Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 11, No. 1, Januari - April 2021
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR
KOMPLEKS MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
Budijah
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kota Tegal, Jawa Tengah [email protected]
Abstract
The background of this research is the low learning outcomes of students in learning complex procedure texts. This happens because of the lack of knowledge of students about the material being taught. In addition, the active and creative attitude of students has not been seen in the learning process. Therefore, it is necessary to make efforts to increase student creativity and the quality of learning Indonesian language materials through appropriate learning models. The application of the Project Based Learning model of Indonesian language balance material can improve learning outcomes in the aspect of knowledge (Knowledge), this is proven by classical learning mastery in cycle 1 by 75%, increasing in cycle 2 by 87.5% which means there has been an increase of 12, 5%. The quality of learning on the attitude assessment or the quality of changes in scientific behavior in terms of student learning interest is 75% and student learning attitudes are 72% at the stage of cycle 1 with an average of 73.5% included in the good category meaning that in the implementation the learning process in cycle 1, the conditions of interest and learning attitudes of students showed a good spirit of learning. It can be concluded that the application of the Project Based Learning model can improve the learning outcomes of procedural text material.
Keywords: Learning outcomes, Procedure Text Learning, Project Based Learning Model. Abstrak
Latar belakang dari penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran teks prosedur kompleks. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan peserta didik tentang materi yang diajarkan. Selain itu, sikap aktif dan kreatif peserta didik juga belum terlihat dalam proses pembelajarn. Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan kreativitas siswa dan kualitas pembelajaran materi Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran yang tepat. Penerapan model Project Based Learning materi kesetimbangan Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek pengetahuan (Knowledge), hal ini terbukti ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus 1 sebesar 75% meningkat pada siklus 2 sebesar 87,5% yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 12,5%. Kualitas pembelajaran terhadap penilaian sikap
(attitude) atau kualitas perubahan perilaku ilmiah dalam hal minat belajar peserta didik sebesar 75% dan sikap belajar peserta didik sebesar 72% pada tahap siklus 1 dengan rata-rata sebesar 73,5% termasuk dalam kategori baik artinya pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus 1 kondisi minat dan sikap belajar peserta didik menunjukkan semangat belajar yang baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa, penerapan model Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar materi teks prosedur.
© 2021 Dinamika
Kata Kunci: Hasil Belajar; Pembelajaran Teks Prosedur; Model Project Based Learning
PENDAHULUAN
Pemberlakuan kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik berpusat pada siswa
(student centered). Namun, pada kenyataannya di lapangan peserta didik masih kurang aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran teks prosedur kompleks. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan peserta didik tentang materi yang diajarkan. Pendidik seharusnya, mempersiapkan dengan matang dalam penyusunan skenario pembelajaran, salah satunya yaitu penggunaan model pembelajaran yang tepat. perlakuan kurikulum yang memusatkan pembelajaran pada peserta didik seharusnya melibatkan setiap peserta didik dalam proses pembelajaran untuk turut aktif dalam pembelajaran guna mengembangkan kreativitas sesuai potensi yang dimiliki.
Penerapan kurikulum ini seharusnya dapat menciptakan proses pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa diharapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Peneliti ingin mengetahui sekaligus membuktikan model Project Based Learning merupakan salah satu langkah yang digunakan guru di sekolah tersebut dapat meningkatkan aktivitas belajar para siswa, sehingga sekolah tersebut dapat menghasilkan siswa yang benar-benar berkualitas serta memahami materi. Tujuan akhir adalah agar peserta didik dapat mengaplikasikan apa yang dipelajarinya, serta dapat menyelesaikan persoalan persoalan yang di hadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu adanya suatu formulasi yang membawa siswa pada tingkat kreativitas yang lebih dengan waktu yang cukup, sesuai dengan waktu yang digunakan untuk satu konsep bahasan, demi tercapainya kurikulum yang sudah ditetapkan di sekolah juga penggunaan media dan model yang tidak terlalu sulit dapat mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model Project Based Learning.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini lebih memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi siswa dalam merancang sebuah proyek yang kemudian akan mereka kerjakan dalam waktu yang sudah guru sediakan sesuai dengan konsep yang diajarkan. Pada akhirnya siswa akan memahami konsep tersebut dengan proyek-proyek yang mereka lakukan yang akan menambah kreativitas siswa. Bertitik tolak dari uraian diatas dalam upaya peningkatan kreativitas siswa dan kualitas pembelajaran materi Bahasa Indonesia, perlu kita sebagai pendidik perlu mengubah paradigma lama bahwa guru adalah pengelola kegiatan mengajar menggunakan hal yang tidak berorientasi pada “Bagaimana saya belajar (Teacher Conterend)” tetapi lebih kepada “Bagaimana saya membelajarkan siswa”.
Terdapat beberapa relevansi penggunaan model Project Based Learning dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh Nurus (2017), Mandasari & Atmazaki (2018), dan Zummaroh (2020). Penelitian yang dilakukan oleh Nurus (2017) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning. Nilai rata-rata kondisi awal adalah 65,59 meningkat menjadi 74,48 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi sebesar 77,34 di siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X PM 2 SMK Negeri 4 Klaten tahun ajaran 2016/2017.
Selanjutnya, penelitian oleh Mandasari & Atmazaki (2018), menunjukkan terjadi peningkatan yang signifikan dalam penggunaan model Project Based Learning dalam proses pembelajaran teks prosedur. Pada penelitian ini juga menggunakan media gambar berrei dalam penerapan model pembelajarannya. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap keterampilan teks prosedur dongeng siswa VIII MTsN Tiku.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Zummaroh (2020) yang memperoleh hasil penelitian berupa pengaruh positif yang signifikan dalam penggunaan model Project Based Learning dalam pembelajaran teks prosedur. Hal ini terbukti dengan rata-rata nilai pretest 59,93 < rata-rata nilai
posttest 85,13. Hasil pengamatan sikap peserta didik memperoleh nilai 88,67 dengan kategori sangat baik.
METODE PENELITIAN a. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian. Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Tegal, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2015 Semester 2 Tahun 2014/2015.
b. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X MIA 1. Sedangkan, obyek dalam penelitian ini yaitu aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran teks prosedur kompleks mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan ini meliputi siswa, guru, kolaborator, dan dokumen proses dan hasil pembelajaran. Sumber data yang diperoleh dari peserta didik kelas X MIA 1 untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar setelah menerapkan model Project Based
Learning dalam pembelajaran teks prosedur kompleks.
d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi pembelajaran, tabel hasil penilaian, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar catatan lapangan. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa narasi, keterangan, atau deskripsi dari suatu situasi atau kondisi. Data kuantitatif adalah data yang berupa gambar situasi atau kondisi yang berupa angka angka, atau yang bisa diangkakan.
e. Validasi Data
Penelitian kualitatif dalam penelitian tindakan kelas dapat dikategorikan akurat dan dapat dipercaya apabila dilakukan validasi data. Terdapat beberapa bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu member check, triangulasi, audit traill, expert opinion, dan Key Respondents
Review.
f. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif, yaitu merangkum hasil pengamatan dengan menggunakan kode-kode, gambar, diagram, dan tabel.
g. Indikator Keberhasilan
Kriteria/Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan peserta didik agar lebih aktif dan mempunyai rasa senang dalam melakukan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan unjuk kerja siswa dalam pencapaian ketuntasan belajar. Dengan kriteria yang dijadikan tolak ukur keberhasilan tindakan yang dimaksud 85% siswa tuntas dengan nilai minimal 75.
h. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Class Action
Research) terdiri dari 2 siklus dengan langkah-langkah pada setiap siklus meliputi : perencanaan
Kondisi awal yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, menyebabkan proses pembelajaran hanya terpusat pada guru sehingga peserta didik kurang aktif sehingga mutu proses tersebut menjadi rendah dan hasil belajar belum mencapai KKM secara klasikal. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan pendekatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan yang lain.
Meninjau ulang dari hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran terdahulu yang belum mencapai KKM, penulis menerapkan metode Project Based Learning melalui Penelitian tindakan Kelas (PTK) dengan 2 (dua) siklus yaitu tindakan pada siklus 1 dan tindakan pada siklus 2.
Pada siklus 1 (pertama) kelas dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5-6 peserta didik yang heterogen menurut kemampuannya dan selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mengerjakan, mendiskusikan dan selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mengerjakan, mendiskusikan serta mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen tentang macam-macam pembuatan teks prosedur kompleks.
Pada siklus 2 (kedua) kelas juga dibagi dalam 6 kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik yang heterogen menurut kemampuannya dan selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mengerjakan soal tentang pembuatan prosedur membuat dan mengapresiasikan puisi sesuai dengan petunjuk.
Selama proses pembelajaran berlangsung untuk membuat laporan hasil baik pada siklus 1 maupun siklus 2 dilakukan pengamatan oleh 2 guru Bahasa Indonesia guna mengetahui dan menilai mutu proses pembelajaran, selanjutnya dilakukan kegiatan refleksi terhadap kegiatan guru maupun kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai bahan laporan penelitian. Kemudian, setiap akhir siklus (siklus 1 maupun siklus 2) dilakukan tes hasil belajar dan penulis menganalisisnya selanjutnya dilakukan refleksi tentang hasil yang telah diperoleh untuk membuktikan keberhasilan hipotesis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pertama (I)
Pada siklus 1 (pertama) kelas dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5-6 peserta didik yang heterogen menurut kemampuannya dan selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mengerjakan, mendiskusikan dan selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mengerjakan, mendiskusikan serta mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen tentang macam-macam pembuatan teks prosedur kompleks.
Nilai hasil belajar siklus 1 berdasarkan hasil tes tertulis pada April 2015 pada peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Tegal Semester 2 Tahun 2014/2015 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus 1
No Kualitas Rentang Nilai Jumlah Peserta Didik Persentase (%) Tindak Lanjut
1 Belum Tuntas <75 8 25% Remidial
2 Tuntas 75 – 100 24 75% - 3 Nilai Terendah 60 - - - 4 Nilai Tertinggi 87 - - - 5 Nilai Rata-rata 75, 64 - - - 6 Jumlah - 32 100 - 7 Ketuntasan Klasikal - - 75% - 8 Kesenjangan KKM - - 5 Tindakan Siklus 2
Grafik 1 Hasil Belajar Tes Siklus 1
Data di atas menunjukkan bahwa ketuntasan Individual peserta didik yang tuntas dengan nilai 75-100, sebesar 75%. Kemudian, peserta didik yang belum tuntas, nilai <75 sebesar 25%. Ketuntasan Klasikal sejumlah 32 peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 24 peserta didik sehingga daya serap klasikal sebesar 75% belum mencapai ketuntasan klasikal 80% sehingga masih terjadi kesenjangan sebesar 5%. Oleh karena hasil belajar berdasarkan tes siklus 1 hanya mencapai ketuntasan klasikal sebesar 75% yang berarti belum mencapai 80% maka penelitian dilakukan pada siklus yang ke 2.
B. Siklus Kedua (II)
Pada siklus 2 (kedua) kelas juga dibagi dalam 6 kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik yang heterogen menurut kemampuannya dan selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mengerjakan soal tentang pembuatan prosedur “membuat dan mengapresiasikan puisi” sesuai dengan petunjuk.
Nilai hasil belajar siklus 2 berdasarkan hasil tes tertulis pada bulan Mei 2015 pada peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Tegal Semester 2 Tahun 2014/2015 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.2 Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus 2
No Kualitas Rentang Nilai Jumlah Peserta Didik Persentase (%) Tindak Lanjut
1 Belum Tuntas <75 4 12,5% Remidial
2 Tuntas 75 – 100 28 87,5% -
3 Nilai Terendah 70 - - -
4 Nilai Tertinggi 97 - - -
5 Nilai Rata-rata 80,75 - - -
6 Jumlah - 32 100 -
7 Ketuntasan Klasikal - - 87,5% Kondisi
Akhir Berikut ini, disajikan pula grafik hasil belajar peserta didik pada tahap siklus II.
Grafik 1.2 Hasil Belajar Tes Siklus 2
25% 75%
0,0%
50,0%
100,0%
<75
75 - 100
Data di atas menunjukkan bahwa Ketuntasan Individual peserta didik yang tuntas dengan nilai 75-100, sebesar 87,5%. Kemudian hasil belajar peserta didik yang belum tuntas, nilai <75 sebesar 12,5%. Ketuntasan Klasikal sejumlah 32 peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 28 peserta didik sehingga daya serap klasikal sebesar 87,5%.
Oleh karena hasil belajar berdasarkan tes siklus 2 mencapai KKM sebesar 87,5% yang berarti telah melampaui atau mencapai ketuntasan klasikal 80% bahkan mencapai skor maksimal KKM dengan demikian penelitian telah berhasil dan dinyatakan selesai.
C. Perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II
Tabel 1.3 Perbandingan Hasil Belajar siklus 1 dan sikuls 2
No Kualitas Rentang
Nilai Awal Siklus 1 Siklus 2
Tindak Lanjut
Jml % Jml % Jml %
1 Belum Tuntas <75 18 56 8 25 4 12,5 Remidial
2 Tuntas 75 – 100 14 44 24 75 28 87,5 - 3 Nilai Terendah - 50 - 60 - 70 - - 4 Nilai Tertinggi - 83 - 87 - 97 - - 5 Nilai Rata-rata - 67,09 - 75,64 - 80,75 - - 6 Jumlah - 32 100 32 100 32 100 - 7 Ketuntasan Klasikal - 44 75 87,5 - 8 Peningkatan KKM - - 31% 43,5% Kondisi Akhir Dari data tersebut di atas menunjukkan hasil belajar pada ulangan harian pertama (kondisi awal), siklus 1 dan siklus 2, bahwa ketuntasan Individual peserta didik yang tuntas belajar dari tes awal sebesar 44% setelah tindakan siklus 1 menjadi 75% sehingga terjadi peningkatan sebesar 31% setelah siklus 2 menjadi 87,5% sehingga terjadi peningkatan yang kedua sebesar 43,5%. Jadi peningkatan ketuntasan belajar perorangan (individual) setelah diadakan tindakan (action) guru dalam PTK sebesar 43,5% dari kondisi awal sebesar 44% menjadi 87,5%.
Daya serap klasikal yang merupakan ketuntasan klasikal hasil belajar seluruh peserta didik dalam suatu kelas. Ketuntasan klasikal hasil belajar tes awal dari sejumlah 32 peserta didik hanya sebanya 14 peserta didik yang tuntas (44%), setelah tindakan siklus 1 menjadi 24 peserta didik (75%) sehingga terjadi peningkatan yang pertama sebesar 31% serta setelah tindakan siklus 2 sebesar sebanyak 28 peserta didik (87,5%) sehingga terjadi peningkatan yang kedua sebesar 43,5% dari kondisi pra siklus. Jadi peningkatan ketuntasan klasikal setelah adanya tindakan dari kondisi awal sebesar 44% menjadi 87,5% yaitu sebesar 43,5%.
Beberapa penelitian yang memiliki hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Prilestari, Zahrulianingdyah, & Supraptono (2019), Mukhlifida (2021), Soleh (2021), dan Wiartis (2021). Penelitian yang dilakukan oleh Prilestari, Zahrulianingdyah, & Supraptono (2019) menunjukkan bahwa hasil pengembangan model Project
Based Learning mata pelajaran kerajinan tangan untuk siswa kelas VII SMP menunjukkan tiga penilaian yang meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. Keefektifan model uji kompetensi menunjukkan bahwa pengetahuan 20%, sikap 35%, dan keterampilan 85% yang menghasilkan model pengembangan ini mampu menilai siswa secara efektif dan objektif. Manfaat penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi peserta didik dalam belajar dan dapat dijadikan pedoman bagi pendidik dalam menilai peserta didik.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Mukhlifida (2021) memperoleh hasil penelitian berupa ketuntasan setelah diterapkan model Project Based Learning. Hal ini dapat dibuktikan dari ketuntasan yang didapat dari persentase hasil belajar pada Siklus I sebesar 66,6 % dan pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 84,6% dengan nilai KKM 75. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris pada keterampilan Speaking materi Descriptive lisan yang berterima siswa kelas VII A SMP Negeri 1 IDI semester II tahun ajaran 2017/2018 dan di sarankan kepada guru – guru untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan Speaking pada materi Descriptive Lisan Sederhana yang berterima hendaknya menggunakan model Pembelajaran Project Based Learning.
Hasil penelitian serupa yaitu penelitian yang dilakukan Soleh (2021) yang mengungkapkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek melalui Google Classroom dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas IXF SMP Negeri 2 Mirit Kebumen. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pertama, pertanyaan mendasar, kedua, merancang perencanaan produk, ketiga, menyusun jadwal pembuatan, keempat, memantau keaktifan dan pengembangan proyek, kelima, menguji hasil, dan keenam, evaluasi pembelajaran pengalaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum siswa dapat membuat teks prosedur dengan benar. Hasil belajar siswa dapat digambarkan bahwa nilai rata-rata 81, nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 72. Ada satu siswa yang mendapat 94, tiga siswa mendapat 88, tujuh siswa mendapat 86, dua siswa mendapat 84, enam siswa mendapat 82, tiga siswa mendapat 78, dua siswa mendapat 76, dan ada tujuh siswa mendapat 72.
Selain itu, terdapat penelitian lain yang serupa yakni penelitian yang dilakukan oleh Wiartis (2021) yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) ini dapat melatih dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi baik itu dalam proses pembuatan proyek maupun dalam melaporkan hasil yang didapat, (5) Membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan menantang, dan (6) Dengan berkolaborasi dengan mata pelajaran lain, metode yang diterapkan ini dapat mengefesienkan waktu dan tugas yang dikerjakan peserta didik. Simpulan yang diperoleh adalah Penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik dalam Pembelajaran bahasa Inggris tentang teks Prosedur.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik yang signifikan terhadap penggunaan model Project Based Learning dalam pembelajaran teks prosedur.
Penerapan metode pembelajaran tugas melalui model pembelajaran Project Based Learning materi kesetimbangan Bahasa Indonesia pada peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Tegal Semester 2 tahun 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek pengetahuan, hal ini terbukti hasil belajar pada kondisi awal (sebelum ada tindakan) diperoleh hasil ketuntasan klasikal belajar peserta didik masih sangat rendah yaitu sebesar 44% meningkat pada siklus 1 dengan sebesar 75% dan meningkat lagi pada siklus 2 dengan KKM sebesar 87,5%.
Peningkatan KKM dari kondisi awal 44% menjadi 87,5% pada kondisi akhir, yang berarti terjadi peningkatan 43,5%. Selain itu juga terbukti adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar (ulangan harian) dari kondisi awal sebesar 67,09 meningkat menjadi 75,64 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 80,75 pada siklus 2 sebagai kondisi akhir.
SARAN
Berdasarkan atas simpulan tersebut di atas maka peneliti dapa memberikan saran untuk pendidik dalam menerapkan Metode Pembelajaran Tugas Problem Based Learning hendaknya ditindak lanjuti oleh semua guru dalam rangka meningkatkan Mutu Pembelajaran (Mutual Learning) sehingga hasil belajar dapat tuntas secara klasikal.
Penggunaan fasilitas internet yang ada pada komputer, laptop, handphone maupun warung-warung internet (warnet) agar dapat dikembangkan dan diprioritaskan kepada peserta didik dalam rangka untuk menggunakan waktu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Setiap guru perlu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan gagasan baru yang konstruktif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif secara kreatif, inovatif dan menyenangkan pada setiap mata pelajaran.
Penggunaan berbagai macam sumber bahan ajar terutama yang kontekstual, aktual dan faktual hendaknya ditingkatkan pada setiap pembelajaran karena terbukti mampu meningkatkan daya kreativitas peserta didik SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Mandasari, W. A., & Atmazaki, E. N. (2018). Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Media Gambar Terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur. Pendidikan Bahasa Indonesia, 6(2), 401-408. Mukhlifida, N. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Pada Keterampilan Speaking Materi
Monolog Descriptive Lisan Sederhana Yang Berterima Melalui Model Project Based Learning. Educational:
Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran, 1(1), 143-152.
Nurus, S. A. (2017). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Kompleks Kelas X Pm 2 Smk Negeri 4 Klaten Tahun Ajaran 2016/2017 (Doctoral dissertation, Universitas Widya Dharma).
Prilestari, B. D., Zahrulianingdyah, A., & Supraptono, E. (2019). Developing Learning Model “Project-Based
Learning in Improving the Handycrafting Subject for Junior Hgh School”. Journal of Vocational and Career Education, 4(2).
Soleh, D. (2021). Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning melalui Google Classroom dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 6(2), 137-143.
Wiartis, W. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Melalui Kegiatan Kolaborasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di SMP Negeri 6 Batam. Daiwi Widya, 7(4), 17.
Zummaroh, S. (2020). Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Menggunakan Model Problem Based
Learning (Pbl) Dan Model Project Based Learning (Pjbl) Berbantuan Media Video Ecobrick Berbasis
Jaringan Pada Peserta Didik Kelas XI SMA/SMK (Doctoral dissertation, Unnes). .