• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

\

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang mempunyai areal seluas 108 ha. Luas areal kerja efektif kurang lebih 69 ha yang dibagi dalam lima zona, masing-masing zona dikelilingi dengan jalan kerja yang kondisinya cukup baik. Setiap zona tersebut dibagi menjadi beberapa bagian sub-zona. Pada saat penelitian sebagian besar areal kerja telah terisi sampah. Berdasarkan hasil pemantauan PPMSL-UI dan Unisma Bekasi, ketinggian sampah di tiap zona pada tahun 2002 berkisar antara 4,58 m sampai 10,77 m. Ketinggian sampah yang direncanakan adalah 25 meter, dengan mengacu disain ketinggian sampah tersebut dan hasil penelitian memperkirakan bahwa seluruh zona TPA Sampah Bantar Gebang masih dapat dioperasikan dengan umur teknis 42 bulan atau sampai tahun 2006 berdasarkan Master Plan JICA Tahun 1987 (JICA, 2001), namun hingga saat penelitian berlangsung TPA Sampah Bantar Gebang masih dimanfaatkan. .

TPA Sampah Bantar Gebang telah beroperasi sekitar 21 tahun yaitu sejak tahun 1989 sampai sekarang. Berdasarkan rencana Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya Tahun 1987, TPA Sampah Bantar Gebang akan beroperasi 20 tahun dengan metode pembuangan sampah secara sanitary landfill. Berdasarkan rencana tersebut umur teknis tempat pembuangan sampah ini telah dilewati. TPA Sampah Bantar Gebang sejak beroperasi sampai sekarang melayani buangan sampah dari Kota Jakarta dan Kota Bekasi.

Dampak langsung atau dampak primer merupakan dampak yang timbul sebagai akibat dari tujuan utama kegiatan, baik berupa biaya ataupun manfaat. Dampak langsung ataupun tidak langsung yang terjadi di lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang adalah dampak ekonomi, dampak sosial dan dampak lingkungan. Dampak kerusakan lingkungan dihitung dan dikonversi berdasarkan nilai kerugian kesehatan manusia yang diderita dalam jangka waktu tertentu. Nilai ini dihitung berdasarkan biaya pengobatan yang dibutuhkan serta turunnya produktifitas masyarakat akibat gangguan kesehatan yang diterima.

Ditinjau dari segi ekonomi, manfaat terhadap sampah bisa didaur ulang atau dijadikan kompos dan juga bisa menjadi sumber ekonomi jika dikelola dengan baik serta memberikan peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan para pemulung. Namun timbulnya keresahan dan konflik sosial terutama masyarakat dengan pemulung merupakan masalah sosial yang sering terjadi di TPA Sampah Bantar Gebang. Selain itu, aktivitas pemulung menyebabkan peningkatan kecelakaan kerja, berkurangnya nilai estetika akibat

(2)

adanya aktivitas pemulung sampah yang membangun gubuk-gubuk dan menumpuk sampah di sekitar tempat permukiman mereka dan di sepanjang jalan masuk TPA Sampah Bantar Gebang.

Pengelolaan persampahan yang terjadi di TPA Sampah Bantar Gebang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha (produsen, penjual, pedagang dan jasa). Pengelolaan sampah di masyarakat masih bermasalah karena rendahnya peran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Dari sisi pemerintah, permasalahan terjadi karena kurangnya sarana, prasarana, sumberdaya manusia dan keterbatasan dana, serta masih kurangnya dukungan pemerintah terhadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil dalam pengelolaan sampah. Dukungan penghargaan, dukungan pendanaan, teknis, manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya, seperti adanya sistem insentif dan disinsentif bagi pelaku usaha belum diberikan oleh pemerintah. Pelaku usaha masih menggunakan bahan produksi maupun produk dan kemasan yang tidak ramah lingkungan, dan masih rendahnya pelaku usaha yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku serta sumber energi.

Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan tidak aktifnya pelaku usaha untuk memanfaatkan dan mengelola sampah menyebabkan perlunya tempat pembuangan akhir sampah. TPA Sampah Bantar Gebang yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dapat menimbulkan berbagai dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di TPA Sampah Bantar Gebang terdapat + 4500 orang pemulung, + 300 orang lapak dan + 45 orang bandar (Dinas Kebersihan DKI, 2005).

Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang yang melibatkan banyak aktor tersebut perlu diketahui seberapa besar manfaat dan biaya dari keberadaan tempat pembuangan akhir sampah Bantar Gebang. Adanya manfaat dan biaya pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang memerlukan kebijakan yang komprehensif dan memperhatikan masa yang akan datang.

1.2. Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup wilayah atau lokasi penelitian adalah TPA Sampah Bantar Gebang. Sampah yang diteliti adalah sampah berasal dari Kota Jakarta, baik sampah yang dapat didaur ulang (recycleable) maupun sampah yang dapat dijadikan kompos (compostable).

Objek penelitian dilakukan di TPA Sampah Bantar Gebang dan masyarakat sekitar lokasi TPA, pemulung, lapak dan bandar. Lingkup penelitian ini adalah melakukan valuasi ekonomi terhadap dampak keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang yang ditinjau dari pendekatan ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan.

(3)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Valuasi Ekonomi Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang untuk menentukan Kebijakan di Masa Depan adalah:

5. Mengulas implementasi kebijakan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang.

6. Mengidentifikasi dampak-dampak yang terjadi pada Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang.

7. Menghitung eksternalitas Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang.

8. Menghitung Nilai Ekonomi Total Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang. 9. Merumuskan kebijakan dan strategi Pengelolaan TPA Sampah yang terpadu.

1.4. Kerangka Pemikiran

Keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang dianggap merupakan masalah dan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak langsung ataupun tidak langsung yang terjadi di lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang adalah dampak ekonomi, dampak sosial dan dampak lingkungan. Pencemaran air dan udara merupakan masalah yang menjadi dampak negatif dari kegiatan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang. Dampak kerusakan lingkungan dihitung dan dikonversi berdasarkan nilai kerugian ketidaknyamanan lingkungan, kesehatan dan penurunan nilai properti. Dampak positif dari keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah sampah yang ada sebagian dapat didaur ulang sehingga kegiatan tersebut merupakan peluang usaha dan kerja masyarakat.

Penilaian dampak lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang dilakukan dengan menggunakan pendekatan valuasi ekonomi atau penilaian ekonomi guna untuk mengetahui manfaat dan biaya dari TPA Sampah Bantar Gebang. Eksternalitas merupakan pengaruh positif dan atau negatif yang diterima oleh beberapa pihak sebagai akibat kegiatan ekonomi, produksi, konsumsi atau pertukaran yang dilakukan oleh pihak pertama, dan pihak pertama tidak memperhitungkan dampak kegiatan tersebut (European Comission, 2000). Perhitungan besarnya eksternalitas Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang dalam analisis ekonomi dengan mengukur biaya dan manfaat ekonomis suatu proyek melalui tahapan yaitu identifikasi biaya dan manfaat, penilaian manfaat dan biaya dengan skenario kegiatan pengelolaan TPA. Identifikasi biaya suatu proyek diperoleh dari perhitungan biaya masyarakat, meliputi biaya perorangan (biaya eksplisit dan biaya implisit) dan biaya yang dikeluarkan oleh pihak lain (Irham, 2001). Penelitian menggunakan pendekatan valuasi ekonomi atau lebih dikenal dengan sebutan Nilai Ekonomi Total (NET) yaitu nilai ekonomi dari aset lingkungan hidup yang dapat dipecah-pecah ke dalam suatu set bagian komponen.

(4)

Berdasarkan hukum biaya dan manfaat (a benefit–cost rule), keputusan untuk mengembangkan suatu aset lingkungan hidup wajib memberikan manfaat bersih lebih besar dari manfaat bersih konservasi, dengan demikian manfaat konservasi diukur dengan NET dari aset lingkungan hidup yang diinterpretasikan sebagai NET dari perubahan kualitas lingkungan hidup (PSSAL, 2005). Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran pendekatan penelitian

Negatif

Eksternalitas Negatif Eksternalitas Positif

Valuasi ekonomi (Penilaian Biaya dan Manfaat) Positif

Dampak

fisik-kimia,ekonomi, sosial dan budaya

Nilai Ekonomi Biaya Nilai Ekonomi Manfaat

Nilai Ekonomi Total

Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan TPA Sampah Kebijakan Pengelolaan Sampah

(5)

1.5. Perumusan Masalah

Keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang yang melibatkan banyak aktor memerlukan adanya kebijakan yang komprensif yang memperhatikan dampak fisik, kimia, biologi, ekonomi, sosial dan budaya. Dampak yang timbul dari fisik dan kimia diantaranya adalah pencemaran air, udara berupa bau, dan emisi gas rumah kaca. Sampah menimbulkan bau tidak sedap, baik pada lokasi TPA maupun daerah sekitarnya dan jalur yang dilewati. Dampak bau bukan bersifat sementara, melainkan selama TPA Sampah Bantar Gebang masih berfungsi dan kegiatan masih berlangsung, maka bau tidak sedap akan terjadi. Secara nyata, kegiatan TPA sampah Bantar Gebang akan berdampak terhadap kualitas udara, khususnya bau, dan meningkatnya kadar SO2 dan NH2 di udara secara permanen selama kegiatan proyek berlangsung. Secara otomatis, dengan tercemarnya udara, maka kesehatan lingkungan penduduk di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang akan terganggu, terutama penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Dampak tidak langsung dari adanya timbunan sampah adalah menurunnya nilai harga tanah disekitar TPA Sampah Bantar Gebang .

Dampak yang timbul dari ekonomi diantaranya adalah berkembangnya usaha daur ulang sampah. Dampak yang timbul dari sosial budaya diantaranya adalah terjadinya perebutan lahan (konflik), kebiasaan hidup tidak sehat (kumuh), dan terjadinya interaksi budaya antar pemulung yang berlatar belakang budaya berbeda.

Dampak-dampak tersebut perlu dilakukan pengkajian dari berbagai pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kelembagaan dan pendekatan valuasi ekonomi. Pendekatan kelembagaan memperhatikan kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk mendirikan TPA Sampah Bantar Gebang dan kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk mengelola TPA Sampah Bantar Gebang sampai penelitian ini dilakukan. Pendekatan valuasi ekonomi digunakan untuk melihat dampak positif maupun negatif yang diekonomikan.

Penelitian-penelitian terdahulu umumnya melihat dari aspek fisik kimia diantaranya adalah Anwar (2007), melakukan percobaan penelitian untuk mengolah sampah: Biodegradable, yang difermentasi secara anaerobik menghasilkan 90% pembentukan gas metana dalam masa produksi 35 hari. Gani (2007) menyatakan sampah yang lama terurai dapat diolah menghasilkan arang dan asap Cair dengan teknologi pirolisis. Sedangkan untuk sampah yang mudah terurai menggunakan decomposer, secara aerobik menghasilkan kompos dalam waktu antara 20-30 hari.

Ahadis (2005) yang melakukan penelitian dampak sampah terhadap lingkungan perairan sekitarnya di TPA Sampah Bantar Gebang Bekasi, menyatakan beberapa parameter

(6)

yang ditelaah berada diatas baku mutu lingkungan seperti kesadahan Ca, BOD, COD, nitrut, nitrat, koliform dan E Coli. Secara keseluruhan telah terjadi peningkatan pencemaran di perairan sekitar TPA Sampah BantarGebang dikarenakan pengelolaan yang tidak efisien terkait dengan penutupan sampah. Kondisi ini akan mempengaruhi biaya eksternal yang akan bertambah besar bila inefisiensi semakin meningkat.

Royadi (2006), menggunakan analisis AHP dengan empat tingkat struktur hirarkir yaitu fokus, aktor (pemerintah, swasta, dan masyarakat), kriteria (fisik kimia, mikrobiologi, dan sosial ekonomi dan kesehatan) dan alternatif kebijakan, menyatakan faktor dominan dalam pemanfaatan TPA Sampah pascaoperasi adalah keterlibatan swasta, negara donor dan teknologi. Sedangkan Saraswati (2007) menyatakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan pengelolaan sampah adalah sosialisasi untuk pemahaman 3R, juga diperlukan adanya peraturan tentang sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R dan pemasaran untuk kompos dan produk daur ulang, dan Saribanon (2007) menyebutkan diperlukan penyebarluasan informasi mengenai pengelolaan sampah, membentuk forum komunikasi antar lembaga lokal dan menggandeng kemitraan dengan pihak swasta.

Penelitian yang telah dilakukan tersebut belum pernah membahas valuasi ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang, oleh karena itu penelitian Valuasi Ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang diperlukan. Permasalahan-permasalahan yang timbul dari adanya pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah:

1. Kebijakan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang belum berjalan dengan baik. 2. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang mempunyai dampak fisik kimia dan ekonomi

yang bersifat negatif maupun positif.

3. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang meningkatkan biaya eksternalitas. 4. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang kurang bermanfaat secara ekonomi.

5. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang tidak sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Besaran manfaat dan biaya nilai ekonomi lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang dapat dijadikan koreksi terhadap biaya pengelolaan sampah dan retribusi sampah yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang.

(7)

3. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, hasil penelitian dapat dilanjutkan sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama.

1.7. Kebaruan Penelitian (Novelty)

1. Valuasi ekonomi dan kebijakan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang secara terpadu.

2. Perhitungan ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang tidak lagi menjadi cost center, akan tetapi telah berubah menjadi profit center.

3. Perhitungan ekonomi konservasi sumberdaya material sampah untuk suatu TPA sampah berupa penghematan material, ruang dan energi apabila sampah yang masuk didaur-ulang.

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran pendekatan penelitian  Negatif

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan biaya pelayanan hemodialisa dirumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) didapatkan bahwa unit

The winners were decided after the questions submitted were graded on a six-point scale (0–5) that considered both thematic novelty and construct correctness. Of the 100 students in

Ilmu Ekonomi, HES, Syari`ah, Administrasi Bisnis, Akuntansi, Akuntasi Syari`ah, Manajemen Pemasaran, Ilmu Hukum Bisnis, Ilmu Statistik, Manajemen Keuangan.. Achlis

Hal tersebut karena jumlah tenaga kerja di Arab Saudi terutama untuk buruh kasar yang terhitung sedikit, maka Arab Saudi membutuhkan tenaga kerja dari luar seperti

Propranolol dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci sehingga penggunaan propranolol sebagai antihipertensi pada penderita diabetes dapat menyebabkan hipoglikemia. Tabel

Asuhan kebidanan pada Ny”A” sejalan antara fakta dan teori bahwa Intensitas nyeri di ukur dengan skala numerik didapatkan hasil nyeri sedang dengan katagoridapat

Penelitian ini berfokus pada pengungkapan nilai-nilai religius dalam bentuk foto pada laporan tahunan perbankan syari ' ah di Indonesia dalam rangka memahami

Dengan demikian dapat dilihat bahwa Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau memiliki jumlah jenis (80 jenis) yang lebih rendah namun dengan jumlah individu/haying