TOWARD TO HEMOGLOBIN VALUES Sumiati1, Endang Sri P. Ningsih2, Nurhikmah3
ABSTRACT
Background: PRC transfusion is conducted to increase hemoglobin values. Transfusion can also bring acute or slow effect, the risk of bacterial proliferation even loss of function of blood products when blood products are removed from storage. Deadline PRC transfusion starts from 30 minutes to four hours after the blood is removed from the blood pack in the refrigerator.
Objective: This research is conducted to find out the relationship of administration periode of PRC transfusion with hemoglobin values of patients who received PRC transfusions in Nilam Ward BLUD RS dr H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Methods: This research used analytic survey method with prospective research approach. Sample for this research were 22 patients with purposive sampling technique. Data were analyzed using Pearson Correlation, normality test data with the test Shapiro-Wilk Normality test and the Skewness Ratio with reliability degree 95%.
Results: Wilcoxon test analysis showed that there was no relationship between administration periode of PRC transfusion with hemoglobin valuess in patients receiving transfusions PRC in Space Nilam BLUD dr H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (p> 0,05) or (p = 0,142).
Key Words: Administration Periode of PRC Transfusion, Hemoglobin Values.
1
BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin 2
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
3
PENDAHULUAN WAKTU PEMASANGAN TRANSFUSI PRC TERHADAP
PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
Sumiati1, Endang Sri P. Ningsih2, Nurhikmah3
INTISARI
Latar Belakang: Transfusi PRC ditujukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin. Transfusi juga dapat membawa akibat akut atau lambat, risiko proliferasi bakteri bahkan kehilangan fungsi produk darah ketika produk darah dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Batas waktu transfusi PRC dimulai dari 30 menit sampai empat jam sesudah kantong darah dikeluarkan dari dalam lemari pendingin.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di Ruang Nilam BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analytic survey dengan arah penelitian Prosfective. Sampel penelitian ini berjumlah sebanyak 22 pasien dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Correlation, uji normalitas data dengan uji Normality Shapiro-Wilk dan Skewness Ratio dengan derajat kepercayaan 95%.
Hasil: Analisis statistik uji Pearson Correlation menunjukkan tidak ada hubungan antara waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di Ruang Nilam BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (p>0.05) atau (p= 0.142).
Kata Kunci: Waktu Pemasangan Transfusi, Peningkatan Kadar Hemoglobin.
1
BLUD RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin 2
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
3
PENDAHULUAN
World Health Organitation (WHO) menyebutkan bahwa, di seluruh dunia dalam 10 tahun terakhir pemberian transfusi darah meningkat sampai 4,5 kali. Sebagian besar transfusi darah (65%) diberikan pada kasus kecelakaan dan operasi pembedahan. Tingginya pemberian transfusi darah karena kasus kecelakaan dan operasi pembedahan seiring dengan banyaknya kasus bencana alam dan kecelakaan masal yang terjadi di dunia. Berdasarkan data Palang Merah Indonesia (PMI), di Indonesia pemberian transfusi darah meningkat dari 20% menjadi 35% dalam 10 tahun terakhir. Adapun jenis transfusi darah berdasarkan isi atau kandungan dalam darah yang diberikan sebagian besar adalah jenis Whole Blood
Cells (WBC) sebesar 35%, kemudian Packed Red Cells (PRC) sebesar 30%,
transfusi trombosit sebesar 20%, dan transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP) sebesar 15% (Fahron, 2009 dalam Dewi, 2013).
Data dari Rekam Medik BLUD RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2012 penggunaan transfusi PRC sebanyak 1583 kantong. Sedangkan penggunaan transfusi PRC di Ruang Penyakit Dalam (Nilam) tahun 2013 cukup tinggi, pada triwulan I (Januari-Maret) sebanyak 203 kantong, pada triwulan II (April-Juni) sebanyak 225 kantong dan pada triwulan III (Juli-September) sebanyak 221 kantong, walaupun mengalami penurunan tetapi penurunannya tidak signifikan.
Pada pelaksanaan transfusi di Ruang Nilam (Penyakit Dalam) BLUD RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pemasangan transfusi PRC dimulai 1 jam sesudah kantong darah dikeluarkan dari dalam lemari pendingin dan diakhiri dalam waktu lebih dari 4 jam sedangkan menurut WHO (2004) waktu transfusi PRC dimulai dari waktu 30 menit sesudah kantong darah dikeluarkan dari dalam lemari pendingin
dan diakhiri dalam waktu empat (4) jam. BLUD RS Dr. H .Moch. Ansari Saleh Banjarmasin memang sudah memiliki SOP mengenai pemasangan transfusi darah tetapi dalam SOP tersebut belum ada penjelasan berapa lama batasan waktu pemasangan transfusi.
Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di ruang penyakit dalam (Nilam) BLUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di ruang penyakit dalam (Nilam) BLUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisa hubungan antara waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di ruang penyakit dalam (Nilam) BLUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, adapun secara khusus, yaitu mengidentifikasi rata-rata waktu pemasangan transfusi PRC, mengidentifikasi rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah transfusi PRC, mengidentifikasi rata-rata kenaikan kadar hemoglobin pada pasien sesudah mendapatkan transfusi PRC dan menganalisis hubungan waktu pemasangan transfusi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC.
Manfaat penelitian secara teoritis, dapat memberikan masukkan bagi pengembangan teori-teori yang berhubungan dengan waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin, secara praktis, menambah
pengetahuan perawat dalam melakukan tindakan pemasangan transfusi untuk meningkatkan hasil yang optimal, bagi pihak rumah sakit dapat dijadikan dasar dalam membuat SOP pemberian transfusi yang secara langung berdampak pada usaha meminimalkan penggunaan transfusi, sehingga biaya kesehatan menjadi lebih efisien.
Penelitian waktu penghangatan darah yang berhubungan dengan peningkatan kadar hemoglobin memang sudah pernah dilaksanakan, akan tetapi penelitian waktu pemasangan transfusi yang berhubungan dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di ruang penyakit dalam (Nilam) BLUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin belum pernah dilaksankan. Faktor yang mempengaruhi Hemoglobin antara lain masukan makanan yang tidak adekuat yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan zat besi yang tersedia karena persediaan cadangan besi menjadi kritis maka eritropoesis menjadi abnormal dan mengakibatkan ukuran eritrosit berkurang, konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit berkurang, dan kadar hemoglobin dan packed cell volume turun dengan terjadinya defisiensi besi. Selain masukan nutrisi usia juga dapat mempengaruhi Hb dimana pada usia pertengahan atau lanjut dapat terjadi anemia pernisiosa addison yang dapat menyebabkan pembentukan keseimbangan vitamin B12 negatif yang lambat dan kekurangan cadangan dan Kelainan maturasi inti dalam sel dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi, khususnya eritroblas (Child, 2010).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan arah penelitian Prospektif. Populasinya adalah seluruh pasien yang mendapatkan transfusi PRC di ruang penyakit dalam (Nilam) BLUD RS Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin . Sampelnya adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 22 kasus dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Correlation dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Normality Shapiro-Wilk dan Ratio Skewness.
HASIL
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1. Distribusi umur responden
No Umur Jumlah Persen
(%) 1 20-34 tahun (dewasa awal) 7 31,80 2 41-60 tahun (dewasa madya) 15 68,20 Total 22 100,00
Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berada pada usia dewasa tengah, yaitu sebanyak 15 orang (68,2%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persen (%) 1 Laki-laki 15 31,8 2 Perempuan 7 68,2 Total 22 100,00
Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 15 orang (68,2%)
c. Distribusi Responden Menurut Penyakit yang Diderita
Tabel 3. Distribusi responden menurut penyakit yang diderita responden
No Perkembangan Bahasa Jumlah Persen (%) 1 Berisiko perdarahan 10 45,50 2 Tidak berisiko perdarahan 12 54,50 Total 22 100,00
Berdasarkan tabel 3, di atas menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden dengan diagnosa medis berisiko mengalami perdarahan, yaitu sebanyak 10 orang (45,5%).
d. Distribusi Waktu Pemasangan Transfusi Tabel 4. Distribusi Waktu Pemasangan
Transfusi
Jenis Data N Minimal Maksimal Mean
Waktu pemasangan transfusi 22 95,50 menit 488,00 menit 262,8977 menit
Berdasarkan Tabel 4 di atas dari 22 responden, waktu pemasangan transfusi yang tercepat yaitu 95,50 menit, waktu pemasangan yang yang terlambat yaitu 488 menit dan nilai rata-rata waktu pemasangan transfusi yaitu 262,8977 menit (4 jam 38 menit).
e. Distribusi data Hb Pre Transfusi dan Kenaikan Hb
Tabel 5. Data Hb Pre Transfusi, Post Transfusi dan Kenaikan Hb
Jenis Data N Minimal Maksimal Mean
Hb Pre transfusi 22 3,0 9,2 8,7 Hb Post transfusi 22 3,7 10,5 9,3 Kenaikan Hb 22 0,3 2,9 1,386364
Tabel 5 di atas total responden sebanyak 22 responden, pemeriksaan kadar Hb rata-rata (mean) kadar Hb awal yaitu 8,7 gr/dl. Sedangkan nilai rata-rata (mean) kadar Hb akhir adalah 9,3 gr/dl. Dan pada kenaikan Hb (selisih Hb awal dan akhir) nilai rata-rata kenaikan kadar Hb 1,386364 gr/dl. f. Distribusi Data Waktu Pemasangan
Transfusi dan Kenaikan Hb
Tabel 5. Distribusi data waktu pemasangan transfusi dan kenaikan Hb
Kenaikan Hb Lama transfusi Kenaikan HB N 1 22 -.324 .142 Waktu transfusi N -.324 .142 1 22 Nilai p (>0,05)
Berdasarkan tabel 4, Hasil analisa bivariat pada tabel 6 diatas dengan menggunakan uji Pearson Correlation secara statistik hasil analisis menunjukkan nilai (P>0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau tidak ada hubungan antara waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan Hb.
PEMBAHASAN
Penelitian ini terlihat rata-rata kenaikan Hb setelah diberikan trnsfusi PRC adalah 1,386364 gr/dl. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Pearson Correlation dengan nilai sig 0,142 dengan nilai sig tersebut dapat disimpulkan nilai probabilitas lebih besar dari nilai p= 0,05 yang berarti Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar Hb. Tidak ada hubungan pada kedua vaiabel ini dapat disebabkan oleh banyak faktor yang
mempengaruhi hasil peningkatan kadar Hb pasien transfusi diantaranya:
a. Faktor eksternal seperti lama penyimpanan dan penghangatan darah. Hal ini berkaitan dengan batasan waktu pemasangan tansfusi menurut WHO (2004) dimulai dari waktu 30 menit sesudah kantong darah dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan diakhiri dalam waktu 4 jam, hal tersebut karena adanya risiko proliferasi bakteri atau kehilangan fungsi pada produk darah begitu produk darah tersebut dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Menurut Bakta (2006) sel darah merah yang terkandung di dalam darah PRC akan mengalami penurunan daya
survival eritrosit dan pecahnya eritrosit
di dalam darah PRC akibat proses penghangatan yang terlalu lama. Dalam hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), dengan judul penelitian Hubungan Waktu Penghangatan Darah dengan Kenaikan Kadar Hemoglobin pada Pasien Post Transfusi PRC yang mana hasil dari penelitian tersebut ada hubungan antara lama penghangatan darah dengan peningkatan kadar Hb (p= 0,01).
b. Faktor internal seperti penyakit yang diderita dan usia responden.
Penelitian ini diketahui bahwa hampir setengah dari responden dengan diagnosa medis berisiko mengalami perdarahan, yaitu sebanyak 10 orang (45,5%) hal ini tentu mempengaruhi hasil peningkatan kadar Hb pasien transfusi. Selain itu menurut Child (2010) usia berpengaruh terhadap kejadian maupun pengobatan anemia, pada usia pertengahan atau lanjut dapat terjadi anemia pernisiosa addison yang dapat menyebabkan pembentukan keseimbangan vitamin B12 negatif yang lambat dan kekurangan cadangan
serta kelainan maturasi inti dalam sel dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi, khususnya eritroblas. Dalam penelitian ini didapatkan lebih dari setengah responden berada pada usia dewasa tengah, yaitu sebanyak 15 orang (68,2%). Hal ini terkait dengan penelitian Rizkiawati (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin darah pada tukang becak di pasar Mranggen Demak, yang mana hasil penelitian tersebut yaitu umur dan kebiasaan merokok merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar Hb darah pada tukang becak di pasar mranggen (p= 0,036).
SIMPULAN
Hasil penelitian tentang hubungan waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di Ruang Penyakit Dalam (Nilam) BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Rata-rata waktu pemasangan transfusi
PRC di Ruang Penyakit Dalam (Nilam) BLUD RS Dr. H .Moch. Ansari Saleh Banjarmasin adalah 262,8977 menit. b. Rata-rata kadar HB sebelum transfusi
adalah 6,67 gr/dl dan rata-rata kadar HB sesudah transfusi adalah 8,064 gr/dl.
c. Rata-rata kenaikan kadar hemoglobin pada pasien sesudah mendapatkan transfusi PRC adalah 1,386364 gr/dl. d. Tidak ada hubungan antara waktu
pemasangan transfusi dengan peningkatan HB dengan (P=0,142).
DAFTAR RUJUKAN
Bakta, I.M. (2006). Hematologi Klinik. Ringkas. Jakarta: EGC.
Cahyono. (2008). Transfusi Darah yang
Aman. Jakarta: Ethical Digest.
Chairlan., Lestari, E. (2011). Pedoman
Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Child, J.A, Lyndon, S. Ed. (2010). Buku
Saku Hematologi Klinik.
Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, T.T. (2013). Hubungan Lama
Penghangatan Darah dengan
Kenaikan Hemoglobin pada Pasien Post Transfusi PRC di Ruang Kelas BLUD RS Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Skripsi, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Handayani, W., Haribowo, A.S. (2008).
Buku Ajar Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika.
Komite Transfusi BLUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. (2012).
Laporan Tahunan Transfusi Darah. Banjarmasin: BLUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
Kusnanto, (2004). Pengantar Profesi dan
Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC.
Latief. (2007). Transfusi dalam
Pembedahan. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rizkiawati, A. (2012). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kadar
Hemoglobin dalam Darah pada Tukang Becak di Pasar Mranggen
Demak. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Sadikin, M. (2001). Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian
Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
Sastroasmoro, S. Ismail, S. (2008).
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke-3. Jakarta: CV Sagung Seto.
Sudoyo, A.W. (2009). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi Lima. Jilid
II. Jakarta: Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutedjo, A. Y. (2008). Buku Saku
Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi
Revisi. Yogyakarta: Amara Books. Tarwoto., Wartonah. (2008). Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Trans Info
Media.
WHO. Alih Bahasa Hartono, A. (2004).
Penggunaan Klinis Darah. Jakarta: