• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April 2005 43 Pendahuluan

Bawang merah merupakan sayuran rempah yang cukup populer. Hampir setiap masakan sayuran ini selalu ditambahkan karena sebagai bumbu penyedap, dan masih banyak manfaat lainnya yang dapat untuk obat tradisional. Sehingga kebutuhan bawang merah akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan daya belinya. Agar kebutuhan dapat selalu terpenuhi maka harus diimbangi dengan jumlah produknya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, bawang merah juga diekspor ke negara tetangga seperti Singapura, Brunei (Rahayu dan Berlian, 1996).

Perkembangan tanaman bawang merah yang cukup pesat di berbagai daerah menuntut adanya perbaikan cara bercocok tanam, penggunaan varietas dan penggunaan pupuk (Aliuddin, 1988).

Pupuk organik A32 produk bioteknologi mutahir untuk pertanian, aman, hemat, efektif merupaka pupuk organik konsentrat yang 100% dari bahan organik, zat bioteknologi dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan tanaman. Memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah dan air. (Anonimus, 1998).

Dalam budidaya bawang merah jarak tanam yang digunakan akan menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanaman yang terlalu rapat atau tingkat kepadatan

8

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK A32

DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH

(Allium ascalonicum. L.) VARIETAS BREBES

Elli Afrida

Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan pupuk organik A32 dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum.L.) serta untuk mengetahui interaksi antara penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum. L.). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama penggunaan pupuk Organik A32 (“A”) yang terdiri dari A0 ( 0 gr/plot), A1 ( 79.5 g/plot), A2 (159 g/plot) dan A3 (238.5 g/plot). faktor kedua jarak tanam (“J”) terdiri dari J1 (20 cm x 10 cm), J2 (20 cm x 15 cm), J3 ( 20 cm x 20 cm). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah siung per sampel, berat kering umbi per sampel, berat basah per plot dan berat kering per plot. Hasil peneltian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanam memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Penggunaan pupuk A32 dan jarak tanam tidak menunjukkan adanya interaksi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk Organik A32 yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah adalag 238.5 g/plot (A3) sedangkan jarak tanam adalah pada J3 (20 cm x 20 cm). Kata kunci: pupuk organik, jarak tanam, pertumbuhan produksi bawang merah

(2)

populasi yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya persaingan antar tanaman dalam memperoleh air, unsur hara dan sinar matahari (Rahayu dan Berlian, 1996).

4B

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tinggkat penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Serta untuk mengetahui interaksi antara penggunaan pupuk Organik A32 dan jarak tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L).

5BMetode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor yaitu:

a. Faktor Pupuk Organik A32 A0 = 0.00 g/plot

A1 = 79.50 g/ plot A2 = 159.0 g/plot A3 = 238.50 gram/plot b. Faktor jarak tanam

J1 = 20 cm x 10 cm J2 = 20 cm x 15 cm J3 = 20 cm x 20 cm.

Jumlah ulangan dalam penelitian ini 3 ulangan.

Hasil dan Pembahasan

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengukuran tinggi tanaman bawang merah pada umur 3,4,5,6,7,dan 8 minggu setelah tanam disajikan pada Tabel 1.

Hasil statistik menunjukkan bahwa penggu-naan pupuk Organik A32 dan jarak tanaman tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggia tanaman bawang merah pada umur 3, 4, 5 mst, namun memberikan pengaruh yang sangat nyata pada umur 6, 7, dan 8 mst.

Dapat dilihat pula bahwa penggunaan pupuk Organik A32 pada umur 8 mst, tinggi tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan A3 (238.5 g/plot) yaitu 36.25 cm yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan A0 (0.00 g/plot) yaitu 34.34cm dan A1 (79.5 g/plot) yaitu 35.56 cm namun berbeda nyata dengan perlakuan A2 (159.0 g/plot) yaitu 35.61 cm.

Dapat dilihat pula bahwa penggunaan jarak tanam pada tanaman bawang merah memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman setelah 8 mst, dimana tingi tanaman Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) bawang merah akibat penggunaan

pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J). Perlakua

n Min Ggu Sete

(Mst) Lah Tan Am 03 04 05 06 07 08 A0 14,69 15,91 18,00 20,46b 24,95b 34,34c A1 14,69 16,38 18,06 21,60b 26,47a 35,36 b A2 15,61 16,41 18,44 21,87b 26,60a 35,61 b A3 15,41 16,25 18,33 22,88a 27,08a 36,25 a J1 15,13 16,05 18,02 20,33c 25,76b 34,79c J2 15,18 16,31 18,11 21,76b 26,41a 35,28 b J3 15,21 16,36 18,50 22,76a 26,67a 36,09 a

(3)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April 2005 45 pada perlakuan J3 (20x20 cm) yaitu 36.09

cm yang berbeda nyata dengan perlakuan J2 (20x10 cm) yaitu 35.28 cm dan berbeda nyata pula dengan perlakuan J1 (15x15 cm) yaitu 34.79 cm.

Jumlah Daun (Helai)

Data pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah padaa umur 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 minggu setelah tanam disajikan pada tabel 2.

Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk Organik A32 pada umur tanaman 8 mst, jumlah daun terbanyak dijumpai pada perlakuan A3 (238.5 g/plot) yaitu 10.01 helai yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan A0 (0.00 g/plot) yaitu 8.72 helai dan berbeda nyata dengan perlakuan A1 (79.5 g/plot) yaitu 9.68 helai namun berbeda nyata dengan perlakuan A2 (159.0 g/plot) yaitu 9.78 helai.

Jumlah Siung per Sampel (siung)

Data pengamatan jumlah siung pada tanaman bawang merah persampel setelah panen disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata jumlah siung per sampel tanaman bawang merah, karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen.

Perlakuan Jumlah Siung per sampel A0 5.18 c A1 5.41 b A2 5.42 b A3 5.62 a J1 5.07 c J2 5.51 b J3 5.65 a

Keterangan: angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada taraf 5%.

Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk Organik A32 pada tanaman bawang merah terhadap jumlah siung persampelnya terbanyak

dijumpai pada perlakuan A3 (238.5 g/plot) yaitu 5,63 siung yang berbeda sangat nyat pada perlakuan A0 (0.00 g/plot) yaitu 5,18 siung namun bebeda nyata dengan perlakuan A1 (79,5 g/plot) yaitu 5,41 siung dan perlakuan A2 (159,0 g/plot) yaitu 5,42 siung.

Dapat dilihat juga penggunaan jarak tanam pada tanaman bawang merah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah siung per sampel, dimana jumlah siung terbanyak dijumpai pada perlakuan J3 (20x20 cm) yaitu 5,65 siung yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan J1 (20x10 cm) yaitu 5,07 siung dan J2 (20x15 cm) yaitu 5,51 siung.

Berat Basah dan Berat Kering per Sampel (gram).

Dari data penimbangan berat basah dan berat kering per sampel tanaman bawang merah setelah panen disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata berat basah dan berat kering (g) tanaman bawang merah karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen.

Perlakuan Berat Basah(gr) Berat Kering (gr) A0 29.55 c 22.81 b A1 30.22 b 24.41 a A2 30.45 b 24.57 a A3 30.95 a 24.88 a J1 29.60 c 22.85 b J2 30.38 b 24.46 a J3 30.90 a 25.20 a

Keterangan: angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada taraf 5%.

Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk Organik A32 pada tanaman bawang merah terhadap berat basah persampel hasil panen, dijumpai pada perlakuan A3 yaitu 30,95 g yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan A0 yaitu sebesar 29,55 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan A1 sebesar 30,22 g dan perlakuan A2 sebesar 30,45 g.

(4)

Penggunaan jarak tanam pada tanaman bawang merah juga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat basah per sampel tanaman bawang merah, dimana berat basah persampel yang terberat pada perlakuan J3 yaitu 30,90 g yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan J1 yaitu 29,60 g dan ber-beda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 30,38 g.

Dari Tabel 4. juga dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk Organik A32 berpengaruh terhadap berat kering per sampel hasil panen pada tanaman bawang merah menunjukkan berat yang tertinggi pada perlakuan A3 yaitu 24,88 g yang berbeda nyata dengan perlakuan A0 yaitu 22,81 g, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A1 sebesar 24,41 g dan perlakuan A2 yaitu 24,57 g.

Dapat dilihat pula bahwa penggunaan jaraka tanam memberikan pengaruh pada tanaman bawang merah terhadap berat kering persampel, dimana berat kering per sampel yang terberat pada perlakuan J3 yaitu 25,20 g yang berbeda nyata dengan perlakuan J1 yaitu 22,85 g tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 24,46 g.

Berat Basah dan Berat Kering per Plot (Kg)

Tabel 5. Rata-rata berat basah dan berat kering per plot (kg) tanaman bawang merah karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen

Perlakuan Berat Basah

(Kg) Kering(Kg)Berat A0 0,97 c 0,39 c A1 0,99 bc 0,40 c A2 1,13 ab 0,55 b A3 1,16 a 0,57 a J1 0,92 c 0,34 c J2 1,07 b 0,48 b J3 1,20 a 0,61 a

Keterangan: angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada taraf 5%.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk Organik A32 memberikan pengaruh terhadap berat basah per plot hasil panen tanaman bawang merah, dengan terberat pada perlakuan A3 yaitu sebesar 1,16 Kg yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan A0 yaitu 0,97 Kg dan perlakuan A1 yaitu 0,99 Kg namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A2 yaitu 1,13 Kg.

Demikian juga perlakuan jarak tanam pmemberikan pengaruh terhadap berat basah per plot hasil panen tanaman bawang merah , dimana berat basah yang paling besar pada perlakuan J3 yaitu 1,20 Kg yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan J1 yaitu 0,92 Kg dan berbeda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 1,07 Kg.

Dari tabel 5 dapat dilihat pula bahwa penggunaan pupuk Organik A32 memberikan pengaruh terhadap berat kering per plot hasil panen tanaman bawang merah, dengan terberat pada perlakuan A3 yaitu sebesar 0,57 Kg yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan A0 yaitu 0,39 Kg dan perlakuan A1 yaitu 0,40 Kg serta berbeda nyata dengan perlakuan A2 yaitu 0,55 Kg.

Demikian juga perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh terhadap berat kering per plot hasil panen tanaman bawang merah, dimana berat basah yang paling besar pada perlakuan J3 yaitu 0,61 Kg yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan J1 yaitu 0,34 Kg dan berbeda nyata dengan perlakuan J2 yaitu 0,48 Kg.

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Organik A32 memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah pada taraf peralakuan A3 yaitu 238,5 gram/plot. Hal ini karena setiap tanaman membutuhkan zat hara untuk pertum-buhan maupun produksinya, jadi bila tanaman kekurangan unsur hara maka tanaman akan memperlihatkan pertumbuhan yang kurang memuaskan yang pada akhirnya akan menurun-kan produksi dari tanaman

(5)

JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April 2005 47 itu sendiri. Hal ini karena Organik A32

mengandung unsur hara makro N, P, K dan Mg dan mikro Cu, Zn, Fe, Mn dan Na yang sangat dibutuhkan tanaman bawang. (Anonimus, 1998).

Penggunaan jarak tanam 20 x 20 cm (J3) memberikan hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah, sedang jarak tanam 20 x 10 cm (J1) memberikan hasil yang kurang baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Hal ini menunjukkan bahwa jarak tanam yang rapat akan menimbulkan persaingan yang tinggi dalam pengambilan unsur hara, air, dan juga persaingan sinar matahari. Oleh karena-nya jarak tanam harus diperhatikan untuk mendapat jumlah populasi yang optimum, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Rahayu dan Berlian, 1996).

Interaksi perlakuan pupuk Organik A32 dengan Perlakuan Jarak tanam pada tanaman bawang merah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Hal ini menunjukkan tidak ada respon pertumbuhan dan produksi akibat interaksi kedua perlakuan tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan:

a. Penggunaan pupuk Organik A32 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah, dimana taraf perlakuan 238,5 g/plot (A3).

b. Penggunaan jarak tanam pada tanaman bawang merah memberikan pengaruh yang sangat nyata pada pertumbuhan dan produksi tanaman

bawang merah, diman jarak tanam 20 cmx20 cm (J3) memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. c. Interaksi penggunaan pupuk Organik

A32 dengan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang.

Saran

Dianjurkan bagi petani khususnya yang membudidayakan tanaman bawang merah untuk dapat menggunakan pupuk Organik A32 dengan dosis 238,5 g/plot (100 cm x 60 cm) dan jarak tanam yang digunakan sebaiknya 20 cm x 20 cm.

Daftar Pustaka

Aliuddin., 1998. Pengaruh Kerapatan Tanam dan Pemakaian Mulsa Jerami pada Bawang Merah., Buletin

Hortikultura Vol. XVI No. 1 ., Balai Penelitian Hortikultura. Lembang. Anonimus., 1998., Pupuk Organik A32., Brosur Sinar Karya Tani dan Sinar Terang Matahari., Medan. Bangun, M.K., 1985., Rancangan

Percobaan., Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara., Medan. Rahayu. E., dan N. Berlian., 1996. Bawang Merah., Penebar Swadaya. Jakarta. Rukmana., R. 1994. Bawang Merah

Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen., Kanisius., Yogyakarta. Samsuddin, S., 1986. Bawang Merah. Bina

Gambar

Tabel 3. Rata-rata jumlah siung per sampel tanaman bawang merah, karena perlakuan pupuk Organik A32 (A) dan jarak tanam (J) setelah panen.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat terpenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu hendaknya ada peraturan yang memayungi berkaitan dengan: (i) beban kerja tatap muka bisa 12 jam per

Sedangkan ayam hutan yang diperoleh dengan cara membeli dan pemberian merupakan keturunan ayam hutan merah hasil persilangan... Responden yang tidak melakukan

sudah naik pangkat, malahan dia di PHK dari tempatnya bekerja. Pada saat dia di PHK dan gagal mencari kerja pun, suami Masako tidak memperdulikannya. Masalah

Yang dalam serial drama televisi The King 2 Hearts propaganda mengenai unfikasi Korea ini dapat terlihat dari akhir pertentangan sebuah cinta yang terjadi

inovasi teknologi perbanyakan anggrek. Salah satu teknologi perbanyakan anggrek yaitu melalui teknologi kultur jaringan tanaman. Kendala yang dihadapi dalam

Berdasarkan nilai signifikan yang diperoleh 0,000 lebih kecil dari 0,05, menunjukan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi

Tingkatan ketiga adalah alternatif kriteria pengukuran kinerja untuk masing-masing perspektif yaitu penyusunan anggaran biaya, pengelolaan biaya kebun, mutu TBS,

Oleh karena itu, akan lebih baik jika guru dapat membuat rasa ingin tahu siswa muncul sehingga siswa memiliki semangat untuk mencari tahu segala fenomena yang berkembang, baik