• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mancapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta

ASRI HAYATI 1310048

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Wasyukurilah puji syukur penulis kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Penyebab kejadian Bendungan Asi Pada Ibu Postpartum di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta”. insya’allah bisa diselesaikan pada waktunya. Segala sesuatu yang penulis kerjakan tidak akan memiliki makna apapun jika tanpa adanya campur tangan dari Dia Sang pemilik hidup ini

Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. dr.I Edy Purwoko, Sp.B. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan A Yani Yogyakarta.

2. Tyasning Yuni Astuti Anggraini S.ST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan A Yani Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

selaku pembimbing Penulis yang telah mencurahkan segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan memberi masukan kepada penulis dengan baik.

3. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan A Yani Yogyakarta. 4. Bapak dan ibuku serta saudaraku yang telah memberikan dukungan dan doanya

kepada penulis baik moral maupun materil untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan A yani.

6. Semua pihak yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

(5)

Semoga allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,sebagaimana imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua

Yogyakarta, Agustus 2013

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGATAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 6

B. Kerangka Teori ... 21

C. Kerangka Konsep... 22

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelian ... 23

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional Variabel ... 24

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 25

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26

H. Etika Penelitian ... 27

I. Jalannya Penelitian ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 29 B. Pembahasan ... 36 BAB V PENUTUP A.Simpulan ... 42 B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 24 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 30 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan Jumlah

Anak ... 30 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

Pendidikan ... 31 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

Kejadian Bendungan ASI Karena Pengosongan Mamae... 31 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Hisapan Bayi ... 31 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

Penyebab Kejadian Bendungan ASI karena Posisi Ibu Menyusui Bayi ... 32 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Putting Susu

Terbenam ... 32 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

Penyebab Kejadian bendungan ASI karena Putting Terlalu

Panjang ... 33 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

penyebab kejadian bendungan ASI Karena Hisapan Bayi... 34 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

penyebab kejadian bendungan ASI karena Posisi Ibu Menyusui Bayi ... 34 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

penyebab kejadian bendungan ASI karena putting susu Terbenam 35 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Karakteristk Responden Berdasarkan

penyebab kejadian bendungan ASI karena Puting Susu Terlalu Panjang ... 35

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 21 Gambar 2.2. Kerangka Konsep

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal/Time scedule Lampiran 2. Surat Keterangan penelitian Lampiran 3. Cheklist

Lampiran 4. Hasil Olah Data Lampiran 5. Hasil Tabel Frekuensi

(11)

GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

Asri Hayati1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini2

INTISARI

Latar belakang : Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri dan kadang-kadang disertai dengan kenaikan suhu badan. Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau caked breast, sering menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu Tujuan : Diketahuinya gambaran penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu post partum di ruang nifas dan KIA puskesmas mergangsan, Yogyakarta..

Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan obseravasional. Alat yang digunakan adalah checklist. Pengambilan sampel dengan metode total sampling jumlah 13 responden.

Hasil Penelitian : Dari hasil deskriptif Bahwa penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu post partum di ruang kia dan nifas terbanyak yaitu karna pengosongan mamae yang tidak sempurna pada ibu primipara YA sebanyak (100%) penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu post partum di ruang kia dan nifas terbanyak yaitu karna kelainan puting susu pada ibu multipara YA sebanyak 5 responden (100%) Simpulan : Penyebab terbanyak kejadian bendungan ASI pada ibu post partum primipara di puskesmas mergangsan,Yogyakarta adalah pengosongan mamae yang tidak sempurna YA (100%). Dan penyebab terbanyak pada ibu multipara yaitu karna kelainan pada puting susu ibu yaitu YA (100%)

Kata Kunci : Bendungan ASI

1

Mahasiswi DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta

2

(12)

DESCRIPTION OF INCIDENT CAUSE DAM ON MOTHER BREASTFEEDING POSTPARTUM MERGANGSAN

HEALTH CENTER IN YOGYAKARTA

Asri Hayati1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini2

ABSTRACT

Background: Dam ASI is the swelling of the breast due to an increase in venous and lymphatic flow, causing the dam breast and pain and is sometimes accompanied by a rise in body temperature. During the first 24 to 48 hours after the sighting of lacteals secretions, breast distension often have a hard and bumpy. This situation is called Caked dam water or breast milk, often causing great pain and can be accompanied by a rise in temperature

Objective: Knowledgeable overview dam incident cause milk to mothers in the postpartum and postnatal KIA clinic mergangsan, Yogyakarta .

Methods: This study used a descriptive method obseravasional approach. Tool used is a checklist. Sampling method 13 total sampling number of respondents. Results: From the results of descriptive dam incident that causes milk to mothers in the postpartum and postnatal kia karna emptying the mammary most imperfect in primiparous mothers YA as much (100%) the cause of the incident at the dam breast milk in mothers post partum and post-partum room kia Most are because the mother's nipple abnormalities multiparous YA by 5 respondents (100%) Conclusion: Most causes dam incident breast milk in mothers postpartum primipara in clinic mergangsan, Yogyakarta is incomplete emptying of the mammary YA (100%). And the most common cause in the multiparous mothers because abnormalities in the mother's nipple is YA (100%)

Keywords: Dams ASI

--- 1

Student DIII Midwifery STIKES A.Yani Yogyakarta 2

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI (Roesli, 2008). Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami (Roesli, 2008). Salah satu hak bayi baru lahir adalah mendapatkan ASI dari ibu kandungnya. Selama hamil, payudara berkembang sedemikian rupa dan menghasilkan air susu. Produksi susu ini siap diberikan kepada bayi dengan cara menyusui (Ramaiah, 2007).

Setiap bayi baru lahir berhak mendapatkan air susu ibunya, karena dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) dalam satu jam pertama kehidupannya, maka bayi akan mendapat sumber gizi terbaik dan dapat menyelamatkan jiwa bayi pada bulan-bulan pertama yang rawan. Hal ini mengingat masih tingginya angka kematian bayi baru lahir. Angka kematian bayi di seluruh dunia saat ini setiap tahunnya mencapai 4 juta jiwa. Di Indonesia saat ini tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, yang artinya dalam satu tahun sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun.

Penyebab kematian bayi dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu berat badan rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian minuman dan ASI. Masih banyak ibu yang belum mengerti tentang pemberian ASI Ekslusif dan pengetahuan tentang ASI.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, prosentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%.

(14)

Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relative rendah (Depkes, 2011).

Sebagian ibu setelah melahirkan, mengalami payudara membesar, terasa panas, keras, dan tidak nyaman. Pembesaran tersebut dikarenakan peningkatan suplai darah ke payudara bersamaan dengan terjadinya produksi air susu. Biasanya hal ini berlangsung selama beberapa hari. Kondisi ini bersifat normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, terkadang pembesaran itu terasa menyakitkan sehinga ibu tidak leluasa mengenakan BH ataupun membiarkan benda apapun menyentuh payudaranya (Prasetyono, 2009).

Pada permulaan nifas apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Tanda tanda pembendungan Air Susu yaittu pada perabaan payudara panas dan keras, nyeri, namun suhu badan tak naik. Puting susu datar juga dapat menyulitkan bayi untuk menyusu. Terkadang pengeluaran air susu juga terhalang penyempitan duktus laktiferi dikarenakan pembesaran vena dan pembuluh limfe (Sarwono. 2008).

Pentingnya teknik menyusui yang benar untuk mencegah kejadian bendungan ASI. Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 2010). Teknik menyusui merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi produksi ASI, apabila teknik menyusui tidak benar akan menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu tidak mau menyusui atau bayinya tidak bersedia menyusu. Kurangnya frekuensi menyusu akan berakibat tidak baik pada ibu dan bayi, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada produksi ASI selanjutnya akan tetapi ibu-ibu kurang mendapat informasi tentang menfaat ASI dan teknik menyusui yang benar (Roesli, 2005).

Hasil studi pendahuluan yang peneliti laksanakan pada tanggal 9 April 2012 di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta, menunjukkan bahwa jumlah ibu postpartum yang berkunjung di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta, pada bulan Maret sebanyak 92 ibu postpartum. Pada studi pendahuluan

(15)

tersebut peneliti memperoleh data bahwa pada bulan Maret terdapat 19 ibu mengalami bendungan ASI yang berkunjung di puskesmas mergangsan

Berdasar pada latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul gambaran penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian adalah Bagaimanakah gambaran penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran Penyebab Kejadian kejadian Bendungan ASI pada ibu postpartum di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum primigravida di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta. b. Diketahuinya gambaran penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu

postpartum multigravida di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai bahan informasi data untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah referensi perpustakaan STIKES Jendral Achmad Yani.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Ibu Menyusui di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.

Hasil penelitian ini agar dapat dipergunakan sebagai sumber informasi kepada para ibu menyusui.

(16)

2. Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas mergangsan, Yogyakarta

Hasil penelitian ini agar dapat dipergunakan sebagai masukan untuk bidan agar dalam melaksanakan praktiknya menerapkan dan memberikan penyuluhan tentang gambaran Penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan sebagai sarana belajar dengan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah kedalam permasalahan yang ada di tengah masyarakat serta untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. khususnya tentang bendungan ASI pada ibu postpartum

E. Keaslian Penelitian

1. Khaira ammalia, 2008. Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Menyusui Berdasarkan Status Kerja di Desa Krajankulon Kaliwungu Kendal. Variabel bebas: status kerja ibu menyusui Variabel terikat: kejadian bendungan ASI. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, uji analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian Ada hubungan status kerja ibu menyusui dengan kejadian bendungan ASI. Ibu menyusui yang pekerja sebanyak 23 responden (44,2%) dari 52 orang. Sedang kan ibu menyusui yang mengalami kejadian bendungan ASI masih tinggi yaitu sebanyak 25 orang (48,1%). Dari 23 ibu menyusui yang bekerja 19 orang mengalami bendungan ASI. Persamaan dengan penelitian terbaru terdapat pada variabel yang diteliti, yaitu sama-sama meneliti bendungan ASI. Sedangkan perbedaan dengan penelitian terbaru terdapat pada jumlah variabel yang diteliti, metode analisis data, tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian.

2. Lusiya Wijayanti, 2010. Gambaran Penyebab Terjadinya Bendungan ASI pada Ibu Post Partum di Puskesmas Bojong II Pekalongan Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan

(17)

Dari 32 orang yang mengalami bendungan ASI, 12 orang (37,5%) mengatakan penyebab terjadinya bendungan ASI dikarenakan terlambat memberikan ASI, 19 orang (59,37%) mengatakan terjadi infeksi pada payudara, dan sisanya 1 orang (3,12%) mengatakan bendungan asi yang dialami karena adanya penyakit seperti tuberculose. Persamaan dengan penelitian terbaru terdapat pada variabel yang diteliti, yaitu sama-sama meneliti bendungan ASI. Sedangkan perbedaan dengan penelitian terbaru terdapat pada tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian.

(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mergangsan, Jl. Kol. Sugiono no, 98/373249. Yogyakarta. Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta ini mempunyai sarana pelayanan kesehatan dasar dan rawat inap yang terdiri dari 1 puskesmas induk dan 2 unit puskesmas keliling, disamping pelayanan kesehatan pemerintah juga terdapat pelayanan kesehatan swasta yang berupa rumah besarlin dengan bidan tingkat kepuasan pelanggan maupun masyarakat yang berkunjung atau berobat dan kecepatan pelayanan, keramahan, kelengkapan alat dikategorikan puas, adapun yang dikeluhkan pelanggan yaitu waktu tunggu pasien atau antrian yang lama sebelum pemeriksaan. Unit pelayanan kesehatan di puskesmas mergangsan ini buka 24 jam dalam melayani persalinan

Pelayanan kebidanan dan fasilitas di Puskesmas dan penyakit kandungan khususnya pelayanan asuhan kebidanan pada ibu post partum, terdapat di pelayanan ruang rawat inap dan ruang KIA. Standar pelayanan kebidanan pada ibu post partum diruangan ini diantaranya memberikan konseling tentang menyusui dan faktor faktor penyebab resiko terjadinya bendungan asi apabila ibu tidak mengosongkan payudara dengan sempurna, didukung dengan adanya fasilitas pelayanan rawat gabung yang dilakukan setelah ibu post partum dan segera setelah kelahiran bayi serta bayi disusui sesuai ketentuan (on demand) dan tanpa harus menggunakan jadwal. Serta Ruang KIA disediakan bagi ibu yang ingin control setelah beberapa hari gabung ini dan pelayanan KIA ini, memudahkan peneliti melakukan observasi pada ibu post partum

(19)

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur, umur anak, pendidikan dan pekerjaan. Dapat diketahui dari tabel 4.1. distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan karakteristik responden, dibawah ini :

a. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. < 20 Tahun 1 7,7 2. 20 – 35 Tahun 12 92,3 3. > 35 Tahun 0 0 Jumlah 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa dari 13 responden sebagian besar berumur 20 - 35 tahun, yaitu ada 12 responden (92,3%).

b. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No. Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Anak

Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 Primipara Multipara 8 5 61,5 38,5 Jumlah 13 100

(20)

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan jmlah anak kategori primipara, yaitu ada 8 responden (61,5%).

c. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 3 Dasar Menengah Tinggi 1 9 3 7,7 69,2 23,1 Jumlah 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan sampai tingkat menengah, yaitu ada 79 responden (69,2%).

3. Penyebab Kejadian Bendungan ASI Secara Keseluruhan a. Pengosongan Mamae

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Pengosongan Mamae

No Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena

Pengosongan Mamae Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. Ya 12 92.3 2. Tidak 1 7.7 Jumlah 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu dengan penyebab

(21)

kejadian bendungan ASI karena pengosongan mamae Ya, yaitu sebanyak 12 responden (92,3%).

b. Hisapan Bayi

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Hisapan Bayi

No Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena

Hisapan Bayi Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. Ya 10 76.9 2. Tidak 3 23.1 Jumlah 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu dengan penyebab kejadian bendungan ASI karena hisapan bayi Ya, yaitu sebanyak 10 responden (76,9%).

c. Posisi Ibu Menyusui Bayi

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Posisi Ibu Menyusui Bayi

No Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Posisi Ibu Menyusui Bayi

Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. Ya 6 46.2 2. Tidak 7 53.8 Jumlah 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu dengan penyebab kejadian bendungan ASI karena posisi ibu menyusui bayi Tidak, yaitu sebanyak 7 responden (53,8%).

(22)

d. Puting Susu Terbenam

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Puting Susu Terbenam

No Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena

Puting Susu Terbenam

Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. Ya 4 30.8 2. Tidak 9 69.2 Jumlah 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu dengan penyebab kejadian bendungan ASI karena puting susu terbenam Tidak, yaitu sebanyak 9 responden (69,2%).

e. Pengosongan Mamae Puting Susu Terlalu Panjang

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Puting Susu Terlalu Panjang

No Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Puting Susu Terlalu Panjang

Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. Ya 2 15.4 2. Tidak 11 84.6 Jumlah 13 100

Sumber : Data primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu dengan penyebab kejadian bendungan ASI karena puting susu terlalu panjang Tidak, yaitu sebanyak 11 responden (84,6%).

(23)

4. Penyebab Kejadian Bendungan ASI Pada Ibu Primipara dan Multipara

a. Pengosongan Mamae

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Pengosongan Mamae

No Penyebab Pengosongan Mamae Jumlah

Ya Tidak

F % F % f %

1. Primipara 8 61,53 0 0 8 61,53

2. Multipara 4 30,76 1 7,69 5 38,49

Jumlah 12 92,29 1 7,69 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui dari 13 responden mayoritas ibu mengalami bendungan ASI. Pada ibu primipara terdapat 8 responden (61,53%) mengalami bendungan ASI. Sedangkan pada ibu multipara didapatkan 4 responden (30,76%) mengalami bendungan ASI.

b. Hisapan Bayi

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Hisapan Bayi

No Penyebab Pengosongan Mamae Jumlah

Ya Tidak

f % F % f %

1. Primipara 6 46,15 2 15,38 8 61,53

2. Multipara 4 30,76 1 7,69 5 38,45

Jumlah 10 76,92 3 23,07 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui dari 13 responden mayoritas ibu mengalami bendungan ASI. Pada ibu primipara terdapat 8 responden (46,15%) mengalami bendungan ASI. Sedangkan pada ibu multipara didapatkan 4 responden (30,76%) mengalami bendungan ASI

(24)

c. Posisi Ibu Menyusui Bayi

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Posisi Ibu Menyusui Bayi

No Penyebab Pengosongan Mamae Jumlah

Ya Tidak

F % F % f %

1. Primipara 6 46,15 2 15,38 8 61,53

2. Multipara 0 0 5 38,46 5 38,46

Jumlah 6 46.2 7 46,15 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui dari 13 responden mayoritas ibu mengalami bendungan ASI. Pada ibu primipara terdapat 6 responden (46,15%) mengalami bendungan ASI. Sedangkan pada ibu multipara didapatkan 0 responden (0%) mengalami bendungan ASI

d. Puting Susu Terbenam

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Puting Susu Terbenam

No Penyebab Pengosongan Mamae Jumlah

Ya Tidak

f % F % f %

1. Primipara 4 30,76 4 30,76 8 61,52

2. Multipara 0 0 5 100 5 38,46

Jumlah 4 30,76 9 69.3 13 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui dari 13 responden mayoritas ibu mengalami bendungan ASI. Pada ibu primipara terdapat 4 responden (30,76%) mengalami bendungan ASI. Sedangkan pada ibu multipara didapatkan 0 responden (0,%) mengalami bendungan ASI

(25)

e. Pengosongan Mamae Puting Susu Terlalu Panjang

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab Kejadian Bendungan ASI Karena Puting Susu Terlalu Panjang

No Penyebab Pengosongan Mamae Jumlah

Ya Tidak

F % F % f %

1. Primipara 0 0 8 10,06 8 61.53

2. Multipara 2 15.38 3 23,07 5 38.45

Jumlah 2 15.38 11 76,92 13 100

Sumber : Data Primer, (2013)

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui dari 13 responden mayoritas ibu mengalami bendungan ASI. Pada ibu primipara terdapat 0 responden (0%) mengalami bendungan ASI. Sedangkan pada ibu multipara didapatkan 2 responden (15.38%) mengalami bendungan ASI

B. Pembahasan

Hasil penelitian di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta, dari total 13 responden dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa, semua responden ibu primipara merupakan ibu dengan penyebab kejadian bendungan ASI karena pengosongan mamae yaitu sebanyak 8 responden (100,0%), sedangkan untuk ibu multipara sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu dengan penyebab kejadian bendungan ASI karena pengosongan mamae yaitu sebanyak 4 responden (80,0%).

Penelitian ini terdapat beberapa karakteristik responden yaitu berdasarkan umur, jumlah anak, dan pendidikan. Pada karakteristik berdasarkan umur sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu 12 responden (92.3%). Berdasarkan jumlah anak sebagian besar responden merupakan ibu dengan jumlah anak kategori primipara, yaitu 8 responden (61.5), dan berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan menengah yaitu 9 responden (69,2%)

Dari 13 responden mayoritas ibu mengalami bendungan ASI. Pada ibu primipara terdapat 8 (61,53%) responden yang mengalami bendungan

(26)

ASI karna pengosongan mamae yang tidak sempurna. Hal ini berarti bahwa banyak ibu primipara kurang memahami tentang Gambaran penyebab bendungan ASI. Dapat diketahui pada ibu primipara kurang banyak memiliki pengalaman dalam menyusui dan kurang dalam memperoleh informasi tentang bendungan ASI. Banyaknya pengalaman dalam menyusui menjadikan ibu primipara mempunyai pengetahuan yang baik tentang penyebab bendungan ASI karena pengalaman merupakan salah satu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyebab kejadian bendungan ASI. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Notoadmodjo (2010), bahwa pengalaman artinya berdasarkan pemikiran kritis, akan tetapi pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan. Mungkin pengalaman hanya dicatat saja, pengalaman yang disusun dengan sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan.

Ibu multipara dalam penelitian ini berjumlah 5 reponden, yang mengalami bendungan ASI adalah 4 (30,76%) karna puting susu terlalu panjang. Hal ini berarti bahwa banyak ibu multipara kurang memahami tentang penyebab kejadian bendungan ASI. Dapat diketahui pada ibu multipara memiliki pengalaman atau kebiasaan dalam mengasuh anak dan apa bila bayi tidak menyusui dengan sempurna payudara akan mengalami pembengkakan.

Berdasarkan hasil observasi dari checklist penyebab kejadian bendungan ASI terbanyak adalah pada ibu primipara yaitu karna pengosongan mamae yang tidak sempurna dengan jumlah 8 responden (61,53). Dalam hal ini, semua penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu primipara dan multipara karna kurang mendapatkan informasi tentang gambaran penyebab kejadian bendungan ASI. Menurut (Roesli. 2012,) Bagi ibu yang sudah berpengalaman atau ibu multipara dan responden yang sudah beberapa hari dalam masa nifas kemugkinan sudah memiliki pengalaman/kebiasaan dalam menyusui bayinya. Begitu juga responden yang sering mendapatkan informasi tentang gambaran penyebab kejadian

(27)

bendungan ASI dari tenaga kesehatan khususnya bidan, media masa, orang tua, teman dan tetangga, hal tersebut dapat memungkinkan sebagian ibu sudah mengetahui penyebab kejadian bendungan ASI.

Bagi ibu-ibu yang kurang mendapatkan informasi atau tidak pernah m mendapatkan informasi tentang akibat tidak menyusui, baik ibu yang mempunyai anak pertama dan ibu yang melahirkan beberapa hari post partum atau post partum hari pertama, dalam hal ini mengakibatkan ibu belum mengetahui gambaran penyebab kejadian bendungan ASI sehingga ibu dalam menyusui tidak mengosongkan payudaranya dengan sempurna. Manfaat menyusui bagi ibu adalah dapat merangsang terjadinya involusi, hemat secara ekonomi, dapat mengurangi terjadinya anemia, tidak merepotkan dan dapat menghemat waktu. Sedangkan manfaat menyusui bagi bayi adalah terpenuhinya kebutuhan gizi bayi karena ASI mengandung banyak gizi, mengandung zat kekebalan, dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi serta dapat meningkatkan kecerdasan bayi (Roesli, 2008).

Pada penelitian ini “Gambaran Penyebab Kejadian Bendungan ASI Pada Ibu Post Partum di ruangan KIA dan nifas di puskesmas mergangsan Yogyakarta” baik ibu primipara dan multipara tidak semua responden mengalami bendungan ASI. Hal ini menjelaskan, tidak ada perbedaan yang mendasar bahwa pada ibu primipara maupun multipara masih terdapat bendungan ASI.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bendungan ASI yang benar tidak diketahui oleh responden.

2. Fasilitas pelayanan kebidanan pada ibu menyusui di ruang nifas dan KIA belum lengkap dengan tidak adanya ruangan khusus menyusui dengan peralatan yang lengkap seperti kursi bersandar, bantal dan kursi kecil (dingklik).

(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran penyebab kejadian bendungan ibu post partum di puskesmas mergangsan, yogyakarta

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Sebagian besar Penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu Post partum di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta yang mengalami kejadian bendungan ASI pada ibu primipara adalah karena pengosongan mamae yaitu

sebanyak 8 responden (100 %)

2. Sebagian besar Penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu Post partum di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta yang mengalami kejadian bendungan ASI pada ibu multipara adalah karena pengosongan mamae puting susu terlalu panjang yaitu sebanyak 5 responden (100 %)

B. Saran

5. Bagi Ibu Menyusui di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.

Hasil penelitian ini agar dapat dipergunakan sebagai sumber informasi kepada para ibu menyusui.

6. Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas mergangsan, Yogyakarta

Hasil penelitian ini agar dapat dipergunakan sebagai masukan untuk bidan agar dalam melaksanakan praktiknya menerapkan dan memberikan penyuluhan tentang gambaran Penyebab kejadian bendungan ASI pada ibu postpartum.

7. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan sebagai sarana belajar dengan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah kedalam permasalahan yang ada di tengah masyarakat serta untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. (2008). Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik.Jakarta:

RinekaCipta.

Bahiyatun.(2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta : EGC Depkes, 2011. Profil Kesehatan RI. Jakarta

Kristianasari. W. (2009). Asuhan Kebidanan Masa Nifas :Jakarta: Salemba Medika

Lusia Wijayanti, 2010. ASI:Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika

Manik, M, Sitohang, N, A, &Asiah,N. 2010. Panduan Penulisan KaryaTulisIlmiah. Medan: Tidakdipublikasikan

Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan &Ilmu Perilaku.Yogyakarta: RinekaCipta.

Nursalam.(2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: salembamedika

Perinasia, 2010. Manajemen Laktasi: Menuju Persalinan Aman dan Bayi Lahir Sehat 2nd,ed. Jakarta

Pitaloka, A. (2008). MenyusuiBayiAnda. Jakarta: Dian rakyat.

Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prasetyono, D.S. (2005). ASIE ksklusif. Jogjakarta: DIVA press. Roesli.(2010). Panduan Praktis Menyusui.PustakaBunda : Jakarta Roesli, U. (2005). Panduan Praktis Menyusui. Jakarta :PuspaSwara. Ramaiah, 2007. ASI dan Menyusui. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena gerak tari Bedhaya menjadi konsep garapan, maka gerak tersebut dalam teater Pilihan Pembayun menjadi gerak Bedhayan, seolah-olah Bedhaya, rasa Bedhaya5.

Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan aplikasi pengembangan corak batik dengan motif karang jenis pavona venosa berbasis web dengan menggunakan metode Random Walk.. Hasil

Karya Natal yang bergerak dibidang jasa pengangkutan barang,dimana dalam melakukan perhitungan pajak penghasilan terjadi ketidaktepatan dalam menentukan biaya

Setelah dilakukan analisis secara statistik didapatkan proliferasi limfosit dengan OD yang diperlihatkan lebih besar daripada rerata OD kontrol negatif ditambah 2 standar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan sebanyak 30 mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang tidak menjadi responden yang terdiri dari 13 pernyataan tentang

Untuk merangsang pemanfaatan jenis-jenis rotan yang selama ini belum dimanfaatkan (lesser used species), perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dan holistik karena