• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

Dewi Kristyaningsih, S.KM

ABSTRACT

Advanced age be process be old in human can not. marked with body function depreciation to adapt with stress environment. and be stage ends from human life cycle, often marked with life condition disagree with supposed. this matter be heavy burden for lansia that can evoke depression (Depsos, 2006). stress very susceptible happen in advanced age because factor loses, physical well-being depreciation, and support under communication from family. family support under communication to advanced age, will influence koping in lansia not adekuat. koping not adekuat in face of problem, will causes crisis correlating him and continuous final can evoke depression phenomenon.

Researcher uses design cross sectional. population in this watchfulness lansia at Village Langsar District Saronggi Regency Sumenep year 2010 as much as 126 respondents. big sample numbers 96 respondents, family support independent variable towards lansia and variable dependent depression level in lansia the instrument uses kuesioner and sample taking technical purposive sampling. then tested by using correlation test Spearman Rank (Rho).

Research result is got data 96 respondents that get family support deliver it support less (7%), (12%), good (81%). while respondent that experience depression deliver it (21%) lansia doesn't experience depression, (79%) experience light depression, (10%) depression, (5%) and heavy depression (6%). based on analysis result uses correlation test spearman rank (rho) at obtain ρ = 0,000<α = 0,05 mean found connection between family support connection with depression level in lansia at Village Langsar Laok District Saronggi Regency Sumenep.

The conclusion this research result, knowable that almost entire lansia can not experience depression. family support excelsior more lower depression level. supposed family at Village Langsar Laok District Saronggi Regency Sumenep defend to care to denunciated and support towards lansia to achieve aim so that can prevent to increase it depression in lansia especially lansia that experience depression.

(2)

ABSTRAK

Lanjut usia merupakan proses menua pada manusia yang tidak dapat dihindarkan. Salah satu tanda penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan dan merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan depresi (Depsos 2006). Stress sangat rentan terjadi pada lanjut usia karena faktor kehilangan, penurunan kesehatan fisik, dan kurangnya dukungan dari keluarga. Kurangnya dukungan keluarga kepada lanjut usia, akan mempengaruhi koping pada lansia tidak adekuat. Koping yang tidak adekuat dalam mengahadapi masalah, akan menyebabkan krisis yang bertumpuk dan berkepanjangan yang akhirnya dapat menimbulkan depresi.

Peneliti menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia depresi di Desa Langsar Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep tahun 2011 sebanyak 126 responden. Besar sampel berjumlah 96 responden, Variabel Independen Dukungan Keluar Terhadap Lansia dan Variabel Dependen Depresi Pada Lansia Instrumennya menggunakan Kuesioner dan pengambilan sampel secara teknik purposive sampling. Kemudian diuji dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman Rank (Rho).

Hasil pada penelitian ini diperoleh data 96 responden yang mendapat dukungan keluarga diantaranya dukungan kurang (7%), sedang (12%), baik (81%). Sedangkan responden yang mengalami depresi diantaranya (21%) lansia tidak mengalami depresi, (79%) mengalami depresi ringan, (10%) depresi sedang, (5%) dan depresi berat (6%). Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji korelasi Spearman Rank (Rho) di peroleh ρ = 0,000 < α = 0,05 berarti terdapat Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep.

Kesimpulan dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya lansia tidak mengalami depresi. Semakin tinggi dukungan keluarga semakin rendeh tingkat depresi. Diharapkan keluarga di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep mempertahankan keperdulian dan dukungan terhadap lansia untuk mencapai tujuan agar dapat mencegah bertambahnya depresi pada lansia pada khususnya lansia yang mengalami depresi.

(3)

PENDAHULUAN

Lanjut usia merupakan proses menua pada manusia yang tidak dapat dihindarkan. Ditandai dengan penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Dan merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan depresi (Depsos 2006). Ditambah dengan persoalan-persoalan hidup yang mendera lanjut usia seperti kematian pasangan hidup, persoalan keuangan yang berat, pindah, dan dukungan sosial yang buruk dapat memicu terjadinya depresi pada lansia. (Boedhi R. Darmodjo, 2000). Depresi terjadi lebih banyak pada umur yang lebih tua dan dukungan keluarga yang rendah. Lansia yang berada dilingkungan keluarga atau tinggal bersama keluarga serta mendapat dukungan dari keluarga akan membuat lansia lebih sejahtera. (Marchira, dkk 2007). Sebagian besar keluarga di Dusun Langsar Laok, Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep yang memiliki keluarga lansia kurang dalam memberikan dukungan (instrumental, informasional, emosional, pengharapan dan harga diri) terhadap masalah-masalah perubahan hidup dan kemunduran fisik serta kematian pasangan hidup yang di alami oleh lansia.

Saat ini depresi pada lansia di seluruh dunia di perkirakan ada 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun. Pada tahun 2000 jumlah lanjut usia di Indonesia terdapat 22,3 juta jiwa dengan umur harapan hidup 65-75 tahun. Pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09% (29,12 juta lebih) dengan usia harapan hidup 70-75 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Wahyudi Nugroho, 2000). Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan Kuesioner menurut inventaris depresi Beck and Deck, ada 10 orang keluarga, 3 orang keluarga tergolong dalam depresi ringan (dengan skor 5-7) mereka mengalami gangguan alam perasaan yang di tandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, perasaan tidak bahagia, dan 4 orang keluarga tergolong dalam depresi sedang (dengan skor 8-15) mereka mengalami perasaan putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, tidak berminat pada ADL, sampai ada ide bunuh diri, merasa kesepian karena berada jauh dari anak dan ditinggal pasangan hidup, sedangkan dengan bertambahnya usia menyebabkan kemunduran fungsi fisik, dan aktifitasnya juga dibatasi, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat depresi pada lansia. Sedangkan yang 3 orang keluarga menunjukan perilaku yang sehat seperti tetap melakukan semua kegiatan meskipun berada jauh dari anak dan ditinggal pasangan hidup, serta mengalami kemunduran fungsi fisik.

Berbagai persoalan hidup yang kompleks menimpa lanjut usia sepanjang hayatnya seperti : kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya, kematian pasangan hidup, persoalan keuangan yang berat, pindah, dan dukungan keluarga yang buruk. Dan sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatife dan dianggap sebagai beban keluarga. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat menjadi pemicu terjadinya depresi menurut (Depsos 2006). Apabila kodisi yang seperti ini tidak secepatnya di atasi maka akan berdampak kemasalah kejiwaan. Sehingga mencari solusi dari permasalahan ini sangat dibutuhkan.

(4)

dengan tingkat depresi pada lansia di Dusun Langsar laok, Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep (2) Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia di Dusun Langsar laok, Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep dan (3) Menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia di Dusun Langsar laok, Desa langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten sumenep.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Analitik Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh lansia depresi di Dusun Langsar laok Desa Langsar Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh lansia depresi di Dusun Langsar laok, Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 96 responden yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Variabel independent dalam penelitian ini adalah Dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Lansia yang mengalami depresi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner tertutup. Setelah data terkumpul melalui observasi, kemudian data ditabulasi dan

dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti. untuk menganalisa hubungan dukungan

keluarga dengan tingkat depresi pada lansia digunakan SPSS dengan uji sprearman rho dengan tingkat kemaknaan α 0,05 bila hasil yang diperoleh α < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada Pengaruh Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1.

No

Dukungan Keluarga

Frekuensi

Prosentase

1

2

3

Kurang

Sedang

Baik

7

11

78

7%

12%

81%

Jumlah

96

100%

Karakteristik responden berdasarkan Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada lansia.

(5)

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hampir seluruhnya ( 81 %) Dukungan Keluarga Terhadap Lansia Di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Baik, sebagian kecil (7%) Kurang.

2.

No

Tingkat Depresi

Frekuensi

Prosentase

1

2

3

4

Depresi Berat

Depresi Sedang

Depresi Ringan

Tidak ada Depresi

6

5

9

76

6%

5%

10%

79%

Jumlah

96

100%

Karakteristik responden berdasarkan tingkat depresi

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya ( 79 %) Responden Di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Tidak ada Depresi, sebagian kecil (6%) mengalami Depresi Berat.

3.

Tingkat Depresi

Depresi

Berat

Depresi

Sedang

Depresi

Ringan

Tidak ada

Depresi

Total

Dukungan

Keluarga

Kurang 6

85,7%

0

0%

1

14,3

0

0%

7

100,0%

Sedang 0

0%

2

18,2%

6

54,5%

3

27,3%

11

100,0%

Baik

0

0%

3

3,8%

0

0%

75

96,2%

78

100,0%

Total

6

6,3%

5

5,2%

7

7,3%

78

81,3%

96

100,0%

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep.

Berdasarkan tabel di atas, dari 7 responden (7%) yang dukungan keluarganya kurang di antaraya ada 6 responden (6,3%) mengalami depresi berat dan 1 responden (1%) mengalami depresi ringan. Dari 11 responden (11,5) yang dukungan keluarganya sedang di antaranya 2 responden (2,1%) mengalami depresi sedang dan 6 responden (6,3%) mengalami depresi ringan. Dari 78 (81,3%) yang dukungan keluarganya baik di antaraya ada 3 responden (3,1%) mengalami depresi sedang dan 75 responden (78,1%) tidak mengalami depresi.

Hasil Uji Spearman,s rho diperoleh nilai sig. (2-tailed) atau ρ value 0,000 (karena ρ value < 0,05) maka yang H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa ada hubungan

(6)

Pembahasan

1. Dukungan Keluarga Terhadap Lansia Di di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep

Berdasarkan data yang diperoleh, mengenai dukungan keluarga terhadap lansia menunjukan bahwa dari 96 responden hampir seluruhnya (81%) dukungan keluarganya baik sebanyak 78 responden. Dukungan Keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. (Written by Akhmadi Published in : Kesehatan Pdf Menurut Friedman (1998). Hal ini dipengaruhi beberapa indikator antar lain dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional sehingga dari hal tersebut berpengaruh terhadap hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia.

Dukungan informasional, untuk dukungan informasional didapatkan 19% dari total keseluruhan responden yaitu 96 responden, dukungan informasional keluarga pada lansia di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep tentang pemberikan nasehat terhadap permasalahan-permasalahan, maupun usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasinya terhadap lansia tergolong baik.

Dukungan penilaian dari 96 responden didapatkan 18%. Dukungan penilaian keluarga baik karena keluarga selalu memberikan bimbingan terhadap permasalahan-permasalahan yang di hadapi lansia menengahi atau memberikan solusi dan memberikan dukungan atau support terhadap permasalahan-permasalahan lansia dan keluarga juga memberikan penghargaan terhadap segala hal yang dilakukan oleh lansia.

Dukungan instrumental dari 96 responden didapatkan 18%. Keluarga selalu memperhatikan kesehatan lansia, selalu menyediakan kebutuhan kebutuhan makan, kebutuhan minum dan keluarga juga selalu berusaha mengingatkan dan membatasi segala kegiatan lansia serta keluarga juga mengingatkan dan menyediakan tempat bagi saya untuk istirahat.

Dukungan emosional dari 96 responden didapatkan 18%. Keluarga selalu memberikan kasih sayang terhadap segala hal yang terbaik bagi lansia serta keluarga memberikan kepercayaan perhatian keluarga juga selalu mendengarkan segala keluhkesah yang di alami oleh lansia.

Dukungan keluarga merupakan aspek penting yang harus ada di dalam suatu keluarga, karena Efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan, dengan peningkatan usia harapan hidup tentunya mempunyai dampak lebih banyak terjadi penyakit pada lansia, terbesar adalah gangguan depresi. Sehingga dalam hal ini perlu adanya peran serta yang besar dari keluarga dalam memberikan dukungan dan pemenuhan kebutuhan lansia, sehingga timbul koping yang baik dari lansia dalam menghadapi stressor. Dari hasil tabulasi data dukungan keluarga dari 96 responden di Desa Langsar, 81% dukungan keluarganya baik dan 7% dukungan keluarganya kurang.

2. Tingkat Depresi pada Lansia

Berdasarkan data yang diperoleh, mengenai tingkat depresi pada lansia menunjukan bahwa dari 96 responden hampir seluruhnya (79%) tidak ada depresi sebanyak 76 responden dan sebagian kecil (21%) 20 responden mengalami depresi. Hal ini dipengaruhi beberapa indikator antar lain Kesedihan yang di rasakan, pesimis, rasa kegagalan, rasa bersalah, tidak menyukai diri sendiri, membahayakan diri sendiri, ketidak puasan, menarik diri, keragu-raguan, perubahan gambaran diri, kesulitan kerja, keletihan, anoreksia.

Hasil penelitian secara persentase ditemukan dari 96 responden nilai Kesedihan yang di rasakan (5%), pesimis (5%), rasa kegagalan (11%), rasa bersalah (9%), tidak menyukai diri sendiri (5%), membahayakan diri sendiri (1%), ketidak puasan (18%), menarik diri

(7)

(3%), keragu-raguan (7%), perubahan gambaran diri (1%), kesulitan kerja (13%), keletihan (9%), anoreksia (16%). Hampir seluruh responden lansia di Desa Langsar Laok Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep tidak mengalami kesedihan, pesimis, tidak merasa kegagalan maupun mempunyai rasa bersalah, dan tidak menyukai diri sendiri. Dan juga hampir seluruh lansia juga tidak melakukan tindakan seperti membahayakan diri sendiri, menarik diri dan kebanyakan dari mereka merasa puas terhadap apa yang sudah di dapatkan mereka juga tidak merasakan keragu-raguan maupun mengalami perubahan gambaran diri, para lansiapun tidak merasakan kesulitan kerja, tidak merasan keletihan yang berlebihan dan nafsu makan para lansia sebagian besar juga baik.

Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut usia mendapatkannya. Berbagai persoalan hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang hayatnya seperti : kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dan lain sebagainya. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya depresi. Apalagi tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan depresinya, karena dia akan terus menekan segala bentuk perasaan negatifnya ke alam bawah sadar.

3. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia

Berdasarkan data yang diperoleh, mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia dari 96 responden 7 responden (7%) yang dukungan keluarganya kurang di antaraya ada 6 responden (6,3%) mengalami depresi berat (>15) dan 1 responden (1%) mengalami depresi ringan (5-7). Dari 11 responden (11,5) yang dukungan keluarganya sedang di antaranya 2 responden (2,1%) mengalami depresi sedang (8-15) dan 6 responden (6,3%) mengalami depresi ringan (5-7). Serta 3 responden (3,1%) tidak mengalami depresi (0-4). Dari 78 (81,3%) yang dukungan keluarganya baik di antaraya ada 3 responden (3,1%) mengalami depresi sedang (8-15) dan 75 responden (78,1%) tidak mengalami depresi (0-4).

Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho dengan tingkat signifikan α = 0,05 di dapatkan signifikan < α yaitu 0,000 yang berarti H0 di tolak. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia yang artinya Semakin tinggi dukungan keluarga semakin rendah tingkat depresi pada lansia.

Menurut (Friedman, M, M. 1998) Stress sangat rentan terjadi pada lanjut usia karena faktor kehilangan, penurunan kesehatan fisik, dan kurangnya dukungan dari keluarga. Kurangnya dukungan keluarga kepada lanjut usia, akan mempengaruhi koping pada lansia tidak adekuat. Koping yang tidak adekuat dalam mengahadapi masalah, akan menyebabkan krisis yang bertumpuk dan berkepanjangan yang akhirnya dapat menimbulkan gejala depresi.

Dengan itu anggota keluarga (terutama lanjut usia) perlu mempunyai mekanisme koping agar meredakan krisis dalam masalah di keluarga tersebut. Koping tersebut berasal dari kemampuan individu memecahkan masalah, mempunyai pandangan positif, kesehatan fisik, keterampilan sosial dan materi yang memadai dan dukungan keluarga. Yang kemudian koping tersebut dapat mengarah ke adaptif, dimana lansia dapat mengatasi

(8)

SIMPULAN

1. Dukungan keluarga Pada Lansia di Desa Langsar Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep hampir seluruhnya dari responden Baik.

2. Tingkat Depresi Pada Lansia di Desa Langsar Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep hampir seluruhnya dari responden Tidak ada Depresi.

3. Ada Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Desa Langsar Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Semakin tinggi dukungan keluarga semakin rendah tingkat depresi pada lansia.

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia, sedikitnya data mengenai kualitas hidup pada pasien RA mendasari penelitian ini untuk mengidentifikasi perubahan kualitas hidup, jumlah eosinofil mukosa hidung,

Maka, Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM).. menyediakan program pembangunan pendidikan yang dapat melahirkan warganegara yang berilmu pengetahuan, celik ICT,

Data primer berupa tingkat kecemasan pada 21 mahasiswa diperoleh dengan pengisian kuesioner BAI ( Beck Anxiety Inventory ) dan data sekunder berupa informasi mahasiswa yang

Masih di situs yang sama pada bagian bawah anda bisa melihat Wikipedia dengan jumlah “di atas 100.000 artikel”, pada saat tulisan ini dibuat (2015) Wikipedia bahasa Indonesia memiliki

telah diberikan dalam setiap langkah dan proses penyusunan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Adverse Drug Reactions Obat Kardiovaskular Pada Pasien Geriatri Rawat Inap di

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL DIGITAL INTERAKTIF METODE PROBLEM BASED LEARNING GUNA MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DAN

1) Digital Library (Digilib) yang dibuat untuk menampilkan katalog buku, pencarian buku dan download lampiran buku. 2) Buku-buku yang dapat di download hanya

Sungai Salor merupakan sungai buatan (irigrasi primer) yang digunakan untuk mengaliri sawah di lahan 1.000 ha. Sungai Salor tergolong dalam saluran sekunder yang sumber