• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut nampaknya belum mengantisipasi transportasi berbasis online. Sementara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tersebut nampaknya belum mengantisipasi transportasi berbasis online. Sementara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kebijakan Pemerintah dalam melakukan pengaturan transportasi berbasis online menarik untuk digambarkan. Aspek Pengaturan untuk itu (transportasi berbasis online) antara lain konsep perlindungan hak-hak konsumen lalulintas dan angkutan umum dalam undang-undang lalulintas dan angkutan umum. Pengaturan tersebut nampaknya belum mengantisipasi transportasi berbasis online. Sementara hak konsumen, adalah memilih moda transportasi yang diinginkan.

Kekosongan pengaturan di mata awam tersebut menyebabkan terbatasi perlindungan konsumen. Misalnya terkait dengan keamanan dan kenyamanan konsumen. Karena belum ada aspek pengaturan tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan pengaturan terhadap transportasi berbasis online. Ada yang setuju dengan kebijakan pelarangan dan pembatasan transportasi berbasis online tersebut. Namun ada pula pihak yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Adapun alasan ketidaksetujuan dimaksud, yaitu bahwa kebijakan tersebut justru membuat konsumen merasa tidak terlindungi terhadap masalah keamanan dan kenyamanan.

Bagi yang setuju, kebebasan memilih moda transportasi adalah hak asasi. Untuk menjamin hak itu pemerintah membentuk kebijakan perlindungan bagi hak konsumen. Konsumen diberikan dengan berbagai macam pilihan moda transportasi.

(2)

Maka konsumen sangat diuntungkan dari segi ekonomi, yaitu tarif yang lebih murah. Hak konsumen untuk memilih moda transportasi secara bebas dapat dijumpai pada teori hak sebagai suatu kepentingan dalam perspektif keadilan bermartabat. Hak sebagai suatu kepentingan tersebut dilindungi oleh hukum. Kepentingan-kepentingan bukan hanya diciptakan oleh negara namun kepentingan-kepentingan juga telah ada dalam kehidupan bermasyarakat. Negara

kemudian menentukan kepentingan mana yang harus dilindungi.1 Hak adalah

kepentingan yang dilindungi oleh hukum maka hak konsumen termasuk hak untuk dapat memilih moda transportasi tidak boleh dihilangkan atau dibatasi melainkan diberikan kebebasan sebesar-besarnya terhadap banyaknya pilihan yang ada, asal sesuai hukum yang berlaku.

Hadirnya jasa transportasi berbasis online menciptakan iklim persaingan usaha tersebut dengan penyedia jasa transportasi konvensional. Hal tersebut dianggap baik. Karena konsumen dihadapkan dengan berbagai macam pilihan moda transportasi. Konsumen mempunyai hak untuk dapat memilih moda transportasi yang mereka inginkan. Dengan adanya persaingan dapat menciptakan harga yang lebih murah. Konsumen dapat diuntungkan. Keuntungan menggunakan transportasi online yaitu: 1) hemat waktu tanpa harus pergi ke tempat pangakalan/terminal, 2) harganya yang lebih murah langsung dapat terdeteksi lewat aplikasi, 3) bisa menggunakan e-money/e-paymant, dan 4) konsumen dapat memanfaatkan promo diskon dan juga mendapat reward sebagai bentuk loyalitas konsumen kepada penyedia jasa aplikasi.

1

P. Mahmud Marzuki. Pengantar Ilmu Hukum. Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2008, h. 151.

(3)

Kehadiran transportasi online menjadi fenomena berhubung belum maksimalnya layanan angkutan umum/transportasi konvesional. Dari sisi konsumen, transportasi online menyediakan apa yang selama ini diidamkan oleh masyarakat yang dapat menjadi alternatif terhadap transportasi yang disediakan oleh angkutan umum konvensional yaitu layanan transportasi yang aman, nyaman dan terjangkau. Fenomena transportasi online juga menimbulkan kekhawatiran masyarakat atas jaminan keamanan di dalam transportasi itu.

Transportasi online menjawab kekhawatiran masyarakat dengan kelebihan aplikasi berbasis data, masyarakat dapat mengetahui identitas driver-nya. Dengan kelebihan ini, masyarakat dapat mengetahui siapa yang akan menjadi driver pesanannya, lengkap dengan data diri driver bersangkutan. Dalam aplikasinya, transportasi online ini diharapkan mengedepankan faktor keamanan si pengguna. Karena dalam aplikasi sudah tersedia informasi lengkap tentang pengendara

seperti nama, kontak, dan foto pengendara.2 Transportasi online perlu diatur agar

statusnya sebagai transportasi umum menjadi jelas, sehingga bisa diatur operasionalnya dan perlu campur tangan Pemerintah untuk mengawasi terlebih memberi perlindungan terhadap pelaku jasa maupun pengguna jasa transportasi online.

Meskipun sudah ada usaha dari pihak pengelola transportasi online, peran pemerintah masih dibutuhkan untuk melindungi konsumen terhadap masalah keamanan, kenyamanan dan keselamatan penggunaan transportasi online. Diatur dalam Pasal 4 ayat (1) Undang No. 8 Tahun 1999 tentang

2

Mutiara.“https://www.kompasiana.com/apradell045608/5b4e299a6ddcae64c7258282/pe nerapan-perkembangan-tik-dalam-transportasi-online?page=all”. Di akses pada tanggal 01 Maret 2019.

(4)

Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) bahwa konsumen berhak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, dalam hal ini termasuk transportasi online. Merujuk pada UUPK tesebut, maka sebetulnya Pemerintah peduli akan masalah yang ada. Pemerintah dapat menindak tegas para oknum yang tidak bertanggungjawab terhadap masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen transportasi online. Tidak hanya itu, dalam rumusan ketentuan hukum di atas pihak penyedia jasa transportasi online juga dilibatkan untuk ikut bertanggungjawab terhadap pihak-pihak terkait, baik mitra maupun konsumen.

Pentingnya perlindungan konsumen menghindarkan

kepentingan-kepentingan yang merugikan konsumen. Konsumen dijamin oleh hukum untuk bebas memilih apa yang mereka inginkan. Secara umum dikenal ada empat hak dasar konsumen, yaitu: hak untuk mendapat keamanan, hak untuk mendapatkan informasi, hak untuk memilih, dan hak untuk didengar.

Jasa transportasi berhubungan dengan pelayanan penumpang. Hal ini berkaitan dengan hak-hak penumpang (sebagai konsumen) untuk dihormati oleh

penyedia jasa transportasi.3 Masalah lain yang timbul dengan adanya fenomena

transportasi online adalah mengenai keamanan konsumen. Penanganan dan penyelesaiaan keamanan mendorong Pemerintah mencari upaya penyelesainnya sampai sat ini.

3

Bella Yustika. Perlindungan Konsumen Pengguna Jasa Transportasi Online di Kota

Surakarta. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta,

(5)

Karena banyak tindak kejahatan yang dilakukan oleh driver taksi online

kepada konsumen seperti 1) pencabulan,4 2) pemerkosaan5, 3) perampokan

bahkan hingga 4) pembunuhan dialami oleh pengguna taksi online.6 Para aplikator

transportasi online bebas merekrut mitra atau menerbitkan izin operasional transportasi online. Namun sistem perekrutan nampak masih berjalan asal-asalan

tanpa pengawasan terhadap mitranya. Padahal berbicara mengenai perlindungan

hukum khususnya bagi konsumen, permasalahan akan muncul, kemana konsumen akan meminta pertanggungjawaban apabila terjadi kerugian bagi dirinya,

menuntut perusahaan, atau driver, atau merchant selaku mitra perusahaan.7

Pelanggaran aplikator ini dilakukan secara terbuka tanpa pengawasan dan tindakan penegakan peraturan oleh pemerintah. Model rekrutmen mitra yang asal-asalan dan tanpa pengawasan aplikator transportasi online ini menjadi penyebab utama maraknya tindak kejahatan dalam pelayanan transportasi online. Ini membuktikan bahwa jasa transportasi online sering lalai dalam memenuhi hak-hak konsumen. Sering kali konsumen dianggap memiliki suatu kedudukan yang tidak dianggap seimbang dengan para pelaku usaha, konsumen tidak berdaya

menghadapi posisi yang lebih kuat dari para pelaku usaha.8

4

Nur Huda. “Driver Ojol Ini Cabuli Penumpang di Semak-semak, Modus Awal Ajak

Makan

Malam”.http://jateng.tribunnews.com/2018/09/10/driver-ojol-ini-cabuli-penumpang-di-semak-semak-modus-awal-ajak-makan-malam. Di akses pada tanggal 01 Maret 2019. 5

Ali Anwar. “8 Jam Sopir Taksi Online Memperdaya Wanita Ini Di Dalam Mobil”. Metro.Tempo.Co/Read/1083768/8-Jam-Sopir-Taksi-Online-Memperdaya-Wanita-Ini-Di-Dalam. Di akses pada tanggal 01 Maret 2019.

6

Raja Siregar. “Pembunuh Sopir Taksi Online di Sumsel Didakwa Pasal

Berlapis”.https://news.detik.com/berita/d-4425228/pembunuh-sopir-taksi-online-di-sumsel-didakwa-pasal-berlapis. Di akses pada tanggal 01 Maret 2019. 7

Dian Nasution. Tinjauan Hukum Terhadap Layanan Transaksi dan Transportasi

-Berbasis Aplikasi Online. Resam Jurnal Hukum Volume 4, Nomor 1., h. 19.

8

Stefani Halim & Siti Nurbaiti. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Transportasi

(6)

Pemerintah memiliki kewenangan untuk mengintervensi melalui kebijakan-kebijakan yang ada. Kebijakan tersebut tidak merugikan pihak manapun tetapi mengusahakan perlindungan hukum keseimbangan antara pelaku usaha, konsumen moda transportasi online dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan tujuan hukum, yaitu ketertiban sebagai syarat pokok (fundamental) serta berarti, tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat

dan zamannya9 tetapi bermanfaat dan berkepastian dan memanusiakan manusia.10

Kementerian Perhubungan membuat suatu peraturan yang tujuannya untuk membuat gambaran yang jelas tentang transportasi berbasis online tersebut dan juga memberikan ketentuan-ketentuan dan payung hukum terhadap transportasi berbasis online dengan mengeluarkan Peraturan Menteri No. 108 Tahun 2017.

Peraturan atau kebijakan Pemerintah ini berisi aturan tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek. Yakni angkutan dalam wilayah perkotaan dan/atau kawasan tertentu, atau dari suatu tempat ke tempat lain, mempunyai asal dan tujuan tetapi tidak mempunyai lintasan dan waktu tetap. Tetapi pada tanggal 12 September 2018, beberapa pasal di Permenhub No. 108 Tahun 2017 ini dicabut oleh Mahkamah Agung sesuai dengan Putusan MA Nomor 15P/ HUM/2018. Alasan MA, karena ada sejumlah butir pasal yang menurut MA merupakan pemuatan ulang materi norma yang telah dibatalkan oleh Putusan MA Nomor 37/P.HUM/2017 pada tanggal 20 juni 2017 dan saat ini masih dalam tahap revisi.

9 Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum, Suatu Pengantar. Cet. kedua. Yogyakarta: Liberty, 1999., h. 74-75.

10

Teguh Prasetyo. Keadilan Bermartabat: Prespektif Teori Hukum. Cet. Pertama. Bandung: Nusa Media. 2015., h. 109.

(7)

Permohonan keberatan hak uji materiil dalam putusan tersebut yaitu Pasal 27 ayat (1) huruf (c ), (d), ayat (2), Pasal 28 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), Pasal 38 huruf (a), huruf (b), huruf (c), Pasal 39 ayat (1), ayat (2), Pasal 40, Pasal 48 ayat (10) huruf (b) angka 2, Pasal 48 ayat (11) huruf (b) angka 3, Pasal 65 huruf (c) dan (e), Pasal 72 ayat (5) huruf (c) dan Pasal 80 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek.

Para pengemudi dan pemilik taksi online harus memenuhi persyaratan terkait uji KIR, penggunaan SIM (A) Umum dan pemasangan stiker bagi kendaraan mereka. Dengan memiliki surat izin mengemudi SIM (A) Umum para penumpang taksi online tidak lagi khawatir akan keselamatannya karena pengemudinya sudah mendapatkan pelatihan keselamatan mengemudi (safety driving) dan memiliki sertifikat keselamatan mengemudi. Semua pengemudi taksi online, harus mempunyai SIM A Umum. Dengan begitu ada jaminan keselamatan karena kendaraan itu dioperasikan oleh SDM professional. Sementara, KIR merupakan Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor bagi kendaraan yang menjadi transportasi umum. Ini tentunya menguntungkan pengguna taksi online karena kendaraan yang digunakan sebagai transportasi umum sudah terjamin keselamatannya karena sudah lolos uji kelayakan dan akan dicek secara berkala

setiap enam bulan sekali.11

11

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-42888513. Diakses pada tanggal 12 Maret 2019.

(8)

Peraturan tersebut juga mengatur mengenai tarif batas atas dan batas bawah taksi online. Tujuan pengaturan itu adalah untuk memberikan persaingan harga yang sehat antara taksi online dan taksi konvensional, agar dunia usaha dapat tumbuh serta berkembang secara sehat dan benar. Sehingga tercipta iklim

persaingan usaha yang sehat.12

Selain itu, akun pengemudi taksi online dan kendaraan yang digunakan harus terdaftar di badan hukum perusahaan atau koperasi yang menjadi mitra mereka. Aturan ini untuk melindungi pengemudi. Sehingga tidak ada lagi kebijakan sewenang-wenang dari pihak perusahaan kepada pengemudi, seperti pemutusan mitra secara sepihak.

Pengaturan transportasi di Indonesia telah melibatkan semua kepentingan. Tidak ada satu pihak yang merasakan dirugikan, semua harus merasakan kemanfaatan secara bersama-sama. Mencermati situasi masyarakat sosial berada pada situasi yang kompleks seperti keadaan masyarakat dewasa ini, maka hukum yang tercipta. Menanggulangi masyarakat yang serba kompleks tidak dapat

melulu menggunakan cara-cara datar-datar saja.13

Pentingnya perlindungan hukum terhadap pengemudi transportasi online juga begitu penting. Seringkali masih sering dijumpai para pengemudi transportasi online secara diam-diam harus menjemput atau menaikkan penumpang di area-area publik seperti Bandara dan Stasiun kereta. Hal tersebut membuat pengemudi transportasi online dan pengemudi transportasi konvensional saling berselisih

12

Dyah Hapsari P, et.al. Karakteristik Imperatif dan Rekomendatif Putusan-Putusan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Refleksi Hukum Vol. 1 no. 1, 2016., h. 98.

13

Faisal. Memahami Hukum Progresif. Cet. Pertama. Yogyakarta: Thafa Media, 2014., h. 120.

(9)

paham dan terjadi pengeroyokan terhadap pengemudi transportasi online. Seperti telah dilansir dari Nasional.Tempo.com (Salah satu sopir angkutan kota yang mengeroyok pengemudi Go-Jek yang terjadi di Samarinda) atau seperti liputan

jogja.tribunnews.com (Insiden Pemukulan Driver Online di Bandara Adisutjipto).

Pertumbuhan transportasi dan jasa transaksi berbasis aplikasi ini, selain berdampak sosial dan ekonomi, ternyata menyisakan persoalan hukum yang tidak sedikit. Perlindungan hukum terhadap konsumen masih menjadi persoalan di masyarakat awam seperti terlihat dalam berbagai pemberitaan di atas. Tanggungjawab perusahaan, pengemudi, dan status kerja juga merupakan masalah. Sehingga, aturan undang-undang ketenagakerjaan mengikat bagi perusahaan dan pengemudi. Juga persoalan resiko apabila terjadi overmacht, soal dibebankan kepada perusahaan, pengemudi, merchant (dalam hal layanan jasa

atau jual beli barang), ataukah konsumen.14

Jika transportasi di Indonesia bervariasi maka masyarakat sebagai konsumen mempunyai banyak pilihan ketika memilih transportasi sesuai dengan keinginan mereka. Banyaknya variasi transportasi juga menambah problematika ketika kemacetan menjadi suatu masalah. Pemerintah mengusahakan pengaturan dengan baik. Pembentukan keputusan yang berkekuatan hukum juga, mengakomodir kepentingan-kepentingan hukum dan mewujudkan tujuan hukum Hal itu akan membawa teknologi di bidang transportasi menjadi semakin baik,

14

(10)

akan membawa dampak peningkatan kepercayaan masyarakat untuk

memanfaatkannya.15

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaturan transportasi online di Indonesia dalam perspektif teori Keadilan Bermartabat?

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk menemukan dan menggambarkan pengaturan transportasi online dalam perspektif teori Keadilan Bermartabat. Secara khusus dari untuk mengetahui dan menganalisis pengaturan transportasi online di indonesia dan menganalisis perlindungan hukum terhadap konsumen transportasi berbasis online di indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap dan pengembangan wawasan pengetahuan di bidang hukum, yaitu pengaturan dan perlindungan konsumen khususnya tentang hak konsumen untuk memilih moda transportasi dan transportasi berbasis online secara bebas.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait untuk melaksanakan jasa transportasi

15

Hikmawati & Aan. Penyelesaian Sengketa Transaksi Elektronik Terhadap Barang

Elektronik Bekas Pakai Oleh Administrator Bertindak Sebagai Mediator. Penelitian Internal

(11)

berbasis online sesuai dengan pengaturan dan perlindungan hukum terhadap konsumen transportasi berbasis online dalam jiwa bangsa Indonesia.

1.5. Metode Penelitian

Penelitian tentang pengaturan transportasi online. Menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif. Artinya, permasalahan yang diangkat, dibahas dan diuraikan dalam penelitian ini difokuskan pada kaidah-kaidah atau

norma-norma dan asas-asas dalam hukum positif.16 Karena perspektif yang digunakan

adalah perspektif teori Keadilan Bermartabat, maka pengaturan dalam hukum positif mengenai transportasi online itu adalah pengaturan yang merupakan manifestasi dari jiwa bangsa (Volksgeist) Indonesia. Tipe penelitian yuridis normatif dilakukan dengan mengkaji berbagai macam aturan hukum yang bersifat formal seperti Undang-Undang,

Literatur-literatur yang bersifat konsep, teoritis, yang kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan juga menjadi bahan hukum yang diteliti. Dengan gambaran metodelogi di atas, maka penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Pendekatan demikian digunakan untuk mengkonfirmasi mengenai pengaturan transportasi berbasis online di Indonesia dalam perspektif Keadilan Bermartabat.

Pendekatan konseptual tujuannya adalah untuk membangun argumentasi hukum dengan konsep-konsep terkait isu hukum yang dihadapi. Terkait dengan pendekatan konseptual tersebut maka yang akan dijadikan rujukan adalah literatur

(12)

hukum mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen transportasi berbasis online. Adapun sumber dan bahan hukum yang dijadikan rujukan Primer adalah, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang digunakan untuk Kepentingan Masyarakat. Diteliti pula sebagai rujukan Primer, yaitu Dikaji, Putusan MA Nomor 15P/ HUM/2018. yang menguji materiil Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek.

Referensi

Dokumen terkait

19 Foramen ini umumnya terletak pada pertengahan batas superior dan inferior dari korpus mandibula pada kondisi bergigi, 5 dan lebih sering berada dibawah gigi premolar,

Pandangan Hukum Islam terkait pengangkatan anak secara Illegal bahwa Islam hanya menganjurkan pengangkatan anak yang tidak memutuskan hubungan nasab antara orang tua kandung

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa investor yang rasional akan menginvestasikan dananya ke dalam portofolio optimal yang terdiri dari saham INDF , UNVR dan ASII karena

Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi dalam Menerapkan Total Quatity Manajemen Pada Sekolah Internasional Kristen

FAKULTAS MIPA – JURUSAN

FAKULTAS MIPA – JURUSAN

Penelitian Kusuma (2015) dengan menggunakan macromedia flash juga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPA dengan perolehan skor rata-rata kelas

Pemberian pupuk organik cair menghambat pertumbuhan umbi yang berasal dari Desa Guntarano dan tidak berbeda dengan Desa Maku dan Duyu, tetapi memberikan