• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSAK NO. 4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PSAK NO. 4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PSAK NO. 4

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

RUANG LINGKUP

Pernyataan ini diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk. Pernyataan ini juga diterapkan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama.

DEFINISI

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

 Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (dikenal sebagai entitas induk).  Entitas induk adalah suatu entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak.  Kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan

secara langsung atau tidak langsung pada entitas induk.

 Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya.

 Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.

 Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee.

 Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.

II. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

— Entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang mengonsolidasikan investasinya dalam entitas anak sesuai Pernyataan ini.

— Entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan tunduk pada paragraf yang membahas mengenai akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri.

(2)

III. RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

— Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.

Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat :

 Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;  Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan

anggaran dasar atau perjanjian;

 Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau  Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ

pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

Instrumen seperti waran saham, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen lain yang mempunyai potensi (jika dilaksanakan atau dikonversi) untuk :

 Menambah kekuasaan suara kepada entitas

 Mengurangi kekuasaan suara dari pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain

Disebut sebagai “Hak Suara Potensial”.

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.

— Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengendalian, entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat pelaksanaan hak suara potensial dan perjanjian kontraktual lain baik yang dipertimbangkan secara individual maupun secara kombinasi) (considered individually or in combination) yang mempengaruhi hak suara potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan untuk melaksanakan atau mengonversi hak tersebut.

— Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi hanya karena investor merupakan organisasi modal ventura, reksa dana, unit perwalian, atau entitas sejenis.

— Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi meskipun aktivitas usahanya tidak sama dengan entitas lain dalam kelompok usaha.

(3)

IV. PROSEDUR KONSOLIDASI

Entitas Induk

Entitas Anak

Konsolidasi

Aset Aset

Eliminasi

Aset

Liabilitas Liabilitas Liabilitas

Ekuitas Ekuitas Ekuitas

Pendapatan Pendapatan Pendapatan

Beban Beban Beban

Periode pelaporan

 Lamanya periode sama  Tanggal pelaporan yang sama

 Dilakukan Penyesuaian jika periode pelaporan dan/atau tanggal pelaporan berbeda Kebijakan akuntansi

 Kebijakan akuntansi harus sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa

 Dilakukan penyesuaian jika kebijakan akuntansi berbeda.

Perolehan entitas anak baru pada periode pelaporan

Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal akuisisi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 22. Penghasilan dan beban entitas anak didasarkan pada nilai aset dan kewajiban yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Misalnya, beban penyusutan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi didasarkan pada nilai wajar aset tersusutkan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sampai dengan tanggal ketika entitas induk berhenti mengendalikan entitas anak.

Kepentingan nonpengendali

 Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemiik entitas induk.

 Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan

(4)

nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.

V. KEHILANGAN PENGENDALIAN

— Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak dengan atau tanpa perubahan absolut atau relatif tingkat kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas anak menjadi subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator. Hal ini dapat terjadi pula sebagai akibat suatu perjanjian kontraktual.

VI. AKUNTANSI INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS, DAN ENTITAS ASOSIASI DALAM LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI.

Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada:

 biaya perolehan; atau  sesuai PSAK 55.

Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi. Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dicatat sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi tersebut diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk kelompok lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006) tidak berubah dalam keadaan yang demikian.

Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.

Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya dengan membentuk suatu entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria berikut:

a entitas induk baru memiliki pengendalian atas entitas induk awal dengan menerbitkan instrumen ekuitas yang ditukarkan dengan instrumen ekuitas entitas induk awal;

b aset dan liabilitas kelompok usaha baru dan kelompok usaha awal adalah sama segera sebelum dan setelah reorganisasi; dan

c pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi mempunyai bagian yang sama secara absolut dan relatif atas aset neto kelompok usaha awal dan kelompok usaha baru segera sebelum dan setelah reorganisasi;

(5)

dan entitas induk baru mencatat investasinya dalam entitas induk awal sesuai dengan paragraf 35 (a) dalam laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk baru mengukur biaya perolehan pada nilai tercatat atas bagiannya atas pos-pos ekuitas dalam laporan keuangan tersendiri entitas induk awal pada tanggal akuisisi.

Serupa dengan hal tersebut, entitas yang bukan entitas induk mungkin mendirikan entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria di paragraf 37. Persyaratan di paragraf 37 diterapkan sama dengan reorganisasi tersebut.

VII. PENGUNGKAPAN

(a) Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak memiiki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara;

(b) Alasan mengapa kepemiikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas investee tidak diikuti dengan pengendalian;

(c) Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal atau periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan tanggal atau periode yang berbeda;

(d) Sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali pinjaman atau uang muka;

(e) Suatu rincian yang menunjukan dampak setiapperubahan bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan

(f) Jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan: (i) Porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada pengakuan

sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya pengendalian, dan

(ii) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).

(6)

Ketentuan Transisi

Pernyataan ini diterapkan secara retrospektif, kecuali hal-hal berikut yang diterapkan secara prospektif :

 Persyaratan di paragraf 25 mengenai laba atau rugi komprehensif yang diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali bersaldo defi sit.

 Persyaratan di paragraf 27 dan 28 mengenai perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.  Persyaratan di paragraf 31-34 mengenai kehilangan pengendalian atas entitas anak,

dan persyaratan terkait dalam paragraf 11 PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak  Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

 Persyaratan di paragraf 11-12 mengenai hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian.

 Jika entitas induk masih memiliki entitas anak yang diperoleh sebelum tanggal efektif Pernyataan ini untuk tujuan dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, dan entitas anak yang dibatasi oleh restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada entitas induk, sebagaimana diatur dalam PSAK 4 (1994): Laporan Keuangan Konsolidasi paragraf 06, maka entitas induk mengonsolidasikan entitas anak tersebut sesuai dengan Pernyataan ini secara prospektif.

(7)

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (PSAK 15)

RUANG LINGKUP

Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Namun, Pernyataan ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki oleh:

(a) organisasi modal ventura; atau

(b) reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung-investasi.

yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Investasi tersebut itu diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 55, perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan. Entitas yang memiliki investasi tersebut membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 37(f).

DEFINISI

 Entitas asosiasi

Adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama

 Entitas anak (subsidiary)

adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entiitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk)

 Ventura Ventura bersama bersama (joint venture)

adalah adalah perjanjian perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama

 Pengaruh signifikan

Adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

(8)

INDIKASI PENGARUH SIGNIFIKAN Indikasi Kuantitatif

Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai pengaruh signifi kan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), kurang dari 20% hak suara investee, maka investor dianggap tidak mempunyai pengaruh signifi kan, kecuali pengaruh signifi kan tersebut dapat dibuktikan dengan jelas. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak menghalangi investor untuk mempunyai pengaruh signifi kan.

Indikasi Kualitatif

Keberadaan pengaruh signifi kan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:

(a) keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee;

(b) partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;

(c) adanya transaksi material antara investor dengan investee; (d) pertukaran personel manajerial; atau

(e) penyediaan informasi teknis pokok.

Entitas mungkin memiliki waran, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lainnya yang mempunyai potensi (jika dieksekusi atau dikonversi) untuk menambah hak suara entitas atau mengurangi hak suara pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya (yaitu hak suara potensial). Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai pengaruh signifi kan. Hak suara potensial saat ini tidak dapat dieksekusi atau dikonversi ketika, misalnya, hak suara tersebut tidak dapat dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal di masa depan atau sampai terjadinya suatu peristiwa di masa depan.

Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengaruh signifi kan, maka entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat eksekusi hak suara potensial dan perjanjian kontraktual lain apakah dipertimbangkan secara individual atau dalam kombinasi) yang mempengaruhi hak potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan untuk mengeksekusi atau mengkonversi.

(9)

Entitas kehilangan pengaruh signifi kan atas suatu investee ketika entitas tersebut kehilangan kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tersebut. Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan dalam tingkat kepemilikan secara absolut atau relatif. Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika entitas asosiasi menjadi subjek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator atau regulator. Hal tersebut dapat juga terjadi sebagai hasil dari suatu perjanjian kontraktual.

METODE EKUITAS

 Investasi pada entitas asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas.

 Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan.

 Ketika investasi dihentikan pada entitas asosiasi dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran).

 Banyak prosedur yang serupa dengan porsedur konsolidasi seperti dalam PSAK 4

 Pada saat perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dicatat:

 Goodwill – amortisasi tidak diperkenankan

 Dimasukkan sebagai penghasilan dlm menentukan bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi pada periode investasi diperoleh.

Jika asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian deviden.

Jika bagian investor atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut.

TANGGAL PELAPORAN

 Tanggal pelaporan entitas asosiasi sama dengan investor.  Apabila berbeda maka disesuaikan.

 Maksimal perbedaan tiga bulan.

 Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa serupa.

(10)

RUGI PENURUNAN NILAI

Setelah menerapkan metode ekuitas, termasuk pengakuan kerugian entitas asosiasi sesuai dengan paragraf 29, maka investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 untuk menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan kerugian penurunan nilai dengan memperhatikan investasi neto investor dalam entitas asosiasi.

Investor juga menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 untuk menentukan apakah setiap tambahan rugi penurunan nilai diakui dengan memperhatikan bagian investor dalam entitas asosiasi yang bukan merupakan bagian dari investasi neto dan jumlah dari rugi penurunan nilai.

Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara ter pisah, maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Sebagai gantinya, seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal, dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai tercatatnya, kapanpun penerapan persyaratan dalam PSAK 55 mengindikasikan bahwa investasi mungkin telah mengalami penurunan nilai.Kerugian penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut

tidak dialokasikan pada setiap aset, termasuk goodwill, yang PENGUNGKAPAN

 Nilai wajar investasi

 Ringkasan informasi keuangan

 Alasan investor memiliki pengaruh signifikan dengan kepemilikan kurang dr 20%

 Alasan invetor tdk memiliki pengaruh signifikan dengan kepemilikan lebih dr 20%

 Akhir periode pelaporan jika tangggal berbeda

 Sifat dan tingkatan setiap pembatasan signifikan

 Bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui

 Ringkasann informasi keuangan dengan metode ekuitas.

 Investasi pada entitas asosiasi diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

 Bagian investor atas perubahan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi diakui oleh investor dalam pendapatan komprehensif lain.

(11)

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 22 “KOMBINASI BISNIS”

RUANG LINGKUP

Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk:

(a) Pembentukan ventura bersama.

(b) Akuisisi aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Dalam hal ini, pihak pengakuisisi mengidentifikasi dan mengakui setiap aset teridentifikasi yang diperoleh (termasuk aset yang memenuhi definisi dari, dan kriteria pengakuan untuk, aset tidak berwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 19 (revisi 2010): Aset Tidak Berwujud) dan liabilitas yang diambilalih. Biaya perolehan dari kelompok aset tersebut dialokasikan kepada masing-masing aset teridentifikasi dan liabilitas berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal pembelian. Transaksi atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan goodwill.

(c) Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali

DEFINISI KOMBINASI BISNIS

Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai ―penggabungan sesungguhnya (true merger)‖ atau ―penggabungan setara (merger of equals)‖ juga merupakan kombinasi bisnis.

IFRS 3 menyatakan : ―a business combination is the bringing together of one or more combining entities into a reporting entity. Business combination result from one entity :

 Purchasing the equity of another entity;  Purchasing the net assets of another entity;  Assuming the liabilities of another entity; or

 Purchasing some of the net assets of another entity that together from one or more business.

Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto, perusahaan, mengambil alih hutang, atau membeli saham perusahaan di atas 50%.

(12)

Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi.

 Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business atau pasar yang sama.

 Integrasi vertikal adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.

 Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

Alasan Kombinasi Bisnis

Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas, dan efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :

 Penghematan biaya

Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan.

 Mengurangi risiko

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya, akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.

 Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru.

 Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya

Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan melakukan kombinasi bisnis.

 Memperoleh aset tidak berwujud

Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan, database pelanggan dan lain-lain.

(13)

 Alasan-alasan lain

Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain.

Bentuk Penggabungan Usaha

Akuisisi

Terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aktiva produktif dari suatu entitas usaha lain dan mengintegrasikan aktiva-aktiva tersebut ke dalam operasi miliknya.

Merger

Terjadi ketika suatu perusahaan mengambil alih semua operasi dari entitas usaha lain dan entitas yang diambil alih tersebut dibubarkan.

Konsolidasi

Terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aktiva-aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.

METODE PENCATATAN

Metode pencatatan dalam kombinasi bisnis yang dipakai adalah metode pembelian atau metode akuisisi.

Penerapan metode akuisisi mensyaratkan :

 Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi).

 Penentuan tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi).

 Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan pembelian saham di atas 50%).

(14)

Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi)

Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto (total aset dkurangi dengan total hutang) perusahaan, pihak pengakuisisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas atau aset lain, atau memberikan imbalan dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi akan dibahas lebih lanjut di dalam pembahasan konsolidasi.

Penentuan imbalan yang diberikan

Imbalan yang diberikan kepada perusahaan yang diakuisisi adalah jumlah dari nilai wajar aset yang ditransfer, hutang yang timbul dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh pengakusisi. Imbalan juga termasuk ―contingent consideration‖ sepanjang imbalan tersebut besar kemungkinan akan terjadi dan jumlahnya dapat diukur.

Biaya yang terkait dengan perolehan/akuisisi Biaya yang terkait dengan perolehan akuisisi meliputi:

 biaya makelar (finder’s fee);  advis;

 hukum;  akuntansi;  penilaian;

 biaya profesional atau konsultansi lainnya

 Biaya administrasi umum, termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal; dan

 Biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang dan efek ekuitas.

Semua biaya tersebut, kecuali biaya pendaftaran dan penerbitan efek hutang dan efek ekuitas, dibebankan pada periode berjalan. Sesuai dengan PSAK 55, biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang akan menambah diskon atas utang atau mengurangi premium (didebetkan ke discount atau premium efek hutang), sedangkan biaya pendaftaran serta penerbitan efek ekuitas akan mengurangi (didebetkan) ke agio saham (additional paid-in capital).

Jadi dapat disimpulkan, biaya-biaya yang terkait dengan investasi digolongkan menjadi tiga:  Biaya-biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli

(diakuisisi) akan diakui sebagai harga perolehan investasi.

 Biaya langsung lainnya seperti biaya akuntansi, hukum, konsultan, dan biaya-biaya penemuan. Perlakuan akuntansinya adalah dimasukkan dalam beban berjalan pada saat terjadinya

(15)

 Biaya-biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan surat-surat berharga ekuitas. Perlakuan akuntansinya dengan mengurangi tambahan modal disetor (additional paid in capital).

Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi)

Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto perusahaan, pihak pengakusisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas, atau aset lain atau memberikan imbalan dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan konsolidasi.

Penentuan tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi)

Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi

Penerapan prinsip dan ketentuan pengakuan oleh pihak pengakuisisi, dapat menyebabkan pengakuan atas suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi dalam laporan keuangannya. Contohnya: merk, paten, hubungan pelanggan mungkin tidak tercatat dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan tersebut diakuisisi, maka aset tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengukuran aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambilalih menggunakan nilai wajar yang mengacu pada SAK yang mengatur maisng-masing aset dan liabilitas tersebut. Sedangkan pengukuran kepentingan nonpengendali didasarkan pada nilai wajar atau berdasarkan proporsi aset neto teridentifikasi.

Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembilan dengan diskon Dalam suatu kombinasi bisnis, ada kalanya imbalan yang diberikan lebih besar daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh. Selisih tersebut diberikan karena pengakuisisi menilai bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai berbagai kelebihan (aset) yang tidak bisa diidentifikasi. Aset demikian disebut goodwill.

Sebaliknya bila imbalan yang diberikan lebih kecil daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill negatif akan dicatat oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan.

Perhitungan goodwill didapatkan dari :

Setiap akhir periode dilakukan pengujian atas Goodwill, apakah terjadi penurunan atau tidak. Bila nilainya turun, goodwill harus dikurangi.

(16)

KERJA SAMA OPERASI

A. Definisi

Kerja Sama Operasi (KSO)

adalah perjanjian dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan assets atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha tersebut

Pihak-Pihak Yang Bekerja Sama

1. Pemilik assets

adalah pihak yang memiliki assets atau hak penyelenggaraan usaha tertentu yang dipakai sebagai obyek atau sarana KSO. Misalnya :

a Orang yang memiliki tanah dibangun gedung perkantoran di atasnya dalam perjanjian KSO

b PT. Jasa Marga yang memiliki hak penyelenggaraan jalan tol

2. Investor

adalah pihak yang menyediakan dana, baik seluruh atau sebagian, untuk dimanfaatkan dalam KSO, bisa memiliki pengendalian atas assets dan operasi KSO, bisa pula tidak, tergantung dari bentuk KSO yang ada dalam perjanjian.

 Asset KSO

Adalah asset tetap yang dibangun atau yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan KSO.

 Pengelola KSO (Managing Partner)

adalah pihak yang mengoperasikan assets KSO, bisa pemilik assets, mungkin investor, mungkin juga pihak lain yang ditunjuk.

 Masa Konsesi

adalah jangka waktu dimana investor dan pemilik assets masih terikat dengan perjanjian perjanjian bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk pembayaran lain yang tercamtum di dalam perjanjian KSO.

(17)

B. Tujuan KSO

a Pengakuan dan Pengukuran perkiraan-perkiraan yang timbul dari kegiatan KSO seperti aset, kewajiban, pendapatan dan beban;

b Penyajian dan Pengungkapan akun-akun KSO.

C. Bentuk Bentuk KSO

1 KSO dengan entitas yang terpisah (separate legal entity) dari entitas hukum para anggota KSO .

2 KSO tanpa pembentukan entitas hukum yang terpisah.

D. Ruang Lingkup KSO

1 Kegiatan KSO yang digolongkan sebagai bentuk KSO tanpa entitas hukum yang terpisah, dimana hanya satu pihak yang secara signifikan memiliki kendali atas assets maupun operasi KSO;

2 Kegiatan KSO yang digolongkan sebagai bentuk KSO tanpa entitas hukum, yang erpisah yang termasuk Pengendalian Bersama Asset (PBA) dan Pengendalian Bersama Operasi (PBO) diatur sesuai dengan PSAK No. 12

3 KSO dengan entitas hukum terpisah diperlakukan sesuai dengan perlakuan akuntansi yang lain/umum.

E. Akun-Akun Dalam KSO Aset KSO

Pos ini merupakan aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk menyelenggarakan KSO oleh pengelola selama masa konsesi termasuk didalamnya pengertian yaitu:

 Aset KSO yang dibangun oleh investor dengan kuasa penyelenggaraan.

Pengelolaan aktiva tersebut dimiliki oleh investor semenjak aktiva tersebut siap dioperasikan sampai akhir masa konsesi dan aktiva tersebut akan diserahkan kepada penyelenggara Aset KSO yang diperoleh penyelenggara atas penyerahan aktiva KSO yang dibangun oleh investor tanpa kuasa penyelenggara. Penyelenggara mencatat aktiva KSO yang diterima dari investor tanpa kuasa penyelenggara sebesar nilai serah terima berdasarkan kontrak. Jika nilai kontrak tidak tersedia, maka yang digunakan adalah biaya perolehan. Aset KSO ini disusutkan secara sistematis selama umur ekonomi atau selama masa konsesi. Investor dengan kuasa penyelenggara mencatat aktiva KSO sebesar nilai perolehan.

(18)

 Aset Dalam Penyelesaian

Pos ini merupakan aktiva yang masih dalam proses pembangunan dan belum siap untuk digunakan, serta dimaksudkan untuk dipergunakan oleh perusahaan dalam kegiatan usahanya. Aktiva ini dicatat sebesar biaya yang telah dikeluarkan. Dalam hal proses pembagunan aktia tersebut terhenti dan tidak mungkin dilanjutkan, maka harus dikeluarkan dari komponen aktiva. Dalam KSO, pos ini merupakan kapitalisasi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun aktiva KSO dan dicatat sebagai aktiva KSO ketika konstruksi selesai dan dioperasikan.

 Liabilitas KSO

Pos ini merupakan kewajiban yang timbul dalam KSO dengan investor tanpa kuasa penyelengaraan yang diakui pemilik asset pada saat aset KSO diserahkan oleh investor.

 Penghasilan KSO Ditangguhkan

Pos ini timbul saat penyerahan aktiva KSO dari investor dengan kuasa penyelengara kepada pemilik asset pada saat masa konsesi berakhir, dalam hal pemilik asset tidak memiliki kepastian yang cukup tantang manfaat ekonomi dari asset tersebut

 Pendapatan KSO

Yaitu bagi hasil atas operasi yang diterima oleh investor tanpa kuasa penyelengaraan. Sedangkan pendapatan KSO bagi pihak penyelengara merupakan selisih antara pembayaran bagi hasil kepada investor dengan kewajiban KSO).

F. Pengakuan dan Pengukuran 1. Pembangunan Asset KSO

Dana yang ditanamkan pemilik asset dalam KSO dicatat sebagai penyertaan KSO. Disisi lain investor mencatat dana yang diterima ini dalam penyertaan KSO oleh pemilik asset sebagai kewajiban. (pragraf 13). Ayat jurnal adalah sebagai berikut:

Pemilik Asset Dr. Penyertaan-KSO Cr. Kas Investor Dr. Kas Cr. Kewajiban-KSO

Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh investor untuk membangun asset KSO harus dikapitalisasi dalam asset KSO dalam konstruksi. Akun ini akan dihapus ke asset KSO begitu konstruksi selesai dan asset KSO siap dioperasikan.

(19)

Pemilik Asset (tidak mencatat) Investor

Dr. Asset KSO Dalam Konstruksi Cr. Kas atau Hutang

2. Pengoperasian Asset KSO

a. Ada 2 pola pengoperasian asset KSO yaitu:

Pertama, asset KSO dikelola oleh investor yang menandai pembangunannya sampai berakhir masa konsesi. Diakhir masa konsesi investor akan menyerahkan asset KSO dan pengelolaannya kepada pemilik asset. Pola ini disebut BKS / BOT (Bangun, Kelola, serah / Build, Operate, Transfer)

Pengakuan pada pola ini adalah:

1 Investor akan secara langsung mengelola asset KSO, begitu pembangunannya selesai. Pada tahap ini sampai berakhirnya masa konsesi investor memiliki kendali yang signifikan atas pengelolaan KSO sesuai dengan syarat pengakuan asset, yakni akan adanya manfaat ekonomi dari asset tersebut dan biaya perolehan asset tersebut bisa diukur dengan andal, investor mencatatnya sebagai asset KSO. Ayat jurnal adalah sebagai berikut:

Pemilik Asset (tidak mencatat) Investor

Dr. Asset KSO

Cr. Asset KSO Dalam Konstruksi

2 Pola pengoperasian yang kedua adalah apabila investor mendanai pembangunan asset KSO sampai siap dioperasikan. Begitu asset KSO siap dioperasikan, asset tersebut diserahkan kepada pemilik asset untuk dikelola. Pola ini disebut BSK / BTO (Bangun, Serah, Kelola / Build, Transfer, Operate)

Pengakuan pada pola ini adalah:

Investor akan menyerahkan asset KSO yang dia danai pembangunannya kepada pemilik asset, begitu asset KSO siap dioperasikan. Pada tahap ini pemilik asset memegang kendali pengelolaan asset KSO secara material dan mengakui asset KSO pada saat investor menyerahkan pengelolaan asset KSO. (pragraf 18). Ayat jurnal adalah sebagai berikut:

(20)

Pemilik Asset Dr. Asset KSO

Cr. Kewajiban KSO Pendapatan Investor

Dr Penyertaaan KSO (Hak Bagi Cr. Asset KSO Dalam Konstruksi

Pada saat penyerahannya dengan pola BSK, maka pemilik asset harus melakukan pembayaran ke investor sebagai konsekuensi dari pengelolaan asset KSO yang didanai oleh investor dengan pola pembayaran diatur dalam kontrak, misalnya dengan pola bagi hasil atau bagi pendapatan atau modifikasi dari pola-pola tersebut. Ayat jurnal adalah sebagai berikut:

Pemilik Asset Dr. Beban KSO Cr. Kas Investor Dr. Kas Cr. Pendapatan KSO

Investor mencatat penyerahan asset KSO kepada pemilik asset di akhir masa konsesi dengan menghapus seluruh akun yang timbul berkaitan dengan KSO yang bersangkutan. Bila investor melakukan penyerahan asset KSO kepada pemilik untukdioperasikan pada saat asset KSO selesai dibangun, penyerahan ini dicatat sebagai hak bagi pendapatan atau penghasilan KSO.

Penerimaan Kas atau hak atas pendapatan/penghasilan secara periodik dari bagi hasil atau bagi pendapatan diakui sebagai pendapatan KSO.

Penghitungan bunga untuk transaksi atas penyerahan asset KSO adalah dengan mengacu pada tingkat bunga normal dikalikan dengan sisa kewajiban, maka selisih antara beban bunga (atau penghasilan dari investor) dan bagian dari kewajiban KSO (atau piutang KSO bagi investor) dari jumlah yang dibayarkan (atau diterima investor) dimasukkan sebagai penghasilan atau beban KSO.

Apabila investor sebagai pengelola KSO, maka penyusutan yang diperkenankan untuk asset KSO maksimal sampai berakhirnya masa konsesi. (tidak boleh lebih panjang dari masa konsesi KSO)

(21)

PENGUNGKAPAN

a Sehubungan dengan perjanjian KSO, pengungkapan berikut ini harus dibuat:

1 Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO

2 Hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan KSO berkenaan dengan perjanjian KSO

3 Ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila ada.

b Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk asset tetap,

pengungkapan berikut harus dibuat untuk asset KSO: 1 Klasifikasi asset yang membentuk asset KSO 2 Penentuan biaya perolehan asset KSO

3 Penentuan depresiasi atau amortisasi asset KSO

c Sehubungan dengan perjanjian bagi pendapatan/hasil KSO, pengungkapan

berikut ini harus dibuat:

 Penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil KSO  Penentuan amortisasi hak bagi pendapatan/hasil KSO

 Penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan KSO yang timbul dari pembayaran bagi pendapatan / hasil KSO.

(22)

ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

(ISAK 7)

Suatu entitas dapat didirikan untuk mencapai suatu tujuan khusus yang terbatas (misalnya untuk melakukan sewa, kegiatan riset dan pengembangan atau sekuritisasi aset keuangan). Suatu entitas bertujuan khusus (EBK) atau special purpose entities (SPE) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, firma atau entitas yang tidak berbentuk badan hukum. EBK umumnyadibentuk dengan ketentuan kontraktual yang mengatur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenangan pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian EBK. Ketentuan ini sering kali menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengoperasikan EBK tidak dapat dimodifikasi atau diubah (beroperasi dengan autopilot), kecuali mungkin oleh pendiri atau sponsornya.

Sponsor (entitas yang diwakili EBK) sering kali mengalihkan atau menjual asetnya ke EBK, memperoleh hak pemakaian aset yang dikuasai oleh EBK, atau memberikan jasa untuk EBK, sementara pihak lain ("penyedia modal") mungkin menyerahkan dana kepada EBK. Entitas yang bertransaksi dengan EBK (sering kali adalah pendiri atau sponsor) mungkin secara substansi mengendalikan EBK.

Hak (beneficial interest) dalam suatu EBK, misalnya, dapat berupa instrumen utang, instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak residual, atau sewa. Beberapa hak, mungkin memberikan tingkat pengembalian yang tetap atau pasti kepada pemegangnya, sementara yang lain memberikan akses terhadap keuntungan ekonomi di masa depan dari kegiatan EBK. Dalam banyak hal, pendiri atau sponsor (atau entitas yang menjadi alasan pembentukan EBK atau yang diwakili) memperoleh manfaat utama dari kegiatan EBK, walaupun ia hanya memiliki sebagian kecil ekuitas EBK atau bahkan tidak memiliki sama sekali.

Disebutkan Dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor. Akan tetapi, PSAK 4 (revisi 2009) tidak memberikan aturan yang eksplisit mengenai konsolidasi EBK. Permasalahannya adalah dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengonsolidasikan suatu EBK.

Ruang Lingkup EBK

Interpretasi ini tidak berlaku untuk program imbalan pascakerja dan program imbalan kerja jangka panjang lainnya di mana diterapkan PSAK 24: Imbalan Kerja.

Pengalihan aset dari suatu entitas ke suatu EBK mungkin dapat dikategorikan sebagai penjualan oleh entitas tersebut. Meskipun pengalihan tersebut memang benar merupakan penjualan, ketentuan dalam PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk mengonsolidasikan EBK tersebut. Interpretasi ini tidak membahas hal-hal yang terkait dengan pengakuan penjualan atau eliminasi atas konsekuensi penjualan tersebut dalam konsolidasi.

(23)

INTERPRETASI

Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.

Dalam konteks EBK, kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas kegiatan EBK tersebut (beroperasi dengan autopilot) atau dengan cara lainnya. PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 10 menjelaskan beberapa situasi di mana kendali dapat diperoleh, bahkan pada kasus di mana entitas memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara pada entitas lain. Sejalan dengan itu, suatu entitas mungkin memperoleh kendali atas suatu EBK meskipun entitas tersebut hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki ekuitas EBK. Penerapan konsep pengendalian membutuhkan adanya pertimbangan atas semua faktor yang relevan untuk tiap-tiap kasus.

Sebagai tambahan untuk kondisi yang dijelaskan dalam PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 10, kondisi-kondisi berikut ini, misalnya, mungkin mengindikasikan hubungan di mana entitas mengendalikan EBK dan konsekuensinya mengonsolidasikan EBK tersebut (panduan rinci ada dalam Lampiran atas Intepretasi ini):

1. secara substansi, kegiatan dari EBK dijalankan untuk mewakili suatu entitas sesuai dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari operasi EBK; 2. secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk

memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan ini;

3. secara substansi, entitas mempunyai hak untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari EBK dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas EBK; atau

4. secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung risiko kepemilikan yang terkait dengan EBK atau asetnya untuk memperoleh manfaat dari aktivitas EBK yang bersangkutan.

Contoh dalam paragraf 10 Interpretasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan jenis kondisi yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi perencanaan tertentu sesuai dengan prinsip substansi mengungguli bentuk. Panduan dalam Interpretasi dan Lampiran ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai "daftar uji yang menyeluruh" dari kondisi yang dipenuhi seluruhnya oleh EBK untuk memenuhi ketentuan konsolidasi.

Kegiatan EBK, secara subtansi, dilakukan atas nama entitas pelapor, yang secara langsung dan tidak langsung membentuk EBK sesuai dengan kebutuhan khusus bisnisnya.

(24)

Misalnya:

 EBK pada dasarnya terkait dengan penyediaan sumber modal jangka panjang kepada entitas atau pendanaan untuk mendukung jalannya operasi utama entitas atau operasi sentral entitas; atau

 EBK memberikan pasokan barang atau jasa yang konsisten dengan operasi utama entitas atau operasi sentral entitas yang, jika tanpa adanya EBK, harus dipenuhi sendiri oleh entitas.

Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor (seperti hubungan pemasok dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya, mengarah pada pengendalian.

Pengambilan keputusan

Entitas pelapor, secara substansi, memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan untuk mengendalikan atau untuk memperoleh pengendalian atas EBK atau asetnya, termasuk kemampuan dalam pengambilan keputusan setelah pembentukan EBK. Kemampuan dalam pengambilan keputusan tersebut mungkin telah didelegasikan dengan pembentukan mekanisme "autopilot\

Misalnya:

 kekuasaan untuk membubarkan EBK secara sepihak;

 kekuasaan untuk mengubah ketentuan/aturan dalam EBK; atau

 kemampuan untuk memveto usulan perubahan ketentuan atau aturan dalam EBK. Manfaat

Entitas pelapor, secara substansi, mempunyai hak untuk memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan EBK melalui undang-undang, kontrak, perjanjian, aturan tertentu, atau skema lain, dalam bentuk perencanaan atau perangkat aturan. Hak untuk memperoleh manfaat dalam EBK menunjukan adanya pengendalian ketika hal ini dikhususkan untuk entitas yang melakukan transaksi dengan EBK dan entitas tersebut memperoleh manfaat tersebut dari kineija keuangan EBK.

Misalnya:

hak atas sebagian besar manfaat ekonomis yang didistribusikan oleh entitas dalam bentuk arus kas neto di masa depan, laba, aset neto dan manfaat ekonomi lain; atau

hak atas sebagian besar kepentingan residual dalam distribusi residual terjadual atau dalam likuidasi EBK.

Risiko

Indikasi adanya pengendalian dapat diperoleh dengan mengevaluasi risiko dari masing-masing pihak yang bertransaksi dengan EBK. Sering kali, entitas pelapor menjamin tingkat pengembalian atau perlindungan kredit baik secara langsung atau tidak langsung melalui EBK ke investor luar yang memberikan modal secara substansial ke EBK. Sebagai hasil dari penjaminan, entitas menanggung risiko residual atau risiko kepemilikan dan investor

(25)

substansinya hanya sebagai peminjam karena kerentanan mereka atas keuntungan dan kerugian terbatas.

Misalnya:

 penyedia modal tidak memiliki kepentingan yang signifikan atas aset EBK;  penyedia modal tidak memiliki hak atas manfaat ekonomi EBK di masa depan;

 penyedia modal tidak secara substantif rentan pada risiko yang melekat atas aset neto atau operasional EBK; atau

 substansinya, penyedia modal menerima pembayaran yang setara dengan tingkat pengembalian para kreditur atau bunga atas modal.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa 1) letak ketinggian sistem ventilation shaft pada bangunan dapat mempengaruhi keseragaman kecepatan aliran

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa secara statistik dengan menggunakan uji t, rata-rata n-Gain keterampilan siswa dalam

kriteria berhak mendapatkan paket Elpiji 3 kg secara gratis (contoh: penduduk musiman yang tidak memiliki KTP/ KK / Surat Keterangan dari kelurahan setempat), maka dapat

Sesuai dengan ukuran dan intensitas kegiatannya, monitoring hutan tanaman harus mencakup penilaian rutin terhadap dampak-dampak ekologis dan sosial di dalam dan di luar

a) Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan adalah seberapa sering peserta didik mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di SMP Hasanuddin 6 Tugu Semarang. Peneliti

Maka dalam Islam, etika tidak dapat dipisahkan dari agama karena dibangun penuh di atasnya, karena Islam tidak mengenal pasangan kata yang bertentangan seperti “religius sekular”

Pada generasi MV2, perlakuan iradiasi dengan dosis 20+20 Gy sampai 25+25 Gy tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan

Penelitian ini memeliki tujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi, persepsi kontrol perilaku terhadap niat