• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. CAHYA ANUGRAH CEMERLANG CIKARANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. CAHYA ANUGRAH CEMERLANG CIKARANG SKRIPSI"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI

ORGANISASI

DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT. CAHYA ANUGRAH CEMERLANG

CIKARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana (S1)

Disusun Oleh:

RIRI RINIA YOSEP

NIM : 111510268

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.

CAHYA ANUGRAH CEMERLANG CIKARANG

Oleh

RIRI RINIA YOSEP NIM : 111510268

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena-fenomena kinerja karyawan yang rendah terjadi di PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang dengan ditandai meningkatnya produk gagal dalam proses produksi dan keterlambatan karyawan yang tinggi. Adapun yang menajdi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah disiplin kerja, komunikasi organisasi dan lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang?”. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel, disiplin kerja (X1), komunikasi organisasi (X2), lingkungan kerja fisik (X3), kinerja karyawan (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Dengan populasi seluruh karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang yang berjumlah 72 karyawan dan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh yaitu seluruh karyawan dijadikan responden sehingga jumlah sampel adalah 72 responden. Untuk pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis. Hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5% yaitu 0,004 < 0,05. Komunikasi organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi 0,205 > 0,05. Lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dintunjukkan dari nilai probabilitas yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5% yaitu 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : Disiplin Kerja, Komunikasi Organisasi, Lingkungan Kerja Fisik,

(6)

vi

ABSTRACT

EFFECT OF WORK DISCIPLINE, ORGANIZATIONAL COMMUNICATION AND PHYSICAL WORK ENVIRONMENT TO EMPLOYEE PERFORMANCE PT. CAHYA ANUGRAH CEMERLANG

CIKARANG By

RIRI RINIA YOSEP NIM : 111510268

This research is motivated by the phenomena of low employee performance occurring at PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang with marked increase in product failure in the production process and high employee delays. As for what became the problem in this study is "Does work discipline, organizational communication and physical work environment affect the performance of employees of PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang? " The purpose of this study was to analyze the effect of each variable, work discipline (X1), organizational communication (X2), physical work environment (X3), employee performance (Y). This type of research is quantitative. With a population of all employees of PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang which amounted to 72 employees and sampling with saturated sampling technique that is all employees made respondents so the number of samples is 72 respondents. For data collection includes observation, interviews and questionnaires. The analytical method used is the validity test, reliability test, classic assumption test, multiple linear regression analysis and hypothesis testing. The results of the study concluded that work discipline has a positive and significant effect on employee performance, this is indicated by the probability value that is smaller than the 5% significance level of 0.004 <0.05. Organizational communication has no effect on employee performance, this is indicated by the significance value of 0.205> 0.05. The physical work environment has a positive and significant effect on employee performance, this is shown from the probability value that is smaller than the 5% significance level of 0,000 <0.05.

Keyword : Work Discipline, Organizational Communication, Physical work environment, employee performance

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur yang sedalam – dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “

Pengaruh Disiplin Kerja,

Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja

Karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang”.

Adapun tujuan dari penulisan Skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Manajemen pada Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, shingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H. M. Mardiyana, M.M., selaku Pembina Yayasan Universitas Pelita Bangsa.

2. Ibu Dr. Anna Wulandari, S.E., M.M., selaku Ketua Yayasan Universitas Pelita Bangsa.

3. Bapak Hamzah M. Mardi Putra, S.K.M., M.M., selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa.

4. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P., selaku Wakil Rektor I Universitas Pelita Bangsa.

5. Bapak M. Hatta Fahamsyah, S.Sy., M.Sc., selaku Wakil Rektor II Universitas Pelita Bangsa.

6. Ibu Preatmi Nurastuti, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pelita Bangsa.

7. Ibu Yunita Ramadhani, RDS., S.E., M.sc., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

8. Ibu Dr. Fitri Rezeki, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

(8)
(9)

ix

DAFTAR ISI

Hal. SURAT PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... iii

ABSTRACK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Kinerja Karyawan ... 10

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan... 10

2.1.2 Disiplin Kerja ... 14

2.1.3 Komunikasi Organisasi ... 19

2.1.4 Lingkungan Kerja Fisik ... 29

2.2 Penelitian Terdahulu ... 34

2.3 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ...41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

3.3 Kerangka Konsep ... 42

3.3.1 Desain Penelitian ... 42

(10)

x

3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel ... 46

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.6 Metode Analisis Data ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ...52

4.1 Profil PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang ... 52

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang ... 52

4.1.6 Struktur Organisasi Penelitian ... 55

4.1.7 Kegiatan Operasional Penelitian ... 56

4.2 Gambaran Umum Konsumen PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang ... 61

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...64

5.1 Gambaran Umum Responden... 64

5.1.1 Identifikasi Data Berdasarkan Usia... 64

5.1.2 Identifikasi Data Berdasarkan Lama Bekerja ... 65

5.1.3 Identifikasi Data Berdasarkan Bagian Kerja ... 66

5.2 Hasil Analisa Data atas Uji Validitas dan Reliabilitas ... 66

5.2.1 Uji Validitas ... 66

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 71

5.3. Hasil Analisa Data ... 72

5.3.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 72

5.3.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 75

5.3.3 Hasil Uji Hipotesis ... 77

5.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 79

5.4 Pembahasan ... 80

BAB VI PENUTUP ...83

6.1 Kesimpulan ... 83

6.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ...85

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...87

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal.

1.1 Data Jumlah Produk NG PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang... 3

1.2 Data Keterlambatan Karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang... 4

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian... 41

3.2 Definisi Operasional Variabel... 43

5.1 Usia Responden... 64

5.2 Lama Bekerja Responden... 65

5.3 Bagian Kerja Responden... 66

5.4 Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja... 67

5.5 Hasil Uji Validitas Komunikasi Organisasi... 68

5.6 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Fisik... 69

5.7 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan... 70

5.8 Hasil Uji Reliabilitas... 71

5.9 Uji Multikolinearitas... 74

5.10 Uji Heteroskedastisitas... 75

5.11 Analisis Regresi Linier Berganda... 76

5.12 Hasil Uji Parsial... 77

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 3.1 Desain Penelitian... 42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Cahya Anugrah Cemerlang... 55

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Daftar Riwaya Hidup... 87

Lampiran 2 Mapping Jurnal... 88

Lampiran 3 Kuesioner... 94

Lampiran 4 Jawaban Responden Variabel Disiplin Kerja... 101

Lampiran 5 Jawaban Responden Variabel Komunikasi Organisasi... 103

Lampiran 6 Jawaban Responden Variabel Lingkungan Kerja Fisik... 105

Lampiran 7 Jawaban Responden Variabel Kinerja Karyawan... 107

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 109

Lampiran 9 Hasil Uji Asumsi Klasik... 121

Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda... 124

Lampiran 11 Hasil uji Hipotesis (Uji t)... 125

Lampiran 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)... 126

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan didunia industri semakin hari semakin ketat dan mengharuskan

para pemimpin mencari cara agar perusahaan dapat mencapai keberhasilan.

Keberhasilan suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari seberapa banyak uang

yang dimiliki tetapi juga ditentukan dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat

bertahan dalam persaingan bisnis dizaman ini. Perusahaan akan melakukan upaya

terbaiknya agar mampu bertahan termasuk membuat tujuan sebagai dasar

pencapaian.

Tujuan di setiap perusahaan tercantum dalam visi dan misi yang sudah

ditentukan dan harus dicapai. Pencapaian tujuan tersebut memerlukan strategi dan

nilai-nilai yang harus dimiliki sumber daya manusia di suatu perusahaan. Sumber

daya manusia bukan hanya sebagai penggerak produktivitas perusahaan tetapi

juga berperan penting dalam menciptakan suatu inovasi dan sasaran bagi

perusahaan. Perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

akan mudah mencapai tujuannya, maka dari itu sumber daya manusia adalah

unsur yang penting bagi suatu perusahaan.

Sumber daya manusia perlu mendapat perhatian dari organisasi agar

kinerjanya dapat terus stabil karena kinerja suatu karyawan dapat menentukan

pencapaian organisasi. Kinerja karyawan yang baik biasanya muncul dari sumber

(15)

faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya adalah disiplin kerja,

komunikasi organisasi dan lingkungan kerja fisik.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Luh Mang Indah

Mariani dan Ni Ketut Sariyathi yang berjudul Pengaruh Motivasi, Komunikasi

dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Warung Mina Peguyangan di

Denpasar yang terbit di E-jurnal Manajemen Unud, vol. 6, no. 7, tahun 2017,

menyatakan bahwa hasil penelitian ini yaitu motivasi, komunikasi dan disiplin

kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Warung Mina Peguyangan di Denpasar. Peneliti juga

mengungkapkan bahwa masalah motivasi berupa adanya ketimpangan gaji yang

mengurangi semangat karyawan, masalah komunikasi yang berupa sering

terjadinya kesalahpahaman informasi antara atasan dengan bawahan, dan masalah

disiplin kerja yang dilihat dari frekuensi absensi yang tinggi, keterlambatan serta

ketidak patuhan karyawan terhadap aturan menyebabkan munculnya

permasalahan-permasalahan kinerja karyawan seperti kurangnya tanggung jawab,

kemampuan dalam bekerja sama dan ketepatan dalam penyelesaian tugas.

Permasalahan kinerja karyawan juga terjadi di PT. Cahya Anugrah

Cemerlang Cikarang yang mengalami penurunan dari segi kuantitas maupun

kualitas. Berdasarkan observasi awal dan wawancara kepada bapak Yudi selaku

supervisor divisi produksi dan karyawan-karyawan PT. Cahya Anugrah

Cemerlang Cikarang, dapat diketahui bahwa NG produksi yang masih tinggi

(16)

tabel data jumlah produk NG PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang periode

bulan April 2018 sampai Maret 2019 di bawah ini:

Tabel 1.1

Data Jumlah Produk NG PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang Periode April 2018- Maret 2019

No Bulan Kuantitas Produk Jumlah Produk NG Persentase

1 April 130.000 3905 3,00% 2 Mei 140.000 4101 2,92% 3 Juni 140.000 4172 2,98% 4 Juli 150.000 4235 2,82% 5 Agustus 130.000 3606 2,77% 6 September 130.000 3885 2,99% 7 Oktober 130.000 3744 2,88% 8 November 130.000 3689 2,84% 9 Desember 150.000 4330 2,89% 10 Januari 130.000 3821 2,93% 11 Februari 130.000 3677 2,82% 12 Maret 130.000 3889 2,99% Total 1.620.000 47.054 2,90% Rata-Rata 135.000 3.921,1 2,90%

Sumber: Bagian Finishing dan Visual Check PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang, 2018-2019

Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan bahwa produk NG yang

dihasilkan masih tinggi setiap bulannya. Permasalahan kinerja bukan hanya dapat

dilihat dari kerusakan barang yang dihasilkan tetapi juga dari karyawan yang

belum mencapai target produksi dan customer klaim yang masih ada. Faktor yang

menyebabkan penurunan kinerja karyawan juga dapat diketahui dari kedisiplinan

karyawan yang buruk berupa keterlambatan karyawan yang cukup tinggi seperti

yang terlihat dari tabel data keterlambatan karyawan PT. Cahya Anugrah

(17)

Tabel 1.2

Data Keterlambatan Karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang

Periode April 2018-Maret 2019

No. Bulan

Jumlah Pegawai: 72 orang/ hari Terlambat 1-2 kali Terlambat 3-4 kali Terlambat >4 kali

1 April 5 orang 4 orang 7 orang

2 Mei 3 orang 4 orang 9 orang

3 Juni 4 orang 2 orang 9 orang

4 Juli 5 orang 3 orang 8 orang

5 Agustus 6 orang 4 orang 8 orang

6 September 3 orang 6 orang 12 orang

7 Oktober 4 orang 3 orang 8 orang

8 November 5 orang 5 orang 9 orang

9 Desember 3 orang 4 orang 10 orang

10 Januari 6 orang 5 orang 11 orang

11 Februari 4 orang 3 orang 9 orang

12 Maret 7 orang 5 orang 9 orang

Rata-Rata 5 orang 4 orang 10 orang

Sumber: HRD PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang, 2018-2019

Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja karyawan

buruk dari kedisiplinannya karena adanya keterlambatan karyawan yang selalu

ditemukan setiap bulannya, keterlambatan tersebut mengidentifikasikan bahwa

adanya disiplin terhadap waktu yang masih kurang. Permasalahan kedisiplinan

tidak hanya pada keterlambatan tetapi juga pada ketidak patuhan karyawan

terhadap peraturan yang diungkap oleh bapak Yudi yaitu adanya karyawan yang

istirahat lebih dulu, dimana hal ini juga dapat membuat target sulit tercapai karena

waktu yang terbuang dan masih terdapat karyawan yang belum sepenuhnya

mematuhi standar operasional prosedur (SOP) dalam bekerja yang mana dapat

berdampak pada hasil kualitas maupun kuantitas produk. (Sumber: wawancara

(18)

Fakta lain yang ada dilapangan pada PT. Cahya Anugrah Cemerlang

Cikarang selain fenomena-fenomena diatas yaitu sering ditemukannya

komunikasi antara atasan dengan karyawan yang belum tersampaikan karena

briefing atau meeting bulanan yang terkadang tidak dilaksanakan sehingga

menghambat informasi dari customer atau manajemen kepada para karyawan

mengenai spek NG dari customer dan informasi penting lainnya. Karyawan yang

merasa lebih baik bekerja secara individual dari pada bekerja bersama team,

membuat mereka sulit dalam hal kerjasama untuk berbagi informasi mengenai

proses produksi, misalnya: tidak menyampaikan informasi kepada sesama

karyawan seperti lawan shift atau karyawan pada proses selanjutnya jika ada

masalah pada mesin atau produk rusak yang ditemukan. Miss communication juga

sering terjadi di hampir semua divisi karena karyawan belum mampu

menyampaikan dan menerima informasi dengan baik hal ini dapat menghambat

kinerja karyawan dan sulit untuk memajukan perusahaan atau mencapai

tujuannnya. (Sumber: wawancara kepada HRD PT. Cahya Anugrah Cemerlang

Cikarang, 12 April 2019).

Permasalahan kinerja yang mengalami penurunan terjadi pada karyawan di

PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang selain disebabkan karena faktor disiplin

dan komunikasi yang buruk, juga disebabkan oleh lingkungan kerja fisik yang

kurang baik hal ini dilihat dari tempat kerja yang berisik, panas dan udara yang

kotor. Karyawan selalu mengeluhkan kualitas suara, pencahayaan, udara dan suhu

dari lingkungan kerja fisik mereka diperusahaan karena dianggap tidak sesuai

(19)

konsentrasi saat bekerja dan berpengaruh pada kuantitas dan kualitas kerja para

karyawan. (Sumber: wawancara kepada supervisor produksi dan beberapa

karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang). Faktor-faktor yang

mempengaruhi penurunan kinerja karyawan di PT. Cahya Anugrah Cemerlang

Cikarang yang paling dominan adalah disiplin kerja, komunikasi organisasi dan

lingkungan kerja fisik.

Berdasarkan masalah dan fenomena-fenomena diatas, maka penulis

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja, Komunikasi

Organisasi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan PT. Cahya

Anugrah Cemerlang Cikarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah disiplin kerja pada karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang

Cikarang berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Cahya Anugrah

Cemerlang Cikarang ?

2. Apakah komunikasi organisasi yang diterapkan PT. Cahya Anugrah

Cemerlang Cikarang berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Cahya

Anugrah Cemerlang Cikarang ?

3. Apakah lingkungan kerja fisik yang ada di PT. Cahya Anugrah Cemerlang

Cikarang berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Cahya Anugrah

(20)

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja

pada karyawan terhadap kinerja karyawan di PT. Cahya Anugrah Cemerlang

Cikarang, pengaruh komunikasi organisasi yang diterapkan terhadap kinerja

karyawan di PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang dan pengaruh lingkungan

kerja fisik di organisasi terhadap kinerja karyawan di PT. Cahya Anugrah

Cemerlang Cikarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat kegunaan

secara teoritis dan praktis sebagaimana dijelaskan berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan teori ilmu

pengetahuan yang dimiliki dalam manajemen sumber daya manusia,

khususnya permasalahan yang berhubungan dengan disiplin kerja, komunikasi

organisasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini

juga diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan sebagai bahan

referensi dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi para pemimpin

perusahaan dalam membuat kebijakan yang lebih baik tentang disiplin kerja

(21)

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti berdasarkan

pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen

STIE Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2015:38-48), sehingga dapat diuraikan

sebagai berikut :

- Bab I Pendahuluan, dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan skripsi.

- Bab II Tinjauan Pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang landasan

teori meliputi pengertian, faktor dan indikator kinerja karyawan, pengertian,

faktor dan indikator disiplin kerja, pengertian, faktor dan indikator komunikasi

organisasi, pengertian, faktor, indikator lingkungan kerja fisik selanjutnya

menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis.

- Bab III Metode Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang jenis

penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi

desain penelitian dan deskripsi operasional variabel penelitian, selanjutnya

menjelaskan tentang populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode

analisis data yang meliputi tahap pengolahan data kuantitatif dan tahap

pengujian instrumen penelitian

- Bab IV Gambaran Umum Obyek Penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan

tentang obyek penelitian yang meliputi visi, misi, target, sasaran, selanjutnya

menjelaskan tentang struktur organisasi yang terdiri dari gambar struktur

(22)

- Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan, dimana pada bab ini menjelaskan

tentang hasil analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi

klasik, uji regresi, uji hipotesis, uji koefisien determinasi dan dijelaskan pula

interpretasi data/pembahasan.

- Bab VI Penutup, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran bagi

(23)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja Karyawan

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran

organisasi, alat, fungsi-fungsi manajemen, atau keluaran seorang

pegawai. Maka dari itu kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan

oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu

profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2015: 5). Mangkunegara

(2013: 67) dalam jurnal Yunimas dan Putro (2016: 55) menjelaskan

bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. (Yani, 2011: 34).

Adapun pengertian kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2001)

dalam buku Yani (2011: 34) menyatakan bahwa kinerja karyawan

(24)

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Bangun (2012: 231) dalam jurnal Wulandari (2017: 155)

menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan yang

dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job

requirement). Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dalam jurnal

Bukhori dan Dewi (2018: 113) menyatakan bahwa kinerja karyawan

merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi

kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan

oleh pihak organisasi.

Kinerja karyawan berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa kinerja merupakan kemampuan seorang karyawan

yang terlihat dari hasil pekerjaannya, hasil kerja tersebut dilihat secara

kualitas maupun kuantitas dan sesuai dengan tanggung jawab

pekerjaannya sebagai upaya mencapai tujuan perusahaan.

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor,

adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dijelaskan

(25)

1. Komunikasi

Komunikasi meningkatkan keharmonisan kerja dalam organisasi.

sebaliknya apabila tidak ada komunikasi maka koordinasi akan

terganggu, akibatnya adalah disharmonisasi yang akan mengganggu

proses pencapaian target dan tujuan organisasi.

2. Efektivitas dan efisiensi

Efektivitas suatu organisasi adalah suatu ukuran yang ditunjukkan

oleh kenyataan bahwa tujuan organisasi tersebut dapat dicapai sesuai

dengan kebutuhan yang direncanakan. Efesiensi berkaitan dengan

jumlah pengorbanannya terlalu besar, maka dikatakan tidak efisien.

3. Otoritas dan tanggung jawab

Apabila setiap pegawai dapat melaksanakan tugas dan wewenang

sesuai dengan otoritas dan tanggung jawabnya, maka akan

meningkatkan kinerja organisasi.

4. Disiplin

Disiplin meliputi waktu dan disiplin kerja. Disiplin waktu dalam arti

bahwa seorang pegawai memanfaatkan waktu secara baik untuk

mendukung penyelesaian tugas formal, sedangkan disiplin kerja

adalah ketekunan bekerja meskipun tidak ada pengawasan secara

langusng dari pimpinan.

5. Inisiatif dan kreativitas

Inisiatif dan kreativitas adalah kemampuan memberdayakan daya

(26)

dibutuhkan dalam upaya menyelesaikan pekerjaan, tanpa inisiatif

dan kreativitas suatu pekerjaan tidak akan tercapai atau

terselesaikan tujuannya secara efektif dan efisien.

2.1.1.3 Indikator Kinerja Karyawan

Berdasarkan desain penelitian dan latar belakang masalah,

indikator-indikator kinerja karyawan yang didukung oleh pendapat

Mangkunegara (2009) dalam jurnal Yunimas dan Putro (2016: 55)

adalah sebagai berikut :

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik mutu suatu produk hasil

produksi dihasilkan oleh seorang karyawan atau sekelompok

karyawan diperusahaan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa banyak produk yang dihasilkan

seorang karyawan dalam satu harinya.

3. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat dan tidak ada kesalahan.

4. Tanggung jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberkan

(27)

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah

salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Disiplin

adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan,

yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat

menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan

perusahaan (Sutrisno, 2016: 87). Sedangkan menurut Rivai dan

Sagala (2010: 825) dalam jurnal Yunimas dan Putro (2016: 53) yang

menjelaskan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Pendapat lain menurut Sutrisno (2016) dalam jurnal Idris

(2018: 6) menjelaskan bahwa Work discipline is a tool used by

managers to communicate with employees in order to be willing to change a behavior as well as an attempt to increase a person’s

awareness and willingness to comply with all corporate rules and

prevailing social norms. The order is the main characteristic of

organization and discipline is one of the methods to maintain that

order. (Disiplin kerja adalah alat yang digunakan oleh manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar menjadi bersedia mengubah

(28)

untuk mematuhi semua aturan perusahaan dan norma sosial yang

berlaku. Perintah adalah karakteristik utama organisasi dan disiplin

adalah salah satu metode untuk menjaga ketertiban itu).

Ardana et al. (2011: 134) dalam jurnal Mariani dan Sariyathi

(2017: 3544) menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

peraturan-peraturan tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak

untuk menerima sanksi-sanksinya. Siagian (2007: 305) dalam jurnal

Lasdatika (2016: 1130) menyatakan bahwa disiplin merupakan

tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi

memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut, dan dengan kata lain

pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha

memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku

karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha

bekerja secara komperatif dengan para karyawan yang lain serta

meningkatkan prestasi kerja.

Disiplin kerja berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa disiplin adalah sebuah metode yang dapat

menjaga ketaatan seorang karyawan terhadap peraturan perusahaan

baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin kerja seorang

karyawan yang tinggi dalam menaati peraturan kerja, waktu, norma

(29)

tersebut baik sehingga dapat membantu organisasi mencapai

tujuannya.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar

manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun kepentingan

karyawan untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin

kerja menurut Singodimejo (2000) dalam buku Sutrisno (2016: 89)

adalah sebagai berikut:

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya

disiplin. para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang

berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal

dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi

perusahaan.

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.

Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam

lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu

memerhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin

dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari

ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin

(30)

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan,

bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan

pegangan bersama.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.

Bila seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada

keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai

dengan tingkat pelanggaran disiplin, sesuai dengan sanksi yang

ada, maka semua karyawan akan merasa terlindungi, dan dalam

hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada

pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat

melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang

telah ditetapkan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.

Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter

antara yang satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya

puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang

menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian

yang besar dari pimpinannya sendiri.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya

(31)

Kebiasaan-kebiasaan itu antara lain:

a. Saling menghormati, bila ketemu dilingkungan pekerjaan.

b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya,

sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan

pujian tersebut.

c. Sering mengikutsertakan karyawan dalam

pertemuan-pertemuan, apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib

dan pekerjaan mereka.

d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan

sekerja, dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan

apa, walaupun kepada bawahan sekalipun.

2.1.2.3 Indikator Disiplin Kerja

Berdasarkan desain penelitian dan latar belakang masalah,

indikator-indikator disiplin kerja yang didukung oleh pendapat Rivai

(2005) dalam jurnal Yunimas dan Putro (2016:53) adalah sebagai

berikut :

1. Kehadiran

Perihal hadir atau adanya karyawan untuk bekerja diperusahaan

dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah

(32)

2. Ketaatan pada peraturan kerja

Selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan

prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang

ditetapkan oleh perusahaan.

3. Ketaatan pada standar kerja

Ketaatan pada standar kerja dapat dilihat melalui besarnya

tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya.

4. Tingkat kewaspadaan tinggi

Karyawan yang memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu

berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu

menggunakan sesuatu secara efektif dan efisisen.

5. Bekerja sesuai etika

Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang

pantas.Bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja

karyawan.

2.1.3 Komunikasi Organisasi

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Saat ini komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan

organisasi. Komunikasi menghubungkan semua pemangku kepentingan

untuk berinteraksi membangun kinerja dan mencapai tujuan organisasi.

(33)

organisasi dan bertujuan untuk menjaga keharmonisan kerjasama

diantara berbagai pihak yang berkepentingan (Suranto Aw, 2018: 13).

Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi di dalam

organisasi formal maupun informal dalam bentuk komunikasi yang

kompleks, komunikasi tersebut dapat menimbulkan pengertian yang

sama sehingga dapat mewujudkan tujuan organisasi (Ernika, 2016: 91).

Sedangkan komunikasi organisasi menurut Soedarsono (2009) dalam

jurnal Lasdatika (2016: 1130) adalah sebagai jaringan kerja yang

dirancang dalam suatu sistem dan proses untuk mengalihkan informasi

dari seseorang / sekelompok orang kepada seseorang / sekelompok

orang demi tercapainya tujuan organisasi.

Komunikasi sangat berperan penting dalam suasana kerja

sehari-hari organisasi sebagai variabel bebas yang berpengaruh terhadap upaya

menjaga dan meningkatkan kinerja, baik internal maupun eksternal.

Komunikasi dengan rekan kerja merupakan aktivitas yang sangat

penting, karena kedudukan antara satu karyawan dengan karyawan lain

pada hakikatnya saling terkait. Dinamika disuatu organisasi

menunjukkan adanya suatu aktivitas, tugas, atau jasa pelayanan sebagai

sarana berkoordinasi antarkolega membentuk kesatuan sistem dari

bagian-bagian yang saling bergantung. Begitu pula komunikasi dengan

pihak-pihak di luar organisasi, memiliki arti yang sangat strategis,

karena maju mundurnya kinerja organisasi akan sangat bergantung pada

(34)

Perencanaan dan pelaksanaan komunikasi organisasi, sebaiknya

mengacu kepada kepentingan organisasi, bukan kepentingan individu.

Proses panjang yang melibatkan para anggota (dari bawah) diperlukan,

dimusyawarahkan, diputuskan, dan dilaksanakan dengan melibatkan

semua pemangku kepentingan di organisasi. Manfaat dan tujuan yang

diharapkan dari terciptanya komunikasi organisasi yang baik

diantaranya adalah citra organisasi akan lebih baik, respons khalayak

lebih dinamis, kemitraan lebih kuat, produktivitas meningkat,

pengambilan keputusan lebih cepat dan pemecahan masalah lebih

akurat (Suranto Aw, 2018: 18).

Organisasi mensyaratkan adanya suatu jenjang jabatan atau

keduduakan yang memungkinakan individu dalam organisasi tersebut

memiliki perbedaan posisi, seperti pimpinan, staf pimpinan, dan

karyawan. menurut Suranto Aw (2018: 82-83) arus aliran informasi

dalam proses komunikasi dapat diidentifikasikan melalui berbagai pola

komunikasi disuatu organisasi, diantaranya adalah pola arus

komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal.

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah arus komunikasi dengan melibatkan

pihak-pihak yang secara hierarki memiliki jenjang kedudukan

struktural yang berbeda. misalnya, komunikasi antara manajemen

dengan staf, antara pimpinan dengan bawahan dan sebagainya.

(35)

komunikasi yaitu komunikasi vertikal ke bawah dan vertikal ke

atas.

a. Komunikasi vertikal ke bawah, adalah penyampaian informasi

dari atasan kepada bawahan, atau dari pimpinan kepada staf.

Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang manajemen

mengirimkan pesan kepada bawahannya. Contoh wujud

komunikasi vertikal ke bawah dapat berupa: pemberian atau

penyampaian instruksi tentang pekerjaan, penyampaian

informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dan

sebagainya. Komunikasi ke bawah bertujuan untuk

menyediakan informasi yang membantu para karyawan

mengerjakan pekerjaan mereka, pengendalian dan pengawasan

kerja serta berbagai pengarahan agar staff dapat memahami apa

yang dikerjakan.

b. Komunikasi vertikal ke atas, adalah rangkaian kegiatan

penyampaian informasi dari seorang yang mempunyai

kedudukan lebih rendah kepada pejabat yang berkedudukan

lebih tinggi, misalnya, komunikasi dari staf kepada pimpinan.

Contoh wujud komunikasi vertikal ke atas dapat berupa:

penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang

sudah dilaksanakan, penyampaian keluhan dari bawah tentang

dirinya sendiri maupun hambatan pelaksanaan pekerjaan dan

(36)

aspirasi bawahan berupa laporan, keluhan, dan usulan yang

dengan demikian, memungkinkan para eksekutif memecahkan

masalah dan mengambil keputusan secara bijak.

2. Komunikasi Horizontal

Arus komunikasi horizontal disebut pula arus komunikasi ke

samping, atau arus komunikasi mendatar adalah proses

penyampaian informasi yang melibatkan pegawai atau pimpinan

yang masing-masing mempunyai level hierarki jabatan yang

setingkat atau sejajar, misalnya, komunikasi antarkepala bagian,

komunikasi antarpegawai dan lain sebagianya. Contoh wujud

komunikasi horizontal dapat berupa: menyampaikan dan menerima

pertimbangan, konsultasi pekerjaan, tukar menukar informasi,

meningkatkan kerjasama lintas unit kerja, melakukan koordinasi

dan lain sebagainya. Komunikasi horizontal bertujuan untuk

meningkatkan kerja sama, memupuk fungsi koordinasi, dan

mengupayakan konsolidasi demi kelancaran tugas dan suasana kerja

yang harmonis.

3. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah proses penyampaian

dan penerimaan informasi atau arus komunikasi yang berlangsung

antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas

atau fungsi yang berbeda dan satu sama lainnya tidak mempunyai

(37)

menjadi dua arah arus komunikasi yaitu komunikasi diagonal ke

bawah dan komunikasi diagonal ke atas.

a. Komunikasi diagonal kebawah adalah rangkaian kegiatan

penyampaian informasi dari pejabat yang berkedudukan lebih

tinggi kepada pejabat yang berkedudukan lebih rendah dan

berbeda satuan unit kerjanya. misalnya, kepala bagian divisi

produksi terlibat komunikasi kepada staf divisi QC. Contoh

wujud arus komunikasi diagonal dapat berupa: Meminta

pendapat, meminjam dokumen, mengundang pertemuan, cek

silang kebenaran informasi dan klarifikasi dan sebagainya.

b. Komunikasi diagonal ke atas adalah alur informasi dari pejabat

yang berkedudukan lebih rendah kepada pejabat yang

berkedudukan lebih tinggi, dan mereka berada pada bagian atau

divisi yang berbeda, misalnya, komunikasi dari staf divisi QC

kepada kepala bagian divisi produksi. Contoh wujud

komunikasi diagonal ke atas dapat berupa: Menyampaikan

pendapat, menanyakan kepastian petemuan, mengonsultasikan

gagasan, konfirmasi jadwal dan sebagainya.

Komunikasi organisasi berdasarkan pemaparan diatas dapat

disimpulkan bahwa adanya komunikasi penting bagi suatu organisasi

karena tidak hanya sebagai suatu proses penyampaian informasi tetapi

juga berfungsi untuk meningkatkan kinerja karyawan, menjalin

(38)

beberapa pola arus aliran informasi dalam proses komunikasi disuatu

organisai, yaitu: pola arus komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal.

Arus komunikasi tersebut dijabarkan lagi ke dalam dua arah

berdasarkan susunan hierarki organisasi, adapun dua arah tersebut

yaitu: arus komunikasi dari atas ke bawah dan arus komunikasi dari

bawah ke atas. Komunikasi mencakup semua individu maupun unit

kerja disuatu organisasi dan menjadi faktor penting untuk

meningkatkan keharmonisan kerja dalam organisasi agar mendapatkan

kinerja yang baik dan membantu pencapaian target serta tujuan

organisasi.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Organisasi

Komunikasi yang efektif menjadi keinginan semua orang

disuatu organisasi agar memperoleh informasi dan manfaat sesuai yang

diinginkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

organisasi menurut Suranto Aw (2018: 112) adalah sebagai berikut :

1. Accommodation (menerima)

Kemampuan menerima pendapat orang lain dengan rasa hormat dan

saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam

berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya

manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita membangun

komunikasi dengan rasa dan sikap saling menerima, menghargai,

(39)

menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan peluang tercapainya

komunikasi efektif.

2. Adaptability (menyesuaikan diri)

Adaptability adalah kemampuan mneyesuaikan diri dengan berbagai

perbedaan dilingkungan organisasi. Komunikasi adaptif dilakukan

dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita

dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan

dalam membangun kerja sama satau sinergi dengan orang lain.

3. Awareness (kesadaran / kemauan)

Awareness adalah kesadaran atau kemauan untuk membantu orang

lain. Bentuk konkret dalam perilaku diorganisasi adalah kemauan

melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik,

tidak sombong tidak memandang rendah orang lain, berani

mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh

pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih

besar.

4. Audible (dapat didengarkan / dimengerti)

Jika sikap adaptif berarti kita harus mendengar terlebih dahulu

ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible

berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima

(40)

5. Abilities (kecakapan)

Makna Abilities disini adalah berbagai kecakapan komunikasi

mencakup kecakapan memproduksi, mengirim dan menerima pesan

baik secara verbal maupun nonverbal, komunikasi lisan maupun

tertulis.

2.1.3.3 Indikator Komunikasi Organisasi

Berdasarkan desain penelitian dan latar belakang masalah,

indikator-indikator komunikasi organisasi yang didukung oleh pendapat

Yulianita (2007) serta Pace dan Faules (2004) dalam jurnal Ernika

(2016: 91) adalah sebagai berikut:

1. Menginformasikan masalah pekerjaan.

Memberitahu perihal masalah-masalah yang ada saat ingin

mencapai target dengan cara menyampaikan secara rinci tentang

ketidak sesuaian target yang ingin dicapai sebelumnya dengan

kesesuaian yang ada dilapangan.

2. Kesalah pahaman dalam berkomunikasi

Ketidaksesuaian antara informasi yang diberikan terhadap informasi

yang diterima dalam suatu komunikasi yang di sebabkan adanya

kegagalan sang komunikan dalam menyampaikan apa yang mereka

pikirkan dan yang mereka rasakan.

3. Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi

Masalah yang mungkin terjadi dalam suatu komunikasi. Jalannya

(41)

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

komunikasi.

4. Memberikan saran kepada pimpinan

Mengutarakan pendapat untuk dapat membangun dan memperbaiki

sikap maupun perilaku pimpinan. Adanya Perbedaan posisi dalam

memimpin merupakan hal sulit untuk seorang bawahan untuk

menyampaikan sesuatu terlebih lagi soal saran yang tujuannya

sekedar masukan.

5. Menyelesaikan masalah pekerjaan

Menyesuaikan informasi dalam suatu komunikasi disebuah lingkup

pekerjaan. Keadaan yang kompleks karena mencakup banyak faktor

sehingga sulitnya mencapai komunikasi yang efisien.

6. Hubungan kerja dengan atasan

Kesinambungan interaksi kerja antara atasan. Kemampuan

membina hubungan dan juga mempengaruhi mitra kerja usaha

terikat, dengan pihak yang tidak memiliki otoritas formal namun

cukup berpengaruh.

7. Menginformasikan ketidak puasan dalam bekerja

Mengutarakan hal-hal yang dirasa kurang puas dalam bekerja.

Tidak tercapainya keselarasan dalam menjalankan tugas-tugasnya,

hal ini akan diutarakan apabila target yang telah dicapai sesuai

(42)

8. Instruksi pimpinan mengenai pekerjaan

Pimpinan memberia arahan atau perintah kepada karyawan

mengenai pekerjaannya dan apa yang harus dilakukan karyawan.

Cara penyampaian yang tidak tepat akan berpengaruh dalam

memahami dan mengerjakan tugas-tugas atau instruksi-instruksi

yang diberikan oleh pimpinan.

9. Menginformasikan kesalahan dalam pekerjaan

Menyampaikan kepada atasan tentang masalah apa saja yang terjadi

selama proses produksi. Pekerjaan yang telah selesai tetapi tidak

mencapai target dan harus memberitahukan pada atasan serta harus

memperbaikinya.

10. Menginformasikan visi, misi dan tujuan perusahaan pada pegawai.

Menjelaskan tujuan-tujuan yang harus dicapai perusahaan dan

mewajibkan para pegawai untuk mewujudkannya.

2.1.4 Lingkungan Kerja Fisik

2.1.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja merupakan kehidupan sosial, psikologi dan

fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam

meleksanakan tugasnya (Wulandari: 153). Sastrohadiwieyo (2005: 177)

dalam jurnal Bukhori dan Dewi (2018: 114) mengartikan bahwa makna

lingkungan kerja sangat berpengaruh besar terhadap efektifitas kerja

(43)

suasana baru bagi dirinya yang akan membawa pengaruh terhadap

keberhasilan pelaksanaan tugas dan pekerjaannya.

Sedarmayanti (2001: 21) dalam jurnal Wulandari (2017:

153-154) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja

terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan kerja fisik (lingkungan tempat kerja)

dan lingkungan kerja non fisik (suasana kerja). dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada

disekitar para pekerja baik secara fisik maupun nonfisik dalam suatu

organisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaannya.

Lingkungan kerja fisik disuatu perusahaan penting untuk

diperhatikan demi terciptanya kinerja yang diinginkan organisasi.

Lingkungan kerja fisik disuatu organisasi harus memberi keamanan dan

kenyamanan bagi para karyawan agar membuat karyawan bersemangat

dalam bekerja dan dapat meningkatkan kinerja mereka. Lingkungan

kerja fisik menurut Komarudin (2007) dalam jurnal Siboro dan Dina

(2016: 30) adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik yang

mengelilingi atau mempengaruhi individu.

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik

yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi

karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung (Wulandari,

2017: 154). Sedangkan lingkungan kerja fisik menurut Moekijat (2005)

(44)

terdiri dari perlengkapan, mesin-mesin kantor yang dipergunakan dan

tata ruang kantor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik kantor

serta kondisi-kondisi kerja fisik dalam kondisi-kondisi dimana

pekerjaan harus dilakukan.

Lingkungan kerja fisik berdasarkan pendapat para ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik adalah kondisi fisik

dari tempat kerja para karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.1.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Fisik

Lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi penurunan

kinerja karyawan dan sekaligus meningkatkan kenyamanan dalam

bekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik

menurut Nuraida (2008) dalam Jurnal Wulandari (2017: 153) adalah

sebagai berikut:

1. Pencahayaan

Pencahayaan dalam ruang kerja karyawan merupakan peranan yang

sangat penting dalam meningkatkan semangat karyawan dan

membantu keberhasilan kegiatan operasional karyawan.

2. Suhu dan Kelembaban

Didalam suatu ruang kerja dibutuhkan suhu atau kelembaban yang

cukup, dimana adanya pertukaran udara yang cukup akan

(45)

terlalu panas akan menurunkan semangat kerja karyawan didalam

melaksanakan pekerjaan.

3. Bunyi/kebisingan

Suara yang bising sangat mengganggu para karyawan dalam

bekerja. Suara bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja

karyawan sehingga kinerja karyawan bisa menjadi tidak optimal.

4. Warna

Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam

melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang

kurang memperhatikan masalah warna. Pewarnaan dinding pada

ruang kerja hendaknya mempergunakan warna lembut guna

memberi rasa nyaman pada karyawan.

5. Musik

Suara alunan musik sesekali perlu diperdengarkan untuk karyawan

agar karyawan tidak jenuh dalam bekerja dan dapat meningkatkan

semangat karyawan. Menyalakan musik saat jam istirahat atau

sebagai pengganti bel masuk dan bel pulang cukup membuat

karyawan terhibur.

2.1.4.3 Indikator Lingkungan Kerja Fisik

Berdasarkan desain penelitian dan latar belakang masalah,

indikator-indikator lingkungan kerja fisik sesuai pendapat Sedarmayanti

(2009) dalam jurnal Bukhori dan Dewi (2018: 114) adalah sebagai

(46)

1. Penerangan atau cahaya ditempat kerja

Pemberian cahaya lampu ditempat kerja dalam menopang kegiatan

operasional karyawan. Penerangan yang baik akan membantu

karyawan bekerja lebih teliti karena penerangan yang tidak terlalu

silau maupun terlalu redup akan membuat penglihatan karyawan

lebih nyaman.

2. Sirkulasi Udara ditempat kerja

Proses pergantian udara diruang kerja dengan memasukkan udara

dari luar dan membuang udara didalam. Pentingnya sirkulasi

ditempat kerja tidak dapat dipungkiri karena apabila sirkulasi udara

tidak berjalan dengan baik maka udara akan panas dan dapat

membuat karyawan tidak nyaman.

3. Kebisingan ditempat kerja

Kebisingan adalah suatu bunyi dengan intensitas tinggi yang

mengganggu dan tidak disukai disuatu lingkungan kerja.

Kebisingan sangat menggangu karyawan karena dapat menurunkan

konsentrasi karyawan dalam bekerja.

4. Bau tidak sedap ditempat kerja

Bau tidak sedap adalah apa yang ditangkap oleh indra pencium dan

umumnya menganggu yang ada disuatu lingkungan kerja. Bau yang

tidak sedap juga dapat membuat karyawan tidak nyaman dan dapat

(47)

5. Keamanan ditempat kerja

Keamanan merupakan keadaan bebas dari bahaya disuatu

lngkungan kerja. Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh

terhadap semangat kerja dan kinerja karyawan. Jika ditempat kerja

tidak aman karyawan tersebut akan gelisah, tidak bisa

berkonsentrasi dengan pekerjaannya serta semangat kerja karyawan

tersebut akan mengalami penurunan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil, pembahasan yang

digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian yang dilakukan.

Penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Muhammad Idris, dalam artikel yang berjudul The Impact Of

Education Training, Work Discipline and Organizational Culture on Employee’s Performance: The Study of Disaster Management and Fire

Department in Palembang City, Indonesia, terbit di International Journal of

Human Resource Studies: volume 8, nomor 3, 2018 menghasilkan kesimpulan

bahwa there is a positive and significant effect of education and training, work

discipline and organizational culture on employee’s performance. (Ada

pengaruh positif dan signifikan dari pendidikan dan training, disiplin kerja dan

(48)

2. Penelitian Luh Mang Indah dan Ni Ketut Sariyathi, dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Motivasi, Komunikasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Warung Mina Peguyangan di Denpasar terbit di E-jurnal

Manajemen Unud : volume 6, nomor 7, Tahun 2017 menghasilkan kesimpulan

bahwa motivasi, komunikasi dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Warung Mina

Peguyangan di Denpasar.

3. Penelitian Annisa Yunimas dan Tanto Askriyandoko Putro, dalam artikel yang

berjudul Analisis Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada CV

Putra Luhur Blitar terbit di jurnal Penelitian Manajemen Terapan

(PENATARAN) : volume 1, nomor 1, Tahun 2016 menghasilkan kesimpulan

bahwa disiplin dan motivasi secara simultan maupun parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan CV Putra Luhur Blitar.

4. Penelitian Desy Ernika dalam artikel yang berjudul Pengaruh Komunikasi

Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Inti Tractors

Samarinda, terbit di E-Journal Ilmu Komunikasi, volume 4, nomor 2, 2016

menghasilkan kesimpulan bahwa Komunikasi organisasi dan motivasi secara

simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Inti Tractors Samarinda.

5. Penelitian Lasdatika dalam artikel yang berjudul Pengaruh Disiplin dan

Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Listrik

Negara (PLN) Area Samarinda, terbit di E-Journal Administrasi Bisnis:

(49)

dan komunikasi organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan Perusahaan Listrik Negara (PLN)

area Samarinda.

6. Penelitian Julius Kwart Siboro dan Dina Sarah Syahreza dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, terbit dijurnal

Penelitian Ilmu Manajemen dan Bisnis: volume 11,nomor 1, Maret 2016 yang

menghasilkan kesimpulan bahwa lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja

secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan.

7. Penelitian Rifka Wulandari dalam artikel yang berjudul Pengaruh Lingkungan

Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas

Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda,terbit di E-jurnal Administrasi

Bisnis, volume 5, nomor 1, 2017 yang menghasilkan kesimpulan bahwa

lingkungan kerja fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur

di Samarinda.

8. Penelitian Mohammad Bukhori dan Erlyana Kusuma Dewi dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap

Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening,

(50)

menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan tidak langsung yang

signifikan atau nyata antara disiplin kerja dan lingkungan kerja fisik terhadap

kinerja karyawan bagian produksi PT. Pertamina EP Assset 5 Field

Sangasanga melalui motivasi kerja.

2.3 Hipotesis

Hipotesis dalam karya ilmiah ini, dengan tema Pengaruh Disiplin Kerja

dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Cahya Anugerah

Cemerlang ditetapkan sebagai berikut:

Hipotesis Pertama: Diduga bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang,

dimana dalam hipotesis ini didukung oleh :

1. Penelitian Muhammad Idris, dalam artikel yang berjudul The Impact Of

Education Training, Work Discipline and Organizational Culture on Employee’s Performance: The Study of Disaster Management and Fire

Department in Palembang City, Indonesia, terbit di International Journal of

Human Resource Studies: volume 8, nomor 3, 2018 menghasilkan kesimpulan

bahwa there is a positive and significant effect of education and training, work

discipline and organizational culture on employee’s performance. (Ada

pengaruh positif dan signifikan dari pendidikan dan training, disiplin kerja dan

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan).

2. Penelitian Luh Mang Indah dan Ni Ketut Sariyathi, dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Motivasi, Komunikasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

(51)

Manajemen Unud : volume 6, nomor 7, Tahun 2017 menghasilkan kesimpulan

bahwa motivasi, komunikasi dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Warung Mina

Peguyangan di Denpasar.

3. Penelitian Annisa Yunimas dan Tanto Askriyandoko Putro, dalam artikel yang

berjudul Analisis Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada CV

Putra Luhur Blitar terbit di jurnal Penelitian Manajemen Terapan

(PENATARAN) : volume 1, nomor 1, Tahun 2016 menghasilkan kesimpulan

bahwa disiplin dan motivasi secara simultan maupun parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan CV Putra Luhur Blitar.

Hipotesis Kedua: Diduga bahwa Komunikasi Organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang,

dimana dalam hipotesis ini didukung oleh :

1. Penelitian Desy Ernika dalam artikel yang berjudul Pengaruh Komunikasi

Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Inti Tractors

Samarinda, terbit di E-Journal Ilmu Komunikasi, volume 4, nomor 2, 2016

menghasilkan kesimpulan bahwa komunikasi organisasi dan motivasi secara

simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Inti Tractors Samarinda.

2. Penelitian Lasdatika dalam artikel yang berjudul Pengaruh Disiplin dan

Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Listrik

Negara (PLN) Area Samarinda, terbit di E-Journal Administrasi Bisnis:

(52)

dan komunikasi organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan Perusahaan Listrik Negara (PLN)

area Samarinda.

3. Penelitian Luh Mang Indah dan Ni Ketut Sariyathi, dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Motivasi, Komunikasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Warung Mina Peguyangan di Denpasar terbit di E-jurnal

Manajemen Unud : volume 6, nomor 7, Tahun 2017 menghasilkan kesimpulan

bahwa motivasi, komunikasi dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Warung Mina

Peguyangan di Denpasar.

Hipotesis Ketiga: Diduga bahwa Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang,

dimana dalam hipotesis ini didukung oleh :

1. Penelitian Rifka Wulandari dalam artikel yang berjudul Pengaruh Lingkungan

Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas

Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecildan Menengah

Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda,terbit di E-jurnal Administrasi

Bisnis, volume 5, nomor 1, 2017 yang menghasilkan kesimpulan bahwa

Lingkungan kerja fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai pada bidang sekretariat pada Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi

(53)

2. Penelitian Julius Kwart Siboro dan Dina Sarah Syahreza dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, terbit dijurnal

Penelitian Ilmu Manajemen dan Bisnis: volume 11,nomor 1, Maret 2016 yang

menghasilkan kesimpulan bahwa Lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja

secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan.

3. Penelitian Mohammad Bukhori dan Erlyana Kusuma Dewi dalam artikel yang

berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap

Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening,

terbit dijurnal Akademika, volume 16, nomor 2, Agustus 2018 yang

menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan tidak langsung yang

signifikan atau nyata antara disiplin kerja dan lingkungan kerja fisik terhadap

kinerja karyawan bagian produksi PT. Pertamina EP Assset 5 Field

(54)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, metode yang digunakan

dengan instrument yang valid dan reliabel serta analisis statistik yang sesuai dan

tepat menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi

yang sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah yang akurat, serta dibantu dengan

penetapan populasi dan sampel yang benar. ( Yusuf, 2017: 58). Dalam penelitian

ini penulis ingin mengetahui atau mengukur keterkaitan antara disiplin kerja,

komunikasi organisasi dan lingkungan kerja fisik dengan kinerja karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Cahya Anugrah Cemerlang Cikarang dan

waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Oktober 2019

dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

NO. URAIAN KEGIATAN APR MAY JUN JUL AUG SEPT OKT

1 Observasi 2 Penyusunan Proposal 3 Bimbingan Proposal 4 Sidang Proposal 5 Kuesioner 6 Analisa Data 7 Bimbingan Skripsi 8 Ujian Skripsi Sumber: Peneliti

(55)

3.3 Kerangka Konsep

3.3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini berawal dari masalah yang bersifat kuantitatif

dalam permasalahan yang ada pada rumusan masalah.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Komunikasi Organisasi (X2) Kinerja Karyawan (Y) Disiplin Kerja (X1) Tingkat Kewaspadaan tinggi Hambatan dalam berkomunikasi Memberikan saran kepada pimpinan Pelaksana an Tugas Kuantitas Tanggung jawab Kualitas Ketaatan pada standar kerja Menyelesaikan masalah pekerjaan Menginformasikan masalah pekerjaan Kesalahpahaman dalam berkomunikasi Ketaatan pada

peraturan kerja Kehadiran

H1

H3 H2

Sumber: Yunimas dan Putro, Jurnal Penelitian Manajemen, Vol. 1, No. 1 (2016)

Sumber: Yunimas dan Putro, Jurnal Penelitian Manajemen, Vol. 1, No. 1 (2016)

Sumber: Ernika, E-Journal Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 2 (2016) Bekerja sesuai etika Hubungan Kerja dengan atasan Menginformasikan ketidakpuasan dalam bekerja Instruksi pimpinan mengenai pekerjaan Menginformasikan kesalahan dalam pekerjaan Menginformasikan visi, misi, tujuan perusahaan

pada pegawai Lingkungan Kerja Fisik (X3) Kebisingan ditempat kerja Penerangan/cah aya ditempat kerja Sirkulasi udara ditempat kerja Keamanan ditempat kerja Bau tidak sedap ditempat kerja

Sumber: Bukhori dan Dewi, Jurnal AKADEMIKA, Vol. 16, No. 2 (2018)

Gambar

tabel  data    jumlah  produk  NG  PT.  Cahya  Anugrah  Cemerlang  Cikarang  periode  bulan April 2018 sampai Maret 2019 di bawah ini:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Cahya Anugrah Cemerlang  Cikarang
Tabel 5.1 Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

&#34;Kejahatan tanpa kekerasan demi keuntungan keuangan yang dilakukan dengan penipuan oleh orang yang pekerjaannya adalah wiraswasta, profesional atau semi

Intervensi yang dapat menurunkan rasio kematian ibu secara substantif adalah pencegahan kehamilan pada remaja, promosi berat badan yang optimum sebelum hamil dan pertambahan

remitan antara migran nonpermanen yang memiliki keluarga inti dengan yang tidak memiliki keluarga inti di daerah asal. Dalam penelitian ini migran nonpermanen yang memiliki

Hal ini sesuai dengan teori Soetjipto (2008:87) menyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu hal atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak

Jadi kesimpulannya adanya hubungan yang signifikan antara komitmen dalam organisasi dengan kepuasan kerja pada anggota BEM Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya

(The source code for this book, available from http://www.apress.com/ , includes PatchyMIDlet ; it sends a randomly selected text message in response to incoming requests.)

Apabila nilai yang diperoleh sama dengan atau lebih tinggi dari nilai standar yang tertera pada setiap jenis kelainan, maka anak tersebut dapat dikategorikan tergolong anak

Apabila dilihat bisnis asuransi pada umumnya, mengingat praktik asuransi yang terjadi sekarang ini merupakan hasil dari proses perkembangan zaman yang diawali