• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Multi Objective Fuzzy Linear Programming Dalam Masalah Perencanaan Persediaan Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aplikasi Multi Objective Fuzzy Linear Programming Dalam Masalah Perencanaan Persediaan Produksi"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MULTI OBJECTIVE FUZZY LINEAR PROGRAMMING

DALAM MASALAH PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUKSI

SKRIPSI

EVI THERESIA SIPAYUNG

060803046

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

EVI THERESIA SIPAYUNG 060803046

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ii

PERSETUJUAN

Judul : APLIKASI MULTI OBJECTIVE FUZZY LINEAR

PROGRAMMING DALAM MASALAH

PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUKSI

Kategori : SKRIPSI

Nama : EVI THERESIA SIPAYUNG

Nomor Induk Mahasiswa : 060803046

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011 Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Djakaria Sebayang, M.Si Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si NIP. 19511227 198503 1 002 NIP. 19531218 1980031 003

Diketahui/ Disetujui oleh:

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si

(4)

PERNYATAAN

APLIKASI MULTI OBJECTIVE FUZZY LINEAR PROGRAMMING DALAM MASALAH PERENCANAAN PERSEDIAAN PRODUKSI

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(5)

iv

PENGHARGAAN

Puji syukur dan terima kasih kepada Yesus Kristus atas kasih, anugrah serta perlindunganNya kepada penulis sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Drs. Djakaria Sebayang, M.Si selaku Dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini, atas setiap bimbingan dan motivasi yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkakan terima kasih kepada Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si dan Drs. H. Haludin Panjaitan selaku Dosen penguji, atas setiap saran dan masukannya selama pengerjaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Dra. Mardiningsi, M.Si dan kepada Bapak dan Ibu dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU beserta semua Staf Administrasi di FMIPA USU. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya juga penulis tujukan kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya banggakan Bapak JM. Sipayung dan Ibu T. br. Purba atas semua dukungan dalam doa, motivasi, kasih sayang, serta semua dukungan materil dan moril yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada abang saya Fernando dan adik-adik saya, Lia, Riska dan Kristiani, terima kasih atas dukungan dan doa kalian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semuanya teman-teman seperjuangan jurusan Matematika USU stambuk 2006 atas kebersamaan kita selama ini, atas persahabatan dan saling mendukung di antara kita. Terkhusus buat persahabatan penulis dengan Lusi, Marlina dan Nova buat semangat, doa, motivasi dan teguran pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua teman dan sahabat yang lain yang membantu penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua doa dan dukungannya. Kiranya kasih karunia dan kemurahan Tuhan yang menyertai kita semua. Amin.

Penulis,

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk memperlihatkan kegunaan dari modifikasi fungsi keanggotaan kurva-s dalam permasalahan perencanaan persediaan produksi yang terbatas dengan variabel kontinu. Dalam hal ini, parameter-parameter fuzzy dari pemrograman linier dimodelkan dengan fungsi keanggotaan non-linier seperti fungsi kurva-s. Tulisan ini dimulai dengan memperkenalkan dan membangun modifikasi fungsi keanggotaan kurva-s dan menyajikan pembahasan numerik dalam kehidupan nyata dari permasalahan persediaan produksi. Hasil komputasi menunjukkan keunggulan dari funggsi keanggotaan kurva-s dengan teknik program linier fuzzy

(7)

vi

APPLICATION OF MULTI OBJECTIVE FUZZY LINEAR PROGRAMMING IN SUPPLY PRODUCTION PLANNING PROBLEM

ABSTRACT

(8)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Tinjauan Pustaka 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metode Penelitian 4

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Program Linier (Linear Programming) 5

2.1.1 Karakteristik Pemrograman Linier 5

2.1.2 Formulasi Permasalahan 6

2.1.3 Metode Simpleks 9

2.2 Teori Himpunan Fuzzy 18

2.2.1 Fungsi Keanggotaan Fuzzy 19

2.2.2 Bilangan Fuzzy Triangular 19

2.2.3 Bilangan Fuzzy Trapezoidal 21

2.2.4 Bilangan Fuzzy Kurva-S 22

2.3 Multi Objective Fuzzy Linear Programming 25

Bab 3 Pembahasan

3.1 Fungsi Keanggotaan Logistik 27

3.2 Modifikasi Fungsi Keanggotaan Kurva-S 28

3.3 Parameter Sumber Daya Fuzzy 31

3.4 Pembahasan Numerik 32

Bab 4 Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan 44

4.2 Saran 44

Daftar Pustaka 45

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bentuk Tabel Simpleks 9

Tabel 2.2 Bentuk Awal Tabel Simpleks Sebelum Pivoting 11 Tabel 2.3 Bentuk Awal Tabel Simpleks Sesudah Pivoting 14 Tabel 2.4 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Iterasi 0) 15 Tabel 2.5 Tabel Simpleks untuk Solusi yang Baru (Iterasi 1) 16 Tabel 2.6 Tabel Simpleks untuk Solusi Akhir (Iterasi 2) 17 Tabel 3.1 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Kasus 1) 34 Tabel 3.2 Tabel Simpleks untuk Solusi yang Baru (Kasus 1) 34 Tabel 3.3 Tabel Simpleks untuk Solusi Akhir (Kasus 1) 35 Tabel 3.4 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Kasus 2) 36

Tabel 3.5 Input Data untuk Pendapatan 38

Tabel 3.6 Input Data untuk Polusi 40

Tabel 3.7 Fuzzy Band untuk Total Pendapatan 41

Tabel 3.8 Fuzzy Band untuk Total Polusi 42

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bilangan Fuzzy Triangular 20

Gambar 2.2 Himpunan Fuzzy : Berat (Kurva Triangular) 20

Gambar 2.3 Bilangan Fuzzy Trapezodial 21

Gambar 2.4 Himpunan Fuzzy : Berat (Kurva Trapezodial) 22 Gambar 2.5 Bilangan Fuzzy Kurva-S : PERTUMBUHAN 22 Gambar 2.6 Bilangan Fuzzy Kurva-S : PENYUSUTAN 23

Gambar 2.7 Karakteristik Fungsi Kurva-S 23

Gambar 2.8 Bilangan Fuzzy Kurva-S : TUA 24

Gambar 2.9 Bilangan Fuzzy Kurva-S : MUDA 25

Gambar 3.1 Fungsi Keanggotaan Logistik 27

(11)

v

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk memperlihatkan kegunaan dari modifikasi fungsi keanggotaan kurva-s dalam permasalahan perencanaan persediaan produksi yang terbatas dengan variabel kontinu. Dalam hal ini, parameter-parameter fuzzy dari pemrograman linier dimodelkan dengan fungsi keanggotaan non-linier seperti fungsi kurva-s. Tulisan ini dimulai dengan memperkenalkan dan membangun modifikasi fungsi keanggotaan kurva-s dan menyajikan pembahasan numerik dalam kehidupan nyata dari permasalahan persediaan produksi. Hasil komputasi menunjukkan keunggulan dari funggsi keanggotaan kurva-s dengan teknik program linier fuzzy

(12)

APPLICATION OF MULTI OBJECTIVE FUZZY LINEAR PROGRAMMING IN SUPPLY PRODUCTION PLANNING PROBLEM

ABSTRACT

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia usaha dan pembangunan dalam segala bidang dewasa ini berkembang dengan

sangat pesat. Hal ini merupakan akibat dari berbagai kemajuan yang dicapai umat

manusia dalam berbagai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Dunia usaha atau

lingkungan pembangunan tidak lain merupakan suatu sistem yang dinamis yang

unsur-unsurnya satu sama lain saling mempengaruhi, saling menunjang dan

terdapatnya hubungan ketergantungan.

Dalam pemrograman matematika, permasalahan dinyatakan sebagai optimasi

beberapa fungsi tujuan yang diberikan kendala tertentu. Sehingga metode

penyelesaian diarahkan pada pemrograman matematika dengan tujuan tunggal seperti

metode simpleks dalam program linier. Dalam menerapkan pemrograman matematika,

pengambil keputusan menyadari bahwa ada permasalahan dalam kehidupan nyata

yang mempertimbangkan multiple objective. Untuk mendatangkan permasalahan yang

multiple objective dengan sebuah model yang dapat diselesaikan oleh metode

penyelesaian program matematika tujuan tunggal, multiple objective harus

dikombinasikan dalam beberapa cara untuk menjadikan satu tujuan tunggal.

Banyak permasalahan dalam operasi riset, ilmu keputusan, teknik dan

managemen sebagian besar telah dipelajari dari sudut pandang optimisasi. Karena

pengambilan keputusan banyak dipengaruhi oleh gangguan-gangguan dari keadaan

sosial dan ekonomi, sehingga pendekatan optimisasi tidak selalu menjadi yang terbaik

(Vasant, 2004). Karena berada di bawah pengaruh yang demikian, banyak masalah

(14)

mungkin lebih baik digunakan daripada optimisasi. Dalam hal ini, dapat diterima

bahwa tingkat aspirasi pada masalah yang dibicarakan diselesaikan berdasarkan

pengalaman masa lalu dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengambil keputusan,

dalam kasus ini di mana tingkat aspirasi dari seorang pengambil keputusan seharusnya

dipertimbangkan untuk memecahkan masalah dari segi strategi kepuasan. Oleh karena

itu, lebih natural bahwa ketidakjelasan dalam sistem fuzzy dinyatakan sebagai

bilangan fuzzy oleh pengambil keputusan.

Dalam dunia nyata proses pembuatan keputusan dalam teknik dan bisnis, teori

pengambilan keputusan menjadi salah satu bidang yang paling penting. Teori tersebut

tidak hanya yang berhubungan pada kriteria tunggal (single criteria), tapi juga konsep

yang memuaskan dari beberapa kriteria. Proses keputusan dengan beberapa kriteria

berhubungan dengan penilaian manusia. Proses tersebut sulit untuk dimodelkan.

Unsur penilaian manusia berada dalam area preferensi yang didefinisikan pengambil

keputusan. Pertama mencoba memodelkan proses keputusan dengan beberapa kriteria

dalam bisnis dan teknik yang mengarah pada konsep multi obejective linear

programming. Dalam pendekatan ini pengambil keputusan menyokong

masing-masing tujuan dengan sejumlah goal yang harus dipenuhi. Istilah memuaskan

membutuhkan pencarian solusi untuk masalah multi kriteria, yang dipilih, dipahami

dan dilaksanakan dengan percaya diri. Keyakinan bahwa solusi terbaik telah

ditemukan diperkirakan melalui solusi ideal, yakni solusi yang mengoptimalkan

semua kriteria secara simultan. Karena secara praktek tidak tercapai, pengambil

keputusan mempertimbangkan solusi layak terdekat dengan solusi ideal.

Jenis fungsi keanggotaan yang beraneka ragam digunakan dalam program

linier fuzzy dan aplikasinya seperti pada fungsi keanggotaan linier, fungsi keanggotaan

tipe tangent, fungsi keanggotaan interval linier, fungsi keanggotaan logistic, fungsi

keanggotaan linier konkaf. Karena jenis tangent, dari fungsi keanggotaan, fungsi

keanggotaan eksponensial, dan fungsi keanggotaan hiperbolik merupakan fungsi non

linier. Program matematik fuzzy didefinisikan dengan hasil fungsi keanggotaan

non-linier dalam program non-non-linier. Biasanya fungsi keanggotaan non-linier ditugaskan untuk

menghindari ke non-linieran. Namun, ada beberapa kesulitan dalam menyeleksi solusi

masalah yang ditulis dalam fungsi keanggotaan linier. Dengan demikian, dalam

(15)

3

kesulitan tersebut. Lebih lanjut, fungsi keanggotaan kurva-S cukup fleksibel

manggambarkan ketidakjelasan dalam parameter fuzzy untuk masalah perencanaan

persediaan produksi.

Dalam tulisan ini, metodologi baru fungsi keanggotaan kurva-S yang

dimodifikasi menggunakan program linier fuzzy dalam perencanaan persediaan

produksi dan aplikasinya pada pengambilan keputusan dilakukan. Terutama program

linier fuzzy didasarkan pada ketidakjelasan dalam parameter fuzzy seperti variabel

sumber daya yang diberikan pembuat keputusan dianalisis.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai fungsi keanggotaan kurva-S yang

dimodifikasi menggunakan program linier fuzzy yang diterapkan dalam masalah

perencanaan persediaan produksi.

1.3 Tinjauan Pustaka

Sutapa, Nyoman (2000) dalam jurnalnya menuliskan bahwa dalam pengambilan

keputusan yang dimodelkan dalam program linier, dalam prakteknya sering sulit

dipenuhi karena ada ketidakpastian yang muncul diakibatkan oleh suatu kebijakan.

Untuk memecahkan dan mengakomodasi ketidakpastian, didekati dengan teori

himpunan fuzzy dengan menggunakan fungsi keanggotaan linier.

Vasant (2004) mengatakan bahwa biasanya fungsi keanggotaan linier

digunakan untuk menghindari non-linieritas. Namun demikian, ada beberapa kesulitan

dalam memilih solusi masalah yang ditulis dalam fungsi keanggotaan linier.

Perhatian perencanaan dan pengendalian produksi telah banyak dilakukan.

Vasant (2003, 2006) program linier fuzzy yang diaplikasikan pada perencanaan

produksi menggunakan fungsi keanggotaan non-linier bentuk kurva-S yang

(16)

Hadiguna (2008) dalam jurnalnya menuliskan bahwa jika dibandingkan

dengan fungsi keanggotaan lainnya seperti segitiga (triangular) yang sering digunakan

dalam program linier, maka tipe S yang dimodifikasi dapat memudahkan proses

perhitungan. Selain itu, fungsi ini tidak kaku dalam mengakomodasi preferensi

pengambil keputusan dalam menilai kondisi yang tidak tegas.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan kegunaan fungsi keanggotaan kurva-S

yang dimodifikasi dalam masalah perencanaan persediaan produksi yang terbatas

dengan variabel kontinu.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat mempermudahkan

dalam menentukan kondisi yang tidak tegas dalam proses pengambilan keputusan.

Terkhusus dalam permasalahan perencanaan persediaan produksi.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai langkah awal akan dibicarakan tentang fungsi keanggotaan kurva-S

yang dimodifikasi yang akan digunakan dalam tulisan ini. Selanjutnya, akan

dimodelkan parameter-parameter fuzzy dalam program linier.

2. Mengerjakan contoh permasalahan program linier fuzzy.

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Program linier (Linier Programming)

Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan

sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

keuntungan dan meminimumkan biaya. Program linier banyak diterapkan dalam

masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Program linier berkaitan

dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik

yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.

2.1.1 Karakteristik Pemrograman Linier

Adapun karakteristik pemrograman linier adalah sebagai berikut (Siringo-ringo,

2005) :

Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa

cara. Secara statistik, dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram

pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditujukan oleh

adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan

pembatas.

Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan

atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai

variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang

dibeli, maka sifat proporsianal dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam

(18)

penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka

sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.

Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang

diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang

pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas

(kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan

langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat

additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total penggunaan masing-masing

variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua

produk subsitusi, di mana peningkatan volume penjualan salah satu produk akan

mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat

additivitas tidak dipenuhi. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke

dalam sembarang level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer

dimungkinkan.

Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta.

Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti,

bukan merupakan nilai peluang tertentu.

2.1.2 Formulasi Permasalahan

Agar dapat menyusun dan merumuskan suatu persoalan atau permasalahan yang

dihadapi ke dalam model program linier, maka dimintakan lima syarat yang harus

dipenuhi sebagai berikut ini (Nasendi, 1984) :

a. Tujuan

Apa yang menjadi tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin dipecahkan

dan dicari jalan keluarnya. Tujuan ini harus jelas dan tegas yang disebut fungsi

tujuan. Fungsi tujuan tersebut dapat berupa dampak positif, manfaat-manfaat,

keuntungan-keuntungan, dan kebaikan-kebaikan yang ingin dimaksimumkan,

atau dampak negatif, kerugian-kerugian risiko-risiko, biaya-biaya, jarak,

(19)

7

b. Alternatif Perbandingan

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan;

misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu

terlambat dan biaya terendah; atau antara alternatif terpadat modal dengan

padat karya; atau antara kebijakan A dengan B; atau antara proyeksi

permintaan tinggi dengan rendah; dan seterusnya.

c. Sumber daya

Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas.

Misalnya, keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga,

keterbatasan luas tanah, keterbatasan ruangan, dan lain-lain. Keterbatasan

dalam sumber daya tersebut dinamakan sebagai kendala atau syarat ikatan.

d. Perumusan kuantitatif

Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara kuantitatif

dalam apa yang disebut model matematika.

e. Keterkaitan peubah

Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tersebut harus

memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan. Hubungan

keterkaitan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan yang saling

mempengaruhi, hubungan interaksi, interdependensi, timbal-balik, saling

menunjang, dan sebagainya.

Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :

Funsi tujuan :

Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + … + cnxn

Sumber daya yang membatasi :

(20)

am1x1 + am2x2 + … + amnxn = / ≤ / ≥ bm

x

1, x2, …, xn

Bentuk di atas juga dapat ditulis sebagai berikut :

≥ 0 (2.3)

Fungsi tujuan :

Maksimum dan minimumkan :

Kendala :

Dan xj

Simbol x

≥ 0 , j = 1, 2, …, n (2.6)

1, x2, …, xn menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel

keputusan oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1, c2, …, cn merupakan kontribusi

masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada

model matematiknya. Simbol a11, ..., a1n, ...,amn merupakan penggunaan per unit

variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai

koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1, b2, …, bn

Pertidaksamaan terakhir (x

menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala

akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas.

1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif.

Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut

kemampuan metematik tapi juga menuntut seni pemodelan. Menggunakan seni akan

(21)

9

2.1.3 Metode Simpleks

Apabila suatu masalah linear programming hanya mengandung dua kegiatan

(variabel-variabel keputusan) saja, maka dapat diselesaikan dengan metode grafik.

Bila terdapat lebih dari dua variabel maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi,

sehingga diperlukan metode simpleks. Metode ini lazim dipakai untuk menentukan

kombinasi dari tiga variabel atau lebih.

Masalah program linier yang melibatkan banyak variabel keputusan dapat

dengan cepat dipecahkan dengan bantuan komputer. Bila variabel keputusan yang

dikandung tidak terlalu banyak, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan suatu

algoritma yang biasanya sering disebut metode tabel simpleks. Disebut demikian

karena kombinasi variabel keputusan yang optimal dicari dengan menggunakan

tabel-tabel.

Tabel 2.1 Bentuk Tabel Simpleks

Cj C1 … Ck C Jawab

Basis

n

Variabel

Basis

Harga

Basis

XB1 … Xn Xm

XB1 CB1 a11 … a1k … a1n

XBr CBr ar1arkarn

XBm CBm am1amkamn

(22)

Sebelum menyelesaikan suatu tabel simpleks terlebih dahulu menginisialisasikan dan

merumuskan suatu persoalan keputusan ke dalam model matematik persamaan linier,

caranya sebagai berikut :

1. Konversikan semua ketidaksamaan menjadi persamaan

Agar persamaan garis batasan memenuhi persyaratan penyelesaian pada daerah

kelayakan (feasible) maka untuk model program linier diubah menjadi suatu model

yang sama dengan menambahkan variabel slack, surplus dan variabel buatan

(artificial variable) pada tiap batasan (constraint) serta memberi harga nol pada setiap

koefisien c-nya. Batasan dapat dimodifikasi sebagai berikut :

1) Untuk batasan bernotasi (≤) dapat dimodifikasi kepada bentuk persa maan

dengan menambahkan variabel slack ke dalamnya.

2) Untuk batasan bernotasi (≥) dapat dimodifikasi kepada bentuk persamaan

dengan mengurangi variabel surplus dan kemudian menambahkan variabel

buatan (artificial variable) ke dalamnya.

3) Untuk batasan bernotasi (=) diselesaikan dengan menambahkan variabel

buatan (artificial variable) ke dalamnya.

Dengan penambahan variabel buatan ini akan merusak sistem batasan, hal ini

dapat diatasi dengan membuat suatu bilangan besar M sebagai harga dari variabel

dengan buatan tersebut dalam fungsi tujuan. Jika persoalan maksimasi maka dibuat –

M sebagai harga, dan jika persoalan minimal dibuat +M sebagai harga dari variabel

buatan. Cara pendekatan ini dikenal dengan metode M besar (Big M Method).

Penambahan variabel slack dan variabel buatan (artificial variable) pada tiap batasan

(constraint) untuk persoalan maksimal dapat dirumuskan sebagai berikut :

Maksimalkan :

(23)

11

0, 0, 0, 0 untuk semua harga i dan j

= 0, j = 1, 2, ..., n

= , i = 1, 2, ..., m

= , i = m

1

1

2. Menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel awal simpleks.

+ 1, ..., m

Tabel 2.2 Bentuk Awal Tabel Simpleks Sebelum Pivoting

Cj C1 Cr CmCj Ck

Jawab

Basis Variabel

Basis

Harga

Basis

XB1 XBrXBmXj Xk

XB1 CB1 1 … 0 … 0 … a1j … a1k

XBr CBr 0 … 1 … 0 … arjark

XBm CBm 0 … 0 … 1 … amjamk

(24)

Langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tabel simpleks

adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Mengecek nilai optimal imbalan.

Untuk persoalan maksimal : zjcj = minimal { zjcj : j R }. Jika zkck

0 maka selesai, berarti jawab atau solusi sudah optimal. Untuk persoalan minimal zj –

cj = minimal { zjcj : j R }. Jika zkck

Harga-harga imbalan (z

0 maka selesai, berarti jawab atau solusi

sudah optimal.

jcj

Untuk : c

) dapat diperoleh dengan rumus :

j

a

= Harga dari semua variabel dalam z.

ij

c

= Koefisien dari semua variabel dalam sistem batasan.

Bi = Harga dari variabel basis.

Langkah 2 : Menentukan variabel yang akan masuk dalam basis.

Untuk persoalan maksimalkan jika terdapat beberapa zj – cj 0 maka kolom

yang menjadi kolom pivot adalah kolom dengan zj – cj terkecil, dan variabel yang

sehubungan dengan kolom pivot adalah variabel yang akan masuk ke dalam basis.

Untuk persoalan minimal jika terdapat beberapa zj – cj 0 maka kolom yang menjadi

kolom pivot adalah kolom dengan zj – cj

Jika pada baris z

terbesar, dan variabel yang sehubungan

dengan kolom pivot adalah variabel yang masuk dalam basis.

j – cj terdapat lebih dari satu kolom yang mempunyai nilai

negatif yang angkanya terbesar dan sama pada persoalan maksimal atau terdapat lebih

dari satu kolom yang mempunyai nilai positif terbesar dan sama pada persoalan

minimal maka terdapat dua kolom yang bisa terpilih menjadi kolom pivot. Untuk

(25)

13

Langkah 3 : Menentukan variabel yang akan keluar dari basis.

Menetapkan variabel yang keluar dari basis yaitu : = minimum

variabel yang sehubungan dengan baris pivot yang demikian adalah variabel yang

keluar dari basis. Jika terdapat dua baris atau lebih nilai maka ada beberapa baris

yang dapat terpilih sebagai baris pivot. Dapat dipilih baris pivot secara bebas di antara

keduanya dan hasilnya akan sama.

Langkah 4 : Menyusun tabel simpleks baru.

Untuk menyusun tabel simpleks yang baru, maka harus mencari koefisien

elemen pivot dari tabel simpleks sebelumnya. Koefisien elemen pivot dapat dicari

dengan menghubungkan kolom pivot dengan baris pivot sedemikian rupa sehingga

titik potong kedua pivot ini menunjukkan koefisien, yang disebut elemen pivot.

Koefisien-koefisien baris pivot baru dapat dicari dengan menggunakan rumus

sebagai berikut : (2.12)

Untuk menghitung nilai baris baru lainnya dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut : - (2.13)

Langkah 5 : Mengecek nilai optimal imbalan dari tabel simpleks yang baru.

Jika imbalan sudah optimal maka tafsirkan hasil penyelesaian, jika belum

(26)

Tabel 2.3 Bentuk Awal Tabel Simpleks Sesudah Pivoting

Agar persamaan di atas memenuhi persyaratan penyelesaian dalam daerah kelayakan

(feasible), maka pada sisi kiri persamaan batasan ditambahkan variabel slack.

(27)

15

Model di atas dapat dibawa ke dalam tabel simpleks sebagai berikut : 0

Tabel 2.4 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Iterasi 0)

Cj 8 9 4 0 0 0 Harga

Dari tabel 2.4, tampak bahwa penyelesaian opitimal belum dicapai di mana harga zj –

cj terkecil dari tabel 2.4 adalah -9, sehingga variabel yang masuk basis adalah variabel

x2. Kolom variabel x2

I

menjadi kolom pivot dan perhitungan untuk indeks (I) adalah :

min

Diperoleh I =

min = 1, maka variabel yang akan meninggalkan basis adalah variabel x5

kemudian digantikan dengan variabel x2. Angka kunci (elemen pivot) yang diperoleh

(28)

Tabel 2.5 Tabel Simpleks untuk Solusi yang Baru (Iterasi 1)

Cj 8 9 4 0 0 0 Harga

Jawab

Variabel

Basis

Harga

Basis

x1 x2 x3 x4 x5 x6

x4 0 0 1 0 1

x2 9 1 0 0 1

x6 0 3 0 -6 0 -2 1 2

zj - cj -2 0 8 0 3 0 9

Dari tabel 2.5 tampak bahwa penyelesaian optimal belum tercapai di mana harga zj

cj terkecil dari tabel di atas adalah -2, sehingga variabel yang masuk basis adalah

variabel x1. Kolom variabel x1 menjadi kolom pivot dan perhitungan untuk indeks (I)

adalah : Imin

Diperoleh I

=

min = 0,67 maka variabel yang akan meninggalkan basis adalah variabel x6

kemudian digantikan oleh variabel x1. Angka kunci (elemen pivot) yang diperoleh =

(29)

17

Tabel 2.6 Tabel Simpleks untuk Solusi Akhir (Iterasi 2)

Dari tabel 2.6 tidak ada lagi zj – cj

x

< 0, dengan demikian telah dicapai penyelesaian

optimal yaitu :

1

x

= = 0,67

2

x

= = 0,56

3

Z = 8 + 9 4(0) = 8(0,67) + 9(0,56) = 5,36 + 5,04 = 10,04 = 0

Cj 8 9 4 0 0 0 Harga

Jawab

Variabel

Basis

Harga

Basis

x1 x2 x3 x4 x5 x6

x4 0 0 1

x2 9 1 0

x1 8 1 0 -2 0

(30)

2.2 Teori Himpunan Fuzzy

Himpunan A dikatakan crisp jika sebarang anggota-anggota yang ada pada

himpunan A tersebut dikenakan suatu fungsi, akan bernilai 1 yakni jika a A maka

fungsi a = 1. Namun jika a A, maka nilai fungsi yang dikenakan pada a adalah 0.

Nilai fungsi yang dikenakan pada sebarang anggota himpunan A dikatakan sebagai

nilai keanggotaan. Jadi pada himpunan crisp, hanya mempunyai 2 nilai keanggotaan

yaitu 0 dan 1. Tetapi pada himpunan fuzzy, nilai keanggotaan dari

anggota-anggotanya tidak hanya 0 dan 1 saja. Tapi berada pada interval tertutup [0,1]. Dengan

kata lain himpunan A dikatakan fuzzy selama fungsi : A [0,1].

Misalkan diketahui klasifikasi harga dari sebuah barang sebagai berikut :

MURAH harga < 35.000

STANDARD 35.000 harga 55.000

MAHAL harga > 55.000

Dengan menggunakan pendekatan crisp, amatlah tidak adil untuk menetapkan

harga STANDARD. Pendekatan ini bisa saja dilakukan untuk hal-hal yang bersifat

diskontinu. Misalkan klasifikasi untuk harga 55.000 dan 56.000 sangat jauh berbeda,

harga 55.000 termasuk STANDARD, sedangkan harga 56.000 sudah termasuk

MAHAL. Demikian pula untuk kategori MURAH dan MAHAL. Barang yang seharga

34.000 dikatakan MURAH, sedangkan barang yang berharga 35.000 sudah TIDAK

MURAH lagi. Barang yang berharga 55.000 termasuk STANDARD, barang yang

berharga 55.000 lebih 1 rupiah sudah TIDAK STANDARD lagi. Dengan demikian

pendekatan crisp ini sangat tidak cocok diterapkan pada hal-hal yang bersifat kontinu,

missal harga barang. Selain itu, untuk menunjukkan suatu harga pasti termasuk

STANDARD atau tidak termasuk STANDARD, dan menunjukkan suatu nilai

kebenaran 0 dan 1, dapat digunakan nilai pecahan, dan menunjukkan 1 atau nilai yang

dekat 1 untuk harga 45.000, kemudian pecahan menurun menuju ke 0 untuk harga di

bawah 35.000 dan di atas 55.000.

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas

(31)

19

nilainya sangat berbeda. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap

pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap

keseringan suatu hasil bernilai besar dalam jangka panjang. (Kusumadewi, 2004)

2.3.1 Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Sebuah himpunan fuzzy A dari bilangan riil didefinisikan oleh fungsi keanggotaan

(dinotasikan oleh A)

: [ 0,1 ]

Jika x maka (x) dikatakan sebagai derajat keanggotaan x dalam A. Himpunan

fuzzy dalam disebut normal jika terdapat x sehingga (x) = 1. Himpunan fuzzy

A adalah himpunan fuzzy dari bilangan riil dengan normal, (fuzzy) convex dan fungsi

keanggotaan yang kontinu dari penyokong yang terbatas.

2.3.2 Bilangan Fuzzy Triangular

Sebuah himpunan fuzzy A disebut bilangan fuzzy triangular dengan nilai tengah

a, sebelah kiri > 0, dalam disebut konvex jika A adalah unimodal (sebagai sebuah

fungsi). Bilangan fuzzy dan sebelah kanan > 0.

Fungsi keanggotaannya adalah sebagai berikut :

(2.14)

Penyokong A adalah . Bilangan fuzzy triangular dengan nilai tengah a

dilihat sebagai nilai kwantitas fuzzy. “ x dekat terhadap a “atau” x hampir sama dengan

(32)

1

x

Gambar 2.1 Bilangan Fuzzy Triangular

Contoh 2.2 :

Fungsi keanggotaan triangular untuk himpunan BERAT pada variabel berat

badan (kg) seperti terlihat pada gambar 2.2.

[23] =

=

= 0,8

BERAT

1

0,8

0 15 23 25 35 x

(33)

21

2.1.3. Bilangan Fuzzy Trapezoidal

Sebuah himpunan fuzzy A disebut bilangan fuzzy trapezoidal dengan interval

toleransi [a,b], sebelah kiri dan kanan . Fungsi keanggotaannya adalah sebagai

berikut :

(2.15)

Penyokong A adalah . Bilangan fuzzy trapezoidal dapat dilihat sebagai

nilai kwantitas fuzzy. “ x mendekati pada interval [a,b] ”.

1

x

a b

Gambar 2.3 Bilangan Fuzzy Trapezoidal

Contoh 2.3 :

Fungsi keanggotaan trapezodial untuk himpunan BERAT pada variabel berat

badan (kg) terlihat pada gambar 2.4.

[32] =

=

(34)

1

0,375

x

0 15 24 27 32 35

Gambar 2.4 Himpunan Fuzzy : BERAT (Kurva Trapezoidal)

2.1.4. Bilangan Fuzzy Kurva-S

Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S atau

sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak

linier.

Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai

keanggotaan = 0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi keanggotaannya

akan bertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik

infleksi (gambar 2.5).

Gambar 2.5 Bilangan Fuzzy Kurva-S : PERTUMBUHAN

1

0

1 domain 2

Derajat keanggotaan

(35)

23

Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai

keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) seperti terlihat pada

gambar 2.6.

Gambar 2.6 Bilangan Fuzzy Kurva-S : PENYUSUTAN

Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu : nilai

keanggotaan nol ( ), nilai keanggotaan ( ), dan titik infleksi atau crossover ( ) yaitu

titik yang memiliki domain 50% benar. Gambar 2.7 menunjukkan karakteristik

kurva-S dalam bentuk skema.

Gambar 2.7 Karakteristik Fungsi Kurva-S

(36)

Fungsi keanggotaan pada kurva PERTUMBUHAN adalah :

Contoh 2.4 :

Fungsi keanggotaan untuk himpunan TUA pada variabel umur seperti terlihat pada

gambar 2.7.

[50] = 1 – 2((60-50) / (60-35))

= 1 – 2(10 / 25)

2

= 0,68

2

0 35 50 60

Gambar 2.8 Bilangan Fuzzy Kurva-S : TUA

Sedangkan fungsi keanggotaan pada kurva PENYUSUTAN adalah : µ[x]

1 0,68

Umur (tahun)

(37)

25

Contoh 2.5 :

Fungsi keanggotaan untuk himpunan MUDA pada variabel umur seperti terlihat pada

gambar 2.8.

[50] = 2((50-37) / (50-20))

= 2(13 / 30)

2

= 0,376

2

0 20 37 50

Gambar 2.9 Bilangan Fuzzy Kurva-S : MUDA

2.3 Multi Objective Fuzzy Linear Programming

Multi objective linear programming adalah metode optimasi dengan beberapa fungsi

tujuan yang tunduk pada beberapa batasan. Solusi permasalahan ini diperoleh seperti

penyelesaian optimasi dengan 1 fungsi tujuan.

Selama ini ada 2 cara untuk menyelesaikan multi objective linear

programming, yaitu :

1. Metode penjualan terbobot

Misalkan untuk permasalahan :

Umur (tahun) 1

(38)

Max f1

Max f ;

2

… ;

Max fn

Dikombinasikan menjadi : .

Max : w1f1 + w2f2 + … + wnfn.

2. Lexicographics ordering method.

Pertama kali obyek-obyek diurutkan berdasarkan pentingnya. Obyek pertama

diselesaikan sebagai :

F1 = max {f1

Kemudian, untuk setiap i > 1 diselesaikan F

(x) dengan batasan yang telah diberikan}

i = max {fi(x), fk(x) = Fk

Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Himpunan

Fuzzy. Dengan menggunakan metode ini, tidak perlu menggunakan kalibrasi bobot

atau melakukan seleksi terhadap derajat pentingnya objek. Metode ini hanya

menggunakan preferensi (pilihan) khusus pada tujuan yang dapat dimodelkan dengan

menggunakan fungsi-fungsi keanggotaan fuzzy.

untuk i =

1, 2, …,i-1}. Metode ini akan cocok jika sebelumnya telah diketahui derajat

(39)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Fungsi Keanggotaan Logistik

Fungsi keanggotaan logistik untuk masalah Fuzzy Linear Programming didefinisikan

sebagai :

Dimana f(x) merupakan derajat fungsi keanggotaan dari nilai spesifik parameter x,

yaitu 0 < f(x) < 1. Parameter x dipertimbangkan menjadi anggota dari bilangan fuzzy,

xL dan xU merupakan batas bawah dan batas atas dari parameter fuzzy x. B dan C

merupakan konstanta dan parameter > 0 menentukan bentuk dari fungsi

keanggotaan. Gambar 3.1 menunjukkan bentuk dari fungsi keanggotaan logistik.

Gambar 3.1 Fungsi Keanggotaan Logistik

(40)

3.2 Modifikasi Fungsi Keanggotaan Kurva-S

Modifikasi fungsi keanggotaan kurva-S adalah sebuah kasus yang khusus dari fungsi

logistik dengan nilai spesifik B, C dan α. Nilai-nilai ini harus ditemukan. Fungsi

logistik seperti yang diberikan oleh persamaan (1) dan digambarkan dalam Gambar 1

ditunjukan sebagai fungsi keanggotaan bentuk-S oleh Zadeh (1971).

Disini didefinisikan, modifikasi fungsi keanggotaan kurva-S sebagai berikut :

= (3.2)

Di mana µ adalah derajat fungsi keanggotaan. Notasi α menentukan bentuk dari

fungsi keanggotaan , di mana α > 0. Semakin besar parameter α, semakin

berkurang kekaburan terjadi.

Gambar 3.1 menunjukkan modifikasi kurva-S. Fungsi keanggotaan ini

didefinisikan ulang sebagai 0.001 ≤ . Rentang ini dipilih karena dalam

pasokan produksi pendapatan dan polusi tidak perlu selalu 100% dari kebutuhan. Pada

saat yang sama total pendapatan dan total polusi tidak akan 0%. Oleh karena itu,

dianjurkan ada rentang antara dan sebagai 0.001 ≤ . Konsep ini

(41)

29

Gambar 3.2 Modifikasi Fungsi Keanggotaan Kurva-S

Akan diskalakan ulang sumbu x pada xa = 0 dan xb

Nilai B, C dan diperoleh dari persamaan (3.2) seperti :

= 1 untuk mencari nilai dari B, C

dan :

B = 0.999 (1 + C) (3.3)

= 0.001 (3.4)

Dengan mensubsitusikan persamaan (3.3) ke persamaan (3.4) diperoleh :

= 0.001 (3.5)

Dari persamaan (3.5) didapat :

α = ln (3.6)

Karena nilai B dan bergantung pada C, maka dibutuhkan satu kondisi untuk

mendapatkan nilai B, C dan .

(42)

= 2 (3.7)

Diperoleh :

= 2 ln

(3.8)

Subsitusi persamaan (3.6) dan persamaan (3.7) ke dalam persamaan (3.8), diperoleh :

2 ln = ln (3.9)

(0.998 + 1.998C)2

C =

(3.11)

= C(998 + 999C) (3.10)

C = 0.001001001

Dalam hal ini nilai C harus positip, jadi dari persamaan (3.11) diperoleh nilai C =

0,001001001 dan dari persamaan (3.3) dan (3.6), B = 1 dan α = 13,81350956.

Modifikasi fungsi keanggotaan kurva-S ini mempunyai bentuk yang mirip

dengan fungsi logistik dan merupakan bagian dari fungsi tangent hyperbolic. Tetapi

fungsi ini lebih mudah diatasi dari pada tangent hyperbola. Dan lagi, fungsi

keanggotaan trapezodial dan triangular merupakan penaksiran dari fungsi logistik

(Vasant, 2004). Oleh karena itu, fungsi-S ini dipertimbangkan yang lebih tepat untuk

menunjukkan level tujuan yang samar yang mana seorang pembuat keputusan

mempertimbangkan pelaksanaan solusinya. Selanjutnya, hal ini juga dapat

dimungkinkan bahwa modifikasi fungsi keanggotaan kurva-S berganti bentuknya

berdasarkan dari nilai-nilai parameternya. Maka seorang pembuat keputusan dapat

mampu menyalurkan strateginya pada perencanaan persediaan produksi yang fuzzy

menggunakan parameter-parameter ini. Karena itu, modifikasi fungsi keanggotaan

(43)

31

3.3 Parameter Sumber Daya Fuzzy

Dalam hal ini, pertama akan diambil persamaan dari parameter sumber daya fuzzy.

Persamaan ini yang akan digunakan untuk menghasilkan nilai fuzzy dari parameter

yang maksudkan.

Fuzzy Resource Parameter .

Dari persamaan (3.1), pada interval ,

Maka diperoleh :

Karena adalah variabel sumber daya yang fuzzy pada persamaan (3.12),

maka disimbolkan i

Fungsi keanggotaan dari serta interval fuzzy, ke dari diberikan

(44)

3.4 Contoh Numerik

Permasalahan Perencanaan Persediaan Produksi terbatas dengan variabel kontinu yang

dinyatakan seperti :

Sebuah Perusahaan memiliki sebuah pabrik, yang menghasilkan 3 Produk.

1. Untuk menghasilkan 1 unit Produk I, dibutuhkan 2 kg M1, 3 kg M2, dan 4 kg

M3

2. Untuk menghasilkan 1 unit Produk II, dibutuhkan 8 kg M .

1, dan 1 kg M2

3. Untuk menghasilkan 1 unit Produk III, dibutuhkan 4 kg M

.

1, 4 kg M2, dan 2 kg

M3

Banyaknya bahan baku yang tersedia adalah material M .

1 sebanyak 100 kg, material

M2 sebanyak 50 kg, dan material M3

Konstribusi keuntungan Produk I sebesar $5/unit, Produk II sebesar $10/unit, Produk

III sebesar $12/unit. Namun selama proses produksi, 1 unit produk I menghasilkan 1

satuan polusi, 1 unit produk II menghasilkan 2 satuan polusi, dan 1 unit produk III

menghasilkan 2 satuan polusi. Tujuan Perusahaan adalah ingin memaksimalkan

pendapatan sekaligus meminimalkan total polusi berbahaya yang dihasilkan. sebanyak 50 kg.

= jumlah Produk II yang dibuat;

3

Permasalahan ini dapat diekspresikan sebagai multi-objective linear

programming, sebagai berikut :

= jumlah Produk III yang dibuat;

(45)

33

Penyelesaian :

Apabila diselesaikan satu per satu :

Maksimumkan : Z

Dengan bantuan slack variabel, maka persamaan dapat ditulis menjadi :

(46)

Tabel 3.1 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Kasus 1)

min = 12,5, maka variabel yang akan meninggalkan basis adalah variabel x5

kemudian digantikan dengan variabel x3. Angka kunci (elemen pivot) yang diperoleh

= 4, maka tabel simpleks yang baru adalah :

Table 3.2 Tabel Simpleks untuk Solusi yang Baru (Kasus 1)

(47)

35

Imin

Diperoleh I =

min = 7,1, maka variabel yang akan meninggalkan basis adalah variabel x4

kemudian digantikan dengan variabel x2

Tabel 3.3 Tabel Simpleks untuk Solusi Akhir (Kasus 1)

. Angka kunci (elemen pivot) yang diperoleh

= 7, maka tabel simpleks yang baru adalah :

Cj 5 10 12 0 0 0 Harga

< 0, dengan demikian telah dicapai penyelesaian

(48)

Dengan batasan :

Dengan bantuan slack variabel, maka persamaan dapat ditulis menjadi :

Maksimumkan : Z0 = x1 + 2x2 + 2x3 + 0x4 + 0x5 + 0x

Tabel 3.4 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Kasus 2)

(49)

37

Dari tabel dapat dilihat tidak ada zj – cj

x

≥ 0, dengan demikian diperoleh penyelesaian

optimal yaitu :

Pada kasus 1 diperoleh penghasilan maksimum $200, namun disisi lain juga

menghasilkan 35,71 satuan polusi. Pada kasus 2 polusi yang diperoleh 0 satuan polusi,

namun hal itu juga menunjukkan $0 pendapatan. = 0

Seperti yang diketahui, kedua tujuan ini saling bertolak belakang satu sama

lain. Disaat memaksimumkan pendapatan, polusi meningkat. Disaat meminimumkan

polusi, pendapatanpun minim. Untuk menunjukkan sebuah solusi yang

dikompromikan yang berkenaan pada kekaburan dan derajat kepuasan, perusahaan

memberikan kebijakan sebagai berikut :

Goal 1 : Harus menahan paling sedikit 75% dari pendapatan maksimum ($150).

Goal 2 : Harus tidak melebihi 30 satuan polusi untuk total polusi, tetapi lebih baik lagi

jika tidak menimbulkan polusi sama sekali.

Goal 3 : Rentang dari total pendapatan dan total polusi berbahaya harus minim.

Rentang ini disebut sebagai fuzzy band.

Dua tujuan pertama akan dimodelkan ke dalam fuzzy linear programming dan

modifikasi fungsi keanggotaan kurva-S.

Model fuzzy linear programming untuk masalah perencanaan persediaan

(50)

Di mana , j = 1, 2, 3., 0 < < 1, 0 < < .

C = 0,001001001, B = 1, dan = 13,81.

Pada persamaan (3.13), setelah menukar antara parameter sumber daya yang

bernilai fuzzy dan parameter non-fuzzy dan , nilai terbaik dari fungsi objektif

pada level tertentu dari mencapai ketika :

untuk i = 1, 2, 3, 4. ; j = 1, 2, 3. (3.15)

Penyelesaian persamaan di atas menggunakan teknik program linier.

Tabel 3.5 Input Data untuk Pendapatan

(51)

39

x1, x2, x3

Setelah diselesaikan dengan metode simpleks menggunakan software QM diperoleh :

≥ 0

Setelah diselesaikan dengan metode simpleks menggunakan software QM diperoleh :

(52)

Tabel 3.6 Input Data untuk Polusi

Setelah diselesaikan dengan metode simpleks menggunakan software QM diperoleh :

(53)

41

Setelah diselesaikan dengan metode simpleks menggunakan software QM diperoleh :

≥ 0

total pendapatan, adalah minimum total pendapatan dan adalah jarak antara

total pendapatan. adalah maksimum total polusi, adalah minimum total

polusi dan adalah jarak untuk polusi berbahaya. Fuzzy band untuk pendapatan

dan polusi diberikan sebagai berikut :

Tabel 3.7 Fuzzy Band untuk Total Pendapatan

(54)

Tabel 3.8 Fuzzy Band untuk Total Polusi

Proses berhenti pada iterasi ke 3. Hal ini dikarenakan minimum polusi sudah

melebihi batas 30 ton meskipun nilai dari fuzzy band = 3,53 adalah yang terkecil,

namun hal itu juga berarti goal ke-2 dilanggar. Oleh karena itu, iterasi ke-3

memberikan hasil yang cukup baik untuk maksimum total pendapatan dan minimum

total polusi. Hasil dari tabel 3.8 menunjukkan bahwa total pendapatan maksimum

adalah 194,73 dan total polusi minimum adalah 23,21 pada 99% tingkat kepuasan

dengan tingkat kekaburan = 13,81.

Menurut Zimmermann dan Carlsson dalam pada Vasant (2004), solusi yang

nyata tepat berada pada tingkat kepuasan 50% dalam lingkungan fuzzy.Tabel 3.9 dan

3.10 memberikan solusi fuzzy untuk optimal pendapatan dan optimal polusi yang

berkenaan dengan kekaburan dan tingkat kepuasan.

Tabel 3.9 Optimal Polusi dan Tingkat Kepuasan

(55)

43

Tabel 3.9 Optimal Pendapatan dan Tingkat Kepuasan

( = 13.81)

Dari tabel 3.8 dan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa total polusi pada tingkat

kepuasan 50% adalah 28,90 satuan polusi, di mana goal ke-2 terpenuhi. Total

pendapatan pada tingkat kepuasan 50% adalah $173,09, di mana goal pertama juga

(56)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari studi literatur ini dapat disimpulkan :

1. Fuzzy Linear Programming (FLP) merupakan alat yang sederhana dan sesuai

untuk permasalahan multi-objective dibandingkan dengan metode lain.

2. Tujuan dalam memformulasikan bentuk baru dari fungsi keanggotaan kurva-S

yang modifikasi pada masalah perencanaan persediaan produksi yang terbatas

telah tercapai.

3. Kemudahan dari fungsi keanggotaan kurva-S yang modifikasi dalam aplikasinya

pada permasalahan dunia nyata telah dibuktikan melalui analisis, serta sangat

memudahkan juga dalam pengambilan keputusan.

4.2 Saran

1. Model ini dapat diperluas pada situasi lainnya tidak hanya pada perencanaan

persediaan produksi tetapi pada bidang yang lain juga dengan sedikit atau tanpa

modifikasi.

2. Model ini juga dapat diperluas untuk banyaknya tujuan dengan memasukkan

hanya satu penambahan pembatas ke dalam kumpulan pembatas untuk setiap

(57)

45

DAFTAR PUSTAKA

Hadiguna, R.A, dan Machfud., 2008. “ Model Perencanaan Produksi pada Rantai

Pasok Crude Palm Oil dengan Mempertimbangkan Preferensi Pengambil

Keputusan”. Jurnal Teknik Industri, Volume 10 Nomor 1: hal. 38-49.

Kusumadewi. Sri. dan Purnomo, Hari. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung

Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nasendi, B. D. Dan Effendi Anwar. 1985. Program Linier dan Variasinya, Jakarta : P.

T. Gramedia.

Siringoringo, Hotniar., 2005, Seri Teknik Riset Operasional. Pemrograman Linier.

Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sutapa, Nyoman., 2000. “Masalah Program Linier Fuzzy dengan Fungsi Keanggotaan

Linier”. Jurnal Teknik Industri, Volume 2 Nomor 1: hal. 28-33.

Zadeh, L. A., 1971. “Similiarity Relation and Fuzzy Orderings”. Information science ;

3 : 177-206.

Vasant, P.M., 2003. “Aplication of Fuzzy Linear Programing in Production Planing.”

Fuzzy Optimization and Decision Making, Volume 3, hal. 229-241.

Vasant, P.M., 2004. “Aplication of Multi Objective Fuzzy Linear Programing in

Supply Production Planing Problem.” Jurnal teknologi, 40(D) : 37-48.

Vasant, P.M., 2006. “Fuzzy Production Planing and its Application to Decision

Gambar

Tabel 2.1 Bentuk Tabel Simpleks
Tabel 2.2 Bentuk Awal Tabel Simpleks Sebelum Pivoting
Tabel 2.3 Bentuk Awal Tabel Simpleks Sesudah Pivoting
Tabel 2.4 Tabel Simpleks untuk Solusi Awal (Iterasi 0)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 21 (dua puluh satu) hari dan penyumbatan 14 (empat belas) hari.. Kerusakan harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 28

Pembelajaran Pengayaan : Berdasarkan analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk

Untuk pengujian aktivitas enzim proteolitik ekstraseluler yang diproduksi oleh sel Eschericia coli dengan sistem induksi pada kondisi optimum yaitu pH buffer fosfat 0,058 M =

Wahyu Widodo, MS selaku dosen pembimbing I yang telah banyak mencurahkan perhatiannya, memberikan waktu, pikirannya untuk membimbing dan selalu memberikan nasehat kepada

Konsep asuransi adalah konsep yang menyangkut jasa pertanggungan atau pengelolaan resiko dan juga pertanggungan ulang resiko hal tersebut sesuai dengan Pasal 1

Cara ini biasanya tidak terlalu mengancam para pesaing dan karenanya bisa menjadi suatu cara yang lebih efektif untuk meningkatkan penjualan yang berbasis pada merek atau..

Yang pertama pada dimensi tangibles (Ketampakan Fisik) sarana dan prasarana di Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan sudah cukup baik, pengguna jasa