice
E4 spontaneously with blinking
Best motor response in unaffected limb
M1 no response to pain
M2 arm extension to pain (decerebrate posturing) M3 arm flexion to pain (decorticate posturing)
M4 arm withdraws from pain M5 hand localizes pain
Best verbal response
V1
noneV2 with sound, no recognizable words V3 inappropriate words
V4 confused speech V5 normal, orientated
The Barthel Index
Activity
Criterion
Score
Continence of urine
Continence of faeces
Toilet use
Continence
Wet less than once a day
Wet once a day or more, or catheter Continence
Soils less than once a week
Soils more than ance a week (or given enemas)
Independent (including clothes and wiping)
Needs some helps Unable or full helps
2 1 0 2 1 0 2 1 0
Transfer (bed – chair)
Walking (on the flat, using any aid)
Feeding
Dressing
Independent
Minor help (help of once)
Mayor help (can sit, need one or two) Independent (at least 10 M)
Needs human help
Whellchair independent (including round corners
Unable
Independent
Help cutting up,buttering bread Unable
Independent (including buttons,zips,laces) Manages half unable 2 1 0 3 2 1 0 2 1 0 2 1 0
Grooming (teeth, hair, shaving, Wash face) Using bath or shower Stairs Independent Needs help Independent Needs help Independent
Needs help (verbal/physical/carrying aid) Unable
Skor : 0 - 19
1 0 1 0 2 1 0Mini-Mental State examination (MMSE)
Instruction
Record response to each question Domain test
Test
Score
Orientation
Year, month, day, date, time
Country, town, district, hospital, ward Registration
examiners name three objects (for example, apple, table, penny)
patient asked to repeat three names – score one for each correct answer)
Then patien to learn three names (i.e. repeat until correct)
/5 /5
Attention and Calculation
Subtract 7 from 100, then repeat from result, etc. stop after 5.
100, 93, 86, 79, 72, 65.
alternative : spell “world” back wards. DLROW Recall
ask for three objects learnt earlier Language
Name a pencil and watch
Repeat „no ifs, ands, or buts‟
Give a three-stage command. Score ane for each stage
(exp. „place index finger of right hand on your nose, and then on left ear)
ask patien to read and obey a writen command on a piece of paper stating : “close your eyes” ask patien to write a sentence. Score if it is
sensible and has subject and a verb
/5 /3 /2 /1 /3 /1 /1
Copying
ask patient to copy a pair of intersecting
TES FUNGSI MENELAN PASIEN STROKE
Nama : No. MR : Umur : Tanggal : Diagnosis : CT scan : Pemeriksaan Fisik GCS : (E: M: V: ) Oral :Fungsi nafas : □ Baik □ Slym sedikit □ Slym banyak
Ekspresi verbal : □ Baik □ Disarthria □ Tak ada
Gerakan bibir, lidah : □ Simetris □ Asimetris □ Tak ada gerak
Faring :
Kualitas suara : □ Baik □ Agak serak □ sangat serak
Reflek batuk : □ Baik □ Lemah □ Tidak ada
Refleksi muntah : □ Baik □ Lemah □ Tidak ada
Tes menelan :
Toleransi terhadap makanan lunak : □ baik □lemah □ tak dapat menelan
Toleransi terhadap air : □baik □ tersedak/ batuk
Kesimpulan : □ tak ada gangguan menelan □ ada ggn menelan :
fase oral/ faring
Rekomendasi :
1. Makanan dan cairan per oral 2. Makanan lunak melalui oral
3. ¾ makanan lunak per oral, ¼ makanan cair per NGT 4. ½ makanan lunak per oral, makanan cair per NGT
SKALA PENILAIAN TIMBULNYA PRESSURE SORE
Nama pasien : No. MR : Umur : Tanggal :
SKALA NORTON
Hal yang dinilai 4 3 2 1
Kondisi fisik baik sedang buruk Sangat buruk
Status Mental Sadar Apatis Bingung stupor
Aktivitas Jalan sendiri Jalan dengan
bantuan
Kursi roda Di tempat tidur
Mobilitas Bebas
bergerak
Agak terbatas Sangat
terbatas
Tidak mampu bergerak
Inkontinensia Kontinen Kadang
inkontinensia urin Sering inkontinensia urine Inkontinensia urin&alvi total Total nilai:
16 – 20 : tidak ada risiko dekubitus
12 – 15 : rentan terjadi dekubitus