• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PERFORMANSI

ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS

RUTE BANDUNG-JAKARTA

TUGAS AKHIR

SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

oleh

AGUNG GINANJAR EDWIN ARIEF (150 02 075) (150 02 091)

PEMBIMBING

Ir. IDWAN SANTOSO, M.Sc., DIC., Ph.D. Dr. Ir. HARUN AL-RASYID SORAH LUBIS, M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TUGAS AKHIR

EVALUASI PERFORMANSI

ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS

RUTE BANDUNG-JAKARTA

oleh

Agung Ginanjar 150 02 075 Edwin Arief 150 02 091 DISETUJUI oleh PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ir. Idwan Santoso, M.Sc., DIC., Ph.D Dr. Ir. Harun Al-Rasyid S. Lubis, M.Sc

KOORDINATOR TUGAS AKHIR KETUA PROGRAM STUDI KEPAKARAN REKAYASA TRANSPORTASI TEKNIK SIPIL

(3)

ABSTRAKSI

EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA

Oleh :

Agung Ginanjar (150 02 075) dan Edwin Arief (150 02 091)

Jawa Barat adalah Provinsi di Indonesia yang memiliki komoditas cukup besar. Terutama di bidang tekstil dan garment. Sehingga diperlukan suatu sistem transportasi untuk menunjang kegiatan perekonomian di Provinsi tersebut. Untuk merealisasikan itu dibutuhkan suatu kajian mengenai transportasi khususnya transportasi barang yang mempunyai peranan cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Sehinga penggunaan moda angkutan barang yang efektif dan efisien yang menjadi tuntutan berbagai kepentingan dapat terpenuhi.

Pengangkutan peti kemas di koridor Bandung-Jakarta dilayani oleh dua moda, moda jalan raya dan moda kereta. Jumlah peti kemas yang diangkut melalui moda kereta dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan semakin tidak bersaingnya moda kereta dengan moda jalan raya.

Dalam studi ini dilakukan perbandingan biaya dan waktu yang menjadi indikator performansi multimoda, dengan cara menggunakan beberapa skema alternatif multimoda yang dapat digunakan untuk proses pengangkutan barang rute Bandung-Jakarta. Memaparkan dan mengevaluasi faktor-faktor penyebab kurang bersaingnya moda kereta dengan moda jalan raya, dan mencari upaya untuk memperbaiki pelayanan moda kereta agar dapat bersaing dengan angkutan barang menggunakan moda jalan raya.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa moda kereta lebih murah dalam mengangkut peti kemas. Hal ini dikarenakan kereta api merupakan angkutan massal sehingga mampu mengangkut peti kemas dengan jumlah besar dengan tarif yang lebih murah. Namun walaupun lebih murah, kereta api tetap kalah bersaing dengan truk. Hal ini disebabkan pengangkutan peti kemas dengan menggunakan truk membutuhkan waktu lebih singkat jika dibandingkan dengan kereta api. Selain itu ditemukan beberapa faktor lain yang menyebabkan moda kereta tidak bersaing.

Untuk menjadikan kereta api sebagai moda utama dalam angkutan peti kemas harus dilakukan beberapa hal. Perbaikan pelayanan dari segi waktu sehingga dari segi ini mampu bersaing dengan truk. Mengimplementasikan kelebihan yang ada pada moda jalan raya agar kereta api mampu menguasai pasar angkutan peti kemas di koridor Bandung-Jakarta. Apalagi hal ini didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang memihak kereta api untuk dijadikan sebagai moda alternatif utama peti kemas rute Bandung-Jakarta.

Kata kunci : multimoda, terminal, kereta, truk, peti kemas, biaya, nilai waktu, BOK

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya hingga kami dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Evaluasi

Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta”. Laporan ini disusun

dengan berbekal pengetahuan keilmuan yang didapatkan dari bangku kuliah, ketertarikan pada dunia multimoda dan keinginan untuk memberikan sumbangsih bagi pembangunan nasional, khususnya perkembangan prasarana terminal barang di Indonesia.

Selama pengerjaan laporan Tugas Akhir ini hingga selesai, penyusun sangat banyak dibantu oleh pihak-pihak baik di lingkungan kampus, yaitu para dosen pembimbing dan para staf program studi, maupun dari kalangan lain. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak Ir. Idwan Santoso, M.Sc., DIC., Ph.D dan Dr. Ir. Harun Al-Rasyid Sorah Lubis, M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir atas waktu, seluruh bimbingan dan masukan yang diberikan.

Bapak Dr. Ir. Russ Bona Frazila, MT selaku dosen penguji atas waktu dan masukan yang diberikan.

Bapak Dr. Ir. Sri Hendarto M.Sc selaku Koordinator Bidang Kepakaran Transportasi di Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

Pimpinan dan Staf TPKB, PT.MTI, PT.JICT, Bina Marga, PT.Jasa Marga dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas dukungan data dan masukan yang diberikan.

Bandung, Juni 2007

(5)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Gambaran Daerah Studi... 3

1.4 Tujuan Penelitian... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian...4

1.6 Sistematika Penulisan... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

2.1 Sistem Jaringan... 7

2.2 Terminal... 8

2.2.1 Klasifikasi Terminal... 9

2.3 Terminal Peti Kemas... 9

2.4 Fasilitas Terminal Peti Kemas... 11

2.4.1 Apron Bongkar Muat... 11

2.4.2 Lapangan Penumpukan... 11

2.4.3 Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas... 12

2.5 Efisiensi Terminal... 12

2.6 Transportasi Barang... 13

2.7 Angkutan Barang Bandung-Jakarta... 16

2.8 Angkutan kereta api... 18

2.9 Angkutan Jalan Raya... 19

2.10 Transportasi Intermoda... 19

2.10.1 Rantai Transportasi Intermoda... 19

2.10.2 Pembagian Peran antar Moda... 20

2.10.3 Indikator Kinerja Transportasi Intermoda... 21

2.11 Biaya Transportasi... 21

(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23

3.1 Pendahuluan... 23

BAB IV GAMBARAN KONDISI EKSISTING... 27

4.1 Umum... 27

4.2 Garis Besar Proses Pengangkutan barang Menggunakan Moda Kereta Api... 27

4.3 Kondisi Eksisting TPKB Gedebage... 29

4.3.1 Perkembangan dan Status TPKB Gedebage... 29

4.3.2 Lokasi Dan Aksesibilitas TPKB Gedebage... 29

4.3.3 Proses Kegiatan di TPKB (ekspor)... 30

4.4 Kondisi Eksisting Transportasi Kereta Api Barang Rute Gedebage-T.Priok... 32

4.5 Kondisi Eksisting Pasoso... 33

4.5.1 Perkembangan dan Status Pasoso (PT. MTI)... 33

4.5.2 Lokasi dan Aksesibilitas Terminal Emplasemen Utep Pasoso.... 35

4.5.3 Proses Kegiatan di Terminal Emplasemen Utep Pasoso... 35

4.6 Kondisi Eksisting Dermaga Tanjung Priok... 37

4.6.1 Status Dan Perkembangan Dermaga Tanjung Priok (PT. JICT/KOJA)... 37

4.6.2 Lokasi Dan Aksesibilitas Dermaga Tanjung Priok (PT. JICT)... 38

4.6.3 Proses Kegiatan di Dermaga Tanjung Priok PT. JICT... 39

4.7 Garis Besar Kegiatan Pengangkutan Melalui Koridor Jalan Raya... 40

4.8 Kondisi Eksisting Jasa Trucking... 40

4.8.1 Status Dan Perkembangan Jasa Trucking... 40

4.8.2 Proses Kegiatan Trucking... 41

4.8.3 Kondisi Eksisting Koridor Jalan Raya... 41

4.9 Tarif Eksisting Angkutan Peti Kemas...48

4.9.1 Tarif pada Moda Jalan Raya... 48

4.9.2 Tarif Kereta Api Peti Kemas... 49

BAB V ANALISIS DATA... 52

5.1 Umum... 52

5.2 Biaya Operasi Kendaraan... 52

5.2.1 Umum... 52

5.2.2 Komponen Biaya Operasi Kendaraan... 52

5.2.3 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan... 53

5.3 Fungsi Biaya Transportasi... 57

(7)

5.3.3 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Ts – KA – Tw)... 58

5.3.4 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 (Truk Sewa)... 59

5.3.5 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Tw – KA – Tw)... 60

5.4 Nilai Waktu Barang... 62

5.4.1 Umum... 62

5.4.2 Perhitungan Nilai Waktu Barang... 62

5.5 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan... 64

5.5.1 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Biaya)... 64

5.5.2 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Nilai Waktu Dan Biaya). 65 BAB VI ANALISIS KEBIJAKAN... 68

6.1 Umum... 68

6.2 Shipper... 68

6.2.1 Pertimbangan Shipper... 68

6.2.2 Perilaku Shipper... 70

6.3 Operator... 70

6.3.1 Persaingan Tarif yang Tidak Sehat... 70

6.3.2 Kurangnya Pengawasan Dalam Penegakkan Peraturan... 70

6.3.3 Kurangnya Koordinasi Antar Operator... 71

6.4 Pemerintah... 71

6.4.1 Lemahnya Penegakkan Hukum... 71

6.4.2 Kurangnya Dukungan Pemerintah... 71

6.5 Kebijakan Optimasi... 72

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 75

7.1 Kesimpulan... 75

7.2 Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA ... xi

LAMPIRAN... xii LAMPIRAN A... Lampiran-1 LAMPIRAN B... Lampiran-16 LAMPIRAN C... Lampiran-35 LAMPIRAN D... Lampiran-38 LAMPIRAN E... Lampiran-44 LAMPIRAN F... Lampiran-47 LAMPIRAN G... Lampiran-52 LAMPIRAN H... Lampiran-54 LAMPIRAN I... Lampiran-58

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ekspor Jawa Barat Menurut Jenis Komoditi Utama (Tahun 2000-2001)... 16

Tabel 3.1 Rincian pengumpulan data untuk koridor jalur kereta api... 25

Tabel 3.2 Rincian pengumpulan data untuk koridor jalan raya... 25

Tabel 4.1 Nilai waktu pelayanan di TPKB... 32

Tabel 4.2 Jadwal perjalanan Kereta Api barang... 33

Tabel 4.3 Nilai Waktu Kegiatan di Pasoso... 36

Tabel 4.4 Nilai Waktu Kegiatan di Dermaga PT. JICT... 39

Tabel 4.5 Lintasan Angkutan Peti Kemas... 43

Tabel 4.6 Lintasan Trailer dan semi Trailer di Purwakarta... 44

Tabel 4.7 Lintasan Trailer dan semi trailer di Bandung Raya... 45

Tabel 4.8 Panjang Ruas Jalan Nasional... 47

Tabel 4.9 Tarif Angkutan Rute Bandung-Jakarta... 49

Tabel 4.10 Tarif Angkutan di Bandung Raya Per Zona... 50

Tabel 4.11 Penambahan Pada Titik TPKB... 51

Tabel 4.12 Penambahan Pada Titik Pasoso... 51

Tabel 4.13 Penambahan Pada Titik Dermaga PT. JICT... 51

Tabel 5.1 Rekapitulasi BOK (Rp/truk/km)... 56

Tabel 5.2 Rekapitulasi BOK (Rp/MT/km)... 56

Tabel 5.3 Rekapitulasi BOK (Rp/TEU/km)... 57

Tabel 5.4 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A1... 57

Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A2... 59

Tabel 5.6 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B1... 60

Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B2... 61

Tabel 5.8 Nilai waktu Alternatif A1 & B1...63

Tabel 5.9 Nilai waktu Alternaitf A2 & B2...64

Tabel 5.10 Rekapitulasi Komponen Biaya Gabungan... 66

Tabel 6.1 Biaya moda angkutan barang peti kemas... 69

Tabel 6.2 Kebijakan Optimasi Jaringan Moda Kereta... 72

Tabel 7.1 Rekapitulasi Biaya... 75

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Throughput petikemas Bandung Raya... 2

Gambar 1.2 Ruang lingkup penelitian... 5

Gambar 2.1 Jaringan transportasi terminal... 8

Gambar 2.2 Skema pergerakan barang dari pabrik menuju Pelabuhan Tanjung Priok .... 17

Gambar 2.3 Rantai Transportasi Intermoda (Rodrigue and Comtois)... 20

Gambar 2.4 Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan, Rel, dan Laut... 21

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Tugas Akhir... 24

Gambar 4.1 Skema pergerakan peti kemas rute Bandung-Jakarta... 27

Gambar 4.2 Lokasi TPKB Gedebage... 30

Gambar 4.3 Layout Terminal Peti Kemas Bandung... 30

Gambar 4.4 Alat penimbangan truk kontainer... 31

Gambar 4.5 Crane untuk proses bongkar muat... 32

Gambar 4.6 Rute Jalur KA Bandung – Jakarta... 33

Gambar 4.7 Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok... 34

Gambar 4.8 Kegiatan muat ke truk menggunakan top loader... 36

Gambar 4.9 Kontainer yang di stacking di Pasoso... 37

Gambar 4.10 Layout lintasan Haulage Pasoso – Dermaga JICT... 38

Gambar 4.11 Jenis truk kontainer ukuran 40 feet... 42

Gambar 4.12 Jenis truk kontainer ukuran 20 feet... 42

Gambar 4.13 Ruas Jalan Tol Purbaleunyi... 46

Gambar 4.14 Ruas Jalan Nasional... 47

Gambar 5.1 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1... 58

Gambar 5.2 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2... 59

Gambar 5.3 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1... 60

Gambar 5.4 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2... 61

Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Nilai Waktu... 64

Gambar 5.6 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 40 Kaki... 65

Gambar 5.7 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 20 Kaki... 65

Gambar 5.8 Grafik Biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 40 kaki... 66

Gambar 5.9 Grafik biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 20 kaki... 67

Gambar 6.1 Fungsi Biaya Gabungan 40 kaki setelah di optimasi... 73

Gambar 6.2 Fungsi Biaya Gabungan 20 kaki setelah di optimasi... 74

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terdapat peserta yang mendapat total nilai yang sama, maka akan dilaksanakan lomba ulang untuk mencari nilai yang berbeda.. Apabila peserta mendapat nilai

 Karena dari hasil kontrol PCACOL rencana 6D25 tidak memenuhi luas tulangan ≥ 1% maka jumlah tulangan di rubah menjadi. 12D25 dengan kekuatan

[r]

Mar Petrus cuma da manyao, “Biar lei kita musti mati sama-sama deng Guru, kita nyanda mo manyangkal kalu kita kanal pa Guru.” Kong Yesus pe murit-murit laeng lei baku iko

Gambar 3 menjelaskan metoda ACD -PIV yang dipakai dalam analisa ini, di mana pemakaian persamaan konvolusi - transformasi Fourier untuk mempercepat proses

Dalam penyuluhan ini diharapkan para siswa dan tenaga pengajar (guru) Sekolah Dasar Negeri Sarangan 2 dapat mengetahui dan memahami pentingnya cuci tangan pakai

Penelitian ini hanya meneliti tentang efektifitas penggunaan media kartu terhadap penguasaan mufradāt dalam meningkatkan kemampuan memahami teks qirā’ah bahasa Arab, oleh

Larva udang merupakan organisme yang bersifat planktonik, hidupnya mengapung atau melayang yang pergerakannya dipengaruhi oleh arus. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga